Anda di halaman 1dari 9

Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 102-110

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN


DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI

Nova Rita*, Putri Gusmala Sari


Akademi Keperawatan ‘Aisyiyah Padang
Email : noevaiit@gmail.com

Abstract

During menstruation, women experience menstrual problems, one of which is dysmenorrhea.


The biggest prevalence of menstrual problems in adolescents is menstrual pain (89.5%),
followed by menstrual irregularities (31.2%), an extension of the duration of menstruation
(5.3%). 60-70% of people with dysmenorrhea are adolescents who can cause effects such as
fatigue so that they can interfere with daily activities.
This study aims to determine the relationship of stress levels with the incidence of primary
dysmenorrhea in young women in 12 Padang Senior High School in 2019.
This type of research is descriptive-analytic with a cross-sectional approach. This research
was conducted on May 20-29, 2019 at Padang State High School 12. The study population
was 374 people with a sample of 79 people. This study uses a questionnaire using the
stratified random sampling technique. Data analysis using univariate and bivariate data
analysis.
The results showed that the majority of respondents (64.6%) included moderate stress
categories and (91.1%) respondents experienced dysmenorrhea during menstruation. The
statistical test concluded that there was no significant relationship between stress levels and
the incidence of primary dysmenorrhea in young women in SMA 12 Padang in 2019 with
the results (p-value = 0.240).

Keywords: Stress Level; the incidence of dysmenorrhea

Abstrak

Selama haid wanita banyak mengalami masalah menstruasi, salah satunya adalah
Dismenore. Prevalensi terbesar masalah menstruasi pada remaja adalah nyeri
menstruasi (89,5%), diikuti ketidakteraturan menstruasi (31,2%), serta perpanjangan
durasi menstruasi (5,3%). 60-70% penderita dismenore adalah remaja yang dapat
menyebabkan dampak seperti kelelahan sehingga dapat mengganggu kegiatan
sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres
dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMA Negeri 12 Padang
Tahun 2019.Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20-29 Mei 2019 di SMA Negeri 12

102
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 102-110

Padang. Populasi penelitian adalah 374 orang dengan sampel 79 orang. Penelitian
ini menggunakan kuesioner dengan menggunakan teknik stratified random sampling.
Analisa data menggunakan analisa data univariat dan bivariat.Hasil penelitian
menunjukan sebagian besar responden (64,6%) termasuk kategori stres ringan dan
(91,1%) responden mengalami dismenore. Uji statistik disimpulkan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kejadian dismenore primer
pada remaja putri di SMA Negeri 12 Padang tahun 2019 dengan hasil (p-value =
0.240).

Kata kunci: Tingkat Stres; kejadian dismenore

PENDAHULUAN primer lebih banyak terjadi pada


Dismenore adalah nyeri perut yang remaja.
berasal dari kram rahim yang terjadi Menurut Juliana, Selfi & Franli,
selama haid. Rasa nyeri timbul (2019), fenomena Angka kejadian
bersamaan dengan permulaan haid dismenore di dunia sangat besar, rata-
dan berlangsung beberapa jam hingga rata lebih dari 50% perempuan di
beberapa hari hingga mencapai puncak setiap Negara mengalami
nyeri.Menurut Sholihah (2016), nyerimenstruasi. DiAmerika angka
dismenore menyebabkan dampak fisik presentasenya sekitar 60% dan di
berupa gangguan aktivitas dan Swedia sekitar 72% sementara di
pekerjaan serta dampak psikologis Indonesia angkanya di perkirakan 55%
berupa kecemasan dan depresi. perempuan usia produktif yang
Dampak dismenore dikaitkan dengan tersiksa oleh nyeri menstruasi
sejumlah masalah seperti kelemahan, (Hamdayani 2018), mengatakan bahwa
keringat berlebihan, dan hilangnya di Indonesia angka kejadian dismenore
nafsu makan gangguan pola tidur, primer sebesar 54,89%. Angka
sehingga menggangu kegiatan sehari- kejadian nyeri menstruasi di Sumatera
hari. Barat pada tahun 2013 mencapai 57,3%.
Prevalensi terbesar masalah Faktor penyebab dari dismenore
menstruasi pada remaja adalah nyeri meliputi usia, lama menstruasi, stres
menstruasi (89,5%), diikuti aktivitas fisik, kebiaasaan merokok dan
ketidakteraturan menstruasi (31,2%), indeks masa tubuh, salah satu faktor
serta perpanjangan durasi menstruasi yang dekat dengan remaja adalah stres,
(5,3%). Suatu penelitian yang hal ini dapat diketahui banyaknya
disebutkan oleh Hamdayani (2018), penelitian yang menemukan bahwa
menjelaskan 60-70 % penderita stres sangat berpengaruh terhadap
dismenore adalah perempuan muda dismenore. Salah satunya penelitian
atau remaja.Kejadian tersebut dapat yang dilakukan oleh M. Bahrul Ilmi,
menunjukkan bahwa dismenore Fahruazi dan Mahrita (2017), tentang

