Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIVITAS AKUPRESUR DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE TERHADAP

PENURUNAN INTENSITAS NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI


DI SMK GUNA BANGSA BANJARSARI LEBAK BANTEN

Nur Anita1, Dini Resha Oktavia2


1
Dosen STIKes Abdi Nusantara
2
Mahasiswa S1 Kebidanan STIKES Abdi Nusantara
Nuranita834@gmail.com1, dinipelatih@gmail.com2

ABSTRAK
Latar Belakang: Nyeri haid merupakan nyeri atau kram di perut bagian bawah yang muncul
sebelum atau saat menstruasi. Masalah nyeri haid pada remaja putri jika tidak segera diatasi
dapat berdampak buruk pada produktivitas remaja termasuk kegiatan belajar. Data Dinas
Kesehatan Kabupaten Lebak tahun 2021 melaporkan kasus dismenore pada remaja sebesar
62,4% dari 5.000 orang remaja yang di survey dan 35% diantaranya mengeluh aktivitasnya
terbatas akibat dismenore. Tujuan Penulisaan: Diketahuinya efektivitas akupresur dan
william flexion exercise terhadap penurunan intensitas nyeri haid pada remaja putri di SMK
Guna Bangsa Banjarsari Lebak Banten. Metode Penelitian: Metode penelitian menggunakan
quasi eksperiment dengan desain two group pre-posttest. Sampel penelitian ini adalah remaja
putri kelas X, XI, XII yang mengalami nyeri haid sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan
sampel menggunakan total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis
bivariat menggunakan uji paired t-test dan independent t-test. Hasil Penelitian: Rata-rata
intensitas nyeri haid remaja putri kelompok intervensi sebelum diberikan pemijatan akupresur
adalah 6,60 dan sesudah diberikan pemijatan akupresur menurun menjadi 2,80, sementara
pada kelompok kontrol sebelum diberikan gerakan fisik william’s flexion exercise adalah 6,53
dan sesudah diberikan pemijatan akupresur menurun menjadi 3,87. Hasil uji statistik
menunjukkan ada efektivitas akupresur dan william flexion exercise terhadap penurunan
intensitas nyeri haid pada remaja putri (p value = 0,000). Kesimpulan dan Saran: Pemberian
pemijatan akupresur lebih efektif mengurangi intensitas nyeri haid dibandingkan dengan
pemberian gerakan fisik william’s flexion exercise. Diharapkan kepada remaja putri agar
menangani nyeri haid dengan cara non-farmakologi yaitu dengan pemijatan akupresur atau
melakukan gerakan fisik william’s flexion exercise.
Kata kunci : nyeri haid, akupresur, william’s flexion exercise

ABSTRACT
Background: Dysmenorrhea is pain or cramps in the lower abdomen that appear before or
during menstruation. The problem of menstrual pain in young women if not addressed
immediately can have a bad impact on adolescent productivity including learning activities.
Data from the Lebak Regency Health Office in 2021 reported dysmenorrhea cases in
adolescents by 62.4% of the 5,000 adolescents surveyed and 35% of them complained that
their activity was limited due to dysmenorrhea.. Purpose of Authorship: It is known the
effectiveness of acupressure and William flexion exercise on reducing the intensity of
menstrual pain in young women at SMK Guna Bangsa Banjarsari Lebak Banten. Method:
The research method uses quasi-experiments with a pre-posttest two group design. Sample of
this study was 30 young women in grades X, XI, XII who experienced dysmenorrhea with
sampling technique uses total sampling. Instruments use questionnaires. Bivariate analysis
uses the paired t-test and independent t-test. Results: The average dysmenorrhea intensity of
young women in the intervention group before being given acupressure massage was 6.60
and after being given acupressure massage decreased to 2.80, while in the control group

1
before being given physical movement william's flexion exercise was 6.53 and after being
given acupressure massage decreased to 3.87. The results of statistical tests showed that
there was an effectiveness of acupressure and william flexion exercise against reducing the
intensity of dysmenorrhea in young women (p = 0.000). Conclusion and Advice: Acupressure
massage is more effective at reducing the intensity of dysmenorrhea compared to giving
William's flexion exercise. It is hoped that young women will treat dysmenorrhea in a non-
pharmacological way, namely by acupressure massage or doing physical movements in
William's flexion exercise.
Keywords: dysmenorrhea, acupressure, william's flexion exercise

sedangkan tipe sekunder sebesar 9,36%


PENDAHULUAN
dengan tingkat nyeri dismenore ringan
World Health Organization (WHO) 49%, sedang 34% dan berat 17% yang
tahun 2020 melaporkan bahwa wanita yang mengakibatkan 15% membatasi aktifitas
mengalami dismenore ringan - sedang di harian mereka ketika haid dan 8-10%
setiap Negara di dunia sekitar 50% dari remaja putri tidak masuk sekolah
populasi dan 10-15% di antaranya (Kemenkes RI, 2021).
mengalami dismenore berat. Prevalensi Dinas Kesehatan Provinsi Banten
yang lebih besar umumnya pada wanita bekerja sama dengan BPS tahun 2021
muda, dengan perkiraan antara 67% melaporkan bahwa kejadian dismenore di
sampai 90% untuk perempuan yang Banten tercatat sebesar 60,19% dari 10.000
berusia 17-24 tahun. Rata-rata di negara- orang remaja yang di survey. dengan kasus
negara Eropa kasus dismenore terjadi pada terbanyak ditemukan pada usia remaja usia
45-97% wanita, di negara-negara Amerika 14-24 tahun, dimana angka kejadian
kasus dismenore terjadi pada 52-90% dismenore tipe primer sebesar 52,61%,
wanita, di wilayah Afrika kasus dismenore sedangkan tipe sekunder sebesar 7,58%
terjadi pada 44-95% wanita, dan di wilayah dengan tingkat nyeri dismenore ringan
Asia kasus dismenore terjadi pada 45-90% 47%, sedang 38% dan berat 15% (Dinkes
wanita (WHO, 2020). Provinsi Banten, 2021). Dinas Kesehatan
Badan Pusat Statistik tahun 2020 Kabupaten Lebak bekerja sama dengan
melaporkan bahwa prevalensi kasus BPS Lebak tahun 2021 juga melaporkan
dismenore di Indonesia cukup besar yaitu kasus dismenore pada remaja, bahwa
sebesar 64,25% dengan kasus terbanyak prevalensi kasus adalah sebesar 62,4% dari
ditemukan pada usia remaja usia 15-24 5.000 orang remaja yang di survey, dimana
tahun. Angka kejadian dismenore tipe kasus terbanyak dialami oleh remaja putri
primer di Indonesia adalah 54,88%, usia 14-24 tahun dengan 35% diantaranya

2
mengeluh bahwa aktivitasnya terbatas perawatan medis. Dismenore juga
akibat dismenore (Dinkes Kabupaten memberikan dampak yang buruk bagi
Lebak, 2021). remaja putri, yaitu rasa letih, sakit di
Permasalahan nyeri haid merupakan daerah bawah pinggang, perasaan cemas
permasalahan yang sering terjadi pada dan tegang, pusing kepala, bingung, mual
seorang perempuan, nyeri haid yang berat muntah, diare, kram perut dan sakit perut
dapat memaksa seorang perempuan datang serta gangguan aktivitas. Selain itu
ke klinik atau dokter untuk memeriksakan dismenore pada remaja putri dapat
dirinya bahkan memaksa seorang menimbulkan gangguan dalam kegiatan
perempuan meninggalkan semua aktivitas belajar mengajar, tidak konsentrasi belajar,
sehari-hari dan istirahat untuk beberapa kecendrungan tidur di kelas saat kegiatan
jam atau beberapa hari, bahkan kasus belajar mengajar sehingga berpengaruh
dismenore yang berat pada remaja putri pada prestasi dibidang akademik maupun
memaksa mereka meninggalkan atau tidak non akademik (Dewi & Runiari, 2019).
hadir sekolah (Yunitasari et al., 2018). Metode penanganan dismenorea
Gejala-gejala yang muncul saat terdapat dua jenis terapi yang bisa
menstruasi yaitu payudara terasa berat, dilakukan yaitu terapi farmakologi dan
penuh, membesar dan nyeri tekan, nyeri terapi non-farmakologi. Secara
punggung, merasa rongga pelvis semakin farmakologi, untuk menghilangkan rasa
penuh, nyeri kepala dan muncul jerawat, sakit yang disebabkan dismenore dapat
iritabilitas atau sensitifitas meningkat, menggunakan obat-obat golongan
metabolisme meningkat dan diikiuti analgetik untuk keluhan nyeri seperti
dengan rasa keletihan, suhu basal tubuh aspirin, asam mefenamat, parasetamol, dan
meningkat 0,2-0,4ºC, servik berawan, feminax. Secara non farmakologi
lengket, tidak dapat ditembus sperma, penanganan dismenore dapat dilakukan
mongering dengan pola granular, ostium dengan berbagai cara seperti dengan air
menutup secara bertahap, dan kram uterus daun sirih, konsumsi jahe, daun papaya,
yang menimbulkan nyeri menstruasi rimpang kunyit, kompres air hangat,
(Silaen et al., 2019). akupresur atau olahraga seperti jalan kaki
Dismenore memiliki dampak besar dan peregangan otot (Misliani et al., 2019).
pada kualitas hidup, produktivitas kerja, Terapi akupresur dapat digunakan
absensi, interaksi sosial dan dapat juga untuk penyembuhan dismenore dengan
menimbulkan kerugian ekonomi yang menggunakan teknik memijat pada titik
cukup besar karena biaya pengobatan, meridian bagian tubuh tertentu. Salah satu

3
titik yang dapat mengatasi dismenore Metode penanganan dismenore
adalah titik sanyinjiao. Titik sanyinjiao kedua dalam penelitian ini yaitu dengan
atau spleen 6 merupakan titik limpa peregangan otot yang bisa dilakukan
dimana salah satu fungsi limpa adalah menggunakan teknik william’s flexion
mengurangi nyeri saat haid. Salah satu efek exercise. Beberapa gerakan william’s
penekanan titik akupresur dapat flexion exercise bertujuan untuk
meningkatkan kadar endorfin yang berguna menguatkan otot-otot abdominal dan
sebagai pereda nyeri yang diproduksi memobilisasi lumbal bagian bawah.
tubuh dalam darah dan opioid peptida Kontraksi dari otot abdominal dan lumbal
endogeneus di dalam susunan syaraf pusat. bagian bawah akan memberikan tekanan
Jaringan syaraf akan memberi stimulus pada pembuluh darah besar di abdomen
pada sistem endokrin untuk melepaskan yang selanjutnya akan meningkatkan
endorfin sesuai kebutuhan tubuh dan volume darah yang mengalir ke seluruh
diharapkan dapat menurunkan rasa nyeri tubuh termasuk organ reproduksi. Hal
saat menstruasi (Utami & Susanti, 2019). tersebut dapat memperlancar suplai
Penelitian sebelumnya oleh Marbun oksigen ke pembuluh darah yang
& Purnamasari (2022) menunjukkan hasil mengalami vasokontriksi, sehingga nyeri
bahwa terapi akurpresur efektif dapat haid dapat berkurang (Astuti & Adhkana,
menurunkan nyeri pada saat menstruasi. 2019).
Efektivitas pemberian terapi akurpresur Penelitian yang dilakukan oleh
terdapat pengurangan dismenore, Anggreini et al. (2022) menunjukkan hasil
pengurangan dismenore dapat terlihat bahwa ada pengaruh teknik william flexion
dalam 1 sampai 2 hari setelah dilakukan exercise terhadap tingkat nyeri haid
terapy akurpresur secara teratur. Penelitian (dismenore). Siswi sebelum dilakukan
lain oleh Khotimah (2021) juga teknik william flexion exercise mengalami
menunjukkan hasil bahwa akupresur dismenore pada skala 6 dan setelah
efektif untuk mengurangi dismenore. dilakukan teknik william flexion exercise
Akupresur yang diberikan akan membuat nyeri akibat dismenore menurun menjadi
responden rileks dan imunitas meningkat. skala 2. Penelitian lainnya yang dilakukan
Penelitian Hasanah et al. (2021) juga oleh Abidin et al. (2020) juga
menunjukkan hasil bahwa terapi akupresur menunjukkan hasil serupa bahwa ada
pada titik LI 4 efektif untuk menurunkan pengaruh william flexion exercise terhadap
intensitas nyeri saat dismenore pada penurunan intensitas nyeri haid
remaja. (dysmenorrhea). Siswi sebelum diberikan

4
teknik william flexion exercise mengalami exercise, mereka semua menjawab tidak
nyeri haid pada skala 6 dan setelah pernah.
diberikan terapi dengan teknik william Berdasarkan uraian latar belakang di
flexion exercise, skala nyeri menurun atas, peneliti merasa penting untuk
menjadi skala 3. melakukan penelitian tentang “Efektivitas
Studi pendahuluan yang dilakukan di akupresur dan william flexion exercise
SMK Guna Bangsa Banjarsari dengan terhadap penurunan intensitas nyeri haid
melakukan wawancara pada 10 orang siswi pada remaja putri di SMK Guna Bangsa
kelas X, XI, XII yang mengalami Banjarsari Lebak Banten.
dismenore, didapatkan data bahwa 8 orang
diantaranya mengalami dismenore sedang METODE PENELITIAN
dan 2 orang lainnya mengalami dismenore Penelitian ini menggunakan metode
ringan. Ketika ditanya terkait gangguan
quasi experiment dengan pendekatan two
aktivitas saat mengalami dismenore,
group pretest and posttest design. Desain
semuanya mengatakan dismenore yang
dialami terasa nyeri, membuat tidak penelitian ini mempunyai dua kelompok
nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-
yaitu kelompok intervensi dan kelompok
hari termasuk tidak konsentrasi saat belajar
control. Penelitian ini dilakukan pada
di kelas karena merasa letih, pusing, tidak
mood, sakit pinggang, mual dan kram bulan desember tahun 2023 di SMK Guna
perut. Saat ditanya penanganan apa yang
Bangsa Banjarsari Lebak Banten.
dilakukan untuk mengurangi dismenore, 3
Populasi dalam penelitian ini adalah
orang mengatakan melakukan kompres
remaja putri kelas X, XI dan XII SMK
hangat, 2 orang mengatakan
Guna Bangsa yang mengalami dismenore
mengkonsumsi obat pereda nyeri, 1 orang
sebanyak 30 orang. Metode pengambilan
mengatakan mengkonsum kunir asam dan
sampel dalam penelitian ini menggunakan
4 orang lainnya menggatakan
teknik total sampling. Masing-masing
membiarkannya saja. Saat ditanya apakah
kelompok yaitu 15 orang diberikan
pernah melakukan penanganan dismenore
perlakuan terapi pemijatan akupresur dan
menggunakan teknik pijat akupresur atau
15 orang diberikan terapi peregangan otot
peregangan otot teknik william flexion
teknik william flexion exercise.

5
HASIL
Tabel 1. Rata-Rata Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri
Sebelum dan Sesudah Diberikan Pemijatan Akupresur di
SMK Guna Bangsa Banjarsari Lebak Banten
Intensitas Nyeri Haid n M SD Min Max
Pre-test 6,60 1,24 5 9
15
Post-test 2,80 0,94 2 5

Berdasarkan Tabel 1. dilakukan pada titik-titik bagian


menunjukkan bahwa, rata-rata tubuh tertentu sesuai dengan SOP
intensitas nyeri haid pada remaja yang dilakukan 1 kali selama 60
putri kelompok intervensi menit dalam 1 hari, rata-rata
sebelum diberikan pemijatan intensitas nyeri haid menurun
akupresur adalah 6,60 dan menjadi 2,80.
sesudah diberikan pemijatan yang

Tabel 2. Rata-Rata Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri Sebelum


dan Sesudah Diberikan Gerakan Fisik William’s Flexion Exercise
di SMK Guna Bangsa Banjarsari Lebak Banten
Intensitas nyeri haid n M SD Min Max
Pre-test 6,53 1,12 5 9
15
Post-test 3,87 0,64 3 5

Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan gerakan fisik william’s flexion exercise


bahwa, rata-rata intensitas nyeri haid pada yang dilakukan selama ±7-10 menit sesuai
remaja putri kelompok kontrol sebelum dengan SOP dalam 1 hari, rata-rata
diberikan gerakan fisik william’s flexion intensitas nyeri haid menurun menjadi
exercise adalah 6,53 dan sesudah diberikan 3,87.

Tabel 3. Efektivitas Akupresur dan William Flexion Exercise Terhadap Penurunan


Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri di
SMK Guna Bangsa Banjarsari Lebak Banten
Intervensi Kontrol
Intensitas Dismenore n n p-value
M M-diff M M-diff
Pre-test 6,60 6,53
15 3,80 15 2,66 0,000
Post-test 2,80 3,87

6
Berdasarkan data Tabel 3. di intensitas nyeri haid pretest dan posttest
atas, menunjukkan bahwa rata- pada kelompok intervensi.
rata penurunan intensitas nyeri Remaja putri pada kelompok kontrol
haid remaja putri pada kelompok sebelum diberikan gerakan fisik william’s
intervensi sebelum dan sesudah flexion exercise rata-rata intensitas nyeri
diberikan pemijatan akupresur haid 6,53 dan sesudah diberikan gerakan
yaitu sebesar 3,80, sedangkan fisik william’s flexion exercise intensitas
rata-rata penurunan intensitas nyeri haid menurun menjadi 3,87. Hasil uji
dismenore pada kelompok kontrol statistik diperoleh nilai t-test 14,27 dan
sebelum dan sesudah diberikan nilai p-value = 0,000 (< α 0,05), artinya
gerakan fisik william’s flexion bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata
exercise yaitu sebesar 2,66. Hasil intensitas nyeri haid pretest dan posttest
uji statistik didapatkan nilai p- pada kelompok kontrol.
value = 0,000 (< α 0,05), artinya
Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah
bahwa ada efektivitas akupresur
Pemberian Teknik William’s Flexion
dan william flexion exercise
Exercise
terhadap penurunan intensitas
Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan
nyeri haid pada remaja putri di
bahwa, remaja putri pada kelompok
SMK Guna Bangsa Banjarsari
intervensi sebelum diberikan pemijatan
Lebak Banten.
akupresur nilai rata-rata intensitas nyeri
haid 6,60, sedangkan remaja putri pada
PEMBAHASAN
kelompok kontrol sebelum diberikan
Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah
gerakan fisik william’s flexion exercise
Pemberian Teknik Akupresur
rata-rata intensitas nyeri haid 6,53. Hasil
Berdasarkan Tabel 1. menunjukkan
uji statistik diperoleh nilai t-test 0,154 dan
bahwa, remaja putri pada kelompok
nilai p-value = 0,879 (> α 0,05), artinya
intervensi sebelum diberikan pemijatan
bahwa tidak terdapat perbedaan nilai rata-
akupresur rata-rata intensitas nyeri haid
rata intensitas nyeri haid pada pretest
6,60 dan sesudah diberikan pemijatan
antara kelompok intervensi dan kelompok
akupresur menurun menjadi 2,80. Hasil uji
kontrol.
statistik diperoleh nilai t-test 26,25 dan
Remaja putri pada kelompok
nilai p-value = 0,000 (< α 0,05), artinya
intervensi sesudah diberikan pemijatan
bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata
akupresur rata-rata intensitas nyeri haid

7
2,80, sedangkan remaja putri pada akupresur efektif dapat menurunkan nyeri
kelompok kontrol sesudah diberikan pada saat menstruasi (p=0,000).
gerakan fisik william’s flexion exercise Pengurangan dismenore dapat terlihat
rata-rata intensitas nyeri haid 3,87. Hasil dalam 1 sampai 2 hari setelah dilakukan
uji statistik diperoleh nilai t-test -3,630 dan terapi akupresur secara teratur. Didukung
nilai p-value = 0,001 (< α 0,05), artinya oleh penelitian Khotimah (2021) yang
bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata menunjukkan hasil serupa bahwa
intensitas nyeri haid pada posttest antara akupresur efektif untuk mengurangi
kelompok intervensi dan kelompok dismenore (p=0,000). Akupresur yang
kontrol. diberikan akan membuat responden rileks
dan imunitas meningkat. Diperkuat oleh
penelitian Hasanah et al. (2021) yang juga
Pengaruh Teknik Akupresur dan
menunjukkan hasil bahwa terapi akupresur
Teknik William’s Flexion terhadap nyeri
efektif menurunkan intensitas nyeri saat
haid
dismenore pada remaja putri (p=0,000).
Berdasarkan data Tabel 5.6 di atas,
Demikian dengan penelitian yang
menunjukkan bahwa rata-rata penurunan
dilakukan oleh Anggreini et al. (2022)
intensitas nyeri haid remaja putri pada
bahwa ada pengaruh teknik william’s
kelompok intervensi sebelum dan sesudah
flexion exercise terhadap intensitas
diberikan pemijatan akupresur yaitu
dismenore (p=0,000). Siswi sebelum
sebesar 3,80, sedangkan rata-rata
dilakukan teknik william’s flexion exercise
penurunan intensitas dismenore pada
mengalami dismenore pada skala 6 dan
kelompok kontrol sebelum dan sesudah
setelah dilakukan teknik william’s flexion
diberikan gerakan fisik william’s flexion
exercise nyeri akibat dismenore menurun
exercise yaitu sebesar 2,66. Hasil uji
menjadi skala 2. Diperkuat oleh penelitian
statistik didapatkan nilai p-value = 0,000
Abidin et al. (2020) yang menunjukkan
(< α 0,05), artinya bahwa ada efektivitas
hasil serupa bahwa ada pengaruh
akupresur dan william flexion exercise
William’s Flexion Exercise terhadap
terhadap penurunan intensitas nyeri haid
penurunan intensitas nyeri haid (p=0,000).
pada remaja putri di SMK Guna Bangsa
Siswi sebelum diberikan teknik william’s
Banjarsari Lebak Banten.
flexion exercise mengalami nyeri haid pada
Hasil penelitian ini sejalan dengan
skala 6 dan setelah diberikan terapi dengan
penelitian Marbun & Purnamasari (2022)
teknik william’s flexion exercise, skala
yang menunjukkan hasil bahwa terapi
nyeri menurun menjadi skala 3.

8
Peneliti berasumsi bahwa, kedua endometriosis dan fibroid (pertumbuhan
penanganan nyeri haid secara non non-kanker).
farmakologi pada penelitian ini yaitu
pemberian pemijatan akupresur dan KESIMPULAN DAN SARAN
pemberian gerakan fisik william’s flexion Kesimpulan : Hasil uji statistik
exercise sama-sama memberikan efek menunjukkan ada efektivitas akupresur dan
positif terhadap tingkat nyeri haid, namun william flexion exercise terhadap
pada hasil penelitian ini pemberian penurunan intensitas nyeri haid pada
pemijatan akupresur lebih efektif remaja putri di SMK Guna Bangsa
menurunkan intensitas nyeri haid Banjarsari Lebak Banten (p value = 0,000).
dibandingkan dengan pemberian gerakan Saran : Diharapkan hasil penelitian ini
fisik william’s flexion exercise. Hal ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk
dapat terjadi karena teknik pemijatan penelitian selanjutnya dan remaja sebagai
akupresur lebih dapat menekan jaringan upaya peningkatan pengetahuan remaja
syaraf dibandingkan dengan gerakan fisik mengenai tata cara penanganan dismenore
william’s flexion exercise yang hanya yang tepat dan aman.
merefleksikan otot saja.
Dalam penelitian ini juga ada
beberapa responden yang tidak terlalu
merasakan efek signifikan dari kedua DAFTAR PUSTAKA
perlakuan tersebut karena setelah 1. Anggreini, S. N., Desriva, N., &
Ramadhani, S. P. (2022). Pengaruh
perlakuan mereka masih merasakan nyeri
Teknik William Flexion Exercise
haid kategori sedang yang menggangu Terhadap Tingkat Nyeri Haid
(Dismenore) Siswi Kelas Viii Di Smp N
aktivitas, padahal seluruh responden kedua
37 Pekanbaru. Ensiklopedia of Journal,
kelompok sudah mengikuti dan melakukan 4(2), 218–227.
2. Astuti, D., & Adhkana, D. N. (2019).
intervensi sesuai SOP. Hal ini bisa saja
Pengaruh William’S Flexion Exercise
terjadi karena adanya faktor-faktor lain dengan Lantunan Ayat Suci Al Qur’an
Terhadapskala Nyeri Haid
yang mempengaruhinya seperti umur,
(Dismenorea) Pada Remaja Putri Panti
tingkat stres yang berlebih, pola makan Asuhan Darul Ulum Yogyakarta. BMJ,
6(1), 32–43.
yang tidak sehat, status gizi, kebiasaan
3. Dewi, N. L. Y. J., & Runiari, N. (2019).
olahraga, atau bahkan bisa disebabkan Derajat Disminorea dengan Upaya
Penanganan pada Remaja Putri. Jurnal
karena faktor medis seperti kelainan
Gema Keperawatan, 12(2), 114–120.
hormon (Sindrom Ovarium Polikistik), 4. Dinkes Kabupaten Lebak. (2021). Profil
Kesehatan Kabupaten Lebak Tahun

9
2021. 12. WHO. (2020). International Youth Day
5. Hasanah, O., Yetti, K., & Wanda, D. 2021: Quality data crucial for
(2021). Efektivitas Terapi Akupresur improving adolescents’ health and well-
Terhadap Intensitas Nyeri Dismenore being in countries across the world (pp.
Pada Remaja. Jurnal Kesehatan 1–29). World Health Organization,
Universitas Of Riau, 3(6), 11–14. Geneva.
6. Kemenkes RI. (2021). Pentingnya 13. Yunitasari, R., Rejeki, S., & Khayati, N.
Menjaga Kesehatan Reproduksi Saat (2018). Karakteristik dan Tingkat Stres
Mentruasi (pp. 1–47). Badan Pusat Siswi dengan Kejadian Dismenore
Statistik, Kementerian Kesehatan Primer di SMP N 3 Sragi Pekalongan.
Republik Indonesia. Seminar Nasional Pendidikan, Sains
7. Khotimah, H. (2021). Efektivitas Dan Teknologi Fakultas Matematika
Akupresur Terhadap Dismenore Pada Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Remaja. Jurnal Obstretika Scientia, Universitas Muhammadiyah Semarang,
9(2), 761–782. 4(6), 6–14.
8. Marbun, U., & Purnamasari, L. (2022).
Efektifitas Terapy Akupresur Terhadap
Pengurangan Dismenore Pada
Mahasiswa DIII Kebidanan. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1),
64–69.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.703
9. Misliani, A., Mahdalena, & Syamsul, F.
(2019). Penanganan Dismenore Cara
Farmakologi dan Nonfarmakologi.
Jurnal Citra Keperawatan, 7(1), 23–32.
10. Silaen, R. M. A., Ani, L. S., & Putri, W.
C. W. S. (2019). Prevalensi
Dysmenorrhea dan Karakteristiknya
pada Remaja Putri di Denpasar. Jurnal
Medika Udayana, 8(11), 1–6.
11. Utami, N. H., & Susanti, R. (2019).
Pengaruh Akupresur Titik Sanyinjiao
(SP6) Terhadap Penurunan Dismenorea
Primer. Jurnal ’Aisyiyah Medika, 3(6),
11–19.

10

Anda mungkin juga menyukai