PROPOSAL
OLEH
NOVITA PUTRI LUBIS
19060042P
Nyeri haid (dismenorea) merupakan gangguan fisik yang sangat menonjol pada
wanita yang sedang mengalami berupa gangguan nyeri/kram pada perut. Nyeri haid
(dismenora) memiliki dampak yang cukup besar bagi remaja putri karena
menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Pengobatan nyeri desmenore
dengan teknis akupresur. Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan dengan desain
quasy eksperimen yang rancangannya menggunakan the one group pretest-posttest
design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan
sampel sebanyak 15 responden. Penelitian ini dilakukan di MTs.S Hajijah Amalia
Sari Kota Padangsidimpuan pada bulan Januari-Juni 2021. Hasil menggunakan uji
Wilcoxon diperoleh Pvalue = 0,002(<0,05). Kesimpulan bahwa ada perbedaan
rerata intensitas nyeri dismenorea setelah diberikan terapi akupresur.
Abstract
Menstrual pain (dysmenorrhea) is a physical disorder very prominent in women who are
experiencing in the form of pain / cramps in the stomach. Menstrual pain (dysmenorrhea)
have an impact big enough for young women for causing disruption of daily activities.
Desmenorrhea pain treatment with acupressure techniques. This research is quantitative
with with experimental quasi design whose design using the one group pretest-posttest
design. The sampling technique used is purposive sampling with sample as many as 15
respondents. This research was conducted at MTs.S Hajijah Amalia Sari
Padangsidimpuan in January-June 2021. The Results using the Wilcoxon test obtained P
value = 0.002 (<0.05). The conclusion that there is difference in the mean intensity of
dysmenorrheal pain after acupressure therapy.
PENDAHULUAN
nyeri/kram pada perut (Rohmat, 2013). Nyeri haid (dismenorea) memiliki dampak
yang cukup besar bagi remaja putri karena menyebabkan terganggunya aktivitas
sehari-hari. Remaja putri yang mengalami nyeri haid (dismenorea) pada saat
mengatasi nyeri seperti kompres hangat, istirahat, olahraga, minum air putih,
sangat besar rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap Negara mengalami
tidak mampu melakukan kegiatan apapun dan ini akan menurunkan kualitas hidup.
Bahkan di Amerika diperkirakan perempuan kehilangan 1,7 juta hari kerja setiap
bulan akibat dismenore. Dismenore menyebabkan 14% dari pasien remaja sering
tidak hadir di sekolah dan tidak menjalani kegiatan sehari-hari.( Wariyah, Sugiri H,
Makhrus I, 2019).
produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Angka kejadian (prevalensi)
Medan seperti dilakukan Sirait (2014) bahwa proporsi prevalens dismenore pada
remaja putri di SMA Negeri 2 Medan tahun 2014 adalah (85,9%). Dengan proporsi
tertinggi pada kelompok umur 14-15 tahun (86,0%), umur menarche <12 tahun
(87,7%), lama menstruasi <7 hari (86,3%), siklus menstruasi normal (87,4%),
sering berolahraga (96,9%), status gizi lebih (100%), dan ada riwayat keluarga
Sirait (2014) bahwa proporsi remaja putri berdasarkan siklus menstruasi di SMA
Negeri 2 Medan tahun 2014 yang paling banyak adalah siklus menstruasi normal
(25–32 hari) yaitu 103 orang (80,5%) dan yang paling sedikit adalah siklus
menstruasi tidak normal (kurang dari 25 atau lebih dari 32 hari) yaitu 25 orang
(19,5%). Pada tahun 2012, hasil penelitian Novia menunjukkan 84,4% remaja di
SMA St. Thomas 1 Medan mengalami dismenore dengan intensitas nyeri ringan
sering mengalami nyeri menstruasi pada saat menstruasi dan sekitar 5% sisiwi
pada titik tertentu misalnya titik taichong/daichong (Lr3/Lv3) sangat efektif dalam
mengurangi nyeri haid pada perempuan, murah (tanpa biaya) dan dapat dilakukan
akupresur juga merupakan terapi yang mudah dipelajari (praktis),aman dan tanpa
tidak dilakukan akupresur, dengan kata lain secara signifikan bahwa akupresur
dapat menurunkan rata-rata kualitas nyeri sebesar 0,577 poin. Penelitian yang
Penelitian ini dilakukan terapi akupresur pada titik Taichong (LR3). Penekanan
nyeri menstruasi berkurang, atau dengan kata lain secara signifikan bahwa
remaja putri di MTs S Hajijah Amalia Sari adalah 36 orang dan yang mengalami
sebanyak 15 orang siswi. Lama terjadinya dismenore atau nyeri haid yang
dirasakan berdasarkan hasil wawancara pada remaja putri ini adalah berkisar 2-3
hari setelah keluarnya darah menstruasi, adapun cara menghilangkan nyeri yang
mereka biasa lakukan adalah dengan cara membiarkan nyeri, dan ada juga yang
tahun 2021?
dismenorea pada remaja MTs.S Hajijah Amalia Sari Kota Padangsidimpuan tahun
2021.
1.3.2 Tujuan Khusus
dismenorea.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Menstruasi
Haid atau menstruasi adalah pengeluaran darah dan sel-sel tubuh dari
vagina yang berasal dari dinding rahim perempuan secara periodik. Defenisi lain
bisa juga diartikan sebagai siklus alami yang terjadi secara regular untuk
perempuan 3-8 hari dengan siklus rata-rata 28 hari pada setiap bulannya. Dan
batas maksimal masa haid adalah 15 hari. Selama darah yang keluar belum
melewati batas tersebut, maka darah yang keluar adalah darah haid (Rustam
E,2014).
