9, No 7, Desember 2020 37
ABSTRAK
Kualitas tidur sendiri diartikan sebagai kemampuan individu dalam mencukupi kebutuhan tidurnya untuk
memenuhi jumlah tidur maksimal dari NREM & REM. Pada mahasiswa skripsi gangguan tidur bisa
disebabkan oleh stres. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat
stres dengan kualitas tidur mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan desain penelitian
menggunakan pendekatan Cross Sectional Study (potong lintang). Sampel dalam penelitian ini berjumlah
154 mahasiswa tingkat akhir angakatan 2016 yang sedang menyusun skripsi dan tidak lagi mengkontrak
mata kuliah lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara
antara tingkat stres dengan kualitas tidur mahasiswa akhir, dan hasil uji statistik diperoleh nilai p-value
= 0,000 (<0,05)
.
Kata Kunci : Kualitas Tidur, Stres, Mahasiswa Tingkat Akhir
ABSTRACT
Sleep quality itself is defined as an individual's ability to fulfill his sleep needs to meet the maximum
amount of sleep from NREM & REM. In thesis students, sleep disorders can be caused by stress. This
study was made with the aim of analyzing the relationship between stress levels and sleep quality in the
final year students of the Faculty of Public Health, Sam Ratulangi University. This type of research is an
observational study with a research design using a cross sectional study approach (cross-sectional). The
sample in this study amounted to 154 students at the final year of 2016 who were compiling their thesis
and no longer contracting other subjects. Based on the research conducted, it was found that there was a
relationship between the level of stress and the quality of sleep of the final student, and the results of
statistical tests obtained p-value = 0.000 (<0.05).
akhir penelitian dan tahap ini merupakan sangat buruk. Stres mempengaruhi hormon
penentuan bagi mahasiswa apakah ia bisa epinefrin, norepinefrin, dan kortisol pada
lulus atau tidak. Tuntutan nilai akademik susunan saraf manusia yang mengakibatkan
maupun non akademik memicu timbulnya terganggunya siklus tidur NREM dan REM
rasa tidak nyaman bagi mahasiswa. Nilai sehingga orang tidak bisa tertidur dengan
akademik yang dimaksud disini ialah nyenyak dimalam hari (Sherwoord, 2011).
indeks prestasi kumulatif (IPK) dimana Studi awal dilakukan pada 25
mahasiswa di haruskan untuk mendapatkan mahasiswa tingkat akhir Fakultas
IPK yang tinggi sehingga penilaiannya Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
baik. Ratulangi angkatan 2016 dari berbagai
Menurut (Rettob, 2008) faktor bidang minat dengan memberikan 2
penyebab stres dapat dibedakan menjadi 2, kuesioner untuk mengukur tingkat stres dan
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. kualitas tidur. Hasil yang didapat
Faktor internal disini mencangkup kondisi menunjukan mayoritas mahasiswa
tubuh seseorang dan keadaan emosional mengalami stres sedang sebanyak 20 orang
sedangkan faktor eksternal dapat diambil sedangkan untuk kualitas tidur didapatkan
contoh keadaan lingkungan yang tidak mahasiswa memiliki kualitas tidur buruk
mendukung seperti kondisi lingkungan sebanyak 21 orang. Berdasarkan latar
yang tiba-tiba berubah. Faktor eksternal belakang dan studi awal yang telah
mengenai perubahan lingkungan yang dilakukan maka penulis berkeinginan untuk
berubah secara tiba-tiba bisa mengambil melakukan penelitian dengan judul
contoh seperti terjadinya wabah penyakit hubungan tingkat stres dengan kualitas tidur
seperti yang sedang terjadi saat ini yaitu mahasiswa tingkat akhir Fakultas
Covid 19 yang mengharuskan semua Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
masyarakat untuk tidak keluar rumah Ratulangi.
sampai waktu yang tidak ditentukan yang
menyebabkan tertundanya penelitian METODE
mahasiswa dalam pencarian informasi dan Jenis penelitian yang digunakan adalah
data karena tidak bisa mengakses fasilitas penelitian observasional dengan desain
yang berkaitan dengan pencarian informasi study penelitian menggunakan pendekatan
tersebut. Pada penelitian yang dilakukan Cross Sectional Study (potong lintang)
oleh (Iqbal, 2018) didapatkan hampir yang di laksanakan di Fakultas Kesehatan
seluruh mahasiswa yang sedang menyusun Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
skripsi mengalami stres ringan dan pada bulan agustus-september 2020 dan
kecendurungan memiliki kualitas tidur yang dilakukan secara daring atau online dengan
Jurnal KESMAS, Vol. 9, No 7, Desember 2020 39
memberikan 2 kuesioner yaitu kuesioner hasil sebagian besar responden berasal dari
Perceived Stress Scale (PSS) untuk kalangan umur 22 tahun ada 74 orang
mengukur tingkat stres dan kuesioner dengan jumlah presentasi 48,1% .
Piitsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
untuk mengukur kualitas tidur seseorang Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan
dan pengambilan sampel menggunakan Bidang Minat
total sampling, dimana jumlah sampel sama Bidang Minat N %
Epidemiologi 23 14.9
dengan total jumlah populasi yaitu Promkes 11 7.1
AKK 30 19.5
berjumlah 154 mahasiswa angkatan 2016 Gizi 37 24.0
K3 32 20.8
yang memenuhi syarat kriteria inklusi. Kesling 21 13.6
Total 154 100
Tabel 12 Hubungan Tingkat Stres Dengan Kualitas Tidur Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Kualitas Tidur
Tingkat Stres Buruk Baik Total p value
N % N % N %
Stres Ringan 6 4.7 1 3.8 7 4.5
0,000
Stres Sedang 95 74.2 9 34.6 104 67.5
Stres Berat 27 21.1 16 61.5 43 27.9
Total 128 100 26 100 154 100
Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa tingkat stres dengan kaulitas tidur pada
mayoritas responden mendapatkan kategori mahasiswa tingkat akhir.
stres sedang dan memilki kualitas tidur
buruk sebanyak 95 orang dengan jumlah Stres
presentasi 74,2%; dilanjutkan dengan Stres adalah keadaan yang sering terjadi
responden yang mengalami stres berat dan pada tubuh baik secara fisik maupun
memiliki kualitas tidur buruk 27 orang emosional apabila ada perubahan dari
dengan jumlah presentasi lingkungan yang mengharuskan tubuh
21,1% sedangkan pada responden yang maupun pikiran seseorang untuk bisa
mengalami stres ringan dan memiliki menyesuaikan diri (Kemenkes, 2016).
kualitas tidur buruk berjumlah 6 orang Berdasarkan hasil perhitungan untuk
dengan jumlah presentasi 4,7%. Hasil uji melihat dan mengukur tingkat stres
statistik didapatkan hasil P Value 0,000 didapatkan hasil bahwa dari 154 mahasiswa
yang artinya terdapat hubungan antara mayoritas mengalami stres sedang yaitu
Jurnal KESMAS, Vol. 9, No 7, Desember 2020 42
104 mahasiswa dengan jumlah presentasi melihat dan mengukur kualitas tidur
67,5 %. Hasil yang sama juga ditemui pada didapatkan hasil dari 154 responden
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh mayoritas mengalami kualitas tidur buruk
(Simbolan, 2012) yang juga mendapatkan berjumlah 128 mahasiswa dengan jumlah
hasil bahwa mayoritas mahasiswa presentasi 83,1%. Hasil penelitian yang
mengalami stres sedang sebanyak 137 sama juga ditemukan pada penelitian
orang dengan jumlah presentasi 60,8%. (Ratnaningtyas & Dwi , 2019) yaitu
Stres sedang biasanya memiliki mayoritas responden mengalami kualitas
durasi lebih lama daripada stres ringan tidur buruk yang berjumlah 121 dengan
dengan durasi waktu beberapa jam sampai jumlah presentasi 91,0%. Hal ini
berhari-hari. Tahap stres sedang disebabkan banyak yang memilih
dipengaruhi oleh gangguan pada melakukan aktifitas pada malam hari
ketegangan otot, siklus menstruasi dan diantaranya menyusun skripsi, bermain
gangguan pola tidur (Priyonto, 2014). game, menonton, meminum kafein sebelum
Berdasarkan jawaban responden, stres yang tidur, sering terbangun dimalam hari dan
mereka alami tidak berpengaruh besar pada insomnia. Inilah kenapa banyak responden
tingkat kebagiaan dan motivasi mereka yang mengalami kualitas tidur yang buruk.
dalam menyelesaikan permasalahan yang Menurut (Kemenkes RI, 2018) Kualitas
sedang dihadapi. Pernyataan ini tidur yang baik ialah memiliki durasi tidur
diperkuat dengan teori (Safari & Saputra, yang cukup sekitar 7-8 jam setiap hari,
2009) yaitu penilaian individu terdahap tidak sering terbangun saat tidur, dan dapat
hidupnya berpengaruh besar terhadap tertidur dengan mudah setelah 30 menit
stresor yang dapat mempengaruhi berbaring.
seseorang dalam melakukan tindakan
pencegahan terhadap stresor yang Hubungan Tingkat Stres Dengan
menimbulkan stres. Kualitas Tidur Mahasiswa Tingkat
Akhir Fakultas Kesehatan Masyarakat
Kualitas Tidur Universitas Sam Ratulangi
Kualitas tidur merupakan kemampuan Hasil analisa menggunakan uji chi square
seseorang atau individu untuk tetap tertidur di dapatkan hasil nilai Asymp. Sig. (2-sided)
dan mencukupi kebutuhan tidur NREM & adalah 0,000 yang jika dilihat kembali pada
REM (Khasanah, 2012). Kualitas tidur aturan pengambilan keputusan pada
yang di teliti meliputi 7 aspek yang sesuai penggunaan analisis chi square bahwa nilai
dengan kuesioner yang digunakan. Asymp. Sig. (2- sided) tidak boleh melebihi
Berdasarkan hasil yang dilakukan untuk 0,05 maka dapat disimpulan bahwa H0
Jurnal KESMAS, Vol. 9, No 7, Desember 2020 43
ditolak dan Ha diterima dengan begitu tetap terjaga. Peningkatan pada perubahan
dapat diambil kesimpulan bahwa ada hormon tersebut juga mempengaruhi siklus
hubungan tingkat stres dengan kualitas tidur tidur Non Rapid Eye Movement (NREM)
pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas dan Rapid Eye Movement (REM) yang
Kesehatan Masyarakat Univeristas Sam menjadi penyebab mengapa seseorang
Ratulangi. Hasil yang didapatkan sering terbangun dimalam hari dan sering
menunjukan bahwa sebagian besar mengalami mimpi buruk (Sherwood, 2011).
mahasiswa mengalami stres sedang Dari pengisian kuesioner, didapat hasil
sebanyak 104 orang dan mengalami bahwa durasi tidur seseorang tidak bisa
kualitas buruk sebanyak 128 mahasiswa. menentukan apakah ia memiliki kualitas
Hasil penelitain ini sejalan dengan tidur yang baik. Jika dilihat dari durasi tidur
penelitian yang dilakukan oleh yang disarankan, manusia membutuhkan 7-
(Ratnaningtyas & Dwi , 2019) dimana ada 8 jam untuk tidur setiap harinya. Namun
hubungan antara tingkat stres dengan perlu dilihat kembali jam berapa ia tidur
kualitas tidur pada mahasiswa yang sedang dan bagaimana cara ia untuk memulai tidur
menyusun skripsi. Stres menjadi penyebab agar bisa dikategorikan memiliki kualitas
dari masalah gangguan tidur yang sering tidur yang baik. Pernyataan ini didukung
tidak disadari oleh individu itu sendiri. dengan teori yang dikemukakan oleh
seseorang yang terlalu keras dalam berpikir (Lemma et.al, 2012) dimana kualitas tidur
yang mengakibatkan ia sulit mengatur yang baik harus melihat dari 2 kategori
tingkat emosi akan berdampak besar pada aspek yaitu kuantitatif dan kualitatif.
ketegangan sehingga ia akan sulit untuk
tertidur dengan cepat. Perasaan tegang ini KESIMPULAN
dapat mempengaruhi seseorang dalam Berdasarkan penelitian yang telah
penentuan kualitas tidurnya. Pernyataan ini dilakukan dengan melihat hasil perhitungan
dapat diperkuat dengan teori yang diberikan statistik didapatkan hasil P Value 0,000
oleh (Mayoral, 2016) ia mengatakan bahwa (<0,05) maka dapat diambil kesimpulan
stres berpengaruh terhadap mimpi buruk bahwa ada hubungan antara tingkat stres
dan keluhan tidur lainnya yang membuat dengan kualitas tidur pada mahasiswa
kualitas tidur seseorang semakin buruk. tingkat akhir Fakultas Kesehatan
Pada saat seseorang mengalami stres akan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.
terjadi peningkatan pada hormon epinefrin,
norepinefrin, dan kortisol yang SARAN
mempengaruhi seluruh susunan saraf pada 1. Bagi Fakultas
tubuh manusia dan membuat tubuh kita Diharapkan untuk melakukan upaya
Jurnal KESMAS, Vol. 9, No 7, Desember 2020 44