Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP RASA NYERI

PADA REMAJA PUTRI USIA (12-14 TAHUN) DENGAN


DISMENORE DI SMP 41 PALEMBANG

Kelas B3
Disusun Oleh :
Reza Mustika (22.14201.92.19.P)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap remaja memiliki pengalaman menstruasi yang berbeda-
beda. Sebagian remaja mendapatkan menstruasi tanpa keluhan,
namun tidak sedikit yang mendapatkan menstruasi disertai keluhan
sehingga mengakibatkan rasa ketidaknyamanan yang disebut
dismenore.(Dwihestie 2018)
Keluhan nyeri haid/ dismenore adalah keluhan ginokologis
karena ketidakseimbangan hormon progesterone dalam darah
sehingga menyebabkan rasa sakit yang paling sering terjadi pada
wanita.(Wahyuningsih 2021)
Dismenore adalah salah satu keluhan yang paling umum pada
perempuan muda yang datang ke pelayanan kesehatan atau ke
bidan. Rata-rata wanita mengalami rasa tidak nyaman pada saat
menstruasi, seperti keram dan biasanya juga dengan mual dan
pusing, terkadang pingsan. Dismenore diklasifikasikan menjadi dua
jenis, yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. (Syafriani,
2021).
Nyeri haid merupakan salah satu masalah yang paling sering
terjadi lebih dari 50% wanita tidak mampu melakukan aktivitas harian
1 sampai 3 hari setiap bulannya dari sekitar 10% wanita. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri haid antara lain faktor
kejiwaan ,usia dan penyakit menahun. Dismenore tidak hanya
menyebabkan gangguan aktivitas tapi juga fisik dan fisiologis.
(Rahmadhayanti, Afriyani, and Wulandari 2017).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun


2017 didapatkan kejadian dismenore sebesar 1.769.425 jiwa (90%)
wanita yang mengalami dismenore dengan 10-16% mengalami
dismenore berat. Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar,
rata-rata hampir lebih dari 50% wanita mangalaminya.
Di Indonesia, dikatakan 90% perempuan Indonesia pernah
mengalami dismenore. kejadian dismenore di Indonesia sebesar
64,52% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36%
dismenore sekunder.(Kemenkes 2021).
Di Palembang berdasarkan data dari dinkes kota, kejadian
nyeri haid sebesar 56%. Nyeri haid banyak terjadi dan ditemukan
pada wanita remaja. (Rahmadhayanti, Afriyani, and Wulandari 2017).
Nyeri haid (dismenore) pada remaja banyak disebabkan oleh
berbagai faktor diantaranya adalah tingkat stres, kurangnya aktivitas
fisik atau berolahraga dan banyak mengonsumsi makanan fast food.
Faktor-faktor tersebutlah yang bisa menyebabkan terjadinya
dismenore primer. Faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya
dismenore pada remaja yaitu remaja perokok, baik remaja dengan
perokok aktif maupun perokok pasif. (Ariana 2016)
Analisis kasus yang dilakukan oleh Susanto dkk (2008) di
Kotamadya Makassar, dari 997 remaja putri yang menjadi responden
93,8% diantaranya mengalami dismenorhea primer. Pada usia 13-15
tahun merupakan usia terbanyak yang mengeluhkan dismenorhea
sebanyak 53,9 % kaus. Hal ini menunjukkan tingginya prevalensi
kejadian dismenorhea primer pada remaja putri (Syamsuryanita and
Ikawati 2022).
Masa remaja merupakan masa peralihan dari pubertas ke
dewasa atau proses tumbuh kearah kematangan mental, emosional,
sosial dan fisik. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang pesat
disertai dengan perubahan organ reproduksi.(Rattu et al. 2021).
Melihat dampak dari nyeri haid tersebut dapat dikatakan bahwa
nyeri haid merupakan salah satu problema dalam kehidupan remaja.
(Rahmadhayanti, Afriyani, and Wulandari 2017).
Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan cara farmakologi
dan non farmakologi. Managemen nyeri non farmakologis dapat
dilakukan untuk membantu untuk mengurangi nyeri secara tepat dan
tidak memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal. Secara
farmakologi dapat diberikan obat penurunan nyeri atau analgesik
sedangkan dengan cara non medis dapat dilakukan dengan tehnik
relaksasi dan distraksi. Salah satu cara teknik distraksi adalah
distraksi visual/ pengelihatan, distraksi audio/pendengaran
sedangkan dengan teknik relaksasi adalah dengan mengajarkan
cara napas dalam dan pemberian kompres. Kompres dibagi menjadi
dua yaitu kompres hangat dan dan kompres dingin. (Seingo,
Sudiwati, and Dewi 2018).
Kompres dingin bekerja dengan menstimulasi permukaan kulit
untuk mengontrol nyeri. Terapi dingin yang diberikan mempengaruhi
impuls yang dibawa oleh serabut taktil A-Beta untuk lebih
mendominasi sehingga akan menutup impuls nyeri akan terhalangi.
(Seingo et al. 2018). Kompres dingin dapat diletakan pada daerah
yang terasa nyeri biasanya pada bagian pinggang, perut bagian
bawah atau lipatan paha ketika ada kontraksi dengan menggunakan
buli-buli dingin yang diisi dengan air dingin dengan suhu 15-18ᵒc
selama 5-10 menit karena suhu air sudah turun dan harus diganti.
(Seingo et al. 2018)

B. Rumusan Masalah
Nyeri haid (dismenore) pada remaja banyak disebabkan oleh
berbagai faktor diantaranya adalah tingkat stres, kurangnya aktivitas
fisik atau berolahraga dan banyak mengonsumsi makanan fast food.
Faktor-faktor tersebutlah yang bisa menyebabkan terjadinya
dismenore primer. Faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya
dismenore pada remaja yaitu remaja perokok, baik remaja dengan
perokok aktif maupun perokok pasif. (Ariana 2016)
Analisis kasus yang dilakukan oleh Susanto dkk (2008) di
Kotamadya Makassar, dari 997 remaja putri yang menjadi responden
93,8% diantaranya mengalami dismenorhea primer. Pada usia 13-15
tahun merupakan usia terbanyak yang mengeluhkan dismenorhea
sebanyak 53,9 % kaus. Hal ini menunjukkan tingginya prevalensi
kejadian dismenorhea primer pada remaja putri. (Syamsuryanita and
Ikawati 2022)
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah “Pengaruh Kompres Dingin Terhadap Rasa
Nyeri Pada Remaja Putri Usia (12-14 Tahun) Dengan Dismenore Di
Smp 41 Palembang”.

C. Pertanyaan Penelitian
Adakah pengaruh kompres dingin terhadap remaja putri usia
(12-14 tahun) dengan dismenore ?

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh kompres dingin pada remaja putri
usia (12-14 tahun) dengan dismenore.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui rasa nyeri pada remaja putri usia (12-14
tahun) dengan dismenore sebelum diberikan kompres
dingin.
b. Mengetahui rasa nyeri pada remaja putri usia (12-14
tahun) dengan dismenore setelah diberikan kompres
dingin.
c. Mengetahui pengaruh kompres dingin pada remaja putri
usia (12-14 tahun) dengan dismenore.
E. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam upaya mengatasi dismenore khususnya
bagi responden, dan penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan keilmuan , memberi sumbangan positif dan
mengembangkan teori khusunya dibidang keperawatan dalam
pengobatan non farmakologis yaitu dengan kompres dingin untuk
menurunkan nyeri dismnore.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompre
dingin terhadap rasa nyeri pada remaja usia (12-14 tahun) dengan
dismenore. Penelitian ini dilaksanakan di smp 41 palembang yang
rencana akan dilaksanakan pada bulan april 2023. Jenis penelitian
ini kuantitatif dengan menggunakan desain eksperimen pre test post
test desain, sample penelitian yaitu remaja putri usia (12-14 tahun)
sebanyak 20 orang, instrumen penelitian ini adalah kuisioner
numerical rating scale (NRS).

Anda mungkin juga menyukai