Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah dimana terjadi ketika seseorang mengalami

perubahan struktur tubuh dari anak-anak menjadi dewasa( pubertas). Pada

masa ini terjadi suatu perubahan fisik yang cepat di sertai banyak

perubahan, termasuk di dalamnya pertumbuhan organ-organ reproduksi

(organ seksual) untuk mencapai kematangan yang ditunjukkan dengan

kemampuan melakasanakan fungsi reproduksi. (Kumalasari,I., &

Andhyantoro,I. 2012).

Pubertas adalah saat dimana system reproduksi mengalami

kematangan.Pubertas ditandai dengan periode preliminary selama satu

tahun atau lebih yang di sebut prepubertas, ketika karakteristik seks

sekunder mulai muncul. Pada saat ini kelenjar endokrin, mulai

memproduksi hormone-hormonnya dalam jumlah yang lebih besar. Bahan-

bahan kimia yang sangat kuat ini di sebarkan ke setiap bagian tubuh

melalui aliran darah.Perkembangan organ-organ tubuh. Pada anak

perempuan perubahan-perubahan ini terlihat pada usia atara 10 dan 15

tahun. (Luh, 2018).

Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim yang

disertai dengan pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulan,

kecuali pada saat terjadi kehamilan. Hari pertama terjadinya menstruasi

Poltekkes Kemenkes Palembang


2

dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke–1). Menstruasi

akan terjadi 3 – 7 hari. Hari terakhir menstruasi adalah waktu berakhir

sebelum mulai siklus menstruasi berikutnya. Rata – rata perempuan

mengalami siklus menstruasi selama 21 – 40 hari. Hanya sekitar 15 %

perempuan yang mengalami siklus menstruasi selama 28 hari. Nyeri haid

merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling umum pada

perempuan muda yang datang ke klinik atau dokter (Wulandari,

2011).Pada saat menstruasi, masalah yang dialami oleh hampir sebagian

besar wanita dalah rasa tidak nyaman atau rasa nyeri yang hebat. Hal ini

biasanya disebut dengan nyeri haid. Menurut WHO, anak dikatakan

remaja bila telah mencapai usia 10-18 tahun.

Dismenore disebut juga kram menstruasi atau nyeri

menstruasi.Beberapa perempuan mengalami sakit dan kram saat haid

berlangsung.Rasa sakit biasanya di perut bagian bawah.Ada dua jenis

nyeri haid.Bila rasa sakit tidak disertai adanya riwayat infeksi pada

panggul atau keadaan panggul normal, dinamakan nyeri haid haid primer.

Gejalanya ditandai dengan mual,muntah,sakit kepala, nyeri punggung dan

pusing. Para ahli menduga penyebab yang pasti belum diketahui, rasa sakit

ini disebabkan kontraksi otot dinding Rahim ( Sibagariang, 2016).

Nyeri haid (dismenore) ada dua macam yaitu disminore primer dan

sekunder.Disminore primer adalah terjadi menarche biasanya pada 6

sampai 12 bulan pertama, karakteristiknya nyeri selalu sama setiap siklus

menstruasi dan selalu berhubungan dengan siklus ovulasi sedangkan

Poltekkes Kemenkes Palembang


3

disminore sekunder terjadi pada semua umur, dimana rasa nyeri semakin

bertambah sering bertambahnya umur dan memburuk seiring dengan

waktu. ( Fitri, 2015).

Menurut World Health Organazitation (WHO) dalam Sulistyorini

(2017), Angka kejadian dismenore cukup tinggi diseluruh dunia. Rata-rata

insidensi terjadinya disminore pada wanita muda antara 16,8%,-81 Rata-

rata dinegara Eropa disminore terjadi pada 45-97% wanita. Dengan

prevelansi terendah di Bulgaria(8,8%) dan tertinggi mencapai 94%

dinegara Findalandia. Prevelansi disminore tertinggi sering ditemui pada

remaja wanita, yang di perkirakan antara 20-90%. Sekitar 15% remaja

dilaporkan mengalami disminore berat. Di Amerika Serikat, disminore

diakui sebagai penyebab paling sering ketidakhadiran di sekolah yang

dialami remja putri. Selain itu, juga dilakukan survey pada 113 wanita

Amerika Serikat dan dinyatakan prevelansi sebanyak 29-44%.

(Sulistyorinin,2017).

Angka kejadian dismenore di Indonesia sebesar 64,52% yang

terdiri dari 54,89% dismenore primer (nyeri haid yang dijumpai tanpa

adanya kelainan pada alat alat-alat genital, sering terjadi pada wanita yang

belum pernah hami) dan 9,36% dismenore primer dialami oleh 60-70%

remaja putri, dengan tiga perempat dari jumlah remaja tersebut

mengalami nyeri ringan sampai berat dan seperempat lagi mengalami

nyeri berat (Kemenkes Ri,2017).

Poltekkes Kemenkes Palembang


4

Di Sumatera Selatan rata-rata umur pertama kali menstruasi remaja

putri 10-19 tahun, ada (66,54%), dan di Kota Lubuklinggau ada 61,23%.

(Rikesdas, 2018).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di

SMP Negeri 8 Lubuklinggau tiga tahun terakhir 2019-2021 jumlah remaja

putri kelas VII 318 siswi salah satu keluhan yang paling sering dirasakan

oleh remaja saat menstruasi yaitu nyeri haid (dismenorea) serta melakukan

wawancara pada 10 siswi dengan hasil 2 siswi mengalami nyeri haid dan

tidak mengerti cara mengatasinya,3 siswi mengatasi nyeri haid dengan

minum air hangat, 2 siswi mengalami nyeri haid dan 1 siswi meminum

obat pereda nyeri, serta 2 siswi tidak mengalami nyeri haid.

Dismenore memilki dampak negatif pada kualitas hidup, status

mental wanita muda yang mengalami nyeri haid menjadi tertekan dan

dapat menganggu interaksi social, dampak dari dismenore gangguan

aktivitas seperti tingginya absen dari sekolah, kerja, keterbatasan

kehidupan social, performa akademik, aktivitas olahraganya (Afifah,dkk,

2016).

Penatalaksanaan dismenore dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

farmakologi dan non farmakologi. Secara farmakologi yaitu dengan

pemberian analgetik, terapi hormonal dan obat, akan tetapi penggunaan

obat obatan akan menimbulkan ketergantungan terhadap efek penghilang

nyeri dan menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.

Diperbolehkan asal sesuai dengan anjuran dokter (Anjasmara, 2018).

Poltekkes Kemenkes Palembang


5

Secara non farmakologi dapat dilakukan kompres hangat atau mandi air

hangat, massase, tidur yang cukup, hipnoterapi, distraksi seperti

mendengarkan musik serta relaksasi seperti senam dismenore, yoga,

Abdominal stretching dan nafas dalam (Oktarini, 2019).

Latihan abdominal stretching adalah latihan peregangan dalam

pemeliharaan dan mengembangkan fleksibilitas atau kelenturan daerah

perut untuk mengurangi intensitas nyerihaid yang dilakukan pada saat

dismenore untuk meningkatkan kekuatan otot, daya tahan dan fleksibilitas

otot yang dilakukan selama 10-15 menit. Puspita L, Anjarwati ( 2019).

Biasanya dismenore akan menghilang atau membaik seiring hari

berikutnya menstruasi. Sedangkan nyeri haid yang non fungsional

(abnormal) menyebabkan nyeri hebat yang dirasakan terus menerus, baik

sebelum, sepanjang menstruasi bahkan sesudahnya. Penyebab yang paling

sering di curihai adalah endometrosis atau kista ovarium ( Syariah,2016)

Menurut Yulita., et al (2020) yang dilakukan dengan sampel 19

responden dengan teknik purposive sampling menggunakan metode pra

eksperimen dengan rancangan desain one group pre test -post test dan

observasi untuk derajat dismenore menggunakan skala NRS. Abdominal

stretching dilakukan sebanyak 3 kali seminggu. Hasil penelitian ini

menunjukan ada pengaruh terhadap rasa sakit haid sebelum dan sesudah

diberikan .

Menurut penelitian Nathan (2018), menyatakan bahwa 30-60

persen wanita mengalami dismenore, dan 7-15 persen tidak dapat

Poltekkes Kemenkes Palembang


6

bersekolah atau bekerja. Untuk mengatasi penyakit ini, terapi farmasi dan

nonfarmakologis dapat digunakan. Terapi nonfarmakologis lebih disukai

karena lebih aman dibandingkan terapi farmakologis, salah satunya adalah

abdominal stretching.

Menurut penelitian Windastiwi, dkk (2017) mengatakan bahwa

intensitas nyeri dismenore sebelum abdominal stretching 75% mengalami

dismenore sedang dan terdapat 8 responden dismenoe berat. Intensitas

nyeri dismenore setelah abdominal stretching menunjukkan bahwa dari

48% responden tidak ada respon dengan nyeri disemenore berat dan 85%

mengalami dismenore sedang. Yang artinya ada pengaruh abdominal

stretching terhadap dismenore.

Berdasarkan data diatas, dan beberapa beberapa penelitian

menunjukkan dan merekomendasikan Abdominal stretching sebagai salah

satu cara penurunan dismenore, Sehingga penulis tertarik untuk

melaksanakan bagaimana pengaruh dari “ Penerapan latihan abdominal

stretching dalam mengurangi dismenore pada remaja putri di SMP Negeri

8 Lubuklinggau.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi, banyak usia remaja

yang mengalami nyeri haid belum mengetahui cara mengatasi nyeri haid

dengan tindakan non farmakologis yaitu dengan latihan abdominal

stretching, Maka perumusan masalah yaitu, “Bagaimanakah cara

Poltekkes Kemenkes Palembang


7

Penerapan Latihan Abdominal Stretching Dalam Mengurangi Dismnore

Pada Remaja Putri Di SMP Negeri 8 Lubuklinggau Tahun 2022.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Diketahui hasil Penerapan Latihan Abdominal Stretching Dalam

Mengurangi Dismenore pada remaja putri Di SMP Negeri 8

Lubuklinggau Tahun 2022

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui pengkajian pada remaja putri dengan Dismenore di

SMP Negeri 8 Lubuklinggau Tahun 2022.

b. Diketahui perumusan diagnosa pada remaja putri dengan

Dismenore di SMP Negeri 8 Lubuklinggau Tahun 2022.

c. Diketahui intervensi keperawatan pada remaja putri dengan

Dismenore di SMP Negeri 8 Lubuklinggau Tahun 2022.

d. Diketahui implementasi keperawatan dengan Penerapan Latihan

Abdominal Stretching Dalam Mengurangi Nyeri Dismenore Pada

Remaja Putri di SMP Negeri 8 Lubuklinggau.

e. Diketahui evaluasi klien dengan Penerapan Latihan Abdominal

Stretching Dalam Mengurangi Dismenore Pada Remaja Putri di

SMP Negeri 8 Lubuklinggau Tahun 2022.

Poltekkes Kemenkes Palembang


8

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Prodi Keperawatan Lubuklinggau

Sebagai informasi bagi institusi bahwa penerapan latihan

abdominal stretching dapat mengatasi dismenore dan mengurangi

nyeri dari skla sedang menjadi skala ringan

2. Bagi Remaja Putri

Setelah diberikan Latihan Abdominal Stretching di harapkan

remaja putri dapat menerapkan latihan abdominal stretching dan

memberikan informasi ke orang lain agar dapat di terapkan juga saat

nyeri haid..

3. Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah memperoleh wawasan dan

pengetahuan tentang bagaimana cara menangangi disminore dengan

non farmakologis yaitu salah satunya latihan abdominal stretching.

Poltekkes Kemenkes Palembang


9

Poltekkes Kemenkes Palembang

Anda mungkin juga menyukai