Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENANGANAN

DYSMENORHEA PADA SISWI KELAS X DI SMK NEGERI 1


KADIPATEN

Oleh : Arni Wianti1, Gustina Cahya Pratiwi2

1. Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKes YPIB Majalengka


2. Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes YPIB Majalengka

Email : arnie5sg@gmail.com

ABSTRAK

Nyeri menstruasi umum dirasakan oleh perempuan pada hari-hari pertama


menstruasi, dysmenorhea ini dapat menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari jika tidak
diatasi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan
dengan perilaku penanganan dysmenorhea pada siswi kelas X di SMK Negeri 1
Kadipaten.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross
sectional. Sampel dalam penelitian sebanyak 81 siswi kelas X di SMK Negeri 1
Kadipaten dengan teknik Simple Random Sampling. Analisis datanya terdiri dari analisis
univariat untuk pengetahuan dan perilaku penanganan dysmenorhea menggunakan
presentase, sementara untuk analisis bivariat menggunakan uji chi square dengan α =
0.05.
Hasil uji statistik menggunakan uji chi square di dapatkan ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan perilaku penanganan dysmenorhea pada siswi kelas
X di SMK Negeri 1 Kadipaten dengan (ρ value = 0.028)
Kesimpulan dan saran bagi SMK Negeri 1 Kadipaten, bagi remaja serta bagi
peneliti lain diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi informasi dan dapat
mendorong siswi untuk lebih aktif dalam mencari sumber dari berbagai media.

Kata Kunci : Dysmenorhea, Pengetahuan, Perilaku


Kepustakaan : 20 sumber (2009-2016)

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VI No. 13 Februari 2018


1
RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE AND BEHAVIOR ON
DYSMENORHEA MANAGEMENT IN GRADE X FEMALE STUDENTS OF
PUBLIC VOCATIONAL HIGH SCHOOL 1 KADIPATEN

ABSTRACT

Dysmenorhea is a type of menstrual pain that women often experience during


menstruation that is felt on the lower abdomen. This study aims to determine the relationship
between knowledge and behavior on dysmenorhea management in Grade X female students of
Public Vocational High School 1 Kadipaten.
This study was a descriptive correlation study with cross sectional approach.
Samples in the study were 81 Grade X female students of Public Vocational High School 1
Kadipaten who were chosen with Simple Random Sampling technique. The data analysis
consisted of univariate analysis for knowledge and behavior on dysmenorhea management
using percentage, while the bivariate analysis used chi square test with α = 0.05.
The result of statistical test using chi square test found that there was a significant
correlation between knowledge and behavior on dysmenorhea management in Grade X
female students of Public Vocational High School 1 Kadipaten with (ρ value = 0.028)
Conclusion and recommendation were for Public Vocational High School 1
Kadipaten, for adolescents as well as for other researchers, it is expected that the results of
this study can provide information and can encourage students to be more active in finding
sources from various media.

Keywords : Dysmenorhea, Knowledge, Attitude


Bibliography : 20 references (2009-2016)

PENDAHULUAN
Menstruasi adalah masa perdarahan Karena nyeri menstruasi ini banyak wanita-
yang terjadi pada perempuan secara rutin wanita muda pergi kedokter untuk
setiap bulan selama masa suburnya kecuali konsultasi dan pengobatan. Nyeri ini
apabila terjadi kehamilan. Lamanya dirasakan sebelum dan selama menstruasi
menstruasi biasanya terjadi antara 3-5 hari, sering kali muncul mual, pusing dan lemas.
walaupun pada beberapa perempuan bisa Nyeri ini sedemikian hebatnya sehingga
saja mengalami masa menstruasi yang lebih memaksa penderita untuk istirahat, sering
panjang ataupun lebih pendek (Laila, 2011). kali wanita meninggalkan pekerjaannya dan
Bagi remaja putri yang organ cara hidupnya sehari -hari untuk beberapa
reproduksinya berkembang secara normal jam atau beberapa hari (Wiknjosastro,
maka akan mengalami menstruasi, apabila 2007).
terjadi menstruasi bukan berarti itu Nyeri menstruasi umum di rasakan
menunjukkan seseorang wanita telah oleh perempuan pada hari-hari pertama
dewasa tetapi menstruasi ini menunjukkan menstruasi. Gejala – gejala nyeri menstruasi
kematangan organ reproduksinya. Sebagai umumnya berupa rasa sakit yang di bagian
wanita pada saat menstruasi mengalami bawah perut yang biasanya menyebar ke
nyeri menstruasi atau dysmenorhea. Nyeri bagian belakang, menjalar ke kaki, pangkal
ini terjadi karena beberapa faktor di paha dan vulva. Sebagian dokter
antaranya faktor fisik dan psikologi. Dari beranggapan bahwa nyeri menstruasi terjadi
fisik yang lemah, kurang gerak dan stres. karena prostaglandin, yaitu zat yang

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VI No. 13 Februari 2018


2
menyebabkan otot rahim berkontraksi. Pada mengganggu kegiatan belajar di sekolah dan
sebagian perempuan, nyeri menstruasi yang kehidupan keluarga (Paramita, 2010 ; Purba,
dirasakan dapat berupa nyeri yang samar, dkk, 2014).
tetapi bagi sebagian yang lain dapat terasa Prevalensi dysmenorehea pada
kuat bahkan bisa membuat aktivitas remaja putri di Indonesia dilaporkan sekitar
terganggu. Rasa nyeri yang timbul ini 92%. Insiden ini menurun seiring dengan
biasanya di kenal dengan nama bertambahnya usia dan meningkatnya
Dysmenorhea (Laila, 2011) kelahiran. Pada penelitian terdahulu yang
Dysmenorhea atau nyeri haid dilakukan oleh Susanto, dkk, (2013) di
merupakan salah satu keluhan ginekologi beberapa wilayah Kotamadya Makassar
yang paling umum pada perempuan muda didapatkan, dari 997 remaja putri, 935 kasus
yang datang ke klinik atau dokter. Hampir (93,8%) remaja diketahui menderita
semua perempuan mengalami rasa tidak dysmenorehea. Sedangkan berdasarkan data
nyaman selama haid seperti rasa tidak enak hasil penelitian angka kejadian
di perut bagian bawah dan biasanya juga dysmenorrhea di Jawa Barat cukup tinggi,
disertai mual, pusing, bahkan pingsan. yaitu sebanyak 54,9 % wanita mengalami
(Anugoro, 2011). dysmenorrhea, terdiri dari 24,5%
Secara klinis, dysmenorhea di bagi mengalami dysmenorrhea ringan, 21,28%
menjadi dua, yaitu yang pertama mengalami dysmenorrhea sedang dan
dysmenorhea primer dan yang kedua 9,36% mengalami dysmenorrhea berat
dysmenorhea sekunder. Dysmenorhea (Arnis, 2012).
primer adalah nyeri haid yang dijumpai Ditemukan dalam beberapa kasus,
tanpa kelainan alat-alat genital yang nyata. diysmenorhea dapat menyebabkan
Dysmenorhea primer biasanya terjadi dalam gangguan aktivitas sehari-hari jika tidak
6-12 bulan pertama setelah haid pertama, diatasi dengan baik. Dysmenorhea tidak
sedangkan Dysmenorhea Sekunder dapat hanya menyebabkan gangguan aktifitas,
terjadi kapan saja setelah haid pertama, tetapi juga memberi dampak bagi fisik dan
tetapi yang paling sering muncul di usia 20- psikologis, misalnya cepat letih dan sering
30 tahunan, setelah tahun-tahun normal marah. Pada remaja dysmenorhea sering
dengan siklus tanpa nyeri (Anurogo, 2011). kali mengganggu aktifitas sekolah. Remaja
Nyeri Haid merupakan suatu gejala dan dengan dysmenorhea berat mendapat nilai
bukan suatu penyakit. (Anugoro, 2011). yang rendah (6,5%), menurunya konsentrasi
Dysmenorhea atau menstruasi yang (87,1%) dan absen dari sekolah (80,6%)
menimbulkan nyeri merupakan salah satu (Tangchai, 2004 ; Vetty Priscilla, dkk,
masalah ginekologi yang paling umum 2012).Dalam kasus dysmenorhea ini masih
dialami wanita dari berbagai tingkat usia. banyak remaja yang belum mengetahui cara
Angka kejadian dysmenorhea di dunia penanganan dysmenorhea, sehingga dapat
sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% menimbulkan masalah apabila tidak cepat
perempuan di setiap dunia mengalaminya. ditangani. Pengetahuan bagi remaja itu
Dari hasil penelitian di Amerika Serikat sangat penting, karena seseorang akan
persentase kejadian dysmenorhea sekitar melakukan tindakan apabila telah
60%, Swedia 72% dan di Indonesia 55%. mengetahui apa yang ia ketahui. Sebagian
Penelitian di Amerika Serikat menyebutkan remaja telah berupaya dalam penanganan
bahwa dysmenorhea dialami oleh 30-50% dysmenorhea namun tiada hasil yang
wanita usia reproduksi dan 10-15% memuaskan, hal ini dikarenakan kurang
diantaranya kehilangan kesempatan kerja,

