Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“PEMBERIAN OBAT TOPIKAL”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

NAMA ANGGOTA

1. ANISA TIARA PUTRI (P07120119007)


2. FEBRIAN ADHA HIDAYAT (P07120119013)
3. HANIZA MAWARNI (P07120119016)
4. IBNU QOYYIM AL-JAUZIAH (P07120119018)
5. KARMILA (P0712011900)
6. LILIYANA AMALIA CARDOVA (P07120119025)
7. MARTIA DWI RETNO (P07120119026)
8. RIZKA NUZOFA LESTARI (P07120119040)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN D3 KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehinggakami dapat menyelesaikan makalah KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH II yang berjudul “Pemberian Obat Topikal”. Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati kami menerima adanya kritik dan saran yang dapat membangun dari
pihak manapun demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata kami ucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Mataram, 4 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah memberi obat yang aman dan akurat
kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki
masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat
menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping
yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat
tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.

Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek
samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat dengan tepat,
memantau respon klien, dan membantu klien untuk menggunakannya dengan benar dan
berdasarkan pengetahuan.

Oleh karena itu, pada makalah ini akan di bahas salah satu rute pemberian obat, yaitu rute
pemberian obat secara topikal, memberikan obat pada pasien dengan mengoleskan ke kulit.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, penyusun membagi rumusan masalah menjadi
beberapa bagian, diantaranya:

1. Apa pengertian dari pengobatan secara topikal ?


2. Bagaimana anatomi fisiologi dari kulit ?
3. Apa tujuan dari pengobatan topikal?
4. Bagaimana klasifikasi pemberian obat secara topikal ?
5. Bagaimana prosedur pemberian obat secara topikal ?
6. Apa saja yang harus diperhatikan dalam pengobatan secara topikal ?
C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran tentang pengobatan dengan menggunakan tehnik topikal.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menjelaskan pengertian pengobatan secara topikal.
b. Untuk menjelaskan anatomi fisiologi dari kulit.
c. Untuk menjelaskan tujuan pengobatan secara topikal.
d. Untuk menjelaskan klasifikasi pemberian obat secara topikal.
e. Untuk menjelaskan prosedur pemberian obat secara topikal.
f. Untuk menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengobatan secara topikal.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pemberian obat secara Topikal


Pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat secara lokal dengan cara
mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran area mata, hidung, lubang telinga,
vagina dan rectum. Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat topikal pada kulit
adalah obat yang berbentuk krim, lotion, atau salep. Hal ini dilakukan dengan tujuan
melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit yang terjadi
(contoh : lotion).
Pemberian obat topikal pada kulit terbatas hanya pada obat-obat tertentu karena tidak
banyak obat yang dapat menembus kulit yang utuh. Keberhasilan pengobatan topical pada
kulit tergantung pada: umur, pemilihan agen topikal yang tepat, lokasi dan luas tubuh yang
terkena atau yang sakit, stadium penyakit, konsentrasi bahan aktif dalam vehikulum, metode
aplikasi, penentuan lama pemakaian obat, penetrasi obat topical pada kulit.
B. Anatomi Fisiologi Kulit
Kulit tersusun dari berbagai macam jaringan, termasuk pembuluh darah, kalenjar lemak,
kalenjar keringat, organ pembuluh perasa dan urat saraf, jaringan pengikat, otot polos dan
lemak. Luas permukaan kulit ± 18 kaki kuadrat dan beratnya tanpa lemak adalah ± 8 pond.
Kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1. Epidermis : untuk mencegah atau menghambat kehilangan air dari badan.
2. Dermis : bertanggung jawab dalam sifat-sifat penting dalam kulit.
3. Jaringan subkutan berlemak : bekerja sebagai bantalan dan isolator panas.

Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :

1. Lapisan tanduk (stratum corneum)


Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma
lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti,
tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air.
2. Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap
sebagai  penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari
protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat
dilewati sinar (tembus cahaya).
3. Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di
dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling
jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
4. Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan
perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus.
5. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)
Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel toraks (silinder)
dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis.

C. Tujuan Pengobatan
1. Tujuan Pemberian Obat Secara Topikal di Kulit
a. Memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut
b. Mempertahankan hidrasi lapisan kulit
c. Melindungi permukaan kulit
d. Mengurangi iritasi kulit local
e. Menciptakan anastesi local
f. Mengatasi infeksi atau iritasi
2. Tujuan Pemberian Obat secara topikal di mata
1. Untuk mengobati gangguan pada mata
2. Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
3. Untuk melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
4. Untuk mencegah kekeringan pada mata
D. Klasifikasi Obat
1. Berdasarkan bentuk
a. Lotion
Lotion ini mirip dengan shake lotion tapi lebih tebal dan cenderung lebih
emollient di alam dibandingkan dengan shake lotion. Lotion biasanya terdiri dari
minyak dicampur dengan air, dan tidak memiliki kandungan alkohol. Bisanya
lotion akan cepat mengering jika mengandung alkohol yang tinggi.
b. Shake lotion
Shake lotion merupakan campuran yang memisah menjadi dua atau tiga bagian
apabila didiamkan dalam jangka waktu tertentu. Minyak sering dicampur dengan
larutan berbasis air. Perlu dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan.
c. Cream/ Krim
Cream adalah campuran yang lebih tebal dari lotion dan akan mempertahankan
bentuknya apabila dikeluarkan wadahnya. Cream biasanya digunakan untuk
melembabkan kulit. Cream memiliki risiko yang signifikan karena dapat
menyebabkan sensitifitas imunologi yang tinggi. Cream memiliki tingkat penerimaan
yang tinggi oleh pasien. Cream memiliki variasi dalam bahan, komposisi, pH, dan
toleransi antara merek generik.
d. Salep
Salep adalah sebuah homogen kental, semi-padat, tebal, berminyak dengan
viskositas tinggi, untuk aplikasi eksternal pada kulit atau selaput lendir. Salep
digunakan sebagai pelembaban atau perlindungan, terapi, atau profilaksis sesuai
dengan tingkat oklusi yang diinginkan. Salep digunakan pada kulit dan selaput lendir
yang terdapat pada mata (salep mata), vagina, anus dan hidung. Salep biasanya sangat
pelembab, dan baik untuk kulit kering selain itu juga memiliki risiko rendah
sensitisasi akibat beberapa bahan minyak atau lemak. (Jean Smith, Joyce Young dan
patricia carr, 2005 : 684)
2. Berdasarkan Kegunaan
a. Anti infeksi topical
Contoh obat:
 Bactroban
 Cetricillin
b. Anti Jamur
Contoh obat :
 Erphamazol cream
 Canesten
c. Anti infeksi topical dengan kortikisteroid
Contoh Obat :
 Apolar-N
 Betason-N
d. Kortikosteroid topical
Contoh Obat :
 Advantan
 Apolar
E. Indikasi pengobatan secara topical
1. Pada pasien dengan mata merah akibat iritasi ringan
2. Pada pasien radang atau alergi mata.
3. Infeksi saluran napas,
4. Otitis media (radang rongga gendang telinga),
5. Infeksi kulit.
F. Kontra indikasi pengobatan secara topical
1. Pada penderita glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali
dalam pegawasan dan nasehat dokter.
2. Hipersensitivitas.
3. Diare, gangguan fungsi hati & ginjal.
4. Pada pasien ulkus.
5. Individu yang atopi (hipersensitifitas atau alergi berdasarkan kecenderungan yang
ditemurunkan).
G. Keuntungan pengobatan secara topical
Untuk efek lokal, mencegah first-pass effect serta meminimalkan efek samping
sistemik. Untuk efek sistemik, menyerupai cara pemberian obat melalui intravena (zero-
order)
H. Kerugian pengobatan secara topical
1. Secara kosmetik kurang menarik
2. Absorbsinya tidak menentu
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah ini kami dapat menarik kesimpulan bahwa pemberian obat secara
topikal dilakukan dengan mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran area mata,
hidung, lubang telinga, vagina dan rectum. Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat
topikal pada kulit adalah obat yang berbentuk krim, lotion, atau salep. Pada setiap pemberian
obat secara topil berbeda tergantung pada bentuk obat dan kegunaan dari masing-maing obat
topical.

B. Saran
Diharapkan kepada pembaca khususnya pada mahasiswa keperawatan setelah membaca
makalah ini dapat benar-benar memahami tentang obat-obatan topikal serta cara pemberian
dari obat topikal. Kemudian bagi para pembaca agar dapat memberi kritik yang sifatnya
membangun kepada penulis agar dapat memperbaiki makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutukan Dasar Klien. Jakarta : Salemba
Medika

Berman, Audrey,et al,. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier Erb. Jakarta : EGC

Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC

Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai