Anda di halaman 1dari 46

1

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “R” G1P0A0


DENGAN PERSALINAN FISIOLOGIS
DI PUSKESMAS KEBONSARI KABUPATEN MADIUN

Oleh :

IMAS PUTRI ANDRIANI


NIM. 2022082475

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
HUSADA JOMBANG
2023
2

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan pada Ny.”R” dengan Ibu Bersalin Fisiologis, di Puskesmas


Kebonsari Kabupaten Madiun telah disahkan oleh pembimbing pada :
Hari :
Tanggal :

Jombang, ………………2023
Mahasiswa

Imas Putri Andriani


NIM. 2022082475

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik


Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan

Bd. Eni Sri Sulastri, SST. Zeny Fatmawati, S.ST.,M.PH

Mengetahui,

Ketua STIKES HusadaJombang Ketua Program Studi Pendidikan


ProfesiBidan

Dra. Hj. SoelijahHadi, M. Kes., MM Zeny Fatmawati, S.ST., M. PH


NPP.010201001 NPP. 010305020
3

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
rahmat dan anugerah-Nya sehingga Laporan Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin
Fisiologis Ny. R di Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak selama
menyelesaikan Laporan ini, tidak akan mungkin dapat penulis selesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan Laporan ini, penyusun banyak mendapat bimbingan dan dukungan
serta arahan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penyusun ingin
menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. MM.selaku Ketua STIKES Husada Jombang, yang
telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
2. Zeny Fatmawati, SST., M.PH selaku Ketua Program Studi dan Pembimbing
Akademik Pendidikan Profesi Bidan STIKES Husada Jombang.
3. Bd. Eni Sri Sulastri, SST. selaku Pembimbing Klinik di Puskesmas Kebonsari
Kabupaten Madiun
4. Keluarga dan teman-teman sejawat yang senantiasa memberikan dukungan.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam penyelesaian laporan stase ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Kebidanan dan pelayanan
ginekologi.

Jombang, …………….2023
Penyusun

Imas Putri Andriani


4

DAFTAR ISI

Halaman Sampul......................................................................................................... 1

Lembar Persetujuan..................................................................................................... 2

Kata Pengantar............................................................................................................ 3

Daftar isi...................................................................................................................... 4

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 5
1.2 Tujuan Penulisan.................................................................................... 6
1.3 Manfaat.................................................................................................. 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Persalinan................................................................................. 7
2.2 Etiologi Persalinan................................................................................. 7
2.3 Tanda-Tanda Persalinan......................................................................... 9
2.4 Pathway.................................................................................................. 14
2.5 Dampak Persalinan............................................................................... 14
2.6 Penatalaksanaan..................................................................................... 16
2.7 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan.......................................................... 19
BAB 3 TINJAUAN KASUS
A. Subyektif................................................................................................... 34
B. Obyektif..................................................................................................... 36
C. Analisis...................................................................................................... 38
D. Penatalaksanaan........................................................................................ 38
BAB 4 PEMBAHASAN............................................................................................. 42
BAB 5 PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 44
B. Saran.......................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 45
5

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
antara 36- 42 minggu, baik melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan spontan
belakang kepala, dengan atau tanpa penyulit.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (APN
2008 : 37)
Faktor yang berpengaruh dalam menentukan jalannya persalinan yaitu,
power, passage, passanger, psikis, penolong dan posisi. Walaupun 85% persalinan
berjalan normal, namun 15% nya dijumpai komplikasi-komplikasi yang
memerlukan penanganan khusus. Antenatal care merupakan metode yang digunakan
dalam pemecahan masalah tersebut. Selain itu, diperlukan asuahan yang optimal
untuk menuju persalinan yang diharapkan.
Asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV memegang kendali penting pada ibu
selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses
persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta untuk
mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan dan
ketidaknormalan dalam proses persalinan.
Menurut Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI (2018), di Provinsi Jawa
Timur cakupan persalinan normal mengalami peningkatan sebesar 92,45% pada
tahun 2017 menjadi 95,81% pada tahun 2018. Data di Puskesmas Mejayan tahun
2021 menunjukkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan(PN)
mencapai 100%.
Berdasarkan uraian diatas untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu
dan anak, penulis menerapkan Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin di Puskesmas
Kebonsari Kabupaten Madiun.
6

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui penatalaksanaan pada ibu bersalin Ny.”R” dengan memberikan
asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisa data pada ibu bersalin
Ny.“R” dengan konseling dan skrining di Puskesmas Kebonsari.
2. Dapat mengobservasi asuhan yang diberikan pada ibu hamil Ny. “R”
dengan konseling dan skrining di Puskesmas Kebonsari.
3. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam asuhan
kebidanan menggunakan pendekatan SOAP yang telah di lakukan pada
Ny. “R” dengan manajemen asuhan kebidanan pada ibu bersalin di
Puskesmas Kebonsari.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat praktis
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesai tugas asuhan kebidanan stase I
di program profesi bidan STIKES Husada Jombang.
1.3.2 Manfaat ilmiah
Dari hasil pendokumentasian Asuhan kebidanan ini dapat menjadi sumber
informasi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan bahan acuan
bagi penyusunan ASKEB selanjutnya
1.3.3 Manfaat bagi institusi
Sebagai bahan acuan yang diharapkan dapat bermanfaat terutama dalam
bidang pengembangan institusi
1.3.4 Manfaat bagi penyusun
Merupakan pengalaman yang berharga karena dapat meningkatkan
pengetahuan dan wawasan tentang penatalaksaan manajemen asuhan
kebidanan pada ibu bersalin.
7

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Persalinan


Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
pada usia kehamilan antara 36-42 minggu, melalui jalan lahir, spontan belakang
kepala, baik disertai dengan penyulit atau tanpa penyulit.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (APN
2008 : 37)
Persalinan adalah proses membuka dan menpisnya serviks dari janin turun
ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong
keluar melalui jalan lahir. (Sarwono 2001)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
(Manuaba 1989 : 1)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
dapat hidup ke dunia luar dari rahim melaluui jalan lahir / jalan lain. (Rustam
Mochtar 2008 : 91)
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan atau hamper cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Bagian obgin FK UNPAD Bandung
1983 : 221)
2.2 Etiologi/ penyebab terjadinya persalinan
Penyebab persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah teori-teori
yang kompleks antara lain faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim,
pengaruh prostaglandin, pengaruh pada tekanan di syaraf dannutrisi.
2.2.1 Teori keregangan otot rahim
1. Otot rahim mempunyai kekuatan meregang dalam batastertentu.
2. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga
8

persalinanmulai.
3. Pada kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan
tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan.
2.2.2 Teori penurunan progesteron
1. Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu, dimana
terjadi penimbunan jaringan ikat pembuluh darah mengalami
penyempitan dan buntu.
2. Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih
sensitif terhadap oksitosin.
3. Otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan
progesteron tertentu.
2.2.3 Teori oksitosin
1. Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior.
2. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensivitas otot rahim sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks.
3. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka
oksitosin dapat meningkat aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai.
2.2.4 Teori prostalglandin
1. Konsentrasi prostalglandin meningkat saat hamil 15 minggu yang
dikeluarkan oleh desidua.
2. Pemberian prostalglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.
3. Prostalglandin dianggap merupakan pemicu terjadinya persalinan.
2.2.5 Teori hipotalamus – pituitari dan glandulasuprarenalis
1. Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering
terjadi kelambatan persalinan kareana tidak terbentuk hipotalamus.
(Linggin 1973)
2. Malpar pada tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan, hasilnya
kehamilan kelinci berlangsung lebih lama.
3. Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin,
induksi (mulainya)persalinan.
4. Dari percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus
9

pituitari dengan mulainyapersalinan.


5. Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.(Manuaba
1998 :159)
2.2.6 Teori plasenta sudah tua
Pada umur kehamilan 40 minggu mengakibatkan sirkulasi pada plasenta
menurun sehingga terjadi degenerasi trofoblas maka akan terjadi
penurunan produksi hormon sehingga persalinan dapat dimulai.
2.3 Tanda-tanda persalinan
2.3.1 Tanda –tanda permulaan persalinan
1. Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa
menjadi lebih enteng (lightening)
Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus
uteri karena kepala bayi sudah masuk pap yang disebabkan :
 kontraksi braxton hicks
 ketegangan dinding perut
 ketegangan ligamentum rotundum
 gaya berat janin dimana kepala ke arah bawah
Masuknya kepala bayike PAP dirasakan ibu hamil :
 terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
 dibagian bawah terasa sesak
 terjadi kesulitan saat berjalan
 sering miksi (sering kencing)
Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan hubungan
normal antara ketiga ”P” yaitu; Power (kekuatan his), Passage(jalan
lahir normal) dan Passager (janin dan plasenta). Pada multipara
gambaranya tidak jelas kareana kepala janin baru masuk PAP
menjelang persalinan.
2. Terjadinya his permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi braxton hicks.
Kontraksi ini dapat dikemukakan sebagi keluhan, karena dirasakan
sakit dan mengganggu. Kontraksi braxton hicks terjadi karena
perubahan keseimbangan estrogen, progesteron dan memberikan
10

kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua hamil,


pengeluaran estrogen dan progesteron makian berkurang sehingga
oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his
palsu. Sifat his permulaan (palsu) :
 rasa nyeri ringan di bagianbawah
 datangnya tidak teratur.
3. Tidak adanya prubahan pada serviks atau pembawa tanda :
 durasinya pendek
 tidak bertambah bila beraktifitas
4. Perut lebih melebar karena fundus uteriturun
Terjadi pengeluaran lendir dimana lendir penutup serviks dilepaskan
2.3.2 Tanda – tanda persalinan
1. Timbulnya his persalinan ialah his pembukaan dengan sifat:
 pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan
 sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatanya makin
besar
 mempunyai pengaruh terhadap pendataran atau pembukaan serviks
 makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah
2. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda)
Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang
menimbulkan :
 pendataran dan pembukaan
 pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas.
 terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.
3. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan
berlangsung dalam waktu 24 jam.
Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan servik (perlunakan
serviks, pendataran serviks dan pembukaan serviks).
11

2.3.3 Tahapan persalinan


1. Kala I
Kala I merupakan kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan
nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan
berlangsung tidak begitu kuat, sehingga pasien masih dapat berjalan-jalan.
Kala satu persalinan terdiri atas dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.
 Fase laten
Pada fase ini pembukaan sangat lambat,ialah dari pembukaan nol
hingga 3 cm. Waktu rata – ratanya 8 jam. Pada saat ini kontraksi mulai
teratur tetapi lama nya masih diantara 20-30 detik.
 Fase aktif
Pada fase aktif pembukaan lebih cepat. Frekuensi dan lamanya
kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap
adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit
dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). Fase ini dapat lagi dalam:
 Fase accelerasi (fase percepatan) dari pembukaan 3 sampai 4 cm yang
dicapai dalam 2 jam.
 Fase kemajuan maksimal dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang
dicapai dalam 2 jam.
 Fase deselerasi (kurangnya kecepata) dari pembukaan 9 sampai 10 cm
selama 2 jam.
Jadi lamanya kala I untuk primi 12 jam dan multi 8 jam. Untuk
mengetahui apakah persalinan dalam kala I berjalan sebagaimana mestinya
atau tidak. Sebagai pegangan kita ambil. Kemajuan pembukaan 1 cm
sejam primi dan 2 cm sejam bagi multi, walaupun ketentuan ini sebetulnya
belum mutlak benar.
2. Kala II (kala persalinan) Gejala – gejala kala II ialah:
1) His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 – 100 detik,
datangnya tiap 2-3 menit. Ketuban biasanya pecah dalam kala ini dan
ditandai dengan keluarnya cairan yang kekuning-kuningan secara
sekonyong-konyong dan banyak. Ada kalanya ketuban pecah dalam
kala I dan malahan selaput janin dapat robek sebelum persalinan
12

mulai.
2) Pasien mulai mengejan. Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala
sudah sampai didasar panggul. Perineum menonjol, vulva menganga
dan rektum terbuka. Di puncak his, bagian kecil dari kepala nampak
dalam vulva tetapi hilang lagi waktu his berhenti. Pada his berikutnya
bagian kepala yang nampak lebih besar lagi, tatapi surut kembali kalau
his berhenti.kejadian ini disebut kepala membuka pintu. Maju dan
surutnya kepala berlangsung terus, sampai lingkarantersebut tersebar
dari kepala terpegang oleh vulva, sehingga tak dapat mundur lagi.
Pada saat ini tonjolan yulang ubun-ubun telah lahir dan subocciput ada
di bawah simpisis. Saat ini disebut juga kepala keluar pintu, karena
pada his berikutnya extensi keluarlah ubun- ubun besar, dahi dan
mulut pada commisura posterior.
3) Pada saat ini, pada primigravida perineum biasanya tak dapat
menahan regangan yang kuat ini sehingga robek pada pinggir
depannya. Setelah kepala lahir, ia jatuh kebawah dan kemudian terjadi
putaran paksi luar sehingga kepala melintang. Sekarang vulva
menekan pada leher dan dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari
hidung keluar lendir dan cairan. Pada his berikutnya, bahu belakang
lahir terlebih dahulu kemudian bahu depan, disusul oleh seluruh badan
anak dengan fleksi lateral, sesuai dengan putar paksi jalan lahir.
Sesudah anak lahir, sering keluar sisa cairan ketuban, yang tidak
keluar saat ketuban pecah. Lamanya kala II pada primi kurang lebih
50 menit dan pada multi kurang lebih 20 menit.
3. Kala III (kala pelepasan uri)
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Tetapi
setelah beberapa menit timbul lagi. His ini dinamakan his pelepasan uri
yang terletak pada segmen bawah rahim atau bagian atas dari vagina.
Tanda - tanda pelepasan placenta ialah :
1) Uterus menjadi bundar.
2) Perdarahan, terutama perdarahan yang sekonyong-konyong dan agak
banyak (perdarahan kurang lebih 250 cc, dianggap patologis jika
13

lebih dari 500cc).


3) Memanjangnya tali pusat yanglahir.
4) Naiknya fundus uteri karena naiknya rahim.
4. Kala IV(observasi)
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post
partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang
dilakukan :
1) Tingkat kesadaran penderita
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital : suhu, tekanan darah, nadi dan
pernapasan.
3) Kontraksi uterus
4) Terjadinya perdarahan
Tabel 2.1 Lamanya Persalinan Primigravida dan Multigravida
Primigravida Multigravida
Kala I 10 – 12 jam 6 – 8 jam
Kala II 1 – 1,5 jam 15 menit – 1 jam
KalaIII 10 menit 10 menit
Jumlah 10 – 12 jam 8 - 9 jam
Kala IV 2 jam 3 jam

2.3.4 Mekanisme Persalinan


Yang paling sering kita jumpai ialah presentasi belakang kepala dan
kebanyakan presentasi ini masuk dalam pintu atas panggul dengan sutura
sgitalis melintang. Kepala akan melakukan gerakan – gerakan tertentu saat
persalinan terjadi. Gerakan utama tersebut adalah :
a. Turunnya kepala
b. Fleksi
c. Putaran paksidalam
d. Extensi
e. Putaran paksiluar
f. Expulsi
14

2.4 Pathway

2.5 Dampak Persalinan


1. Perubahan Fisiologis pada persalinan
1) Perubahan tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan
sistolik rata –rata sebesar 10-20 mmHg dan kenaikan diastolik rata – rata 5
– 10 mmHg. Diantara kontraksi-kontraksi uterus, tekanan darah akan turun
seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi apabila terjadi
kontraksi.
15

2) Metabolisme
Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik maupun
anaerobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar
disebabkan karena kecemasan serta kegiatan otot kerangka tubuh.
Kegiatan metabolisme yang meningkatkan tercermin dengan kenaikan
suhu badan, denyut nadi, pernafasan, kardiak ouput dan kehilangan cairan.
3) Suhu badan
Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan, suhu mencapai
tertinggi selama persalinan dan segera setelah persalinan. Kenaikan suhu
tubuh normal sekitar 0,5 -1 derajad celcius.
4) Denyut jantung
Denyut jantung selama persalinan akan sedikit naik. Hal ini
mencerminkan kenaikan dalam metabolisme yang terjadi selama
persalinan.
5) Pernafasan
Pernafasan terjadi kenaikan sedikit dibandingkan dengan sebelum
persalinan, kenaikan ini dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri dan
kekhawatiran.
6) Perubahan renal
Poly uri sering terjadi selama masa persalinan. Kandung kemih harus
sering dikontrol ( setiap 2 jam ) agar tidak menghambat penurunan bagian
trendah janin .
7) Perubahan Gastrointestinal
Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan makanan padat
berkurang dan menyebabkan pencernaan hampir berhenti selama
persalinan dan menyebabkan konstipasi.
8) Perubahan Hematologis
Haemoglobin akan meningkat 1,2 gr/ 100 ml selama persalinan dan
kembali ketingkat pra persalinan pada hari pertama setelah persalinan
apabila tidak terjadi kehilangan darah saat persalinan (Hidayat, 2012).
2. Dampak Penyulit Persalinan
Penyulit persalinan akan menimbulkan dampak yang berbahaya baik
16

bagi ibu maupun janin. Bahaya penyulit persalinan bagi ibu adalah resiko
atonia uteri, infeksi, laserasi, perdarahan, kelelahan pada ibu, kecemasan dan
shock. Sedangkan bahaya bagi janin adalah asfiksia, trauma serebri karena
adanya penekanan pada kepala janin, cedera pada janin, dan pecahnya ketuban
sebelum waktunya (Machmudah, 2010).
Persalinan dengan penyulit dapat membuat ibu memiliki pengalaman
persalinan yang kurang memuaskan, sehingga ibu menunjukkan citra diri
yang negative dan dapat berlanjut menjadi kemarahan yang dapat
mempersulit proses adaptasi ibu terhadap peran dan fungsi barunya (Pilliteri,
2003).
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Penyulit Persalinan Berdasarkan Manuaba (2009),
penatalaksanaan persalinan dengan penyulit terdiri dari:
1) Versi Sefalik Luar (External Cephalic Version)
Merupakan upaya memutar janin dari presentasi bokong atau bahu ke
peresentasi vertex. Upaya ini dilakukan setelah usia kehamilan 37 minggu dan
dilakukan di kamar bersalin. Ultrasonography diperlukan untuk memastikan
posisi janin, usia gestasi, jumlah cairan amnion, dan menyingkirkan diagnosis
plasenta previa dan anomaly.
2) Percobaan Partus (Trial of Partus)
Percobaan pertus dilakukan jika pelvis ibu masih dipertanyakan baik ukuran
maupun bentuknya atau jika ibu ingin melahirkan pervaginam setelah
sebelumnya melahirkan dengan SC dan bila janin menunjukkan presentasi
yang abnormal.
3) Induksi Persalinan
Induksi persalinan adalah penggunaan stimulasi fisik atau kimiawi untuk
mempercepat intensitas kontraksi uterus.Hal ini dilakukan pada wanita DM,
penyakit kronik, penyakit ginjal, riwayat persalinan presipitatus (kurang dari 4
jam),KPD,pre eklamsi berat/eklamasi,dan abrupsio plasenta.Persalinan induksi
juga dilakukan pada penyakit hemolitik janin yang berat, untuk kehamilan
postrem, ketika janin telah mati, dan untuk memudahkan ibu serta dokter.
Sebelum dilakukan induksi, dikaji kesiapan servik dan maturitas janin metode
17

yang sering digunakan dalam induksi adalah amniotomi, infuse oksitosin, dan
pemberian prostaglandin (Farrer,2001 dalam Manuaba, 2009).
a) Amniotomi
Amniotomi adalah perobekan membran amnion dengan tujuan medis
untuk mengalirkan cairan. Bila serviks telah siap dan kepala bayi berada di
segmen bawah uterus, amniotomi secara efektif merangsang persalinan
80% pada pasien dalam 24 jam. Keuntungannya adalah kontraksinya
serupa dengan persalinan spontan,pengawasan janin dapat dilakukan, dan
warna serta komposisi cairan amnion dapat dievaluasi. Kerugian adalah
persalinan tidak segera mulai, mungkin terjadi proplaspus tali pusat, dan
selanjutnya tejadi infeksi (Prabulos dan Philipson,1998
dalamChapman,2006).
b) Infus Oksitosin
Infus oksitosin intravena adalah metode yang efektif untuk merangsang
kontraksi uterus. Oksitoksin 10 unit ditambahkan kedalam 1 liter cairan
intravena (biasanya Ringer Laktat), menghasilkan 10 mU oksitosin per
milliliter. Dibuatkan aliran intravena tanpa menggunakan cairan yang
mengandung obat, dan hubungkan botol oksitosin pada aliran tersebut.
Alat monitoring eksternal mungkin dipasangkan pada abdomen ibu
kontraksi uterus dosisnya ditentukan oleh dokter yang hadir dan secara
bertahap ditingkatkan. Tujuannya adalah untuk mencapai intensitas
kontraksi yang baik setiap 2 sampai 3 menit, masing-masing berlangsung
40 sampai 50 detik.
Induksi oksitosin secara keseluruhan tidak bebas dari risiko. Infus yang
berlalu cepat dapat memberikan rangsangan yang berlebihan pada uterus.
Hal ini mengganggu janin karena penurunan perfusi plasenta dan
menyebabkan kelahiran yang cepat dengan bahaya robekan servik, laserasi
perineal, atau ruptur uterus. Mungkin terjadi intoksikasi cairan bila
diberikan dosis yang besar dalam cairan elektrolit bebas dalam waktu yang
panjang.
c) Pemberian Prostaglandin
Prostaglandin sangat efektif dalam mematangkan servik selama induksi
18

persalinan (Pamilih, 2006). Prostaglandin diberikan baik melalui infuse


intravena maupun melalui jeli intravena. Jeli ini juga digunakan untuk
mematangkan servik. Karena pemberian prostaglandin efektif,bebas dari
efek samping, dan bukan tindakan invasive, beberapa lembaga yang
berwenang yakin tindakan ini dapat menggantikan amniotomi dan
oksitosin sebagai metode pilihan untuk induksi persalinan.
4) Metode Pematangan Serviks
Metode pematangan serviks yang sering dilakukan adalah dengan memberikan
hormone progesterone sintetik melalui kateter dan dimasukkan ke kanalis
servikalis atau dipasang pada diafragma yang diletakkan dekat serviks. Selain
hormonal, penggunaan gagang laminaria (dilator serviks alamiah yang terbuat
dari rumout laut) dan dilator sintetis juga efektif untuk mematangkan serviks.
Jika dilator ini mengabsorbsi cairan serviks, ia akan mengembang dan
menyebabkan serviks dilatasi (Macmudah, 2010).
5) Persalinan dengan Bantuan Vakum Ekstraksi
Ekstrasi vakum merupakan alterfnatif yang sangat membantu untuk
menggantikan tindakan forceps rendah pada saat ibu meras letih dan tidak
mampu mengejan dengan efektif. Disamping itu, ekstrasi Vakum kadang –
kadang dipakai untuk membantu memutar presentasi melintang atau oksiput
posterior menjadi posisi anterior. Dengan menggunakan ekstraksi vacum,
kemungkinan laserasi atau keharusan untuk melakukan episiotomi akan lebih
kecil bila dibandingkan dengan tindakan forseps. Namun demikian, ekstraksi
vacum relatif berlangsung lambat sehingga tidak dilakukan pada keadaan fetal
distress (Manuaba, 2009).
6) Persalinan Sectio Cesarean (SC)
Persalinan SC adalah kelahiran bayi melalui abdomen dan insisi uterus
(Bobaket al, 2005). Kehilangan pengalaman melahirkan anak secara tradisional
dapat memberikan efek negative pada konsep diri ibu. Tujuan SC adalah
memelihara kehidupan atau kesehatan ibu dan janinnya, yaitu karena adanya
indikasi yang mendukung.
Indikasi dilakukan SC adalah distosia, SC ulang, presentasi bokong, dan gawat
janin (Bobaket al, 2005). Indikasi lain antara lain infeksi, prolaps tali pusat,
19

preeklamsia, plasenta previa, solusio plasenta, malpresentasi, dan anomaly


janin, seperti hidrosephalus. Komplikasi yang ditimbulkan SC antara lain,
aspirasi, emboli pumoner, infeksi luka, luka, tromboplebitis, perdarahan,
infeksi saluran kemih (ISK), cedera pada kandung kemih, dan komplikasi yang
berhubungan dengan anastesia.
2.7 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Pengkajian
Tanggal :..... Jam :.....
2.7.1 Data Subyektif
1. Identitas Pasien
a. Nama ibu, termasuk nama panggilannya.
Dikaji untuk mengenal klien dan memanggil pasien agar tidak keliru
dengan pasien lain. (Ibrahim, 1996). Memanggil ibu sesuai dengan
namanya, menghargai dan menjaga martabatnya merupakan salah satu
asuhan sayang ibu dalam proses persalinan ( Depkes RI, 2008 : 14).
b. Umur
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi atau tidak. Usia di
bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisi wanita terhadap
sejumlah komplikasi. Usia di bawah 16 tahun meningkatkan insiden
preeklamsia. Usia di atas 35 tahun meningkatkan insiden diabetes,
hipertensi kronis, persalinan lama, dan kematian janin. (Varney,2008:
691)
c. Agama
Dikaji untuk mempermudah dalam melakukan pendekatan keagamaan
dalam melakukan asuhan kebidanan juga mengetahui pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan lain. Agama ini berfungsi untuk
mengetahui praktek agama yang dilakukan oleh ibu yang berkaitan
dengan persalinan. Selain itu mengetahui agama akan memberikan
pengetahuan bagi bidan tentang bagaimana membimbing ibu saat
bersalin mungkin dengan membimbing ibu berdoa dan sebagainya.
Dalam keadaan gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat
diketahui dengan siapa harus berhubungan misalnya pada agama islam
20

memanggil ustad, pada agama khatolik memanggil pastur atau pendeta.


d. Pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat
memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya. (Ambarwati, 2009
: 130).
e. Suku/ Kebangsaan
Ini perlu ditanyakan untuk mengadakan statistik kelahiran. Mungkin
juga untuk menentukan prognosa persalinan dengan melihat keadaan
panggul. Wanita Asia dan Afrika biasannya mempunyai panggul
bundar dan normal bagi persalinan dan biasanya wanita-wanita dari
barat panggulnya ukuran melintang lebih panjang tetapi ukuran muka
belakang lebih kecil. (Ibrahim,1996 : 82)
f. Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan ibu, gunanya untuk mengetahui dan mengukur
tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi
pasien tersebut.(Ambarwati,2009:130).
g. Alamat
Untuk mengetahui keadaan lingkungan perumahan serta keadaan
tempat tinggal ibu. Dengan mengetahui tempat tinggal ibu, bidan bisa
memberikan pilihan kepada ibu akan di mana ibu tersebut bersalin.
Dengan telah meninjau rumah ibu hamil yang bersalin tentu akan
mempengaruhi bagaimana psikologis ibu. Lingkungan yang aman dan
bersih akan membuat ibu bersemangat untuk menyambut bayinya
sehingga diharapkan mampu mempengaruhi power ibu saat
mengejan.Mengetahui ibu tinggal di mana, juga menjaga kemungkinan
bila ada ibu yang namanya sama dan memastikan ibu mana yang
hendak ditolong, juga diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada
penderita. (Ibrahim,1996 : 81)
h. Data mengenai suami/ penanggung jawab
Hal ini akan memberikan jaminan jika saat persalinan ibu mengalami
kegawatdaruratan maka bidan sudah tahu harus dengan siapa bidan
21

berunding. Dan saat ibu mendapat pendampingan saat persalinan akan


membuat psikologis ibu membaik dan membuat motivasi dalam
mengejan.Anjurkan ibu untuk di temani suami dan/ atau anggota
keluarga lain selama persalinan dan kelahiran bayinya. Beberapa
prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami
dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayinya. Banyak
hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan
diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui
dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan mereka
terima, mereka akan mendapatan rasa aman dan hasil yang lebih baik.
Disebutkan pula bahwa hal tersebut diatas dapat mengurangi terjadinya
persalinan dengan vaakum, cunam, dan secsio sesar, dan persaalinan
berlangsung lebih cepat merupakan asuhan sayang ibu dalam proses
persalinan. (Depkes RI, 2008 :12)
2. Alasan datang
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik, yang diungkapkan dengan kata-
katanya sendiri. (Hani dkk,2010:87)
Dalam buku obstetri fisiologi keluhan utama perlu di kaji untuk mengetahui
apakah penderita datang untuk memeriksakan kehamilanya ataukah ada
pengaduan-pengaduan lain yang penting. (UNPAD, 1983: 154).
3. Keluhan utama
Dalam buku obstetri fisiologi keluhan utama perlu di kaji untuk mengetahui
apakah penderita datang untuk memeriksakan kehamilanya ataukah ada
pengaduan-pengaduan lain yang penting. (UNPAD, 1983: 154).His/kontraksi
uterus yang terjadi secara teratur, terus-menerus dan terus meningkat
frekuensinya yang dimulai dari bagian punggung kemudian menyebar disekitar
abdomen bawah otot merupakan tanda persalinan yang sebenarnya akan
menimbulkan rasa ketidaknyamanan dan rasa nyeri. (Farrer,2001:125)
1) Tanda- tanda persalinan
a) Kontraksi
Informasi ini membantu membedakan antara kontraksi persalinan sejati dan
palsu. Pada persalinan sejati, intensitas kontraksi menjadi semakin kuat
22

dengan berjalan, sedangkan pada persalinan palsu hal ini jarang terjadi
bahkan menghilang.
b) Frekuensi
Informasi ini sangat penting untuk menetapkan awal persalinan, biasanya di
mulai sejak kontraksi menjadi teratur, dan untuk membedakan kontraksi
persalinan palsu dan sejati. Pada persalinan palsu, frekuensi, durasi, dan
intensitas kontraksi tidak meningkat, tidak tertur, dan durasinya pendek.
Kontraksi pada persalinan sejati pada awal tidak teratur dan durasinya
singkat, tetapi kemudian menjadi teratur dan disertai peningkatan frekuensi,
durasi dan intensitas kontraksi.
c) Lokasi ketidaknyamanan
Informasi ini membantu membedakan antara kontraksi persalinan sejati dan
palsu. Kontraksi persalinan palsu biasnya dirasakan pada abdomen bagian
bawah dan lipat paha. Kontraksi persalinan sejati biasanya di rasa sabagai
nyeri yang menyebar dari fundus ke punggung.
d) PPV
Bloody show adalah tanda yang menunjukan persalinan. Apabila bloody
show meningkat berarti wanita akan segera memasuki kala II persalian.
(Varney,2007:692).
4. Riwayat kesehatan
Penting untuk melakukan penapisan pada ibu secepatnya tehadap kemungkinan
komplikasi antepartum yang dapat mempengaruhi periode intrapartum (misal
preeklamsi, anemia) atau muncul menyerupai tanda-tanda persalinan.
(Varney,2007:692).
Yang dikaji dalam riwayat kesehatan adalah penyakit-penyakit yang dapat
mempengaruhi proses persalinan.
a. Penyakit Kardiovaskuler
 Penyakit Jantung, Ibu yang bersalin dengan disertai penyakit jantung
mempunyai resiko yang besar dalam proses persalinan karena
dikhawatirkan tidak kuat mengejan. (Wiknjosastro, 2005 : 430).
 Hipertensi, Jika tekanan darah 140/90 mmHg sampai 160/110 mmHg
ibu dilarang meneran karena dapat memperberat hipertensi yang
23

dialami. (Mochtar,2002:142-143)
b. Penyakit Sistem Pernafasan
 Tuberculosis Paru, Dapat menimbulkan masalah pada wanita itu
sendiri, bayinya, dan masyarakat sekitarnya. Janin baru tertular
penyakit setelah lahir karena dirawat /disusui oleh ibunya
(Winkjosastro, 2006 : 491 ).
 Asma Bronkiale, Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung
dari sering dan beratnya serangan, karena ibu dan janin akan
kekurangan oksigen (O2) atau hipoksia. Bila tidak diatasi sering
terjadi keguguran, persalinan premature atau berat janin tidak sesuai
dengan usia kehamilan (gangguan pertumbuhan janin) (Winkjosastro,
2006 : 490 ).
c. Penyakit Gastrointestinal
 Hernia, Dalam persalinan sebaiknya wanita tidak meneran terlalu kuat
apabila hernia semaikn besar dan jika syarat-syarat dipenuhi,
persalinan berakhir dengan vacum dan cunam. (Sarwono,2009:489)
 Hepatitis,Hepatitis infeksiosa (hepatitis A dan B) dapat menyebabkan
kerusakan sel-sel hati yang kuat dan nekrosis sehingga mempunyai
pengaruh buruk dalam kehamilan yaitu kehamilan premature bahkan
kematian janin dalam kandungan (KDJK). (Mochtar, 2002 : 97)
d. Penyakit Endokrin
 Diabetes Mellitus Gestasional, Komplikasi yang mungkin terjadi pada
kehamilan dengan diabetes sangat bervariasi. Pada ibu akan
meningkatkan resiko terjadinya preeclampsia, seksiosesarea, dan
terjadinya diabetes mellitus tipe II di kemudian hari, sedangkan pada
janin meningkatkan resiko terjadinya makrosomia, trauma persalinan,
hioperbilirubinemia, hipoglikemia, hipokalsemia, polisitemia,
hiperbilirubenia neonatal, sindroma distress respirasi (RDS), serta
meningkatkan mortalitas atau kematian janin. (Saefuddin, 2009 : 851).
 Hyrertiroid, Biasanya pada kehamilan berakhir dengan abortus
(inhabitualis)/partus prematurus, cacat bawaan, dan kretinismus pada
janin lebih besar. (Sarwono,2009:526)
24

e. Penyakit Sistem Reproduksi


 Mioma Uteri
Terdapatnya mioma uteri mungkin mengakibatkan hal-hal
sebagaiberikut:
Ø Mengurangi kemungkinan wanita menjadi hamil, terutama pada
mioma uteri submukosum
Ø Kemungkinan abortus bertambah
Ø Kelainan letak janin dalam rahim, terutama pada mioma yang
letaknya di serviks
Ø Inersia uteri dan atonia uteri, terutama pada mioma yang letaknya
di dalam dinding rahim atau apabila terdapat banyak mioma.
Ø Mempersulit lepasnya plasenta, terutama pada mioma yang
submukus dan intramural (Winkjosastro, 2006 : 421-422).
 Kista Vagina
Kista vagina biasanya kecil berasal dari duktus gartner atau duktus
muller. Letaknya lateral dalam vagina bagian proksimal, di tengah,
atau distal di bawah orifisium uretrae eksternum. Wanita tidak
mengalami kesulitan waktu persetubuhan dan persalinan. Jarang sekali
kista ini demikian besarnya, sehingga menghambat turunnya kepala
dan perlu di pungli, atau pecah akibat tekanan kepala (Winkjosastro,
2006 : 419).
f. Penyakit Sistem Syaraf
 Epilepsi, Pada umumnya epilepsi tidak dipengaruhi oleh kehamilan.
Namun wanita hamil dengan epilepsi mempunyai resiko terhadap
hipertensi karena kehamilan, persalinan prematur, bayi berat badan
lahir rendah, bayi dengan kelainan bawaan dan kematian perinatal
(Saefuddin, 2010 : M-46).
 Penyakit Sistem Urogenital
 Gagal ginjal akut
Gagal ginjal akut merupakan komplikasi yang sangat gawat
dalam kehamilan dan nifas karena dapat menimbulkan kematian
atau kerusakan fungsi ginjal yang tidak bisa sembuh lagi.
25

Penderita dapat meninggal dalam waktu 14 hari setelah timbulnya


anuria. Kerusakan jaringan dapat terjadi di beberapa tempat yang
tersebar atau keseluruh jaringan ginjal. (Saefuddin, 2009:840)
h. Penyakit Menular
 HIV, Transmisi HIV dari kepada janin dapat terjadi melalui
intrauterine, saat persalinan, dan pasca persalinan. Kelainan yang
dapat terjadi adalah berat badan lahir rendah, bayi lahir mati, partus
preterm, dan abortus spontan (Sarwono, 2009 :933).
 Sifilis, Merupakan penyakit sistemik yang disebabkan oleh treponema
pallidum. Transmisi treponema dari ibu ke janin umumnya terjadi
setelah plasenta terbentuk utuh, kira-kira sekitar umur 16 minggu,
kemungkinan untuk timbulnya sifilis kongenital lebih memungkinkan
(Sarwono, 2009 :929).
5. Riwayat obstetri
1) Riwayat Haid
Anamnesa haid meberikan kesan pada kita tentang faal alat kandungan.
Pengkajian tentang riwayat kehamilan diperlukan untuk mengetahui adakah
gangguan perdarahan, muntah yang sangat, toxaemia gravidarum. (UNPAD,
1983:154-155).
 Sifat Darah
Perlu diketahui untuk mengkaji kemungkinan DIC dengan sifat beku
danadanya trombin dalam darah.
 Disminorea
Dikaji terutama pada saat disminorea sekunder yaitu disminorea yang
disertai kelainan anatomi kelainan genitalis. (Manuaba,2010:58)
2) Riwayat kehamilan sekarang
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) : Untuk mengetahui umur kehamilan
yang sebenarnya dan sekaligus taksiran persalinan yang dihitung dengan
rumus neagle yaitu TTP (Taksiran Tanggal Persalinan) = HPHT+7 bulan
haid-3 dan tahun +1. (Manuaba,2010:58)
Haid terakhir, teratur tidaknya haid, dan cyclusnya dipergunakan untuk
memperhitungkan tanggal persalinan.
26

Dikaji tentang jumlah kunjungan. Jumlah kunjungan minimal empat kali


(4x) yaitu satu kali pada Trimester I, satu kali pada Trimester II, dan dua
kali pada Trimester III. Hal ini dapat memberikan peluang yang lebih besar
bagi petugas kesehatan untuk mengenali secara dini berbagai penyulit atau
gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil. Beberapa penyakit atau
penyulit tidak segera timbul bersamaan dengan terjadinya kehamilan
hipertensi dalam kehamilan, atau baru akan menampakkan gejala pada usia
kehamilan tertentu misalnya perdarahan antepartum yang disebabkan oleh
plasenta previa (Prawirohardjo, 2010 : 284).
Di kaji tentang imunisasi TT karena ibu hamil yang mendapatkan imunisasi
TT dalam tubuhnya akan membentuk antibodi tetanus. Jadwal imunisasi TT
I ke TT II adalah 4 minggu dan akan memberikan perlindungan selama 3
tahun (Saifuddin, 2002 : 91).
3) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
· Kehamilan : adakah gangguan seperti perdarahan, muntah yang sangat
· Persalinan : Dikaji antar lain lamanya persalinan sebelumnya merupakan
indikasi yang baik untuk memperkirakan lama persalinan saat ini.
Komplikasi kelahiran sebelumnya untuk mengidentifikasi masalah potensial
pada kelahiran dan postpartum. ( Hidayat – Sujatini, 2010:134). Riwayat
persalinan yang merupakan faktor resiko adalah persalinan prematur,
persalinan dengan BBLR, lahir mati, persalinan dengan induksi persalinan
dengan plasenta manual, persalinan dengan perdarahan post partum,
persalinan dengan tindakan (Ekstrasi forcep , vakum , letak sungsang,
ekstraksi , operasi SC ) (Manuaba , I.B.G . 1998; 37). Spontan atau buatan,
aterm atau prematur, perdarahan, ditolong oleh siapa (bidan, dokter).
· Nifas : adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi.
· Anak : Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa
dan sebabnya meninggal, berat badan waktu lahir. Pernyataan ini sangat
mempengaruhi prognosa persalinan dan pimpinan persalinan, karena
jalannya persalinan yang lampau adalah hasil ujian-ujian dari segala faktor
yang mempengaruhi persalinan (Wiknjosastro, 2010 : 133-134).
6. Riwayat perkawinan
27

Ditanyakan kepada ibu itu berapa lama dan berapa kali kawin. ini untuk
membantu menentukan bagaimana keadaan alat kelamin dalam ibu misalnya
pada ibu yang lama sekali telah kawin dan baru mempunyai anak,
kemungkinan ada kelainan pada alat kelamin ibu. (Ibrahim, 1996:82)
7. Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga ditanyakan
rencana KB setelah melahirkan. (Hani dkk, 2010:90)
8. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-harI
a. Pola nutrisi
Makan/minum, porsi, dan jenis selama hamil. Makan dan minum terakhir
sebelum bersalin. Perlu dikaji karena makan dan minum akan memenuhi
kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi. (Saefuddin,2010:109)
b. Eliminasi
Perlu dikaji. Anjuran ibu untuk berkemih 2jam/lebih sering karena jika
kandung kemih penuh maka akan menyebabkan:
· Menghalangi kontraksi
· Menghalangi penurunan kepala janin
· Menambah rasa sakit
· Kesulitan untuk melahirkan plasenta
· Perdarahan pasca melahirkan. (JNPK-KR,2002:3-4)
c. Aktifitas
Perlu dikaji apakah ibu melakukan pekerjaan berat yang menyebabkan ibu
merasa capek atau kelelahan sehingga tidak mempunyai tenaga.
(Pusdiknakes,WHO JHPIEGO.2002:163)
d. Istirahat dan Tidur
Sebaiknya ibu hamil banyak istirahat atau tidur meskipun bukan tidur
betulan hanya membaringkan badan utuk memperbaiki sirkulasi darah.
(Yeyeh,2009:106)
e. Pola Seksual
Yang perlu dikaji adalah frekuensi hubungan seksual sebelum hamil dan
selama hamil. Perlu juga diketahui keluhan dalam melakukan hubungan
seksual.
28

f. Pola Hygiene
Hygiene kehamilan ini dapat diartikan dengan kebersihan dan kesehatan
wanita hamil, ada juga yang mengartikan dengan “cara hidup wanita
hamil”. (Ibrahim, 1996:152)
9. Data psikososial dan spiritual
Kualitas asuhan dapat dinilai melalui kompetensi budaya atau kemampuan
seorang penyedia pelayanan untuk mengintegrasikan pengetahuan tentang
keyakinan dan norma budaya karena keyakinan dan norma budaya terkait
dengan pengalaman melahirkan. Pengkajian budaya harus dilakukan untuk
memastikan pemberi asuhan memiliki pengetahuan yang adekuat mengenai
keyakinan terhadap dukungan persalinan, terapi obat, dan pantangan.
(Kennedy,2009:124)
10. Data pengetahuan
Perlu dikaji dengan berbekal pengetahuan maka pasien akan lebih mudah
diajak memecahkan masalah yang mungkin akan terjadi. Hal-hal yang dikaji
adalah tentang tanda gejala dan proses persalinan fisiologis. Tanda dan
gejalanya adalah kondisi teratur, nyeri pinggang, keluar lendir bercampur darah
dan cairan ketuban.(Saifudin,2002:124)

2.7.2 Data Obyektif


1. Pemeriksaan umum
a. Tanda- tanda vital (TD, S, N, R)
* TD : Peningkatan atau penurunan tekanan darah masing- masing
merupakan indikasi gangguan pada kehamilan atau syok. Peningkatan
tekanan sistolik, dengan tekanan diastolik dalam batas normal, dapat
mengindikasikan ansietas atau nyeri.
TD diukur tiap sistolik naik rata-rata 10-20mmHg dan diastolik 5-
10mmHg antara kontraksi, TD akan normal <140/90mmHg.
(Soeparman,2003:318). Jika>140/90mmHg dicurigai adanya
preeklamsia. (Pusdiknakes,2003:63)
* Suhu : normal 36-37x/menit.(Mandriwati,2008:55)
Peningkatan suhu menunjukan proses ineksi atau dehidrasi.
29

* Nadi : 60-100x/menit.(Mandriwati,2008:61)
Peningkatan denyut nadi dapat menunjukan infeksi, syok, ansietas, atau
dehidrasi.
* Respirasi : normal berkisar 16-24x/menit.(Mandriwati, 2008:62)
Peningkatan frekuensi pernafasan dapat menunjukan syaok atau
ansietas. (Varney,2007:693).
b. Berat badan
Berat badan di timbang untuk memperoleh kenaikan berat badan total
selama kehamilan. (Varney,2007:693).
Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg.
(Winkjosastro, 2006: 161)
c. Tinggi badan
TB < 145 cm berkaitan dengan panggul sempit. (Manuaba, 2002:183)
d. LILA
Ukuran lingkar lengan yang normal adalah 23,5 cm, bila ditemukan
pengukuran < 23,5 cm berarti status gizi ibu kurang. (Mandriwati,2008:123)
2. Status present
Pemeriksaan tidak hanya dilakukan secara pandang tetapi sekaligus dengan
rabaan, pemeriksaan diawali dari :
Kepala : mesocephal, rambut hitam, kulit rambut bersih
Muka : simetris pucat, oedema
Kelopak Mata: bengkak/tidak (Apabila kelopak mata seudah bengkak,
kemungkinan terjadi pre eklamsi berat)
Conjungtiva: merah muda, pucat
Sklera : putih/kuning
Hidung : simetris, nafas cuping hidung, polip
Mulut : simetris, bibir kering/tidak, lidah stomatitis/tidak
Gigi : caries denti.
Telinga : simetris, lecet
Leher : pergerakan, pembengkakan kelenjar tiroid/tidak
Dada : simetris, datar, retraksi dinding dada
Payudara : membesar, kebersihan, benjolan abnormal
30

Abdomen : kembung, benjolan abnormal


Kulit : turgor kulit, warna
Punggung : lordosis/kifosis/skoliosis
Vulva : odema/tidak, varises/tidak
Anus : hemoroid
Ekstremitas : simetris, sama panjang/tidak(Baety,2012:4-5)
Reflek Patela : Hiperrefleksia (3+ dan 4+) merupakan salah satu tanda
preeklamsiberat. Klonus biasanya terlihat menjelang eklamsia
atau padaeklamsia aktual. (Varney,2007:693).
3. Status Obstetri
a. Inspeksi/Periksa Pandang
Periksa pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien. Diperhatikan
bagaimana sikap tubuh dan cara berjalannya, apakah cenderung
membungkuk, berjalan pincang, atau yang lainnya.
b. Periksa pandang meliputi :
 Muka : closma gravidarum, oedema, pucat
 Mammae : puting susu, hiperpigmentasi areola, kolostrum
 Abdomen : menegang/mengendur, pembesaran uterus sesuai usia
kehamilan/tidak, striae dan linea gravidarum
 Vulva : perdarahan, cairan keputihan, tanda chadwick
(Baety,2012:5)
c. Palpasi
 Leopold I : untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian
janin yang terdapat di daerah fundus uteri.
Fundus uteri berisi bokong bagian yang kurang melenting, lunak.
(Winkjosastro,2007:134)
 Leopold II : untuk menentukan letak punggung janin (pada letak
membujur) dan kepala janin (pada letak melintang).
 Leopold III : Untuk menyimpulkan bagian janin yang berada di
bawah rahim.
 Leopold IV : Untuk mengetahui apakah bagian terdepan janin
sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau belum.
31

TFU : Apabila usia kehamilan di bawah 24 minggu pengukuran


dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan di atas 24 minggu memakai
pengukuran mac donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai
cm dari atas simpisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya.
(Depkes RI,2001 dalam Rukiyah, 2009:7)
Usia kehamilan diukur dengan Tinggi Fundus Uteri dalam cm
menggunakanpenunjuk badan
 12 minggu
Teraba di atas simpisis pubis
 16 minggu
Di tengah antara simpisis pubis dan umbilikus
 20 minggu
20 cm (±2 cm)Pada umbilikus
 22-27 minggu
Usia kehamilan dalam minggu = cm (±2 cm)
 28 minggu
28 m (± 2 cm)Di tengah, antara umbilikus dan prosesus sifoideus
 29-35 minggu
Usia kehamilan dalam minggu = cm (±2cm)
 36 minggu
36 minggu (±2 cm)Pada prosesus sifoideus.(Saifuddin,2006 dalam
Rukiyah,2009:33)
TBJ (Taksiran Berat Janin) gram
Rumus Johnson-Tausak : menentukan taksiran berat janin adalah :
BB = (Mac Donald-12)x155.(Rukiyah,2009:33)
d. Auskultasi
Untuk mengkaji status bayi. Frekuensi jantung bayi kurang dari 120 atau
lebih dari 160 kali permenit dapat menunjukan gawat janin dan perlu di
evaluasi segera. (Varney,2007:693).
4. Pemeriksaan dalam
Untuk menentukan apakah pembukaan serviks yang progesif telah terjadi dan
mendiagnosis persalinan. Juga untuk menentukan tahap dan fase persalinan
32

wanita, jika ia dalam persalinan. (Varney,2007:693).


5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium sederhana adalah suatu pemeriksaan yang dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang umum dan dikerjakan pada pemeriksaan
ibu hamil sebagai pemeriksaan penunjang untuk mendukung suatu diagnosa.
 Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urin ada 2 hal yang diperiksa yaitu kadar protein dan gula
dalam urine.
 Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah yang dilakukan pada ibu hamil terutama adalah
pemeriksaan kadar Hb dalam darah dan dapat dilakukan di Pukesmas/RS.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi faktor resiko kehamilan. Bila
kadar Hb ibu kurang dari 10g% berarti ibu dalam keadaan anemia, terlebih
bila kadar Hb tersebut kurang dari 8 g% berarti ibu anemia berat.
(Baety,2012:49-52)
2.7.3 Assesment
Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi
(kesimpulan) dari data subyektif dan objektif. Karena keadaan pasien yang
setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam
data subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi
sangat dinamis. Hal ini juga menuntut bidan untuk sering melakukan analisis
data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan pasien dan
analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data pasien akan
menjamin cepat diketahuinya perubahan pada pasien, dapat terus diikuti dan
diambil keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data adalah melakukan
interpretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup diagnosis/masalah
kebidanan, diagnosis/masalah potensial dan tindakan segera. (Muslihatun,Wafi
Nur,dkk, 2009:91)
2.7.4 Pelaksanaan
Planning/perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang
akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan intrepretasi
data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi
33

pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. Rencana


asuhan ini harus bisa mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapai dalam batas
waktu tertentu.Tindakan yang akan dilaksanakn harus mampu membantu pasien
mencapai kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan
lain antara lain dokter.
P di SOAP juga mengandung Implementasi dan Evaluasi. Pelaksanaan
asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam
rangka mengatasi masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh
pasien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan
keselamatan pasien. Sebanyak mungkin pasien harus dilibatkan dalam prosese
implementasi ini. Bila kondisi pasien berubah, analisis juga berubah, maka
rencana asuhan maupun implementasinya pun kemungkinan besar akan ikut
berubah atau harus disesuaikan.
Dalam Planning ini juga harus mencantumkan Evaluation/evaluasi, yaitu
tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas
asuhan/hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah
dicapai dan merupakan fokus ketepatan nilai tindakan/asuahn. Jika kriteria
tujuan tidak tercapai, proses evaluasi ini dapat menjadi dasar untuk
mngembangkan tindakan alternatif sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
(Muslihatun,Wafi Nur,dkk, 2009:91)
34

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN FISIOLOGIS

3.1. PENGKAJIAN DATA


Anamnesa Tanggal : 01 Juni 2023 pukul 10.00 WIB
No Register : xxx134
Tempat Pengkajian : Puskesmas Kebonsari

Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. R Tn. A
Umur : 25 tahun 27 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTA SLTA
Pekerjaan : IRT ASN
Penghasilan : - Rp 4.000.000,-
Status Perkawinan : Kawin Kawin
Kawin Ke : 1 1
Lama Menikah : 1 tahun 1 tahun
Alamat : Rt 01/Rw02 Tambakmas Rt 01/Rw02 Tambakmas

2.3 DATA SUBYEKTIF


1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan kenceng kenceng sejak jam 05.00 WIB dan keluar lendir
darah.
2. Riwayat Menstruasi
HPHT : 01 – 04 - 2021
HPL : 08 – 01 - 2022
Fluor Albus : kadang-kadang, tidak berbau, tidak gatal

3. Riwayat Obstetri
35

Kehamilam Persalinan Bayi Nifas


K
Suami U BB
Ke Pylt Tempat Penl Jns Pylt JK H/M Pylt ASI B
ke K (kg)

1 1 Hamil ini

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


TM 1 : pertama kali ibu mengetahui hamil karena terlambat menstruasi dan
melakukan tes pack sendiri (hasil positif). Periksa 2x di PMB Ita dengan keluhan
mual; uk 5 minggu dan 10 minggu; mendapat konseling tentang nutrisi dan
istirahat; mendapat terapi asam folat 1x1 dan vitamin B6 2x1.
TM II : 2 kali periksa di Puskesmas Mejayan dan 1 kali di PMB Ita, tidak ada
keluhan, detak jantung janin sudah terdengar, pertama kali merasakan gerakan
janin pada uk ± 20 minggu, melakukan pemeriksaan ANC terpadu di
Puskesmas Mejayan dengan hasil GDA 90, PU Negatif, RU Negatif, HB 13,2
gr/dl, Golongan Darah O+, HIV NR, HBSAg NR, Sifilis NR. Mendapat terapi
Fe 1x1, multivitamin 1x1, dan kalk 1x1; mendapat konseling tentang nutrisi dan
tanda bahaya kehamilan.
TM III : 2 kali periksa hamil di Puskesmas Mejayan dan 2 kali di PMB Ita, tidak
ada keluhan, mendapat terapi Fe 1x1, kalk 1x1, B1 1x1; mendapat konseling
tentang tanda-tanda persalinan dan persiapan persalinan.
Gerak janin aktif. Status imunisasi TT5
5. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit kanker, jantung,
hipertensi, diabetes mellitus, ginjal, hepatitis, TBC, asma dan HIV.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit kanker, ginjal, hipertensi,
diabetes mellitus, jantung, hepatitis, asma, dan TBC.
7. Pola Fungsional Kesehatan
a. Nutrisi : terakhir makan sekitar pukul 07.00 WIB menghabiskan
setengah porsi, dengan porsi nasi, lauk dan sayur,
minum air putih 1 gelas.
b. Eliminasi : BAK terakhir pukul 10.00 WIB, BAB terakhir pukul
36

05.00 WIB
c. Istirahat : semalam ibu tidak bisa tidur, siang hari tidur 1-2 jam
perhari.
d. Aktivitas : sehari- hari ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga
seperti biasa.
e. Seksualitas : selama hamil ibu jarang melakukan hubungan seksual,
tidak ada keluhan. Terakhir hubungan seksual ±1 bulan
yang lalu.
f. Hygiene : mandi 2 kali sehari, terakhir mandi tadi pagi. Ganti
celana dalam 2-3 kali/hari atau ketika basah.
8. Riwayat Pernikahan
Pernikahan pertama bagi ibu maupun suami, lama menikah ±1 tahun dan usia
saat pertama kali menikah 24 tahun.
9. Riwayat Psikososial Budaya
Ibu dan suami merencanakan kehamilan ini. Ibu siap menghadapi persalinan.
Pengambil keputusan adalah suami. Di dalam keluarga tidak ada tradisi khusus
yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu maupun janin yang dikandungnya. Ibu
tidak ada kebiasaan minum jamu. Ibu tidak pernah merokok, minum minuman
beralkohol, atau pijat perut selama hamil. Suami merupakan perokok aktif. Di
rumah tidak ada hewan peliharaan.

2.4 DATA OBYEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
RR : 22 x/menit
S : 36,6°C
N : 82 x/menit

2. Pemeriksaan Fisik
37

a Wajah : Tidak pucat dan tidak oedema, konjungtiva merah


muda, sklera putih, bibir lembab dan tidak pucat
b Payudara : Areola dan puting susu bersih, puting susu kanan dan
kiri menonjol, tidak ada benjolan abnormal, ASI sudah
keluar pada kedua payudara
c Abdomen : Tidak terdapat bekas jahitan operasi
Leopold I : TFU 2 jari di bawah px (30 cm), teraba bagian bulat
dan tidak melenting di fundus
Leopolod II : Bagian kiri perut ibu teraba datar keras seperti papan
(punggung) Bagian kanan perut ibu teraba bagian-
bagian kecil janin (tangan dan kaki).
Leopolod III : Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bulat,
melenting dan tidak bisa digoyangkan.
Leopolod IV : Bagian terendah sudah masuk panggul dengan
penurunan kepala 4/5
TBJ : (30-11) x 155 = 2945 gram
DJJ : 144 x/menit
His : 3x / 10 menit lama 40 detik
d Genitalia : Tidak ada varises, tidak oedema, tidak ada
bartholinitis, serta tidak ada kondilomalata dan
kondiloma akuminata.
e Anus : Tidak terdapat hemorrhoid.
f Ekstremitas : Tidak terdapat oedema pada ekstremitas atas maupun
bawah, juga tidak terdapat varises

3. Pemeriksaan Dalam
VT oleh bidan tanggal 01 – 06 - 2023 pukul 12.00 WIB
HasiL : ø 10 cm, eff 100%, Ket (+), Presentasi belakang kepala, UUK (ubun
ubun kecil) depan, Molase 0, Hodge III, tidak teraba tali pusat/bagian kecil janin
di samping presentasi.

2.5 ANALISA DATA


38

Ny. “R” G1P0000 UK 40 minggu, janin hidup, tunggal, intrauterine, presentasi


kepala Hodge III posisi puki, jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik, inpartu
kala I Fase Aktif.

2.6 PENATALAKSANAAN
Tanggal : 01-06-2023 jam 12.07
Jam Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga :
Pembukaan lengkap, ketuban belum pecah, ibu bisa mengejan
13.00 WIB
jika ada dorongan untuk mengejan.
Respon : Ibu mengerti
2. Mengajari ibu teknik relaksasi. Cara : menarik nafas panjang
13.05 WIB melalui hidung, hembuskan pelan-pelan melalui mulut.
Respon : Ibu dapat mempraktekkan
3. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri, agar janin
13.10 WIB mendapatkan suplai oksigen yang cukup.
Respon : Ibu dapat mempraktekkan
4. Meminta keluarga mendampingi dan menyiapkan posisi
meneran ibu dengan menyanggah punggung ibu saat ada
13.15 WIB
keinginan untuk meneran
Respon : Keluarga kooperatif
5. Mengajari ibu cara meneran yang benar, yaitu tangan merangkul
paha hingga siku, tarik paha ke atas, dagu menempel ke dada,
pandangan mata ke perut, meneran seperti ingin BAB
Respon : Ibu mengikuti arahan petugas
6. Memimpin ibu meneran, saat ibu ada dorongan kuat untuk
meneran dengan memperbaiki cara meneran apabila caranya
salah.
Respon : Ibu kooperatif
7. Mengobsevasi DJJ di sela-sela kontraksi
Hasil : DJJ 148 x/menit
8. Meminta keluarga memenuhi kebutuhan cairan ibu dengan
39

minum air putih atau pocary untuk suplai energi selama proses
persalinan.

KALA II
Tanggal : 01-06-2023 Jam : 12.10 WIB
S : - Ibu mengatakan ada dorongan yang kuat untuk meneran
O : - Terdapat tanda-tanda kala II, yaitu perineum menonjol dan
vulva membuka
A : Ny. R P1Ao dengan Kala II
P : - Melakukan pertolongan kelahiran bayi sesuai standart APN
a. JIka kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-
6 cm, letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk
mengeringkan bayi
b. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu
c. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan
alat dan bahan
d. Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan
e. Lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain
bersih dan kering, sementara tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepala (anjurkan ibu meneran sambil bernapas
cepat dan dangkal)
f. Periksa lilitan tali pusat
Hasil : tidak terjadi lilitan tali pusat
g. Tunggu hingga kepala bayi melakukan putar paksi
h. Pegang kepala bayi secara biparietal, anjurkan ibu meneran
saat kontraksi. Tarik ke bawah untuk melahirkan bahu
depan, tarik keatas untuk melahirkan bahu belakang.
i. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang berada
dibawah kea arah perineum ibu untuk menyangga kepala,
lengan dan siku sebelah bawah.
40

j. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan penelusuran


sampai kaki bayi lahir, pegang kedua mata kaki, masukkan
telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata
kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.
k. Lakukan penilaian sepintas :
Hasil : Bayi lahir pukul 12.20 WIB, tangisan kuat, gerakan
aktif, warna kulit kemerahan, AS 9-10, Jenis Kelamin
Laki-Laki, BB 3000 gram, PB 48 cm
l. Bersihkan jalan napas
m. Keringkan tubuh bayi kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks, ganti handuk basah dengan handuk
kering dan meletakkan di dada ibu untuk menyusu dini
(IMD)

KALA III
Tanggal : 01-06 - 2023 Jam : 12.25 WIB
S : - Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya
- Ibu mengatakan perutnya mulai mulas
O : - Bayi lahir spontan jam 12.20 WIB
- Tidak ada janin kedua
A : Ny. R P1Ao dengan Kala III
P : - Melakukan injeksi oksitosin secara IM pada 1/3 paha kanan
anterolateral
- Menunggu tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu ada semburan
darah dan tali pusat yang berada di depan vulva memanjang
- Saat ada kontraksi melakukan peregangan tali pusat terkendali
(PTT) hingga plasenta keluar.
Plasenta keluar jam 12.30 wib
- Setelah plasenta keluar, memeriksa kelengkapan plasenta dan
meletakkan dalam wadah.
Plasenta lahir lengkap
- Melakukan masase fundus uteri selama 15 detik sambil
41

mengevaluasi perdarahan
Kontraksi uterus baik, teraba keras dengan TFU 3 jari di bawah
pusat, perdarahan ± 200 cc berasal dari robekan perineum
derajat II
KALA IV
Tanggal 01-06-2023 Jam : 12.35 WIB
S : - Ibu mengatakan senang ari-ari nya telah keluar lengkap
- Ibu mengatakan vagina terasa perih
O : - Tampak robekan perineum derajat II
- Kandung kemih kosong
A : Ny. R P1Ao dengan Kala IV
P : - Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa terjadi robekan
perineum dan akan dilakukan penjahitan.
Ibu mengerti dan bersedia untuk dilakukan penjahitan perineum
- Melakukan anestesi lokal pada perineum dengan Lidokain 2%
- Melakukan penjahitan perineum dengan teknik jelujur,
menggunakan benang cutgut chromic 2/0
- Membersihkan ibu
- Merendam semua peralatan dalam klorin 0,5% selama 10 menit
- Memeriksa TTV dan kontraksi uterus serta mengajari ibu cara
melakukan massase.
TTV dalam batas normal, kontraksi uterus baik, teraba keras
- Melakukan asuhan pada BBL yaitu pemberian salep mata
antibiotik, injeksi vitamin K1, injeksi Hb0 dan perawatan tali
pusat
- Melakukan observasi selama 2 jam pertama dengan memantau
TTV, kontraksi uterus, TFU, perdarahan dan kandung kemih.
Observasi dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam pertama,
dilanjutkan tiap 30 menit pada 1 jam berikutnya.
Hasil observasi dalam batas normal
- Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
42

BAB 4
PEMBAHASAN

Pada Asuhan Kebidanan yang dilakukan kepada Ny. “R”, didapat data
melalui anamnesa bahwa perut kenceng-kenceng menjalar ke punggung belakang
sejak tanggal 01-06-2023, jam 04.00 WIB dan mengeluarkan lendir darah.
Menurut Sondakh (2013) Tanda dan gejala inpartu, diantaranya: 1) Terjadinya his
persalinan. Sifat his persalinan adalah pinggang terasa sakit dan menjalar ke
depan, sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar, makin
beraktivitas (jalan), kekuatan akan makin bertambah, 2) Pengeluaran lendir
dengan darah. Terjadinya his persalinan mengakibatkan terjadinya perubahan
pada serviks yang akan menimbulkan pendataran dan pembukaan serviks,
pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat di kanalis servikalis lepas. Terjadi
perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah. Hal ini menunjukan tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktik.
Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan status TT Ny. “R” yaitu TT5,
pemeriksaan umum dalam batas normal, DJJ dalam batas normal, Pemeriksaan
fisik didapatkan genetalia mengeluarkan lendir darah, cairan ketuban (-). Hasil VT
menunjukkan pembukaan serviks 10 cm, eff 100%, Ketuban (+), presentasi
belakang kepala, UUK depan, Molase 0, Hodge III, tidak teraba tali pusat/bagian
kecil janin di samping presentasi. Hasil yang didapatkan pada pemeriksaan dalam,
yaitu perlunakan serviks, pendataran serviks dan pembukaan serviks. Hal ini
menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
Pemeriksaan Laboratorium ANC Terpadu pada saat kehamilan Trimester II
yaitu : HIV (NR), syiphilis (NR), HbsAg (NR), Hb : 13,2 g/dl, golongan darah :
O+, albumin urin (-), reduksi urin (-). Hal ini menunjukkan keadaan dalam batas
normal.
Penatalaksanaan yang diberikan disesuaikan dengan tahapan pada kala I-
kala IV dengan mengedepankan Asuhan Sayang Ibu. Pada kasus ini Ny. “R”
memasuki tahap kala II asuhan yang diberikan yaitu pemantauan maternal,
43

pemantauan fetal, menolong sesuai dengan APN dilanjutkan dengan


penatalakasanaan kala III dan kala IV diantaranya Manajemen Aktif Kala III,
Evaluasi uterus, konsistensi dan atonia, pemeriksaan servik, vagina dan perineum,
pemantauan dan evaluasi lanjut (tanda vital ibu, kontraksi uterus, pengeluaran
lokia, kandung kemih, perineum terutama kebersihannya juga perkiraan
kehilangan darah.
44

BAB 5
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dari studi kasus pada Ny. “R” pemeriksaan dengan pendekatan
Asuhan Sayang Ibu yang diberikan sesuai dengan tahapan pada kala I-kala
IV pada ibu bersalin dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari pengkajian yang dilakukan pada Ny. “R” diperoleh data subjektif
yaitu mengalami perut kenceng-kenceng menjalar ke punggung
belakang dan mengeluarkan lendir darah.
2. Status TT : TT5
3. Hasil pemeriksaan umum dan fisik dalam batas normal
4. Hasil Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal
5. Tahapan / proses persalinan dari Kala I – Kala IV merupakan
persalinan fisiologis tanpa penyulit dan tata laksana kasus dilakukan
berdasarkan Asuhan Sayang Ibu.

1.2 Saran
Sebagai petugas kesehatan khususnya bidan dengan misi
menurunkan AKI dan AKB diharapkan dapat menerapkan manajemen
asuhan persalinan pada ibu bersalin sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan pasien dengan mengedepankan Asuhan Sayang Ibu. Dengan
demikian, proses bersalin dapat berjalan dengan lancar.
45

DOKUMENTASI
46

DAFTAR PUSTAKA

Affandi B, dkk. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Ambarwati R, E. (2010). Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta: Mitra.

Depkes RI. (2011). Profil Kesehatan Indonesia Menuju Indonesia Sehat. Jakarta:

Depkes RI.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta

Sinclair, Constance. (2011). Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC

Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 201. Jakarta:

Kementrian Kesehatan Indonesiahttp://www.kemenkes.go.id/ Diakses

tanggal 20 Januari 2020Jam 19.00

Varney, H. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Volume 1. Jakarta: EGC.

Riset Kesehatan Dasar (Riskedas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2013http://depkes.go.id/ Diakses tanggal
20 Januari 2020 Jam 19.00.

Setyorini, Retno Heru. (2013). Belajar Tentang Persalinan. Edisi kesatu.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai