Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN ASAM JAWA TERHADAP INTENSITAS

DISMENOREA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 SUKAMULIA

Mardiana¹, Baiq Fina Farlina², Ahyar Rosidi³

ABSTRAK
Latar Belakang : Dismenorea dapat mempengaruhi produktivitas seseorang karena
mengganggu aktifitas sehari-hari. Nyeri haid bersifat subjektif sehingga setiap orang
mempunyai penilaian yang berbeda. Makin besar intensitas nyeri maka makin berpotensi
mengganggu aktifitas sehari-hari. Penatalaksanaan non farmakologi untuk mengurangi
dismenore dapat dilakukan dengan meminum rebusan asam jawa, Asam jawa mengandung
anthocyanin dan tanin yang mempunyai efektifitas tidak jauh berbeda dengan obat-obatan
golongan anti prostaglandin non steroid dalam menurunkan nyeri dengan cara mengurangi
ketegangan otot sehingga dapat menurunkan kram otot pada myometrium saat menstruasi.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan asam
jawa terhadap intensitas dismenorea remaja putri di SMAN 1 Sukamulia.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode pre eksperimen design (one group pre and
post tes design). Populasi dalam penelitian ini sebanyak 93 orang. Pengambilan sampel
menggunakan tehnik simple random sampling dan didapatkan sebanyak 48 responden.
Analisa yang digunakan yaitu uji Wilcoxon.
Hasil : Pada hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai rata-rata hari ke-1 pretest 3,10 dan nilai
posttest 2,92 nilai signifikansinya p yaitu 0,039 (p<0,05), nilai rata-rata hari ke-2 pretest
2,39 dan nilai posttest 1,96 nilai signifikansinya p yaitu 0,000(p<0,05), dan nilai rata-rata
hari ke-3 pretest 1,60 dan nilai posttest 1,10 nilai signifikansinya p yaitu 0,000 (p<0,05).
Simpulan : Ada pengaruh pemberian rebusan Asam jawa terhadap intensitas dismenorea
remaja putri di SMAN 1 Sukamulia

Kata Kunci : Dismenorea, Asam jawa


Halaman : 58
Referensi : 27 Jurnal, 29 Buku

¹Mahasiwa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Hamzar Lombok Timur


²Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Hamzar Lombok Timur
³ Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Hamzar Lombok Timur
THE EFFECT OF GIVING JAVA TAMARIND STEW ON THE INTENSITY OF
DYSMENORRHEA IN ADOLESCENT GIRLS AT SMAN 1 SUKAMULIA

Mardiana¹, Baiq Fina Farlina², Ahyar Rosidi³

ABSTRACK
Background : Dysmenorrhea can affect a person’s productivity because it interferes with
daily activities. Menstrual pain is subjective so that everyone has different assessments. The
greater the intensity of the pain, the more potentially interfere with daily activities. The
management of nonpharmacology to reduce dysmenorrhea can be done by drinking the
decoction of Javanic acid, Javanese acid contains anthocyanins and tannins that have
effectiveness not much different from non-steroidal anti prostaglandin group drugs in
lowering pain by reducing muscle tension so as to lower muscle cramps in myometrium
during menstruation.
Purpose : This study is aimed at knowing the influence of the decoction of Javanic acid on
the intensity of dysmenorrhea of teenage girls in SMAN 1 Sukamulia.
Methods : This research uses the pre-experimental design method (one group pre and post
test design). The population of the study was 93 people. Sampling using simple random
sampling techniques and obtained as many as 48 respondents, the analysis used is
Wilcoxon test.
Results : In the Wilcoxon test results, the average value of the 1st day of the pretest was
3.10 and the value of the posttest was 2.92, the significance value of p was 0.039 (p <0.05),
the average value of the 2nd day of the pretest was 2.39 and the value posttest 1.96 the
significance value of p is 0.000 (p <0.05), and the average value of the 3rd day pretest is
1.60 and the posttest value is 1.10 the significance value is p which is 0.000 (p <0.05).
Conclusion : There is an influence of decoction of Javanic acid on the intensity of
dysmenorrhea teenage girls in SMAN 1 Sukamulia

Keywords: Dysmenorrhea, Tamarind


Page : 58
Reference : 27 Journals, 29 Books

¹ Hamzar East Lombok STIKes Nursing Study Program Student


² Lecturer in the Nursing Study Program STIKes Hamzar East Lombok
³ Lecturer in the Nursing Study Program STIKes Hamzar East Lombok
PENDAHULUAN analgesic atau sampe memeriksakan diri
Masa remaja merupakan masa ke dokter (Setyowati, 2018)
peralihan dari masa pubertas menjadi ke Menurut data WHO, Wanita yang
dewasa atau salah satu proses tumbuh ke mengalami dismenorea 10-15% di
arah kematangan yang mencangkup Indonesia diantaranya mengalami
kematangan emosional, sosial, mental, dismenorea berat. Angka kejadian
dan fisik. Tanda dan ciri dari pubertas dismenorea 64,25% terdiri dari 54,89%
seorang wanita adalah terjadinya dismenorea primer dan 9,36%
menstruasi pertama (Menarche) (Ardiati, dismenorea sekunder. Wanita yang
2019). mengalami dismenorea mengalami
Setiap wanita memiliki keluhan seperti kram, sakit dan tidak
pengalaman haid yang berbeda-beda, ada dapat bekerja mengurus keperluan sendiri
beberapa wanita yang mengalami ( Novia, 2013)
menstruasi tanpa ada keluhan, tetapi tidak Dismenorea dapat mempengaruhi
sedikit dari wanita yang mendapatkan produktivitas seseorang karena
menstruasi yang disertai dengan keluhan mengganggu aktifitas sehari-hari. Nyeri
yang berupa nyeri haid atau dismenorae haid bersifat subjektif sehingga setiap
(Janiwarti dan Pieter, 2013). orang mempunyai penilaian yang
Nyeri haid atau dismenorea berbeda. Makin besar intensitas nyeri
merupakan salah satu keluhan yang sering maka makin berpotensi mengganggu
dialami hampir seluruh wanita saat aktifitas sehari-hari (Fadila, 2015).
menstruasi, tidak memandang usia namun Prevalensi dan keluhan dismenorea
persentase terbanyak wanita yang sering biasanya dialami remaja putri
mengalami hal ini yaitu kelompok usia diperkirakan 40-50%, remaja putri
remaja yang awal baru saja mengalami dengan dismenorea kadang malas
menarche. Adapun gejala-gejala yang berangkat bekerja dan tidak masuk
sering muncul saat nyeri haid atau sekolah sekitar 15% dan yang tidak
dismenorea yaitu nyeri perut bagian membutuhkan pengobatan atau
bawah yang menjalar sampai ke pinggang pengurang rasa nyeri sekitar 30%
yang dirasakan mulai 2-3 hari sebelum (Winarso, A, 2014).
menstruasi, sedangkan saat menstruasi Seseorang yang mengalami
selama 1-2 hari dengan karakteristik nyeri dismenorea dua kali lebih terganggu
yang seperti tertusuk-tusuk, ngilu ataupun aktifitasnya daripada seseorang yang
mulas-mulas disekitar perut bagian bawah tidak mengalami dismenorea. Gangguan
(Gant & Cunningham, 2016). aktifitas itu berupa tingginya tingkat
Dismenore atau nyeri haid adalah absen dari sekolah maupun kerja,
keadaan dimana aliran menstruasi yang keterbatasan kehidupan sosial, performa
sulit (difficult menstrual fase) atau akademik, serta aktifitas olahraganya
menstruasi yang nyeri (painful (Alimuddin, 2017). Sedangkan dampak
menstruation). Nyeri menstruasi jangka panjang dismenorea adalah dapat
merupakan suatu gejala dan bukan menimbulkan menstruasi yang bergerak
penyakit. Dismenorea biasa dipakai untuk mundur, kehamilan tidak terdeteksi
nyeri haid yang cukup berat dimana ektopik pecah, kista pecah, perorasi rahin
penderita mengobati sendiri dengan dari intrauterine device (IUD) dan infeksi
(Santia, 2019).
Beberapa terapi yang dapat intensitas nyeri dismenorea primer pada
mengurangi dismenorea yaitu secara remaja putri kelas XI di SMA Al-Rifa’I
farmakologis dan non farmakologis. Gondang legi dengan nilai signifikan z
Salah satu terapi farmakologis adalah lebih kecil dari ɑ pada (0,000<0,01)
pemberian obat-obatan analgesic. Obat Berdasarkan hasil studi
golongan NSAID (non steroidal anti pendahuluan yang diperoleh dari hasil
inflamatori drugs) dapat meredakan nyeri wawancara siswa SMAN 1 Sukamulia di
menstruasi dengan cara memblok dapatkan 8 siswa mengalami dismenorea
prostaglandin yang menyebabkan nyeri. dengan kategori nyeri ringan 1, nyeri
Terapi non farmakologis antara lain sedang 5, dan nyeri berat 2. Responden
pengaturan posisi, teknik relaksasi, biasanya melakukan penanganan
manajemen lingkungan, distraksi, disminorea dengan cara istirahat di
dukungan perilaku, kompres dan tempat tidur, ada juga yang tidak
pemberian ramuan herbal. Terapi ramuan melakukan apa-apa dan menggunakan
herbal dapat dilakukan dengan cara minyak kayu putih dan sebagian dari
menggunakan obat tradisional yang pelajar SMAN 1 Sukamulia belum
berasal dari bahan-bahan tanaman seperti mengetahui bahwa minuman rebusan
kunyit, temulawak, jahe merah dan asam asam jawa bisa meredakan nyeri haid.
jawa (Anurogo, 2011). Berdasarkan data diatas peneliti
Produk herbal untuk saat ini merasa tertarik untuk melakukan
memang sedang menjadi salah satu penelitian tentang “Pengaruh pemberian
alternatif terutama bagi remaja putri yang rebusan asam jawa terhadap intensitas
ingin mengurangi rasa nyeri tanpa dismenorea remaja putri di SMAN 1
mendapatkan efek samping (Viva medika Sukamulia”.
dalam Safitri, 2018). Salah satu dari
produk herbal yang familiar untuk METODE PENELITIAN
mengurangi rasa nyeri haid adalah Penelitian ini menggunakan
minuman rebusan asam jawa. Masyarakat metode kuantitatif dengan rancangan
Indonesia percaya bahwa memiliki penelitian eksperimental dengan desain
kebiasaan minum asam jawa untuk studi pre eksperimen (one group pre and
mengurangi rasa nyeri haid atau post tes design) yaitu dengan
dismenorea saat menstruasi. menggunakan satu kelompok responden
Asam jawa mengandung dimana kelompok tersebut diberikan
anthocyanin dan tanin yang mempunyai perlakuan. Populasi dalam penelitian ini
efektifitas tidak jauh berbeda dengan adalah seluruh siswi SMAN 1 sukamulia
obat-obatan golongan anti prostaglandin yang mengalami disminorea yaitu
non steroid dalam menurunkan nyeri sebanyak 93 siswi
dengan cara mengurangi ketegangan otot Teknik sampling yang
sehingga dapat menurunkan kram otot digunakan pada penelitian ini adalah
pada myometrium saat menstruasi simple random sampling dengan
(Proverawati 2014). menggunakan rumus slovin dan
Hasil dari penelitian Alifina didapatkan sampel sebanyak 48 siswi.
Aisatus Saadah, Dkk (2017) Menemukan Kritreria inklusi dalam
bahwa ada pengaruh pemberian asam penelitian ini yaitu, siswi yang tidak
jawa (Tamarindus Indica L) terhadap mengkonsumsi obat-obatan untuk
mengurangi nyeri dismenorea, siswi yang Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
mengalami nyeri ringan, nyeri sedang dan Karakteristik Responden
nyeri berat. Kriteria ekslusi dalam Berdasarkan Kelas
penilitian ini adalah siswi yang
mengalami gangguan menstruasi dan Kelas Frekuensi Persentase (%)
siswi yang tidak bersedia menjadi (f)
X IPA 1& 2 10 20.8
responden.
X IPS 1 & 2 5 10.4
Terdapat 2 variabel dalam XI IPA 1 & 2 6 12.5
penelitian ini,variabel indevenden yaitu XI IPS 1 & 2 7 14.6
pemberian asam jawa, sedangkan variabel XII IPA 1 & 2 12 25.0
devendennya adalah intensitas XII IPS 1 & 2 8 16.7
dismenorea remaja putri. Total 48 100%
Alat dan bahan penelitian yang
digunakan untuk mengumpulkan data Berdasarkan tabel 4.2
yaitu asam jawa yang telah diolah menunjukkan bahwa karakteristik
menjadi minuman asam jawa, lembar responden berdasarkan kelas sebagian
kuesioner yang berisi data umum besar responden kelas XII IPA 1 & 2
responden serta lembar observasi. sebanyak 12 orang (25%) dan sebagian
Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 kecil kelas X IPS 1 & 2 sebanyak 5 orang
Sukamulia (10,4%).

HASIL PENELITIAN Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi


Analisa Univariat Intensitas Dismenorea Hari Ke-1
Diberikan Rebusan Asam Jawa
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
Tingkat Sebelum Sesudah
Karakteristik Berdasarkan nyeri f Persentase F Persentase
umur Responden (%) (%)
Tidak 0 0 0
Umur Frekuensi (f) Persentase (%) nyeri
14 Tahun 7 14,6 Nyeri 3 6,2 5 10,4
15 Tahun 3 6,2 ringan
16 Tahun 6 12,5 Nyeri 37 77,1 42 87,5
17 Tahun 13 27,1 sedang
18 Tahun 11 22,9 Nyeri 8 16,7 1 2,1
19 Tahun 8 16,7 berat
Total 48 100% 48 100%
Total 48 100%
Berdasarkan tabel 4.3 hari
pertama sebelum pemberian rebusan asam
Berdasarkan tabel 4.1
jawa didapatkan sebagian besar
menunjukkan bahwa karakteristik
responden mengalami nyeri sedang
responden berdasarkan umur sebagian
sebanyak 37 orang (77,1%) dan sebagian
besar berumur 17 tahun (27,1%) dan
kecil mengalami nyeri ringan sebanyak 3
sebagian kecil berumur 15 tahun (6,2%).
orang (6,2%). Sedangkan setelah
pemberian rebusan asam jawa didapatkan
sebagian besar responden mengalami
nyeri sedang sebanyak 42 orang (87,5%)
dan sebagian kecil mengalami nyeri berat
sebanyak 1 orang (2,1%). Berdasarkan tabel 4.5 hari ketiga
sebelum pemberian rebusan asam jawa
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi didapatkan sebagian besar responden
Intensitas Dismenorea Hari Ke-2 mengalami nyeri ringan sebanyak 29
Diberikan Rebusan Asam Jawa orang (60,4%) dan sebagian kecil
responden tidak mengalami nyeri
Tingkat Sebelum Sesudah sebanyak 19 orang (39,6). Sedangkan
nyeri f Persentas f Persentase setelah pemberian rebusan asam jawa
e(%) (%)
didapatkan sebagian besar responden
Tidak 2 4,2 5 10,4
nyeri tidak mengalai nyeri sebanyak 43 orang
Nyeri 26 54,7 40 83,3 (39,6%) dan sebagian kecil mengalami
ringan nyeri ringan sebanyak 5 orang (10,4%).
Nyeri 20 41,7 3 6,2
sedang Analisa Bivariat
Nyeri 0 0 0 0
berat
Total 48 100% 48 100% Tabel 4.6 uji wilcoxon pengaruh
Berdasarkan tabel 4.4 hari kedua pemberian rebusan asam jawa
sebelum pemberian rebusan asam jawa terhadap intensitas dismenorea
didapatkan sebagian besar responden remaja putri di SMAN 1
mengalami nyeri ringan sebanyak 26 Sukamulia
orang (54,7%) dan sebagian kecil
responden tidak mengalami nyeri Median
Disme n (Minimum- Rerata ± P
sebanyak 2 orang (4,2%). Sedangkan norea Maksimum) SD
setelah pemberian rebusan asam jawa
sebagian besar responden mengalami Pretest 48 3 (2-4) 3,10 ±
nyeri ringan sebanyak 40 orang (83,3%) (H1) 0,472 0,039
dan sebagian kecil mengalami nyeri Posttes 48 3 (2-4) 2,92 ±
t (H1) 0,347
sedang sebanyak 3 orang (6,2%).
Pretest 48 2 (1-3) 2, 38 ±
(H2) 0,570 0,000
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Posttes 48 2 (1-3) 1.96 ±
Intensitas Dismenorea Hari Ke-3 t (H2) 0,410
Diberikan Rebusan Asam Jawa Pretest 48 2 (1- 2) 1,60 ±
(H3) 0,494 0,000
Tingkat Sebelum Sesudah Posttes 48 1 (1-2) 1,10 ±
nyeri f Persenta F Persentase t (H3) 0,309
se
Tidak 19 39,6 43 39,6% Pada tabel 4.6 analisa bivariate
nyeri menggunakan uji Wilcoxon didapatkan
Nyeri 29 60,4 5 10,4% hasil untuk pengukuran hari ke-1 nilai
ringan
Nyeri 0 0 0 0
rata-rata pretest yaitu 3,10 dan nilai rata-
sedang rata posttest yaitu 2,92. Selain itu
Nyeri 0 0 0 0 didapatkan nilai p = 0,039 (p<0,05). Pada
berat pengukuran hari ke-2 didapatkan hasil
Total 48 100% 48 100% nilai rata-rata pretest yaitu 2,38 dan nilai
rata-rata posttest yaitu 1,96 dan untuk karakteristik frekuensi dismenorea
nilai p didapatkan nilai p = 0,000 yang paling sering terjadi adalah pada
(p<0,05). Sedangkan pengukuran hari ke- hari ke-1 dan ke-2. Menurut Mansjoer
3 didaptkan nilai rata-rata pretest yaitu (2014) nyeri haid timbul dan
1,60 dan nilai rata-rata posttest yaitu 1,10 meningkat pada hari pertama dan
untuk nilai p = 0,000 (p<0,05). Dari ke kedua. Dismenore yang biasanya
tiga pengukuran tersebut nilai p< 0,05 Hal dirasakan sebagian besar wanita putri
ini menunjukkan bahwa ada perubahan adalah nyeri ringan sampai nyeri
yang signifikan terhadap intensitas berat.
dismenorea setelah pemberian rebusan Pada penelitian ini responden
asam jawa sehingga H0 ditolak dan H₁ yang digunakan adalah siswi yang
diterima yang berbunyi “ Ada pengaruh sedang mengalami dismenorea dan
pemberian rebusan asam jawa terhadap yang tidak mengkonsumsi obat-
intensitas dismenorea remaja putri di obatan. Hal ini sesuai dengan teori
SMAN 1 Sukamulia. yang di kemukakan oleh (Suciani,
2017) Penggunaan obat-obatan untuk
PEMBAHASAN mengurangi dismenore sangat
beresiko karena efek samping jika
1. Intensitas Dismenorea sebelum digunakan secara bebas dan berulang
diberikan rebusan Asam Jawa tanpa pengawasan dari dokter
Berdasarkan dari hasil penelitian
sebelum pemberian rebusan buah 2. Intensitas Dismenorea setelah
asam jawa terhadap penurunan diberikan rebusan Asam Jawa
intensitas disminorea pada remaja
putri di SMAN 1 Sukamulia selama 3 Berdasarkan dari hasil penelitian
hari dari 48 responden diketahui pada setelah pemberian rebusan buah asam
hari ke-1 didapatkan sebagian besar jawa diketahui pada hari ke-1
mengalami nyeri sedang yaitu didapatkan sebagian besar mengalami
sebanyak 37 orang (77,1%) , pada nyeri sedang yaitu sebanyak 45 orang
hari ke-2 sebagian besar responden (87,5%), pada hari ke-2 didapatkan
mengalami nyeri ringan yaitu sebagian besar responden mengalami
sebanyak 26 orang (54,7%), dan pada nyeri ringan yaitu sebanyak 40 orang
hari ke-3 didapatkan sebagian besar (83,3%), dan pada hari ke-3
responden mengalami nyeri ringan didapatkan sebagian besar responden
sebanyak 29 orang (60,4%) dan tidak mengalami nyeri yaitu sebanyak
sebagian kecil tidak mengalami nyeri 43 orang (89,6%)
yaitu sebanyak 19 orang (39,6%). Hal ini sesuai dengan penelitian
Nyeri haid (disminore) merupakan (Trio gustin rahayu, 2019)
suatu kondisi yang dihadapi oleh menunjukkan bahwa sebelum
sebagian wanita setiap akan dan diberikan rebusan asam 60%
mengalami haid. Hal ini menimbulkan responden mengalami nyeri sedang
rasa nyeri yang ringan sampai nyeri dan 40% mengalami nyeri ringan, dan
yang berat. Kondisi ini menyebabkan sesudah diberikan rebusan buah
berbagai masalah jika tidak ditangani asam menujukkan hampir seluruh
dengan benar. Berdasarkan atau 87 % responden mengalami nyeri
ringan dan sebagian kecil atau (miometrium). Selain itu, kadar
13% mengalami nyeri sedang. progesterone yang cukup akan
Sedangkan menurut penelitian memperlancar peluruhan
(Winarso, 2014) Penelitian diketahui endometrium (Suharmiati, 2006).
bahwa dari 44 responden, responden
dengan derajat dismenore sebelum 3. Pengaruh Pemberian Rebusan
minum rebusan buah asam Asam Jawa Terhadap Intensitas
termasuk kategori ringan sejumlah 33 Dismenorea
(75%) responden dan responden
dengan tingkat dismenore yang Dari hasil penelitian setelah
termasuk kategori sedang sejumlah dilakukan uji wilcoxon didapatkan
11 (25%) responden. Setelah pengukuran ke-1 nilai p yaitu 0,039
diberikan rebusan asam jawa (p<0,05), pengukuran hari ke-2 nilai p
didapatkan bahwa responden yang yaitu 0,000 (p<0,05) dan untuk
tidak mengalami dismenore pengukuran hari ke-3 nilai p yaitu
sesudah minum rebusan buah asam 0,000 (p<0,05) . Hal ini menunjukkan
sejumlah 17 (38,6%), yang bahwa ada perubahan yang signifikan
termasuk kategori ringan sejumlah terhadap intensitas dismenorea
21 (47,7%) responden dan setelah diberikan rebusan asam jawa
responden dengan tingkat nyeri sehingga Ho ditolak dan Ha diterima
dismenore termasuk kategori sedang yang berbunyi bahwa “Ada pengaruh
sejumlah 6(13,6%) responden. pemberian rebusan asam jawa
Berdasarkan penelitian yang terhadap intensitas dismenorea remaja
dilakukan oleh (Saadah, 2017) tentang putri di SMAN 1 Sukamulia”
asam jawa dan nyeri dismenorea Penelitian ini sejalan dengan
primer pada remaja putri di poltekes penelitian (Sa’adah A, 2017) Pada uji
kemenkes malang, Menunjukkan statistik wilcoxon signed ranks test
asam jawa berpengaruh terhadap dengan menggunakan program
intensitas dismenorea pada remaja komputer dengan taraf signifikansi
putri dengan dosis 5 gram asam jawa 0,005 dan nilai ɑ pada tingkat
diberikan selama sehari. Asam jawa kesalahan 1% adalah 0,01, didapatkan
dapat dapat merangsang produksi nilai Z hitung lebih besar daripada Z
progesterone yang dihasilkan oleh tabel (5,708> 2,576), dan sig z lebih
jaringan ikat kelenjar indung telur kecil daripada á (0,000<0,01) dengan
(corpus luteum) setelah melepaskan demikian terjadi penolakan terhadap
sel telur matang setiap bulan dalam H0, sehinngga dapat disimpulkan
jumlah yang stabil, Kestabilan bahwa ada pengaruh pemberian asam
hormone progesterone akan jawa (Tamarindus indica L ) terhadap
memperkecil ketegangan mulut intensitas nyeri dismenorea primer
Rahim karena akan menghambat pada remaja putri kelas XI.
sintesis prostaglandin saat degenerasi Penelitian ini juga sejalan dengan
endometrium dan pengeluaran Penelitian yang dilakukan oleh
pertama darah haid sehinga dapat Cahyono dan Wulandari (2010)
membantu meredakan kontraksi yang membuktikan bahwa asam jawa
terjadi pada otot Rahim bermanfaat dalam mengurangi nyeri
dismenorea primer. Dalam ke-3 paling banyak mengalami
penelitiannya disebutkan bahwa ada nyeri ringan 29 orang (60,4%).
perubahan intensitas nyeri dismenorea b. Setelah pemberian rebusan asam
primer sebanyak 60% yaitu dari 10 jawa pada remaja putri di SMAN
responden 6 diantaranya mengalami 1 Sukamulia pada hari ke-1 paling
penurunan intensitas nyeri. banyak mengalami nyeri sedang
Menurut teori yang dikemukakan 42 orang (87,5%), hari ke-2
oleh Manuaba (2010), sejak saat paling banyak mengalami nyeri
ovulasi (pengeluaran sel telur) telah ringan 40 orang (83,3%), dan hari
terjadi penurunan pengeluaran ke-3 paling banyak tidak
estrogen dan progesteron. mengalami nyeri 43 orang
Kepincangan penurunan (89,6%).
estrogen/progesterone menimbulkan c. Pemberian rebusan asam jawa ada
efek kerusakan jaringan melalui pengaruh terhadap intensitas
ishemia sehingga enzim lipoksigenase dismenorea remaja putri di
dan sikloksigense dilepaskan, terjadi SMAN 1 Sukamulia Tahun 2023,
kerusakan membrane sel sehingga hal ini dapat dilihat dari hasil uji
dikeluarkanlah fosfolipid, asam statistik Wilcoxon diperoleh nilai
arakidonat, dan ion kalsium. Terjadi p pada hari ke-1 (0,039 <0,05),
pembentukan prostaglandin dan hari ke-2 (0,000 <0,05) dan hari
vasopressin sehingga terjadi ke-3 (0,000 <0,05)
vasokonstriksi pembuluh darah arteri 2. Saran
spiralis, ishemia endometrium bagian a. Bagi peneliti
atas, merusak jaringan. Kedua Diharapkan dapat menambah
senyawa tersebut mengakibatkan pengalaman dan wawasan peneliti
kontraksi otot uterus semakin kuat, sebagai media untuk menerapkan
tekanan intrauterine semakin tinggi, ilmu yang telah didapatkan
kontraksi otot uterus semakin tentang pengaruh pemberian
menjepit ujungujung serat syaraf, rebusan asam jawa terhadap
rangsangannya dialirkan melalui serat intensitas dismenorea remaja putri
syaraf simpatikus dan parasimpatikus, b. Bagi responden
sehingga terjadi dismenorea primer Diharapkan berguna sebagai
bahan acuan bagi siswi untuk
SIMPULAN DAN SARAN mengurangi dismenorea pada saat
menstruasi tanpa harus
1. Kesimpulan menggunakan obat-obatan.
c. Bagi tempat penelitian
a. Sebelum pemberian rebusan asam Dapat menjadi bahan informasi
jawa pada remaja putri di SMAN pihak institusi pendidikan
1 Sukamulia pada hari ke-1 mengenai manfaat asam jawa dan
paling banyak mengalami nyeri pengaruhnya terhadap intensitas
sedang 37 orang (77,1%), hari ke- disminore
2 paling banyak mengalami nyeri d. Bagi peneliti selanjutnya
ringan 26 orang (54,7%), dan hari Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan perlu lebih
meyakinkan responden tentang Dismenorea primer. Skripsi
tehnik dan jalannya penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat
sehingga responden dapat Universitas Airlangga.
mengikuti penelitian dan Proverawati. (2014). Menarche
mendapatkan responden lebih Menstruasi Pertama Penuh
besar Makna. Yogyakarta : Mutiara
Medika.
DAFTAR PUSTAKA Saadah, A. A., Setyarini, D. I., &
Mardiyanti, T. (2017). Asam
Anurogo & Wulandari. (2011). Cara Jitu Jawa (Tamarindus Indica L)
Mengatasi Nyeri haid. Dan Intensitas Nyeri
Yogyakarta: C.V ANDI Dismenorea Primer Pada
OFFSET. Remaja Putri. Journal of
Ardiati, A. N. (2019). Hubungan Applied Nursing (Jurnal
Pengetahuan Dengan Perilaku Keperawatan Terapan), 3(2),
Personal Hygiene Saat 57-63.
Menstruasi Pada Remaja Putri Safitri, M. (2018). Efektifitas Minuman
Di Smp Negeri 2 Ponorogo Kunyit Asam dalam Penurunan
(Doctoral dissertation, Skala Nyeri Haid. Viva
Universitas Muhammadiyah Medika: Jurnal Kesehatan,
Ponorogo). Kebidanan dan Keperawatan,
Cahyono dan Wulandari. (2010). 11(2), 47-53.
Pengaruh Pemberian Kunyit Santia. (2019). Pengaruh Abdominal
Asam terhadap Dismenorea Stretching terhadap Penurunan
pada Siswi SMP N 2 Grogol. Nyeri Haid (dismenore) pada
Fakultas Keperawatan Remaja di Madrasah Aliyah
Pamenang Kediri. Halm 28-33. Negeri 1 Kecamatan
Gant, Norman dan Cunningham, Gary. Batanghari Lampung Timur.
(2016). Dasar – Dasar Setyowati, (2018). Akupresur Untuk
Ginekologi & Obstetri. Kesehatan Wanita Berbasis
Jakarta : EGC Hasil Penelitian. Unimma Press
Janiwarty, B dan Pieter, H. Z. (2013). Suciani, S. (2017). Efektivitas Pemberian
Pendidikan Psikologi untuk Rebusan Kunyit Asam terhadap
Bidan Suatu Teori dan Penurunan Dismenore.
Terapannya, Yogyakarta: Suharmiati & Handayani, L. (2006).Cara
Rapha Publishing benar meracik obat tradisional.
Mansjoer, dkk,(2014). Kapital Selekta Jakarta: Agromedia Pustaka.
Kedokteran Jilid 1, Media Trio Gustin, R. (2019) Rebusan Buah
Aesculapius; Jakarta Asam dan Jahe Upaya
Manuaba. (2010). Kapita Selekta Mengurangi Dismenorea
Penatalaksanaan rutin Obstetri Winarso, A. (2014). Pengaruh minum
Ginekologi dan KB. Jakarta : kunyit asam terhadap
EGC. penurunan tingkat nyeri
Novia, I., N. (2013). Faktor Resiko Yang dismenorea pada siswi di
Mempengaruhi Kejadian Madrasah Tsanawiyah Negeri
Jatinom Klaten. Interest: Jurnal
Ilmu Kesehatan, 3(2).

Anda mungkin juga menyukai