Biasanya menstruasi di awali pada usia remaja 9-12 tahun, ada sebahagian
perempuan yang mengalami haid lebih lambat dari itu (13-15 tahun). Kondisi
remaja yang sudah mengalami haid secara emosional tidak stabil. Sebahagian
dapat juga menimbulkan gejala-gejala seperti pegal pada bagian paha, sakit pada
dan gangguan tidur, bahkan pada sebahagian perempuan ada yang mengalami rasa
Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak
perubahan pada endometrium uterus (1) fase menstruasi, (2) fase proliferasi, (3)
a. Menstruasi
Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi
diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak
Fase ovulasi/ fase luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya
sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi. Sel ovum yang matang akan
meninggalkan folikel dan folikel akan mengkerut dan berubah menjadi corpus
Fase pasca ovulasi/ fase sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang
mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi
aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka
(Proverawati, 2016).
permasalahan paling sering pada wanita dan paling sering menyebabkan mereka
a. Amenore
menstruasi yang teratur atau lebih dari 12 bulan dengan riwayat yang tidak teratur
(Rudolph, 2016).
b. Dismenore
Dismenorea ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut atau pinggul,
nyeri haid yang bersifat kram dan berpusat pada perut bagian bawah. Nyeri kram
yang terasa sebelum atau selama menstruasi bisa juga nyeri pada pantat. Rasa
nyeri pada bagian dalam perut, mual, muntah, diare, pusing atau bahkan pingsan.
Nyeri haid atau disminorea merupakan kondisi yang menganggu sebagian besar
wanita saat menstruasi tanpa memandang usia dengan presentase terbanyak di usia
remaja awal yang baru mengalami menarche. Disminorea dikenal juga dengan
istilah gangguan yang bersifat symptomatic artinya kelainan ini bukan merupakan
suatu penyakit tetapi hanya salah satu gejala yang muncul dan dapat menyebabkan
rasa tidak enak. Karena berkaitan dengan siklus ovulasi, dismenorea primer tidak
menjadi masalah, sampai satu tahun atau lebih setelah menarche. Dismenore
Proses terjadinya nyeri haid atau disminorea yaitu pada fase poliferasi
sehingga terjadi iskemik yang di ikuti dengan penurunan kadar progesteron pada
akhir fase luteal. Hal ini menyebabkan rasa nyeri pada otot uterus sebelum, saat,
dan setelah haid (Nugroho, 2015). Kerugian kesehatan seseorang wanita yang
mengalami dismenorea jika dilihat dari segi ekonomi yaitu biaya obat, perawatan
dismenorea primer tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar dan motivasi belajar
menurun karena nyeriyang dirasakan ( Ju H,et al, 2013, Parke, 2010). Dismenorea
atau nyeri haid dibagi menjadi dua yaitu dismenore primer dan disminorea
sekunder. Dismenorea primer jika terjadi nyeri saat haid tetapi tidak ditemukan
kelainan pada genetalia, sementara dismenorea sekunder terjadi nyeri saat haid
dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau
potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks (Nugroho, Taufan 2014).
Kekakuan atau kejang di bagian bawah perut merupakan gejala yang dirasakan
mudah marah, gampang tersinggung, mual, muntah, kenaikan berat badan, perut
kembung, punggung terasa nyeri, sakit kepala, timbul jerawat,tegang, lesu, dan
depresi. Gejala ini datang sehari sebelum haid dan berlangsung 2 hari sampai
psikologi yakni dilaporkan 73% merasa ingin marah-marah, 65% depresi, 52%
dengan gejala yang timbul, karena setiap obat dapat menimbulkan efek samping
yang tidak di kehendak. Tindakan kebidanan harusnya lebih mengutamakan yang
lebih alamiah secara non-farmakologi yaitu salah satunya dengan akupresur untuk
c. Sindrom premenstrual
Syndrome (PMS) sering berhubungan dengan naik turunnya kadar estrogen dan
faktor sosial, budaya, biologis, dan masalah psikis emosional. PMS sering terjadi
pada perempuan usia subur dengan jumlah sekitar 70%-90%. Kondisi ini lebih
Jenis dan berat gejalanya tidak sama pada setiap perempuan, tergantung
pada saat terjadi di PMS adalah sakit punggung, perut kembung, payudara terasa
penuh dan nyeri, perubahan nafsu makan (dapat bertambah ataupun tidak mau
makan sama sekali), sakit kepala, pingsan, daerah panggul terasa sakit dan
tertekan, kulit pada wajah dan leher menjadi bengkak dan terasa memerah, sulit
tidur, tidak bertenaga, mual maupun muntah, serta kelelahan yang luar biasa, dan
munculnya jerawat. Selain itu, PMS juga disertai perubahan emosional, seperti
mudah marah, cemas, mudah tersinggung, depresi, stress, sulit berkonsentrasi, dan
mempengaruhi pola tidur wanita dimana wanita harus mengganti pembalut pada
kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama menstruasi (Irianto, 2015).
e. Metroragia
sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal
a. Stadium Menstruasi
Stadium ini berlangsung selama 3-7 hari. Pada saat itu, endometrium
Stadium ini berlangsung pada 7-9 hari. Dimulai sejak berhentinya darah
c. Stadium Sekresi
d. Stadium Premenstruasi
Stadium yang berlangsung selama 3 hari. Ada infiltrasi sel-sel darah putih,
bisa sel bulat. Stroma mengalami disintegrasi dengan hilangnya cairan dan
secret sehingga akan terjadi kolaps dari kelenjar dan arteri. Pada saat ini
akhirnya pecah.
yaitu :
b. Faktor Enzim
Enzim hidrolik yang terapat dalam endometrium merusak sel yang berperan
c. Vaktor Vaskular
maupun vena.
d. Faktor Prostaglandin
pada haid.
2.2 Dismenore
Dismenore berasal dari bahasa Yunani dys yang berarti sulit, nyeri,
abnormal, meno berarti bulan, dan rhea berarti aliran. Dysmenorhea atau
dismenore dalam bahasa Indonesia berarti nyeri pada saat menstruasi. Hampir
semua wanita mengalami rasa tidak enak pada perut bagian bawah saat menstruasi.
Namun, istilah dismenore hanya dipakai bila nyeri begitu hebat sehingga
mengganggu aktivitas dan memerlukan obat-obatan. Uterus atau rahim terdiri atas
otot yang juga berkontraksi dan relaksasi. Pada umumnya, kontraksi otot uterus
tidak dirasakan, namun kontraksi yang hebat sering menyebabkan aliran darah ke
aktivitas harian karena nyeri yang dirasakannya. Kondisi ini dapat berlangsung 2
hari atau lebih dari lamanya hari menstruasi yang dialami setiap bulan. Keadaan
nyeri saat menstruasi dapat terjadi pada segala usia (Afiyanti;Anggi Pratiwi, 2016).
Gangguan yang sering timbul saat menstruasi salah satunya adalah nyeri
timbul rasa nyeri yang paling sering terjadi pada wanita (Lestari, 2013).
tersebut meluas kepinggang, punggung, bagian bawah dan paha, kontraksi otot
uterus tidak dirasakan, namun kontraksi hebat sering menyebabkan aliran darah ke
Menurut Laila (2012) dismenore adalah sakit saat menstruasi yang dapat
menyebabkan gangguan fisik seperti mual, lemas, dan diare dan dapat menganggu
aktivitas belajarnya karena belajar merupakan kegiatan yang melibatkan kerja fisik
menarche usia dini (<12 tahun), nullipara, aliran menstruasi yang berat, merokok,
a. Faktor Endokrin
b. Kelainan Organik
Ditemukan adanya kelainan pada rahim seperti kelainan letak arah
nyeri dismenorea.
d. Faktor konstitusi
dysmenorrhea.
e. Faktor alergi
c. Endometriosis
Nyeri haid dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya
kelainan yang dapat diamati. Berdasarkan jenis nyeri, nyeri haid dapat dibagi
menjadi, nyeri spasmodik dan nyeri kongestif (Nugroho dan Utama, 2014).
1. Nyeri Spasmodik
Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum masa
haid atau segera masa haid mulai. Banyak perempuan terpaksa harus
melakukan berbagai aktifitas. Ada diantara penderita nyeri ini hingga tidak
kalangan yang berusia >40 tahun. Dismenorea spasmodik dapat diobati atau
paling tidak dikurangi dengan lahirnya bayi pertama walaupun banyak pula
2. Nyeri Kongesif
mungkin akan mengalami pegal, sakit pada buah dada, perut kembung tidak
menentu, sakit kepala, sakit punggung, pegal pada paha, merasa lelah atau
tidur, atau muncul memar di paha dan lengan atas. Semua itu merupakan
gejala pegal menyiksa yang berlangsung antara dua dan tiga hari sampai
lebih baik.
nyeri haid dapat dibagi menjadi, dismenorea primer dan dismenorea sekunder
1. Dismenore Primer
Dismenorea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada
dengan rasa mual, muntah dan diare. Nyeri haid primer hampir selalu
2. Dismenore Sekunder
dengan usia >30 tahun dan dapat disertai dengan gejala yang lain
setelah menstruasi).
paha, kram atau nyeri labor-like. Gejala umum yang terkait, seperti rasa
tidak enak, kelelahan (85%), mual dan muntah (89%), diare (60%), nyeri
punggung bawah (60%), dan sakit kepala (45%), dapat terjadi pada
dismenorea primer. Pusing, gugup, dan bahkan pingsan juga terkait dengan
1. Dismenorea dimulai pada 20-an atau 30-an, setelah siklus relatif tanpa rasa
sakit sebelumnya.
5. Respon yang buruk terhadap obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau
berikut. Bila tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan mengalami regresi
dan hal ini akan mengakibatkan penurunan kadar progesteron. Penurunan ini akan
antara lain PGE2 dan PGF2 alfa. Wanita dengan dismenore primer didapatkan
adanya peningkatan kadar PGE dan PGF2 alfa di dalam darahnya, yang akan
disritmi uterus. Akibatnya akan terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan ini
ujung – ujung saraf aferen nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia
(Aspiani, 2017).
Dismenore sekunder dapat terjadi kapan saja setelah haid pertama, tetapi
yang paling sering mucul di usia 20 – 30 tahunan, setelah tahun – tahun normal
jaringan endometrium berada di luar rahim, dapat ditandai dengan nyeri haid),
adenomyosis (bentuk endometriosis yang invasive), polip endometrium (tumor
INTENSITAS KETERANGAN
lebih lama sering dikaitkan dengan dismenorea. Melahirkan adalah faktor yang
menemukan bahwa proporsi wanita dengan dismenorea sedang sampai berat tetap
konstan dengan bertambahnya usia 5 tahun. Onset awal nyeri dikaitkan dengan
nyeri yang lebih berat, dan riwayat keluarga dismenorea dikaitkan dengan
prevalensi dismenorea yang secara signifikan lebih tinggi. Karena kecemasan dan
2.2.8 Diagnosis
Secara ringkas, menurut Anton dan Rivlin (2015), anamnesis yang perlu
1. Usia menarche.
keluar.
berikut:
1. Onset terjadi lebih kurang enam bulan setelah menarke.
1. Onset pada usia 20-30 tahun tanpa adanya keluhan di awal menarche
4. Infertilitas
5. Dispareuni
6. Vaginal discharge
terutama untuk dewasa muda yang baru menstruasi. Pemeriksaan dapat berupa :
profen, Natriun diclofenac atau naproxen, Paracetamol dan obat anti nyeri lainnya
bimbingan antisipasi, kompres panas dan dingin, stimulasi saraf elektris transkutan
balik biologis, dan massage effleurage. Massage effleurage merupakan salah satu
(Trisnowiyoto, 2012).
Nyeri merupakan salah satu gangguan yang dirasakan setiap orang akibat
kerusakan jaringan yang actual dan potensial. International Association for the
Studyof pain (IASP) mengartikan nyeri sebagai suatu gangguan yang dirasakan
pada beberapa waktu yang disebabkan karena adanya sensori subyektif dan keadaan
emosional yang bukan berarti adanya kerusakan pada jaringan atau potensial
(Judha, 2012).
Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada
jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan
dan potensial yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh. Seringkali dijelaskan
dalam istilah proses distruktif, jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas terbakar, melilt,
dan reseptor di dalam tubuh. Rangsangan yang dimaksud dapat berupa rangsangan
termal, listrik, mekanik atau kimiawi. Rangsangan nyeri oleh zat kimiawi dapat
lambung yang meningkat ataupun stimulasi lain yang di lepas akibat terjadinya
nyeri yaitu nociceptor yang merupakan ujung-ujung saraf bebas yang tersebar di
permukaan kulit dan pada struktur tubuh yang lebih dalam seperti tendon, fasia serta
kesumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut yang berdiameter kecil yaitu
serabut A delta dan serabut C. Reseptor berdiameter kecil ini berfungsi untuk
mentransmisikan nyeri yang sifatnya keras. Disamping itu, tubuh juga memiliki
reseptor yang berdiameter besar atau yang disebut dengan serabut A Beta. Reseptor
Abeta ini selain berfungai untuk mentransmisikan rangsangan lain seperti sentuhan,
getaran, panas, dingin, dan lain-lain. Implus serabut A Beta ini bersifat inhibitor
2012).
dorsalis yang terdapat pada medula spinalis. Ketika sampai di medula spinalis inilah
terjadi interaksi antara serabut yang berdiameter besar dan serabut yang berdiameter
kecil pada area yang disebut dengan substansia gelatinosa (SG). Di dalam SG inilah
dapat terjadi perubahan, modifikasi serta pengaruh apakah sensasi nyeri yang
diterima oleh medula spinalis akan diteuskan ke otak atau akan dihambat (Tamsuri,
2012).
Bila tidak ada stimulasi atau rangsangan yang adekuat dari serabut besar,
maka implus nyeri dari serabut kecil akan langsung dihantar keotak yang akhirnya
menimbulkan sensasi rasa nyeri yang akan dirasakan oleh tubuh. Hal ini
menyebabkan sensasi nyeri yang di bawah serabut kecil akan berkurang atau
bahkan tidak dihantarkan ke otak sehingga tubuh tidak merasakan nyeri. Keadaan
kelamin, faktor sosiobudaya, pengalaman masa lalu (Black & Hawks, 2014 dalam
Mulyanto dkk, 2014; Potter & Perry, 2010 ; Lusianah dkk, 2012).
a. Persepsi nyeri
c. Usia
berumur lebih tua mempunyai metabolisme yang lebih lambat dan rasio
lemak tubuh terhadap masa otot lebih besar dibanding individu berusia
menghilangkan nyeri.
d. Jenis kelamin
dibandingkan wanita.
nyeri yang dialami saat ini. Individu yang memiliki pengalaman negatif
mengelola nyeri.
f. Ansietas (kecemasan)
g. Suku bangsa
sakit adalah suatu hal yang wajar. Sementara budaya yang lain lebih
h. Perhatian
j. Tekhnik koping
nyeri. Seseorang yang memiliki koping yang baik mereka dapat mengontrol
rasa nyeri yang dirasakan. Tetapi sebaliknya, jika seseorang yang memiliki
koping yang buruk mereka akan merasa bahwa orang lainlah yang akan
(patient-controlled analgesia/PCA).
nyeri.
Tanda dan gejala nyeri ada bermacam-macam perilaku yang tercermin dari
tegang.
menggambarkan nyeri yang dialaminya. Beberapa hal yang harus dikaji untuk
a. Intensitas nyeri
Minta individu untuk membuat tingkatan nyeri pada skala verbal. Misal:
tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri sedang, nyeri berat, hebat atau sangat
b. Karakteristik nyeri
intensitas) dan kualitas (nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit nyeri dalam
oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual, serta
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama
dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan
tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan teknik ini juga tidak
dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri. Penilaian intensitas
nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan skala yaitu Numeric Rating Scale
Numeric Rating Scale (NRS) adalah suatu alat ukur yang meminta pasien
untuk menilai rasa nyerinya sesuai dengan level intensitas nyerinya pada skala
numeral dari 0-10 atau 0-100. Angka 0 berarti “no pain” dan 10 atau 100 berarti
“severe pain” (nyeri hebat). NRS lebih digunakan sebagai alat pendeskripsi kata.
NRS ini dilakukan oleh klien untuk menilai skala nyeri yang mereka rasakan. Skala
paling efektif di gunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah
Klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala ini paling efektif
(Andarmoyo, 2013).
pemijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu pada tubuh. Akupresur berguna
menggosok, menekan, memijat, memukul, dan tindakan sederhana lain pada titik
akupoin atau daerah tertentu pada permukaan tubuh. Penekanan yang dilakukan
endorfin yang berguna untuk pereda nyeri yang diproduksi tubuh dalam darah.
Jaringan syaraf akan memberi stimulus pada sistem endokrin untuk melepaskan
endorfin sesuai kebutuhan tubuh dan diharapkan dapat menurunkan rasa nyeri saat
Terapi akupressure yang dapat diberikan pada ibu hamil trimester I dengan
keluhan mual dan muntah yaitu titik pericardium 6 (titik Neiguan) yang terletak
tangan dan pusatkan ibu jari kanan dibawahnya di antara dua tendon besar palmaris
longus dan radial fleksor karpi dengan menggunakan ibu jari, telunjuk atau jari
tengah untuk menekan dengan kuat pada titik acupressure disaat ibu hamil merasa
mual selama 10 menit dan ulangi proses tersebut untuk pergelangan tangan satunya
dengan total periode perawatan sekitar 60 menit selama 7 hari berturut-turut (Mady
et al, 2019).
Pijatan bisa dilakukan setelah menemukan titik meridian yang tepat yaitu
timbulnya reaksi pada titik pijat berupa rasa nyeri, linu atau pegal. Dalam terapi
akupresur pijatan bisa dilakukan dengan menggunakan jari tangan (jempol dan
jari telunjuk). Semua titik pijat berpasangan kecuali untuk jalur meridian Ren dan
Tu. Lama dan banyaknya tekanan (pemijatan) tergantung pada jenis pijatan.
1. Titik akupresur umum Titik akupresur umum ini terdapat di sepanjang saluran
meridian. Setiap titik umum diberi nama oleh penemunya dalam bahasa
Tionghoa yang memiliki arti tersendiri dan diberi nomor yang bersifat universal.
Misalnya titik Hegu yang memiliki arti kumpulan jurang. Hegu sama dengan
titik usus besar dengan nomor 4 (UB.4) dan dalam bahasa Inggris disebut Large
2. Titik akupresur istimewa Titik akupresur istimewa adalah titik yang berserakan
(tidak menentu), ada yang dijalur meridian dan ada pula yang di luar jalur
meridian. Tiap-tiap titik umum mempunyai nama dan fungsi masing-masing.
buntu..
3. Titik Nyeri (yes point) Titik nyeri berada di daerah keluhan (daerah yang
mengalami masalah) misalnya sakit perut, sakit kepala, dan lain-lain. Untuk
menemukan titik nyeri ini adalah dengan meraba keluhan kemudian cari titik
yang paling sensitifatau nyeri. Titik ini hanya berfungsi sebagai penghilang rasa
sakit setempat saja, tetapi sering juga berpengaruh pada jaringan tubuh lainnya.
adalah titik yang biasa juga digunakan untuk mengatasi masalah ginekologis,
diantaranya adalah :
adalah titik yang biasa juga digunakan untuk mengatasi masalah ginekologis,
diantaranya adalah :
1. Titik Sanyinjiao (SP6) Titik ini terletak sekitar tiga cun atau sekitar empat jari di
atas malleolus internus, tepat di ujung tulang kering (Hartono, 2012). Penekanan
pada titik ini terbukti dapat mengurangi dismenore. Penelitian yang dilakukan
2. Titik Sacral Points (B27-B34) Titik sacral points (B27-B34), yaitu titik yang
terletak pada daerah sakral atau di sekitar tulang sacrum. Pijatan pada titik ini
membantu mengurangi rasa sakit pada saat dismenore, pegal pada pinggang, dan
Penelitian ini digunakan untuk Sembilan responden dengan one group pre-
posttest dengan melakukan penekanan pada titik lumbal 4 dan 5 pada meridian
kandung kemih 3-5 menit selama 3 hari pertama fase menstruasi. Hasil
Keistimewaan titik ini merupakan titik utama dari meridian hati dan
merupakan jalur utama dari aktivitas Chi. Efek penekanan pada titik ini dapat
meredakan spasme, ketegangan dan kekakuan (Aprillia, 2010). Pengobatan
kesehatan seperti stres, nyeri punggung ,tekanan darah tinggi, dismenorea, nyeri
tungkai, insomnia, dan kecemasan. Titik taichong ini terletak pada punggung kaki
yakni dua jari diatas titik pertemuan antara ruas jempol dan jari kaki sebelahnya
efek terapi akupresur terhadap dismenore adalah penelitian yang dilakukan oleh
Hasanah (2010) yang dilakukan pada 54 responden. Penelitian ini dilakukan terapi
akupresur pada titik meridian taichong (LR3). Hasil akhir menunjukkan secara
signifikan akupresur dapat menurunkan ratarata intensitas nyeri sebesar 1,037 poin .
2.5 Remaja
Masa ini merupakan masa perubahan atau masa peralihan dari masa kanak-kanak
perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya, masa remaja pada
umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun
(Notoatmodjo,2011).
terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja. Kematangan seksual
merupakan suatu rangkaian dari perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
remaja, yang ditandai dengan perubahan pada seks primer (Primary Sex
tertentu, namun urutan dari kematangan seksual tidak sama pada setiap anak, dan
biasanya berlangsung pada umur 13-20 tahun dan fase yang lebih matang dimana
dari implus yang tenang menjadi menonjol sehingga dinamis. Saat remaja
Pada saat ini pertumbuhan tinggi badan terjadi amat cepat. Perbedaan pertumbuhan
fisik laki-laki dan perempuan adalah pada organ reproduksinya, dimana akan
diproduksi hormon yang berbeda, penampilan yang berbeda, serta bentuk tubuh
perubahan struktur tubuh dari kanak-kanak menuju dewasa (pubertas). pada masa
ini terjadi perubahan fisik yang cepat disertai banyak perubahan, termasuk di
psikis, dan kematangan fungsi seksual. Istilah pubertas dapat digunakan untuk
menyatakan perubahan bilogis yang meliputi morfologi dan fisiologi yang terjadi
dengan pesat dari masa anak menuju dewasa, terutama pada perubahan kelamin dari
tahap anak ke dewasa. Pertumbuhan organ reproduksi mengalami perubahan yang
sangat cepat dan sudah memiliki kemampun untuk bereproduksi tetapi fenomena
reproduksi. Banyak remaja putri yang tidak menyadari bahwa telah memproduksi
sel telur, yang remaja khawatirkan takut akan menghadapi pubertas (Suparyanto,
2012).
d. Rambut di kaki dan lengan tumbuh lebih banyak pada beberapa anak
perempuan.
e. Pada beberapa anak perempuan, rambut juga tumbuh di bibir atas dan ini
f. Berkeringat lebih banyak dan mulai muncul jerawat dalam bentuk bintik
putih, hitam, dan pustula yang biasa dipecah atau mengalami erupsi
g. Mengalami keputihan
h. Anak perempuan tumbuh makin tinggi sejak mulai datang bulan sekitar
a. Testis makin besar serta skrotum makin tipis dan makin merah
a. Penis dan testis terus tumbuh serta skrotum menjadi makin gelap
e. Bagian dada mulai tumbuh yang tidak sama dengan payudara laki-laki
(man boobs)
g. Suara anak laki-laki pecah dan cenderung nge-bass, tidak cempreng seperti
h. Berjerawat
2.6 Kerangka Konsep
Terapi Akupresure
Variabel Indepent
diamati atau suatu pernyatan tentang hubungan yang diharapkan terjadi antara dua
Jenis-jenis Hipotesis
METODE PENELITIAN
ditempat ini belum pernah dilakukan penelitian yang berjudul pengaruh terapi
Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2021 sampai dengan Juni 2021,
mulai dari pengajuan judul sampai dengan seminar hasil penelitian. Uraian kegiatan
1. Populasi
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
adalah semua siswi yang mengalami nyeri disminore yaitu sebanyak 36 orang.
2. Sampel
Purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri yang
khusus, yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab
• Kriteria Inklusi
2. Informed Consent
3. Confidentiality (kerahasiaan)
2011).
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena .
1. Kuesioner
bisa digunakan bila jumlah responden besar dan dapat mengungkapkan hal-
Baby Oil.
Padangsidimpuan
akan dilakukan.
menstruasi
Peneliti dan seluruh siswi yang sering mengalami nyeri disminore kemudian
7. Saat penelitian, bagi siswi yang bersedia menjadi responden, siswi tersebut
8. Peneliti mengambil data awal yaitu data skala nyeri menstruasi sebelum
NRS pada masing-masing siswi untuk di isi sesuai dengan nyeri yang
dirasakan .
9. Kemudian setelah data terkumpul, peneliti memandu secara langsung
intervensi yang dilakukan sesuai dengan terapi akupresur pada titik thaicong/
selama 2 hari .
11. Peneliti mengumpulkan lembar pengukuran yang telah di isi oleh responden
12. Peneliti melakukan pengolahan dan analisa data dari data awal dan akhir
dari responden.
berikut:
3) Entering
Proses memasukkan data kedalam komputer untuk selanjutnya dilakukan
kembali data-data yang sudah di entering. Apakah ada kesalahan atau tidak
(Notoatmodjo, 2016).
5) Processing
Setelah lembar kuesioner terisi penuh, serta sudah melewati pengkodean, maka
langkah selanjutnya adalah memproses data agar yang sudah di entri dapat di
penelitian ini yaitu terapi akupresur dan intensitas nyeri disminore. Adapun
independent T test untuk mengetahui perbedaan nyeri menstruasi primer sebelum dan
atau dapat pula dengan perbandingan p-value dimana nilai a=0.05. Sementara
Paired sample T test digunakan untuk mengetahui pengaruh terapi akupresur terhadap
1. Apabila P< 0,05 artinya ada pengaruh terapi akupresur terhadap intensitas nyeri
2. Apabila P> 0,05 artinya tidak ada pengaruh ada pengaruh terapi akupresur
terhadap intensitas nyeri disminore pada remaja di MTs.S Hajijah Amalia Sari
Kota Padangsidimpuan.
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di MTs.S Hajijah amalia sari, Jl. Raja Inal
Siregar, Lingk. III Batunadua Julu (Eks Siparau) Kec. Padangsidimpuan Batunadua
penelitian ini adalah sebanyak 15 orang dan dibagi menjadi 3 kelompok umur yaitu
12 tahun, 13 tahun, dan 14 tahun. Dari tabel diatas dapat diketahui mayoritas
tahun sebanyak 2 orang (13,3%), serta berumur 13 tahun sebanyak 4 orang (26,7%).
Berdasarkan tabel diatas dilihat dari riwayat keluarga dibagi atas dua
dismenore yaitu tidak sebanyak 9 orang (60,0%) dan minoritas riwayat keluarga
diberikan terapi akupresur adalah 1.9333 dan rata – rata skala nyeri setelah
diberikan terapi akupresur adalah sebesar 1.2667 dengan selisih mean 0.6666.
independen. Uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon. Ada tidaknya pengaruh
data dengan uji Shapiro wilk pada skala nyeri sebelum dan setelah diberikan terapi
akupresur yang bertujuan untuk mengetahui sebaran data penelitian normal atau
tidak. Apabila nilai p>0,05, maka data tersebut normal. Berikut adalah tabel uji
Tabel 4.4 Hasil uji normalitas data Skala Nyeri sebelum dan sesudah
diberikan Massage Effleurage
Variabel Mean Selisih mean Pvalue
Skala nyeri pre test 1.9333 0.6666 0,000
Skala nyeri post test 1.2667 0,024
*distribusi normal (p>0,05)
Hasil analisis data dengan uji shapiro wilk terhadap skala nyeri sebelum
intervensi diperoleh nilai p=0,000 (p>0,05) dan sesudah intervensi diperoleh nilai
p=0,024 (p>0,05). Dari hasil uji normalitas data tidak berdistribusi normal.
Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Data Skala Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diberikan
Terapi Akupresur
Variabel Mean SD Pvalue
Skala nyeri pre test 1.9333 .59362 0,002
Skala nyeri post test 1.2667 .45774
Berdasarkan hasil analisis tabel pada kelompok sebelum dan sesudah
BAB 5
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh terapi
akupresur terhadap penurunan skala nyeri dismenore di MTs S Hajijah Amalia Sari
akupresur terhadap penurunan skala nyeri dismenore di MTs S Hajijah Amalia Sari
Padangsidimpuan.
1. Umur
Berdasarkan distribusi karakteristik responden yang dilibatkan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 15 orang dan dibagi menjadi 3 kelompok umur yaitu
12 tahun, 13 tahun, dan 14 tahun. Dari tabel diatas dapat diketahui mayoritas
Hal ini sejalan dengan penelitian Sianipar (2015) yang menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara umur dengan dismenorea. Teori yang menyatakan
bahwa perempuan semakin tua, lebih sering mengalami menstruasi maka leher
jarang ditemukan (Bare & Smeltzer, 2012). Yustianingsih 2014, bahwa dismenore
primer dapat dijumpai pada wanita muda yang telah berusia antara usia 11-25 tahun
dan akan menghilang pada usia akhir 30-an tanpa ditemukan kelainan alat genital
pada pemeriksaan ginekologi. Dengan bertambahnya umur nyeri haid akan semakin
Wahit.et.al. (2007), yang menyatakan bahwa faktor umur adalah variabel penting
Menurut peneliti pada periode umur tersebut merupakan masa remaja akhir
dimana pada tahap ini merupakan masa berfikir khayal pada remaja sehingga
berarti pada umur yang masih muda dimana pada penelitian ini umur responden 15
2. Riwayat Keluarga
Berdasarkan tabel diatas dilihat dari riwayat keluarga dibagi atas dua
dismenore yaitu tidak sebanyak 9 orang (60,0%) dan minoritas riwayat keluarga
kemungkinan terjadinya dismenore primer. Dua dari tiga wanita yang menderita
pada keluarganya. Banyak gadis yang menderita dismenore primer dan sebelumnya
mereka sudah diperingatkan oleh ibunya bahwa kemungkinan besar akan menderita
dismenorea primer yang sering terjadi saat wanita mengalami menstruasi terutama
Dismenore
akupresur adalah 1.93 dan rata – rata skala nyeri setelah diberikan terapi akupresur
yang tidak nyaman, akibat dari luka paksa dari jaringan. Nyeri adalah
jaringan yang aktual dan potensial yang teralokasi pada suatu bagian tubuh,
jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi, perasaan takut,
mual. Ada beberapa cara untuk mengatasi gejala-gejala yang timbul akibat
dismenorea yaitu dengan terapi medis dan non medis. Obat medis yang sering
digunakan berupa analgesik dan anti inflamasi seperti asam mefenamat, ibuprofen
dan antagonis kalsium, seperti verapamil dan nifedipin yang dapat menurunkan
aktivitas dan kontraktilitas uterus. Selain itu nyeri dapat ditangani dengan terapi
non medis yang aman dilakukan dengan exercise, mand air hangat atau sauna,
memakai buli-buli hangat, meditasi, serta dapat juga dengan pemberian suplemen,
pengobatan herbal ala jepang, terapi horizon, terapi bedah, akupuntur dan
bersifat biolistrik memiliki ciri-ciri papilaekulit-kulit kali 2 kali lebih lebih banyak,
mengandung kapiler teranyam dengan syaraf sensoris, ujung -ujung saraf simpatis
(Aprillia, 2010).
saraf menembus fascia otot atau secaraa histologis merupakan struktur neodermal
dengan densitas lokal yang tinggi yang banyak mengandung serabut saraf simpatik
(Heni, 2018). Beberapa penelitian meyakinkan bahwa acupoint memang ada dan
dapat diketahui serta dapat dibuktikan secara ilmiah. Titik Akupunktur dapat
nyeri dismenore setelah dilakukan akupresur di titik sp6 adalah skala nyeri 1 (9
orang), skala nyeri 2(8 orang), skala nyeri 4 (5 orang) (Renityas, 2017).
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Panggabean
(2019) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan skala dismenore antara pretest
dan posttest pada kelompok intervensi sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh akupresur terhadap dismenore pada remaja di SMP IT Siti Hajar Medan
(Panggabean, 2019).
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Hartono (2012), bahwa terapi akupresur
secara empiris terbukti dapat membantu produksi hormon endorphin pada otak
yang secara alami dapat membantu menawarkan rasa sakit saat menstruasi.
tubuh. Endorphin adalah pembunuh rasa nyeri yang dihasilkan sendiri oleh tubuh.
Endorphin merupakan molekul-molekul peptid atau protein yang dibuat dari zat
yang disebut betalipoptropin yang ditemukan pada kelenjar pituitary (Hartono,
2012).
Dismenore
dismenore.
distres menstrual. Akupresur selain ini juga terbukti mengatasi nyeri yang bersifat
umum, juga terbukti mengatasi nyeri selama persalinan dan memperlancar proses
menurut pengobatan Cina, rahim merupakan salah satu organ yang terhubung
darah pada hati disuplai ke rahim. Apabila suplai darah ke hati sedikit, maka darah
yang di suplai ke rahim pun juga sedikit, hal ini lah yang dianggap menjadi
memperkuat limpa, dan mengembalikan keseimbangan Yin dan darah, hati, dan
ginjal, sehingga hal tersebut dapat memperkuat pasokan darah dan memperlancar
sendiri oleh tubuh. Endhorpin merupakan molekul – molekul peptid atau protein
yang dibuat dari zat yang disebut beta- lipoptropin yang ditemukan pada kelenjar
pituitary. Selain itu endorphin dapat mempengaruhi daerah daerah pengindra nyeri
di otak dengan cara yang serupa dengan obat-obat opiate seperti morfin. Pelepasan
endorphin dikontrol oleh sistem saraf, saraf sesitif dengan nyeri rangsangan dari
Endorphin adalah pembunuh rasa nyeri yang dihasilkan sendiri oleh tubuh.
Pelepasan endorphin dikontrol oleh sistem saraf ,saraf sesitif dengan nyeri
rangsangan dari luar dan begitu dipicu dengan menggunakan teknik akupresur, akan
Penelitian lain yang dilakukan oleh (Ariska, 2014) pada remaja putri di
terjadi penurunan tingkat nyeri dan perbedaan rata-rata intensitas nyeri sebelum dan
terdapat penurunan nyeri haid antara terapi akupresur sanyinjiao point dengan
relaksasi nafas dalam. Pemberian Terapi akupresur 2 kali lebih efektif dibandingkan
teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri haid (dismenore) primer
Menurut peneliti, saat ini banyak orang menggangap tidak ada obat
alternatif atau non farmakologi untuk mengatasi nyeri haid, akan tetapi dimana
seseorang mengalami nyeri haid pasti tidak akan nyaman dan dapat berdampak
pada aktifitasnya sehari-hari, maka dari itu perlunya akan pengetahuan tentang
akupresur dan pengobatan alternatif lain, untuk upaya mengurangi rasa nyeri saat
menstruasi. Selain dianggap lebih aman dibandingkan obat sintetik, biaya yang
dibutuhkan jauh lebih rendah. Dengan demikian ada hubungan signifikan pengaruh
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1.93 dan rata – rata skala nyeri setelah diberikan terapi akupresur adalah
6.2 Saran
Diharapkan bagi peneliti lain agar dapat melakukan penelitian tentang terapi
akupresur yang nantinya mungkin akan ditemukan manfaat selain untuk penurunan
dan bahan masukan dalam kegiatan proses belajar, dan perlu menambah referensi
tentang obat-obatan herbal atau terapi untuk menurunkan skala nyeri dismenore.
6.2.4 Bagi Penderita Nyeri Dismenore
Diharapkan kepada pasien nyeri dismenore dengan nyeri yang berat dapat
Ayu & Bagus, (2010). Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi. Jakarta. ITM.
Ivan M. (2019). Aplikasi akupresur titik taichong pada penderita hipertensi untuk
mencegah resiko ketidak efektifan perfusi jaringan otak. Karya tulis
ilmiah
Judha, M. (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Nasution Nila Sari. 2019 . Pengaruh Akupresur Dalam Penurunan Frekuensi Emesis
Gravidarum Pada Primigravida Trimester Satu. Skripsi S1 Ilmu
Keperawatan USU
Paryono, Dwi Retna Prihati . 2016. Pengaruh Pijat Refleksi Terhadap Penurunan
Nyeri Haid Pada Wanita Di Panti Yatim Putri Daerah Klaten Tahun
2016. Jurnal terpadu Ilmu Kesehatan,Volume 6, No 2,November
2017, Hlm 118-240.
Raden Khairiyatul Afiyah. 2019. Efektivitas Pijat Pada Titik Akupuntur Guanyuan
(Rn4) Dan Qihai (Rn6) Terhadap Dismenore Pada Siswi Smkn1
Surabaya. Jurnal Ners LENTERA, Vol. 7, No. 2, September 2019
Ratni Siregar, dkk. (2015). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Nyeri Menstruasi Pada Siswi SMA 3 Kota Padangsidimpuan 2014.
Jurnal Ilmiah PANNMED, Vol. 9, No. 3, Januari-April 2015.
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
[DataSet0]
Statistics
umur riwayatkeluarga
N Valid 15 15
Missing 0 0
Frequency Table
umur
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 15
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
predanpost
test Statistic df Sig. Statistic df Sig.
NPar Tests
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each test are based on all cases
with valid data for the variable(s) used in that
test.
Descriptive Statistics
Ties 5c
Total 15
c. nyeridismenoreposttest = nyeridismenorepretest
Test Statisticsb
nyeridismenorepost
test -
nyeridismenorepret
est
Z -3.162a