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VI No. 13 Februari 2018


3
pengetahuan para remaja upaya penanganan dan kompres panas pada perut bagian
dalam mengatasi dysmenorhea. bawah untuk mengurangi keluhan. Obat
Pengetahuan adalah informasi yang analgesic yang sering diberikan adalah
seseorang miliki dalam bidang tertentu. kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein.
Pengetahuan bisa didapat di radio, televisi, Ada juga dengan cara terapi hormonal,
majalah ataupun yang lainnya. Pengetahuan tujuan terapi hormonal adalah menekan
merupakan hasil dari “tahu”, dan ini terjadi ovulasi, tindakan ini bersifat sementara
setelah orang melakukan penginderaan dengan maksud membuktikan bahwa
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan gangguan yang terjadi benar-benar
terjadi melalui pancaindra manusia, yakni dysmenorhea primer, atau jika diperlukan
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, untuk membantu penderita untuk
rasa, dan raba.. Sebagian besar pengetahuan melaksanakan pekerjaan penting pada
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. waktu haid tanpa gangguan. Ada pula
(Notoatmodjo, 2010). dengan cara terapi alternatif yang dapat
Sikap yang ditunjukkan oleh siswi dilakukan dengan kompres handuk panas
tergantung pengetahuan yang dimiliki. atau botol air panas pada perut atau
Pengetahuan tentang dysmenorhea dapat punggung bawah. Mandi air hangat pun bisa
berpengaruh terhadap sikap ataupun membantu. Beberapa wanita mencapai
perilaku penanganan ataupun dalam keringanan melalui olahraga, yang tidak
mengatasi dysmenorhea. Siswi yang hanya mengurangi stress dan orgasme juga
mendapatkan informasi dengan benar dapat membantu dengan mengurangi
mengenai dysmenorhea, maka mereka tegangan pada otot-otot pelvis sehingga
mampu menerima setiap gejala dan keluhan membawa rasa nyaman.
yang dialami dengan sikap positif. Siswi SMK Negeri 1 Kadipaten adalah
yang kurang pengetahuan mengenai sekolah yang berada di Kabupaten
dysmenorhea akan merasa cemas dan stress Majalengka dengan jumlah Siswa 1400
yang berlebihan dalam menghadapi gejala orang, jumlah seluruh siswa/i kelas X
dan keluhan yang dialami, atau cenderung sebanyak 500 orang, dan jumlah siswi kelas
bersikap negatif (Rahmawati, 2016). X sebanyak 455 orang. Peneliti memilih
Menurut Sarwono, (1999) yang di penelitian dikelas X dikarenakan kelas XI
kutip oleh Mohamad Judha, dkk, (2012), sibuk mempersiapkan untuk PKL (Praktek
penanganan yang dapat dilaksanakan untuk Kerja Lapangan) sedangkan kelas XII
pasien dysmenorhea yaitu dengan cara sedang sibuk mempersiapkan kelulusannya.
memberi penjelasan dan nasehat bahwa Menurut Guru BP dan Pembina UKS di
dysmenorhea adalah gangguan yang tidak SMK Negeri 1 Kadipaten setiap hari nya
berbahaya untuk kesehatan. Penjelasan selalu ada yang meminta ijin untuk
dapat dilakukan dengan cara berdiskusi beristirahat di ruang UKS karena keluhan
mengenai pola hidup, pekerjaan, kegiatan, nyeri haid.
dan lingkungan penderita. Nasehat Peneliti tertarik untuk melakukan
mengenai makanan sehat, istirahat yang penelitian di SMK Negeri 1 Kadipaten
cukup, dan olahraga dapat membantu. Kabupaten Majalengka karena rata-rata
Kadang-kadang diperlukan psikoterapi. siswa disini dominanya remaja putri. Selain
Selain itu juga ada pemberian obat itu juga, karena pada saat studi pendahuluan
analgetik, obat-obat analgetik dapat di SMK Negeri 1 Kadipaten dan SMK
dijadikan obat simtomatik. Jika rasa nyeri Negeri 1 panyingkiran, peneliti melakukan
berat, diperlukan istirahat di tempat tidur wawancara dengan remaja putri kelas X

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VI No. 13 Februari 2018


4
sebanyak 10 orang. Hasil wawancara di Berdasarkan uraian teori dan hasil
SMK Negeri 1 kadipaten di dapatkan 2 studi pendahuluan yang dilakukan peneliti
siswi mengatakan mengetahui tentang nyeri pada tanggal 14 Februari dan 18 Februari
haid dan mengetahui sedikit tentang 2017 kepada siswi kelas X di SMK Negeri 1
penanganannya tetapi hanya berdiam diri Kadipaten dan SMK Negeri 1 Panyingkiran
saat nyeri haid, dan ada 8 siswi yang kurang maka peneliti tertarik untuk melakukan
mengetahui tentang penanganan nyeri saat penelitian di SMK Negeri 1 Kadipaten
haid. Sedangkan, hasil wawancara di SMK tentang “Hubungan Pengetahuan dengan
Negeri 1 Panyingkiran di ketahui 3 orang Perilaku Penanganan Dysmenorhea pada
siswi yang mengetahui tentang penanganan Siswi Kelas X di SMK Negeri 1
nyeri haid tetapi hanya berdiam diri di kelas Kadipaten”.
karena nyeri haid yang tidak berlebihan.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah di SMK Negeri 1 Kadipaten Tahun 2017
penelitian deskriptif korelasi merupakan sebanyak 413 orang. Sampel dalam
penelitian atau penelaahan hubungan antara penelitian ini adalah sebanyak 81
dua variabel pada suatu situasi atau responden. Teknik yang digunakan dalam
sekelompok subjek. Populasi dalam pengambilan sampel pada penelitian ini
penelitian ini adalah seluruh Siswi kelas X yaitu teknik Simple Random Sampling.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Analisa Univariat
a. Gambaran Pengetahuan Dysmenorhea Tabel 4.1 Gambaran Pengetahuan
pada Siswi kelas X di SMKN 1 Dysmenorhea pada Siswi SMKN 1
Kadipaten. Kadipaten.

Pengetahuan Dysmenorhea F %
Kurang 20 24.7
Cukup 32 39.5
Baik 29 35.8
Total 81 100.0

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat Rendahnya pengetahuan siswi


bahwa siswi yang memiliki pengetahuan terjadi sebagai akibat kurangnya informasi
kurang tentang dysmenorhea sebanyak 20 yang diperoleh siswi, baik di lingkungan
orang (24,7%), kategori cukup sebanyak 32 sekolah, maupun keluarga serta kurangnya
orang (39,5%), dan kategori baik sebanyak minat siswi untuk membaca ataupun
29 orang (35,8%). Dengan demikian mencari tahu terhadap pengetahuan tentang
diketahui bahwa kurang dari setengah kelas dysmenorhea. Hal ini berdampak terhadap
X di SMKN 1 Kadipaten tahun 2017 kurangnya upaya dalam pemeliharaan diri
memiliki pengetahuan penanganan dalam menghadapi gangguan menstruasi.
dysmenorhea kategori cukup sebesar 39.5%. Hasil penelitian ini lebih rendah dibanding
dengan hasil penelitian Siti (2010) di

