Anda di halaman 1dari 59

1

BAB 1

LATAR BELAKANG

1.1. Latar Belakang

Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa yang

ditandai dengan kematangan organ seksual dan tercapainya kemampuan untuk

reproduksi, dimana salah satu ciri dari tanda pubertas seorang perempuan yaitu

dengan terjadinya menstruasi pertama (menarche) (Janiwarty dan Piete, 2013).

Menstruasi dapat menimbulkan gangguan yang cukup berarti bagi perempuan.

Gangguan menstruasi yang sering terjadi pada kebanyakan perempuan adalah

Disminore (Proverawati, 2011).

Angka kejadian Disminore di Indonesia sebanyak 54,89% Disminore primer

dan 9,36% Disminore sekunder (Silviani, 2019). Di Jawa Timur kasus Disminore

pada remaja terutama yang berusia 10 - 20 tahun sebesar 56,59% (BPS Provinsi

Jawa Timur dalam Alfina Aisatus Saadah dkk, 2017). Tindakan yang di ambil

oleh remaja untuk mengurangi Disminore meliputi 51,2% terapi obat, 24,7%

melalui tindakan relaksasi dan 24% melalui upaya pengallihan nyeri (Kemenkes

RI, 2016). Berdasarkan studi pendahuluan data yang didapat dari UKS bulan

Agustus-Oktober 2021 di SMK Ar Rohman dan SMK Al Islam 44,4% siswa

mengalami Disminore hingga dilakukan perawatan di UKS dengan pemberian

obat analgesik, 22,2% siswa tidak dilakukan tindakan apapun, 18,6% siswa hanya

disarankan untuk tidur di UKS, dan 14,8% siswa hanya di oleskan minyak kayu

putih untuk mengurangi Disminore.

1
2

Dampak dari Disminore sebagian besar remaja tidak mampu beraktivitas 1-3

hari setiap bulan karena nyeri hebat daan 25% siswa tidak masuk sekolah (Reeder,

2011). Dari hasil penelitian Eka, 2018, sebesar 52% pelajar di Yogyakata selain

keluhan nyeri hebat keluhan mual, muntah dan diare yang di alami saat Disminore

menyebabkan gangguan aktifitas sehari hari dan menurunkan kinerja remaja

selama menstruasi. Masih banyak wanita yang menganggap nyeri haid sebagai hal

yang biasa, mereka beranggapan 1-2 hari nyeri yang dirasakan akan menghilang

dengan sendirinya, padahal nyeri haid dapat merupakan gejala suatu penyakit

misalnya endometritis yang bisa mengakibatkan sulitnya mendapat keturunan

(Sarwono, 2014).

Upaya penanganan Disminore dapat dengan metode farmakologi maupun non

farmakologi. Penanganan Disminore secara farmakologi meskipun efektif

mengurangi rasa nyeri tetapi dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan

dan kerusakan ginjal yang berat jika digunakan dalam dosis tinggi (Yulianto,

2016). Penggunaan nonfarmakologi selain menggunakan stimulasi kutaneu,

teknik relaksasi juga dapat menggunakan teknik kompres hangat. Rasa hangat

yang diberikan pada daerah perut menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah,

sehingga dapat memperlancar sirkulasi darah dan pada akhirnya memberikan

kenyamanan (Osayade AS dan Mehulic S, 2014). Penanganan nyeri disminore

secara nonfarmakologis atau terapi komplementer memiliki efek samping yang

minimal.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

efektivitas Warm Compress Combined Warm Dark Chocoa terhadap penurunan


3

durasi dan intensitas nyeri Disminore primer pada remaja putri di Kecamatan

Nguntoronadi Kabupaten Magetan.

1.2. Batasan Masalah

Disminore sering dialami atau terjadi pada remaja saat menstruasi dengan

keluhan rasa nyeri hebat sehingga menyebabkan gangguan aktifitas sehari-hari

dan menurunkan aktivitas remaja selama menstruasi. Disminore dibedakan

menjadi dua yaitu Disminore primer dan sekunder. Menurut jurnal penelitian Ani

Anggriani (2021), terapi farmakologi dan non farmakologi sama-sama dapat

menurunan intensitas nyeri desminore pada remaja. Penanganan Disminore secara

farmakologi meliputi obat obatan penghambat sintetase prostaglandin dan

kontrasepsi oral. Penanganan Disminore secara non farmakologi meliputi Warm

Compress with Warm Dark Chocoa, Olahraga, Teknik Relaksasi. Dalam

penelitian ini hanya meneliti Disminore primer dengan derajat I dengan tingkat

nyeri ringan, sedang dan berat. Responden yang diteliti adalah remaja akh ir usia

16-18 tahun yang mengalami Disminore.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti merumuskan masalah

“Bagaimana efektivitas Warm Compress Combined Warm Dark Chocoa terhadap

penurunan durasi dan intensitas nyeri Disminore primer pada remaja putri?”
4

1.4. Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui efektivitas Warm Compress Combined Warm Dark Chocoa

terhadap penurunan durasi dan intensitas nyeri Disminore primer pada remaja

putri.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik remaja yang mengalami Disminore primer

meliputi usia menarche, status gizi, dan aktivitas olahraga yang dilakukan.

2. Menganalisa efektivitas sebelum dan setelah pemberian Warm Compress

Combined Warm Dark Chocoa terhadap penurunan durasi disminore primer

pada remaja putri

3. Menganalisa efektivitas sebelum dan setelah pemberian kombinasi warm

compress Combined warm dark chocoa terhadap penurunan intensitas nyeri

disminore primer pada remaja putri

4. Menganalisa efektivitas warm compress Combined warm dark chocoa hadap

penurunan durasi dan intensitas nyeri disminore primer pada remaja putri

pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu terkait asuhan

kebidanan pada remaja terutama dalam penanganan desminore secara non


5

farmakologi dengan menggunakan metode warm compress combined warm dark

chocoa.

1.5.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat menambah referensi bagi mahasiswa dalam memberikan

asuhan kebidanan pada remaja terkait upaya penanganan disminore secara

non farmakologi.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini dapat dijadikan alternatif asuhan pada kesehatan reproduksi

remaja dalam mengatasi Disminore primer dengan menggunakan Warm

Compress Combined Warm Dark Chocoa sebagai alternatif terapi

nonfarmakologis.

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini menjadi salah satu solusi yang dapat digunakan dalam upaya

mengatasi Disminore primer dengan terapi nonfarmakologi yang lebih mudah

dan murah.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya terutama

yang berkaitan dengan asuhan kebidanan kesehatan reproduksi remaja.


6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan penelitian yang belum pernah dilakukan di

Kabupaten Magetan. Penelitian terdahulu yang mirip dengan penelitian ini

dapat dilihat di table 2.1.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Judul, Author, Metode (Desain, Sample,


No Hasil Penelitian
Tahun Variable, Instrumen, Analisis)
1 Pengaruh Kompres Jenis penelitian dengan design Hasil uji statistik
Hangat terhadap quasy experiment dengan didapatkan nilai p <
Penurunan Derajat Nyeri pendekatan One Group Pratest 0,0001 sehingga H0
Haid pada Remaja Putri Posttest; teknik pengambilan ditolak. Artinya ada
di SMA Karya Ibu sampel dengan accidental pengaruh yang signifikan
Palembang, sampling; sampling sebanyak 58 antara tingkat nyeri
Rahmadhayanti , responden; variabel bebas sebelum dan sesudah
Rahmalia Afriyani , kompres hangat, variabel terikat diberikan kompres hangat.
Annisa Wulandari, derajat nyeri haid. Instrumen
2017 skala VAS Uji analisis
menggunakan uji Wilcoxon
2 Efektivitas kompres air Jenis penelitian dengan design Hasil uji statistik
hangat dan air dingin quasy experiment dengan didapatkan nilai p <
terhadap intensitas nyeri pendekatan Non-Equivalent 0,0000 penelitian ini
pada remaja putri Control Group Design, Teknik menunjukkan bahwa
dengan Disminore, pengambilan sampel dengan kompres hangat dengan
Amrina Rosyada consecutive sampling sebanyak kompres air dingin. Efek
Amalia, Yulia Susanti 17 siswi di MAN Kendal; kompres hangat lebih
dan Dwi haryanti, variabel bebas kompres hangat besar dalam menurunkan
2020 dan kompres air dingin variabel nyeri Disminore primer
terikat nyeri; uji analisis dari pada kompres air
menggunakan uji Wilcoxon dan dingin.
Man Withny
3 The Effect of Two- Jenis penelitian dengan design Hasil penelitian tingkat
Staged Warm Compress Pra-Eksperimen dengan nyeri sesudah diberikan
on the Pain Duration of pendekatan One Group Pratest kompres hangat menurun
First and Second Labor Posttest; 75 responden diberikan dan rata-rata lama
stages and Apgar score kompres hangat dilakukan 2x persalinan pada kelompok
in Prim Gravida Women, selama 15-20 menit pada fase intervensi lebih rendah
Marzieh Akbarzadeh et laten dan aktif, untuk kelompok dibandingkan kelompok
al, control hanya menerima control. Namun tidak ada

6
7

Judul, Author, Metode (Desain, Sample,


No Hasil Penelitian
Tahun Variable, Instrumen, Analisis)
2018 perawatan rutin yang ada di RS; perbedaan yang signifikan
Uji analisis menggunakan uji T- skor APGAR menit
test. pertama dan kelima.
4 Pengaruh dark choklat Jenis penelitian quasy experiment Hasil uji statistik
terhadap pengurangan dengan pendekatan One Group didapatkan nilai p 0,000,
nyeri haid pada remaja, Pretest Postest Design; teknik artinya ada pengaruh
Sri Nur Asih, Ike Ate pengambilan sampel dengan pemberian coklat terhadap
Yuviska, Astriana, purposive sampling sebanyak 30 penurunan nyeri
2020 orang remaja putri SMA Tri Disminorea
Sukses; variabel bebas dark
choklat, variabel terikat nyeri
haid; instrumen yang digunakan
skala nyeri NRS; uji analisis
menggunakan uji T-Test
5 The Effect of Dark Jenis penelitian quasy experiment Hasil uji statistik
Chocolate on dengan pendekatan Pretest didapatkan nilai p 0,022
Dysminorhea in Teenage Postest Design with Two Group sehingga H0 ditolak,
Girls at Pondok Design; teknik pengambilan artinya ada pengaruh yang
Pesantren Assubkiyah sampel dengan purposive signifikan antara tingkat
Bandung, sampling sebanyak 34 siswi di nyeri sebelum dan sesudah
Cholisah Suralaga, Septi Pondok Pesantren Assubkiyah diberikan kompres hangat.
Siti Nur JH dan Bunga Bandung; variabel bebas dark
Tiara Carolin, chocolate, variabel terikat
2021 dysminorhea; instrumen yang
digunakan skala nyeri NRS; dan
uji analisis menggunakan uji T-
Test
6 Pengaruh konsumsi Jenis penelitian quasy experiment Hasil uji statistik
minuman coklat hitam dengan pendekatan One Group didapatkan nilai p 0,000
terhadap penurunan Pretest Postest Design. Teknik sehingga H0 ditolak,
skala nyeri Disminore pengambilan sampel dengan artinya ada pengaruh yang
primer, accidental sampling sebanyak 53 signifikan antara tingkat
Wina Sriandi, Ari responden mahasiswi STIKES nyeri sebelum dan sesudah
Damayanti dan Frengki Widyagama Husada Malang diberikan minuman coklat
Apriyanto, 2021 yang mengalami Disminorea hitam.
primer; variabel bebas minuman
coklat hitam, variabel terikat
penurunan skala nyeri; instrumen
yang digunakan skala nyeri NRS;
dan uji analisis menggunakan uji
Wilcoxon
7 The Effect of Dark Jenis penelitian quasy experiment Hasil uji statistik
Chocolate and Ginger dengan Pretest Postest With didapatkan nilai p 0,029
On Pain reduction in Control Group Design; sampel menunjukan ada
Adolascent diambil dengan purposive perbedaan yang signifikan
Dysminorhea, Rizky sampling sebanyak 34 mahasiswa antara pemberian dark
Amelia, Sandy Isna Politeknik Kesehatan Kementrian chocolate dan jahe dalam
Maharani, 2017 Kesehatan Semarang; variabel menurunkan nyeri haid
bebas coklat hitam dan jahe dibandingkan kelompok
untuk variabel terikat nyeri control. Efek coklat hitam
disminorhea; instrumen yang lebih besar dalam
digunakan skala nyeri NRS; dan menurunkan nyeri
uji analisis uji T-Test Disminore primer daripada
8

Judul, Author, Metode (Desain, Sample,


No Hasil Penelitian
Tahun Variable, Instrumen, Analisis)
pemberian jahe.
8 Perbedaan pemberian Jenis penelitian Pra-Eksperimen Hasil uji statistik
kompres hangat dan dengan pendekatan One Group didapatkan nilai p 0,001
aromatheraphy terhadap Pratest Posttest; pengambilan yang menunjukkan
penurunan nyeri sampel dengan simple random terdapat perbedaan
menstrusi (Disminore) sampling sebanyak 67 siswi pemberian kompres hangat
pada siswi kelas XI SMA N 1 Karang binangun dan aromatheraphy
SMA Negeri 1 Lamongan, dengan 34 responden terhadap penurunan nyeri
Karangbinangun, Sulis diberikan kompres hangat dan 33 menstruasi (Disminore).
Rohmawati dan Heny responden diberikan Efek kompres hangat lebih
ekawati, 2014 aromatheraphy; variabel bebas besar dalam menurunkan
kompres hangat dan aromaterapi nyeri Disminore primer
untuk variabel terikat nyeri daripada pemberian
disminorhea; instrumen yang aromaterapi lavender.
digunakan skala nyeri NR; dan
Uji analisis uji Wilcoxon Test

2.2. Warm Compres

2.2.1 Definisi warm compres

Warm compres adalah memberikan rasa hangat untuk memenuhi kebutuhan

rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah

spasme otot dan memberikan rasa hangat pada daerah tertentu (Uliyah & Hidayat,

2013). Pendapat ini sejalan dengan penelitian Price & Wilson (2015), bahwa

kompres hangat merupakan metode yang efektif untuk mengurangi nyeri atau

kejang otot. Dalam mengurangi kejang otot menurut Yulita (2015), kompres

hangat pada daerah tertentu dapat menggunakan cairan atau alat yang

menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Selain

menggunakan cairan, penelitian Yulian (2012) mengungkapkan alat prosedur

pemberian kompres hangat dapat menggunakan kain atau handuk yang telah

dibasahi dengan air hangat dan ditempelkan pada bagian tubuh tertentu.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kompres hangat merupakan

salah satu metode yang sangat efektif untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman
9

dengan mengurangi nyeri atau kejang otot menggunakan air hangat yang

ditempatkan pada wadah khusus atau kain atau handuk yang ditempelkan pada

bagian tubuh tertentu.

Menurut Kozier (2012), kompres hangat digunakan secara luas dalam

pengobatan karena memiliki efek dan manfaat yang besar. Adapun manfaat efek

kompres hangat adalah:

1. Efek fisik dari suhu panas dapat menyebabkan zat cair, padat, dan gas

mengalami pemuaian ke segala arah. Rasa hangat pada bagian tubuh yang

terkena konduksi panas melebarkan pembuluh darah dan memperbaiki

peredaran darah pada jaringan tersebut.

2. Efek kimia menurut Van Hoff (dalam Uliyah & Hidayat, 2013) menyatakan

bahwa rata-rata kecepatan reaksi kimia di dalam tubuh tergantung pada

temperatur. Menurunnya reaksi kimia tubuh seiring dengan menurunnya

temperatur tubuh. Permeabilitas membran sel meningkat sesuai dengan

peningkatan suhu sehingga pada jaringan terjadi peningkatan metabolisme

seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia tubuh dengan cairan

tubuh. Efeknya pada jaringan menurunkan ketegangan sehingga menurunkan

intensitas nyeri.

3. Efek biologis panas dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang

mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah. Secara fisiologis respon tubuh

terhadap panas yaitu menurunkan kekentalan darah, menurunkan ketegangan

otot, meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan permeabilitas

kapiler. Respon dari panas inilah yang digunakan untuk keperluan terapi pada

berbagai kondisi dan keadaan yang terjadi dalam tubuh. Panas menyebabkan
10

vasodilatasi maksimum dalam waktu 15-20 menit, melakukan kompres lebih

dari 20 menit akan mengakibatkan kongesti jaringan dan klien akan berisiko

mengalami luka bakar karena pembuluh darah yang berkontriksi tidak mampu

membuang panas secara adekuat melalui sirkulasi darah (Kozier, 2012).

2.2.2 Mekanisme kerja panas

Energi panas yang hilang atau masuk kedalam tubuh melalui kulit dengan

empat cara yaitu: secara konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Prinsip kerja

kompres hangat dengan mempergunakan buli-buli panas yang dibungkus kain

yaitu secara konduksi dimana terjadi perpindahan panas dari buli-buli panas

kedalam perut yang akan melancarkan sirkulasi darah dan menurunkan

ketegangan otot sehingga akan menurunkan nyeri pada wanita Disminore primer,

karena pada wanita yang Disminore ini mengalami kontraksi uterus dan kontraksi

otot polos (Kozier, 2012).

Menurut Uliyah & Hidayat (2013), kompres hangat dilakukan dengan

mempergunakan buli-buli panas yang dibungkus kain yaitu secara konduksi

dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga akan

menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan akan terjadi penurunan ketegangan

otot sehingga nyeri haid yang dirasakan akan berkurang atau hilang. Menurut

Pratintya, (2014) suhu kompres hangat yang dapat digunakan untuk

penatalaksanaan nyeri Disminorea bersuhu 40-46°C. Sesuai dengan rekomendasi

suhu yang digunakan untuk kompres panas menurut Ratna, (2014) yaitu:
11

Tabel 2.2 Rekomendasi Suhu Panas

Bentuk dan
Deskripsi Suhu Indikasi
Kegunaan
Hangat 27- 37 °C Mandi spons alkohol Pasien dengan tiroidektomi (prasi
kaku pengangkatan kelenjar tiroid)
Hangat 37- 40 °C Mandi dengan air Klien yang kedinginan suhu tubuh yang
hangat rendah, klien yang mengalami
peradangan seperti radang persendian
Panas 40- 46 °C Berendam dalam air Pada pasien yang mempunyai diabetes,
panas, irigasi, obesitas dan untuk pengobatan nyeri
kompres panas tanpa luka
Sangat Diatas 46 °C Kantong air untuk Untuk pengobatan nyeri tanpa luka dan
Panas orang dewasa merelaksasikan otot – otot yang tegang
Sumber: Ratna, 2014

2.2.5 Prosedur Pemberian Warm Compres

Menurut Kozier, (2012) ada beberapa cara prosedur pemberian kompres

hangat di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Perlengkapan

1) Bahan: air bersih/mineral 400 cc

2) Peralatan

1) Kompor

2) Gas LPG

3) Panci perebus air

4) Termometer air

5) 2 botol air dengan tutup

2. Persiapan

1) Masukan air sejumlah 400 cc ke dalam panci, hidupkan kompor dan

didihkan air hingga mendidih, setelah mendidih suhu mencapai 100 oC

kemudian matikan kompor dan diamkan air dengan membuka tutup panci

selama 8 menit.
12

2) Setelah 8 menit dan suhu air mencapai kisaran 40 – 46 oC lalu masukan air

ke dalam botol. Isi botol sekitar dua per tiga bagian dengan air tersebut

lalu tutup botol dengan rapat.

3) Periksa tutup botol dengan cara membalikkan botol dan periksa adanya

kebocoran, lalu keringkan botol jika terkena guyuran air panas atau basah.

3. Pelaksanaan

1) Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut

perlu dilakukan, dan bagaimana klien dapat bekerja sama.

2) Cuci tangan untuk pengendalian infeksi yang tepat.

3) Berikan privasi klien.

4) Posisikan terlebih dahulu tubuh anda semifowler atau setengah duduk dan

letaka bantal di bagian belakang.

Gambar 2.1 Posisi semifowler atau setengah duduk

Sumber: dokumen pribadi


5) Kompres botol air hangat pada bagian perut depan, letakkan botol di perut

area 3 dan 4 selama 3 menit kemudian putar ke area 1 dan 2.


13

Gambar 2.2 Pembagian perut bagian bawah area 3 dan 4

1 2
3 4

Sumber: Dokumen pribadi

Gambar 2.3 Pembagian perut bagian atas area 1 dan 2

1 2
3 4

Sumber: Dokumen pribadi

6) Setelah 3 menit pindahkan kompres botol air hangat pada bagian perut

depan (area 1 dan 3) selama 3 menit kemudian putar ke arah area 2 dan 4.

Gambar 2.4 Pembagian perut bagian atas area 1 dan 3

1 2
3 4

Sumber: Dokumen pribadi


14

Gambar 2.5 Pembagian perut bagian atas area 2 dan 4

1 2
3 4

Sumber: Dokumen pribadi

7) Kompreskan botol air hangat pada bagian belakang tulang belakang

selama masing-masing 10 menit dengan cara membagi 2 bagian atas dan

bawah secara bergantian.

Gambar 2.6 Pembagian belakang: tulang belakang area atas dan bawah

Atas Atas

Bawah Bawah

Sumber: Dokumen pribadi

8) Pengompresan dapat diulangi pada setiap bagian dan jika suhu air sudah

menurun makan dilakukan pemanasan ulang suhu air melalui perebusan.

2.3. Dark Cocoa

2.3.1 Tanaman kakao

Dark chocoa diperoleh dari hasil hasil pegolahan tanaman kakao. Kakao

merupakan satu-satunya diantara 22 jenis marga Theobroma, suku Sterculiaceae


15

yang diusahakan secara komersial. Menurut Tjitrosoepomo yang dikutip oleh

Amaria, Tresiawati, Sakiroh & Chan (2014) tanama kokoa ini sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Anak kelas : Dialypetalae

Bangsa : Malvales

Suku : Sterculiaceae

Marga : Theobroma
Jenis : Theobroma cacao L.

Gambar 2.7 Tanaman kakao jenis Theobroma cacao L

Biji tersusun dalam lima baris mengelilingi poros buah. Jumlahnya

beragam, yaitu 0-50 butir per buah. Jika dipotong melintang, tampak bahwa biji

disusun oleh dua kotiledon yang saling melipat dan bagian pangkalnya menempel

di poros lembaga (embryo axis). Warna kotiledon putih untuk tipe criollo dan

ungu untuk tipe forastero. Biji dibungkus oleh daging buah (pulpa) yang berwarna

putih, rasanya asam manis dan diduga mengandung zat penghambat

perkecambahan. Di sebelah dalam daging buah terdapat kulit biji (testa) yang
16

membungkus dua kotiledon dan poros embrio. Biji kakao tidak memiliki masa

dorman. Meskipun daging buahnya mengandung zat penghambat

perkecambahan, tetapi kadang-kadang biji berkecambah didalam buah yang

terlambat dipanen karena daging buahnya telah kering (Pusat Penelitian Kopi dan

Kakao Indonesia, 2010).

Gambar 2.8 Buah Kakao Gambar 2.9. Biji Kakao

Gambar 2.10 Kulit Biji Kakao


Sumber: www.duckduckgo.com

Secara skematis tahapan proses konversi biji kakao menjadi produk

setengah jadi (pasta, lemak, dan bubuk coklat) terdiri atas empat bagian pokok,

yaitu penyiapan bahan baku, penyangraian, penghalusan dan pengempaan. Salah


17

satu produk jadi yang memiliki potensi pasar yang besar adalah bubuk cokelat.

Bubuk cokelat dihasilkan dari bungkil yang merupakan residu pengempaan pasta

(Mulato, Widyotomo, Misnawi, dan Suharyanto, 2015).

Tabel 2.3 Komposisi Zat Gizi Makanan Per 100 gram BOD Coklat Manis
Batang

Air 3,9
Energi 527 kkal
Protein 2g
Lemak 29,8 g
KH 62,7 g
Abu 4,1 g
Kalsium 63 mg
Fosfor 287 mg
Besi 2,8 mg
Karoten total 30 mg
Tamin 0,03 mg
Sumber: Kandungan Gizi Pangan Indonesia, 2017

2.3.2 Mekanisme coklat dalam mengurangi nyeri haid (desminore primer)

Coklat merupakan kategori makanan yang mudah dicerna oleh tubuh dan

mengandung banyak vitamin seperti vitamin A1, B1, B2, C, D, dan E serta

beberapa mineral seperti fosfor, magnesium, zat besi, zinc, dan juga tembaga

(Spillane, 1995 dalam Batubara dkk, 2016). Coklat terkenal mengandung

antioksidan dan flayonoid yang sangat berguna untuk mencegah masuknya radikal

bebas ke dalam tubuh yang bisa menyebabkan kanker, beberapa kandungan

senyawa aktif coklat seperti kafein, theobromine, methyl-xanthine, dan

phenylethylalanine dipercaya dapat memperbaiki mood dan mengurangi kelelahan

sehingga bisa digunakan sebagai obat anti depresi (Spillane, 1995 dalam Batubara

dkk, 2016).

Kandungan magnesium dalam coklat berguna untuk merelaksasikan otot

dan dapat memberikan rasa rileks yang dapat mengendalikan suasana hati yang
18

murung (Ghodsi & Asltoghiri, 2014 dalam Fauziah dkk, 2019). Selain itu

Magnesium juga berfungsi memperbesar pembuluh darah sehingga mencegah

kekejangan otot dan dinding pembuluh darah, oleh sebab itu magnesium berfungsi

untuk meringankan dismenore atau rasa nyeri saat haid (Suzanne C.Smeltzer,

2013 dalam Fauziah dkk, 2019).

2.4. Warm Dark Cochoa

2.4.1 Definisi warm dark cochoa

Warm dark cochoa adalah sejenis minuman hasil dari pengolahan dark

choco yang mana olahan tersebut diubah menjadi bubuk coklat menjadi minuman

warm dark cochoa. Coklat merupakan produk pangan olahan yang bahan terdiri

campuran kombinasi dari pasta coklat (chocolate liquor), gula, lemak kakao dan

beberapa jenis bahan tambahan cita rasa (Arfailasufandi & Andiarna, 2018).

Minuman coklat merupakan produk pangan olahan yang bahan terdiri campuran

kombinasi dari pasta coklat, gula, lemak kakao dan beberapa jenis bahan

tambahan cita rasa (Arfailasufandi & Andiarna, 2018).

2.4.2 Manfaat warm dark cochoa

Manfaat warm dark cochoa yaitu:

1. Sebagai Analgesik, kandungan tembaga yang ada dalam coklat digunakan

tubuh untuk mensintetis kolagen dan neurotransmitter, yaitu hormon

endorphin.

2. Meningkatkan suasana hati dan tinggi antioksidan. Ekstrak virgin cochoa

mengandung vitamin dan mineral yang dapat membangkitkan mood alami.


19

Polifenol (antioksidan) dalam virgin cochoa diketahui dapat mengatasi oksigen

aktif pemicu kanker. Wangi butiran coklat yang dihirup memberikan aroma

yang sangat menenangkan sehingga stress menjadi hilang. Khasiat ini sama

seperti saat kita menyantap sepotong coklat. Cochoa juga dikenal kaya zat

theobromine yang dapat meningkatkan emosi dan energi. Zat ini dapat

merangsang otak untuk memproduksi serotonin yang membantu mengurangi

stress.

3. Anti inflamasi yang terkandung dalam ekstrak virgin cochoa berfungsi sebagai

penyembuhan terutama pada pengolesan dikulit. Virgin cochoa ini dapat

menghambat immunoglobulin pemicu penyakit kulit dermatitis.

2.4.3 Proses pembuatan warm dark chocoa

Menurut penelitian Maylan Adytia, (2020) salah satu cara pembuatan warm

dark chocoa adalah sebagai berikut:

1. Perlengkapan

a. Bahan

1) Air mineral

2) Coklat merek Chollata 75 gram

b. Peralatan

1) Dispenser

2) Gelas

3) Sendok

4) Parutan coklat

2. Persiapan

a. Nyalakan dispenser dan hidupkan mode air panas dan tunggu sampai air
20

mendidih

b. Setelah itu masukan air mendidih tersebut dengan suhu 70o C ke dalam

gelas sebanyak dua per tiga dari batas gelas dan masukan air dingin satu

per tiga ke dalam gelas tersebut.

c. Masukan serutan coklat Chollata 75 gram ke dalam gelas dan aduk

minuman dengan menggunakan sendok. Minuman siap untuk dikonsumsi

selagi hangat.

3. Pelaksanaan

a. Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut

perlu dilakukan, dan bagaimana klien dapat bekerja sama.

b. Cuci tangan untuk pengendalian infeksi yang tepat.

c. Berikan privasi klien dan persilahkan responden untuk mengkonsumsi

warm dark chocoa bersamaan dengan dilakukannya warm compress.

d. Pastikan mengkonsumsi warm dark chocoa dalam keadaan perut tidak

kosong dan konsumsi dibatasi 2-3 gelas/hari.

2.5. Disminore pada Remaja

2.5.1 Pengertian

Disminorea berasal dari bahasa Yunani yaitu “dys” yang berarti sulit atau

menyakitkan atau tidak normal. “Meno” berarti bulan dan “rrhea” yang berarti

aliran. Disminorea adalah rasa sakit atau nyeri pada bagian bawah perut yang

terjadi saat wanita mengalami siklus menstruasi (Ratnawati, 2017). Disminore

adalah nyeri saat haid biasanya dengan rasa kram dan terpusat di abdomen bawah.
21

Keluhan Disminore dapat bervariasi mulai ringan sampai berat. Nyeri Disminorea

merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan

oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual.

Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik atau mental, sedangkan

kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual atau pada fungsi ego seorang individu

(Nugroho dan Indra, 2014).

2.5.2 Klasifikasi Disminorea

1. Disminorea primer

Disminorea primer yaitu nyeri saat menstruasi yang dialami perempuan

usia subur dan tidak berhubungan dengan kelainan organ reproduksi.

Disminorea primer memiliki ciri khas yaitu rasa nyeri timbul sejak 1-2 hari

menstruasi datang dan keluhan sakitnya agar berkurang setelah wanita

bersangkutan menikah dan hamil. Penyebabnya berkaitan dengan pelepasan

sel-sel telur (ovulasi) dari ovarium sehingga dianggap berhubungan dengan

gangguan keseimbangan hormon (Devi, 2012).

2. Disminorea sekunder

Disminore sekunder biasanya baru muncul, jika ada penyakit atau kelainan

organ reproduksi yang menetap seperti infeksi rahim, kista, polip, atau tumor,

serta kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di

sekitarnya (Kusmiran, 2013).

Disminorea primer dan sekunder memiliki perbedaan, adapun tabel

perbedaan antara Disminorea primer dan Disminorea sekunder menurut Nathan

dalam Silviana (2012):


22

Tabel 2.4 Perbedaan Disminorea primer dan sekunder

Keterangan Disminorea primer Disminorea sekunder


Usia < 25 tahun 25 - 30 tahun
Sifat nyeri Nyeri perut bagian bawah, kadang Nyeri perut bagian bawah yang hebat
disertai nyeri hingga punggung bagian secara terus menerus
bawah
Waktu nyeri Selama 1-2 hari saat Nyeri yang dirasakaan sebelum
menstruasi menstruasi bahkan sampai beberapa
hari setelahnya
Gejala Memiliki gejala penyerta mual, muntah, Gejala yang dirasakan hampir sama
gangguan pencernaan, kurang nafsu dengan Disminorea primer tetapi
makan, pusing lemas, dan nyeri disertai dengan pendarahan hebat
punggung (menoragia) selama ≥7 hari
Sumber: Primary dysmenorrhea, Practice nurse. 2012

2.5.3 Patofisiologi dismenorea primer

Peningkat rasa nyeri pada dismenorea primer adalah prostaglandin dan

leukotrien. Dismenorea primer pada dasarnya memang berhubungan dengan

prostaglandin endometrial dan leukotrien. Proses ovulasi terjadi sebagai respon

peningkatan produksi progesteron, asam lemak akan meningkat dalam fosfolipid

membran sel. Asam arakidonat dan asam lemak omega-7 lainnya kemudian akan

dilepaskan dan memulai suatu aliran mekanisme prostaglandin dan leukotrien

dalam uterus. Berakibat pada termediasinya respons inflamasi, tegang saat

menstruasi (menstrual cramps), dan molimina menstruasi lainnya. Hasil

metabolisme asam arakidonat adalah prostaglandin (PG) F2-alfa, yang merupakan

suatu siklooksigenase (COX) yang mengakibatkan hipertonus dan vasokonstriksi

pada miometrium sehingga terjadi iskemia dan nyeri menstruasi. Selain PGF2-alfa

juga terdapat PGE-2 yang turut serta menyebabkan dismenorea primer.

Peningkatan level PGF2-alfa dan PGE-2 jelas akan meningkatkan rasa nyeri pada

dismenorea primer juga (Saifudin, 2014).

Peran leukotrien dalam terjadinya dismenorea primer adalah meningkatkan


23

sensitivitas serabut saraf nyeri uterus. Peningkatan leukotrien tidak hanya pada

remaja putri tetapi juga ditemukan pada wanita dewasa. Peranan prostaglandin

dan leukotrien ini memang belum dapat dijelaskan secara detail dan memang

memerlukan penelitian lebih lanjut (Hillegas, 2014).

Terjadi kontraksi otot rahim akibat peningkatan prostaglandin sehingga

menyebabkan vasopasme dari arteriol uterin yang menyebabkan terjadinya

iskemia dan kram pada abdomen bagian bawah yang akan merangsang rasa nyeri

disaat menstruasi selama dismenorea (Tamsuri A, 2012).

2.5.4 Derajat Disminorea

Disminorea dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan derajatnya (Ratnawati,

2017) yaitu:

1. Derajat I nyeri perut bagian bawah yang dialami saat menstruasi dan

berlangsung hanya beberapa saat, nyeri masih dapat ditahan dan penderita

masih bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari.

2. Derajat II rasa nyeri yang timbul pada perut bagian bawah saat menstruasi

yang dialami cukup mengganggu, sehingga penderita memerlukan obat

penghilang rasa nyeri seperti paracetamol, ibuprofen atau lainnya.

Penderita akan merasa baikan jika sudah meminum obat dan bisa kembali

melakukan pekerjaannya.

3. Derajat III penderita mengalami rasa nyeri saat menstruasi pada bagian

bawah perut yang luar biasa, tidak kuat untuk beraktivitas hingga

membuatnya butuh waktu untuk beristirahat beberapa hari

2.5.5 Faktor yang mempengaruhi dismiore primer pada remaja

Faktor yang mempengaruhi Disminorea pada remaja putri meliputi:


24

1. Usia menarche

Menarche adalah suatu keadaan ketika seorang wanita mengalami

menstruasi yang pertama kali. Pada remaja putri menarche yang lebih awal

dari usia normal menjadi salah satu faktor terjadinya Disminorea primer.

Menarche pada usia lebih awal menyebabkan alat-alat reproduksi belum

berfungsi secara optimal, sehingga belum siap mengalami perubahan dan

masih terjadi penyempitan pada leher rahim, maka akan timbul rasa sakit saat

menstruasi (Widjanarko, 2006 dalam Kristianingsih, 2014).

2. Status gizi

Status gizi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya Disminore

primer, seseorang yang memiliki status gizi overweight berisiko untuk

terkena Disminorea karena semakin banyak lemak semakin banyak pula

prostaglandin yang dibentuk, peningkatan prostaglandin dalam sirkulasi darah

diduga sebagai penyebab Disminorea (Arisman, 2019).

3. Aktivitas olahraga

Aktivitas olahraga memiliki banyak manfaat bagi tubuh, salah

satunya adalah untuk meringankan Disminorea pada wanita. Latihan

olahraga mampu meningkatkan produksi endorphin (penghilang rasa sakit

alami tubuh), dapat meningkatkan kadar serotonin. Remaja yang

membiasakan diri olahraga ringan dan aktivitas fisik secara teratur pada

saat sebelum dan selama haid dapat membuat aliran darah pada otot sekitar

rahim menjadi lancar, sehingga rasa nyeri dapat teratasi atau berkurang

(Safitri, Rahman, dan Hasanah, 2015).


25

4. Stress

Seseorang dengan keadaan stress memproduksi hormon kortisol dan

prostaglandin yang berlebihan pada tubuhnya. Hormon ini menyebabkan

peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan sehingga mengakibatkan rasa

nyeri saat menstruasi. Selain itu hormon adrenalin juga meningkat dan

menyebabkan otot tubuh menjadi tegang termasuk otot rahim dan menjadikan

nyeri saat menstruasi (Sari dan Nurdin, 2015).

2.5.6 Pengukuran intensitas nyeri

Terdapat beberapa macam skala nyeri yang digunakan untuk mengetahui

tingkat nyeri seseorang antara lain :

1. Verbal Rating Scale (VRS)

Alat ukur yang menggunakan kata sifat untuk menggambarkan level

intensitas nyeri yang berbeda, range dari “no pain” sampai “nyeri hebat”

(extreme pain). VRS dinilai dengan memberikan angka pada setiap kata sifat

yang sesuai dengan tingkat intensitas nyerinya (Osayade AS dan Mehulic S,

2014).

Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri


Nyeri Ringan Sedang Berat Sangat Berat

Gambar 2.11 Skala Nyeri Verbal Rating Scale

2. Visual Analog Scale (VAS)

VAS adalah alat ukur lainnya yang digunakan untuk memeriksa

intensitas nyeri secara khusus meliputi 10-15 cm garis, dengan setiap

ujungnya ditandai dengan level intensitas nyeri (ujung kiri diberi tanda “no
26

pain” dan ujung kanan diberi tanda “bad pain”). VAS merupakan suatu garis

lurus yang mewakili intensitas nyeri yang terus-menerus dan memiliki alat

pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya (Tamsuri, A, 2012).

Gambar 2.12 Skala Nyeri Visual Analoge Scale

3. Numeral Rating Scale (NRS)

Suatu alat ukur yang meminta pasien untuk menilai rasa nyerinya sesuai

dengan level intensitas nyerinya pada skala numeral dari 0-10. Angka 0

berarti “no pain”dan 10 berarti “severe pain”. NRS lebih digunakan untuk

alat pendeskripsian kata. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji

intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik. Skala 0 berarti

tidak nyeri, angka 1-3 menunjukkan nyeri yang ringan, angka 4-6 termasuk

dalam nyeri sedang, dan angka 7- 10 merupakan kategori nyeri berat

(Tamsuri, A, 2012).

Gambar 2.13 Skala Nyeri Numeric Rating Scale

4. Skala Nyeri Oucher

Skala ini dikembangkan oleh Judith E. Beyer pada tahun 1983 untuk

mengukur skala nyeri pada anak yang terdiri dari dua skala nyeri yang

terpisah yaitu sebuah skala dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk
27

anak-anak yang lebih besar dan fotografik dengan enam gambar pada sisi

kanan untuk anak yang lebih kecil. Gambar wajah yang tersedia dengan

peningkatan rasa tidak nyaman dirancang sebagai petunjuk untuk

memudahkan anak memahami makna dan tingkat keparahan nyeri (Tamsuri,

A, 2012).

Gambar 2.14 Skala Nyeri Oucher

5. Comparative Pain Scale

Di beberapa metode pengukur rasa nyeri, paling sering menggunakan

rentang skala dari 0 sampai 10 (skala 11). Dalam skala nyeri ini, kita bisa

mengetahui tingkat rasa sakit yang kita hadapi dengan melihat tabel kondisi

yang kita rasakan. (Bambang. 2017)

Kategori penilaian pada comparative pain scale dapat dilihat pada tabel
berikut :
28

Tabel 2.5
Penilaian nyeri dengan Comparative Pain Scale

Comparative Pain Scale


0 Tidak ada nyeri
Ringan: 1 Nyeri hampir tidak terasa, sangat
Masih bisa Sangat ringan ringan seperti gigitan nyamuk,
ditahan, sebagian besar waktu anda tidak
aktivitas tidak pernah berpikir tentang rasa sakit
terganggu
2 Nyeri ringan, seperti cubitan ringan
Tidak pada kulit
menyenangka
n
3 Nyeri sangat terasa, seperti pukulan ke
Bisa ditolerensi hidung menyebabkan hidung berdarah
atau seperti suntikan dari dokter.
Sedang : 4 Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit
Mengganggu Menyedihkan gigi/ rasa sakit dari sengatan lebah
aktivitas fisik
5 Kuat, dalam, nyeri yang menusuk
Sangat seperti pergelangan kaki terkilir
menyedihkan
6 Kuat, dalam, nyeri yang menusuk
Intens begitu kuat sehingga tampaknya
mempengaruhi sebagian indra anda,
menyebabkan tidak fokus, komunikasi
terganggu

Berat : 7 Sama seperti (kategori no.6), rasa


Tidak dapat Sangat intens sakit benar-benar mendominasi indra
melakukan anda menyebabkan tidak dapat
aktivitas berkomunikasi dengan baik dan tidak
secara mandiri mampu melakukan perawatan diri
8 Nyeri begitu kuat sehingga anda tidak
Benar-benar lagi dapat berpikir jernih dan sering
mengerikan mengalami perubahan kepribadian
yang parah jika sakit datang dan
berlangsung lama
29

9 Nyeri begitu kuat sehingga anda tidak


Menyiksa bisa mentolerirnya dan sampai
tidak menuntut untuk segera
tertahankan menghilangkan rasa sakit apapun
caranya, tidak perduli efek
samping/resikonya
10 Nyeri begitu kuat, tidak sadarkan diri.
Sakit tidak Kebanyakan orang tidak pernah
terbayangkan, mengalami skala rasa sakit ini, seperti
tidak dapat mengalami kecelakaan parah, tangan
diungkapkan hancur, dan kesadaran akan hilang
sebagai akibat dari rasa sakit yang luar
biasa parah.
Sumber : Bambang (2017)

Gambar 2.15 Skala Nyeri Comparative pain scale

6. Wong-Baker FACES Pain Rating Scale

Skala yang dikembangkan oleh Wong-Baker FACES Foundation pada

tahun 1983 ini terdiri atas enam wajah dengan profil kartun yang

menggambarkan wajah yang sedang tersenyum untuk menandai tidak adanya

rasa nyeri yang dirasakan, kemudian secara bertahap meningkat menjadi

wajah kurang bahagia, wajah sangat sedih, sampai wajah sangat ketakutan

yang berarti skala nyeri yang dirasakan sangat nyeri (Tamsuri, A, 2012).
30

Gambar 2.16 Skala Nyeri Wong-Baker Faces

2.5.7 Penatalaksanaan

Berikut beberapa penatalaksanaan terapi farmakologis dan terapi

nonfarmakologis untuk mengatasi dismenore:

1. Stimulasi kutaneus

Stimulasi kutaneus adalah stimulasi kulit yang digunakan untuk

menghilangkan nyeri, salah satunya adalah kompres air hangat. Pemberian

kompres air hangat dapat membantu merileksasikan otot-otot dan sistem

saraf, dapat juga dilakukan untuk menurunkan nyeri. Respon fisiologis yang

ditimbulkan dari teknik ini adalah vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah

kebagian tubuh yang sakit dan mampu menurunkan viskositas yang dapat

mengurangi ketegangan otot, dengan respon tersebut dapat meningkatkan

relaksasi otot dan menurunkan nyeri.

2. Olahraga atau menghindari konsumsi teh dan kopi

Olahraga cukup dan teratur seperti jogging, lari dan senam serta

menyediakan waktu yang cukup untuk beristirahat atau tidur. Olahraga yang

cukup dan teratur dapat meningkatkan kadar hormone endorfin yang berperan

sebagai natural pain killer. Selain itu, kandungan kafein dalam kopi dan teh

dapat meningkatkan produksi prostaglandin yang mengakibatkan nyeri pada

perut. Pengobatan herbal/tradisional Penelitian menyebutkan pemberian jamu


31

kunir asam dapat mengurangi rasa nyeri yang diakibatkan oleh dismenore.

Jamu kunir asam mengandung simplisia yang berkhasiat sebagai anti nyeri,

anti radang, anti kejang otot. Simplisia dapat diperoleh pada bumbu dapur

seperti kunyit, buah asam, dan kayu manis.

3. Teknik relaksasi

Kondisi rileks dapat membuat produksi hormon adrenalin berhenti

sehingga otot-otot tubuh tidak dalam kondisi tegang sehingga tidak

memerlukan banyak oksigen, energi, dan denyut jantung lebih lambat. Teknik

relaksasi dapat dilakukan dengan cara mendengarkan musik, yoga,

hipnoterapi, dan aromaterapi. Respon bau yang dihasilkan dari aromaterapi

akan merangsang kerja sel neurokimia otak. Oleh karena itu, bau yang

menyenangkan akan menstimulasi thalamus untuk mengeluarkan enfekalin

yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami dan meghasilkan perasaan

tenang (Ratna, 2013).

4. Pemberian penghambat sintesis prostaglandin

Pengobatan dismenore dengan analgesik dan anti inflamasi nonsteroid

(AINS) diberikan atas petunjuk dokter. Saat endometrium meluruh

prostaglandin yang memasuki aliran darah tidak dapat dicegah. Oleh karena

itu, efektivitas obat akan maksimal bila diberikan 1-2 hari menjelang haid dan

diteruskan sampai hari kedua atau ketiga siklus haid

5. Penggunaan hormonal

Tujuan diberikan terapi dengan kontrasepsi hormonal (pil kombinasi) adalah

menghambat ovulasi dan pertumbuhan jaringan endometrium.


32

2.6 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang

dilakukan dan memberikan landasan yang kuat terhadap judul yang dipilih

sesuai dengan identifikasi masalahnya (Nursalam, 2013). Kerangka konsep

dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini:

Cara Mengurangi
Disminorea
1. Terapi Farmakologi
a. Pemberian
penghambat sintesis
prostaglandin
1. Usia Remaja
Intensitas
10 - 12 Tahun b. Penggunaan
nyeri
13 – berkurang
15 Tahun hormonal
2. Terapi
16 – (skala
18 Tahun
nyeri
Nonfarmakologi
ringan sampai
Dengan Dosminore
tidak nyeri) a. Kombinasi Warm
promer derajat I Compres with Warm
2. Durasi nyeri
dark Chocoa
lebih pendek
b. Olahraga
Faktor yang c. Massage
Mempengaruhi d. Teknik Relaksasi
disminorea
1. Usia menarche
2. Status gizi
3. Aktifitas olahraga
4. Stres
Keterangan:

= Diteliti

= = Tidak Diteliti

Gambar 2.17 Kerangka Konsep Penelitian

Gambar diatas menjelaskan tentang usia remaja dibagi menjadi tiga yaitu

remaja awal usia 10-12 tahun, remaja tengah usia 13-15 tahun dan remaja akhir

usia 16-18 tahun. Pada remaja sering terjadi disminore. Faktor yang

mempengaruhi terjadinya Disminore adalah usia menarche, status gizi, dan

aktifitas olahraga. Disminore dibedakan menjadi dua yaitu Disminore primer


33

dan sekunder. Dalam penelitian ini hanya meneliti dismenore primer dengan

derajat I dengan tingkat nyeri ringan, sedang dan berat. Upaya penanganan

Disminore dapat dilakukan dengan menggunakan metode farmakologi maupun

non farmakologi. Penanganan Disminore secara farmakologi meliputi obat

obatan penghambat sintetase prostaglandin, dan kontrasepsi oral. Penanganan

Disminore secara non farmakologi meliputi Warm Compress with Warm Dark

Chocoa, olahraga, massage dan teknik relaksasi. Penanganan non farmakologi

menggunakan Warm Compress combined Warm Dark Chocoa karena dengan

pemberian kompres hangat dapat meningkatkan sirkulasi darah dengan

menurunkan ketegangan otot sehingga akan menurunkan nyeri Disminore dan

pemberian warm dark chocoa dengan kandungan magnesium bermanfaat untuk

merelaksasikan otot serta dapat memberikan rasa rileks.

2.7 Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukri melalui data yang dikumpulkan

(Arikunto, S, 2016) Dalam proposal penelitian ini hipotesis yang disusun yaitu:

H1 : Warm Compress combined Warm Dark Chocoa efektif menurunkan durasi

dan intensitas nyeri disminore primer pada remaja.

H0 : Warm Compress combined Warm Dark Chocoa tidak efektif menurunkan

intensitas nyeri disminore primer pada remaja.


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu dengan

pendekatan eksperimen semu (quasi eksperimen). Quasi exsperimental adalah

adalah rancangan penelitian eksperimen yang dilakukan pada kondisi yang

tidak memungkinkan mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang

relevan (Danim, 2013). Ciri utama dari quasi experimental adalah

pengembangan dari true experimental design, yang mempunyai kelompok

kontrol namun tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel—

variabel dari luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Dalam

penelitian ini peneliti ingin menganalisa efetifitas warm compress combined

warm dark chocoa terhadap penurunan durasi dan intensitas nyeri disminore.

3.2 Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah pretest-

posttest combined control group design yaitu rancangan suatu penelitian

eksperimen yang dilakukan dengan cara memilih 2 kelompok studi

(Notoatmodjo, 2012). Kelompok intervensi diberikan Warm Compress

combined Warm Dark Chocoa sedangkan kelompok kontrol tidak diberi

intervensi apapun. Rancangan ini digambarkan sebagai berikut :

34
35

Kelompok Pre Test Intervensi Post test


Intervensi O1 X1 O3
Kontrol O2 - O4
Tabel 3.1 Rancangan penelitian
Keterangan :
O1 = Pre test intensitas dan lama nyeri Disminore kelompok intervensi
O2 = Pre test intensitas dan lama nyeri Disminore kelompok kontrol
X1 = Intervensi berupa pemberian Warm Compress with Warm Dark Chocoa
O3 = Post test intensitas dan lama nyeri Disminore kelompok intervensi
O4 = Post test intensitas dan lama nyeri Disminore kelompok kontrol

3.3 Kerangka Operasional Penelitian

Kerangka kerja adalah penyajian alur penelitian terutama variabel yang akan

digunakan dalam penelitian (Nursalam, 2020).

Populasi semua remaja putri yang mengalami disminore primer sejumlah


78 orang

Sampel sebagian remaja putri yang mengalami disminore primer sejumlah 60 orang
dengan teknik purposive sampling
Hasil penelitian:
Pembahasan dan simpulan
Pengumpulan Data
Kelompok intervensi dan kelompok kontrol dilakukan pre test

Dilakukan intervensi: kombinasi warm compress with warm dark chocoa pada
kelompok intervensi

Pengumpulan Data
Kelompok intervensi dan kelompok kontrol dilakukan post tes

Pengolahan Data
Editing, Coding, Processing, Cleaning

Analisa Data dengan uji T Test atau Wilcoxon Sign Rank Test

Publikasi

Gambar 3.1 Kerangka Operasional Kombinasi warm compress


combined warm dark chocoa efektif dalam menurunkan
intensitas nyeri disminore primer pada remaja
36

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Rencana penelitian ini akan dilakukan di SMK Ar Rohman dan SMK Al

Islam Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Magetan. Dimana SMK Ar

Rohman sebagai kelompok intervensi dan SMK Al Islam sebagai

kelompok kontrol.

2. Waktu penelitian

Rencana penyusunan penelitian dimulai sejak November 2021 sampai dengan

Maret 2022. Untuk pengambilan dan pengumpulan data penelitian akan

dilakukan selama 2 bulan pada bulan Maret-April tahun 2022, sedangkan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan April 2022.

3.5 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang diteliti dan

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Setiadi, 2012). Populasi dalam

penelitian adalah semua remaja putri yang mengalami disminore primer di

SMK Ar Rohman dan SMK Al Islam Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten

Magetan yang mengalami disminore sejumlah 78 orang.

3.6 Sampel, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasinya

(Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini sampelnya adalah sebagian remaja

putri di SMK Ar Rohman dan SMK Al Islam Kecamatan Nguntoronadi


37

Kabupaten Magetan yang mengalami Disminore pada bulan Agustus sampai

Oktober 2021. Sedangkan untuk menentukan besar sampel digunakan rumus

Lameshow:
2
n= Z .N .p. q
d2 (N - 1) + Z2 .p .q

Keterangan:
n = Besar sampel minimal
N = Jumlah populasi
Z = Standar deviasi normal untuk 1,96 dengan CI 95%
d = Derajat ketetapan absolut yang dikehendaki (0,1)
p = Proporsi target populasi adalah 0,5
q = proporsi tanpa atribut 1-p =0,5

hasil perhitungan sampel minimal adalah sebagai berikut:


2
n= (1,96) x 78 x 0,5 x 0,5
(0,1)2 (78-1) + 1,96 x 0,5 x 0,5

= 3,84 x 78 x 0,25
(0,01 x 77) + 1,96 x 0,25

= 74,88
0,77 + 0,49

= 74,88
1,26
= 59,4
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas maka besar

sampel dalam penelitian ini adalah 60 siswa remaja putri yang mengalami

Disminore. Kelompok intervensi ditetapkan sejumlah 30 siswi sedangkan

kelompok kontrol sejumlah 30 siswi.

Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam


38

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan subyek penelitian (Notoatmodjo, 2012). Metode pengambilan sampel

pada penelitian ini adalah random (probability) yaitu teknik pengambilan sampel

yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

dengan cara consecutive sampling yaitu pemilihan sample dengan menetapkan

subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai

kurun waktu tertentu, sehingga jumlah responden dapat terpenuhi.Sampel dalam

penelitian ini adalah remaja putri yang mengalami Disminore primer derajat I dan

memenuhi kriteria inklusi pemilihan populasi dimasukkan dalam penelitian

sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi.

Adapun kriteria populasi pada penelitian ini adalah:

1. Kriteria inklusi merupakan kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,

2012). Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:

1) Bersedia menjadi responden dalam penelitian

2) Remaja perempuan yang berusia 16 - 18 tahun

3) Siklus menstruasi teratur.

4) Remaja yang sedang menstruasi.

5) Tidak minum analgesik selama penelitian

2. Kriteria eksklusi merupakan ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012). Pada proposal penelitian ini

kriteria eksklusinya sebagai berikut:


39

1) Remaja yang merokok, mengkonsumsi alkohol, kiranti, dan obat analgesik

selama 1 bulan terakhir.

2) Remaja yang mengalami gangguan menstruasi (polimenorea, oligomenor,

menorrhagia, metrorargia, menometrraghia)

3) Remaja yang memiliki riwayat alergi terhadap suhu panas dan dark

cochoa.

4) Remaja yang memiliki riwayat penyakit PMS, kista ovarium, kelainan

endometrium.

3.7 Variabel Penelitian

Dalam proposal penelitian ini terdapat 2 variabel yang akan diteliti, yaitu:

1. Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain

(Notoatmodjo, 2012) Variabel independen penelitian ini adalah intervensi

berupa Warm Compress Combined Warm Dark Chocoa.

2. Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel

lain (Notoatmodjo, 2012). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

intensitas dan durasi nyeri disminore primer.

3.8 Definisi Operasional


40

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud,

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo,

2012). Definisi operasional dalam penelitian ini disusun sebagai berikut:

Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian Warm Compress combined


Warm Dark Chocoa terhadap penurunan durasi dan
intensitas nyeri disminore primer pada remaja putri

Variabel
No Definisi Operasional Indikator Skala Kriteria
Penelitian
1 Variabel Pengompresan menggunakan - - 1. Dilakukan
independen botol yang berisi air hangat 2. Tidak
Warm bersuhu 40-46 0C. Area warm dilakukan
Compress compress didaerah
with Warm suprapubik (perut bagian
Dark bawah) dan daerah punggung
Chocoa bawah bagian lumbal ke 1
dan 5. Warm compress
diberikan selama 30 menit
dilakukan sebanyak 2 kali
pemberian dengan pemberian
pertama selama 15 menit dan
pemberian ke 2 selama 15
menit dikombinasi dengan
pemberian minuman hangat
(warm dark chocoa) dengan
cara masukan air dispenser yg
bersuhu 70O C ke dalam gelas
sebanyak dua per tiga
kemudian dicampur air dingin
sebanyak sepertiga, kemudian
masukan serutan dark chocoa
(75gram) kedalam gelas dan
diaduk. diberikan sebanyak 1
kali saat Disminore..
2 Variabel Durasi nyeri: Selisih waktu Lembar Rasio Hilangnya rasa
Dependent pengurangan rasa nyeri observasi nyeri dalam
Penurunan Disminore dihitung saat hitungan menit
intensitas mulai rasa nyeri haid di hari
dan durasi pertama atau kedua
nyeri menstruasi sampai rasa nyeri
Disminore tersebut menghilang, dihitung
dalam hitungan menit

Intensitas nyeri: Hasil Lembar Ordinal 0 = Tidak nyeri


pengukuran nyeri yang observasi 1-3 = Ringan
dirasakan responden pada skala nyeri 4-6 = Sedang
saat merasakan nyeri haid Comparative 7-10 = Berat
41

Variabel
No Definisi Operasional Indikator Skala Kriteria
Penelitian
pada hari pertama atau kedua Pain Scale
mestruasi dengan penilaian
skala nyri Comparative Pain
Scale.

3.9 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan secara langsung dengan membagikan

lembar observasi yang diisi oleh responden dengan kriteria yang sudah ditentukan

dengan cara sebagai berikut:

1) Peneliti menentukan permasalahan, subyek penelitian, tempat penelitian,

tujuan, dan manfaat penelitian.

2) Peneliti mengajukan surat izin ke Bakesbangpol dari Kampus Poltekkes

Surabaya Prodi D4 Alih Jenjang Kebidananan untuk diberikan ke Dinas

Kesehatan Kabupaten Magetan kepada Kepala Dinas pendidikan dan

Kepala Sekolah SMK Ar Rohman dan Al Islam.

3) Setelah perizinan sudah disetujui oleh pihak Dinas pendidikan dan Kepala

Sekolah SMK Ar Rohman dan Al Islam peneliti menentukan responden

sesuai dengan kriteria.

4) Peneliti menjelaskan mengenai penelitian dan melakukan informed

consent terhadap responden.

5) Pengumpulan data dilakukan yaitu dengan cara mengisi lembar observasi.

2. Instrumen Pengumpulan Data


42

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan

data. Instrumen ini disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan data yang

mudah diolah (Notoatmodjo, 2012). Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini untuk warm compress menggunakan termometer suhu air, botol dengan tutup

sebanyak 2 buah, kompor, panci, kain tipis dan untuk warm dark chocoa

menggunakan, gelas, serutan, sendok, dispenser, Coklat Chollata, air mineral,

sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur penurunan intensitas dan

durasi nyeri Disminore menggunakan lembar observasi dan lembar pengukuran

skala nyeri Comparative Pain Scale.

3.10 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik pengolahan data

Menurut Notoatmodjo (2018) dalam suatu penelitian, pengelolaan data

merupakan salah satu langkah yang penting. Hal ini disebabkan karena data

yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, untuk memperoleh

penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik,

diperlukan pengelolaan data. Proses pengolahan data terdapat langkah yang

harus dipenuhi diantaranya. Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan

1) Editing

Editing (penyuntingan data) proses editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Pada tahap ini peneliti

melakukan koreksi data untuk melihat kebenaran pengisian observasi dan

checklist dari responden. Hal ini dilakukan ditempat pengumpulan data

sehingga bila ada kekurangan segera dapat dilengkapi.


43

2) Coding

Kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas

beberapa kategori. Pemberian kode bertujuan untuk memudahkan dalam

melakukan analisa data, semua variabel diberikan kode dengan kata lain

coding adalah kegiatan merubah bentuk data yang lebih ringkas dengan

menggunakan kode-kode tertentu.

Intensitas nyeri :

Tidak nyeri :0

Ringan :1

Sedang :2

Berat :3

3) Processing

Processing (memasukan data) pada tahap ini diperlukan ketelitian dari

orang yang melakukan “data entry” ini. Apabila tidak dilakukan dengan

benar makan akan terjadi bias, meskipun hanya memasukkan data saja.

Pada penelitian ini digunakan analisis dengan bantuan program komputer.

4) Cleaning

Cleaning (pembersihan data) tahap ini dilakukan kegiatan pengecekkan

kembali data yang sudah entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi, proses ini disebut pembersihan data

(data cleaning).

2. Teknik analisis data


44

Setelah dilakukan pengumpulan data maka komponen variabel

penelitian yang dapat dilakukan analisis.

1) Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan dari masing-

masing variabel yang akan diteliti. Variabel terikat dan karakteristik

responden dianalisis dengan statistik deskriptif proporsi yang meliputi

pengumpulan, pengelompokan dan pengolahan data yang selanjutnya akan

menghasilkan ukuran-ukuran statistik seperti frekuensi, pemusatan data,

penyebaran data, kecenderungan suatu gugus data dan lain-lain..

Karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan

paritas

2) Analisis bivariate

1. Pada tahap ini diteliti efektifitas antara dua variabel yang meliputi

variabel bebas dan variabel terikat. Analisis data dilakukan dengan

menggunakan uji T Test. Uji ini merupakan analisis dengan melibatkan

dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau

perlakuan tertentu. Penggunaan Uji T test memerlukan normalitas pada

kedua datanya, jika distribusi tidak memenuhi normalitas maka untuk

mengetahui efektifitas warm compress combined warm dark chocoa

terhadap penurunan durasi dan intensitas nyeri disminore primer

menggunakan uji Wilcoxon signed rank test. Wilcoxon Sign Rank Test.

Menurut Widiyanto (2013), Wilcoxon Sign Rank Test  merupakan uji

nonparametris untuk mengukur signifikansi perbedaan antara 2 kelompok


45

data berpasangan berskala ordinal atau interval tetapi berdistribusi tidak

normal. Rumus uji Wilcoxon Signed Rank Test yang digunakan dalam

penelitian yang nantinya akan menghasilkan data berupa deskriptif

statistic, ranking pretest dan posttest, serta hasil uji Wilcoxon Signed

Rank Test yang akan mehasilkan uji hipotesis apakah H1 atau Ho yang

diterima. Uji ini dengan sistim komputerisasi.

Hasil uji menggunakan level signifikansi 0,05. Hasil ini diuji signifikan

dengan kepercayaan 95% dan kesalahan 5%. Kesimpulannya adalah

sebagai berikut :

1) H1 diterima apabila diperoleh nilai p > α = 0,05

Berarti Warm Compress combined Warm Dark Chocoa efektif

menurunkan durasi dan intensitas nyeri Disminore primer pada

remaja.

2) Ho ditolak apabila diperoleh p ≤ α = 0,05

Berarti Warm Compress combined Warm Dark Chocoa tidak

efektif menurunkan intensitas nyeri Disminore primer pada remaja.

3.11 Etik Penelitian

Setiap penelitian yang menggunakan subyek manusia harus tidak

bertentangan dengan etika. Tujuan penelitina harus etis, dalam arti responden

harus dilindungi (Nursalam, 2012). Berikut adalah hal-hal yang menjadi prinsip

etis dalam penelitian ini:

1. Uji ethical clearen


46

Pada penelitian ini sebelum melakukan penelitian seorang peneliti

mengusulkan ethical clearance (EC) atau uji kelayakan etik. Uji kelayakan

etik merupakan keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik penelitian

untuk riset yang melibatkan mahluk hidup yang menyatakan bahwa suatu

proposal riset layak dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan tertentu.

2. Perizinan

Mendapatkan pengantar surat ijin dari program Studi Kebidanan D4

Alih Jenjang Kebidanan Kampus Magetan yang ditunjukan ke

BAKESBANGPOL untuk diberikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan

kepada Kepala Sekolah SMK Ar Rohman dan SMK Al Islam. Langkah

selanjutnya dilakukan kaji etik melalui Poltekkes Kemenkes Surabaya untuk

diberikan surat pengantar ijin penelitian ke SMK Ar Rohman dan Al Islam

Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Magetan.

3. Lembar persetujuan menjadi responden

Lembar persetujuan diedarkan kepada ibu yang menjadi responden.

Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu mengetahui maksud dan tujuan

penelitian serta dampak yang terjadi selama menandatangani lembar

persetujuan tersebut, bila tidak bersedia maka peneliti harus tetap

menghormati hak-hak klien.

4. Tanpa nama (anonymity)

Informasi yang telah dikumpulkan dari subyek, dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti dengan tidak mencantumkan namanya pada lembar


47

pengumpulan data, cukup dengan memberikan kode inisial pada masing-

masing lembar tersebut dengan kode R1 sampai dengan R60.

5. Kerahasiaan (confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti.


DAFTAR PUSTAKA

Ani Anggraini. 2021. Diagnosis and Initial Management of Dysmenorrhea.


Journal of American Family Physician Vol 89 No.5;31-346.
https://www.google.com/search?q=Ani+Anggraini.
+2021.+Diagnosis+and+Initial+Management+of+Dysmenorrhea.
+Journal+of+American+Family+Physician+Vol+89+No.5

Alfiana Aisatus Saadah, dkk. 2017. Asam Jawa (Tamarindus Indica L) Dan
Intensitas Nyeri Disminore Primer Pada Remaja Putri. Jurnal Keperawatan
Terapan Vol 3, No 2.2017.
https://poltekkes-malang.ac.id

Amrina Rosyada Amalia, Yulia Susanti, dan Dwi Haryanti. 2020. Efektivitas
kompres air hangat dan air dingin terhadap intensitas nyeri pada remaja
putri dengan Disminore. Jurnal Kebidanan Malakbi, vol 1, no 1.
https://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/b/article/view/207

Arfaila, S., dan Andiarna, F. 2018. Pengaruh pemberian coklat hitam terhadap
penurunan nyeri haid pada dismenore primer. Journal of Healt Science and
Prevention, vol.2, no 1
http://repository.stikes-bhm.ac.id/800/1.pdf

Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.
Arisman. 2019. Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Dismenore Primer.
The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 4, No. 2
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Naskah%204%20(h96-103)
Aulia. 2018. Kupas tuntas menstruasi dari A sampai Z. Yogyakarta: Milestone.

Bambang. 2017. Buku Ajar Nyeri. Perkumpulan Nyeri Indonesia. Yogyakarta.

Cholisah Suralaga, Septi Siti Nur JH, dan Bunga Tiara Carolin. The Effect of Dark
Chocolate on Dysminorhea in Teenage Girls at Pondok Pesantren
Assubkiyah Bandung, Journal of Caring Sciences: 7 (1), 21-26
https://licensing-centre.poweredbypaf.com/files/31750348391.pdf

Devi. 2017. Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Derajat Dismenore Primer


Pada Mahasiswa Keperawatan Universitas Andalas.[Padang]:S1
Keperawatan Fakultas Keperawatan. Vol VI. No. I
http://scholar.unand.ac.id/26609

48
49

Eka. 2018. Pengaruh Kompres Hangat Dan Aromaterapi Lavender Terhadap


Penurunan Nyeri Dismenore Primer Pada Remaja Putri Di Pondok
Pesantren As Salafiyyah Dan Pondok Pesantren As Sholihah Sleman.Vol 3,
No 2.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1702/1/SKRIPSI%20ESTI%20EKA.pdf
Eka Devi W. 2013. Pengaruh Nyeri Haid (Dismenorea) Terhadap Aktifitas
Sehari-hari Pada Remaja di SMPN 2 Ponorogo. Ponorogo: Universitas
Muhammadiyah Ponorogo. Vol 4, No 2.
http://eprints.umpo.ac.id/2166

French L. 2014. Dysmenorrhea. American Academy of Physicians. Texas:


Am Fam Physician.
https://www.aafp.org/afp/2014/0301/p341.html

Handayani, Eka Yuli, dan Anwar Syahadat. 2018. Pencegahan Nyeri Haid
Melalui Terapi Non-Farmakologis Pada Remaja Putri SMA N I Tambusai.
Journal Of Midwifery Science: Vol 2 No 1.
http://jurnal.univrab.ac.id/index.php/jomis/article/view/425

Hillegas, 2014. Tingkat Nyeri dan Prostaglandin-e2 Pada Ibu Inpartu Kala I
Dengan Tindakan Counter-Pressure (Pain Level And Prostaglandin-e2
Using Counter-Pressure During 1st Stage of Labor). Vol 3. No 2
https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/download/325
Kozier B., dan Gleniora Erb. 2012. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis.
Jakarta: EGC.

Kristianingsih. 2014. Pengaruh Usia Menarche Terhadap Terjadinya Disminore


Primer Pada Siswi Mts Maarif Nu Al Hidayah Banyumas. MEDISAINS:
Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 3
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/medisains/article/viewFile/1613/2
Kumalasari I., dan Adhyantoro I. 2012. Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medik
Kusmiran. 2013. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Bandung : Salemba
Medika.
Mahmudiono, T. 2011. Fiber, PUF, and Calcium Intake Is Associated With The
Degree of Primary Dysmenorrhea in Adolescent Girl Surabaya. Indonesia.
Journal of Obstetrics and Gynecology. Vo; 10, No 6.
https://jurnal.ugm.ac.id/jkr/article/view/3594

Manuaba, I. G. B. 2012. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
50

Marzieh Akbarzadeh et al. 2018. The Effect of Two-Staged Warm Compress on


the Pain Duration of First and Second Labor stages and Apgar score in
Prim Gravida Women. Shiraz University of Medical Sciences: Pubmed.gov.
Vol 1 No 2.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29637053/

Maylan Aditia. 2020. Pengaruh Pemberian Coklat Hitam Terhadap Penurunan


Tingkat Nyeri Haid (Dismenore Primer) Mahasiswi Keperawatan Tingkat
Iv Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun Kecamatan Taman Kota Madiun.
Vol 5, No 2.
http://repository.stikes-bhm.ac.id/800/1/1.pdf

Millestone, dkk. 2019. Coklat Sebagai Penurun Nyeri Dismenore Prime Pada
Siswi Smk Farmasi Di Bandar Lampung. Wellnesss And Healthy Magazine
Volume 1, Nomor 2: 209-204.
https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/v1i226

Mulato, dkk. 2015. Pengaruh Fermentasi Biji Kakao Terhadap Olahan Coklat Di
Kalimantan Barat. Siantan Pontianak.
https://media.neliti.com/media/publications/54190-ID-none

Notoatmodjo . 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

.2018. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nugroho, dan Indra. 2014. Hubungan Intensitas Nyeri Osteoartritis Dengan


Tingkat Kecemasan Pada Lanjut Usia Di Puskesmas Dinoyo Malang.
Volume 3, Nomor 1.
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/viewFile/876/668

Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

. 2020. Sosialisasi Panduan Penyusunan Skripsi Bentuk Literature


Review dan Systematic Review. Dalam Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga, 16 Mei 2020. Surabaya.
Pratintya. 2014. Efektivitas Terapi Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri
Dismenore Pada Remaja Di Bandung. Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VI
No. 2.
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/article/download/4357
Price, dan Wilson, 2015, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
(Edisi 6, vol 2), Jakarta: EGC.
51

Proverawati, A., dan Misaroh, S. 2011. Menarche Menstruasi Pertama Penuh


Makna. Yogyakarta: Nuha Medika.

Ratna. 2013. Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi. Universitas


Udayana : Bagian Farmasi Fakultas Kedokteran. vol 2 no1 (2013):e-jurnal
Medika Udayana. Vol 4, No 3.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article

Ratnawati. 2017. Pengaruh Therapi Akupresure Terhadap Penurunan Nyeri Haid


Pada Remaja Di SMAN 9 Kota Padang. Vol 5, No 2.
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkm/article/download

Reeder, S.J., Leonide, L., dan Griffin, D.K. 2011. Keperawatan Maternitas
Kesehatan Wanita, Bayi, dan Keluarga Volume 2. Jakarta : EGC.
Rizky Amelia, dan Sandy Isna Maharani. 2017. The Effect of Dark Chocolate and
Ginger On Pain reduction in Adolascent Dysminorhea. Jurnal Kebidanan
Vol 6, No 12.
https://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/article

Safitri, dkk. 2015. Hubungan Antara Kebiasaan Olahraga Dengan Kejadian


Dismenore Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya. Volume 5, Nomor 4.
http://erepository.uwks.ac.id/id/eprint

Sari, dan Nurdin. 2015. Pengaruh Stres Terhadap Disminore Primer Pada
Mahasiswa Kebidanan Di Jakarta. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan,
Vol. 1, Nomor 2.
https://ejurnal.poltekkesjakarta3.ac.id/index.php/jitek/article/download

Syarifuddin. 2014. Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk


Keperawatan & Kebidanan (4th Ed.). Jakarta: EGC.
Silviana. 2019. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Dismenore Primer
Pada Mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan, LP2M Unhas,
Vol 2, No 3. 2019.
https://journal.unhas.ac.id/index.php/jnik/article/view/8543/4834

Suratmono. 2017. Pedoman Cokelat. Jakarta. Direktorat Standardisasi Produk


Pangan
Tamsuri, A. 2012. Konsep Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.

Uliyah, M dan Hidayat, A 2013. Praktikum klinik: Keterampilan Dasar Praktek


Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Widiyanto. 2013.  Statistika Terapan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
52

Wiknjosastro, H., Saifuddin, A. B., Rachimhadhi, T. Ilmu Kebidanan. 2014. Edisi


IV. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo.
Wina Sriandi. 2021. Pengaru\h konsumsi minuman coklat hitam terhadap
penurunan skala nyeri Disminore primer. Vol 6, No 4.
https://simbelmawa.kemdikbud.go.id

Yulian. 2012. Konsep-Konsep Kompres Hangat. Jakarta: EGC.

Yulita. 2015. Efektifitas Kompres Hangat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Yulianto. 2016. Analisis Penanganan Dismenore Dengan Terapi Non


Farmakologi. Yogyakarta Vol 2, No 3.
http://repository2.unw.ac.id/322/1/ARTIKEL.pdf
53
54

Lampiran 2
Perihal: Permohonan Mengambil Data Penelitian Kesehatan
Kepada Yth.
Kepala Puskesmas UPTD GorangGareng Taji
Kab. Magetan
Di Tempat

Sehubungan dengan adanya penyusunan Proposal Skripsi bagi Mahasiswa


Semester II Prodi DIV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya, kami mohon
bantuannya untuk memberikan data Penelitian kesehatan yang diperlukan
Mahasiswa di Wilayah Kerja Puskesmas Gorang Gareng Taji , Kab. Magetan Guna
untuk melengkapi Data Penyusunan Proposal Skripsi Mahasiswa Mohon diijinkan untuk
pengambilan data penelitian Kesehatan dalam rangka penyelesaian Skripsi Mahasiswa atas nama:
Nama : Yuni Wahyu Nuringtias
NIM : P27824421145
Semester : Semester II (Dua)
Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya, agar dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Magetan, Maret 2022


a.n Ketua Prodi D IV Kebidanan Kampus Sutomo
Surabaya
Kaprodi D III Kebidanan Magetan

Teta Puji Rahayu, SST., M.Keb


NIP. 198002222005012009
55

Lampiran 3
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
(Inform Consent)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ………………………………….

Usia : ………………………………….

Kelas : ………………………………….

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta mengetahui tentang

manfaat dan tujuan penelitian ini yang berjudul “Warm Compress with Warm

Dark Chocoaterhadap penurunan durasi dan intensitas nyeri Disminore primer

pada remaja putri”. Maka dengan ini saya menyatakan bersedia berpartisipasi

menjadi responden, dengan catatan apabila sewaktu-waktu saya merasa dirugikan

dalam bentuk apapun, saya berhak membatalkan persetujuan ini (Bersedia atau

Tidak Bersedia).

Magetan, .............................

……………………………
56

Lampiran 4

KUESIONER SKREENING NYERI DISMINOREA PADA REMAJA

Nama Responden: ……………….


Umur : ……………….
JAWABAN
NO PERTANYAAN
YA TIDAK
1 Apakah saat menstruasi anda mengalami nyeri haid di
bagian perut bawah menjalar ke pinggang belakang?
2 Apakah nyeri haid yang anda alami berlangsung
selama 1-3 hari?
3 Apakah jika anda nyeri haid sampai jatuh pingsan?
4 Apakah anda merokok, mengkonsumsi alkohol,
kiranti, dan obat analgesik selama 1 bulan terakhir?
5 Apakah anda mengalami gangguan menstruasi pada
siklus haid seperti di bawah ini:
a) Siklus menstruasi kurang dari 21 hari
b) Siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari
c) Jumlah darah yang keluar saat haid berlebihan atau
haid berlangsung dalam waktu lebih dari 7 hari
6 Apakah anda memiliki riwayat alergi terhadap suhu
panas dan coklat?
7 Apakah anda memiliki riwayat penyakit Penyakit
Menular Seksual (PMS), kista ovarium, kelainan
endometrium atau kelainan rahim?
57

Lampiran 5
LEMBAR
PENILAIAN INTENSITAS DAN DURASI NYERI MENSTRUASI
(DISMINORE)

Data Umum
Nama Responden :
Umur :
Usia Menstruasi pertama :
Status gizi
BB : kg TB : cm IMT :
Aktivitas olah raga yang dilakukan :

1). SKALA NYERI MENSTRUASI (DISMINORE)

PETUNJUK PENGISIAN:
Pilihlah skala nyeri sebelum diberikan terapi dan sesudah diberikan terapi
sesuai yang saudara rasakan dengan melihat kriteria nyeri di bawah ini dan
tuliskan pada kolom yg tersedia.

Skala Tingkat Nyeri

0 Tidak ada rasa sakit

1 Nyeri hampir tak terasa (sangat ringan), seperti gigitan nyamuk

2 Nyeri ringan, seperti cubitan ringan pada kulit

3 Nyeri sangat terasa namun bisa ditoleransi, seperti pukulan


ke hidung menyebabkan hidung berdarah, atau suntikan oleh dokter
4 Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau rasa sakit dari sengatan lebah

5 Kuat, nyeri yang menusuk, seperti pergelangan kaki terkilir

6 Kuat, nyeri yang dalam dan menusuk begitu kuat sehingga mempengaruhi sebagian
indra Anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu
7 Sama seperti skala 6, kecuali bahwa rasa sakit benar-benar mendominasi indra Anda dan
menyebabkan tidak dapat berkomunikasi dengan baik
8 Nyeri yang kuat sehingga seseorang tidak dapat berpikir jernih, dan sering
mengalami perubahan kepribadian saat sakitnya kambuh dan berlangsung lama
9 Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak bisa mentolerirnya, sampai-sampai
mengusahakan segala cara untuk menghilangkan rasa sakitnya, tanpa peduli apapun efek
samping atau risikonya
10 Nyeri begitu kuat hingga tak sadarkan diri. Kebanyakan orang tidak pernah mengalami
skala rasa sakit ini, karena sudah telanjur pingsan, seperti saat
mengalami kecelakaan parah, tangan hancur, dan kehilangan kesadaran sebagai akibat
dari rasa sakit yang luar biasa parah.
58

Sebelum

Setelah

2). DURASI NYERI


Nyeri di mulai dari jam berapa hingga jam berapa sampai rasa nyeri tersebut
berkurang sebelum dan setelah diberikan kompres hangat dan minuman coklat
hangat.

PETUNJUK PENGISIAN:
Isilah Kotak A dengan waktu mulai nyeri
Isilah Kotak B dengan waktu nyeri menghilang

A B

Pretest

A B

Postest
59

Lampiran 6

Jadwal Penelitian

Waktu Penelitian
No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Penyusunan
Proposal
2 Uji Proposal
3 Pengumpulan
Data
4 Penyusunan
Laporan
5 Uji Skripsi

Anda mungkin juga menyukai