103
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 102-110

dismenore sebagai faktor stres pada atas yang terdiri dari MAN 2 Padang,
remaja putri kelas X dan XI di SMA SMA Negeri 3 Padang dan SMA
Kristen kanaan Banjarmasin Negeri 12 Padang yang disurvei oleh
didapatkan hasil dari 94 responden, peneliti didapatkan data tertinggi
kategori tidak stres terdapat 8 (88.9%), siswi yang mengalami dismenore
1 (11,1%) responden dengan nyeri adalah SMA Negeri 12 Padang, dari 10
ringan dan 0 responden untuk nyeri siswi yang diwawancarai didapatkan
berat, kategori stres ringan terdapat 36 hasil 8 diantaranya mengalami
(57,1%) responden nyeri ringan, 17 dismenore pada saat menstruasi dan 2
(27,0%) responden nyeri sedang dan 10 siswi lainnya mengatakan tidak
(15,9 %) responden dengan nyeri berat mengalami dismenore, dari 8 orang
sedangkan hasil kategori stres berat yang mengalami dismenore, 4 orang
terdapat 1 (4,5%) kategori nyeri ringan, diantaranya mengatakan dismenore
13 (59,1%) kategori nyeri sedang dan 8 disebabkan karena stres. Berdasarkan
(36,4%) nyeri berat. latar belakang diatas peneliti tertarik
Stres merupakan salah satu respon untuk melakukan penelitian terhadap
fisiologis, psikologis dan perilaku hubungan tingkat stres dengan
dalam beradaptasi terhadap tekanan kejadian dismenore primer pada
internal dan eksternal.Masa remaja remaja di SMA Negeri 12 Padang.
sering dikatakan sebagai periode Tujuan dari penelitian ini untuk
“badai dan tekanan” atau storm and mengetahui hubungan tingkat stres
stress”, suatu masa dimana ketegangan terhadap kejadian dismenore pada
emosi meningkat akibat perubahan remaja putri di SMA Negeri 12 Padang.
fisik dan kelenjar yang menyebabkan
remaja sangat sensitif dan rawan METODE PENELITIAN
terhadap stres. Pada saat stres, tubuh Jenis penelitian pada penelitian ini
akan memproduksi hormone estrogen adalah metode analitik dengan
dan prostaglandin yang berlebihan pendekatan Cross Sectional,).
sehingga menyebabkan peningkatan Populasi pada penelitian ini adalah
kontraksi uterus secara berlebihan semua siswi kelas X dan XI yang sudah
sehingga mengakibatkan nyeri pada mengalami menstruasi dan mengalami
saat menstruasi. Hormon adrenalin dismenore pada saat haid di SMA
juga mengalami peningkatan dan Negeri 12 Padang sebanyak 374 orang.
menyebabkan otot tubuhtegang Pada penelitian ini mengambil
termasuk otot rahim dan menjadi nyeri sampel dengan menggunakan teknik “
pada saat menstruasi. (Sari, Adnil & Stratified Random Sampling”. Jenis data
Defrin, 2015). yang digunakan adalah data primer
Dari survei awal yang dilakukan diperoleh secara langsung dari siswi
peneliti terhadap 3 sekolah menengah kelas X & XI yang mengalami

104
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 102-110

dismenore di SMA Negeri 12 Padang yaitu dari 79 responden 72 orang


dan diperoleh jawaban dari (91.1%) mengalami dismenore.
pertanyaan yang disediakan melalui
kuesioner, an data sekunder berupa Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Kejadian Dismenore Pada
data yang didapatkan dari tata usaha Remaja Putri Di SMA Negeri 12 Padang
SMA Negeri 12 Padang yaitu data Tahun 2019
No Kejadian Dismenore f %
siswa SMA Negeri 12 Padang.
1. Tidak Terjadi 7 8.9
2. Terjadi 72 91.1
HASIL PENELITIAN Total 79 100
Analisa Univariat
Analisa univariat ini bertujuan Analisis Bivariat
untuk menjelaskan atau Analisa bivariat dilakukan untuk
mendeskripsikan karakteristik setiap melihat hubungan antara dua variable
variabel penelitian sehingga dapat yaitu variabel independen (tingkat
mengetahui distribusi frekuensi dari stres) dan variabel dependen (kejadian
masing-masing variabel penelitian dismenore). Semua variabel
(variabel independen dan variabel merupakan data kategori sehingga
dependen ) yaitu tingkat stres dan menggunakan uji chi-square dan
kejadian dismenore primer pada memperoleh hasil sebagaimana yang
remaja putri di SMA Negeri 12 Padang ditunjukkan pada tabel 3.
tahun 2019. Adapun hasilnya sebagai Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat
berikut : bahwa kejadian dismenore lebih tinggi
pada siswi dengan tingkat stres ringan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Tingkat Stres Pada Remaja Putri
48 orang (94,1%), dibandingkan tingkat
di SMA Negeri 12 Padang Tahun 2019 stres sedang, berat, sangat berat dan
No Tingkat Stres f % normal. pada hasil uji chi-square
1. Normal 6 7,6
2. Ringan 51 64,6 didapatkan p-value = 0,240 (p-value>
3. Sedang 19 24,0 0.05) sehingga tidak ada hubungan
4. Berat 3 3.8
bermakna antara tingkat stres dengan
5. Sangat Berat 0 0
Total 79 100 kejadian dismenore primer pada
remaja putri di SMA Negeri 12 Padang
Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat tahun 2019.
dilihat bahwa tingkat stres pada siswi
tertinggi pada tingkat stres ringan PEMBAHASAN
(64,4%), dibandingkan dengan tingkat Tingkat Stres Pada Remaja Putri Di
stres sedang, berat, sangat berat dan SMA Negeri 12 Padang Tahun 2019
normal di SMA Negeri 12 Padang. Dari Berdasarkan hasil penelitian tentang
tabel 2 dapat dilihat sebagian besar tingkat stres pada remaja putri di SMA

105
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 102-110

Tabel 3. Distribusi frekuensi hubungan tingkat stres dengan kejadian dismenore primer pada
remaja putri di sma negeri 12 padang tahun 2019
Kejadian Dismenore Total P-value
Tingkat Stres Tidak Terjadi Terjadi
f % F % f %
Normal 0 0 6 100 6 100
Ringan 3 5.9 48 94,1 51 100
Sedang 4 21,1 15 78,9 19 100 0,240
Berat 0 0 3 100 3 100
Sangat Berat 0 0 0 0 0 0
Total 7 8,9 72 91,1 79 100

Negeri 12 Padang didapatkan bahwa oleh Fitriana & Sutarni (2017),


dari 79 responden lebih dari separoh responden yang mengalami stres
mengalami stres ringan yaitu sebanyak sedang lebih bnyak dibandingkan
51 orang (64,6%), 19 orang (24,0%) stres ringan yaitu stres sedang
mengalami stres sedang, 6 orang (7,6%) sebanyak 20 orang (45.4%), stres
berada pada tingkat normal atau tidak ringan sebanyak 9 orang (20,5%), stres
stres, mengalami stres berat 3 orang normal sebanyak 8 orang (18,2%), stres
(3.8 %) dan tidak ada responden yang berat sebanyak 6 orang (13,6%) dan
mengalami stres sangat berat pada stres sangat berat sebanyak 1 orang
remaja putri di SMA Negeri 12 Padang (2,3%).
tahun 2019. Menurut analisa yang di peroleh
Sesuai dengan teori Iilmi, Fahruazi peneliti, dapat disimpulkan bahwa
& Mahrita (2017), menjelaskan bahwa dari 79 responden didapatkan hasil 51
stres merupakan suatu respon orang (64,6%) remaja diantaranya
fisiologis, psikologis dan perilaku mengalami stres ringan, dimana dapat
manusia yang mencoba untuk dilihat berdasarkan teori, stres ringan
mengadaptasi dan mengatur, baik membuat respon perilaku seperti
tekanan internal dan eksternal. merasa gelisah, mudah merasa lelah
Hasil penelitan ini sama dengan dan emosi yang labil, ini merupakan
penlitian Sari, Adnil & Defrin (2015) hal yang sering dialami dalam
didapatkan hasil bahwa responden kehidupan sehari-hari. Dan menurut
yang memiliki tingkat stres ringan peneliti responden banyak mengalami
lebih banyak di bandingkan tingkat dismenore karena banyak ditemukan
stres sedang dan berat, yaitu stres dari kuesioner yang diisi oleh
ringan sebanyak 74 orang (44,8%), responden, dimana remaja sering
tingkat stres sedang sebanyak 21 orang merasa gelisah saat tugas sekolah
(12,7%) dan tingkat stres berat menumpuk (54 orang) atau (68,3%),
sebanyak 11 orang (6,7%). Lain halnya merasa lelah saat jadwal sekolah
dengan hasil penelitian yang dilakukan terlalu padat (48 orang) atau (60,7%)

106
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 102-110

dan merasa terbebani saat tugas Hasil penelitian Gustina, Anisa & Bejo,
sekolah semakin banyak (50 orang) 2015 tentang kejadian dismenore
atau (63,3%), Selain itu, juga ditemukan primer pada remaja didapatkan hasil,
banyaknya remaja yang mengalami sebagian besar responden dari 148
emosi yang kadang sulit untuk responden 127 orang (85,8%)
dikontrol dengan masalah yang sepele diantaranya mengalami dismenore
(41 orang) atau (51,9%), hal ini dan 21 orang (14,2%) tidak dismenore.
merupakan termasuk ciri-ciri dari stres Kejadian dismenore pada remaja
ringan pada remaja. banyak dijumpai karena disebabkan
oleh aktivitas fisik dan tingkat stres
Kejadian Dismenore Pada Remaja yang dapat memicu terjadinya
Putri Di SMA Negeri 12 Padang Tahun dismenore pada remaja putri.
2019. Menurut analisa peneliti
Berdasarkan hasil penelitian dapat berdasarkan hasil kuesioner yang diisi
dilihat bahwa dari 79 responden oleh responden, dapat peneliti
didapatkan sebagian besar responden simpulkan bahwa banyaknya kejadian
mengalami dismenore yaitu 72 orang dismenore pada remaja putri
(91,1%) sedangkan responden yang disebabkan karena kegiatan remaja
tidak mengalami dismenore sebanyak yang cukup banyak, terutama di
7 orang (8,9%). sekolah, hal ini dibuktikan karena
Dismenore adalah nyeri perut yang sebagian besar dari responden sering
berasal dari kram rahim yang terjadi merasa lelah saat jadwal sekolah
selama haid, rasa nyeri timbul terlalu padat dan tuntutan jadwal
bersamaan dengan permulaan haid mata pelajaran yang banyak dapat
dan berlangsung beberapa jam hingga membuat siswi kurang istirahat, yang
beberapa hari hingga mencapai puncak terdapat pada item no 11 pada
nyeri.(Larasati & Faridah, 2015). Faktor kuesioner (48 orang) atau (60,7%).
penyebab dismenore meliputi usia,
lama menstruasi, stres, aktivitas fisik, Hubungan Tingkat Stres dengan
kebiasaan merokok dan indeks masa Kejadian Dismenore Primer Pada
tubuh. Angka kejadian dismenore Remaja Putri Di SMA Negeri 12
cukup tinggi pada remaja dan dapat Padang Tahun 2019.
menyebabkan seseorang menjadi Berdasarkan hasil penelitian
lemas, tidak bertenaga, pucat, mengenai hubungan tingkat stres
kurangnya konsentrasi sehingga dengan kejadian dismenore,
berdampak negative pada kegiatan didapatkan bahwa kejadian dismenore
sehari-hari dan menjadi salah satu lebih tinggi pada remaja putri dengan
alasan remaja tidak melakukan tingkat stres ringan yaitu sebanyak 48
aktifitas seperti sekolah. Bekerja dan orang (94,1%). Hasil uji chi-square
lain-lain.(Fitriana & Sutarni 2017). didapatkan p-value 0,240 (p ≥ 0,05) yang

107
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 102-110

berarti tidak ada hubungan yang orang (64,6%) mayoritas penyebab


bermakna antara tingkat stres dengan dari dismenore pada remaja adalah
kejadian dismenore primer pada kurangnya istirahat dan terlalu
remaja putri di SMA Negeri 12 Padang. banyaknya aktivitas fisik pada remaja
Stres merupakan suatu respon seperti data dari hasil kuesioner yang
fisiologis, psikologis dari manusia didapat berdasarkan item no 11 (48
yang mencoba untuk beradaptasi dan orang) atau (60,7%) serta pola makan
mengatur baik tekanan internal dan yang tidak teratur yang dapat
eksternal. Stres dapat menjadi salah mempengaruhi gizi, selain itu tingkat
satu faktor penyebab dismenore. stres dan beban pemikiran yang
Dismenore adalah rasa sakit pada masa semakin berat akan mempengaruhi
menstruasi yang cukup parah hingga terjadinya dismenore, semakin tinggi
mengganggu aktivitas.(Ilmi, Fahruazi tingkat stres pada remaja maka
& Mahrita, 2017). Bentuk dismenore semakin besar pula kemungkinan
yang banyak dialami remaja adalah terjadinya dismenore pada remaja.
kekakuan atau kejang dibagian perut Terkait dengan tingkat stres
bawah. dimungkinkan dipengaruhi oleh
Hasil penelitian ini sama dengan beberapa hal, dimana salah satunya
penelitian yang dilakukan oleh ismalia adalah lingkungan (Wahyuningsih
(2017), dimana tidak terdapat 2018). Lingkungan merupakan
hubungan bermakna antara stres keadaan sekitar individu, dapat dilihat
dengan dismenore primer pada oleh peneliti lingkungan sekolah pada
mahasiswi fakultas kedokteran lokasi penelitian cukup nyaman
universitas Lampung angkatan 2015. karena perkarangan sekolah dipenuhi
Hasil penelitian ini bertentangan oleh pohon besar, sehingga udara
dengan penelitian yang dilakukan oleh lingkungan sejuk, jika lingkungan
Ilmi, Fahruazi & Mahrita (2017), terasa nyaman maka permasalahan
menunjukan bahwa adanya hubungan ataupun segala kondisi yang dapat
bermakna antara tingkat stres dengan menimbulkan masalah respon fisik
kejadian dismenore, hasil uji chi-square yang negatif akan menjadi berkurang,
didapatkan p-value = 0,037 (p<0,05) sehingga tingkat stres pada siswi tidak
yang artinya adanya hubungan akan meningkat.
bermakna antara tingkat stres dengan Selain itu hal yang dapat menjadi
kejadian dismenore. penyebab tidak adanya hubungan
Menurut analisa peneliti yang bermakna antara tingkat stres
berdasarkan hasil penelitian yang dengan kejadian dismenore adalah
didapatkan yaitu responden yang koping individu yang baik dalam
mengalami dismenore terdapat pada menghadapi permasalahan sehingga
tingkat stres ringan yaitu sebanyak 51 tingkat stress tidak begitu berat

108
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 102-110

dirasakan oleh individu itu sendiri. Gustina, T, Anisa, CW & Bejo, R. 2015.
Dapat disimpulkan bahwa tidak hanya Hubungan antara usia manarche dan
tingkat stres yang dapat lama menstruasi dengan kejadian
mempengaruhi dismenore namun bisa dismenore primer pada remaja putri di
juga faktor lain seperti pengaruh gizi, SMK N 4 Surakarta. Skripsi fakultas
aktivitas fisik serta koping individu ilmu kesehatan universitas
yang baik, dan hal ini dapat menjadi muhammadiyah Surakarta 2015
penyebab bahwa tingkat stres tidak (hal 3 )
mempunyai hubungan bermakna Hamdayani, D. (2018). pengaruh
dengan kejadian dismenore. pemberian minuman kunyit asam
terhadap penurunan dismenore primer
KESIMPULAN pada mahasiswi tingkat II prodi SI
Berdasarkan penelitian telah keperawatan stikes mercu bakti jaya
dilakukan maka dapat ditarik Padang,(Vol XII, hal 24-29). STIKes
kesimpulan yaitu sebagai berikut : MercubaktijayaPadang.
Terdapat 51 orang (64,6%) responden Ilmi, MB. Fahruazi & Mahrita. (2017).
mengalami stres ringan, 19 orang Dismenore sebagai faktor stress pada
(24,0%) mengalami stres sedang, 6 remaja putri kelas X dan XI di SMA
orang (7,6%) tidak stres atau berada Kristen Kanaan Banjarmasin. jurnal
dalam tingkatan normal, 3 orang (3,8%) kesehatan masyarakat ( vol 4, hal 227-
mengalami stres berat dan tidak ada 228)
responden yang mengalami stress Ismalia, N. 2017.Hubungan gaya hidup
sangat berat pada remaja putri. dengan dismenore primer pada
Terdapat 72 orang (91,1%) mahasiswa fakultas kedokteran
mengalami dismenore dan 7 orang universitas lampung angkatan 2015.
(8,9%) tidak mengalami dismenore skripsi fakultas kedokteran
pada remaja putri. Tidak adanya universitas bandar lampung (hal 8-
hubungan yang bermakna antara 17).
tingkat stres dengan kejadian Juliana, I. Sefti, R & Franli, O. (2019).
Hubungan dismenore dengan
dismenore primer pada remaja putri di
gangguan siklus haid pada remaja di
SMA Negeri 12 Padang.
sma n 1 manado. Skripsi Program
REFERENSI Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Fitriana, NW. & Sutarni, D. (2017). Kedokteran Universitas Sam
Dismenore pada mahasiswa d IV Ratulangi (vol. 7, hal 2).
kebidanan semester VIII universitas Krisnamurti & Lushalani. 2018.
‘aisyiyah.skripsi program studi Prevalensi mahasiswi yang
menggunakanNon steroid anti-
kebidanan jenjang diploma iv
inflammatory drugs (nsaids) dalam
fakultas ilmu kesehatan Universitas
keadaan dismenore di fakultas
‘Aisyiyah Yogyakarta.

109
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 102-110

Kedokteran universitas sumatera utara Sari, D. Adnil, EN.& Defrin,


medan tahun 2018.Skripsi fakultas (2015).Hubungan Stres dengan
kedokteran universitas sumatera Kejadian Dismenore Primer pada
utara (hal 4-10) Mahasiswi Pendidikan Dokter Fakultas
Larasati, T. & Faridah A. (2015). Kedokteran Universitas Andalas.jurnal
Dismenore Primer dan Faktor Risiko kesehatan Andalas, (hal 567-570).
Dismenore Primer pada Remaja,. Sholihah, J. 2016. Hubungan tipe
Skripsi Fakultas Kedokteran kepribadian ekstrovert dan introvert
Universitas Lampung (Vol. 5, hal. dengan tingkat kecemasan remaja yang
79-81). mengalami dismenorea di smpn 11
Nugroho, T & Bobby, IU. 2014. Masalah jember. Skripsi program studi ilmu
Kesehatan Reproduksi Wanita. Nuha keperawatan universitas jember
Medika, Yogyakarta. (hal. 17-26).
Putri, E.Y. 2018.Gambaran pola asuh Utari, AD, Yanita, T & Falasifah, AY.
orang tua tentang kemampuan 2015. Pengaruh pendidikan kesehatan
komunikasi pada anak autisme usia tentang dismenore terhadap
sekolah (7-12 tahun) disekolah luar pengetahuan dan sikap remaja putri
biasa Negeri 1 Padang. Karya tulis dalam menangani dismenore di smp
ilmiah akper 'Aisyiyah negeri 1 pleret bantul.Skripsi program
Padang.tidak diakses. studi ilmu keperawatan sekolah
Purwoastuti, E & Elisabeth, SW. tinggi ilmu kesehatan jenderal
2015.Panduan Materi Kesehatan achmad yani Yogyakarta (hal. 10-18)
Reproduksi & Keluarga Berencana. Wahyuningsih, E. 2018.Tingkat stres
Pustaka Baru Press, Yogyakarta. remaja dengan siklus menstruasi (di
Riyanto, A (2011). Aplikasi Metodologi smk bakti indonesia medika jombang).
Penelitian Kesehatan. Nuha Medika. skripsi s1 ilmu keperawatan sekolah
Yogyakarta. tinggi ilmu kesehatan insan
cendekia medika jombang

110

Anda mungkin juga menyukai