Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

ANATOMI TELINGA
Diajukan untuk memenuhi tugas Anatomi Fisiologi
Dosen Pembimbing : Margono, S.Pd., APP., MSc

Disusun Oleh
Kelompok 2 :

Endah Kurniatun P07124219002


Nurul Aulya Dewi Sopyani P07124219007
Sophia Rosa Rizqi Anisa P07124219012
Zaida Rahma Hilmawati P07124219018
Asy-syfa Maulida Putri P07124219024
Nimas Wahyu Timur P07124219029
Windie Aprilia P07124219039
Estu Nur Hidayah P07124219041

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karna atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami bisa menyelesaikan “Makalah Anatomi Fisiologi
tentang Anatomi Telinga”
” Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan “Makalah Anatomi Fisiologi tentang Anatomi Telinga”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki Makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga “Makalah Anatomi Fisiologi tentang
Anatomi Telinga” ini dapat memberi manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Yogyakarta, Mret 2020

i
Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................1
C. Tujuan Pembuatan Makalah ....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
BAB III PENUTUP.........................................................................................................15
A. Kesimpulan............................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks
(pendengaran dan keseimbangan. Indera pendengaran berperan penting pada
partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting
untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan
mendengar. Telinga berfungsi sebagai alat keseimbangan karena memiliki
organ berupa tiga saluran setengah lingkaran atau canalis semi sirkularis.
Pengaturan keseimbangan di dalam telinga dalam diatur oleh aparatus
vetibularis yang memberikan informasi penting untuk sensasi keseimbangan
dan untuk koordinasi gerakan-gerakan mata dan posisi tubuh.
Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah
dan telinga bagian dalam. Telinga bagian luar teridiri dari; pinna (daun
telinga) dan meatus auditory eksterna. Telinga bagian tengah merupakan
rongga timpani yang berisi tiga tulang pendengaran yaitu malleus, inkus dan
stapes. Sementara telinga bagian dalam terdapat labirin oseus yang
didalamnya terdapat cairan endolimf dan labirin membran yang diidalamnya
terdapat cairan perilimf. Kedua cairan tersebut berperan sebagai media
penghantar agar terjadi proses mendengar dan untuk keseimbangan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagian-bagian dari organ panca indera pendengar beserta penjelasan dan
fungsi-fungsinya.
2. Menjelaskan cara kerja dari organ telinga.
3. Menjelaskan kelainan-kelainan pada organ telinga.
4. Menjelaskan cara merawat telinga yang benar.
C. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Untuk mengetahui bagian-bagian dari organ panca indera pendengar,
yaitu telinga
2. Untuk mengetahui cara kerja dari organ telinga

1
3. Untuk mengetahui kelainan yang dapat terjadi di telinga
4. Untuk mengetahui cara merawat telinga yang benar

2
BAB II
PEMBAHASAN

Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks


(pendengaran dan keseimbangan. Indera pendengaran berperan penting pada
partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk
perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi
dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.
Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga bagian luar, telinga bagian
tengah dan telinga bagian dalam. Telinga bagian luar teridiri dari; pinna (daun
telinga) dan meatus auditory eksterna. Telinga bagian tengah merupakan rongga
timpani yang berisi tiga tulang pendengaran yaitu malleus, inkus dan stapes.
Sementara telinga bagian dalam terdapat labirin oseus yang didalamnya terdapat
cair ANATOMI an endolimf dan labirin membran yang diidalamnya terdapat
cairan perilimf. Kedua cairan tersebut berperan sebagai media penghantar agar
terjadi proses mendengar dan untuk keseimbangan.

3
1. Anatomi Telinga Luar (Auris Eksterna)
Telinga luar terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius
eksternus, dipisahkan dari telinga tengah oleh membrana timpani. Telinga
terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat
ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak
dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu
pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis
auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi
temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan
ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup
mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 cm. Sepertiga
lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit
terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis.
Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam
kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi
substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri
telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen
nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi
kulit.
a. Aurikula/Pinna/Daun Telinga
Menampung gelombang suara datang dari luar masuk ke dalam telinga.
Suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga
ke gendang telinga. Gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi
oleh kulit, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga luar.
b. Meatus Akustikus Eksterna/External Auditory Canal ( Liang Telinga )
Saluran penghubung aurikula dengan membrane timpani panjangnya
±2,5 cm yang terdiri tulang rawan dan tulang keras, saluran ini
mengandung rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat, khususnya
menghasilkan secret – secret berbentuk serum. Kulit dalam kanal
mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi
substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan
diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga.

4
Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan
perlindungan bagi kulit. MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap
perubahan kelembaban dan temperature yang dapat mengganggu
elastisitas membrane timpani. Fungsi dari daun telinga dan liang telinga
adalah mengumpulkan bunyi yang berasal dari sumber bunyi.
2. Anatomi Telinga Bagian Tengah (Auris Media)
Telinga tengah merupakan rongga udara diisi dengan tulang temporal
yang terbuka ke udara luar melalui tuba estachius ke nasofaring dan melalui
nasofaring ke lingkungan luar. Tuba Eustachius ini biasanya tertutup, tetapi
selama menelan, mengunyah, dan menguap ia akan membuka, untuk menjaga
tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga tetap sama. Tuba juga
berfungsi sebagai drainase untuk sekresi.
Membrana timpani terletak pada akhir kanalis aurius eksternus dan
menandai batas lateral telinga. Membran ini berdiameter sekitar 1 cm dan
selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga
tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang
telinga tengah) dihubungkan dengan nasofaring melalui tuba eustachii, dan
berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang
temporal.
Tiga tulang pendengaran, maleus, inkus, dan stapes, terletak di telinga
tengah. Manubrium (pegangan maleus) adalah melekat pada belakang
membran timpani. Kepala dari maleus melekat pada dinding telinga tengah,
dan bagian pendeknya melekat pada inkus, yang pada akhirnya berartikulasi
dengan kepala stapes. Plat kaki pada stapes terpasang oleh ligamentum
melingkar pada dinding jendela oval. Dua otot kerangka kecil, tensor timpani
dan stapedius, juga terletak di telinga tengah. Kontraksi membrane timpani
akan menarik manubrium maleus medial dan mengurangi getaran dari
membran timpani; kontraksi terakhir menarik kaki stapes dari stapes keluar
dari jendela oval.
a. Membrane Timpani
Membran timpani merupakan selaput gendang telinga penghubung antara
telinga luar dengan telinga tengah, berupa jaringan fibrous tempat

5
melekat os malleus. Terdiri dari jaringan fibrosa elastic, bentuk bundar
dan cekung dari luar.
Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah
liang telinga danterlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas
disebut Pars flaksida (MembranShrapnell), sedangkan bagian bawah Pars
Tensa (membrane propia). Pars flaksida hanyaberlapis dua, yaitu bagian
luar ialah lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalamdilapisi oleh
sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran napas. Pars tensa
mempunyai satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat
kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier dibagian luar
dan sirkuler pada bagian dalam. Bayangan penonjolan bagian bawah
maleus pada membrane timpani disebut umbo. Dimembran timpani
terdapat 2 macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut inilah yang
menyebabkan timbulnya reflek cahaya yang berupa kerucut.
Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran dengan menarik garis searah
dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu
di umbo, sehingga didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang,
bawahdepan serta bawah belakang, untuk menyatakan letak perforasi
membrane timpani. Membrane timpani berfungsi menerima getaran suara
dan meneruskannya pada tulangpendengaran.
b. Kavum Timpani
Rongga timpani adalah bilik kecil berisi udara. Rongga ini terletak
sebelah dalam membrane timpani atau gendang telinga yang memisahkan
rongga itu dari meatus auditorius exsterna. Rongga itu sempit serta
memiliki dinding tulang dan dinding membranosa, sementara pada
bagian belakangnya bersambung dengan antrum mastoid dalam prosesus
mastoideus pada tulang temporalis, melalui sebuah celah yang disebut
aditus. Prosesus mastoideus adalah bagian tulang temporalis yang
terletak di belakang telinga, sementara ruang udara yang berada pada
bagian atasnya adalah antrum mastoideus yang berhubungan dengan
rongga telinga tengah. Infeksi dapat menjalar dari rongga telinga tengah
hingga antrum mastoid dan dengan demikian menimbulkan mastoiditis.

6
c. Antrum Timpani
Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak di bagian bawah
samping dari kavum timpani. Dilapisi oleh mukosa yang merupakan
lanjutan dari lapisan mukosa kavum timpani. Rongga ini berhubungan
dengan beberapa rongga kecil yang disebut sellula mastoid yang terdapat
dibelakang bawah antrum di dalam tulang temporalis.
d. Tuba Eustakhius
Tuba Eusthakius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju
naso-faring, lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua
sisi gendang telinga dapat diatur seimbang melalui meatus auditorius
externa, serta melalui tuba Eusthakius ( faring timpanik ). Celah tuba
Eusthakius akan tertutup jika dalam keadaan biasa, dan akan terbuka
setiap kali kita menelan. Dengan demikian tekanan udara dalam ruang
timpani dipertahankan tetap seimbang dengan tekanan udara dalam
atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya
tekanan udara dapat dihindarkan. Adanya hubungan dengan nasofaring
ini, memungkinkan infeksi pada hidung atau tenggorokan dapat menjalar
masuk ke dalam rongga telinga tengah.
e. Tulang – Tulang Pendengaran
Tulang – tulang pendengaran merupakan tiga tulang kecil (osikuli) yang
tersusun pada rongga telinga tengah seperti rantai yang bersambung dari
membrane timpani menuju rongga telinga dalam. Ketiga tulang tersebut
adalah malleus, incus dan stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya
oleh persendian, otot dan ligament yang membantu hantaran suara. Ada
dua jendela kecil ( jendela oval dan bulat ) di dinding medial jendela
tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian
dataran kaki stapes menjejak pada jendela oval, dimana suara
dihantarkan ke telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke luar
getaran suara. Malleus, merupakan tulang pada bagian lateral, terbesar,
berbentuk seperti martil dengan gagang yang terkait pada membrane
timpani, sementara kepalanya menjulur ke dalam ruang timpani. Incus,
atau landasan adalah tulang yang terletak di tengah. Sendi luarnya

7
bersendi dengan malleus, berbentuk seperti gigi dengan dua akar,
sementara sisi dalamnya bersensi dengan sebuah tulang kecil, yaitu
stapes.
Stapes, atau tulang sanggurdi, adalh tulang yang dikaitkan pada inkus
dengan ujungnya yang lebih kecil, sementara dasarnya yang bulat
panjang terkait pada membrane yang menutup fenestra vestibule atau
tingkap jorong.
Rangkaian tulang – tulang ini berfungsi untuk mengalirkan getaran suara
dari gendang telinga menuju rongga telinga dalam.
3. Anatomi Telinga Dalam (Auris Interna)
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ
untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis),
begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis)
semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis
semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi
posterior, superior dan lateral terletak membentuk sudut 90 derajat satu sama
lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ
akhir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan
seseorang.
Labyrinth terdiri dari dua bagian, yang satu terletak dalam yang lainnya.
Labirin tulang adalah serangkaian saluran kaku sedangkan didalamnya
terdapat labirin membran. Di dalam saluran ini, dikelilingi oleh cairan yang
disebut perilymph, adalah labirin membran. Struktur membran lebih kurang
serupa dengan bentuk saluran tulang. Bagian ini diisi dengan cairan yang
disebut endolymph, dan tidak ada hubungan antara ruang yang berisi
endolymph dengan ruangan yang dipenuhi dengan perilymph.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm
dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk
pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, labirin
membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang
berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui
aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, sakulus,

8
dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan korti. Labirin
membranosa berisi cairan yang dinamakan endolimfe. Terdapat
keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga
dalam. Banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini
terganggu. Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga
dalam di dalam kanalis dan merangsang sel-sel rambut labirin membranosa.
Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vestibular
nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan linear
merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris
yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis
auditorius internus, nervus koklearis (akustik), yang muncul dari koklea,
bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis
semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus
kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis
auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis
auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang
otak.
a. Koklea
Bagian koklea dari labirin adalah tabung melingkar yang pada manusia
berdiameter 35 mm. Sepanjang panjangnya, membran basilaris dan
membran Reissner's membaginya menjadi tiga kamar (scalae). Skala
vestibule dan skala timpani berisi perilymph dan berkomunikasi satu
sama lain pada puncak koklea melalui lubang kecil yang disebut
helicotrema. Skala vestibule berakhir pada jendela oval, yang ditutup
oleh kaki stapes dari stapes. Skala timpani berakhir pada jendela bulat,
sebuah foramen di dinding medial dari telinga tengah yang ditutup oleh
membran timpani fleksibel sekunder. Skala media, skala koklea ruang
tengah, kontinu dengan labirin membran dan tidak berkomunikasi dengan
dua scalae lainnya. Skala ini berisi endolymph.
b. Organ Korti
Organ korti yang terletak di membran basilaris, merupakan struktur yang
berisi sel-sel rambut yang merupakan reseptor pendengaran. Organ ini

9
memanjang dari puncak ke dasar koklea dan memiliki bentuk spiral.
Ujung dari sel-sel rambut menembus lamina, membran retikuler yang
didukung Rod of Corti. Sel-sel rambut yang diatur dalam empat baris:
tiga baris sel rambut luar lateral ke terowongan dibentuk oleh Rod of
Corti, dan satu baris sel rambut dalam medial terowongan. Ada 20.000
sel rambut luar dan sel-sel rambut 3500 masing-masing bagian dalam
koklea manusia. Meliputi sel rambut adalah membran tectorial tipis,
kental, tapi elastis di mana ujung rambut luar tertanam.
Pada koklea terdapat sambungan yang erat di antara sel-sel rambut dan
sel-sel phalangeal berdekatan. Sambungan ini mencegah endolymph dari
mencapai dasar sel. Namun, membran basilaris relatif permeabel untuk
perilymph dalam skala timpani, dan akibatnya, terowongan dari organ
Corti dan dasar sel-sel rambut bermandikan perilymph. Karena
sambungan ketat yang serupa, hal ini juga sama dengan sel-sel rambut di
bagian lain dari telinga bagian dalam, yaitu endolymph dibagian tengah,
sedangkan basis mereka bermandikan perilymph.
c. Vestibulum
Vestibulum merupakan bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum
ini membuka fenestra ovale dan fenestra rotundum dan pada bagian
belakang atas menerima muara kanalis semisirkularis. Vestibulum telinga
dalam dibentuk oleh sakulus, utrikulus, dan kanalis semisirkularis.
Utrikulus dan sakulus mengandung macula yang yang diliputi oleh sel –
sel rambut. Yang menutupi sel – sel rambut ini adalah suatu lapisan
gelatinosa yang ditembus oleh silia, dan pada lapisan ini terdapat pula
otolit yang mengandung lapisa kalsium dan dengan berat jenis yang lebih
besar daripada endolimfe. Karena pengaruh gravitasi maka gaya dari
otolit akan membengkokan silia sel – sel rambut dan menimbulkan
rangsangan pada reseptor.
d. Jalur Saraf
Dari inti koklea, impuls pendengaran keluar melalui berbagai jalur ke
colliculi inferior, pusat refleks pendengaran, dan melalui corpus
geniculate medial di thalamus ke korteks pendengaran. Informasi dari

10
kedua telinga menyatu, dan pada semua tingkat yang lebih tinggi
sebagian besar neuron menanggapi input dari kedua belah pihak. Korteks
pendengaran primer, daerah Brodmann's 41, adalah di bagian superior
lobus temporal. Pada manusia, itu terletak di celah sylvian dan tidak
terlihat pada permukaan otak. Dalam korteks pendengaran primer,
neuron yang paling menanggapi masukan dari kedua telinga, tetapi ada
juga strip dari sel-sel yang dirangsang oleh masukan dari telinga
kontralateral dan dihambat oleh masukan dari telinga ipsilateral. Ada
beberapa tambahan daerah menerima pendengaran, seperti ada daerah
menerima beberapa sensasi kutan. Daerah asosiasi pendengaran
berdekatan dengan area penerima primer pendengaran yang luas. Bundel
olivocochlear adalah bundel serat eferen terkemuka di setiap saraf
pendengaran yang timbul dari kedua ipsilateral dan kompleks olivary
kontralateral unggul dan berakhir terutama di sekitar basis dari luar sel-
sel rambut organ Corti.
e. Kanalis Semisirkularis
Di setiap sisi kepala, kanal-kanal semisirkularis tegak lurus satu sama
lain, sehingga mereka berorientasi pada tiga ruang. Di dalam tulang
kanal, kanal-kanal membran tersuspensi dalam perilymph. Struktur
reseptor, yang ampullaris crista, terletak di ujung diperluas (ampula) dari
masing-masing kanal selaput. crista Masing-masing terdiri dari sel-sel
rambut dan sel sustentacular diatasi oleh sebuah partisi agar-agar
(cupula) yang menutup dari ampula. Proses dari sel-sel rambut yang
tertanam di cupula, dan dasar sel-sel rambut dalam kontak dekat dengan
serat-serat aferen dari divisi vestibular dari syaraf vestibulocochlear.
f. Utrikulus dan Sakulus
Dalam setiap labirin membran, di lantai utricle, ada organ otolithic
(makula). Makula lain terletak pada dinding saccule dalam posisi
semivertical. Macula mengandung sel-sel sustentacular dan sel rambut,
diatasi oleh membran otolithic di mana tertanam kristal karbonat
kalsium, otoliths. Otoliths, yang juga disebut otoconia atau telinga debu,
mempunyai panjang berkisar 3 - 19 μ. Prosesus dari sel-sel rambut yang

11
tertanam di dalam membran. Serat saraf dari sel-sel rambut bergabung
yang berasal dari krista di divisi vestibular dari syaraf vestibulocochlear.

g. Sel Rambut
Sel-sel rambut yang di telinga bagian dalam memiliki struktur umum.
Setiap tertanam dalam epitel terdiri dari pendukung atau sel
sustentacular, dengan bagian akhirnya berhubungan dengan neuron
aferen. Memproyeksikan dari ujung apikal adalah proses 30-150
berbentuk batang, atau rambut. Kecuali dalam koklea, salah satu,
kinocilium, adalah silia benar tetapi nonmotile dengan sembilan pasang
mikrotubulus keliling lingkaran dan sepasang pusat mikrotubulus (lihat
Bab 1). Ini adalah salah satu proses terbesar dan memiliki dipukuli
akhir. kinocilium ini hilang dalam sel-sel rambut dalam koklea pada
mamalia dewasa. Namun, proses lainnya, yang disebut stereocilia, yang
hadir di semua sel-sel rambut. Mereka memiliki inti yang terdiri dari
filamen aktin paralel. aktin ini dilapisi dengan berbagai isoform myosin.
Dalam rumpun proses pada setiap sel, ada struktur yang teratur.
Sepanjang sumbu terhadap kinocilium itu, peningkatan stereocilia
semakin tinggi; sepanjang sumbu tegak lurus, semua stereocilia adalah
ketinggian yang sama.
h. Elektrik
Potensi selaput sel-sel rambut adalah sekitar -60 mV. Ketika stereocilia
didorong ke arah kinocilium, potensi membran menurun menjadi sekitar
-50 mV. Ketika bundel proses didorong dalam arah yang berlawanan, sel
hyperpolarized. Menggusur proses dalam arah tegak lurus terhadap
sumbu ini tidak memberikan perubahan potensial membran, dan
menggusur proses dalam arah yang pertengahan antara kedua arah
menghasilkan depolarisasi atau hyperpolarization yang proporsional
dengan sejauh mana arah yang menuju atau jauh dari kinocilium. Dengan
demikian, rambut proses menyediakan mekanisme untuk menghasilkan
perubahan potensial membran yang proporsional dengan arah dan jarak
bergerak rambut.

12
i. Pembentukan Potensial Aksi pada Serabut Saraf Aferen
Seperti disebutkan di atas, proses proyeksi sel-sel rambut ke endolymph
sedangkan basis bermandikan perilymph. Pengaturan ini diperlukan
untuk produksi normal potensi generator. perilymph ini terbentuk
terutama dari plasma. Di sisi lain, endolymph terbentuk di media skala
oleh vascularis stria dan memiliki konsentrasi tinggi K + dan konsentrasi
rendah Na +. Sel di vascularis stria memiliki konsentrasi tinggi Na +-K +
ATPase. Selain itu, tampak bahwa ada K electrogenic unik + pompa di
vascularis stria, yang menjelaskan kenyataan bahwa media skala yang
elektrik positif sebesar 85 mV relatif terhadap vestibule skala dan skala
timpani.
Sangat halus proses yang disebut link ujung mengikat ujung stereocilium
setiap sisi tetangga yang lebih tinggi, dan di persimpangan di sana
tampaknya saluran kation mekanis sensitif dalam proses yang lebih
tinggi. Ketika stereocilia pendek didorong ke arah yang lebih tinggi,
waktu buka dari kenaikan saluran. K+ kation yang paling berlimpah di
endolymph-dan Ca2+ masuk melalui saluran tersebut dan menghasilkan
depolarisasi. Masih ada ketidakpastian yang cukup tentang peristiwa
berikutnya. Namun, satu hipotesis adalah bahwa motor molekul di
tetangga yang lebih tinggi langkah berikutnya saluran menuju dasar,
melepaskan ketegangan di link ujung. Ini menyebabkan saluran untuk
menutup dan memungkinkan pemulihan keadaan istirahat. Motor
ternyata adalah berbasis myosin
Depolarisasi sel rambut menyebabkan mereka untuk merilis
neurotransmitter, mungkin glutamin, yang memulai depolarisasi dari
tetangga neuron aferen.
K+ yang masuk ke sel-sel rambut melalui saluran kation mekanis sensitif
didaur ulang. Memasuki sel sustentacular dan kemudian melewati ke sel
sustentacular lain dengan cara sambungan ketat. Pada koklea, akhirnya
mencapai vascularis stria dan dikeluarkan kembali ke endolymph,
melengkapi siklus.
Fungsi Gendang Telinga Bagi Manusia

13
Dibagian telinga terdapat gendang telinga. Gendang telinga tersebut
memiliki Fungsi yang pertama adalah untuk menerima getaran suara dari luar
yang tersalur lewat liang telinga. Tidak sampai pada penerimaans saja, gendang
telinga berfungsi untuk tahap selanjutnya.
Setelah menerima getaran suara maka masih ada fungsi gendang telinga
yang berikutnya. Gendang telinga berfungsi untuk mengubah getaran suara
tersebut secara mekanis. Fungsi gendang telinga selanjutnya adalah menyalurkan
getaran ke tulang-tulang pendengaran.
Getaran suara yang diterima bisa disalurkan ke telinga tengah akibat
perubahan getaran suara secara mekanik pada gendang telinga. Perubahan tersebut
mengakibatkan gendang telinga bisa menggetarkan tulang-tulang pendengaran
sehingga getaran tersalurkan.
Getaran tersebut pun akhirnya bisa sampai ke telinga dalam hingga menuju
otak untuk diproses informasinya. Fungsi gendang telinga juga sebagai pembatas
antara telinga luar dan tengah. Ini penting untuk mencegah serangga masuk ke
dalam telinga tengah

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Indera pendengar dan keseimbangan manusia terdapat di dalam
telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu :
1. Telinga luar, yang terdiri dari pinna (daun telinga) dan meatus
auditory eksterna. Berfungsi sebagai penerima gelombang suara.
2. Telinga tengah, yang berisi tiga tulang pendengaran yaitu malleus,
inkus dan stapes. Dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke
tulang dan oleh tulang ke telinga dalam.
3. Telinga dalam, terdapat labirin oseus. Bagian ini berfungsi sebagai
pengubah getaran menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui
nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga
mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan
keseimbangan.
Pendengaran merupakan indera mekanoreseptor karena telinga
memberikan respon terhadap getaran gelombang suara yang terdapat di
udara. Faktor utama yang menyokong kepekaan telinga adalah sistem
mekanik dari telinga luar dan telinga tengah, yang satu mengumpulkan
suara dan kedua menyalurkan ke telinga bagian dalam.
Telinga dapat mengalami penurunan fungsi pendengaran jika pada
salah satu fisiologinya mengalami kerusakan. Penyakit telinga dapat
terjadi karena berbagai hal, mulai dari penumpukan kotoran telinga hingga
infeksi. Kondisi ini membuat bagian-bagian telinga menjadi terganggu dan
menyebabkan penurunan fungsi pendengaran, baik pada anak-anak
maupun orang dewasa. Salah satunya adalah ketulian yang diakibatkan
pecahnya gendang telinga. Oleh karena itu, diharapkan kita dapat menjaga
dan selalu merawat indera pendengaran supaya tetap dalam kondisi
normal.

15
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah dengan berpedoman
pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu, kami
mengharapkan kritik dan saran mengenai isi dari makalah di atas.

16
DAFTAR PUSTAKA

Potter dan Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta.EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai