Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

CEKLIST PEMBERIAN OBAT TOPIKAL

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 (TINGKAT 2B)

1. MINDRATU (P07120419052)
2. MUHAMMAD HILAL ISWANDI (P07120419053)
3. NI KADEK PUJA ASTUTI (P07120419054)
4. NI MADE NONIK KARSANI (P07120419055)
5. NOFITA AFIANI ARSIH (P07120419056)
6. NUR AINI MUFIDA(P07120419057)
7. PUSPITA OKTAFANI ( P07120419058)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN


PROG RAM STUDI SARJANA TERAPAN PROGAM PROFESI

TAHUN 2021

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa.
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “PEMBERIAN OBAT TOPIKAL”. Terima kasih kami ucapkan
kepada Dosen Pengajar yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusun, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga
laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Mataram, 27 Februari 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................3

A. Definisi Pemberian Obat Topikal.................................................................3


B. Tujuan Pemberian Obat Topikal..................................................................3
C. Klasifikasi Obat Topikal..............................................................................3
D. Indikasi.........................................................................................................8
E. Kontrak Indikasi...........................................................................................8
F. Prosedur Kerja..............................................................................................8
G. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan..............................................................13

BAB III. PENUTUP.............................................................................................14

A. Kesimpulan................................................................................................14
B. Saran...........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. “Kep.
Menkes RI No. 193/Kab/B.VII/71”.
Obat topikal merupakan salah satu bentuk obat yang sering dipakai
dalam terapi dermatologi. Obat ini terdiri dari vehikulum (bahan pembawa) dan
zat aktif. Kecermatan memilih bentuk sediaan obat topikal yang sesuai dengan
kondisi kelainan kulit merupakan salah satu faktor yang berperan dalam
keberhasilan terapi topikal, di samping faktor lain seperti : konsentrasi zat aktif
obat, efek fisika dan kimia, cara pakai, lama penggunaan obat agar diperoleh
efikasi yang maksimal dan efek samping minimal.
Selain dikemas dalam bentuk untuk diminum. Beberapa jenis obat
dikemas dalam bentuk obat luar seperti lotion, liniment, dan bubuk yang
biasanya dipakai untuk pengobatan gangguan dermatologis misalnya gatal-gatal,
kulit kering, infeksi dan lain-lain. Obat yang diberikan melalui kulit dan
membrane mukosa pada prinsipnya menimbulkan efek lokal. Pemberian topikal
dilakukan dengan mengoleskannya di suatu daerah kulit, memasang balutan
lembab, merendam bagian tubuh dengan larutan, atau menyediakan air mandi
yang dicampur obat.
Obat topikal juga dikemas dalam bentuk obat tetes (instilasi) yang
dipakai untuk tetes mata, telinga, atau hidung serta dalam bentuk untuk irigasi
baik mata, telinga, hidung, vagina, maupun rectum. Dalam memberikan
pengobatan kita sebagai perawat harus mengingat dan memahami prinsip enam
benar agar kita dapat terhindar dari kesalahan dalam memberikan obat, namun
ada sebaiknya kita mengetahui peran masing-masing profesi yang terkait dengan
upaya pengobatan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi pemberian obat topikal?
2. Apa tujuan dari pemberian obat topikal?
3. Apa saja klasifikasi obat topikal?
4. Apa saja indikasi dari pemberian obat topikal?
5. Apa saja kontraindikasi dari pemberian obat topikal?
6. Bagaimana prosedur pemberian obat topikal?
7. Apa saja yang harus diperhatikan dalam pemberian obat topikal?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari pemberian obat topikal.
2. Untuk mengetahui tujuan dari pemberian obat topikal.
3. Untuk mengetahui klasifikasi obat topikal.
4. Untuk mengetahui indikasi dari pemberian obat topikal.
5. Untuk mengetahui kontraindikasi dari pemberian obat topikal.
6. Untuk mengetahui prosedur pemberian obat topikal.
7. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian obat
topikal.
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI PEMBERIAN OBAT TOPIKAL


