Anda di halaman 1dari 8

e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN REGULASI EMOSI PADA


MAHASISWI SEMESTER V YANG MENGALAMI DISMENORE DI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Septi Turu Allo


Jimmy Rumampuk
Hendro Bidjuni

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : septituruallo@gmail.com

Dysmenorrhea is pain before, during or after menstruation. One of the common physical
symptoms that occur during the women menstruate is dysmenorrhea. In the menstrual period
occur that encourage emotional changes. The most obvious emotional changes take place at
beginning in release ovum. The women usually tend to be lazy, irritability and hypersensitivity.
So that needed to coping mechanisms that every effort directed at managing stress, including
efforts to resolve the problems. Purposethe relationship of coping mechanisms with emotion
regulation in fifth levels studentdysmenorrhea that at Scientific Study Nursing at Medical
Faculty of Sam Ratulangi University. Design Research use cross sectional analytical survey.
Sampel using total sampling with 51 sampels.Result of StatisticChi Square test with a
confidence level of 95% (α = 0.05) and obtained 0,000 p value <0.05. Conclusionresult of this
research there is relationship of coping mechanisms with emotion regulation in fifth levels
student that dysmenorrhea at Study Nursing at Medical Faculty of Sam Ratulangi University.
Keyword : Coping Mechanisms, Emotion Regulation, Dysmenorrhea
Dismenore merupakan nyeri sebelum, sewaktu atau sesudah haid. Salah satu gejala fisik yang
umum terjadi selama wanita mengalami menstruasi adalah dismenore . Pada masa
menstruasiterjadi perubahan-perubahan yang mendorong terjadinya perubahan emosional.
Perubahan emosi yang paling nyata berlangsung diawal pelepasan sel telur. Biasanya wanita
tersebut cenderung malas melakukan aktivitas, mudah marah dan hipersensitif. Sehingga
diperlukan mekanisme koping yaitu tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress,
termasuk upaya penyelesaian masalah yang sedang dialami.Tujuan Penelitian ini adalah
diketahui hubungan mekanisme koping dengan regulasi emosi pada mahasiswi semester V yang
mengalami dismenore di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi. Desain Penelitian ini menggunakan survey analitik cross sectional. Teknik
pengambilan Sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 51 orang. Hasil Uji
Statistik Chi Squaredengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dan diperoleh p value 0,000 <
0,05. Kesimpulan yaitu terdapat hubungan mekanisme koping dengan regulasi emosi pada
mahasiswi semester V yang mengalami dismenore di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.

Kata Kunci : Mekanisme Koping, Regulasi Emosi, dan Dismenore


e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENDAHULUAN nyeri haid yang dirasakan dengan


Dismenore adalah nyeri sebelum, presentase 68,9%.
sewaktu atau sesudah haid (Nugroho, Emosi adalah suatu pengalaman yang
2012). Salah satu gejala fisik yang umum sadar dan memberikan pengaruh pada
terjadi selama wanita mengalami aktivitas tubuh dan menghasilkan sensasi
menstruasi adalah dismenore (Janiwarty & organis dan kinetis (Yosep & Sutini 2014).
Pieter, 2013). Keluhan nyeri haid dapat Emosi merupakan perwujudan apa yang
terjadi bervariasi mulai dari yang ringan dirasakan seseorag sebagai reaksi terhadap
sampai berat. Keparahan dismenore suatu peristiwa atau situasi tertentu. Emosi
berhubungan langsung dengan lama dan tersebut memiliki unsur fisiologi, kognitif,
jumlah darah haid. Seperti diketahui haid perilaku dan pengalaman subjektif (Saam &
hampir selalu diikuti dengan rasa mulas Wahyuni, 2012). Emosi merupakan suatu
atau nyeri (Anwar, 2011). kompleks keadaan perasaan dengan
Menurut Klein dan Litt (2011) di komponen psikis, soatik, dan perilaku yang
Amerika Serikat, nyeri haid dilaporkan berhubungan dengan efek atau mood
sebagai penyebab utama ketidakhadiran (Kaplan, Sadock & Grebb, 2010).
berulang pada siswa wanita di sekolah. Mekanisme koping adalah tiap upaya
Studi epidemiologi pada populasi remaja yang diarahkan pada penatalaksanaan
(berusia 12-17 tahun) di Amerika Serikat, stress, termasuk upaya penyelesaian
dilaporkan prevalensi dismenore mencapai masalah langsung dan mekanisme
59,7%. Dari mereka yang mengeluh nyeri, pertahanan yang digunakan untuk
12% berat, 37% sedang, dan 49% ringan. melindungi diri (Stuart, 2013). Mekanisme
Angka kejadian dismenore di koping adalah strategi atau perilaku mental
Indonesia sebesar 64.25 % yang terdiri yang disadari dilakukan individu untuk
dari 54,89% dismenore primer dan 9,36 mengurangi kecemasan (O,Brein, Kennedy,
% dismenore sekunder. Di Surabaya & Ballard, 2008).
didapatkan 1,07 % - 1,31 % dari jumlah Pengkajian mekanisme koping yang
penderita dismenore datang kebagian digunakan penting untuk menilai respons
kebidanan. Secara fisiologi puncak insiden emosi seseorang terhadap penyakit yang
dismenore primer terjadi pada akhir masa diderita atau perubahan peran seseorang
remaja dan di awal usia 20-an, insiden dalam keluarga dan masyarakat serta
dismenore pada remaja dilaporkan sekitar respons atau pengaruhnya dalam kehidupan
92% (Syafrudin, 2013). sehari-hari baik dalam keluarga ataupun
Hasil penelitian Hesti Lestari (2009) masyarakat (Muttaqin, 2008)
menyimpulkan bahwa di Manado lebih
tepatnya di SMPN 3 Manado didapatkan METODOLOGI PENELITIAN
98,5% responden pernah mengalami Desain penelitian yang digunakan oleh
dismenore serta hanya 1,5% yang tidak peneliti adalah survey analitik cross
pernah mengalaminya. Selain itu, hasil sectional yaitu suatu penelitian untuk
penelitian yang dilakukan Saguni (2013) mempelajari dinamika korelasi antara
menyimpulkan bahwa angka kejadian faktor-faktor resiko (mekanisme koping)
dismenore di SMA Kristen I Tomohon dengan efek (regulasi emosi). Penelitian
mencapai 91,7%, responden yang dilakukan di ruang kelas semester V
mengalami dismenore menunjukan bahwa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
aktivitas belajar mereka terganggu akibat Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado. Penelitian ini dilakukan pada 25
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

November 2016. Populasi dalam penelitian Berdasarkan data pada tabel 5.2
ini adalah mahasiswi semester V PSIK FK menunjukkan bahwa lama mesntruasi
UNSRAT yang mengalami dismenore responden paling banyak yakni 3-7 hari
dengan populasi 51 orang. yang berjumlah 39 responden dengan
Teknik sampling yang digunakan presentase 76,5 % sedangkan lama
dalam penelitian ini adalah non probability mentruasi paling sedikit yakni <7 hari yang
sampling dengan teknik pengambilan berjumlah 12 responden dengan presentase
sampel yaitu sampling jenuh(Setiadi, 2013). 23,5 %.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
instrument berupa kuesioner mengenai 3. Mekanisme Koping
mekanisme koping dan regulasi emosi. Tabel 5.3 Distribusi responden
berdasarkan mekanisme koping
HASIL PENELITIAN mahasiswi semester V Program Studi
A. Analisis Univariat Ilmu KeperawatanFakultas Kedokteran
1. Umur Responden Universitas Sam RatulangiTahun 2017
Tabel 5.1 Distribusi responden Mekanisme Koping n %
berdasarkan umur mahasiswi semester Adaptif 36 70.6
V Program Studi Ilmu Keperawatan Maladaptif 15 29.4
Fakultas KedokteranUniversitas Sam Total 51 100.0
Ratulangi Tahun 2017 Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017)
Umur n % Berdasarkan data pada tabel 5.3
19 tahun 15 29.4 menunjukkan bahwa mekanisme koping
20 tahun 34 66.7 responden paling banyak adalah mekanisme
21 tahun 2 3.9 koping adaptif yang berjumlah 36
Total 51 100.0 responden dengan presentase 70,6 %
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017) sedangkan mekanisme koping paling sedikit
Berdasarkan data pada tabel 5.1 yakni mekanisme koping maladaptif yang
menunjukkan bahwa kelompok umur berjumlah 15 responden dengan presentase
responden paling banyak yakni umur 20 29,4 %.
tahun yang berjumlah 34 responden dengan
presentase 66,7 % sedangkan kelompok 4. Regulasi Emosi
umur responden paling sedikit yakni 21 Tabel 5.4 Distribusi responden
tahun yang berjumlah 2 responden dengan berdasarkan regulasi emosi mahasiswi
presentase 3,9 %. semester V Program Studi Ilmu
KeperawatanFakultas Kedokteran
2. Lama Menstruasi Universitas Sam RatulangiTahun 2017
Tabel 5.2 Distribusi responden Regulasi Emosi n %
berdasarkan lama menstruasi mahasiswi Positif 37 72.5
semester V Program Studi Ilmu Negatif 14 27.5
KeperawatanFakultas Kedokteran Total 51 100.0
Universitas Sam RatulangiTahun 2017 Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017)
Lama Menstruasi n % Berdasarkan data pada tabel 5.4
3-7 hari 39 76.5 menunjukkan bahwa reggulasi emosi
> 7 hari 12 23.5 responden paling banyak yakni regulasi
Total 51 100.0 emosi positif yang berjumlah 37 responden
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017) dengan presentase 72,5 % sedangkan
regulasi emosi paling sedikit yakni regulasi
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

emosi negative yang berjumlah 14 sehubungan dengan permasalahan yang


responden dengan presentase 27,5 %. dihadapi sehingga belum bisa
melakukan suatu tindakan yang tepat
B. Analisis Bivariat dimana terdapat 20 responden yang
Hasil yang didapatkan pada pengolahan berumur 19-21 tahun dengan
data untuk mengetahui Hubungan presentase 57,1 %.
Mekanisme Koping dengan Reguasi Emosi Sehingga peneliti berasumsi usia
Pada Mahasiswi Semester V yang 20 tahun merupakan usia dimana
Mengalami Dismenore dijabarkan sebagai perempuan belum mampu untuk
berikut : mempertimbangkan bagaimana
Tabel 5.5 Hasil analisis Hubungan pemecahan masalah yang sedang
Mekanisme Koping dengan Reguasi dihadapi karena emosi yang dirasakan
Emosi Pada Mahasiswi Semester V yang masih tidak stabil sehingga lebih
Mengalami Dismenore di Program Studi sensitif dalam menanggapi masalah
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran yang terjadi.
Universitas Sam Ratulangi Tahun 2017 2. Lama menstruasi
Mekanis
Berdasarkan hasil penelitian yang
me Regulasi Emosi Total p dilakukan pada 51 responden
Koping
Positif Negatif
mahasiswi semester V PSIK FK
n % n % n % UNSRAT menunjukkan bahwa lama
Adaptif 36 70,5 0 0 36 70,6
mesntruasi responden paling banyak
0,000 adalah 3-7 hari dengan presentase 76,5
Mal-
adaptif
1 2 14 27,5 15 29,4 % sedangkan lama mentruasi paling
sedikit adalah <7 hari dengan
presentase 23,5 %.
Total 37 72,5 14 27,5 51 100 Lama menstruasi pada wanita
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017) normalnya berkisar 3-7 hari. Seseorang
yang mengalami gangguan siklus
PEMBAHASAN menstruasi salah satunya ditentukan
A. Karakteristik Responden oleh somatopsikis yang sifatnya
1. Umur Responden kompleks. Siklus menstruasi yang tidak
Berdasarkan hasil penelitian yang normal dapat mengganggu fisik dan
dilakukan pada 51 responden mental yang dapat menyebabkan
mahasiswi semester V PSIK FK kecemasan dan juga stres (Proverawati
UNSRAT menunjukkan bahwa & Misaro, 2009).
kelompok umur responden paling Menurut hasil penelitian Mugiati
banyak yakni umur 20 tahun yang (2015) menyatakan bahwa sebagian
berjumlah 34 responden dengan besar lama waktu haid yaitu 3-7 hari
presentase 66,7 % sedangkan berjumlah 25 responden dengan
kelompok umur responden paling presentase 83.3 %. Lama menstruasi
sedikit yakni 21 tahun yang berjumlah tidak selalu sama pada setiap wanita.
2 responden dengan presentase 3,9 %. Setiap wanita mempunyai siklus
Menurut hasil penelitian Mesarini haid yang berbeda pula ada banyak
(2013) menyatakan bahwa mahasiswi faktor yang berperan di dalam siklus
kurang mampu menganalisa situasi haid ini. Beberapa diantaranya adalah
yang sedang dihadapi dan belum faktor fisik, emosi yang berlebihan dan
mampu mempertimbangkan alternatif
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