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VI No. 13 Februari 2018


5
SMAN 1 Petanahan menyatakan bahwa formal. Pengetahuan seseorang tentang
siswi yang berpengetahuan kurang sebesar suatu objek mengandung dua aspek yaitu
82,08%. Kondisi ini disebabkan karena aspek positif dan aspek negatif. Kedua
kurikulum pembelajaran disekolah belum aspek ini yang akan menentukan sikap
menunjang pengetahuan siswi tentang seseorang semakin banyak aspek positif dan
kesehatan reproduksi khususnya objek yang diketahui , maka akan
penanganan dysmenorhea serta para siswi menimbulkan sikap makin positif terhadap
kesulitan mendapatkan informasi objek tertentu. Menurut WHO (World
dikarenakan jauh dari sumber informasi Health Organization) yang di kutip oleh
yang mendukung seperti toko buku dan Notoatmojo (2007), salah satu bentuk obyek
perpustakaan juga belum menyediakan buku kesehatan dapat dijabarkan oleh
tentang kesehatan reproduksi. pengetahuan yang diperoleh dari
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi pengalaman sendiri.
oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan Perlunya meningkatkan
sangat erat hubungannya dengan pengetahuan tentang penanganan
pendidikan, di mana diharapkan bahwa dysmenorhea yaitu dengan cara
dengan pendidikan yang tinggi maka orang memberikan penyuluhan atau diberikan
tersebut akan semakin luas pula pendidikan kesehatan tentang dysmenorhea
pengetahuannya. Akan tetapi perlu yang lebih jelas. Hal ini dapat dilakukan
ditekankan, bukan berarti seseorang yang melalui pemberian materi saat pembelajaran
berpendidikan rendah mutlak mitra dengan guru penjaskes atau mengikuti
berpengetahuan rendah pula. Hal ini seminar mengenai remaja khususnya yang
mengingat bahwa peningkatan pengetahuan berkaitan dengan dysmenorhea
tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non
.
b. Gambaran Perilaku Penanganan Tabel 4.2 Gambaran Perilaku
Dysmenorhea pada pada Siswi Kelas X Penanganan Dysmenorhea pada Siswi
di SMKN 1 Kadipaten. SMKN 1 Kadipaten Tahun 2017.

Perilaku Penanganan f %
Dysmenorhea
Kurang 44 54.3
Baik 37 45.7

Total 81 100.0

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat Berbagai macam faktor yang


bahwa siswi yang memiliki perilaku dimungkinkan terjadi yaitu siswi merasa
penanganan dysmenorhea kategori kurang malu untuk bertanya dan memeriksakan
sebanyak 44 orang (54,3%) sedangkan kedokter. Sehingga, informasi terhadap
kategori baik sebanyak 37 orang (45,7%). perilaku yang harus dilakukan pada
Dengan demikian diketahui bahwa lebih penanganan dysmenorhea pun berkurang
dari setengah siswi kelas X di SMK N 1 dikarenakan informasi yang tidak cukup
Kadipaten memiliki perilaku penanganan memadai.
dysmenorhea kategori kurang sebesar Perilaku penanganan dysmenorhea
54,3%. ini sangat penting untuk di perhatikan,

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VI No. 13 Februari 2018


6
dikarenakan agar setiap penanganan saat Ada beberapa faktor yang memicu
dysmenorhea dilakukan secara tepat dengan dysmenorhea yaitu haid pertama pada usia
cara menambah pengetahuan terhadap amat dini, periode haid yang lama, alran
perilaku penanganan dysmenorhea. Menurut darah yang hebat, merokok dll (Anugoro,
Sarwono (1999) yang dikutip oleh judha 2011). Gejala-gejala yang timbul karena
(2012) penanganan atau penatalaksanaan dysmenorhea menurut Laila (2011) adalah
pada saat dysmenorhea yaitu memberi gejala fisik misalnya kenaikan berat badan,
nasehat bahwa gangguan dysmenorhea tidak buah dada nyeri, sakit kepala, migrain,
berbahaya untuk kesehatan bila segera pegal dan nyeri. Gejala psikologis yang
ditanganin, selain itu pemberian obat muncul misalnya ketegangan, rasa cepat
analgetik ataupun terapiu alternatif dapat marah, susah tidur, depresi, kelesuan,
dilakukan dengan kompres air hangat atau mudah tersinggung dan berkurangnya daya
botol air panas pada perut atau punggung konsentrasi. Adapun dari hasil wawancara
bawah, mandi air hangat dll. lanjutan gejala yang sering dialami siswi
Adapun berdasarkan hasil adalah lesu dan mudah tersinggung.
penelitian yang dilakukan pada perilaku Berdasarkan hasil pengumpulan
penanganan dysmenorhea yang kurang data siswi kelas X di SMKN I Kadipaten
dilakukan remaja dalam menanganani dalam perilaku penanganan dysmenorhea
dysmenorhea adalah mandi dengan air sebagian besar adalan dengan cara
hangat sebesar 80,25%, sedangkan perilaku mengkonsumsi makanan-makanan yang
penanganan yang banyak dilakukan siswi bergizi, melakukan nafas dalam
adalah mengkonsumsi makanan-makanan menurunkan rasa nyeri, mengurangi dalam
yang bergizi sebesar 50,62%. mengkonsumsi kafein dan memeriksakan
Dysmenorehea merupakan rasa kedokter. Sementara hasil penelitian yang
sakit yang dirasakan pada saat menstruasi dilakukan Ajeng (2012) menyatakan
pada perut bagian bawah. Rasa nyeri penanganan dysmenorhea pada siswi di
tersebut merupakan keluhan ginekologi SMA Negeri 2 Majalengka Tahun 2012,
yang paling umum dan banyak dirasakan sebagian besar melakukan mengkompres
oleh wanita. Hampir semua perempuan perut dengan air hangat (90,0%) dan
mengalami rasa tidak nyaman selama haid. beristirahat dengan cukup (88,0%).

c. Analisa Bivariat
Tabel 4.3 Gambaran Pengetahuan Dysmenorhea pada Siswi SMKN 1
dengan Perilaku Penanganan Kadipaten.

Pengetahuan Perilaku Penanganan Dysmenorhea ρ value


Penanganan
Dysmenorhea Kurang Baik Total

n % n % n %

Kurang 16 80.0 4 20.0 20 100.0


Cukup 14 43.8 18 56.3 32 100.0 0.028
Baik 14 48.3 15 51.7 29 100.0

Total 44 54.3 37 45.7 81 100.0

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VI No. 13 Februari 2018


7
Hasil penelitian diketahui bahwa semakin baiknya pengetahuan maka
siswi yang memiliki pengetahuan kurang semakin mereka tahu apa yang harus
dan dengan perilaku kurang (80,0%), siswi mereka lakukan. Menurut Notoadmodjo
yang memiliki pengetahuan cukup dan (2007) yang menyatakan bahwa
dengan perilaku kurang (43,8%), sedangkan pengetahuan merupakan domain yang
siswi yang memiliki pengetahuan baik dan penting akan terbentuknya tindakan
dengan perilaku kurang (48,3%). Dengan seseorang. Juga teori Sudarma (2008)
demikian proporsi siswi yang memiliki menyatakan bahwa pengetahuan
pengetahuan kurang dengan perilaku kurang mempunyai pengaruh sebagai motivasi awal
lebih tinggi dibandingkan siswi yang bagi seseorang dalam berperilaku.
berpengetahuan cukup dan baik dengan Penelitian ini sejalan dengan
perilaku kurang tentang penanganan penelitian Purba (2014) mengenai
dysmenorhea pengetahuan dengan perilaku penanganan
Hasil penelitian menunjukan ada dysmenorhea di SMA Negeri I Manado
hubungan yang bermakna secara signifikan didapatkan hasil menunjukan bahwa ada
antara pengetahuan dengan perilaku hubungan yang signifikan antara
penanganan dysmenorhea pada siswi kelas pengetahuan dengan perilaku penanganan
X di SMKN I Kadipaten (ρ 0,028 < α). dysmenorhea.
Berdasarkan hasil analisis datapun Berdasarkan hasil penelitian maka
menunjukan bahwa proporsi siswi dengan upaya intervensi yang diberikan terhadap
perilaku penanganan dysmenorhea kurang siswi yang memiliki pengetahuan kurang
lebih besar terdapat pada siswi dengan dan perilaku kurang dalam perilaku
pengetahuan kurang (80,0%), demikian pula penangann dysmenorhea di antaranya
proporsi siswi dengan perilaku penanganan diberikan anjuran siswi agar melakukan
dysmenorhea baik lebih besar terdapat pada konsultasi medis dengan dokter jika didapati
siswi dengan pengetahuan yang cukup adanya tanda dan gejala dysmenorhea untuk
(56,3%). menghindari komplikasi maupun nyeri pada
Pengetahuan ini sangat saat dysmenorhea.
berpengaruh terhadap perilaku, karena

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan Kadipaten diperoleh nilai probabilitas ρ
1. Kurang dari setengah siswi kelas X di 0,028 < α (0,05).
SMK Negeri 1 Kadipaten Saran
berpengetahuan cukup tentang 1. Saran Teoritis
dysmenorhea sebanyak 32 orang Diharapkan penelitian ini dapat menjadi
(39.5%). bahan informasi dan pengetahuan
2. Lebih dari setengahnya siswi kelas X di kesehatan reproduksi mengenai
SMK Negeri 1 Kadipaten berperilaku dysmenorhea, serta dapat menjadi
kurang tentang penanganan landasan untuk penelitian sejenis
dysmenorhea sebanyak 44 orang selanjutnya yang terkait dengan
(54,3%). dysmenorhea.
3. Ada hubungan yang bermakna secara 2. Saran Praktis
signifikan antara pengetahuan dengan a. Bagi SMK Negeri 1 Kadipaten
perilaku penanganan dysmenorhea Meningkatkan pengetahuan tentang
pada siswi kelas X di SMK Negeri 1 kesehatan reproduksi wanita

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VI No. 13 Februari 2018


8
khusunya yang berhubungan masa seperti internet, majalah dan
dengan perilaku penanganan lain-lain.
dysmenorhea, bagi Guru BP dan c. Bagi Peneliti
pengelola UKS bisa memberikan Penelitian ini untuk menambah
informasi dengan cara pengadaan pengetahuan bagi peneliti mengenai
buku-buku bacaan tentang hubungan antara pengetahuan
kesehatan dan pengadaan kegiatan dengan perilaku penanganan
penyuluhan baik secara individu dysmenorhea pada siswi kelas X di
maupun kelompok yang bekerja SMK Negeri 1 Kadipaten.
sama dengan tenaga instansi d. Bagi Peneliti Lain
kesehatan setempat. Bagi peneliti selanjutnya dapat
b. Bagi Remaja mengembangkan konsep atau
Bagi remaja diharapkan lebih melakukan penelitian lebih lanjut
mengerti terhadap kesehatan dengan melakukan penambahan
reproduksinya khususnya pada variabel yang lain serta jumlah
pengetahuan tentang perilaku sampel yang lebih banyak,
penanganan dysmenorhea dengan sehingga didapatkan hasil
cara mencari informasi di media penelitian yang lebih akurat.

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VI No. 13 Februari 2018


9
DAFTAR PUSTAKA
Proverawati, A. dan Misaroh, S. 2009. Menarche
Andriyani, S., Dkk. 2016. Gambaran Menstruasi Pertama Penuh Makna.
Pengetahuan Remaja Madya (13 -15 Yogyakarta: Nuha Medika.
Tahun) Tentang Dysmenorrhea di
SMPN 29 Kota Bandung. Bandung: Rakhma, A. 2012. Gambaran Derajat
Universitas Pendidikan Indonesia. Dismenore dan Upaya Penanganannya
Pada Siswi Sekolah Menengah
Anugoro & Wulandari. 2011. Cara Jitu Kejuruan Arjuna Depok Jawa Barat.
Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: C.V Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Andi Offset (Penerbit Andi). Hidayatullah Jakarta.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Rahmawati, T. 2016. Hubungan Tingkat


Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Pengetahuan Dismenorea Mahasiswi
Cipta. Pendidikan Biologi UIN Walisongo
Semarang Terhadap Sikap Mengatasi
Judha, M., dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri Dismenorea Primer. Semarang:
dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Walisongo.
Nuha Medika.
Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan.
Nugroho, T. dan Setiawan, A. 2010. Kesehatan Yogyakarta: Mitra Cendekia.
Wanita, Gender dan Permasalahannya.
Yogyakarta: Nuha Medika. Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nursofi, L. 2016. Hubungan Pengetahuan
Remaja Tentang Dysmenorhea Primer Utami, A, N, R. 2013. Faktor yang Berhubungan
dengan Penanganan Dysmenorhea dengan Kejadian Dismenorea Pada
Pada Siswi Kelas XI Di SMK RISE Remaja Putri di SMAN 1 Kahu
MAJALENGKA 2016 Kabupaten Bone. Makasar: Universitas
Hasan.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi
Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta: PT Wawan, A. dan Dewi, M. 2010. Teori dan
Rineka Cipta. Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodelogi Medika.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. Wianti, A. 2015. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Penanganan
Paramita, D, P. 2010. Hubungan Tingkat Dysmenorhea Primer di SMK Farmasi
Pengetahuan Tentang Dismenorea YPIB Majalengka Tahun 2015. Jakarta:
dengan Perilaku Penanganan Universitas Respati Indonesia.
Dismenorea Pada Siswi SMK YPKK I
Sleman Yogyakarta. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.

Purwani, S., dkk. 2010. Hubungan Tingkat


Pengetahuan Tentang Dismenore
dengan Sikap Penanganan Dismenore
Pada Remaja Putri Kelas X di SMAN 1
Petanahan. Kebumen: STIKes
Muhammadiyah Gombong.

Purwaningsih, W. dan Fatmawati, S. 2010.


Asuhan Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika.

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VI No. 13 Februari 2018


10

Anda mungkin juga menyukai