Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN

PENGABDIAN MASYARAKAT

HUBUNGAN KONTROL POLA HIDUP UNTUK


PENCEGAHAN ASMA PADA MASYARAKAT
DEBEGAN

Oleh:
Kelompok 1
Oktavia Depa Margareta F21076
Retha Natalia F21098
Meyra Titania Asya F21088
Amelia Ratna Vitriani F21103
Muhammad Ibnu Yasin F21111

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN
POLITEKNIK INDONUSA
SURAKARTA
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Pengabdian Masyarakat : Hubungan kontrol pola hidup untuk pencegahan asma
pada masyarakat Debegan.
Program Studi : Manajemen Informasi Kesehatan
Anggota Penngabdian (1) : 6
Nama Mahasiswa yang : 1. Oktavia Depa Margareta
Terlibat 2. Retha Natalia
3. Meyra Titania Asya
4. Amelia ratna Vitriani
5. Muhammad Ibnu Yasin
Lokasi Kegiatan Mitra : Debegan Rt.02/06 Mojosongo, Jebres, Surakarta
Jangka Waktu : 1 Hari

Surakarta, 14 November 2022

Mengetahui/Menyetujui, Ketua Pelaksana


Dosen Pendamping

Sri Suparti,S.KM.,M.Kes(Epid) Oktavia Depa Margareta


NIDN. 0618087902 NIM F21076

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Terapan MIK

Wahyu Wijaya Widiyanto, M.Kom


NIDN. 0018098602

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, atas karunia yang dilimphkan,
sehingga dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Hubungan kontrol pola
hidup untuk pencegahan asma pada masyarakat Debegan” dengan baik tanpa
suatu halangan apapun dan dapat terlaksana dengan lancar. Akan terselenggaranya
kegiatan pengabdian masyarakat ini berkat kerjasama dan dukungan berbagai
pihak, sehingga sudah sepantasnya kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Dosen Pembimbing kami Ibu Sri Suparti, S.KM., M Kes yang telah
memberikan izin kepada tim pengabdian Mahasiswa Jurusan Manajement
Informasi Kesehatan dalam melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat.
2. Ketua RT Debegan 02/06 Jebres, Mojosongo, Surakarta yang telah
memberikan kami kesempatan untuk melakukan kegiatan pengabdian ini di
desa yang Bapak pimpin.
3. Rekan-rekan tim mahasiswa Jurusan Manajemen Informasi Kesehatan sebagai
pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah melaksanakan
kegiatan ini dengan baik.
Akhir kata, kami berharap semoga hasil kegiatan pengabdian ini bermanfaat bagi
pengembangan pengetahuan mengenai Pencegahan Asma

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................


KATA PENGANTAR .....................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................................
A. Analisis Situasi .............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Nama dan Tema Kegiatan ..........................................................................
D. Tujuan ...........................................................................................................
E. Sasaran ..........................................................................................................
F. Pelaksanaan ..................................................................................................
G. Susunan panitia ............................................................................................
H. Susunan acara...............................................................................................
BAB 2 SOLUSI PERMASALAHAN
A. Pengertian Asma ..........................................................................................
B. Penyebab penyakit Asma ............................................................................
C. Penyebab kambuhnya Asma ......................................................................
D. Tanda dan gejala Asma .............................................................................
E. Cara Mencegah Asma................................................................................
F. Cara menangani kambuhnya Asma..........................................................
BAB 3 METODE PENGABDIAN
A. Solusi............................................................................................................
B. Persiapa dan pembekalan..........................................................................
C. Proses pelaksanaan ....................................................................................
D. Kerangka pemecahan masalah..................................................................
E. Metode penerapan kegiatan.......................................................................
F. Monitoring dan evaluasi kegiatan.............................................................
G. Tempat dan waktu......................................................................................
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil.............................................................................................................
B. Pembahasan.................................................................................................

3
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN...........................................................................................
B. SARAN.........................................................................................................
LAMPIRAN...................................................................................................................

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran
pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas
yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita
asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan
mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua.
Global Initiative for Asthma (2018) asma merupakan penyakit
heterogen yang ditandai dengan adanya peradangan saluran napas kronis
diikuti dengan gejala pernapasan seperti mengi, sesak napas dan batuk yang
bervariasi dari waktu ke waktu dengan intensitas yang berbeda dan
bersamaan dengan keterbatasan aliran udara saat ekspirasi.
Asma merupakan penyakit obstruksi jalan nafas, yang revelsibel dan
kronis, dengan karakteristik adanya mengi. Asma disebabkan oleh spasma
saluran bronkial atau pembengkakan mukosa setelah terpajam berbagai
stimulus. Prevelensi, morbiditas dan martalitas asma meningkat akibat dari
peningkatan polusi udara. Jadi asma atau reactive air way disease (RAD)
adalah penyakit obstruksi pada jalan napas yang bersifat reversible kronis
yang ditandai dengan bronchopasme dengan karakteristik adanya mengi
dimana trakea dan bronchi berespon secara hiperaktif terhadap stimuli
tertentu serta mengalami peradangan atau inflamasi
Asma merupakan penyakit yang manifestasinya sangat bervariasi.
Sekelompok pasien mungkin bebas dari serangan dalam jangka waktu lama
dan hanya mengalami gejala jika mereka berolahraga, terpapar alergen atau
terinfeksi virus pada saluran pernafasannya. Pasien lain mungkin mengalami
gejala yang terus-menerus atau serangan akut yang sering. Pola gejalanya
juga berbeda antar satu pasien dengan pasien lainya. Selain itu dalam satu
pasien sendiri, pola, frekuensi, dan intensitas gejala bisa bervariasi antar
waktu ke waktu.
Dapat disimpulkan bahwa pada penderita asma saluran pernapasannya
memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan

5
(bronchial hyperreactivity = hipere aktivitas saluran napas) seperti polusi
udara (asap, debu, zat kimia), serbuk sari, udaradingin, makanan, hewan
berbulu, tekanan jiwa, bau/aroma menyengat (misalnya;parfum) dan
olahraga.Selain itu terjadinya serangan asma sebagai akibat dampak penderita
mengalami infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) baik flu ataupun sinisitis.
Serangan penyakit asma juga bisa dialami oleh beberapa wanita dimasa siklus
menstruasi, hal ini sangat jarang sekali.Angka peningkatan penderita asma
dikaitkan dengan adanya faktor resiko yang mendukung seseorang menderita
penyakit asma, misalnya faktor keturunan.
Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat
mengeluarkan nafas (exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki
pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdegar
wheezing adalah penderita asma! Adanya sesak nafas sebagai akibat
penyempitan saluran bronki (bronchiale). Batuk berkepanjangan di waktu
malam hari atau cuaca dingin.Adanya keluhan penderita yang merasakan
dada sempit. Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat
berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan. Pada usia anak-
anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau leher. Selama
serangan asma, rasa kecemasanyang berlebihan dari penderita dapat
memperburuk keadaanya. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga
akan mengeluarkan banyak keringat.
Laporan riset kesehatan dasar oleh Kementrian Kesehatan RI tahun
2013 memperkirakan jumlah pasien asma di Indonesia mencapai 4.5 persen
dari total jumlah penduduk. Provinsi Sulawesi Tengah menduduki peringkat
penderita asma terbanyak sebanyak 7.8 persen dari total penduduk di daerah
tersebut.
Menurut data yang dikeluarkan WHO pada bulan Mei tahun 2014,
angka kematian akibat penyakit asma di Indonesia mencapai 24.773 orang
atau sekitar 1,77 persen dari total jumlah kematian penduduk. Setelah
dilakukan penyesuaian umur dari berbagai penduduk, data ini sekaligus
menempatkan Indonesia di urutan ke-19 di dunia perihal kematian akibat
asma. (Kartini and Pratama 2017)

6
Berdasarkan data riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
prevalensi asma untuk seluruh kelompok usia di Indonesia mencapai 2,4%
dengan presentase tertinggi yaitu provinsi DI Yogyakarta sebesar 4,5%,
sedangkan presentase di provinsi jawa tengah mencapai 4,3% dari total
penduduk jawa tengah. Sedangkan pada penelitian Riskesdas tahun 2013
didaptkan data pada anak usia kurang dari 1 tahun sebesar 1,5% dari usia 1-4
tahun 3,8%, usia 5-14 tahun 3,9%. Hasil pra penelitian yang peneliti lakukan
di Puskesmas Sibela Mojosongo 15 Desember 2014 didapatkan daata bahwa
jumlah penderita asma pada anak di Puskesmas sibela sebesar 10,24% dari
504 jumlah penderita pada Januari sampai Desember 2014. (Nawangwulan
2021)
Untuk daerah Debegan Rt 02 Rw 06 Mojosongo Jebres Surakarta
terdapat beberapa warga yang memiliki penyakit asma dengan faktor genetik
atau biasa disebut dengan faktor keturunan dan terdapat juga warga yang
menderita asma yang dicurigai karena asap rokok
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja penyebab penyakit asma?
2. Apa saja tanda dan gejala Asma?
3. Apa penyebab kambuhnya Asma?
4. Bagaimana cara menagnggulangi Asma?
C. Nama Dan Tema Kagiatan
Nama kegiatan: Pengabdian Masyarakat
Judul Kegiatan: Hubungan kontrol pola hidup untuk pencegahan asma pada
masyarakat Debegan.
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang penyakit Asma pada
masyarkat
2. Tujuan Khusus
a. mengetahui penyebab Asma pada masyarkat
b. mencegah agar asma tidak kambuh bagi penderita Asma
c. mengetahui tanda dan gejala Asma pada masyarkat

7
d. mengetahui penyebab kambuhnya Asma pada masyarkat
e. mengetahui cara menanggulangi Asma pada masyarkat
E. Sasaran
Keluarga dari penderita Asma dan Masyarakat Debegan Rt.02/06 Mojosongo,
Jebres, Surakarta
F. Pelaksanaan
Hari : Sabtu
Tanggal : 19 November 2022
Jam : 11.00-11.45 WIB
Tempat : Debegan Rt.02/06 Mojosongo, Jebres, Surakarta
G. Susunan Panitia
1. Pembimbing : Sri Suparti, M.Kes(Epid)
2. Ketua : Oktavia Depa Margareta
3. Pemateri : Meyra Titania Asya
4. Dokumentasi : Retha Natalia
5. Anggota : 1. Muhhamad Ibnu Yasin
2. Amelia Ratna
F. Susunan Acara
No. Waktu Kegiatan Pelaksana
1. 10.00-10.15 Mendata peserta Ibnu yasin
2. 10.15-10.20 Pembukaan Amelia Ratna
3. 10.20-10.25 Pembarian Materi dalam bentuk PPT Meyra Titania Asya
4. 10.25-10.45 Pembagian dan Pengisian Kuesioner Ibnu Yasin
5. 11.00-11.05 Penutupan Amelia Ratna
6. 11.05-11.10 Pemberian Konsumsi Semua Anggota

8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Asma
Asma adalah penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai
dengan sesak akibat peradangan dan penyempitan pada saluran napas. Asma
dapat diderita oleh semua golongan usia, baik muda maupun tua.
Penderita asma memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif
dibandingkan orang normal. Ketika paru-paru terpapar pemicu asma, maka
otot-otot di saluran pernapasan akan kaku sehingga membuat saluran tersebut
menyempit. Selain itu, produksi dahak juga meningkat. Kombinasi dari
kondisi tersebut membuat penderita mengalami gejala asma. (dr. pittara, 10
januari 2022)
B. Penyebab Asma
faktor yang mempengaruhi terjadinya asma dibagi menjadi faktor yang
menyebabkan perkembangan asma dan faktor yang memicu gejala asma.
1. Faktor host
a. Genetik
Studi keluarga dan analisis asosiasi kontrol kasus telah mengidentifikasi
sejumlah kromosom yang berkaitan dengan kerentanan asma.
Kecenderungan untuk menghasilkan kadar serum IgE total yang
meningkat bersamaan dengan terjadinya hiperresponsif jalan napas
merupakan salah satu contoh penyebab terjadinya asma yang
disebabkan oleh faktor genetik.
b. Obesitas
Asma cenderung banyak ditemukan pada orang obesitas dengan BMI >
30 kg/m2 dan sulit untuk dikontrol. Efek obesitas pada mekanisme paru
berpengaruh pada jalan napas sehingga mengakibatkan penurunan
fungsi paru, dalam hal ini pasien obesitas memiliki pengurangan
volume cadangan respirasi dan pola napas yang berpengaruh terhadap
elastisitas otot polos dan fungsi saluran napas lainnya.
c. Jenis kelamin

9
Pada usia anak-anak yaitu sebelum usia 14 tahun, jenis kelamin laki-
laki lebih berisiko mengalami asma dibandingkan dengan perempuan,
hal tesebut dikarenakan ukuran paru-paru pada laki-laki ketika lahir
lebih kecil dibandingkan perempuan. Akan tetapi, ukuran paru-paru
pada laki-laki ketika dewasa lebih besar dibandingkan perempuan,
sehingga beberapa penelitian menyebutkan di usia dewasa perempuan
cenderung lebih berisiko mengalami asma dibandingkan laki-laki.
2. Faktor lingkungan
a. Alergen
Alergen dapat menyebabkan kekambuhan pada penyakit asma. Jenis
alergen dibagi menjadi dua, yaitu alergen indoor dan alergen outdoor.
Alergen indoor merupakan alergi sebagai faktor pencetus asma yang
didapatkan dari dalam ruangan, seperti debu rumah, bulu pada binatang
(anjing, kucing, dan hewan pengerat), alergen pada kecoak dan jamur
(alternaria, aspergilus, caldosporium, dan candida), sedangkan alergen
outdoor merupakan alergen yang didapatkan dari luar ruangan, seperti
serbuk pada pohon, gulma, rumput, jamur, dsb.
b. Infeksi
Sejumlah virus berkaitan dengan fenotif asma muncul sejak masa bayi.
Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan parainfluenza virus
menghasilkan pola gejala bronkiolitis yang mirip dengan gejala asma
pada anak. Hipotesis terkait kebersihan menunjukkan bahwa paparan
infeksi di awal kehidupan perkembangan anak juga mempengaruhi
sistem kekebalan tubuh yang berkaitan dengan terjadinya asma pada
anak.
c. Asap rokok
Asap rokok pada perokok aktif maupun pasif menyebabkan terjadinya
percepatan penurunan fungsi paru, meningkatkan keparahan asma,
glukokortikosteroid sistemik, mengakibatkan penderita asma kurang
responsive terhadap pengobatan yang diberikan sehingga
mengakibatkan rendahnya kemungkinan dapat terkontrolnya suatu
penyakit asma pada pederita.

10
C. Penyebab kambuhnya penyaklit Asma
1. Alergi

Sumber Gambar: The Independent  Diah Ayu Lestari (23 September


2021) 
Alergi merupakan faktor pemicu asma yang paling umum. Saat reaksi
alergi terjadi, sistem imun akan melepaskan antibodi bernama antihistamin
yang beredar ke seluruh organ tubuh lewat siklus aliran darah.
Lalu muncullah beragam gejala alergi yang salah satunya adalah sesak
napas. Ada dua jenis alergi yang dapat menyebabkan reaksi asma, alergi
terhirup dan alergi makanan.
Sekira 80 persen penderita asma punya alergi terhadap benda-benda di
udara seperti serbuk sari dari pohon, rumput, dan bunga, tungau debu dan
kotoran kecoa.
Sementara itu, alergi makanan juga dapat menimbulkan reaksi asma
walaupun relatif jarang terjadi. Alergi makanan yang mempengaruhi
pernapasan bisa menyebabkan reaksi alergi yang membahayakan.
Contoh makanan yang dapat menimbulkan reaksi alergi antara lain susu
sapi, telur, kacang-kacangan, makanan laut, gandum, kedelai dan buah
tertentu.

11
2. Olahraga Keras

Sumber Gambar: Redaksi Dokter Sehat (8 maret 2018)


Saluran udara dari 80 persen penderita asma akan otomatis menyempit saat
melakukan olahraga yang relatif berat. Olahraga juga merupakan pemicu
munculnya gejala asma yang paling umum.
Orang yang akan terserang gejala asma karena dipicu olahraga akan
merasa sesak pada dada, batuk-batuk, sesak napas pada 5 sampai 15 menit
pertama melakukan olahraga aerobik.
Kebanyakan orang gejala ini akan hilang dengan sendirinya sekitar
setengah sampai satu jam setelahnya. Tapi 50 persen dari penderita asma
yang dipicu olahraga akan mengalami serangan asma kedua dalam kurun
waktu 6 sampai 10 jam kemudian.
Munculnya gejala asma ini dapat dihindari dengan melakukan pemanasan
terlebih dulu sebelum olahraga
3. Asam Lambung Tinggi

Sumber Gambar: Healthline (nathania griselda, 3 desember 2019 )

12
Orang dengan penyakit asma ternyata sangat rentan
terkena gastroesophageal reflux disease (GERD). GERD adalah penyakit
asam lambung yang sudah parah sampai-sampai penderitanya dalam
seminggu bisa mengalami kenaikan asam lambung 2 sampai 3 kali.
Refluks asam lambung biasanya terjadi saat malam hari ketika berbaring.
Seharusnya ada katup yang berfungsi mencegah asam lambung naik ke
esofagus. Tapi untuk penderita GERD, katup ini tidak berfungsi dengan
baik sehingga asam lambung bisa naik sampai esofagus.
Jika asam lambung tersebut sampai ke tenggorokan atau saluran
pernapasan, iritasi dan peradangan yang disebabkan bisa memicu serangan
asma. 
4. Merokok

Sumber Gambar: Kompas.com (9 Agustus 2021)


Orang yang merokok lebih cenderung terkena asma daripada yang bukan
perokok. Pria yang merokok dan mengidap asma hanya akan
mempengaruhi paru-parunya sendiri. Sedangkan wanita mengandung yang
merokok bisa mempengaruhi kesehatan paru-paru bayi dalam
kandungannya.
Ibu hamil yang merokok dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru
pada bayinya, sehingga fungsi paru-paru bayi nya tidak sebagus bayi yang
ibunya tidak merokok saat hamil. Jika kamu penderita asma dan perokok,
itu akan menimbulkan gejala batuk-batuk dan bersuara saat bernapas.
Apabila kamu perokok yang menderita asma, sebaiknya tinggalkan rokok
demi menjaga kondisi paru-paru.
13
5. Sinusitis

Sumber Gambar: Dinas komunikasi dan informatika demak (4 agustus


2021)
Seperti asma yang menyebabkan inflamasi pada saluran pernapasan,
sinusitis menyebabkan inflamasi pada selaput lendir yang melapisi sinus.
Inflamasi ini kemudian selaput memproduksi lebih banyak lendir.
Saat sinus kamu mengalami inflasi dan kamu mengidap asma,
kemungkinan besar saluran pernapasan juga akan mengalami inflamasi.
Saat saluran pernapasan mengalami inflamasi, saat itu jugalah gejala asma
dirasakan penderitanya.
Sebaiknya, segera tangani infeksi sinus mu meredakan gejala asma.
6. Infeksi

Sumber Gambar: kompas.com - 2022

14
Pilek, flu, bronkitis dan sinus bisa menyebabkan kambuhnya gejala asma.
Jika ditelaah lebih lanjut, semua penyakit ini berhubungan dengan infeksi
pernapasan yang dapat disebabkan oleh virus maupun bakteri.
Pada umumnya, anak di bawah 10 tahun rentan terkena asma saat tubuh
sedang terinfeksi virus dan bakteri.
7. Obat-obatan

Sumber Gambar: Newshub (nathania griselda, 3 desember 2019 )


Mengkonsumsi obat-obatan tertentu bisa memperburuk gejala asma. Jika
kamu termasuk dari beberapa pengidap asma yang sensitif terhadap
aspirin, kamu juga harus berhati-hati dengan obat-obatan anti inflamasi
dan beta blocker.
Obat anti inflamasi yang sering berada di pasaran antara lain ibuprofen dan
naproxen. Sedangkan obat beta blocker biasanya untuk mengobati
penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan glaukoma.
Jika kamu sensitif terhadap obat-obatan tersebut, pastikan apoteker atau
dokter yang kamu kunjungi tahu akan hal itu. Sebab kalau sampai
mengonsumsi obat-obat yang kamu sensitif terhadapnya, bisa berakibat
fatal.
8. Faktor Cuaca

15
Sumber Gambar: Campus France (nathania griselda, 3 desember 2019 )
Cuaca dingin, perubahan suhu udara dan kelembaban udara dapat
mengakibatkan gejala asma kambuh. Suhu normal dalam lingkungan yaitu
18 - 30 derajat celcius dan kelembaban 65%-95%.
Ada 3 faktor mengapa udara dingin bisa menyebabkan asma kambuh.
Pertama, udara dingin terasa kering. Saat kita menghirup udara kering ini,
saluran udara kita pun juga ikut kering. Ini menyebabkan menyebabkan
iritasi dan bengkak sehingga memperburuk gejala asma.
Kedua, udara dingin menyebabkan produksi lendir meningkat. Lendir yang
diproduksi lebih kental dan lengket dan memudahkan kita terinfeksi
berbagai penyakit.
Ketiga, penyakit yang berhubungan dengan infeksi pernapasan lebih
mudah tersebar saat udara dingin.
9. Emosi yang Kuat

16
Sumber Gambar: Convesia.com - 2019
Bayangkan ketika kamu sedang menangis, orang dengan pernapasan
normal pun kadang kesulitan bernapas. Kondisi penderita asma bisa lebih
parah dari yang biasa orang normal rasakan.
Stres, kecemasan, menangis, berteriak, kemarahan atau bahkan tertawa
terbahak-bahak bisa memicu munculnya gejala asma.
Ketika sedang stres, tubuh merespon dengan melepaskan hormon tertentu
yang pada akhirnya menyebabkan peradangan di saluran pernapasan dan
memicu serangan asma.
Kasus ini dapat ditangani dengan latihan meditasi, terapi dengan psikolog
atau obat yang dapat menangani masalah psikologis yang dialami.
10. Senyawa Sulfit

Sumber Gambar: Unlock Food (nathania griselda, 3 desember 2019 )


Mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung senyawa sulfit
juga bisa menjadi penyebab penyakit asma. Umumnya sulfit terdapat pada
beberapa produk makanan olahan dan siap saji, minuman kemasan, serta
minuman beralkohol.
D. Tanda dan gejala Asma
Pada dasarnya, gejala asma akan sama saja, di mana pun kekambuhan terjadi.
Pada saat bekerja, kamu bisa memperhatikan beberapa gejala yang muncul
sebagai tanda asma kambuh, seperti:
1. Nyeri dada.
2. Batuk-batuk.

17
3. Mengi.
4. Kesulitan bernapas hingga terasa sesak.
5. Gejala tidak kunjung mereda meski sudah menggunakan inhaler.
6. Sulit bicara, makan, atau minum akibat sulit bernapas.
7. Bibir dan jari-jari membiru.
8. Peningkatan denyut jantung
9. Merasa pusing, lelah, atau mengantuk.
E. Cara Mencegah Asma
1. Berhenti merokok
2. Hindari paparan asap rokok
3. Jangan memelihara hewan seperti anjing/kucing
4. Sering menjemur kasur dan bantal secara rutin
F. Cara menanggulangi kambuhnya Asma
1. Memahami penyakit asma
Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang menyebabkan
hiperreaktiviti bronkus atau kepekaan saluran napas terhadap berbagai
rangsangan. Hal ini memicu terjadinya penyempitan saluran nafas.
Pola penyakit asma umumnya adalah fluktuatif artinya pola penyakit
dapat berbeda dari waktu ke waktu dapat tenang terkontrol tanpa gejala
tetapi dapat timbul serangan bila terpapar oleh factor pencetus. Bila
terjadi asma dengan serangan maka akan mengganggu aktivitas dan
menimbulkan gejala asma seperti batuk, produksi lendir, sesak napas
dengan mengi atau tanpa mengi.
Individual artinya untuk setiap orang berbeda derajat penyakitnya
demikian pula halnya dengan factor pencetus dan jenis obat yang
digunakan. (dr. Alfaria Elia Rahma Putri, 11 maret 2022)
2. Menilai berat ringannya penyakit
Menentukan berat dan ringannya asma penting diketahui untuk
menentukan jenis pengobatan. Pasien Asma berdasarkan gejala klinis dan
fungsi parunya terbagi atas derajat asma intermitten, persisten ringan,
persisten sedang, dan persisten berat.
Berikut ini penjelasannya:

18
a. Asma intermiten: frekuensi kambuh kurang dari 1 kali dalam
seminggudengan serangan yang singkat yaitu kurang dari 2 kali ketika
malam hari.
b. Asma persisten ringan: frekuensi kambuh lebih dari 1 kali dalam
seminggu, namun kurang dari 1 kali per hari. Saat kambuh akan
mengganggu aktivitas dan mengganggu tidur.
c. Asma persisten sedang: gejalanya timbul setiap hari sehingga
terkadang memerlukan obat bronkodilator yang berfungsi untuk
mengurangi keluhan.
d. Asma persisten berat: gejala yang terjadi terus-menerus sampai
mengganggu aktivitas. Kondisi ini memerlukan perhatian khusus dari
dokter.
3. Menghindari faktor pencetus
Pasien asma sebaiknya mengenal apa yang menjadi faktor pencetus
terjadinya asma serangan. Setiap orang akan berbeda sensitifiti dan jenis
pencetusnya. Namun, ada beberapa faktor pemicu yang sebaiknya
dihindari penderita asma, yaitu:
a. Infeksi virus terutama yang terkait dengan kondisi pernapasan, seperti
pilek dan flu.
b. Asap rokok
c. Aktivitas fisik berlebihan.
d. Alergen, seperti kotoran tungau debu rumah, serbuk sari, jamur, dan
hewan peliharaan.
e. Makanan dan pengawet makanan, perasa dan pewarna (dalam kasus
yang jarang terjadi)
f. Iritasi di lingkungan seperti debu, polusi, asap kayu dan asap
kebakaran semak
g. Perubahan suhu udara dan cuaca
h. Faktor lingkungan dari tempat kerja, seperti debu kayu, bahan kimia
atau garam logam
i. Bahan kimia dan bau yang kuat seperti parfum dan pembersih rumah
tangga

19
j. Obat-obatan tertentu, termasuk aspirin dan beberapa obat tekanan
darah
k. Stres atau emosi tinggi (termasuk berlebihan ketika tertawa atau
menangis).
4. Mengatasi serangan akut dengan segera
Ketika terjadi serangan asma, maka membutuhkan langkah pertolongan
pertama asma untuk menyelamatkan nyawanya.
Berikut ini pertolongan pertama pada serangan asma:
a. Duduk dengan tegak. Jangan tinggalkan orang yang terkena serangan
asma sendirian.
b. Semprot inhaler untuk asma dengan maksimal 10 semprotan setiap 30
sampai 60 detik.
c. Tunggu 4 menit. Jika ada sedikit atau tidak ada perbaikan segera
hubungi ambulance.
d. Lakukan langkah ini sampai ambulans tiba.
5. Meningkatkan kebugaran fisik
Walaupun menderita asma, bukan berarti harus menghentikan latihan dan
olahraga. Bahkan, hal ini tetap penting untuk kesehatan secara
keseluruhan.
Pilih olahraga atau aktivitas kebugaran fisik sesuai saran dari dokter,
gejala dapat dikelola dengan pengobatan tambahan atau latihan
pemanasan sebelum Anda memulai. Penting untuk memulai hidup sehat,
seperti berhenti merokok dan menghindari asap rokok.
6. Memeriksakan diri secara teratur
Ketika tiba waktu kontrol, tidak boleh ditunda. Selalu melakukan
pemeriksaan secara teratur agar bisa mengetahui perkembangan asma.
Jangan abaikan tanda-tanda bahwa asma sudah mulai tidak terkendali,
seperti terlalu sering menggunakan inhaler.
7. Berikan obat-obatan asma
Secara umum, ada dua jenis obat asma yang dapat diberikan dokter untuk
menangani dan mencegah kambuhnya gejala asma pada anak, yaitu:
a) Obat asma controller

20
Obat asma jenis ini berfungsi untuk mencegah kambuhnya gejala
asma. Obat asma yang tergolong sebagai obat asma controller adalah
obat golongan beta agonis kerja lama (long-acting beta
agonist/LABA), kortikosteroid hirup, leukotriene modifiers, dan
teofilin
b) Obat asma reliver
Obat asma reliever berfungsi untuk meredakan gejala asma dalam
waktu cepat saat kambuh. Beberapa jenis obat pereda asma reaksi
cepat meliputi bronkodilator atau obat golongan beta agonis kerja
cepat (short-acting beta agonists/SABA), kortikosteroid, dan
ipratropium.
Obat-obatan asma pada anak umumnya tersedia dalam bentuk obat
hirup yang digunakan dengan alat bantu, seperti inhaler dan nebulizer.
Selain pemberian obat asma, terkadang dokter juga akan meresepkan
obat antibiotik. Namun, obat ini hanya diberikan ketika anak penderita
asma mengalami infeksi bakteri, misalnya pneumonia.
8. Berikan terapi oksigen
Penderita asma bisa mengalami penurunan jumlah oksigen ketika
gejala asmanya kambuh. Jika mengalami hal tersebut, pengobatan
asma sebaiknya disertai dengan terapi oksigen. Terapi oksigen sangat
penting untuk mencegah dan mengatasi kondisi hipoksia atau
rendahnya kadar oksigen dalam darah. Jika tidak diobati dengan tepat,
hipoksia berpotensi menyebabkan kerusakan organ dan bahkan
kematian.

21
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Solusi
Berdasarkan informasi yang diperoleh terkait permasalahan yang
diuraikan sebelumnya, tim pengabdian ingin membantu dengan memberikan
solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dengan adanya
penyuluhan ini dapat meningkatkan wawasan tentang asma dan cara
mencegah asma. Untuk mencegah asma maka diperlukan penyuluhan akan
pentingnya mengetahui tentang hubungan kontrol pola hidup untuk mencegah
asma pada masyarakat. menjaga kesehatan lingkungan dan penerapan pola
makan dan hidup yang sehat untuk meningkatkan pengetahuan akan
bagaimana asma menjangkit dan faktor yang mempengaruhi.
Kegiatan yang dilaksanakan:
1. Penyuluhan mengenai asma dan pencegahannya
2. Pemberian kuesioner pada audien
B. Persiapan dan Pembekalan
Pelaksanaan pengabdian ini merupakan implementasi dari
pembelajaran yang telah didapatkan dari dosen selama proses pembelajaran
dan wawasan dari luar pembelajaran. Materi yang terkait yaitu pencegahan
asma. Bentuk aplikasi yang dilakukan selama pengabdian ialah melakukan
sosialisasi mengenai pencegahan asma .
Pembekalan pengabdian ini dilaksanakan beberapa minggu sebelum
pelaksanaan, mahasiswa telah dibekali tata cara pelaksanaan pengabdian oleh
dosen pengampu dan mahasiswa telah berkoordinasi sebelumnya dengan
pihak dukuh yang dikunjungi
C. Proses Pelaksanaan Pengabdian
1. Sosialisasi mengenai hubungan kontrol pola hidup untuk pencegahan
asma
Melakukan sosialisasi mengenai hubungan kontrol pola hidup
untuk pencegahan asma berdasarkan latar belakang sehingga dapat
meningkatkan mengetahuan mengenai mencegahan asma pada
masyarakat.

22
2. Pemberian materi berupa PPT
Dalam pemaparan materi menggunakan alternatif media yaitu
power point agar materi tersampaikan dengan jelas. Dengan menampilkan
power point disertai penjelasan agar masyarakat lebih mudah dalam
memahami materi.
3. Pengisian kuesioner
Untuk mengetahui pemahaman masyarakat mengenai asma
melalui quisioner yang diberikan, agar lebih mudah dalam mengatahui
tingkat pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kesehatan untuk
pencegahan asma. Dan mengetahui peningkatan pengetahuan mengenai
pencegahan asma setelah diberikan materi.
D. Kerangka Pemecahan Masalah

Mengidentifikasi Masyarakat Tindakan yang


gejala asma Dukuh Dabegan dilakukan

Sosialisasi/Penyuluhan
mengenai asma

E. Metode Penerapan Kegiatan


Metode penyuluhan atau sosialisasi merupakan suatu kegiatan
pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, sehingga
masyarakat tidak hanya sebatas sadar, tahu dan mengerti, namun juga
melakukan anjuran yang berkaitan dengan Kesehatan. Adapun metode yang
digunakan dalam penyuluhan ini ialah dengan metode face to face atau secara
langsung (Direct communication/face to face communication). Dalam hal ini
penyuluh atau anggota pengabdian berhadapan dan bertemu dengan sasaran
atau masyarakat. Agar kegiatan mendapatkan hasil yang diinginkan penyuluh
juga memperlihatkan pesan yang tertulis dan tergambar melalui tayangan
slide power point, yang bertujuan sasaran mudah memahami materi yang
disampaikan.

23
F. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
Dilakukan untuk melihat perkembangan hasil dari pelaksanaan
pengabdian masyarakat dalam bentuk penyuluhan atau sosialisasi.
Pengevaluasian hal-hal yang terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan agar tidak
terulang dikegiatan yang selanjutnya
G. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penyuluhan
Penyuluhan dilaksanakan di Debegan Rt.02/06 Mojosongo, Jebres,
Surakarta. Jarak antara kampus dengan lokasi tersebut kurang lebih 6,2
km.
Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain:
a) Belum pernah dilakukan penyuluhan tentang asma dilokasi tersebut
b) Sasaran yang tepat untuk penyampaian materi
c) Berdasarkan persetujuan ketua RT
d) Waktu yang dapat dijangkau dalam perjalanan dari kampus ke lokasi
2. Waktu Penyuluhan
Penyuluhan ini dilaksanakan pada Sabtu, 19 November 2022

24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dukuh Debegan Rt.02/06 Mojosongo, Jebres, Surakarta merupakan
lokasi pengabdian masyarakat yang terletak ditengah-tengah kota. Sasaran
pengabdian di dukuh ini ialah masyarakat umum rentang umur 8-45 tahun,
dengan jumlah kehadiran 10 orang. Karena sedikitnya masyarakat yang hadir
kami mengunjungi masyarakat RT 02 Rw 06 dan memberikan kuisoner
mengenai asma. Dimana didukuh tersebut belum pernah ada penyuluhan
mengenai asma.
Dari pembagian kuisioner dan pemaparan materi pada 30 masyarakat
82% masyarakat debegan memahami penyabab asma, penyebab kambuhnya
asma, tanda dan gejala asma, cara mencegah asma, cara menanggulangi
kambuhnya asma
1. Penyebab Asma
Dari jumlah 30 masyarakat terdapat (79,9 %) atau 24 masyarakat
memahami tentang penyebab asma dan (20,1%) atau 6 masyarakat kurang
memahami tentang penyebab asma
2. Penyebab Kambuhnya Penyakit Asma
Dari jumlah 30 masyarakat terdapat (86,6 %) atau 26 masyarakat
memahami tentang penyebab kambuhnya asma dan (13,4%) atau 4
masyarakat kurang memahami tentang penyebab kambuhnya asma
3. Tanda Dan Gejala Asma
Dari jumlah 30 masyarakat terdapat (81%) atau 24 masyarakat
memahami tentang tanda dan gejala asma dan (19%) atau 6 masyarakat
kurang memahami tentang tanda dan gejala asma
4. Cara Mencegah Asma
Dari jumlah 30 masyarakat terdapat (77,7 %) atau 23 masyarakat
memahami tentang cara mencegah asma dan (22,3%) atau 7 masyarakat
kurang memahami tentang cara mencegah asma
5. Cara Menanggulangi Kambuhnya Asma

25
Dari jumlah 30 masyarakat terdapat (72%) atau 22 masyarakat
memahami tentang cara menanggulangi kambuhnya asma dan (28%) atau
8 masyarakat kurang memahami tentang cara menanggulangi kambuhnya
asma
B. Pembahasan
1. penyebab asma
Masyarakat mengetahui penyebab asma dari situs web dan dari
penderita asma. Setelah penyuluhan masyarakat sudah mengetahui
menjadi lebih paham mengenai penyebab asma. Dari jumlah 30
masyarakat terdapat (20,1%) atau 6 masyarakat kurang memahami bahwa
obesitas merupakan penyebab asma. Hal tersebut sama dengan penelitian
yang dilakukan oleh Nandia Dara Utama Tahun 2019. (Maftuhatul 2019)
2. Penyebab Kambuhnya Asma
Pada saat penyuluhan masyarakat mengetahui penyebab
kambuhnya asma sesuai dengan yang disampaikan pemateri. Dari jumlah
30 masyarakat terdapat (13,4%) atau 4 masyarakat kurang memahami
tentang penyebab kambuhnya asma. Masyarakat kurang memahami bahwa
pikiran yang berat menjadi salah satu penyebab kambuhnya asmaAda 1
penderita asma yang bercerita tentang kambuhnya asma yang dialami.
Biasanya kambuh ketika banyak yang dipikirkan atau berpikir dengan
keras dan saat lelah. Hal tersebut sama dengan yang disampaikan oleh
Selfi Embuai Tahun 2020 terdapat 47 orang (94%) responden yang
terpapar asap rokok dan menderita asma (Embuai 2020)
3. Tanda Dan Gejala Asma
Dari jumlah 30 masyarakat terdapat (19%) atau 6 masyarakat
kurang memahami tentang tanda dan gejala asma. Mengenai tanda dan
gejala asma ada 1 penderita yang bercerita awal mula terkena asma, yaitu
saat kelas 1 smp atau umur kurang lebih 14 tahun yaitu karena faktor
genetik atau keturunan. Gejalanya sulit bernafas dan susah untuk tidur. Hal
tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Isra Yusriyanti Habibillah
Tahun 2016 dimana dari 42 orang terdapat 39 orang (92,9%) responden
dengan kualitas tidur yang kurang (Habibillah and Bahri 2016)

26
4. Cara Mencegah Asma
Mengenai cara mencegah asma masyarakat memahami bagaimana
cara mencegah asma seperti menghindari paparan asap rokok. Dari jumlah
30 masyarakat (22,3%) atau 7 masyarakat kurang memahami bahwa sering
menjemur kasur dan bantal secara rutin adalah salah satu upaya
pencegahan asma. sesuai dengan hasil penelitian dari Selfi Embuai Tahun
2020 menunjukan terdapat keberadaan debu dirumah penderita asma
sejumlah 45 orang atau (93,8%) (Embuai 2020)
5. Cara Menanggulangi Kambuhnya Asma
Dari 30 masyarakat terdapat (28%) atau 8 masyarakat kurang
memahami tentang cara menanggulangi kambuhnya asma dengan
mengatasi serangan akut dengan segera. Pada saat penyuluhan masyarakat
yang mengetahui mengenai cara menanggulangi asma bercerita sehingga
masyarakat lain mengetahui bagaimana cara menanggulangi kambuhnya
asma dengan menggunakan alupen/nebulizer beliau juga mengkonsumsi
obat. Sama dengan yang disamapaikan oleh Kuswardani, Didik Purnomo,
Suci amarnati (2017) (Kuswardani, Purnomo, and Amanati 2017)

27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kegiatan pengabdian masyarakat berupa sosialisasi mengenai asma di
Debegan Rt.02/06 Mojosongo, Jebres, Surakarta telah berlangsung dengan
baik. Daya serap peserta yang hadir dalam menerima materi dengan baik,
sikap antusias dan rasa ingin tahu peserta cukup besar dilihat dari hasil
pengabdian sebagai berikut:
1. Dari jumlah 30 masyarakat (79,9 %) atau 24 masyarakat memahami
tentang penyebab asma dan (20,1%) atau 6 masyarakat kurang
memahami tentang penyebab asma
2. Dari jumlah 30 masyarakat (86,6 %) atau 26 masyarakat memahami
tentang penyebab kambuhnya asma dan (13,4%) atau 4 masyarakat
kurang memahami tentang penyebab kambuhnya asma
3. Dari jumlah 30 masyarakat (81%) atau 24 masyarakat memahami tentang
tanda dan gejala asma dan (19%) atau 6 masyarakat kurang memahami
tentang tanda dan gejala asma
4. Dari jumlah 30 masyarakat (77,7 %) atau 23 masyarakat memahami
tentang cara mencegah asma dan (22,3%) atau 7 masyarakat kurang
memahami tentang cara mencegah asma
5. Dari jumlah 30 masyarakat (72%) atau 22 masyarakat memahami tentang
cara menanggulangi kambuhnya asma dan (28%) atau 8 masyarakat
kurang memahami tentang cara menanggulangi kambuhnya asma
B. Saran
Setelah kegiatan sosialisasi mengenai hubungan kontrol pola hidup
untuk pencegahan asma diharapkan ada tindak lanjut sebagai berikut:
1. Masyarakat disarankan untuk memahami penyebab asma.
2. Masyarakat diharap lebih meningkatkan kepatuhan terhadap
penatalaksanaan asma, seperti menggunakan masker, berolahraga dengan
tepat dan tidak berlebihan.
3. Penderita asma dianjurkan menjaga pola makan dan mengindari makanan
yang dapat memicu kambuhnya asma

28
4. Penderita asma diharap memahami langkah-langkah menangulangi
kambuhnya penyakit asma.

29
DAFTAR PUSTAKA

Embuai, Selpina. 2020. “Riwayat Genetik, Asap Rokok, Keberadaan Debu, Dan
Stress Berhubungan Dengan Kejadian Asma Bronkial.” Moluccas health
journal 2(April): 11–18.
Habibillah, Isra Yusriyanti, and Teuku Samsul Bahri. 2016. “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kualitas Tidur Pada Pasien Asma Di RSUD Dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keperawatan 1(1): 1–7.
https://jim.unsyiah.ac.id/FKep/article/view/1593.
Izzati, Zahra Saliha. 2010. “Analisis Pemahaman Penderita Asma Tentang
Penyakit Asma Sebagai Cara Untuk Mengontrol Penyakit Asma.” Fakultas
Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia: 1.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&as_ylo=2018&as_yhi=2022&q=penyakit+asma+adal
ah&btnG=&oq=penyakit+asma+ad.
Kartini, Puri, and Enggel Pratama. 2017. “Potensi Ekstrak Jahe Merah Sebagai
Terapi Alami Kejadian Asma Pada Atlet.” Prosiding Seminar Hasil
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNIPMA 2017.
Kuswardani, Kuswardani, Didik Purnomo, and Suci Amanati. 2017. “Pengaruh
Nebulizer, Infra Red Dan Chest Therapy Terhadap Asma Bronchiale.”
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi 1(1): 49–56.
Maftuhatul, Erika. 2019. “Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Asma.” Jurnal
Kesehatan dr. Soebandi 7(2): 72–78.
Nawangwulan, Kurniati -. 2021. “Asma Bronkial Dengan Bersihan Jalan Nafas Di
Rsud Pasar Rebo.” Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health
and Science Community 5(1): 179–87.

dr. pitata -. 2022. “Asma, gejala, penyebab dan mengobati.” Alodokter


dr. Alfaria elia rahma putri -. 2022. “7 cara praktis mengenalikan dan mengatasi
asma” mitra keluarga
nathania griselda -. 2019. “ketahui 10 faktor penyebab asma, tangani secara tepat”
tokopedia

30
31
LAMPIRAN

A. Daftar Hadir
No. Nama Peserta Keterangan Hadir
1. Enny Hadir
2. Kesva Anastasia Hadir
3. Deva Visa Ananada Hadir
4. Santi Hadir
5. Tina Hadir
6. Sarianti Hadir
7. Dwi Hadir
8. Risma Hadir
9. Billa Hadir
10. Nur Miati Hadir
11. Farisa Hadir

B. Pengisi Kuisioner
No. Nama Pengisi Kuisioner
1. Dimas Liku
2. Kristin Maryati
3. Andi Santoso
4. Sri Rejeki
5. Tina
6. Narsih
7. Ucik
8. Elisabet Larsih
9. Rukinem
10. Risma
11. Nining
12. Santi
13. Ria
14. Samuel
32
15. Atik
16. Jesica Mada
17. Tasya Putri
18. Wahyu Ningtyas
19. Wiwit
20. Aira

C.

33
D. Materi PPT

34
35
E. Sample Kuisioner peserta

36
37
F. Foto Kegiatan

38
39
40

Anda mungkin juga menyukai