Pemberian obat topikal adalah pemberian obat secara lokal dengan cara
mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran area mata, hidung,
lubang telinga, vagina dan rectum. Obat yang biasa digunakan untuk pemberian
obat topikal pada kulit adalah obat yang berbentuk krim, lotion, atau salep. Hal
ini dilakukan dengan tujuan melakukan perawatan kulit atau luka, atau
menurunkan gejala gangguan kulit yang terjadi.
Pemberian obat topikal pada kulit terbatas hanya pada obat-obatan
tertentu karena tidak banyak obat yang dapat menembus kulit yang utuh.
Keberhasilan pengobatan topikal pada kulit tergantung pada umur, pemilihan
agen topikal yang tepat, lokasi dan luas tubuh yang terkena atau yang sakit,
stadium penyakit, konsentrasi bahan aktif dalam vehikulum, metode aplikasi,
penentuan lama pemakaian obat, penetrasi obat topikal pada kulit.

B. TUJUAN PEMBERIAN OBAT TOPIKAL


Pemberian obat secara topikal bertujuan untuk :
1. Memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut
2. Mempertahankan hidrasi lapisan kulit
3. Melindungi permukaan kulit
4. Mengurangi iritasi kulit lokal
5. Menciptakan anastesi lokal
6. Mengatasi infeksi atau iritasi

C. KLASIFIKASI OBAT
1. Berdasarkan Bentuk
a. Lotion
Lotion ini mirip dengan shake lotion tapi lebih tebal dan
cenderung lebih emollent dialam dibandingkan dengan shake lotion.
Lotion biasanya terdiri dari minyak dicampur dengan air dan tidak
memiliki kandungan alkohol. Biasanya lotion akan cepat mengering jika
mengandung alkohl yang tinggi.
b. Shake Lotion
Shake lotion merupakan campuran yang memisah menadi 2 atau
3 bagian apabila didiamkan dalam jangka waktu tertentu. Minyak sering
dicampur dengan larutan berbasis air. Perlu dikocok terlebih dahulu
sebelum digunakan.
c. Krim
Krim adalah campuran yang lebih tebal dari lotion dan akan
mempertahankan bentuknya apabila dikeluarkan wadahnya. Krim
biasanya digunakan untuk melembabkan kulit. Krim memiliki risiko
yang signifikan karena dapat menyebabkan sensitifitas imunologi yang
tinggi. Krim memiliki tingkat penerimaan yang tinggi oleh pasien. Krim
memiliki variasi dalam bahan, komposisi, pH, dan toleransi antara merk
generik.
d. Salep
Salep adalah sebuah sebuah homogen kental, semi-padat, tebal,
berminyak dengan viskositas tinggi, untuk aplikasi eksternal pada kulit
atau selaput lendir. Salep digunakan sebagai pelembaban atau
perlindungan, terapi, atau profilaksis sesuai dengan tingkat oklusi yang
diinginkan. Salep digunakan pada kulit dan selaput lendir yang terdapat
pada mata (salep mata), vagina, anus dan hidung. Salep biasanya sangat
lembab dan baik untuk kulit kering selain itu juga memiliki risiko rendah
sensitisasi akibat beberapa bahan minyak atau lemak.
2. Berdasarkan Kegunaan
a. Anti Infeksi Topikal
Contoh Obat :
1) BACTROBAN
a) Komposisi : Mupirocin Calcium
b) Indikasi : Terapi topikal infeksi sekuder pada lesi kulit
traumatik.
c) Dianjurkan : Dewasa & anak-anak (oleskan 3x / hari selama
10 hari).
d) Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap mupirocin
e) Peringatan : Tidak untuk digunakan pada mata atau hidung.
Hindari kontak mata, gunakan dengan hati-hati jika ada gangguan
ginjal.
f) Efek Samping :Rasa panas, gatal, tersengat, eritema.
2) CETRICILLIN
a) Komposisi : Tiap gram krim mengandung cetrimide 5 mg
(5%) dasar krim sampai 1 gr
b) Indikasi : Antiseptik yang digunakan pada luka-luka ringan
karena sengatan matahari.
c) Kontarindikasi: Bagi penderita yang hipersensitif terhadap
cetrimide.
d) Cara Pemakaian : Ditempat yang sejuk dan terlindung dari
cahaya
e) Kemasan : Tube @ 15 gr

