Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Obat

ialah

suatu

bahan

atau

paduan

bahan-bahan

yang

dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,


mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau
hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan
manusia. Kep. MenKes RI No. 193/Kab/B.VII/71
Penggolongan obat menurut cara pemberiannya ada beberapa macam
diantaranya melalui Oral, injeksi intravena, intramuscular, intracutan,
subcutan. Selain dikemas dalam bentuk injeksi maupun untuk diminum
melalui mulut (Oral) ada beberapa obat yang digunakan secara topical
seperti lotion, liniment, ointment, pasta, bubuk, tetes (instilasi), serta
dalam bentuk irigasi baik mata, hidung, telinga, vagina, maupun rektum.
1.2.

Rumusan Masalah
2. Apa definisi obat-obatan topical?
3. Apa saja jenis obat topical?
4. Bagaimana tata cara penggunaan obat secara topical?

2.3.

Tujuan
Untuk mengetahui definisi obat topical
Untuk mengetahui macam-macam obat topical
Untuk mengetahui tata cara menggunakan obat topical

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Pengertian Obat-obatan Topikal


Obat-obatan topical adalah jenis obat yang dimaksudkan untuk
memberikan reaksi atau pengaruh langsung pada tempat tertentu atau
secara lokal. Obat jenis ini tidak digunakan untuk oral ataupun injeksi.
Obat jenis ini dapat mengakibatkan reaksi toksik apabila diabsorbsi
kedalam sistim peredaran darah. Namun obat ini dapat bermanfaat apabila
digunakan pada kulit atau membrane mukosa. Agens topical di gunakan
untuk mengobati berbagai gangguan dalam area yang terlokalisasi.
Beberapa bentuk obat ini dipersiapkan untuk diabsorbsi kulit guna
memberikan dampak secara sistemik. Bila tempat pemakian mudah
dijangkau seperti kulit, suatu obat mudah diletakkan diatasnya. Namun
bila tempatnya merupakan rongga, seperti hidung, atau bagian tertutup

seprti mata, maka diperlukan alat untuk pemakian mekanis untuk


memasukkan obat.
2.2.

Macam-macam Penggunaan Obat Topikal


Pada umumnya obat topical adalah obat yang digunakan pada kulit
atau membrane mukosa untuk memberikan pengaruh local pada bagian
tubuh. Namun dalam tata cara penggunaannya terbagi menjadi beberapa
macam meliputi:

2.3

Pemakaian pada kulit


Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang terdiri dari
epidermis dan dermis. Epidermis merupakan jaringan terluar pada organ
kulit. Ketebalan epidermis pada seluruh tubuh berbeda-beda. Epidermis
paling tebal terletak pada telapak tangan dan telapak kaki.
Secara terbatas dan selektif, penyerapan zat memang terjadi pada kulit.
Pada kulit normal, obat diserap ke garis kelenjar sebum. Obat dapat
diberikan pada kulit dengan cara digosokkan, disemprotkan. Hal ini
dilakukan dengan tujuan melakukan perawatan kulit atau luka, atau
menurunkan gejala gangguan kulit yang terjadi
Krim dengan antibiotic sering digunakan pada luka bakar atau ulkus
dekubitus. Krim adalah produk berbasis air dengan efek mendinginkan dan
emolien. Mengandung bahan pengawet untuk mencegah pertumbuhan
bakteri dan jamur, tetapi bahan pengawet tertentu dapat menyebabkan
sensitisasi

dan

dermatitis

kontak

alergi.Krim

kurang

berminyak

dibandingkan salep dan secara kosmetik lebih baik ditoleransi.


Salep dapat digunakan untuk melindungi kulit dari iritasi atau laserasi kulit
akibat kelembaban kulit pada kasus inkontenansia urin atau fekal. Salep
tidak mengandung air, mereka adalah produk berbasis minyak yang dapat
membentuk lapisan penutup diatas permukaan kulit yang membantu kulit

untuk mempertahankan air. Salep nenghidrasi kulit yang kering dan


bersisik serta meningkatkan penyerapan zat aktif, dan karena itu berguna
dalam kondisi kulit kering kronis. Salep tidak mengandung bahan
pengawet.
Losion adalah suspensi berair yang dapat digunakan pada permukaan
tubuh yang luas dan pada daerah berbulu. Losion memiliki efek
mengeringkan dan mendinginkan.
Obat transdermal adalah obat yang dirancang untuk larut kedalam kulit
untuk mendapatkan efek sistemik. Tersedia dalam bentuk lembaran.
Lembaran obat tersebut dibuat dengan membran khusus yang membuat zat
obat menyerap perlahan kedalam kulit. Lembaran ini juga dapat sekaligus
mengontrol frekuensi penggunaan obat selama 24 72 jam
Tujuan pemberian pada kulit, yaitu :
Untuk mempertahankan hidrasi
Melindungi permukaan kulit
Mengurangi iritasi kulit
Mengatasi infeksi
Tindakan
Alat & Bahan :
Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim, aerosal, sprei)
Pinset anatomis
Kain kasa
Balutan
Pengalas
Air sabun, air hangat
Sarung tangan
Prosedur Kerja :
Cuci tangan
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan tindakan
Gunakan sarung tangan
Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila
terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis

Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti


mengoleskan atau mengompres
Jika diperlukan, tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah
diobati
Cuci tangan
Penyerapan obat pada permukaan kulit terhalang oleh lapisan luar kulit
yang bersifat protektif dan zat berlemak yang melindungi garis kelenjar
yang menyebabkan sulitnya penetrasi. Prinsip steril dalam tata cara
pemberian obat dapat memudahkan penyerapan obat oleh kulit.
2.4.

Tetes mata
Mata adalah organ yang berperan dalam proses penglihatan.
Lapisan luar mola mata disebut sclera. Cornea adalah bagian sclera
transparan di bagian depan bola mata. Sclera merupakan kumpulan serat
yang kuat, sedangkan cornea mudah rusak oleh trauma. Oleh sebab itu,
pemakaian obat jarang diarahkan langsung ke bola mata. Kelenjar
lacrimae yang menghasilkan airmata terletak di salah satu sisi tulang
depan hidung. Kelenjar tersebut mengalirkan sekresinya menuj saluran
membuka di kantong conjungtiva. Saluran tersebut meneruskan limpahan
cairan ke hidung dibawah injerior concha. Karena pemakaian langsung tak
dapat dilakukan ke cornea yang sensitive, pemberian obat secara instilasi
pada mata dapat dilakukan pada bagian conjungtiva bagian bawah.
Obat tetes mata digunakan untuk memperoleh pengaruh local, seperti
pembersihan atau kontraksi pupil untuk pemeriksaan dan mengobati
infeksi. Tipe larutan tetes tergantung pada tujuan instilasi.
Kelopak mata dilap bersih sebelum instilasi agar steril. Buka kantung
conjungtiva bagian bawah kemudian lakukan instilasi. Pemberian obat
secara instilasi tidak boleh dilakukan pada kornea karena dapat berisiko

merusak cornea. Pasien diminta menutup kelopak mata dan menggerakkan


matanya untuk meratakan cairan yang telah diteteskan
2.5.

Instilasi telinga
Obat yang berupa cairan diteteskan pada liang telinga untuk
memperoleh pengaruh local seperti melembutkan lilin telinga, mengurangi
rasa sakit, mengefektifkan anastesi local, membunuh organisme yang
mengganggu pada organ telinga. Liang telinga pasien yang akan di
instilasi diluruskan, dan obat tetes dijatuhkan pada bagian sisi liang
telinga. Pasien diposisikan berbaring pada posisi miring dengan telinga
yang akan di instilasi berada di bagian atas. Pasien tetap berbaring
beberapa menit setelah instilasi guna mencegah tumpahnya obat dari liang
telinga.

2.6.

Instilasi hidung
Obat tetes pada hidung umumnya diberikan pada pasien yang
mengalami keradangan hidung (rhinitis). Untuk melakukan instilasi
hidung, pasien dibantu duduk dengan kepala ditarik kebelakang atau
berbaring dengan kepala miring ke belakang dibantu dengan bantal
sebagai pengganjal. Posisi ini memungkinkan larutan yang akan kelura
mengalir kembali kedalam rongga hidung. Setelah itu lakukan instilasi
sesuai dosis obat. Pasien diinstruksikan tetap menjaga posisinya selama
beberapa menit dan menjaga larutan agar tetap didalam rongga hidung
setelah proses instilasi untuk mencegah tumpahnya cairan obat kedalam
oropharynx.

2.7.

Pemberian melalui Vaginal


Vagina merupakan kanal selaput berotot yang memanjang dari
bagian luar tubuh pada vulva sampai cervix utari. Dalam keadaan sehat,

vagina sedikit sekali mengandung pathogen tetapi banyak mengandung


organisme non-pathogen. Organisme non-pathogen tersebut penting
karena melindungi vagina dari serangan pathogen.
Penggunaan obat pada vagina bertujuan untuk mendapatkan efek terapi
serta mengobati saluran vagina dan serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk
krim dan supositoria. Yang digunakan untuk mengobati infeksi local.
Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal recumbent. Bersihkan alat
kelamin pasien, kemudian renggangkan labia minora dengan tangan kiri.
Kemudian obat sepanjang sepanjang dinding kanal vaginal posterior
sampai 7,5-10 cm. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisum
dan labia.
Anjurkan pasien tetap dalam posisi selama beberapa saat agar obat
bereaksi.
2.8.

Pemberian melalui rectum


Obat suppositoria atau rectal medication diberikan melalui anus
dan berbentuk seperti peluru atau cairan. Diberikan untuk mengatasi
keluhan sistemik atau sebagai laksatif bila klien mengalami konstipasi.
Namun, obat antiemetik dapat juga diberikan melalui rectal bila pemberian
dengan cara yang lain tidak berhasil. Cairan enema diberikan melalui
rectal dengan menggunakan alat khusus. Cairan enema terdiri dari gliserin
cair, sejumlah 100 mL dan dibiarkan sebentar sekitar 5 10 menit,
sebelum akhirnya klien merasa ingin defekasi.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Penggolongan obat menurut cara pemberiannya ada beberapa macam diantaranya
secara topical. Obat-obatan topical adalah jenis obat yang dimaksudkan untuk
memberikan reaksi atau pengaruh langsung pada tempat tertentu atau secara lokal.
Obat jenis ini tidak digunakan untuk oral ataupun injeksi karena dapat
mengakibatkan reaksi toksik apabila diabsorbsi kedalam sistim peredaran darah.
Pada umumnya obat topical adalah obat yang digunakan pada kulit atau
membrane mukosa untuk memberikan pengaruh local pada bagian tubuh. Dalam
penggunaannya, pemberian obat secara topical dapat dilakukan melalui kulit,
instilasi mata, hidung, telinga, melalui vagina ataupun rectum.

Anda mungkin juga menyukai