Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH WILLIAM FLEXION EXERCISE TERHADAP PENURUNAN

INTENSITAS NYERI HAID (DYSMENORRHEA) PADA SISWI SMAN 7


KOTA MALANG

Jaenal Abidin
Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Malang
Email: jaenalabidin648@yahoo.co.id

Supriyadi
Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Malang
Email: supriyadi.fik@um.ac.id

Mulyani Surendra
Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Malang
Email: Mr_leom@yahoo.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh William Flexion Exercise
terhadap penurunan intensitas nyeri haid. Penelitian ini menggunakan rancangan
eksperimen semu dengan desain non equivalent control group design. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XI SMAN 7 Kota Malang yang mengalami
nyeri haid yang berjumlah 143 orang. Sampel yang diambil 20 orang untuk masing-
masing kelompok. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Instrumen yang digunakan yaitu Numeric Pain Rating Scale (NPRS). Hasil uji
ANOVA diperoleh nilai p = 0,006. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh William Flexion Exercise terhadap penurunan intensitas
nyeri haid (Dysmenorrhea) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada
siswi SMAN 7 Kota Malang.
Kata Kunci: nyeri haid, william flexion exercise

Abstract
The purpose of this study was to determine the effect of william flexion exercise
on decreasing the intensity of menstrual pain. This study used quasy experimental
design with a non equivalent control group design. The population in this study were
all XI of SMAN 7 Malang City who experienced 143 people. Samples were taken by 20
people for each group. The sampling technique used purposive sampling instrument.
Used is the Numeric Pain Rating Scale (NPRS). ANOVA test results obtained values p
= 0,006. Based on the reluts of data analysis it can be concluded that there are in the
influence of william flexion exercise on the decrease in menstrual pain intensity
(Dysmenorrhea) between control group on female students of SMAN 7 Malang City.
Keywords: dysmenorrhea, william flexion exercise

Masa remaja merupakan masa individu yang sedang mengalami masa


yang banyak mengalami perubahan secara transisi dari kehidupan kanak-kanak
fisiologis, psikologis dan biologis. menuju kehidupan orang dewasa yang
Menurut Wardhani (2012:184) “kata ditandai dengan perubahan dan
remaja berasal dari perkataan latin yaitu perkembangan yang pesat baik dari segi
adolescence yang bermakna sedang fisik maupun psikis”. Dari kedua
tumbuh menuju kematangan (to grow into pengertian tersebut dapat disimpulkan
maturity)”. Sedangkan menurut Ermawati bahwa remaja merupakan masa transisi
& Indriyati (2011:6) “remaja merupakan antara masa anak-anak dengan masa
dewasa yang diikuti dengan berbagai 10-16 tahun dan siklus menstruasi normal
perubahan dan perkembangan dalam terjadi selama 2–7 hari”.
tubuh. Pada masa ini terjadi perubahan Namun, tidak semua wanita
fisik secara cepat yang tidak seimbang mengalami siklus menstruasi yang
dengan perubahan kejiwaan (mental). normal, ada beberapa gangguan yang
Perubahan fisik yang terjadi termasuk terjadi salah satunya yang sering dialami
pertumbuhan organ-organ reproduksi yaitu nyeri haid (dysmenorrhea).
untuk mencapai kematangan agar mampu Dismenore adalah nyeri selama atau
melangsungkan fungsi reproduksi sebelum menstruasi yang terjadi akibat
(Rochmania, 2015:206). Pada remaja peningkatan hormon prostaglandin yang
perempuan terjadi perubahan seks primer dapat meningkatkan kontraksi uterus
dan sekunder, ciri dari perubahan seks (Astria dkk, 2015:1169). Menurut
primer adalah organ reproduksi wanita Manurung dkk (2015:1258) “dismenore
tumbuh selama masa pubertas. terjadi karena endometrium dalam fase
Pubertas terjadi sebagai akibat sekresi memproduksi prostaglandin
peningkatan sekresi Gonadotropin berlebihan, prostaglandin (PGF-2α) yang
Releasing Hormone (GnRH) dari menyebabkan hipertonus dan
hipotalamus, diikuti oleh sekuens vasokontriksi pada miometrium sehingga
perubahan sistem endokrin yang kompleks mengakibatkan iskemia, disintegrasi
yang melibatkan sistem umpan balik endometrium, perdarahan, dan nyeri”.
negatif dan positif (Batubara, 2010:22). Sedangkan menurut Bernardi dkk
Pubertas dimulai dari produksi hormon- (2018:3) “dismenore merupakan kejang
hormon seks oleh tubuh sehingga alat otot yang menyakitkan dari uterus yang
reproduksi telah berfungsi dan mengalami terjadi selama menstruasi dan merupakan
perubahan. Hormon seks yang salah satu penyebab paling umum nyeri
mempengaruhi perempuan yaitu hormon panggul dan gangguan menstruasi”. Nyeri
estrogen dan progesteron yang diproduksi haid atau dismenore dapat memberi
di indung telur. Menurut Fajaryanti dampak yang kurang baik, khususnya bagi
(2012:1) “pubertas merupakan masa awal perkembangan remaja. Nyeri haid dapat
pematangan seksual, yakni suatu periode menghambat aktivitas remaja yang
di mana seorang anak mengalami berdampak pada penurunan prestasi
perubahan fisik, hormonal, dan seksual remaja di sekolah karena tidak dapat hadir
serta mampu mengadakan proses dalam proses pembelajaran (Ismarozi dkk,
reproduksi”. Perubahan yang tampak jelas 2015:820). Menurut Suwanti dkk
adalah perubahan fisik, di mana tubuh (2018:346) “nyeri menstruasi dapat
berkembang pesat sehingga mencapai menyebabkan ketidakhadiran saat bekerja
bentuk seperti orang dewasa dan disertai dan sekolah, sebanyak 13-51% perempuan
dengan berkembangnya kapasitas telah absen setidaknya sekali, dan 5-14%
reproduksi menuju kematangan seksual. berulang kali absen”. Wanita yang
Salah satu tanda bahwa remaja perempuan mengalami dismenore merasa sangat
telah memasuki masa pubertas yaitu terganggu aktivitas sehari-harinya dan
terjadinya menstruasi. Menstruasi adalah aktivitas belajar sebagai mahasiswi,
perdarahan periodik dari rahim yang seperti menurunnya tingkat konsentrasi
dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi belajar, selalu merasa ingin sendiri, dan
secara berkala akibat terlepasnya lapisan tidak ingin melakukan hal apapun
endometrium uterus (Sinaga dkk, (Mahvash dkk, 2012:1246). Dari beberapa
2017:25). Menurut Arifiani (2016:3) pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
“menstruasi biasanya dimulai antara usia nyeri haid atau dismenore sangat
berdampak pada perkembangan remaja pencegahan atau terapi untuk
karena dapat mengganggu aktivitas sehari- mengendalikan dismenore dan gangguan
hari sehingga menyebabkan seorang menstruasi lainnya”. Dalam penelitian
remaja tidak masuk sekolah yang Marlinda & Purwaningsih (2013:122)
menyebabkan penurunan prestasi di menyimpulkan bahwa “senam dismenore
sekolah. berpengaruh terhadap penurunan
Prevalensi dismenore cukup tinggi dismenore pada remaja putri di Desa
terjadi pada remaja. Dalam penelitian Sidoharjo Kecamatan Pati”. Latihan
yang dilakukan di Mesir tahun 2005, peregangan merupakan terapi yang
didapati 75% remaja wanita di Mesir efektif, aman dan nonfarmakologi untuk
mengalami dismenore dengan 55,3% mengurangi dismenore primer pada
remaja mengalami dismenore ringan, 30% remaja (Renuka & Jeyagowri, 2015:4).
remaja mengalami dismenore sedang, dan Latihan peregangan (stretching) selama 8
14,8% mengalami dismenore berat (El- minggu dapat menurunkan intensitas nyeri
Gilany dkk, 2005:155). Sedangkan di haid, lama nyeri yang dialami serta
Indonesia angka kejadian dismenore menurunkan penggunaan obat analgesik
sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% (Shahr-jerdy, 2012:131). Berdasarkan hal
dismenore primer dan 9,36% dismenore tersebut Astria (2015:1175) menyarankan
sekunder. Angka kejadian dismenore “peneliti selanjutnya dapat meneliti
dikalangan pelajar/mahasiswi di Kota tentang teknik nonfarmakologi yang lain
Malang mencapai 58% dan 20% untuk mengatasi dismenore”.
dilaporkan tidak dapat hadir ke sekolah Olahraga atau latihan merupakan
ataupun kuliah (Suban dkk, 2017:176). salah satu teknik relaksasi yang dapat
Dengan besarnya jumlah persentase digunakan untuk menurunkan intensitas
remaja yang mengalami nyeri haid perlu nyeri haid, hal ini disebabkan pada saat
adanya penanganan yang tepat untuk olahraga tubuh akan menghasilkan
mengurangi atau mencegah terjadinya hormon endorphin yang dihasilkan di otak
nyeri haid. Salah satu cara untuk dan sumsum tulang belakang. Hormon ini
menangani nyeri haid adalah dengan dapat berfungsi sebagai obat penenang
olahraga atau aktivitas fisik secara teratur. alami yang diproduksi otak yang
Menurut Mahvash dkk (2012:1250) melahirkan rasa nyaman dan untuk
“aktivitas fisik secara teratur dapat mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi
mengurangi gejala dismenore”. Menurut (Marlinda & Purwaningsih, 2013:121).
penelitian yang dilakukan Manurung dkk Menurut Anisa (2015:63) hormon
(2015:1263) “senam yoga dapat endorphin akan mengendalikan kondisi
mengurangi intensitas nyeri dismenore pembuluh darah kembali normal dan
dengan menstimulus mekanoresptor menjaga agar aliran darah mengalir tanpa
abdomen, memberikan efek relaksasi, dan hambatan sehingga dapat mengurangi
distraksi”. Hal ini juga didukung oleh nyeri iskemik saat menstruasi akibat
penelitian yang dilakukan Windastiwi penyempitan pembuluh darah. Salah satu
(2017:23) yang menyimpulkan bahwa jenis latihan yang dapat digunakan untuk
“latihan abdominal stretching exercisse menanggulangi nyeri yaitu William
berpengaruh terhadap penurunan Flexion Exercise. Latihan ini merupakan
intensitas nyeri dismenore”. Hasil jenis latihan peregangan yang digunakan
penelitian lain yang mendukung adalah bagi penderita nyeri punggung bawah
penelitian Dehnavi dkk (2018:4) “latihan yang dikembangkan oleh Dr. Paul
aerobik secara teratur dengan intensitas William pada tahun 1937 dengan cara
sedang dapat digunakan sebagai penguatan otot-otot abdomen dan otot
gluteus maksimus serta penguluran otot- fisik mulai melambat sedangkan pada
otot ekstensor punggung. Menurut masa remaja akhir individu telah
Yulitania (2015:2) “William Flexion mencapai transisi perkembangan yang
Exercise adalah suatu program latihan lebih mendekati pada masa dewasa.
dengan tujuan untuk mengulur otot-otot Olahraga atau latihan lebih aman
bagian posterior dan juga meningkatkan dan tidak menimbulkan efek samping
kekuatan otot abdominal”. Beberapa karena menggunakan proses fisiologis
gerakan William Flexion Exercise dalam tubuh. Menurut Sugiharto
bertujuan untuk menguatkan otot-otot (2012:64) “olahraga yang dilakukan
abdominal dan memobilisasi lumbal dengan baik, berkesinambungan dengan
bagian bawah. Kontraksi dari otot intensitas yang memadai, dapat menjadi
abdominal dan lumbal bagian bawah akan stimulator bagi tubuh yang dapat
memberikan tekanan pada pembuluh meningkatkan kualitas kondisi fisik,
darah besar di abdomen yang selanjutnya psikologis dan kesehatan”. Latihan fisik
dapat “meningkatkan volume darah yang sedang dapat membantu mengurangi
mengalir ke seluruh tubuh termasuk organ dismenore dengan cara mendistraksi
reproduksi, hal tersebut dapat perhatian dari nyeri, menghasilkan
memperlancar suplai oksigen ke perasaan relaksasi, dan mengurangi stres
pembuluh darah yang mengalami (Salbiah, 2014:73). Berdasarkan hal
vasokontriksi, sehingga nyeri haid dapat tersebut, maka peneliti tertarik untuk
berkurang” (Laili, 2012:72). Di samping melakukan penelitian mengenai pengaruh
itu William Flexion Exercise dapat William Flexion Exercise terhadap
meningkatkan tekanan intra abdominal penurunan intensitas nyeri haid
yang mendorong kolumna vertebralis ke (dismenore) pada siswi SMAN 7 Kota
arah belakang, dengan demikian akan Malang.
membantu mengurangi hiperlordosis
lumbal dan mengurangi tekanan pada METODE PENELITIAN
diskus intervertebralis yang dapat Metode penelitian yang digunakan
mengurangi nyeri pada daerah perut dan dalam penelitian ini adalah eksperimen
punggung (Pramita dkk, 2015:44). semu (Quasy Experimental) dengan
Menurut Oktaviani & Lestari desain Non Equivalent Control Group
(2017:14) “William Flexion Exercise Design. Penggunaan rancangan ini
efektif dalam pengurangan nyeri haid dimaksudkan untuk mengungkapkan
pada mahasiswi di Akademi Kebidanan hubungan sebab-akibat dengan cara
Graha Mandiri Cilacap”. Namun dalam melibatkan kelompok kontrol di samping
penelitian ini subjek yang dilibatkan kelompok eksperimen (Winarno,
adalah siswi SMAN 7 Kota Malang yang 2013:63). Pada kelompok eksperimen
mengalami nyeri haid. SMAN 7 Kota dilakukan tes awal (Pretest) sebelum
Malang merupakan salah satu Sekolah diberikan intervensi/perlakuan kemudian
Menengah Atas yang ada di Jawa Timur. dilakukan tes akhir (Posttest) setelah
Dalam penelitian sebelumnya subjek yang diberikan intervensi/perlakuan. Sedangkan
dilibatkan yaitu mahasiswi yang berada pada kelompok kontrol tidak diberikan
pada masa remaja akhir sedangkan pada intervensi/perlakuan namun tetap
penelitian ini subjek yang dilibatkan dilakukan tes awal (Pretest) dan tes akhir
adalah siswi SMA yang berada pada masa (Posttest). Populasi dalam penelitian ini
remaja pertengahan. Pada masa remaja adalah seluruh siswi kelas XI SMAN 7
pertengahan pertumbuhan pubertas sudah Kota Malang yang mengalami nyeri haid
sempurna, namun disisi lain pertumbuhan yang berjumlah 143 siswi. Sampel yang
digunakan berjumlah 20 orang untuk Berdasarkan Tabel 4.1 di atas
masing-masing kelompok. Teknik dapat diketahui hasil analisis statistik
pengambilan sampel menggunakan teknik deskripsi data hasil penelitian nilai rata-
purposive sampling. Pembagian kelompok rata pretest 5 (nyeri sedang) dan posttest
menggunakan cara skala ordinal pairing 3,45 (nyeri ringan). Dengan nilai minimal
berdasarkan hasil tes awal (pretest). 3 dan nyeri maksimal 9 pada pretest
Penelitian ini menggunakan menjadi 0 dan 7 pada posttest.
instrumen Numeric Pain Rating Scale Deskripsi data hasil penelitian
(NPRS) untuk mengetahui tingkat nyeri tingkat nyeri haid pada kelompok kontrol
haid yang dialami. Instrumen ini telah dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini.
diuji validitas dan reliabilitasnya dan
menunjukkan konsistensi penilaian Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian
(0,673-0,825) serta mempunyai kekuatan Kelompok Kontrol
Kelompok Pretest Posttest
uji (r=0,71-0,99) termasuk kategori baik Kontrol (Tingkat (Tingkat
(Li dkk, 2007:226-227). Nyeri Haid) Nyeri Haid)
Data yang diperoleh dianalisis Rata-rata 5, 05 4,7
menggunakan uji beda (uji-t) dan analisis Standar 1,79106 1.30182
varian satu jalur (One Way ANOVA). Deviasi
Sebelum dilakukan analisis varian satu Minimal 3 2
jalur, terlebih dahulu dilakukan uji Maksimal 9 7
normalitas dan uji homogenitas dengan
taraf signifikansi p = 0,05. Setelah data Berdasarkan Tabel 4.2 di atas
dinyatakan normal dan homogen maka dapat diketahui hasil analisis statistik
selanjutnya dilakukan uji-t dan uji deskripsi data hasil penelitian nilai rata-
ANOVA dengan taraf signifikansi p = rata pretest 5,05 (nyeri sedang) dan
0,05. Uji-t digunakan untuk mengetahui posttest 4,7 (nyeri sedang). Dengan nilai
perbedaan rata-rata tes awal tes akhir minimal 3 dan nyeri maksimal 9 pada
masing-masing kelompok sedangkan uji pretest menjadi 2 dan 7 pada posttest.
One Way ANOVA digunakan untuk Setelah dijelaskan mengenai deskripsi
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data hasil penelitian, selanjutnya
pengaruh antara 2 kelompok. dilakukan uji prasyarat analisi varian yaitu
uji normalitas dan homogenitas.
Rangkuman hasil uji normalitas dapat
HASIL PENELITIAN
Deskripsi data hasil penelitian dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini.
tingkat nyeri haid sebelum dan sesudah
Tabel 4.3 Rangkuman Data Hasil Uji
dilakukan latihan William Flexion pada Normalitas Kelompok Kontrol
kelompok eksperimen dapat dilihat pada dan Eksperimen
Tabel 4.1 di bawah ini. Kelompok N Statistik Sig
1 20 1,163 0,134
Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian 2 20 0,501 0,963
Kelompok Eksperimen 3 20 0,989 0,282
Kelompok Pretest Posttest 4 20 1,078 0,195
Eksperimen (Tingkat (Tingkat
Nyeri Haid) Nyeri Haid) Berdasarkan data hasil perhitungan
Rata-rata 5 3,45 uji normalitas Kolmogorov Smirnov pada
Standar 1,80642 1.93241 Tabel 4.3 menunjukkan nilai signifikansi
Deviasi
pretest dan posttest masing-masing
Minimal 3 0
kelompok > 0,05, artinya semua data
Maksimal 9 7
berdistribusi normal. Selanjutnya
dilakukan analisis uji homogenitas. dilakukan uji Anova. Data hasil uji Anova
Rangkuman hasil uji homogenitas dapat dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.
dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.6 Data Hasil Uji One Way ANOVA
Tabel 4.4 Rangkuman Data Hasil Uji Sum of
Homogenitas Kelompok Kontrol Square Mean
dan Eksperimen s df Square F Sig
Kelompok N Levene Statistic Sig Betwee
14.400 8.35
1 20 0,187 0,668 n 14.400 1 . 0,006
1.724 4
2 20 Groups
3 20 1,524 0,225 Within
65.500 38
4 20 Groups
Total 79.900 39
Berdasarkan data hasil perhitungan
uji homogenitas Levene Statistic pada Berdasarkan Tabel 4.6 Uji Anava,
Tabel 4.4 menunjukkan nilai signifikansi menunjukkan nilai F-hitung sebesar 8,354
pretest dan posttest masing-masing dan nilai p = 0,006, maka terdapat
kelompok > 0,05, artinya semua data perbedaan pengaruh latihan William
bersifat homogen. Setelah dilakukan uji Flexion terhadap penurunan intensitas
prasyarat analisis varian dan semua data nyeri haid antara kelompok eksperimen
berdistribusi normal dan bersifat homogen dan kelompok kontrol.
maka dapat dilanjutkan dengan
menggunakan uji Anova. Namun, sebelum PEMBAHASAN
dilakukan uji Anova dilakukan uji beda Pengaruh William Flexion Exercise
(uji-t) untuk mengetahui perbedaan rata- terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
rata pretest dan posttest pada masing- Haid
masing kelompok. Uji beda (uji-t) dapat Berdasarkan data hasil penelitian,
dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini. tingkat nyeri haid (Dysmenorrhea) setelah
diberikan latihan William Flexion selama
Tabel 4.5 Data Hasil Uji-t Kelompok 6 minggu (3 kali seminggu) dengan durasi
Eksperimen dan Kntrol 45-60 menit lebih rendah apabila
Paired Sample t-Tets dibandingkan dengan tingkat nyeri haid
Kelompok t df Sig sebelum latihan pada kelompok
Eksperimen 4,841 19 0,000 eksperimen. Hal ini sejalan dengan
Kontrol 1,324 19 0,201
penelitian yang dilakukan Oktaviani &
Berdasarkan hasil perhitungan Lestari (2017:15) yang dilakukan pada 26
pada Tabel 4.5 di atas, menunjukkan mahasiswi, bahwa pemberian latihan
terdapat perbedaan rata-rata yang William Flexion efektif dalam
signifikan antara tes awal dan tes akhir menurunkan intensitas nyeri haid.
tingkat nyeri haid pada kelompok Penelitian yang dilakukan Shahr-jerdy dkk
eksperimen dengan latihan William (2012:131) “terhadap 179 siswi yang
Flexion dengan nilai t-hitung = 4,841 dan berusia 15-17 tahun, menunjukkan bahwa
latihan peregangan (Stretching) yang
nilai p = 0,000. Sedangkan pada kelompok
dilakukan selama 8 minggu (3 kali
kontrol menunjukkan tidak terdapat
seminggu) dengan durasi 90 menit dapat
perbedaan rata-rata yang signifikan antara
menurunkan intensitas nyeri haid yang
tes awal dan tes akhir tingkat nyeri haid
signifikan 7,65 (nyeri berat) menjadi 4,88
pada kelompok dengan nilai t-hitung =
(nyeri sedang) serta dapat menurunkan
1,324 dan nilai p = 0,201. Selanjutnya
lama nyeri dari 7,48 jam menjadi 3,86 jam
dan menurunkan penggunaan obat-obatan
analgesik”. Sejalan dengan penelitian menghasilkan asam arakhidonat (Dawood,
yang dilakukan Dehnavi dkk (2018:3) 2006:430). Asam arakhidonat bersama
tentang efek latihan aerobik terhadap dengan terjadinya kerusakan jaringan
dismenore primer pada mahasiswi endometrium akan menghasilkan
Universitas Mashhad menunjukkan bahwa prostaglandin. Kadar prostaglandin (PGF-
latihan aerobik yang dilakukan secara 2α) lebih tinggi selama dua hari pertama
teratur selama 8 minggu dengan intensitas menstruasi pada perempuan dengan
sedang dapat mengurangi nyeri haid serta dismenore primer (Anisa, 2015:61).
dapat mencegah terjadinya gangguan Tingginya kadar prostaglandin juga akan
menstruasi lainnya. Hal ini juga didukung mempengaruhi kontraksi otot rahim.
oleh penelitian yang dilakukan Vaziri dkk Prostaglandin akan merangsang otot-otot
(2015:27) “pada 105 mahasiswi di halus di dinding rahim untuk berkontraksi,
Universitas Bushehr yang dibagi menjadi semakin tinggi kadar prostaglandin, maka
3 kelompok, hasilnya menunjukkan kontraksi akan semakin kuat sehingga rasa
bahwa latihan aerobik dan latihan nyeri yang dirasakan akan semakin kuat.
peregangan efektif dalam menurunkan Nyeri haid yang dialami remaja
nyeri haid”. Dalam penelitian yang sebelum melakukan William Flexion
dilakukan Marlinda & Purwaningsih Exercise disebabkan karena adanya
(2013:122) terdapat pengaruh senam peningkatan produksi hormon
dismenore terhadap penurunan intensitas prostaglandin yang menyebabkan
nyeri haid serta terdapat perbedaan tingkat hiperaktivitas otot rahim (uterus). Dengan
nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan melakukan latihan William Flexion
senam dismenore pada kelompok diharapkan dapat menurunkan nyeri haid
perlakuan pada remaja putri di Desa yang dialami. Latihan fisik disarankan
Sidoharjo Kecamatan Pati. sebagai pendekatan non medis untuk
Menurut Manurung dkk pengelolaan gejala dismenore (Gamit dkk,
(2015:1258) “dismenore terjadi karena 2014:549). Latihan William Flexion
endometrium dalam fase sekresi merupakan salah satu latihan peregangan
memproduksi prostaglandin yang atau stretching. Dalam latihan William
berlebihan, prostaglandin (PGF-2α) yang Flexion Exercise ada tujuh macam
berlebihan dapat menyebabkan hipertonus gerakan yang dilakukan, di antaranya
dan vasokontriksi pada miometrium adalah Pelvic Tilt, Single Knee to Chest,
sehingga mengakibatkan iskemia, Double Knee to Chest, Partial Sit-up,
disintegrasi endometrium, pendarahan dan Hamstring Stretch, Hip Flexor Stretch,
nyeri”. Akibat peningkatan kontraksi Squat (Kumar, 2015:35).
uterus dan vasokontriksi pembuluh darah Menurut Ningsih dkk (2013:73)
akan menyebabkan aliran darah yang “tujuan latihan peregangan otot adalah
menuju uterus menurun, sehingga uterus membantu meningkatkan oksigenasi atau
tidak mendapat suplai oksigen yang cukup proses pertukaran oksigen dan
sehingga saat menstruasi terjadi nyeri. karbondioksida di dalam sel serta
Saat korpus luteum mengalami regresi dan menstimulasi aliran drainase sistem getah
tidak terjadi pembuahan mengakibatkan bening, sehingga dapat meningkatkan
hormon progesteron akan mengalami kelenturan otot dengan cara
penurunan dan labilisasi membran lisosom mengembalikan otot-otot pada panjangnya
sehingga mudah pecah dan melepaskan yang alamiah dan dapat memelihara
enzim fosfolipase yang kemudian fungsinya dengan baik serta memperbaiki
menghidrolisis senyawa fosfolipid yang elastisitas atau fleksibilitas jaringan tubuh
ada pada sel endometrium dan serta mengurangi kram pada otot”.
Latihan yang dilakukan secara Universitas Andalas Tahun Ajaran 2012-
rutin dapat meningkatkan jumlah dan 2013.
ukuran pembuluh darah, sehingga dapat Olahraga merupakan salah satu
menyalurkan darah ke seluruh tubuh rangsangan yang sangat fisiologis dan
termasuk organ reproduksi. Menurut Laili melibatkan semua sistem tubuh, baik itu
(2012:72) “meningkatkan volume darah sistem otot, syaraf, sistem metabolisme
yang mengalir ke seluruh tubuh termasuk maupun sistem hormon (Sugiharto,
organ reproduksi dapat memperlancar 2012:54). Olahraga merupakan salah satu
suplai oksigen ke pembuluh darah yang teknik relaksasi yang dapat digunakan
mengalami vasokontriksi, sehingga nyeri untuk menurunkan intensitas nyeri haid,
haid dapat berkurang”. Tipe latihan hal ini disebabkan pada saat olahraga
aerobik dapat meningkatkan kadar terjadi berbagai perubahan fisiologi dalam
mioglobin mencapai 90% (Sugiharto, tubuh yang bermanfaat bagi kesehatan,
2014:74). Selama olahraga akan salah satunya tubuh akan mengeluarkan
meningkatkan tekanan darah, konsumsi hormon endorphin pada saat melakukan
oksigen dan aliran darah (Sarifin, olahraga selama >30 menit. Endorphin
2011:11). Tipe latihan peregangan juga merupakan salah satu neurotransmitter
memiliki manfaat yang baik bagi yang termasuk ke dalam golongan opioid
penderita nyeri haid. Menurut Renuka & endogen yang dapat ditemukan pada
Jeyagowri (2015:1) “latihan peregangan serabut saraf. Endorphin berfungsi sebagai
dapat mengembalikan mobilitas dan neurotransmitter dan memiliki struktur
meningkatkan sirkulasi darah di jaringan yang sama dengan morfin, yaitu obat
tulang belakang dan persendian, yang digunakan untuk menghilangkan
mengendurkan otot uterus yang tegang rasa sakit (Rokade, 2011:436). Endorphin
dan mempertahankan tonus otot perut diproduksi dalam tubuh oleh kelenjar
yang baik”. Hal ini dapat memperlancar pituitari. Menurut Sugiharto (2014:279).
peredaran darah yang tersumbat akibat “latihan fisik atau olahraga dapat
terjadi vasokontriksi saat menstruasi yang meningkatkan kadar β-endorphin 4 sampai
menyebabkan nyeri dan kram otot. Selama 5 kali lipat dalam darah”. Sehingga
olahraga tubuh juga akan mengeluarkan semakin banyak latihan maka akan
hormon endorphin yang diproduksi oleh semakin tinggi kadar β-endorphin.
otak dan sumsum tulang belakang yang Hormon endorphin yang dihasilkan ketika
berfungsi sebagai obat penenang alami olahraga kemudian dialirkan ke seluruh
sehingga menimbulkan rasa nyaman tubuh. Hormon ini dapat berfungsi sebagai
(Windastiwi dkk, 2017:18). Maka dari itu obat penenang alami yang diproduksi otak
olahraga sangat dianjurkan untuk yang melahirkan rasa nyaman dan untuk
penderita nyeri haid sebagai salah satu mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi
alternatif untuk mengurangi intensitas (Marlinda & Purwaningsih, 2013:121).
nyeri yang dialami. Dalam beberapa Hormon endorphin akan mengendalikan
penelitian menyimpulkan bahwa latihan kondisi pembuluh darah kembali normal
aerobik dan stretching efektif dalam dan menjaga aliran darah dapat mengalir
menurunkan nyeri haid. Hasil penelitian tanpa hambatan. Peningkatan metabolisme
yang dilakukan Bahri (2015:820) terdapat aliran darah pada pelvis yang muncul
hubungan yang bermakna antara jenis selama olahraga dapat mempengaruhi
olahraga dengan dismenore pada nyeri haid. Peningkatan aliran darah
mahasisiwi pre-klinik program studi tersebut dapat mengurangi nyeri iskemik
pendidikan dokter Fakultas Kedokteran selama menstruasi. Aktivitas fisik/
olahraga yang dilakukan dengan baik dan
teratur dapat menurunkan intensitas dan Astria, I., Utami, S., & Utomo, W. 2015.
durasi pada dismenore primer (Fallah & Efektivitas Kombinasi Teknik Slow
Mirfeizi: 2018:60). Deep Breathing dan Teknik
Effleurage terhadap Intensitas Nyeri
KESIMPULAN Dismenore. JOM, 2 (2), 1169-1177.
Berdasarkan hasil penelitian yang Bahri, A. A. 2015. Penelitian Hubungan
diperoleh dapat disimpulkan bahwa antara Kebiasaan Olahraga dengan
program latihan William Flexion yang Dismenore pada Mahasiswi Pre-
dilakukan selama 6 minggu (3 kali Klinik Program Studi Pendidikan
seminggu) dengan durasi 45-60 menit Dokter Fakultas Kedokteran
dapat menurunkan intensitas nyeri haid Universitas Andalas Tahun Ajaran
pada siswi SMAN 7 Kota Malang. 2012. Jurnal Kesehatan Andalas, 4
Berdasarkan data hasil perhitungan (3), 815-821.
menggunakan analisis One Way ANOVA Batubara, J. R. L. (2010). Adolescent
didapatkan nilai p = 0,006, dapat Development. Sari Pediatri, 12 (1),
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan 21-29.
pengaruh latihan William Flexion terhadap Bernardi, M., Lazzeri, L., Petraglia, F.,
penurunan intensitas nyeri haid Perelli, F., & Reis, F. M. 2018.
(Dysmenorrhea) antara kelompok Dysmenorrhea and Related Disorders
eksperimen dan kelompok kontrol. [ version 1 ; referees : 3 approved ]
Referee Status : F1000Research, 6
SARAN (0), 1-7.
Berdasarkan hasil penelitian yang Dawood, M. Y. 2006. Primary
disimpulkan diatas, maka peneliti Dysmenorrhea Advances in
menyarankan bagi responden dan Pathogenesis and Management.
masyarakat terutama remaja putri yang Jurnal Green, 108 (2), 428-441.
sering mengalami nyeri haid diharapkan Dehnavi, Z. M., Jafarnejad, F., & Kamali,
dapat melakukan latihan William Flexion Z. 2018. The Effect of Aerobic
sebelum menstruasi secara mandiri agar Exercise on Primary Dysmenorrhea :
tingkat nyeri dapat berkurang. Bagi A Clinical Trial Study. Journal of
peneliti selanjutnya diharapkan dapat Education and Health Promotion, 7
meneliti program latihan lain yang lebih (1), 1-5.
mudah dan efektif dalam menurunkan El-Gilany, A.-H., Badawi, K., & El-
intensitas nyeri haid serta dapat dapat Fedawy, S. 2005. Epidemiology of
memperhitungkan mengenai kekuatan Dysmenorrhoea Among Adolescent
setiap individu dalam menghadapi nyeri Students in Mansoura, Egypt.
berbeda-beda. Eastern Mediterranean Health
Journal, 11 (1/2), 155-163.
DAFTAR RUJUKAN Ermawati, E., & Indriyati. 2011.
Anisa, M. V. 2015. The Effect of Hubungan antara Konsep Diri
Exercises on Primary Dysmenorrhea. dengan Perilaku Konsumtif pada
Jurnal Majority, 4 (2), 60-65. Remaja di SMPN 1 Piyungan. Jurnal
Arifiani, A. 2016. Efektivitas Latihan Spirits, 2 (1), 1-12.
Peregangan Perut (Abdominal Fajaryati, N. 2012. Hubungan Kebiasaan
Stretching Exercise) dalam Olahraga dengan Dismenore Primer
Mengurangi Dismenore pada Remaja Remaja Putri di SMPN 2 Mirit
Putri di SMA Panca Bhakti Kebumen. Jurnal Komunikasi
Pontianak. Naskah Publikasi, 4-13. Kesehatan, 3 (1), 1-11.
Fallah, F., & Mirfeizi, M. 2018. How Is Penurunan Dismenore pada Remaja
the Quality and Quantity of Primary Putri di Desa Sidoharjo Kecamatan
Dysmenorrhea Affected by Physical Pati. Jurnal Keperawatan
Exercises ? A Study Among Iranian Maternitas, 1 (2), 118-123.
Students. Ternational Journal of Ningsih, R., Setyowati, & Rahmah, H.
Women’s Health and Reproduction 2013. Efektivitas Paket Pereda Nyeri
Sciences, 6 (1), 60-66. pada Remaja dengan Dismenore.
https://doi.org/10.15296/ijwhr.2018.1 Jurnal Keperawatan Indonesia, 16
1 (2), 67-76.
Gamit, K. S., Sheth, M. S., & Vyas, N. J. Oktaviani, A. S., & Lestari, U. 2017.
2014. The Effect of Stretching Efektivitas William’s Flexion
Exercise on Primary Dysmenorrhea Exercise dalam Pengurangan Nyeri
in Adult Girls. International Journal Haid (Dismenore). Jurnal Ilmiah
of Medical Science and Public Kebidanan, 8 (1), 10-16.
Health, 3 (5), 549-551. Pramita, I., Pangkahila, A., & Sugijanto.
Kumar, M. 2015. Effectiveness of 2015. Core Stability Exercise Lebih
William’s Flexion Exercise in the Baik Meningkatkan Aktivitas
Management of Low Back Pain. Fungsional daripada William’s
International Journal of Flexion Excercise pada Pasien Nyeri
Physiotherapy & Occupational Punggung Bawah Miogenik. Sport
Therapy, 1 (1), 33-40. and Fitness Journal, 3 (1), 35-49.
Laili, N. 2012. Perbedaan Tingkat Nyeri Renuka, K., & Jeyagowri, S. 2015.
Haid (Dismenore) Sebelum dan Stretching Exercise Therapy and
Sesudah Senam Dismenore pada Primary Dysmenorrhea–Nursing
Remaja Putri di SMAN 2 Jember. Perspectives. Journal of Nursing and
Skripsi, Jember: Program Studi Ilmu Health Science (IOSR-JNHS), 4 (3),
Keperawatan, Universitas Jember. 1-4. https://doi.org/10.9790/1959-
Li, L., Liu, X., & Herr, K. 2007. 04330104
Postoperative Pain Intensity Rochmania, B. K. 2015. Sikap Remaja
Assessment : A Comparison of Four Putri dalam Menghadapi Perubahan
Scales in Chinese Adults. Fisik Masa Pubertas. Jurnal
Postoperative Pain Intensity Promkes, 3 (2), 206-217.
Assessment in Chinese, 8 (3), 223- Rokade, P. B. 2011. Release of
234. https://doi.org/10.1111/j.1526- Endomorphin Hormone and its
4637.2007.00296.x Effects on Our Body and Moods : A
Mahvash, N., Eidy, A., Mehdi, K., Zahra, Review. International Conference on
M. T., Mani, M., & Shahla, H. 2012. Chemical, Biological and
The Effect of Physical Activity on Environment Sciences, 431127 (215),
Primary Dysmenorrhea of Female 436-438.
University Students. World Applied Salbiah. 2014. Penurunan Tingkat Nyeri
Sciences Journal 17, 17 (10), 1246- Saat Menstruasi Melalui Latihan
1252. Abdominal Stretching. Jurnal Ilmu
Manurung, M. F., Utami, S., & HD, S. R. Keperawatan, 72-82.
2015. Efektivitas Yoga terhadap Sarifin. 2011. Dampak Faal dari Program
Nyeri Dismenore pada Remaja. JOM, Pelatihan (Exercise Program) pada
2 (2), 1258-1265. Orang Dewasa. Jurnal ILARA, 11
Marlinda, R., & Purwaningsih, P. 2013. (2), 8-14.
Pengaruh Senam Dismenore terhadap Shahr-jerdy, S., Hosseini, R. S., & Gh, M.
E. 2012. Effects of Stretching Mundarti. 2017. Pengaruh
Exercises on Primary Dysmenorrhea Abdominal Stretching Exercise
in Adolescent Girls. Journal terhadap Intensitas Nyeri Haid.
Biomedical Human Kinetics, 4, 127- Jurnal Kebidanan, 6 (12), 17-26.
132. https://doi.org/10.2478/v10101- Yulitania, D. D. 2015. Perbedaan
012-0024-y Pengaruh Peregangan dan William
Sinaga, E., Saribanon, N., Sa’adah, S. N., Flexion Exercise terhadap Nyeri
Salamah, U., Murti, Y. A., Punggung Bawah Non Spesifik pada
Trisnamiati, A., & Lorita, S. 2017. Pemetik Teh di Perkebunan Teh
Manajemen Kesehatan Menstruasi. Jamus. Naskah Publikasi, 1-12.
Universal Nasional JWWASH
Global One.
Suban, P. A., Perwiraningtyas, P., &
Susmini. (2017). Pengaruh Terapi
Air Putih terhadap Penurunan
Dismenorhea Primer pada Remaja
Putri di Kos Bambu Kelurahan
Tlogomas Kota Malang. Nursing
News, 2 (3), 174-192.
Sugiharto. 2012. Fisioneurohormonal
pada Stresor Olahraga. Jurnal Sains
Psikologi, 2 (2), 54-66.
Sugiharto. 2014. Fisiologi Olahraga.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Suwanti, S., Wahyuningsih, M., &
Liliana, A. 2018. Pengaruh
Aromaterapi Lemon (Cytrus)
terhadap Penurunan Nyeri
Menstruasi pada Mahasiswi di
Universitas Respati Yogyakarta.
Jurnal Keperawatan Respati, 5 (1),
345-349.
Vaziri, F., Hoseini, A., Kamali, F., Abdali,
K., Hadianfard, M., & Sayadi, M.
2015. Comparing the Effects of
Aerobic and Stretching Exercises on
the Intensity of Primary
Dysmenorrhea in the Students of
Universities of Bushehr. Journal of
Family and Reproductive Health, 9
(1), 23-28.
Wardhani, D. T. 2012. Perkembangan dan
Seksualitas Remaja. Jurnal
Informasi, 17 (03), 184-191.
Winarno. (2013). Metodologi Penelitian
dalam Pendidikan Jasmani (UM
PERS). Malang.
Windastiwi, W., Pujiastuti, W., &

Anda mungkin juga menyukai