b. Anti Jamur
Contoh Obat :
1) ERPHAMAZOL CREAM
a) Komposisi : Setiap 5 gr erphamazol cream mengandung 1%
klotrimasol
b) Indikasi : Cream ini sangat baik untuk pengobatan
dermatofitosis atau penyakit jamur yang disebabkan antara lain
oleh trichophyton, epidermophyton, microsporum, candida
albicans malassezia furfur. Jadi sangat baik untuk :
1. Jamur pada kulit kepala (tineacapitis)
2. Jamur kutu (tinea ungulum / onychomycosis)
3. Jamur pada lipatan-lipatan tubuh/ sela-sela jari (cutaneous
candidiasis)
4. Panu (tinea versicolor) dan infeksi jamur lainnya (mis : tinea
corporis, tinea cruris, dll)
c) Efek Samping : Bila digunakan konsentrasi besar akan menjadi
iritasi dan rasa terbakar pada kulit
d) Cara Pemakaian : Oleskan erphamazol cream tipis-tipis
pada bagian yang sakit 2-3 x sehari, lamanya pengobatan
berbeda-beda tergantung dari jenis dan luasnya penyakit.
Biasanya berkisar 1-2 minggu.
e) Kemasan : Tube @ 5 gr erphamazol cream simpanlah di
tempat yang sejuk dan terlindung dari matahari
2) CANESTEN
a) Komposisi : Clotrimazole
b) Indikasi :
1 Krim : Dermatomikosis disebabkan oleh dermatofit ragi,
jamur dan fungi lain, pritriasis versikolor, eritrasma.
2 Bubuk : Kandidiasis krim candida albicans, pityriasi
versicolor, tinea pedis, tinea cruris, tinea corporis.
c) Dianjurkan :
1. Krim : Oleskan 2-3 x/hari
2. Bubuk : Gunakan 1-2 x/hari
d) Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap klotrimazol
e) Peringatan : Hamil trimester-1, laktasi
f) Efek Samping : Eritema, rasa tersengat, kulit melepuh atau
mengelupas, gatal, ultikaria, rasa terbakar dan iritasi kulit.

c. Anti Infeksi Topikal Dengan Kortikosteroid


Contoh Obat :
1) APOLAR-N
a) Komposisi : Per gram desolide 0,5 mg. Neomycin sulfat 5
mg.
b) Indikasi : Dermatitis terinfeksi, dermatitis atopik,
dermatitis seborok, pruritus pada anus dan vagina, autitis
eksterna.
c) Dianjurkan : Oleskan 2 – 3x /hari.
d) Kontraindikasi: Herpes Simpleks, cacar air, TBC kulit, penyakit
kulit karena cipilis, dan ulkus kulit.
e) Peringatan : Hindari pemakaian jangka lama pada permukaan
kulit yang luas.
2) BETASON-N
a) Komposisi : Beta methason, valerat 0,1 %, neomysin sulfat
0,5 %
b) Indikasi : Eksim pada bayi, dermatitis atopik, alergi
pesoriasis, neuro dermatitis
c) Dianjurkan : Oleskan pada lesi 2x / hari.
d) Peringatan : Pemakaian jangka panjang atau untuk
profillaksis, kambuh kembali jika dihentikan secara mendadak,
hindari kontak dengan mata, kerusakan kulit berat.
e) Efek Samping : Kulit kering, pruritus, iritasi, rasa nyeri
atau terbakar sementara (ringan sampai sedang), perubahan atrofi
lokal pada kulit, pemakaian jangka panjang dan intensif
(hiperkoltisme), gatal, folikulitis, hipertrikosis, erupsi seperti
agne.
d. Kortikosteroid Topikal
Contoh Obat :
1) ADVANTAN
a) Komposis : Methylprednisolone aceponate
b) Indikasi : Dermatitis atopik (ekzema endogenus,
neurodermatitis, neuradermatitis), ekzema kontak, degeneratif,
dishidrotik, vulgaris & ekzema pada anak.
c) Dianjurkan : Oleskan 1x / hari. Lama terapi ; Dewasa < 12
minggu, Anak-anak tidak > 4 minggu.
d) Kontraindikasi: TB atau sifilis pada kulit yang akan diobati,
rosasea, dermatitis, perioral dan reaksi kulit pasca vaksinasi pada
bagian kulit yang akan diobati. Hypersensitif pada
methyprednisolone. Aceponate hamil laktasi.
e) Peringatan : Penyakit kulit karena infeksi bakteri dan atau
infeksi jamur. Bayi anak, penggunaan pada bagian tubuh luas,
penggunaan jangka lama.
f) Efek Samping : Gatal, rasa terbakar, eritema, vasikulasi, atrofi,
strae, atau kondisi pada kulit yang menyerupai acne.
2) APOLAR
a) Komposisi : Desonide
b) Indikasi : Dermatitis atopik dan kontak, eksema terutama
pada anak psoriasis, dan pruritus pada anus dan vulva, eritema
akibat terbakar sinar matahari dan dermatitis lainnya.
c) Dianjurkan : 2 – 3 x/sehari
d) Kontraindikasi: Herpes Simplex, varisela, TBC kulit, dermatitis
karena sipilis dan ulkus.

D. INDIKASI PEMBERIAN OBAT TOPIKAL


1. Pada kelainan yang agak eksudatif
2. Kelainan kulit yang kering dan superfisialis
3. Infeksi lokal, dermatitis, psoriasis ringan, keloid, parut hipertrofik, alopesia
areata, aknekistik dan prurigo.

E. KONTRAINDIKASI PEMBERIAN OBAT TOPIKAL


1. Pada pasien dengan ulkus.
2. Pada pasien dengan hipersensitivitas.
3. Indivu yang atopi (hipersensitifitas atau alergi berdasarkan kecendrungan
yang ditemurunkan).

F. PROSEDUR KERJA
1. Tahap Pre interaksi
a. Persiapan Perawat
1) Mencuci tangan
2) Memakai APD
b. Persiapan Pasien
1) Memvalidasi pasien
2) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang dilakukan)
c. Persiapan alat dan bahan
1) Bengkok
2) Kom
3) Baki dan pengalas
4) Sarung tangan bersih
5) Obat topical sesuai yang dipesankan (krim, losion, aerosol, bubuk,
spray)
6) Buku obat
7) Kasa kecil (sesuai kebutuhan)
8) Sarung tangan steril
9) Lidi kapas
10) Baskom dengan air hangat, waslap, handuk, dan sabun basah
11) Kasa balutan, penutup plastic, dan plester
d. Persiapan lingkungan
1) Sampiran
2. Tahap Orientasi
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan
tindakan yang akan dilaksanakan
d. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien atau keluarganya
e. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak
mengancam.
f. Klien atau keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
g. Privacy klien selama komunikasi dihargai
h. Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan, dan perhatian serta
respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
i. Membuat kontrak ( waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan )
3. Tahap kerja
a. Cek order dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja, dan tempat
pemberian obat.
Rasional : memastikan bahwa obat tersebut akan diberikan dengan aman
dan akurat.
b. Cuci tangan.
Rasional : mengurangi transmisi mikroorganisme.
c. Atur peralatan disamping tempat tidur klien.
Rasional : agens topical biasanya tidak disiapkan diruang obat.
d. Tutup gorden atau pintu ruangan.
Rasional : memberikan privasi pada klien.
e. Identifikasikan klien secara tepat.
Rasional : memastikan bahwa klien yang benar menerima obat yang tepat.
f. Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area
yang akan diberikan obat.
Rasional : memberikan kemudahan pada saat pengobatan dan menjaga
privasi.
g. Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris dan
kerak pada kult (gunakan sabun basah ringan).
Rasional : menentukan perubahan kondisi kulit setelah terapi, dan
pelepasan debris menigkatkan penetrasi obat topical pada kulit sehingga
menghilangkan semua mikroorganisme.
h. Keringkan atau biarkan area mengering.
Rasional : kelembapan yang berlebihan dapat mempengaruhi daya kerja
agens topical.
i. Jika kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topical saat kulit
masih basah.
Rasional : mempertahankan kelembapan pada lapisan kilit.
j. Gunakan sarung tangan jika terdapat indikasi.
Rasional : sarung tangan steril digunakan bila obat diberikan pada lesi
kulit terbuka dan tidak terinfeksi. Sarung tangan sekali pakai mencegah
kontaminasi silang infeksi atau tertularnya lesi.
k. Oleskan agens topical :
1) Krim, salep dan losion yang mengandung minyak
a) Letakkan satu sampai dua sendok obat di telapak tangan kemudian
lunakkan dengan menggosokkan obat secara lembut diantara
kedua tangan.
Rasional : pelunakan mempermudah kita menggosokkan obat pada
kulit.
b) Usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan gerakan
memanjang searah pertumbuhan bulu.
Rasional : memastikan penyebaran obat yang merasa. Mencegah
iritasi folikel rambut.
c) Jelaskan pada klien bahwa kulit terasa berminyak setelah
pemberian obat.
Rasional : salep sering mengandung minyak.
2) Lesion yang mengandung suspense
a) Kocok wadah dengan kuat.
Rasional : agar suspense dapat tercampur dengan baik.
b) Oleskan sejumlah kecil lesion pada kasa balutan kecil dan oleskan
pada kulit serta tekan secara merata searah pertumbuhan bulu.
Rasional : metode ini memberikan lapisan bubuk pelindung pada
kulit setelah suspense mongering. Mencegah iritasi folikel rambut.
c) Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering.
Rasional : air akan menguap untuk meninggalkan lapisan tipis
bulu.
3) Bubuk
a) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh.
Rasional : meminimalkan pengembangan dan pergerasan bubuk.
b) Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit, seperti antara ibu jari
atau bagian bawah lengan.
Rasional : memperlihatkan dengan baik permukaan kulit untuk
pemberian obat.
c) Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan.
Rasional : lapisan tipis bubuk lebih mudah diserap dan
mengurangi friksi dengan meningkatkan area kelembapan
evaporasi.
4) Spray aerosol
a) Kocok wadah dengan keras.
Rasional : mencampurkan isi agar distribusi spray halus.
b) Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray
menjauh area, biasanya 15-30 cm.
Rasional : jarak yang tepat memastikan bahwa semprotan halus
menerpa permukaan kulit. Jika wadah dipegang terlalu dekat,
distribusi semprotan akan sempit dan berair.
c) Jika leher dan bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk
memalingkan wajah dari arah spray.
Rasional : mencegah inhalasi spray.
d) Semprot obat dengan merata pada bagian yang sakit, pada kasus
penyemprotan ditetapkan waktunya selama beberapa detik.
Rasional : keseluruhan area yang sakit pada kulit harus dilapisi
dengan spray yang tipis.
d) Tutup area kulit dengan balutan bila ada instruksi dokter.
Rasional : dapat membantu mencegah obat terlepas dari kulit.
e) Bantu klien pada posisi nyaman, kenakan kembali pakaian dan
tutup dengan linen tempat tidur sesuai keinginan.
Rasional : mengembalikan rasa nyaman.
f) Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan
yang sudah tidak digunakan pada tempat yang sesuai.
Rasional : mempertahankan lingkungan yang rapi pada sisi tempat
tidur.
g) Cuci tangan.
Rasional : mengurangi penularan mikroorganisme.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi perasaan klien (merasa aman dan nyaman) dan keluhan pasien.
b. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
c. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan pasien
5. Tahap Dokumentasi
Catat semua informasi yang relevan pada status pasien

G. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


1. Kaji pengetahuan klien atau pemberian perawatan tentang tindakan dan
tujuan medikasi.
2. Perhatikan kemampuan klien dalam menggunakan obat secara mandiri.
3. Waspada terhadap penggunaan obat terlalu banyak karena suatu lapisan
pada kulit mempengaruhi penyerapan obat.
4. Pastikan bahwa klien atau pemberi perawatan tahu tanda reaksi lokal agens
topikal.
5. Tekankan perlunya mencuci tangan secara menyeluruh setelah mengoleskan
agens topikal.
6. Dengan medikasi serbuk, tekankan pentingnya menghindari menghisap
serbuk.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Obat topikal adalah obat yang diberikan dengan cara mengoleskan dan
memberikan efek lokal misal pada kulit yang bertujuan untuk memperoleh
reaksi lokal dari obat tersebut, pada mata yang biasa berbentuk tetes mata yang
bertujuan untuk mengobati gangguan pada mata, untuk mendilatasi pupil pada
pemeriksaan struktur internal mata, untuk melemahkan otot lensa mata pada
pengukuran refraksi mata, untuk mencegah kekeringan pada mata dan juga
pemberian obat topikal pada telinga yang bertujuan untuk memberikan efek
terapi lokal (mengurangi peradangan, membunuh organisme penyebab infeksi
pada kanal telinga eksternal), menghilangkan nyeri.

B. SARAN
Diharapkan kepada pembaca setelah selesai membaca makalah ini
supaya dapat memahami pengertian obat topikal dan cara pemberian obat
topikal.
DAFTAR PUSTAKA

Prharjo, Rpbert.1995. Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 1.Jakarta : EGC.
Hidayat. A aziz alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Surabay :Salemba medika
Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan Dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar.
Jakarta : EGC.
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Dan
Praktik, Vol. 1, Ed. 4. Jakarta : EGC
Pandhu, Fajar. 2010. Makalah Pemberian Obat Topikal.
www.academia.edu/15184365/Makalah_Pemberian_Obat_Topikal. Diakses
Jumat, 26 februari 2021 Pukul 18.40
Dramuslimah. 2011. Pemberian Obat Topikal.
http://id.scribd.com/document/364970178/pemberian-obat-topikal. Diakses
Jumat, 26 februari 2012 Pukul 20.20
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D.IV KEPERAWATAN MATARAM

CECKLIST PEMBERIAN OBAT TOPIKAL PADA KULIT

Nama :…………………………………………………………………..
No. Mhs :…………………………………………………………………..

Aspek yang dinilai Nilai


0 1 2
DEFINISI:
Pemberian obat secara topical pada kulit adalah memberikan
obat secara local pada kulit. Pemberian obat secara topical dapat
berupa losion, salep, atau obat gosok secara local ke kulit atau
membrane mukosa.
TUJUAN :
1. Memperoleh reaksi local dari daerah tersebut.
2. Melindungi, mendinginkan, atau melunakan area
permukaan.
3. Menghangatkan area yang sakit dan juga untuk
merelaksasikan otot
4. Meredakan gatal
5. Memeriksa pertumbuhan mikroorganisme

INDIKASI :
1. Infeksi lokal
2. Dermatitis
3. Psoriasis ringan
4. Alopesia areata
5. Keloid
6. Parut hiprtrofik
KONTRAK INDIKASI
Klien yang hipersensitif terhadap cetrimide
PELAKSANAAN
Tahap Pre interaksi
1. Persiapan perawat
a. Mencuci tangan
b. Memakai APD
2. Persiapan Pasien
a. Memvalidasi pasien
b. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
dilakukan)
3. Persiapan alat dan bahan
a. Bengkok
b. Kom
c. Baki dan pengalas
d. Sarung tangan bersih
e. Obat topical sesuai yang dipesankan (krim, losion,
aerosol, bubuk, spray)
f. Buku obat
g. Kasa kecil (sesuai kebutuhan)
h. Sarung tangan steril
i. Lidi kapas
j. Baskom dengan air hangat, waslap, handuk, dan
sabun basah
k. Kasa balutan, penutup plastic, dan plester
4. Persiapan lingkungan
a. Menutup sampiran
Tahap Orientasi :
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien atau
keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam
6. Klien atau keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai
8. Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak ( waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan )
Tahap kerja :
1. Cek order dokter untuk memastikan nama obat, daya
kerja, dan tempat pemberian obat.
Rasional : memastikan bahwa obat tersebut akan
diberikan dengan aman dan akurat.
2. Cuci tangan.
Rasional : mengurangi transmisi mikroorganisme.
3. Atur peralatan disamping tempat tidur klien.
Rasional : agens topical biasanya tidak disiapkan diruang
obat.
4. Tutup gorden atau pintu ruangan.
Rasional : memberikan privasi pada klien.
5. Identifikasikan klien secara tepat.
Rasional : memastikan bahwa klien yang benar
menerima obat yang tepat.
6. Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya
membuka area yang akan diberikan obat.
Rasional : memberikan kemudahan pada saat pengobatan
dan menjaga privasi.
7. Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan
semua debris dan kerak pada kult (gunakan sabun basah
ringan).
Rasional : menentukan perubahan kondisi kulit setelah
terapi, dan pelepasan debris menigkatkan penetrasi obat
topical pada kulit sehingga menghilangkan semua
mikroorganisme.
8. Keringkan atau biarkan area mengering.
Rasional : kelembapan yang berlebihan dapat
mempengaruhi daya kerja agens topical.
9. Jika kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen
topical saat kulit masih basah.
Rasional : mempertahankan kelembapan pada lapisan
kilit.
10. Gunakan sarung tangan jika terdapat indikasi.
Rasional : sarung tangan steril digunakan bila obat
diberikan pada lesi kulit terbuka dan tidak terinfeksi.
Sarung tangan sekali pakai mencegah kontaminasi silang
infeksi atau tertularnya lesi.
11. Oleskan agens topical :
a. Krim, salep dan losion yang mengandung minyak
1) Letakkan satu sampai dua sendok the obat di
telapak tangan kemudian lunakkan dengan
menggosokkan obat secara lembut diantara kedua
tangan.
Rasional : pelunakan mempermudah kita
menggosokkan obat pada kulit.
2) Usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan
gerakan memanjang searah pertumbuhan bulu.
Rasional : memastikan penyebaran obat yang
merasa. Mencegah iritasi folikel rambut.
3) Jelaskan pada klien bahwa kulit terasa berminyak
setelah pemberian obat.
Rasional : salep sering mengandung minyak.
b. Lesion yang mengandung suspense
1) Kocok wadah dengan kuat.
Rasional : agar suspense dapat tercampur dengan
baik.
2) Oleskan sejumlah kecil lesion pada kasa balutan
kecil dan oleskan pada kulit serta tekan secara
merata searah pertumbuhan bulu.
Rasional : metode ini memberikan lapisan bubuk
pelindung pada kulit setelah suspense mongering.
Mencegah iritasi folikel rambut.
3) Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin
dan kering.
Rasional : air akan menguap untuk meninggalkan
lapisan tipis bulu.
c. Bubuk
1) Pastikan bahwa permukaan kulir kering secara
menyeluruh.
Rasional : meminimalkan pengembangan dan
pergerasan bubuk.
2) Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit,
seperti antara ibu jari atau bagian bawah lengan.
Rasional : memperlihatkan denan baik permukaan
kulit untuk pemberian obat.
3) Bubuhkan secara tipis pada area yang
bersangkutan.
Rasional : lapisan tipis bubuk lebih mudah diserap
dan mengurangi friksi dengan meningkatkan area
kelembapan evaporasi.
d. Spray aerosol
1) Kocok wadah dengan keras.
Rasional : mencampurkan isi agar distribusi spray
halus.
2) Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk
memegang spray menjauh area, biasanya 15-30
cm.
Rasional : jarak yang tepat memastikan bahwa
semprotan halus menerpa permukaan kulit. Jika
wadah dipegang terlalu dekat, distribusi
semprotan akan sempit dan berair.
3) Jika leher dan bagian atas dada harus disemprot,
minta klien untuk memalingkan wajah dari arah
spray.
Rasional : mencegah inhalasi spray.
4) Semprot obat dengan merata baga bagian yang
sakit, pada kasus penyemprotan ditetapkan
waktunya selama beberapa detik.
Rasional : keseluruhan area yang sakit pada kulit
harus dilapisi dengan spray yang tipis.
12. Tutup area kulit dengan balutan bila ada instruksi dokter.
Rasional : dapat membantu mencegah obat terlepas dari
kulit.
13. Bantu klien pada posisi nyaman, kenakan kembali
pakaian dan tutup dengan linen tempat tidur sesuai
keinginan.
Rasional : mengembalikan rasa nyaman.
14. Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang
peralatan yang sudah tidak digunakan pada tempat yang
sesuai.
Rasional : mempertahankan lingkungan yang rapi pada
sisi tempat tidur
15. Cuci tangan.
Rasional : meringan penularan mikroorganisme.
Tahap Terminasi :
16. Evaluasi perasaan klien (merasa aman dan nyaman) dan
keluhan pasien.
17. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
18. Berikan reinforcemenr sesuai dengan kemampuan pasien
Tahap Dokumentasi :
Catat semua informasi yang relevan pada status pasien
Keterangan :
0 = Tidak dikerjakan
1 = Dikerjakan tidak lengkap/tidak sempurna
2 = Dikerjakan dengan benar/sempurna

Penguji Praktek

(………………………………)

Anda mungkin juga menyukai