Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PENGABDIAN MASYARAKAT

SOSIALISASI MENGENAI PENYAKIT ASMA


PADA REMAJA
Oleh:
Kelompok 4
Annora Ardiningrum Gunari F21067
Sefita Dwi Ratna F21072
Nisa Pramuwida Ristantri F21087
Shavitri Chandriani F21093
Zahra Mustika F21109

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN MANAJEMEN


INFORMASI KESEHATAN
POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Sosialisasi Mengenai Penyakit


Asma pada Remaja

Nama Mitra Program MBKM : Rumah Zahra


Ketua Tim Pengabdian
a. Nama : Nisa Pramuwida Ristantri
b. NIM : F21087
c. Program Studi : Manajemen Informasi Kesehatan
d. Perguruan Tinggi : Politeknik Indonusa Surakarta
e. Alamat : Godegan RT01 Rw 01 Kragilan,
Gemolong, Sragen, Jawa Tengah
Anggota Tim Pengabdian
a. Jumlah Anggota :4
b. Nama Anggota : Annora Ardiningrum Gunari
: Sefita Dwi Ratna
: Shavitri Chandriani
: Zahra Mustika
Lokasi Kegiatan/Mitra
a. Wilayah Mitra : Santren Rt 02 Rw 06
Bekonang, Mojolaban
b. Kabupaten/Kota : Sukoharjo
c. Provinsi : Jawa Tengah
d. Jarak PT ke lokasi mitra : 9 km
Luaran yang dihasilkan : Peningkatan Pengetahuan

Surakarta, 20 Desember 2021

Mengetahui/Menyetujui, Mengetahui,
Dosen Pendamping Ketua Pelaksana

Sri Suparti,S.KM.,M.Kes(Epid) Nisa Pramuwida Ristantri


NIDN. 0618087902 NIM. F21087

Menyetujui

Sekprodi S1 Terapan MIK

Wahyu Wijaya Widiyanto


NIDN. 0618098602

i
RINGKASAN
Lingkungan sekitar bisa menjadi salah satu faktor penyebab asma. Karena di
dalam lingkungan ada polutan yang bisa menyebabkan saluran pernapasan
terganggu karena penyempitan dan sesak napas. Beberapa hal dari lingkungan
yaitu alergi terhadap debu, serbuk bunga, tungau, bulu hewan, polusi udara,
kondisi dalam ruang yang lembab dan berjamur, asap kimia, serta asap rokok.
Selain itu Aktivitas fisik, seperti olahraga yang berlebihan bisa juga menjadi
penyebab asma, melakukannya secara berlebihan tentunya akan memberikan
dampak negatif bagi kesehatan. Stres bukan hanya berdampak pada psikis, tetapi
juga akan memengaruhi kesehatan salah satunya bisa menjadi faktor penyebab
asma. Makanan atau minuman juga yang mengandung bahan pengawet seperti
selai, makanan olahan, makanan siap saji, makanan olahan, udang, minuman
kemasan sari buah, wine, dan minuman beralkohol. Metode yang digunakan
dalam penyuluhan ini mengugunakan metode yang langsung (direct
communication / face to face communication). Dalam hal ini penyuluh langsung
berhadapan muka denga sasaran umpannya: obrolan di tempat. Hasil pengabdian
masyarakat ini menunjukkan bahwa dari hasil kuisioner 10 dari 23 orang masih
belum memahami tentang penyakit asma

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, atas karunia yang
dilimpahkan, sehingga pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang
berjudul “Sosialisasi Mengenai Penyakit Asma pada Remaja” dapat terlaksana
dengan baik dan lancar. Terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat ini
berkat kerjasama dan dukungan berbagai pihak, sehingga sudah sepantasnya kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dosen Pembimbing kami Ibu Sri Suparti,M.Kes(Epid) yang telah
memberikan izin kepada tim pengabdian Mahasiswa Jurusan Manajemen
Informasi Kesehatan dalam melaksanakan kegiatan pengabdian
masyarakat.

2. Ketua Rt 02 desa Santren yang telah memberikan kami kesempatan untuk


melakukan kegiatan pengabdian ini di sekolah yang Bapak pimpin.

3. Rekan-rekan tim mahasiswa jurusan Manajemen Informasi Kesehatan


sebagai pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah
melaksanakan kegiatan ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa isi dari laporan pengabdian ini masih jauh dari
sempurna, karena itu kritik membangun dari para pembaca, penulis terima dengan
tangan terbuka. Semoga laporan pongabdian dapat memberikan manfaat dan
kontribusi dalam kemajuan dunia pendidikan dan secara umum kepada semua
pihak, khususnya bagi penulis.
Akhir kata, kami berharap semoga hasil kegiatan pengabdian ini bermanfaat bagi
pengembangan pengetahuan mengenai penyakit Asma pada remaja.

Sukoharjo, 03 Januari 2022

Nisa Pramuwida Ristantri

Daftar isi

iii
Lembar Pengesahan ............................................................................................i
Ringkasan ..................................................................................................ii
Kata Pengantar .................................................................................................iii
Daftar isi .................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ......................................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................2
1.4 Manfaat ..................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................4
2.1 Pengertian Asma........................................................................................4
2.2 Factor yang mempengaruhi penyakit asma.................................................4
2.3 Penyebab asma meningkat pada remaja.....................................................5
2.4 Cara mengantisipasi penyakit asma ...........................................................6
2.5 Gejala umum penyakit asma ......................................................................7
BAB 3 METODE PELAKSANAAN .................................................................8
3.1 Sasaran ..................................................................................................8
3.2 Pelaksanaan ...............................................................................................8
3.3 Susunan panitia ..........................................................................................8
3.4 Susunan acara.............................................................................................8
3.5 Metode pelaksanaan...................................................................................9
BAB 4 HASIL LUARAN YANG DICAPAI....................................................10
4.1 Gambaran lokasi PKM.............................................................................10
4.2 Data capaian PKM....................................................................................10
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................11
Daftar Pustaka ................................................................................................12
Lampiran ................................................................................................13

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran
pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas
yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita
asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan
mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua.

Menurut (GINA) Global Initiative for Asthma (2018) asma merupakan


penyakit heterogen yang ditandai dengan adanya peradangan saluran napas
kronis diikuti dengan gejala pernapasan seperti mengi, sesak napas dan batuk
yang bervariasi dari waktu ke waktu dengan intensitas yang berbeda dan
bersamaan dengan keterbatasan aliran udara saat ekspirasi. (Perdani, 2019)

Menurut Murphy dan Kelly (2011) Asma merupakan penyakit obstruksi


jalan nafas, yang revelsibel dan kronis, dengan karakteristik adanya mengi.
Asma disebabkan oleh spasma saluran bronkial atau pembengkakan mukosa
setelah terpajam berbagai stimulus. Prevelensi, morbiditas dan martalitas
asma meningkat akibat dari peningkatan polusi udara.

Jadi asma atau reactive air way disease (RAD) adalah penyakit
obstruksi pada jalan napas yang bersifat reversible kronis yang ditandai
dengan bronchopasme dengan karakteristik adanya mengi dimana trakea dan
bronchi berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu serta mengalami
peradangan atau inflamasi

Laporan riset kesehatan dasar oleh Kementrian Kesehatan RI tahun


2013 memperkirakan jumlah pasien asma di Indonesia mencapai 4.5 persen
dari total jumlah penduduk. Provinsi Sulawesi Tengah menduduki peringkat
penderita asma terbanyak sebanyak 7.8 persen dari total penduduk di daerah
tersebut.

Menurut data yang dikeluarkan WHO pada bulan Mei tahun 2014,


angka kematian akibat penyakit asma di Indonesia mencapai 24.773 orang
atau sekitar 1,77 persen dari total jumlah kematian penduduk. Setelah

1
dilakukan penyesuaian umur dari berbagai penduduk, data ini sekaligus
menempatkan Indonesia di urutan ke-19 di dunia perihal kematian akibat
asma. (Kartini & Pratama, 2017)

Berdasarkan data riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018


prevalensi asma untuk seluruh kelompok usia di Indonesia mencapai 2,4%
dengan presentase tertinggi yaitu provinsi DI Yogyakarta sebesar 4,5%,
sedangkan presentase di provinsi Jawa Tengah sebesar 1,8% atau 132.565
kasus. Prevalensi penderita asma anak di Indonesia usia 1-4 tahun
sebesar1,6% dan usia 5-14 tahun sebesar 1,9%

Kasus penderita asma dari data Puskesmas tahun 2018 di Kota


Sukoharjo ditemukan sebanyak 3.123 orang. Penyakit asma yang ditemukan
pada tahun 2018 untuk Kota Sukoharjo menurut diagnosis kesehatan tertinggi
di Puskesmas Polokarto sebanyak 626 orang (Dinas Kesehatan Kota
Sukoharjo, 2018). Asma merupakan penyakit yang manifestasinya sangat
bervariasi. Sekelompok pasien mungkin bebas dari serangan dalam jangka
waktu lama dan hanya mengalami gejala jika mereka berolahraga, terpapar
alergen atau terinfeksi virus pada saluran pernafasannya. Pasien lain mungkin
mengalami gejala yang terus-menerus atau serangan akut yang sering. Pola
gejalanya juga berbeda antar satu pasien dengan pasien lainya. Selain itu
dalam satu pasien sendiri, pola, frekuensi, dan intensitas gejala bisa bervariasi
antar waktu ke waktu.
Dapat disimpulkan bahwa pada penderita asma saluran
pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai
rangsangan (bronchial hyperreactivity =hipere aktivitas saluran napas) seperti
polusi udara (asap, debu, zat kimia), serbuk sari, udaradingin, makanan,
hewan berbulu, tekanan jiwa, bau/aroma menyengat (misalnya;parfum) dan
olahraga.Selain itu terjadinya serangan asma sebagai akibat dampak penderita
mengalami infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) baik flu ataupun sinisitis.
Serangan penyakit asma juga bisa dialami oleh beberapa wanita dimasa siklus
menstruasi, hal ini sangat jarang sekali.Angka peningkatan penderita asma
dikaitkan dengan adanya faktor resiko yang mendukung seseorang menderita
penyakit asma, misalnya faktor keturunan.
Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat
mengeluarkan nafas (exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki

2
pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdegar
wheezing adalah penderita asma!Adanya sesak nafas sebagai akibat
penyempitan saluran bronki (bronchiale).Batuk berkepanjangan di waktu
malam hari atau cuaca dingin.Adanya keluhan penderita yang merasakan
dada sempit..Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat
berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.Pada usia anak-
anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau leher. Selama
serangan asma, rasa kecemasanyang berlebihan dari penderita dapat
memperburuk keadaanya. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga
akan mengeluarkan banyak keringat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Faktor apa yang mempengaruhi asma pada remaja?

2. Mengapa asma terus meningkat pada remaja?

3. Bagaimana cara mengantisipasi penyakit asma?

4. Apa saja tanda-tanda umum penyakit asma?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui factor-faktor asma pada remaja

2. Untuk mengetahui penyebab penyakit asma terus meningkat pada


remaja

3. Untuk mengetahui cara mengantisipasi penyakit asma pada remaja

4. Untuk mengetahui tanda-tanda penyakit asma pada remaja

3
1.4 Manfaat

1. Bagi penulis

Merupakan kesempatan agar dapat melaksanakan dan mempraktekkan


teori-teori yang didapat selama pembelajaran untuk diterapkan langsung
ke masyarakat luas dan menjadikan pengalaman yang berguna
dikemudian hari.

2. Bagi pelajar

Mampu memberikan informasi dan pemahaman serta memperluas cara


pandang masyarakat terutama penderita atau keluarga penderita asma.

3. Bagi instansi

Bagi instansi pemerintah dan lembaga yang terkait dapat digunakan


sebagai bahan masukan terhadap pelaksanaan program-program kesehatan
seperti penyuluhan tentang penyakit asma dan penang

4
BAB 2

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Asma adalah salah satu jenis penyakit yang ditandai dengan kegagalan
dan peradangan pernapasan yang mengakibatkan sesak (sulit bernapas).
Selain membuat pengidapnya sulit bernapas, asma juga bisa menimbulkan
gejala lainnya seperti mengi, batuk-batuk, dan nyeri dada. Saluran pernapasan
pada pengidap asma lebih sensitif dibandingkan dengan orang lain tanpa
asma. Ketika paru-paru teriritasi akibat zat pemicu (asap rokok, debu, bulu
binatang, dll.), maka otot-otot pernapasan pada pengidapnya menjadi kaku
dan menyempit.

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya asma pada remaja

GINA (2012) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya


asma dibagi menjadi faktor yang menyebabkan perkembangan asma dan
faktor yang memicu gejala asma.

2.2.1 Faktor host

1) Genetik

Studi keluarga dan analisis asosiasi kontrol kasus telah


mengidentifikasi sejumlah kromosom yang berkaitan dengan
kerentanan asma. Kecenderungan untuk menghasilkan kadar serum
IgE total yang meningkat bersamaan dengan terjadinya hiperresponsif
jalan napas merupakan salah satu contoh penyebab terjadinya asma
yang disebabkan oleh faktor genetik.

2) Obesitas

Asma cenderung banyak ditemukan pada orang obesitas dengan BMI


> 30 kg/m2 dan sulit untuk dikontrol. Efek obesitas pada mekanisme
paru berpengaruh pada jalan napas sehingga mengakibatkan penurunan
fungsi paru, dalam hal ini pasien obesitas memiliki pengurangan

4
volume cadangan respirasi dan pola napas yang berpengaruh terhadap
elastisitas otot polos dan fungsi saluran napas lainnya.

3) Jenis kelamin

Pada usia anak-anak yaitu sebelum usia 14 tahun, jenis kelamin laki-
laki lebih berisiko mengalami asma dibandingkan dengan perempuan,
hal tesebut dikarenakan ukuran paru-paru pada laki-laki ketika lahir
lebih kecil dibandingkan perempuan. Akan tetapi, ukuran paru-paru
pada laki-laki ketika dewasa lebih besar dibandingkan perempuan,
sehingga beberapa penelitian menyebutkan di usia dewasa perempuan
cenderung lebih berisiko mengalami asma dibandingkan laki-laki.

2.2.2 Faktor lingkungan

1) Alergen

Alergen dapat menyebabkan kekambuhan pada penyakit asma. Jenis


alergen dibagi menjadi dua, yaitu alergen indoor dan alergen outdoor.
Alergen indoor merupakan alergi sebagai faktor pencetus asma yang
didapatkan dari dalam ruangan, seperti debu rumah, bulu pada
binatang (anjing, kucing, dan hewan pengerat), alergen pada kecoak
dan jamur (alternaria, aspergilus, caldosporium, dan candida),
sedangkan alergen outdoor merupakan alergen yang didapatkan dari
luar ruangan, seperti serbuk pada pohon, gulma, rumput, jamur, dsb.

2) Infeksi

Sejumlah virus berkaitan dengan fenotif asma muncul sejak masa bayi.
Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan parainfluenza virus
menghasilkan pola gejala bronkiolitis yang mirip dengan gejala asma
pada anak. Hipotesis terkait kebersihan menunjukkan bahwa paparan
infeksi di awal kehidupan perkembangan anak juga mempengaruhi
sistem kekebalan tubuh yang berkaitan dengan terjadinya asma pada
anak.

3) Asap rokok

Asap rokok pada perokok aktif maupun pasif menyebabkan terjadinya


percepatan penurunan fungsi paru, meningkatkan keparahan asma,

5
glukokortikosteroid sistemik, mengakibatkan penderita asma kurang
responsive terhadap pengobatan yang diberikan sehingga
mengakibatkan rendahnya kemungkinan dapat terkontrolnya suatu
penyakit asma pada pederita.

4) Makanan

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa bayi yang diberikan susu sapi


maupun susu protein kedelai memiliki insiden lebih tinggi mengalami
mengi dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI. Peningkatan
penggunaan makanan olahan yang mengandung pewarna, pengawet,
mengandung lemah jenuh berkontribusi dalam peningkatan gejala
munculnya penyakit asma.

2.3 Penyebab asma meningkat pada remaja

Asma dapat disebabkan oleh debu, asap rokok, bulu binatang, udara
dingin, aktivitas fisik, infeksi virus atau bahkan terpapar zat kimia.
Namun, hingga kini penyebab dari asma belum diketahui secara pasti.

Pengidap asma memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif. Ketika


paru-paru terkena iritasi dari pemicu asma, maka otot saluran pernapasan
jadi kaku dan menyempit.

Pada pengidap asma, saluran pernapasan akan lebih sensitif, sehingga


paru-paru yang terkena iritasi dari pemicu asma dapat menyebabkan otot
saluran pernapasan. Produksi dahak meningkat, sehingga membuat
kesulitan bernapas.

Pada masa kanak-kanak, gejala asma akan menghilang dengan


sendirinya saat masuk usia remaja. Gejala asma yang tergolong menengah
atau berat pada masa kanak - kanak dapat muncul kembali di masa
mendatang. Perlu diketahui juga bahwa gejala asma bisa muncul di usia
berapa pun, dan tidak selalu bermula pada waktu kanak-kanak

6
2.4 Cara mengantisipasi penyakit asma

1. Kenali dan hindari faktor pencetus kambuhnya gejala asma

Faktor pencetus asma pada setiap anak berbeda-beda. Namun, gejala


asma umumnya muncul saat anak terpapar asap rokok, udara dingin,
debu, dan polusi udara, atau saat melakukan aktivitas fisik berat. Oleh
karena itu, Anda perlu mengenali dan mencatat apa saja faktor pemicu
asma pada anak, kemudian sebisa mungkin jauhi anak dari faktor
pencetus tersebut. Terkadang, stres dan gangguan cemas juga bisa
membuat gejala asma pada anak mudah kambuh.

2. Berikan obat-obatan asma

Secara umum, ada dua jenis obat asma yang dapat diberikan dokter untuk
menangani dan mencegah kambuhnya gejala asma pada anak, yaitu:

a) Obat asma controller

Obat asma jenis ini berfungsi untuk mencegah kambuhnya gejala


asma. Obat asma yang tergolong sebagai obat asma controller
adalah obat golongan beta agonis kerja lama (long-acting beta
agonist/LABA), kortikosteroid hirup, leukotriene modifiers, dan
teofilin

b) Obat asma reliever

Obat asma reliever berfungsi untuk meredakan gejala asma dalam


waktu cepat saat kambuh. Beberapa jenis obat pereda asma reaksi
cepat meliputi bronkodilator atau obat golongan beta agonis kerja
cepat (short-acting beta agonists/SABA), kortikosteroid, dan
ipratropium.

Obat-obatan asma pada anak umumnya tersedia dalam bentuk obat hirup
yang digunakan dengan alat bantu, seperti inhaler dan nebulizer. Selain
pemberian obat asma, terkadang dokter juga akan meresepkan obat
antibiotik. Namun, obat ini hanya diberikan ketika anak penderita asma
mengalami infeksi bakteri, misalnya pneumonia.

2
3. Berikan terapi oksigen

Anak yang menderita asma bisa mengalami penurunan jumlah


oksigen ketika gejala asmanya kambuh. Jika anak mengalami hal tersebut,
pengobatan asma sebaiknya disertai dengan terapi oksigen. Terapi
oksigen sangat penting untuk mencegah dan mengatasi kondisi hipoksia
atau rendahnya kadar oksigen dalam darah. Jika tidak diobati dengan
tepat, hipoksia berpotensi menyebabkan anak mengalami kerusakan organ
dan bahkan kematian.

2.5 Gejala umum penyakit asma

Pada dasarnya, gejala asma akan sama saja, di mana pun kekambuhan
terjadi. Pada saat bekerja, kamu bisa memperhatikan beberapa gejala yang
muncul sebagai tanda asma kambuh, seperti:

1. Nyeri dada.

2. Batuk-batuk.

3. Mengi.

4. Kesulitan bernapas hingga terasa sesak.

5. Gejala tidak kunjung mereda meski sudah menggunakan inhaler

6. Sulit bicara, makan, atau minum akibat sulit bernapas.

7. Bibir dan jari-jari membiru.

8. Peningkatan denyut jantung

9. Merasa pusing, lelah, atau mengantuk.

Hingga kini, penyebab pasti asma masih belum diketahui. Namun, kondisi
ini diduga berkaitan dengan beberapa hal yang bisa menjadi pemicunya,
seperti paparan asap rokok, debu, udara yang dingin, infeksi virus, bulu
binatang, atau paparan zat kimia. Aktivitas fisik tertentu juga disebut bisa
menjadi pemicu asma kambuh.

3
BAB 3

METODE PELAKSANAAN

A. Metode Pelaksanaan

1. Memberikan tema pengabdian yang akan diberikan

Berdasarkan apa yang telah dilakukan dalam survey yang diuraikan secara
rinci pada latar belakang sehingga tema pengabdian Sosisalisasi Mengenai
Asma pada Remaja

2. Mencari studi pustaka

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data referensi dari berbagai jenis
sumber keilmuan yang menunjang permasalahan yang sedang dicarikan
solusinya serta berbagai teori dan implementasi tentang tema ini.

3. Membuat materi kegiatan

Berdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan maka dibuatlah materi


kegiatan

4. Menyajikan Materi

Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan satu hari di Santren


Sukoharjo dengan menggunakan Metode Presentasi dan Diskusi

Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan partisipan.


Para peserta dalam kegiatan ini merupakan warga perwakilan desa Santren
Sukoharjo anak remaja. Peserta dikumpulkan dalam satu ruangan / Tenda
untuk kemudian mengikuti kegiatan presentasi dan diskusi. Presentasi
akan dilakukan oleh Pihak pelaksana kegiatan PKM-M. Adapun yang akan
dibahas dalam presentasi ini yaitu penyebab Asma pada remaja, apa yang
menjadi sumber Asma terus meningkat, Menjelaskan cara mengantisipasi
Asma dan Menjelaskan gejala umum Asma

5. Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana


perkembangan hasil dari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat.
4
BAB 4

HASIL dan pembahasan

4.1 Hasil

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di wilayah Santren RT 02 RW


06 Bekonang, Mojolaban. Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan ini adalah 23
orang yang terdiri dari 18 laki-laki dan 5 perempuan yang berusia antara 13-15
tahun. Dimana di wilayah tersebut belum pernah dilakukan sosialisasi mengenai
penyakit asma

1. Melaksanakan sosialisasi mengenai faktor yang mempengaruhi asma

Sosialisasi mengenai faktor yang mempengaruhi asma, masih ada beberapa


peserta yang belum paham mengenai faktor yang mempengaruhi asma. Ada
sekitar 10 dari 23 peserta masih belum paham mengenai faktor yang
mempengaruhi asma dengan presentase 43,4% belum mengetahui factor yang
mempengaruhi asma dan 56,5% sudah mengetahui. Yang dimana faktor yang
mempengaruhi asma adalah faktor host dan faktor lingkungan.

2. Memberitahu mengenai penyebab asma terus meningkat

Mengingat pentingnya kita mengetahui apa saja penyebab asma agar bisa
menghindari bahaya dari penyakit asma. Para peserta masih belum paham
mengenai penyebab asma terus meningkat, ada sekitar 9 dari 23 peserta yang
belum paham mengenai penyebab asma terus meningkat dengan presentase
39,1% belum mengerti dan 60,8% sudah paham.

3. Memberikan pengetahuan mengenai cara mengantisipasi penyakit asma

Tim pengabdian masyarakat memberikan pengetahuan mengenai bagaimana


cara mengantisipasi penyakit asma, dari seluruh peserta 8 dari 23 peserta
masih belum paham bagaimana cara mengantisipasi penyakit asma tersebut.
Dengan presentase 34,7% belum paham dan 65,2% sudah paham. Yang
dimana salah satu cara mengantisipasi penyakit asma adalah kenali dan
hindari faktor mencetus kambuhnya gejala asma.

5
4. Memberikan pengetahuan mengenai tanda-tanda penyakit asma

Dari sosialisasi yang tim pengabdian lakukan 5 dari 23 peserta masih belum
mengerti akan tanda-tanda penyakit asma. Dengan presentase 21,7% belum
paham mengenai tanda-tanda penyakit asma dan 78,2% sudah paham. Tim
pengabdian memberikan beberapa contoh mengenai tanda-tanda penyakit
asma diantara lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, mengi, dan kesulitan
bernapas hingga terasa sesak.

4.2 Pembahasan

1. Melaksanakan sosialisasi mengenai faktor yang mempengaruhi asma

Beberapa peserta yang belum paham mengenai faktor yang mempengaruhi


asma. Ada sekitar 10 dari 23 peserta masih belum paham mengenai faktor
yang mempengaruhi asma dengan presentase 43,4% belum paham dan
56,5% sudah paham. Dimana 10 peserta tersebut baru mengetahui setelah
tim pengabdian mengadakan sosialisasi. Dan untuk 13 peserta lainnya
mengetahui dari orang tua mereka sendiri.

2. Memberitahu mengenai penyebab asma terus meningkat

Pentingnya mengetahui apa saja penyebab asma terus meningkat agar bisa
menghindari bahaya dari penyakit asma tersebut. Sekitar 9 dari 23 peserta
masih belum mengerti mengenai penyebab asma dengan presentase 39,1%
belum mengetahui dan 60,8% sudah mengetahui. Dimana 9 peserta
tersebut baru mengetahui mengenai penyebab asma dan 14 peserta lainnya
sudah mengetahui sebelumnya. Tim pengabdian memberikan beberapa
pengetahuan mengenai penyebab asma terus meningkat yaitu salah
satunya adalah debu, asap rokok, bulu binatang, udara dingin, aktivitas
fisik, infeksi virus atau bahkan terpapar zat kimia.

3. Memberikan pengetahuan mengenai cara mengantisipasi penyakit


asma

Tim pengabdian masyarakat memberikan pengetahuan mengenai


bagaimana cara mengantisipasi penyakit asma, dari seluruh peserta 8 dari
23 peserta masih belum paham akan bagaimana cara mengantisipasi

6
penyakit asma tersebut. Dengan presentase 34,7% belum paham mengenai
cara mengantisipasi asma dan 65,2% sudah mengetahui. Dimana 8 peserta
baru mengetahui saat tim pengabdian memberikan pengetahuan dan 15
peserta lainnya sudah paham akan bagaimana cara mengeantisipasi
penyakit asma.

4. Memberikan pengetahuan mengenai tanda-tanda penyakit asma

Dari penyuluhan yang tim pengabdian lakukan 5 dari 23 peserta masih belum
mengerti akan tanda-tanda ketika mengalami penyakit asma dengan presentasi
21,7% belum mengetahui dan 78,2% sudah mengetahui mengenai tanda-tanda
penyakit asma. Tim pengabdian masyarakat memberikan beberapa contoh
mengenai tanda-tanda penyakit asma diantara lain seperti nyeri dada, batuk-
batuk, mengi, dan kesulitan bernapas hingga terasa sesak. Maka 5 peserta
mengetahui tanda-tanda penyakit asma pada saat tim pengabdian memberikan
pengetahuan dan 18 peserta lainnya sudah mengetahui bagaimana tanda-tanda
penyakit asma.

4.3 Gambaran lokasi PKM

Kegiatan PKM dilaksanakan di wilayah Santren Rt 02 Rw 06 Bekonang,


Mojolaban. Peta lokasi dapat dilihat pada gambar berikut :

Hasil luaran yang telah dicapai pada kegiatan pengabdian masyarakat meliputi
keterampilan memberikan pemahaman bagi masyarakat desa Santren Rt 02 Rw 06

7
tentang penyakit asma. Seperti factor – factor yang mempengaruhi penyakit asma,
cara pencegahan penyakit asma, dan gejala umum penyakit asma.

JAWABAN
NO SOAL RAGU
BENAR SALAH RAGU
1. Asma adalah penyakit menular 11 org 10 org 2 org
2. Mengonsumsi makanan berlemak berpotensi 14 org 9 org -
timbulnya asma
3. Rokok dapat menyebabkan asma semakin 18 org 5 org -
buruk
4. Beberapa obat dan penyebab lain seperti 7 org 14 org 2 org
pewarna rambut dapat menyebabkan asma
5. Jika tidak diobati, asma akan sembuh sendiri 5 org 17 org 1 org
6. Olahraga teratur seperti berenang dapat 17 org 4 org 2 org
menyembuhkan asma
7. Ketika asma sudah terkontrol dengan obat, 15 org 8 org -
maka sulit untuk timbul serangan asma lagi
8. Ketidakpatuhan mengontrol asma akan 12 org 10 org 1 org
mempermudah kekambuhan asma
9. Penyembuhan asma cukup minum obat saja 6 org 12 org 5 org

8
tanpa control yang teratur
10. Melakukan kontrol asma jika terjadi serangan 14 org 8 org 1 org
asma saja
11. Tetap melakukan kontrol asma wlaaupun 19 org 4 org -
gejala asma sudah menurun

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Kegiatan Pengabdian Masyarakat berupa Sosialisasi Tentang Penyakit


Asma di Santren Rt 02 Rw 06 Bekonang telah dapat berlangsung dengan
baik. Maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Daya serap peserta terhadap kegiatan penyuluhan ini cukup baik, hal
ini terlihat dari peserta banyak memberikan pertanyaan

2. Sikap antusias dan rasa ingin tahu peserta cukup besar , ini terlihat dari
keinginan peserta untuk mengadakan kegiatan lanjutan di masa
mendatang

3. Terjalinya keakraban dan suasana sesama peserta maupun dengan


pemateri

SARAN

Setelah selesai kegiatan sosialisasi penyakit asma diharapkan ada tindak


lanjut sebagai berikut

9
1. Adanya kegiatan serupa secara berkelanjutan dengan materi-materi
atau informasi yang lebih actual sehingga pengetahuan dan
ketrampilan masyarakat dapat ditingkatkan.

2. Perlunya penyebaran luasan kegiatan di wilayah lainnya sebagai upaya


pemerataan pendidikan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kemandirian dan kemampuan dalam bidang kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Kartini, P., & Pratama, E. (2017). Potensi Ekstrak Jahe Merah sebagai Terapi
alami kejadian Asma pada Atlet. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat UNIPMA 2017.

Perdani, R. R. W. (2019). Asma bronkial pada anak bronchial asthma in children.


Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 3(1).

10
LAMPIRAN

1. LAMPIRAN DAFTAR HADIR

N Nama Jenis Umur Kehadiaran


O Kelami
n
1. Zacky L 13 
2. Daffa L 13 
3. Syifa Nurul A P 15 
4. Fahri L 14 
5. Nizam L 13 
6. Ilyas L 13 
7. Yusuf L 13 
8. Imam L 13 
9. Irfan L 14 
10. Zahra Qoiriniza P 15 
11. Khairunissa P 13 
12. Zaidan L 13 
13. Adin L 13 
14. Anggun Miftahul J P 13 
15. Shaqif Ataya S L 14 
16. Najwa Annaura P 13 
17. M. Rizky Damar E L 15 
18. Aziz L 14 
19. Yanuar Dwi S L 15 
20. Ridwan L 15 
21. Gilang Ramdhan L 14 
22. Imam Rasya L 14 
23. Athalla Putra L 15 

10
2. LAMPIRAN PPT

5
6
7
3 DANA PENGELUARAN
8
NO Pengeluaran Harga
1. Print Rp. 10.000
2. Doorprize Rp. 30.000
3. Konsumsi Rp. 45.000
TOTAL RP. 85.000

4 LAMPIRAN QUISONER

5 LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

a) Foto pemberian materi

9
b) Foto pengisian kuisioner

c) Pemberian konsumsi

10
d) Pemberian dorprize

e) Foto Bersama

11
9
14

Anda mungkin juga menyukai