tekanan dari luar diri ketegangan dan 20 responden dengan presentase 57,1
kejadian-kejadian yang bersifat %.
psikologis semuanya dapat Sehingga peneliti berasumsi
mempengaruhi pusat otak walaupun mekanisme koping yang adaptif atau
masa haid secara tradisional dan mekanisme koping yang memecahkan
teratur. masalah secara efektif, berpikir positif
Sehingga peneliti berasumsi yang dapat digunakan ketika
perempuan dengan lama menstuasi 3-7 dismenorea agar setiap persoalan yang
hari akan berdampak pada emosi yang terjadi dapat terselesaikan dengan baik.
dirasakan, semakin lama seorang 4. Regulasi Emosi
perempuan mengalami menstruasi Berdasarkan hasil penelitian yang
semakin lama pula perubahan- dilakukan pada 51 responden
perubahan yang terjadi termasuk emosi mahasiswi semester V PSIK FK
yang dirasakan dalam menghadap UNSRAT menunjukkan bahwa
setiap persoalan. regulasi emosi responden terbanyak
3. Mekanisme Koping yakni regulasi emosi positif yang
Berdasarkan hasil penelitian berjumlah 37 responden dengan
yang dilakukan pada 51 presentase 72,5 % sedangkan regulasi
respondenmahasiswi semester V PSIK emosi paling sedikit yakni regulasi
FK UNSRAT menunjukkan bahwa emosi negative yang berjumlah 14
mekanisme koping responden paling responden dengan presentase 27,5 %.
banyak adalah mekanisme koping Remaja putri memiliki
adaptif yang berjumlah 36 responden kecenderung ketidakstabilan emosi
dengan presentase 70,6 % sedangkan lebih tinggi sehingga diperlukan
mekanisme koping paling sedikit yakni pengontrolan emosi atau regulasi
mekanisme koping maladaptif yang emosi. Regulasi emosi sebagai suatu
berjumlah 15 responden dengan proses untuk menilai, mengatasi,
presentase 29,4 %. mengelolah, dan mengungkapkan
Mekanisme koping memiliki emosi yang tepat dalam rangka
hubungan dengan tingkat stres. mencapai keseimbangan emosional
Mekanisme koping yang baik/ (Gross, 2014).
mekanisme koping adaptif tentu akan Hasil penelitian yang dilakukan
mempengaruhi tingkat stres, karena oleh Khoerunisya (2015) mengatakan
pemecahan masalah lebih positif. bahwa terdapat 26 responden dengan
Faktor yang menentukan strategi presentase 48 % yang ketika
koping atau memanisme koping yang mengalami dismenore cenderung
paling banyak atau sering digunakan menunjukan regulasi emosi yang
sangat tergantung pada sejauh mana positif atau mampu untuk
tingkat stress yang dialami dan mengendalikan emosinya.
kepribadian seseorang (Kaplan, Sehingga peneliti berasumsi
Sadock, & Grebb, 2010). regulasi emosi positif dapat
MenurutHartati, Munjiati dan diekspresikan atau diaplikasikan untuk
Khaerunisa (2012) bahwa mekanisme mengendalikan emosi yang dirasakan
koping yang digunakan ketika ketika dismenorea sehingga dapat
mengalami dismenore adalah mengkontrol setiap masalah yang
mekanisme koping adaptif berjumlah dihadapi.
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

B. Hubungan Mekanisme Koping untuk meguasai perasaan emosi,


dengan Regulasi Emosi pada perubahan-perubahan fisik yang
Mahasiswi Semester V dialami serta mampu menghadapi
Berdasarkan hasil uji statistik masalah yang dihadapi agar tidak
menggunakan Chi-Square, diperoleh menjadi stree. Pada umumnya remaja
nilai p value = 0,000. Nilai p ini lebih pada tahap akhir memiliki mekanisme
kecil dari nilai α (α = 0,05) maka Ho koping yang baik (Siahaan, 2015) .
ditolak. Hal tersebut menunjukkan Semakin bertambah usianya
bahwa ada Hubungan antara seseorang maka semakin positif juga
Mekanisme Koping dengan Reguasi kematangan emosi yang dimilikinya
Emosi Pada Mahasiswi Semester 5 sehingga mereka lebih adaptif lagi
yang Mengalami Dismenore di PSIK dalam mengahapi masalah (Danarjati,
FK UNSRAT. Murtiadi dan Ekawati, 2013).
Hasil penelitian menunjukkan dari Pengalaman emosi itulah yang
51 responden, bahwa responden kemudian menentukan perilaku yang
dengan mekanisme koping adaptif ditampilkan subjek selama mengalami
dengan regulasi emosi positif dismenore. Keberadaan emosi bisa
berjumlah 36 responden (70,5 %), menggiring individu mencapai hasil
mekanisme koping adaptif dengan positif dalam kehidupan, antara lain
regulasi emosi negatif berjumlah 0 meningkatnya kreativitas dan
responden (0 %), mekanisme kopig optimisme, atau sebaliknya, membawa
maladaptif dengan regulasi emosi individu kepada perilaku negatif seperti
positif berjumlah 1 responden (2 %) agresifdan pesimisme (Gross, 2014).
dan mekanisme koping maladaptif Berdasarkan penelitian Rhadiah
dengan regulasi emosi negatif (2015) menyatakan bahwa terdapat 39
berjumlah 14 responden (27,5 %). responden dengan presentase 43,8 %
Faktor-faktor yang mempengaruhi responden yang memiliki mekanisme
mekanisme koping saat dismenore koping adaptif yang mampu untuk
yaitu fisik, psikologis dan lain-lain. mengontrol emosinya dengan baik
Faktor fisik meliputi perubahan pada sehingga tidak melakukan perilaku
fisik atau pada bentuk tubuh dan juga agresif.
nyeri saat mentruasi. Kemudian faktor Namun terdapat 1 responden yang
psikologis antara lain emosi dan stress memiliki mekanisme koping
(Efendi dan Makhfudli, 2009). maladaptif dan regulasi emosi positif
Yang membuat seseorang menjadi dikarenakan ketika responden
lebih sensitif dan cepat emosi ketika mengalami dismenore lebih memilih
dismenore karena produksi hormone menjauhkan diri dari masalah yang
estrogen yang berlebihan. Kadar dihadapi dibandingkan untuk
estrogen pada wanita berbeda-beda. menyelesaikan masalah hingga selesai.
Salah satu fungsi hormon estrogen Hal ini dapat terjadi karena responden
yaitu meningkatkan kadar serotonin beranggapan bahwa ketika ada masalah
yang berperan dalam mood atau emosi responden cenderung menjadi emosi
(Nugroho, 2012). sehingga responden lebih memilih
Rentang waktu remaja usia 18-21 menjauh dari masalah dan akan
tahun termasuk dalam remaja akhir. menyelesaikan masalah tersebut ketika
Remaja tahap akhir ini sudah mampu sudah tidak mengalami dismenore.
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Hal ini sejalan dengan teori yang Danarjati, D. P., Murtiadi A., & Ekawati A.
dijelaskan oleh Gunarsa (2008) yaitu R. (2013). Pengantar Psikologi
remaja yang mengalami dismenore Umum. Graha Ilmu. Yogyakarta.
memiliki emosi yang tidak stabil, Efendi, F., Makhfudli. (2009).
sehingga remaja memilih untuk Keperawatan Kesehatan Komunitas
menjauh, melarikan diri serta berfikir Teori dan Praktik dalam
negatif tentang masalah yang dihadapi. Keperawatan. Salemba Medika.
Pada penelitian ini peneliti Jakarta.
berasumsi bahwa seseorang yang
memiliki mekanisme koping yang baik Gross, J. J. (2014). Handbook of Emotion
(adaptif) tentu juga memiliki regulasi Regulation. The Guilford Press.
emosi yang positif, hal ini dikarenakan New York.
dari usia, lama menstruasi responden
Gunarsa. (2008). Psikologi Perkembangan
dan juga dari berbagai faktor lain. Hasil
Anak dan Remaja. Gunung Mulia.
penelitian ini juga menunjukkan bahwa
Jakarta.
mekanisme koping adaptif dan regulasi
emosi positif memiliki presentasi Hartati, Munjiati, dan Khaerunisa. (2012).
terbesar atau memiliki hubungan yang Mekanisme Koping Mahasiswi
erat. Keperawatan Dalam Menghadapi
Dismenore. Skripsi Mahasiswa
SIMPULAN Prodi Keperawatan Purwokerto
Mekanisme koping yang dimiliki Poltekkes Semarang. Diunduh
mahasiswi semester V Program Studi Ilmu tanggal 15 Januari 2017.
Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado Janiwarty, B., Pieter H. Z. (2013).
terbanyak adalah mekanisme koping adaptif Pendidikan Psikologi untuk Bidan
dengan perbedaan yang cukup jauh dari Suatu Teori dan Terapannya.
mekanisme koping meladaptif. Publishing. Yogyakarta.
Regulasi emosi yang dimiliki mahasiswi
semester V Program Studi Ilmu Kaplan, H. I., Sadock, B. J., & Grebb, J. A.
Keperawatan Fakultas Kedokteran (2010). Sinopsis Psikiatri Ilmu
Universitas Sam Ratulangi Manado Pengetahuan Perilaku Psikiatri
terbanyak adalah regulasi emosi positif Klinis. Binarupa Aksara. Tangerang.
dengan perbedaan yang cukup jauh dari Khoerunisya, D. A. (2015). Hubungan
regulasi emosi negative. Regulasi Emosi dengan Rasa
Ada hubungan signifikan antara Mekanisme Nyeri Haid (Dismenore) pada
Koping dengan Regulasi Emosi Pada Remaja. Skripsi Mahasiswa
Mahasiswi Semester V yang Mengalami Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan
Dismenore di Program Studi Ilmu Psikologi Unversitas Negeri
Keperawatan Fakultas Kedokteran Semarang. Diunduh tanggal 26
Universitas Sam Ratulangi Manado. September 2016.
DAFTAR PUSTAKA Lestari, H. (2009). Gambaran Dismenore
Anwar, M. (2011). Ilmu Kandungan. Edisi pada Remaja Putri Sekolah
Ketiga. PT Bina Pustaka Sarwono Menegah Pertama di Manado.
Prawirohardjo. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Fakultas Kedokteran Universitas Proverawati, A., Misaroh S. (2009).


Sam Ratulangi Manado. Diunduh Menarche: Menstruasi Pertama
tanggal 26 September 2016. Penuh Makna. Nuha Medika.
Yogyakarta.
Mesarini, A. B., Astuti V. W. (2013). Stres Rahadiah, M., Nauli F. A., & Arneliwati.
dan Mekanisme Koping Terhadap (2014). Hubungan Mekanisme
Gangguan Siklus Menstruasi Pada Koping dengan Perilaku Agresif
Remaja Putri. Skripsi Mahasiswa Remaja. Skripsi Mahasiswa
STIKES RS. Baptis Kediri. Diunduh Program Studi Ilmu Keperawatan
tanggal 15 Januari 2017. Universitas Riau. Diunduh tanggal
Mugiati. (2015). Hubungan Antara Stres 15 Januari 2017.
dengan Perubahan Pola Menstruasi
Pada Mahasiswi Kebidanan Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik
Tanjungkarang. Skripsi Mahasiswa Penulisan Riset Keperawatan. Edisi
Jurusan Kebidanan Politeknik 2. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Kesehatan Tanjungkarang. Diunduh
tanggal 15 Januari 2017. Siahaan, M. (2015). All About Teens. Andi.
Muttaqin, A. (2008). Asuhan Keperawatan Yogyakarta.
Klien dengan Sistem Persarafan.
Salemba Medika. Jakarta. Stuart, G. W. (2013). Buku Saku
Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Buku
Nugroho, T. (2012). Obsgyn Obstetri dan Kedokteran EGC. Jakarta.
Ginekologi untuk Kebidanan dan
Keperawatan. Nuha Medika. Syafrudin, dan Hamidah. (2013).
Yogyakarta. Kebidanan Komunitas. Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
O’Brein, P. G., Kennedy W. Z., Ballard K.
A. (2014). Keperawatan Kesehatan
Jiwa Psikiatrik Teori dan Praktik.
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Yosep, I., dan Sutini, T. (2014). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Refika Aditama
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai