Oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
Jombang, ………………2023
Mahasiswa
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
rahmat dan anugerah-Nya sehingga Laporan Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin
Fisiologis Ny. R di Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak selama
menyelesaikan Laporan ini, tidak akan mungkin dapat penulis selesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan Laporan ini, penyusun banyak mendapat bimbingan dan dukungan
serta arahan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penyusun ingin
menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. MM.selaku Ketua STIKES Husada Jombang, yang
telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
2. Zeny Fatmawati, SST., M.PH selaku Ketua Program Studi dan Pembimbing
Akademik Pendidikan Profesi Bidan STIKES Husada Jombang.
3. Bd. Eni Sri Sulastri, SST. selaku Pembimbing Klinik di Puskesmas Kebonsari
Kabupaten Madiun
4. Keluarga dan teman-teman sejawat yang senantiasa memberikan dukungan.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam penyelesaian laporan stase ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Kebidanan dan pelayanan
ginekologi.
Jombang, …………….2023
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul......................................................................................................... 1
Lembar Persetujuan..................................................................................................... 2
Kata Pengantar............................................................................................................ 3
Daftar isi...................................................................................................................... 4
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 5
1.2 Tujuan Penulisan.................................................................................... 6
1.3 Manfaat.................................................................................................. 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui penatalaksanaan pada ibu bersalin Ny.”R” dengan memberikan
asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisa data pada ibu bersalin
Ny.“R” dengan konseling dan skrining di Puskesmas Kebonsari.
2. Dapat mengobservasi asuhan yang diberikan pada ibu hamil Ny. “R”
dengan konseling dan skrining di Puskesmas Kebonsari.
3. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam asuhan
kebidanan menggunakan pendekatan SOAP yang telah di lakukan pada
Ny. “R” dengan manajemen asuhan kebidanan pada ibu bersalin di
Puskesmas Kebonsari.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat praktis
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesai tugas asuhan kebidanan stase I
di program profesi bidan STIKES Husada Jombang.
1.3.2 Manfaat ilmiah
Dari hasil pendokumentasian Asuhan kebidanan ini dapat menjadi sumber
informasi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan bahan acuan
bagi penyusunan ASKEB selanjutnya
1.3.3 Manfaat bagi institusi
Sebagai bahan acuan yang diharapkan dapat bermanfaat terutama dalam
bidang pengembangan institusi
1.3.4 Manfaat bagi penyusun
Merupakan pengalaman yang berharga karena dapat meningkatkan
pengetahuan dan wawasan tentang penatalaksaan manajemen asuhan
kebidanan pada ibu bersalin.
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
persalinanmulai.
3. Pada kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan
tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan.
2.2.2 Teori penurunan progesteron
1. Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu, dimana
terjadi penimbunan jaringan ikat pembuluh darah mengalami
penyempitan dan buntu.
2. Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih
sensitif terhadap oksitosin.
3. Otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan
progesteron tertentu.
2.2.3 Teori oksitosin
1. Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior.
2. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensivitas otot rahim sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks.
3. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka
oksitosin dapat meningkat aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai.
2.2.4 Teori prostalglandin
1. Konsentrasi prostalglandin meningkat saat hamil 15 minggu yang
dikeluarkan oleh desidua.
2. Pemberian prostalglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.
3. Prostalglandin dianggap merupakan pemicu terjadinya persalinan.
2.2.5 Teori hipotalamus – pituitari dan glandulasuprarenalis
1. Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering
terjadi kelambatan persalinan kareana tidak terbentuk hipotalamus.
(Linggin 1973)
2. Malpar pada tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan, hasilnya
kehamilan kelinci berlangsung lebih lama.
3. Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin,
induksi (mulainya)persalinan.
4. Dari percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus
9
mulai.
2) Pasien mulai mengejan. Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala
sudah sampai didasar panggul. Perineum menonjol, vulva menganga
dan rektum terbuka. Di puncak his, bagian kecil dari kepala nampak
dalam vulva tetapi hilang lagi waktu his berhenti. Pada his berikutnya
bagian kepala yang nampak lebih besar lagi, tatapi surut kembali kalau
his berhenti.kejadian ini disebut kepala membuka pintu. Maju dan
surutnya kepala berlangsung terus, sampai lingkarantersebut tersebar
dari kepala terpegang oleh vulva, sehingga tak dapat mundur lagi.
Pada saat ini tonjolan yulang ubun-ubun telah lahir dan subocciput ada
di bawah simpisis. Saat ini disebut juga kepala keluar pintu, karena
pada his berikutnya extensi keluarlah ubun- ubun besar, dahi dan
mulut pada commisura posterior.
3) Pada saat ini, pada primigravida perineum biasanya tak dapat
menahan regangan yang kuat ini sehingga robek pada pinggir
depannya. Setelah kepala lahir, ia jatuh kebawah dan kemudian terjadi
putaran paksi luar sehingga kepala melintang. Sekarang vulva
menekan pada leher dan dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari
hidung keluar lendir dan cairan. Pada his berikutnya, bahu belakang
lahir terlebih dahulu kemudian bahu depan, disusul oleh seluruh badan
anak dengan fleksi lateral, sesuai dengan putar paksi jalan lahir.
Sesudah anak lahir, sering keluar sisa cairan ketuban, yang tidak
keluar saat ketuban pecah. Lamanya kala II pada primi kurang lebih
50 menit dan pada multi kurang lebih 20 menit.
3. Kala III (kala pelepasan uri)
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Tetapi
setelah beberapa menit timbul lagi. His ini dinamakan his pelepasan uri
yang terletak pada segmen bawah rahim atau bagian atas dari vagina.
Tanda - tanda pelepasan placenta ialah :
1) Uterus menjadi bundar.
2) Perdarahan, terutama perdarahan yang sekonyong-konyong dan agak
banyak (perdarahan kurang lebih 250 cc, dianggap patologis jika
13
2.4 Pathway
2) Metabolisme
Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik maupun
anaerobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar
disebabkan karena kecemasan serta kegiatan otot kerangka tubuh.
Kegiatan metabolisme yang meningkatkan tercermin dengan kenaikan
suhu badan, denyut nadi, pernafasan, kardiak ouput dan kehilangan cairan.
3) Suhu badan
Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan, suhu mencapai
tertinggi selama persalinan dan segera setelah persalinan. Kenaikan suhu
tubuh normal sekitar 0,5 -1 derajad celcius.
4) Denyut jantung
Denyut jantung selama persalinan akan sedikit naik. Hal ini
mencerminkan kenaikan dalam metabolisme yang terjadi selama
persalinan.
5) Pernafasan
Pernafasan terjadi kenaikan sedikit dibandingkan dengan sebelum
persalinan, kenaikan ini dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri dan
kekhawatiran.
6) Perubahan renal
Poly uri sering terjadi selama masa persalinan. Kandung kemih harus
sering dikontrol ( setiap 2 jam ) agar tidak menghambat penurunan bagian
trendah janin .
7) Perubahan Gastrointestinal
Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan makanan padat
berkurang dan menyebabkan pencernaan hampir berhenti selama
persalinan dan menyebabkan konstipasi.
8) Perubahan Hematologis
Haemoglobin akan meningkat 1,2 gr/ 100 ml selama persalinan dan
kembali ketingkat pra persalinan pada hari pertama setelah persalinan
apabila tidak terjadi kehilangan darah saat persalinan (Hidayat, 2012).
2. Dampak Penyulit Persalinan
Penyulit persalinan akan menimbulkan dampak yang berbahaya baik
16
bagi ibu maupun janin. Bahaya penyulit persalinan bagi ibu adalah resiko
atonia uteri, infeksi, laserasi, perdarahan, kelelahan pada ibu, kecemasan dan
shock. Sedangkan bahaya bagi janin adalah asfiksia, trauma serebri karena
adanya penekanan pada kepala janin, cedera pada janin, dan pecahnya ketuban
sebelum waktunya (Machmudah, 2010).
Persalinan dengan penyulit dapat membuat ibu memiliki pengalaman
persalinan yang kurang memuaskan, sehingga ibu menunjukkan citra diri
yang negative dan dapat berlanjut menjadi kemarahan yang dapat
mempersulit proses adaptasi ibu terhadap peran dan fungsi barunya (Pilliteri,
2003).
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Penyulit Persalinan Berdasarkan Manuaba (2009),
penatalaksanaan persalinan dengan penyulit terdiri dari:
1) Versi Sefalik Luar (External Cephalic Version)
Merupakan upaya memutar janin dari presentasi bokong atau bahu ke
peresentasi vertex. Upaya ini dilakukan setelah usia kehamilan 37 minggu dan
dilakukan di kamar bersalin. Ultrasonography diperlukan untuk memastikan
posisi janin, usia gestasi, jumlah cairan amnion, dan menyingkirkan diagnosis
plasenta previa dan anomaly.
2) Percobaan Partus (Trial of Partus)
Percobaan pertus dilakukan jika pelvis ibu masih dipertanyakan baik ukuran
maupun bentuknya atau jika ibu ingin melahirkan pervaginam setelah
sebelumnya melahirkan dengan SC dan bila janin menunjukkan presentasi
yang abnormal.
3) Induksi Persalinan
Induksi persalinan adalah penggunaan stimulasi fisik atau kimiawi untuk
mempercepat intensitas kontraksi uterus.Hal ini dilakukan pada wanita DM,
penyakit kronik, penyakit ginjal, riwayat persalinan presipitatus (kurang dari 4
jam),KPD,pre eklamsi berat/eklamasi,dan abrupsio plasenta.Persalinan induksi
juga dilakukan pada penyakit hemolitik janin yang berat, untuk kehamilan
postrem, ketika janin telah mati, dan untuk memudahkan ibu serta dokter.
Sebelum dilakukan induksi, dikaji kesiapan servik dan maturitas janin metode
17
yang sering digunakan dalam induksi adalah amniotomi, infuse oksitosin, dan
pemberian prostaglandin (Farrer,2001 dalam Manuaba, 2009).
a) Amniotomi
Amniotomi adalah perobekan membran amnion dengan tujuan medis
untuk mengalirkan cairan. Bila serviks telah siap dan kepala bayi berada di
segmen bawah uterus, amniotomi secara efektif merangsang persalinan
80% pada pasien dalam 24 jam. Keuntungannya adalah kontraksinya
serupa dengan persalinan spontan,pengawasan janin dapat dilakukan, dan
warna serta komposisi cairan amnion dapat dievaluasi. Kerugian adalah
persalinan tidak segera mulai, mungkin terjadi proplaspus tali pusat, dan
selanjutnya tejadi infeksi (Prabulos dan Philipson,1998
dalamChapman,2006).
b) Infus Oksitosin
Infus oksitosin intravena adalah metode yang efektif untuk merangsang
kontraksi uterus. Oksitoksin 10 unit ditambahkan kedalam 1 liter cairan
intravena (biasanya Ringer Laktat), menghasilkan 10 mU oksitosin per
milliliter. Dibuatkan aliran intravena tanpa menggunakan cairan yang
mengandung obat, dan hubungkan botol oksitosin pada aliran tersebut.
Alat monitoring eksternal mungkin dipasangkan pada abdomen ibu
kontraksi uterus dosisnya ditentukan oleh dokter yang hadir dan secara
bertahap ditingkatkan. Tujuannya adalah untuk mencapai intensitas
kontraksi yang baik setiap 2 sampai 3 menit, masing-masing berlangsung
40 sampai 50 detik.
Induksi oksitosin secara keseluruhan tidak bebas dari risiko. Infus yang
berlalu cepat dapat memberikan rangsangan yang berlebihan pada uterus.
Hal ini mengganggu janin karena penurunan perfusi plasenta dan
menyebabkan kelahiran yang cepat dengan bahaya robekan servik, laserasi
perineal, atau ruptur uterus. Mungkin terjadi intoksikasi cairan bila
diberikan dosis yang besar dalam cairan elektrolit bebas dalam waktu yang
panjang.
c) Pemberian Prostaglandin
Prostaglandin sangat efektif dalam mematangkan servik selama induksi
18
dengan berjalan, sedangkan pada persalinan palsu hal ini jarang terjadi
bahkan menghilang.
b) Frekuensi
Informasi ini sangat penting untuk menetapkan awal persalinan, biasanya di
mulai sejak kontraksi menjadi teratur, dan untuk membedakan kontraksi
persalinan palsu dan sejati. Pada persalinan palsu, frekuensi, durasi, dan
intensitas kontraksi tidak meningkat, tidak tertur, dan durasinya pendek.
Kontraksi pada persalinan sejati pada awal tidak teratur dan durasinya
singkat, tetapi kemudian menjadi teratur dan disertai peningkatan frekuensi,
durasi dan intensitas kontraksi.
c) Lokasi ketidaknyamanan
Informasi ini membantu membedakan antara kontraksi persalinan sejati dan
palsu. Kontraksi persalinan palsu biasnya dirasakan pada abdomen bagian
bawah dan lipat paha. Kontraksi persalinan sejati biasanya di rasa sabagai
nyeri yang menyebar dari fundus ke punggung.
d) PPV
Bloody show adalah tanda yang menunjukan persalinan. Apabila bloody
show meningkat berarti wanita akan segera memasuki kala II persalian.
(Varney,2007:692).
4. Riwayat kesehatan
Penting untuk melakukan penapisan pada ibu secepatnya tehadap kemungkinan
komplikasi antepartum yang dapat mempengaruhi periode intrapartum (misal
preeklamsi, anemia) atau muncul menyerupai tanda-tanda persalinan.
(Varney,2007:692).
Yang dikaji dalam riwayat kesehatan adalah penyakit-penyakit yang dapat
mempengaruhi proses persalinan.
a. Penyakit Kardiovaskuler
Penyakit Jantung, Ibu yang bersalin dengan disertai penyakit jantung
mempunyai resiko yang besar dalam proses persalinan karena
dikhawatirkan tidak kuat mengejan. (Wiknjosastro, 2005 : 430).
Hipertensi, Jika tekanan darah 140/90 mmHg sampai 160/110 mmHg
ibu dilarang meneran karena dapat memperberat hipertensi yang
23
dialami. (Mochtar,2002:142-143)
b. Penyakit Sistem Pernafasan
Tuberculosis Paru, Dapat menimbulkan masalah pada wanita itu
sendiri, bayinya, dan masyarakat sekitarnya. Janin baru tertular
penyakit setelah lahir karena dirawat /disusui oleh ibunya
(Winkjosastro, 2006 : 491 ).
Asma Bronkiale, Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung
dari sering dan beratnya serangan, karena ibu dan janin akan
kekurangan oksigen (O2) atau hipoksia. Bila tidak diatasi sering
terjadi keguguran, persalinan premature atau berat janin tidak sesuai
dengan usia kehamilan (gangguan pertumbuhan janin) (Winkjosastro,
2006 : 490 ).
c. Penyakit Gastrointestinal
Hernia, Dalam persalinan sebaiknya wanita tidak meneran terlalu kuat
apabila hernia semaikn besar dan jika syarat-syarat dipenuhi,
persalinan berakhir dengan vacum dan cunam. (Sarwono,2009:489)
Hepatitis,Hepatitis infeksiosa (hepatitis A dan B) dapat menyebabkan
kerusakan sel-sel hati yang kuat dan nekrosis sehingga mempunyai
pengaruh buruk dalam kehamilan yaitu kehamilan premature bahkan
kematian janin dalam kandungan (KDJK). (Mochtar, 2002 : 97)
d. Penyakit Endokrin
Diabetes Mellitus Gestasional, Komplikasi yang mungkin terjadi pada
kehamilan dengan diabetes sangat bervariasi. Pada ibu akan
meningkatkan resiko terjadinya preeclampsia, seksiosesarea, dan
terjadinya diabetes mellitus tipe II di kemudian hari, sedangkan pada
janin meningkatkan resiko terjadinya makrosomia, trauma persalinan,
hioperbilirubinemia, hipoglikemia, hipokalsemia, polisitemia,
hiperbilirubenia neonatal, sindroma distress respirasi (RDS), serta
meningkatkan mortalitas atau kematian janin. (Saefuddin, 2009 : 851).
Hyrertiroid, Biasanya pada kehamilan berakhir dengan abortus
(inhabitualis)/partus prematurus, cacat bawaan, dan kretinismus pada
janin lebih besar. (Sarwono,2009:526)
24
Ditanyakan kepada ibu itu berapa lama dan berapa kali kawin. ini untuk
membantu menentukan bagaimana keadaan alat kelamin dalam ibu misalnya
pada ibu yang lama sekali telah kawin dan baru mempunyai anak,
kemungkinan ada kelainan pada alat kelamin ibu. (Ibrahim, 1996:82)
7. Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga ditanyakan
rencana KB setelah melahirkan. (Hani dkk, 2010:90)
8. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-harI
a. Pola nutrisi
Makan/minum, porsi, dan jenis selama hamil. Makan dan minum terakhir
sebelum bersalin. Perlu dikaji karena makan dan minum akan memenuhi
kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi. (Saefuddin,2010:109)
b. Eliminasi
Perlu dikaji. Anjuran ibu untuk berkemih 2jam/lebih sering karena jika
kandung kemih penuh maka akan menyebabkan:
· Menghalangi kontraksi
· Menghalangi penurunan kepala janin
· Menambah rasa sakit
· Kesulitan untuk melahirkan plasenta
· Perdarahan pasca melahirkan. (JNPK-KR,2002:3-4)
c. Aktifitas
Perlu dikaji apakah ibu melakukan pekerjaan berat yang menyebabkan ibu
merasa capek atau kelelahan sehingga tidak mempunyai tenaga.
(Pusdiknakes,WHO JHPIEGO.2002:163)
d. Istirahat dan Tidur
Sebaiknya ibu hamil banyak istirahat atau tidur meskipun bukan tidur
betulan hanya membaringkan badan utuk memperbaiki sirkulasi darah.
(Yeyeh,2009:106)
e. Pola Seksual
Yang perlu dikaji adalah frekuensi hubungan seksual sebelum hamil dan
selama hamil. Perlu juga diketahui keluhan dalam melakukan hubungan
seksual.
28
f. Pola Hygiene
Hygiene kehamilan ini dapat diartikan dengan kebersihan dan kesehatan
wanita hamil, ada juga yang mengartikan dengan “cara hidup wanita
hamil”. (Ibrahim, 1996:152)
9. Data psikososial dan spiritual
Kualitas asuhan dapat dinilai melalui kompetensi budaya atau kemampuan
seorang penyedia pelayanan untuk mengintegrasikan pengetahuan tentang
keyakinan dan norma budaya karena keyakinan dan norma budaya terkait
dengan pengalaman melahirkan. Pengkajian budaya harus dilakukan untuk
memastikan pemberi asuhan memiliki pengetahuan yang adekuat mengenai
keyakinan terhadap dukungan persalinan, terapi obat, dan pantangan.
(Kennedy,2009:124)
10. Data pengetahuan
Perlu dikaji dengan berbekal pengetahuan maka pasien akan lebih mudah
diajak memecahkan masalah yang mungkin akan terjadi. Hal-hal yang dikaji
adalah tentang tanda gejala dan proses persalinan fisiologis. Tanda dan
gejalanya adalah kondisi teratur, nyeri pinggang, keluar lendir bercampur darah
dan cairan ketuban.(Saifudin,2002:124)
* Nadi : 60-100x/menit.(Mandriwati,2008:61)
Peningkatan denyut nadi dapat menunjukan infeksi, syok, ansietas, atau
dehidrasi.
* Respirasi : normal berkisar 16-24x/menit.(Mandriwati, 2008:62)
Peningkatan frekuensi pernafasan dapat menunjukan syaok atau
ansietas. (Varney,2007:693).
b. Berat badan
Berat badan di timbang untuk memperoleh kenaikan berat badan total
selama kehamilan. (Varney,2007:693).
Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg.
(Winkjosastro, 2006: 161)
c. Tinggi badan
TB < 145 cm berkaitan dengan panggul sempit. (Manuaba, 2002:183)
d. LILA
Ukuran lingkar lengan yang normal adalah 23,5 cm, bila ditemukan
pengukuran < 23,5 cm berarti status gizi ibu kurang. (Mandriwati,2008:123)
2. Status present
Pemeriksaan tidak hanya dilakukan secara pandang tetapi sekaligus dengan
rabaan, pemeriksaan diawali dari :
Kepala : mesocephal, rambut hitam, kulit rambut bersih
Muka : simetris pucat, oedema
Kelopak Mata: bengkak/tidak (Apabila kelopak mata seudah bengkak,
kemungkinan terjadi pre eklamsi berat)
Conjungtiva: merah muda, pucat
Sklera : putih/kuning
Hidung : simetris, nafas cuping hidung, polip
Mulut : simetris, bibir kering/tidak, lidah stomatitis/tidak
Gigi : caries denti.
Telinga : simetris, lecet
Leher : pergerakan, pembengkakan kelenjar tiroid/tidak
Dada : simetris, datar, retraksi dinding dada
Payudara : membesar, kebersihan, benjolan abnormal
30
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN FISIOLOGIS
Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. R Tn. A
Umur : 25 tahun 27 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTA SLTA
Pekerjaan : IRT ASN
Penghasilan : - Rp 4.000.000,-
Status Perkawinan : Kawin Kawin
Kawin Ke : 1 1
Lama Menikah : 1 tahun 1 tahun
Alamat : Rt 01/Rw02 Tambakmas Rt 01/Rw02 Tambakmas
3. Riwayat Obstetri
35
1 1 Hamil ini
05.00 WIB
c. Istirahat : semalam ibu tidak bisa tidur, siang hari tidur 1-2 jam
perhari.
d. Aktivitas : sehari- hari ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga
seperti biasa.
e. Seksualitas : selama hamil ibu jarang melakukan hubungan seksual,
tidak ada keluhan. Terakhir hubungan seksual ±1 bulan
yang lalu.
f. Hygiene : mandi 2 kali sehari, terakhir mandi tadi pagi. Ganti
celana dalam 2-3 kali/hari atau ketika basah.
8. Riwayat Pernikahan
Pernikahan pertama bagi ibu maupun suami, lama menikah ±1 tahun dan usia
saat pertama kali menikah 24 tahun.
9. Riwayat Psikososial Budaya
Ibu dan suami merencanakan kehamilan ini. Ibu siap menghadapi persalinan.
Pengambil keputusan adalah suami. Di dalam keluarga tidak ada tradisi khusus
yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu maupun janin yang dikandungnya. Ibu
tidak ada kebiasaan minum jamu. Ibu tidak pernah merokok, minum minuman
beralkohol, atau pijat perut selama hamil. Suami merupakan perokok aktif. Di
rumah tidak ada hewan peliharaan.
2. Pemeriksaan Fisik
37
3. Pemeriksaan Dalam
VT oleh bidan tanggal 01 – 06 - 2023 pukul 12.00 WIB
HasiL : ø 10 cm, eff 100%, Ket (+), Presentasi belakang kepala, UUK (ubun
ubun kecil) depan, Molase 0, Hodge III, tidak teraba tali pusat/bagian kecil janin
di samping presentasi.
2.6 PENATALAKSANAAN
Tanggal : 01-06-2023 jam 12.07
Jam Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga :
Pembukaan lengkap, ketuban belum pecah, ibu bisa mengejan
13.00 WIB
jika ada dorongan untuk mengejan.
Respon : Ibu mengerti
2. Mengajari ibu teknik relaksasi. Cara : menarik nafas panjang
13.05 WIB melalui hidung, hembuskan pelan-pelan melalui mulut.
Respon : Ibu dapat mempraktekkan
3. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri, agar janin
13.10 WIB mendapatkan suplai oksigen yang cukup.
Respon : Ibu dapat mempraktekkan
4. Meminta keluarga mendampingi dan menyiapkan posisi
meneran ibu dengan menyanggah punggung ibu saat ada
13.15 WIB
keinginan untuk meneran
Respon : Keluarga kooperatif
5. Mengajari ibu cara meneran yang benar, yaitu tangan merangkul
paha hingga siku, tarik paha ke atas, dagu menempel ke dada,
pandangan mata ke perut, meneran seperti ingin BAB
Respon : Ibu mengikuti arahan petugas
6. Memimpin ibu meneran, saat ibu ada dorongan kuat untuk
meneran dengan memperbaiki cara meneran apabila caranya
salah.
Respon : Ibu kooperatif
7. Mengobsevasi DJJ di sela-sela kontraksi
Hasil : DJJ 148 x/menit
8. Meminta keluarga memenuhi kebutuhan cairan ibu dengan
39
minum air putih atau pocary untuk suplai energi selama proses
persalinan.
KALA II
Tanggal : 01-06-2023 Jam : 12.10 WIB
S : - Ibu mengatakan ada dorongan yang kuat untuk meneran
O : - Terdapat tanda-tanda kala II, yaitu perineum menonjol dan
vulva membuka
A : Ny. R P1Ao dengan Kala II
P : - Melakukan pertolongan kelahiran bayi sesuai standart APN
a. JIka kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-
6 cm, letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk
mengeringkan bayi
b. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu
c. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan
alat dan bahan
d. Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan
e. Lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain
bersih dan kering, sementara tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepala (anjurkan ibu meneran sambil bernapas
cepat dan dangkal)
f. Periksa lilitan tali pusat
Hasil : tidak terjadi lilitan tali pusat
g. Tunggu hingga kepala bayi melakukan putar paksi
h. Pegang kepala bayi secara biparietal, anjurkan ibu meneran
saat kontraksi. Tarik ke bawah untuk melahirkan bahu
depan, tarik keatas untuk melahirkan bahu belakang.
i. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang berada
dibawah kea arah perineum ibu untuk menyangga kepala,
lengan dan siku sebelah bawah.
40
KALA III
Tanggal : 01-06 - 2023 Jam : 12.25 WIB
S : - Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya
- Ibu mengatakan perutnya mulai mulas
O : - Bayi lahir spontan jam 12.20 WIB
- Tidak ada janin kedua
A : Ny. R P1Ao dengan Kala III
P : - Melakukan injeksi oksitosin secara IM pada 1/3 paha kanan
anterolateral
- Menunggu tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu ada semburan
darah dan tali pusat yang berada di depan vulva memanjang
- Saat ada kontraksi melakukan peregangan tali pusat terkendali
(PTT) hingga plasenta keluar.
Plasenta keluar jam 12.30 wib
- Setelah plasenta keluar, memeriksa kelengkapan plasenta dan
meletakkan dalam wadah.
Plasenta lahir lengkap
- Melakukan masase fundus uteri selama 15 detik sambil
41
mengevaluasi perdarahan
Kontraksi uterus baik, teraba keras dengan TFU 3 jari di bawah
pusat, perdarahan ± 200 cc berasal dari robekan perineum
derajat II
KALA IV
Tanggal 01-06-2023 Jam : 12.35 WIB
S : - Ibu mengatakan senang ari-ari nya telah keluar lengkap
- Ibu mengatakan vagina terasa perih
O : - Tampak robekan perineum derajat II
- Kandung kemih kosong
A : Ny. R P1Ao dengan Kala IV
P : - Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa terjadi robekan
perineum dan akan dilakukan penjahitan.
Ibu mengerti dan bersedia untuk dilakukan penjahitan perineum
- Melakukan anestesi lokal pada perineum dengan Lidokain 2%
- Melakukan penjahitan perineum dengan teknik jelujur,
menggunakan benang cutgut chromic 2/0
- Membersihkan ibu
- Merendam semua peralatan dalam klorin 0,5% selama 10 menit
- Memeriksa TTV dan kontraksi uterus serta mengajari ibu cara
melakukan massase.
TTV dalam batas normal, kontraksi uterus baik, teraba keras
- Melakukan asuhan pada BBL yaitu pemberian salep mata
antibiotik, injeksi vitamin K1, injeksi Hb0 dan perawatan tali
pusat
- Melakukan observasi selama 2 jam pertama dengan memantau
TTV, kontraksi uterus, TFU, perdarahan dan kandung kemih.
Observasi dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam pertama,
dilanjutkan tiap 30 menit pada 1 jam berikutnya.
Hasil observasi dalam batas normal
- Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
42
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada Asuhan Kebidanan yang dilakukan kepada Ny. “R”, didapat data
melalui anamnesa bahwa perut kenceng-kenceng menjalar ke punggung belakang
sejak tanggal 01-06-2023, jam 04.00 WIB dan mengeluarkan lendir darah.
Menurut Sondakh (2013) Tanda dan gejala inpartu, diantaranya: 1) Terjadinya his
persalinan. Sifat his persalinan adalah pinggang terasa sakit dan menjalar ke
depan, sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar, makin
beraktivitas (jalan), kekuatan akan makin bertambah, 2) Pengeluaran lendir
dengan darah. Terjadinya his persalinan mengakibatkan terjadinya perubahan
pada serviks yang akan menimbulkan pendataran dan pembukaan serviks,
pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat di kanalis servikalis lepas. Terjadi
perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah. Hal ini menunjukan tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktik.
Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan status TT Ny. “R” yaitu TT5,
pemeriksaan umum dalam batas normal, DJJ dalam batas normal, Pemeriksaan
fisik didapatkan genetalia mengeluarkan lendir darah, cairan ketuban (-). Hasil VT
menunjukkan pembukaan serviks 10 cm, eff 100%, Ketuban (+), presentasi
belakang kepala, UUK depan, Molase 0, Hodge III, tidak teraba tali pusat/bagian
kecil janin di samping presentasi. Hasil yang didapatkan pada pemeriksaan dalam,
yaitu perlunakan serviks, pendataran serviks dan pembukaan serviks. Hal ini
menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
Pemeriksaan Laboratorium ANC Terpadu pada saat kehamilan Trimester II
yaitu : HIV (NR), syiphilis (NR), HbsAg (NR), Hb : 13,2 g/dl, golongan darah :
O+, albumin urin (-), reduksi urin (-). Hal ini menunjukkan keadaan dalam batas
normal.
Penatalaksanaan yang diberikan disesuaikan dengan tahapan pada kala I-
kala IV dengan mengedepankan Asuhan Sayang Ibu. Pada kasus ini Ny. “R”
memasuki tahap kala II asuhan yang diberikan yaitu pemantauan maternal,
43
BAB 5
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari studi kasus pada Ny. “R” pemeriksaan dengan pendekatan
Asuhan Sayang Ibu yang diberikan sesuai dengan tahapan pada kala I-kala
IV pada ibu bersalin dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari pengkajian yang dilakukan pada Ny. “R” diperoleh data subjektif
yaitu mengalami perut kenceng-kenceng menjalar ke punggung
belakang dan mengeluarkan lendir darah.
2. Status TT : TT5
3. Hasil pemeriksaan umum dan fisik dalam batas normal
4. Hasil Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal
5. Tahapan / proses persalinan dari Kala I – Kala IV merupakan
persalinan fisiologis tanpa penyulit dan tata laksana kasus dilakukan
berdasarkan Asuhan Sayang Ibu.
1.2 Saran
Sebagai petugas kesehatan khususnya bidan dengan misi
menurunkan AKI dan AKB diharapkan dapat menerapkan manajemen
asuhan persalinan pada ibu bersalin sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan pasien dengan mengedepankan Asuhan Sayang Ibu. Dengan
demikian, proses bersalin dapat berjalan dengan lancar.
45
DOKUMENTASI
46
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2011). Profil Kesehatan Indonesia Menuju Indonesia Sehat. Jakarta:
Depkes RI.
Cipta