Anda di halaman 1dari 9

PEMBERIAN OBAT TOPIKAL

 BAIQ ALDA BENITA WANA


 ERIKA
 HENDRA PRATAMA YUDHA
 LALU AGIT MEYKO HANDI
 NI KADEK DWI KRISNAYANTI
 PURNATIKA
 SANG AYU MADE WAHYUDIANI
 TRI PUTRANTO M.A
 Obat-obatan topical adalah jenis obat yang dimaksudkan untuk
memberikan reaksi atau pengaruh langsung pada tempat tertentu atau
secara lokal.

 Pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat secara lokal


dengan cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran
area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum. Obat yang biasa
digunakan untuk pemberian obat topikal pada kulit adalah obat yang
berbentuk krim, lotion, atau salep.
A. PEMAKAIAN PADA KULIT

Obat dapat diberikan pada kulit dengan cara digosokkan,


disemprotkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan melakukan
perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan Tujuan pemberian
kulit yang terjadi. pada kulit:

o Krim dengan antibiotic sering digunakan pada luka bakar


atau ulkus dekubitus. Krim adalah produk berbasis air  Untuk
dengan efek mendinginkan dan emolien. mempertahankan
o Salep dapat digunakan untuk melindungi kulit dari iritasi hidrasi
atau laserasi kulit akibat kelembaban kulit pada kasus
inkontenansia urin atau fekal.  Melindungi permukaan
o Losion adalah suspensi berair yang dapat digunakan pada kulit
permukaan tubuh yang luas dan pada daerah berbulu.  Mengurangi iritasi kulit
o Obat transdermal adalah obat yang dirancang untuk larut
 Mengatasi infeksi
kedalam kulit untuk mendapatkan efek sistemik. Tersedia
dalam bentuk lembaran.
B. Tetes mata

• Mata adalah organ yang berperan dalam proses penglihatan. Lapisan luar mola
mata disebut sclera. Cornea adalah bagian sclera transparan di bagian depan bola
mata. Sclera merupakan kumpulan serat yang kuat, sedangkan cornea mudah
rusak oleh trauma. Oleh sebab itu, pemakaian obat jarang diarahkan langsung ke
bola mata. Karena pemakaian langsung tak dapat dilakukan ke cornea yang
sensitive, pemberian obat secara instilasi pada mata dapat dilakukan pada bagian
conjungtiva bagian bawah.

• Obat tetes mata digunakan untuk memperoleh pengaruh local, seperti


pembersihan atau kontraksi pupil untuk pemeriksaan dan mengobati infeksi.
C. Instilasi telinga

Obat yang berupa cairan diteteskan pada liang telinga untuk memperoleh pengaruh
local seperti melembutkan lilin telinga, mengurangi rasa sakit, mengefektifkan
anastesi local, membunuh organisme yang mengganggu pada organ telinga.

D. Instalasi Hidung

Obat tetes pada hidung umumnya diberikan pada pasien yang mengalami keradangan
hidung (rhinitis). Untuk melakukan instilasi hidung, pasien dibantu duduk dengan
kepala ditarik kebelakang atau berbaring dengan kepala miring ke belakang dibantu
dengan bantal sebagai pengganjal. Posisi ini memungkinkan larutan yang akan kelura
mengalir kembali kedalam rongga hidung.
E. Pemberian melalui Vagina

 Vagina merupakan kanal selaput berotot yang memanjang dari bagian luar tubuh
pada vulva sampai cervix utari. Dalam keadaan sehat, vagina sedikit sekali
mengandung pathogen tetapi banyak mengandung organisme non-pathogen.
Organisme non-pathogen tersebut penting karena melindungi vagina dari serangan
pathogen.

 Penggunaan obat pada vagina bertujuan untuk mendapatkan efek terapi serta
mengobati saluran vagina dan serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan
supositoria. Yang digunakan untuk mengobati infeksi local.
F. Pemberian melalui rectum

Obat suppositoria atau rectal medication diberikan melalui anus dan berbentuk
seperti peluru atau cairan. Diberikan untuk mengatasi keluhan sistemik atau
sebagai laksatif bila klien mengalami konstipasi.

Namun, obat antiemetik dapat juga diberikan melalui rectal bila pemberian
dengan cara yang lain tidak berhasil. Cairan enema diberikan melalui rectal
dengan menggunakan alat khusus.

Cairan enema terdiri dari gliserin cair, sejumlah 100 mL dan dibiarkan sebentar
sekitar 5 – 10 menit, sebelum akhirnya klien merasa ingin defekasi.

Anda mungkin juga menyukai