PENDANAAN INTERNAL/MANDIRI
Oleh:
Ketua : Grace Bendikta Polii, S.Kep., Ns., M.Kep
(NIDN: 0908058501)
Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes Grace Benedikta Polii, S.Kep., Ns., M.Kep
NIDN: 0923068401 NIDN: 0908058501
Menyetujui,
Kepala LPPM
Universitas Katolik De La Salle Manado
i
ABSTRAK
Kolaborasi interprofesional merupakan suatu kerja sama dalam pelayanan kesehatan antara
profesional kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan berbeda. Dalam pelayanan
kesehatan, salah satu hal terpenting dari praktik kolaborasi yaitu komunikasi antara tenaga
kesehatan. Kurangnya komunikasi dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam
melayani pasien dan kesalahan dalam menangani pasien. Komunikasi yang kurang efektif juga
dapat menggambarkan koordinasi tenaga kesehatan yang kurang baik. Komunikasi SBAR atau
Situation, Background, Assessment, Recommendation, metode komunikasi ini digunakan saat
perawat melakukan timbang terima (handover) ke pasien. Teknik komunikasi efektif yaitu
SBAR ditetapkan sebagai standar komunikasi antara tenaga kesehatan yang berfokus terhadap
pasien. Praktik kolaborasi interprofesional dan pelaksanaan komunikasi SBAR menjadi strategi
untuk meningkatkan kolaborasi interprofesi dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Metode
SBAR bermanfaat untuk meningkatkan komunikasi tim secara umum, meningkatkan
keterampilan komunikasi saat situasi tertentu, dan juga berguna pada saat operan dinas, selain
itu juga bermanfaat untuk mengetahui tentang kondisi pasien dengan mudah, dan meningkatkan
komunikasi yang efektif. SBAR juga bermanfaat bagi pasien karena pasien merasa senang
sebab kondisi pasien dapat tercatat lebih detail. Manfaat SBAR untuk keselamatan pasien yaitu
memudahkan pemantauan pasien, meningkatkan kualitas perawatan pasien, dan mengurangi
risiko kejadian tidak diharapkan. Keterampilan dalam berkomunikasi pada pelaksanaan
identifikasi pasien merupakan bagian yang sangat penting untuk dilaksanakan untuk mencapai
hasil perawatan secara optimal yang diberikan pada pasien, serta menurunkan angka kejadian
medical error yang diakibatkan oleh kegagalan dalam berkomunikasi oleh petugas kesehatan,
termasuk didalamnya perawat.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan berkat dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal PKM ini tepat pada waktunya. Adapun maksud
dan tujuan dari penyusunan proposal ini untuk adalah untuk memenuhi tri dharma perguruan
tinggi yang dilakukan oleh dosen. Selain itu, proposal ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Dalam proses penyusunan proposal ini, kami mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada semua yang telah membantu yang
tidak bisa disebutkan satu per satu. Kami menyadari, proposal yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan proposal ini.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
4
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR BAGAN
6
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
4. Menjelaskan bagi para staff serta tenaga kerja Kesehatan di rumah sakit tentang
bagaimana mekanisme kerja dalam pelaksanaan serta pengarahan komunikasi
efektif SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation).
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui serta juga memahami penatalaksaan pengarahan yang
ada dalam bentuk komunikasi efektif SBAR pada Rumah sakit.
1.3.2 Institusi Staff dan Tenaga Kesehatan
Para staff dan tenaga Kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
yang ada dalam melaksanakan pengarahan serta penerapan komunikasi efektif
SBAR di rumah sakit.
2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
3
dengan baik, hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan dan meningkatkan
keselamatan pasien [6].
4
Metode komunikasi dengan fokus menyampaikan hasil pengamatan dan evaluasi
kondisi pasien. Komponen assessment ini berisi hasil pemikiran yang timbul dari
temuan serta difokuskan pada problem yang terjadi pada pasien yang apabila tidak
diantisipasi akan menyebabkan kondisi yang lebih buruk.
4) Rekomendasi (Recomendation)
Menyampaikan atau meminta saran berdasar informasi yang ada. Komponen
recommendation menyebutkan hal-hal yang dibutuhkan untuk ditindak lanjuti.
Apa intervensi yang direkomendasikan oleh perawat.
• Fungsi SBAR dalam proses komunikasi
Proses komunikasi dengan metode SBAR perlu diterapkan karena metode ini
memiliki fungsi yang sangat baik. Beberapa di antaranya yaitu:
- Meningkatkan patient safety
Keselamatan pasien adalah topik penting dalam standar akreditasi rumah sakit.
Meningkatkan komunikasi yang efektif termasuk ke dalam sasaran keselamatan
pasien.
2) Menurunkan insiden keselamatan pasien akibat komunikasi yang kurang
3) Meningkatkan kerja tim dengan komunikasi yang efektif
4) Memberikan informasi terkait kondisi pasien secara lengkap
Metode komunikasi SBAR adalah metode yang mudah diterapkan, terutama dalam
menyampaikan pelaporan kondisi pasien yang kritis, dan membutuhkan perhatian
segera dari seorang dokter untuk memberikan suatu tindakan. Metode ini dapat
dijadikan standar oleh tenaga kesehatan untuk berkomunikasi antara anggota tim
dengan teknik yang seragam serta membantu mengembangkan dan meningkatkan
budaya keselamatan pasien. Metode komunikasi SBAR memungkinkan informasi
penting ditransfer secara akurat [4].
5
1) Operan
Operan adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan laporan yang
berkaitan dengan kondisi pasien yang bertujuan untuk menyampaikan kondisi
pasien, menyampaikan asuhan keperawatan yang belum dilaksanakan,
menyampaikan hal yang harus ditindaklanjuti, dan menyusun rencana kerja.
Dalam hal ini metode komunikasi SBAR diterapkan untuk mencapai tujuan agar
tidak terjadi insiden keselamatan pasien.
2) Pelaporan Kondisi Pasien
Pelaporan tentang kondisi pasien dilakukan oleh perawat kepada tenaga medis
lain terutama dokter. Hal ini bertujuan untuk melaporkan setiap kondisi pasien
kepada dokter sehingga dokter dapat memberikan tindakan yang sesuai dengan
kondisi pasien. Pelaporan kondisi pasien secara efektif dapat meningkatkan
keselamatan pasien. Beberapa jurnal penelitian tentang komunikasi efektif,
menjelaskan komunikasi efektif seperti SBAR dapat meningkatkan efektifitas
komunikasi antara perawat dan dokter sehingga angka keselamatan pasien
meningkat.
3) Transfer Pasien
Transfer pasien adalah suatu proses perpindahan pasien dari satu ruangan ke
ruangan lain dan dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain untuk mendapatkan
perawatan lebih lanjut. Transfer pasien dibagi menjadi dua yaitu transfer pasien
secara internal dan secara external. Transfer pasien secara internal adalah
transfer pasien dari satu ruangan ke ruangan lain di dalam satu area rumah sakit.
Sedangkan transfer pasien external adalah transfer pasien dari satu rumah sakit
ke rumah sakit lain (antar rumah sakit). Transfer pasien dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang kompeten terkait prosedur sebelum transfer, persiapan transfer,
penggunaan peralatan dan monitoring kondisi pasien serta komunikasi saat
transfer.
2.1.5 Teknik Komunikasi SBAR
Pola komunikasi SBAR memiliki beberapa teknik. (JCI 2011) [9], menjelaskan
bahwa komunikasi SBAR dilakukan dengan tujuan untuk keselamatan pasien. Laporan
kondisi pasien, pada dasarnya dilakukan oleh perawat kepada dokter. Oleh karena itu,
sebelum menghubungi dokter maka perawat melakukan :
1) Pengkajian terhadap kondisi pasien pada saat itu
2) Melakukan pengumpulan data yang penting dan diperlukan yang berhubungan
6
dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan
3) Memastikan diagnosa pasien saat itu
4) Membaca dan memahami catatan perkembangan terkini dan hasil pengkajian
perawat pada shift sebelumnya
5) Menyiapkan medical record pasien, informasi riwayat alergi, obat-obatan/cairan
infuse yang digunakan saat ini
7
2.1.7 Faktor yang memengaruhi komunikasi SBAR
Beberapa faktor yang memengaruhi komunikasi SBAR yaitu sikap, motivasi,
kepuasan kerja, dan pengetahuan. [4]. sikap berkaitan erat dengan perilaku perawat
dalam upaya pelaksanaan keselamatan pasien. Jika semakin baik sikap perawat, maka
perilaku perawat semakin baik dalam upaya pelaksanaan keselamatan pasien. Sikap
kerja perawat juga berhubungan dengan pelaksanaan komunikasi SBAR ketika operan
dinas. Perawat yang menunjukkan respon sikap yang positif cenderung akan melakukan
semua aspek komunikasi SBAR pada saat operan dinas. Aspek komunikasi SBAR yang
diterapkan dapat berupa memberikan rekomendasi tindakan dan pengecekan ulang
informasi oleh perawat pada dinas berikutnya [12]. Perawat juga harus memiliki
motivasi untuk melakukan sesuatu. Motivasi merupakan faktor penting yang
mendorong seseorang untuk memberikan kinerja terbaik dalam mencapai tujuan. Ketika
tidak ada motivasi, maka hasil dari sesuatu yang dilakukan tidak maksimal. Begitu juga
saat melakukan komunikasi SBAR, harus ada motivasi [13]. Kepuasan kerja juga
memengaruhi komunikasi SBAR. Kepuasan kerja merupakan keadaan emosional yang
menyenangkan setelah membandingkan kinerja dengan harapannya. Perawat akan
merasa sangat puas bila kinerja sesuai atau melebihi harapan. Hal tersebut dapat
memengaruhi perawat dalam menerapkan metode komunikasi SBAR [13]. Penting juga
bagi perawat untuk memiliki pengetahuan tentang komunikasi yang efektif. Perawat
yang memiliki pengalaman yang cukup dapat meningkatkan pengetahuan tentang teknik
komunikasi SBAR [14]
8
2.1. Road Map PKM
2023-2024
2022-2023 Optimalisasi
2021-2022 Edukasi Konfrensi
Komunikasi Keperawatan
Penerapan 6 Efektif S-Bar Dalam Ruang
Langkah 5 Moment Pada Petugas Lingkup
Mencuci Tangan Kesehatan Perencanaan Di
Yang Baik Dan Ruang Rawat
Benar Edukasi
Penerapan
Timbang Terima
Sesuai Sop
Kemenkes Di
Rumah Sakit
9
BAB III
STRATEGI PELAKSANAAN KEGIATAN PKM
Pada tahap ini seluruh anggota tim akan melaksanakan briefing berupa penyamaan
persepsi, pembagian tugas dan tanggung jawab, mempersiapkan leaflet dan materi
yang akan dipaparkan sesuai dengan SAP yang telah disusun.
2) Tahap Pelaksanaan (secara detail telampir dalam SAP)
Pada tahap ini, akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu a) Pra-kegiatan, b) Pembukaan, c)
Kegiatan inti, dan d) Penutup. Berikut ini rangkaian kegiatannya, yaitu:
a) Pra-kegiatan
Tim mempersiapkan peralatan yang akan digunakan termasuk setting tempat
kemudian bersama dengan kepala Pusksesmas dan mengumpulkan petugas
kesehatan yang ada di Ruang St Agustinus & Angela Rs Gunung Maria
Tomohon dan mencari tempat yang kondusif untuk pelaksanaan kegiatan,
b) Pembukaan
Kegiatan diawali dengan salam, doa pembukaan, dan perkenalan dengan
tujuan untuk membina hubungan saling percaya (BHSP) agar lebih akrab
dalam mengikuti kegiatan ini
10
c) Kegiatan inti
Penyuluhan ini akan dilakukan kepada petugas puskesmas ,pemateri akan
membawakan materi penyuluhan tentang Edukasi Komunikasi Efektif S-BAR,
dengan menggunakan media leaflet sebagai alat peraga dalam penyuluhan,
setelah itu pemateri selesai melakukan penyuluhan akan diadakan sesi tanya
jawab,dengan waktu 30 menit
d) Penutup
Kegiatan pada bagian ini terdiri dari penyampaian kesan dari tim dan peserta terkait
pelaksanaan kegiatan, foto bersama dan ditutup dengan doa
3) Tahap Evaluasi
Pada tahap ini tim akan melakukan evaluasi terkait pelaksanaan kegiatan. Tim akan
mengidentifikasi tahap demi tahap proses kegiatan yang telah dilaksanakan. Menganalisis
kekuatan dan kelemahan sehingga dapat diperbaiki pada pelaksanaan kegiatan lainnya yang
sejenis.
11
BAB IV
TARGET LUARAN, JADWAL DAN ANGGARAN
4.3 Anggaran
Tabel 2. Rincian Anggaran Pelaksanaan PkM Edukasi Komunikasi Efektif S-BAR
NO JENIS ITEM HARGA JUMLAH
12
DAFTAR PUSTAKA
[1] N. Astuti, Komunikasi SBAR dalam Pelayanan Keperawatan, Penerbit NEM, 2022.
[2] Laura, V.C, Astrid, P.S., Penggunaan Metode SBAR untuk Komunikasi Efektif antara
Tenaga Kesehatan dalam Konteks Klinis, KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan
Kedokteran, Vol.3(1), 57-63, Desember 2021.
[3] D. C. O. Alyce S Ashcraft, “Comparison of standardized and customized SBAR
communication tools to prevent nursing home resident transfer,” Applied Nursing
Research, vol. 38, pp. 64-69, 2018.
[4] V. A. P. Laura, “Penggunaan Metode SBAR untuk Komunikasi,” Jurnal Kesehatan dan
Kedokteran, vol. 3, no. 1, pp. 57-63, 2021.
[5] R. H. Simamora, “Pelatihan Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Efikasi diri
Perawat dalam Pelaksanaan Identifikasi Pasien,” Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat,
vol. 12, no. 1, 2020.
[6] N. Akhun, Pintar Akreditasi SNARS edisi 1.1 Pro 21.10, Khulyan Media, 2021, p. 1249
halaman.
[7] Julimar, “FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RESIKO JATUH PADA PASIEN DI
BANGSAL NEUROLOGI RSUP DR. M DJAMIL PADANG,” Jurnal Sain dan
Kesehatan, vol. 8, no. 2, pp. 133-141, 2018.
[8] Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS). Laporan Insiden Keselamatan
Pasien., Jakarta: KKP-RS, 2011.
[9] JOINT COMMISSION INTERNATIONAL ACCREDITATION STANDARDS FOR
HOSPITAL, 4 ed., 2011.
[10] J. J. M. R. K. K. W. E. H. S. S. Martin Müller, “Impact of the communication and
patient hand-off tool SBAR on patient safety: a systematic review,” BMJ Open, vol. 8,
no. 8, 2018.
[11] B. I. R. w. Noormailida Astuti, “Penerapan Komunikasi Situation, Background,
Assesment, Recomendation (SBAR) Pada Perawat Dalam Melaksanakan Handover,”
Jurnal of Nursing Practies, vol. 3, no. 1, pp. 42-51, 2019.
[12] G. S. U. Fitrianola Rezkiki, “FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PENERAPAN KOMUNIKASI SBAR DI RUANG RAWAT INAP,” Jurnal Human
Care, vol. 1, no. 2, 2017.
[13] H. S. D. Nur Fadlia, “HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI SBAR SAAT
HANDOVER DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT
INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR,” 2020.
[14] S. N. M. R. K. L. K. E. Watulangkow M, “Pengetahuan Perawat Terhadap Teknik
Komunikasi SBAR di Satu Rumah Sakit di Indonesia Barat,” JURNAL
KEPERAWATAN RAFLESIA, vol. 2, no. 2, pp. 81-88, 2020.
[15] N. D. Rezka, “HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE KOMUNIKASI EFEKTIF SBAR,” Jurnal
Keperawatan, vol. 9, no. 2, pp. 77-88, 2021.
13
LAMPIRAN
14
Lampiran I
BIODATA TIM PENGABDI
1. Ketua:
a. Nama Lengkap : Grace Benedikta Polii, S.Kep., Ns., M.Kep
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIDN : 0908058501
d. Fungsional/Pangkat/Gol : Asisten Ahli/Penata Muda Tingkat 1/ III B
e. Jabatan Struktural :-
f. Bidang Keahlian : Manajemen Keperawatan
g. Prodi/Fakultas : Ilmu Keperawatan/Keperawatan
h. Perguruan Tinggi : Universitas Katolik De La Salle Manado
Anggota 1
2. a. Nama Lengkap : Syenshie Virgini Wetik, S.Kep,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.J
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIDN : 0907098402
d. Fungsional/Pangkat/Gol : Asisten Ahli/Penata Muda Tingkat 1/ III A
e. Jabatan Struktural :-
f. Bidang Keahlian : Keperawatan Jiwa
g. Prodi/Fakultas : Profesi Ners/Keperawatan
h. Perguruan Tinggi : Universitas Katolik De La Salle Manado
15
LAMPIRAN 2
Topik Penyuluhan : Edukasi Komunikasi Efektif S-Bar Pada Petugas Kesehatan di Ruang
St Agustinus & Angela Rs Gunung Maria Tomohon
Sasaran : Petugas Kesehatan
Tempat : Ruang St Agustinus & Angela Rs Gunung Maria Tomohon
Hari/Tanggal : Selasa/18 April 2023
Waktu : 08.00 WITA – Selesai
Metode : Ceramah
Partisipan : Seluruh Tenaga Kesehatan Yang Ada Di Ruang St Agustinus & Angela
Rs Gunung Maria Tomohon
1. Tujuan
1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan sosialisasi mengenai Edukasi Komunikasi Efektif S-Bar
diharapkan petugas kesehatan mampu meningkatkan kemampuan dalam mutu
pelayanan pada rumah sakit dengan komunikasi efektif dengan Teknik SBAR.
1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan sosialisasi mengenai Edukasi Komunikasi Efektif S-Bar
diharapkan petugas kesehatan mampu ;
1. Menjelaskan dan memberikan pemahaman bagi para staff serta tenaga kerja
kesehatan di rumah sakit tentang suatu proses penerapan komunikasi efektif
SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation).
2. Memberikan penjelasan kepada staff serta tenaga kerja Kesehatan di rumah sakit
bagaimana melakukan pelaksanaan komuikasi efektif SBAR (Situation,
Background, Assessment, Recommendation).
3. Mendorong pengarahan dalam melakukan penerapan komunikasi efektif SBAR
(Situation, Background, Assessment, Recommendation) di rumah sakit.
16
2. Kegiatan Penyuluhan :
Tahap Kegiatan Peserta Media Metode
Waktu Kegiatan Penyuluh
Kegiatan
Pendahuluan 2 menit - Mengucapkan - Menjawab salam Ceramah
salam - Memperhatikan dan tanya
- Menjelaskan tujuan jawab
penyuluhan
3. Evaluasi :
Prosedur : Dilakukan Pada Akhir Kegiatan
Waktu : Dilakukan selama ±8 ����𝑖𝑡
17
Bentuk kegiatan : Pemateri memberikan pertanyaan dalam bentuk Quiz untuk
mengevaluasi kembali materi yang diberikan
4. Kriteria Pemantauan:
a. Input
• Kegiatan penyuluhan dihadiri minimal oleh 10 peserta
• Media penyuluhan yang digunakan adalah leaflet
• Paket penyuluhan up to date
• Waktu kegiatan 30-40 menit
• Tempat penyuluhan rumah warga sekitar
• Pengorganisasian di siapkan beberapa hari sebelum kegiatan dimulai
b. Proses
• Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
• Tidak ada peserta yang meninggalkan kegiatan penyuluhan
• Narasumber menguasai materi dengan baik
c. Output
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mengerti dan memahami materi
penyuluhan
d. Outcome
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada perubahan perilaku kesehatan yang lebih
baik
5. Materi Penyuluhan
a. Definisi
SBAR adalah singkatan dari situation, background, assessment, dan
recommendation yang didefinisikan sebagai metode komunikasi yang digunakan
untuk anggota tim kesehatan dalam melaporkan kondisi pasien. SBAR menjadi
acuan dalam pelaporan kondisi pasien saat transfer pasien, menyediakan kerangka
kerja untuk komunikasi anatara tim kesehatan tentang kondisi pasien. Komunikasi
yang berbasis SBAR merupakan strategi komunikasi yang dipakai oleh team
pelayanan kesehatan dalam melaporkan maupun menyampaikan keadaan pasien
kepada teman sejawat. Komunikasi SBAR atau Situation, Background, Assessment,
18
Recommendation, metode komunikasi ini digunakan saat perawat melakukan
timbang terima (handover) ke pasien.
b. Metode
Komunikasi dengan menggunakan tehnik SBAR memiliki beberapa langkah.
Menurut (Astuti, 2022) tehnik komunikasi dengan metode SBAR terdiri dari empat
langkah yaitu: 1) Situasi (Situation), 2) Latar belakang (Background), 3) Penilaian
(Assessment), 4) Rekomendasi (Recomendation)
c. Fungsi
19
e. Manfaat Metode Komunikasi SBAR
Beberapa penelitian menjelaskan bahwa komunikasi SBAR mempunyai
manfaat untuk meningkatkan komunikasi tim secara umum, mengembangkan
kemampuan antara perawat atau interprofesional pada operan pasien, meningkatkan
keterampilan komunikasi saat situasi tertentu seperti berbicara melalui telepon,
Manfaat bagi perawat yaitu meningkatkan kualitas operan pasien, mengetahui
tentang kondisi pasien dengan mudah, dan meningkatkan komunikasi yang efektif.
Bagi pasien, SBAR bermanfaat karena pasien merasa senang sebab kondisi pasien
dapat tercatat lebih detail. Manfaat SBAR untuk keselamatan pasien yaitu
memudahkan pemantauan pasien, meningkatkan kualitas perawatan pasien, dan
mengurangi risiko kejadian tidak diharapkan
20