• Mata adalah organ yang berperan dalam proses penglihatan. Lapisan luar mola
mata disebut sclera. Cornea adalah bagian sclera transparan di bagian depan bola
mata. Sclera merupakan kumpulan serat yang kuat, sedangkan cornea mudah
rusak oleh trauma. Oleh sebab itu, pemakaian obat jarang diarahkan langsung ke
bola mata. Karena pemakaian langsung tak dapat dilakukan ke cornea yang
sensitive, pemberian obat secara instilasi pada mata dapat dilakukan pada bagian
conjungtiva bagian bawah.
Obat yang berupa cairan diteteskan pada liang telinga untuk memperoleh pengaruh
local seperti melembutkan lilin telinga, mengurangi rasa sakit, mengefektifkan
anastesi local, membunuh organisme yang mengganggu pada organ telinga.
D. Instalasi Hidung
Obat tetes pada hidung umumnya diberikan pada pasien yang mengalami keradangan
hidung (rhinitis). Untuk melakukan instilasi hidung, pasien dibantu duduk dengan
kepala ditarik kebelakang atau berbaring dengan kepala miring ke belakang dibantu
dengan bantal sebagai pengganjal. Posisi ini memungkinkan larutan yang akan kelura
mengalir kembali kedalam rongga hidung.
E. Pemberian melalui Vagina
Vagina merupakan kanal selaput berotot yang memanjang dari bagian luar tubuh
pada vulva sampai cervix utari. Dalam keadaan sehat, vagina sedikit sekali
mengandung pathogen tetapi banyak mengandung organisme non-pathogen.
Organisme non-pathogen tersebut penting karena melindungi vagina dari serangan
pathogen.
Penggunaan obat pada vagina bertujuan untuk mendapatkan efek terapi serta
mengobati saluran vagina dan serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan
supositoria. Yang digunakan untuk mengobati infeksi local.
F. Pemberian melalui rectum
Obat suppositoria atau rectal medication diberikan melalui anus dan berbentuk
seperti peluru atau cairan. Diberikan untuk mengatasi keluhan sistemik atau
sebagai laksatif bila klien mengalami konstipasi.
Namun, obat antiemetik dapat juga diberikan melalui rectal bila pemberian
dengan cara yang lain tidak berhasil. Cairan enema diberikan melalui rectal
dengan menggunakan alat khusus.
Cairan enema terdiri dari gliserin cair, sejumlah 100 mL dan dibiarkan sebentar
sekitar 5 – 10 menit, sebelum akhirnya klien merasa ingin defekasi.