Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN INSOMNIA TERHADAP KUALITAS HIDUP

PASIEN DI KLINIK DOKTER KELUARGA FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG

Amel Thalia Syahira1, Puspa Nadiya1, Betry Monica1, Fitria Lindayani1,


Annisa Dwi Yosita1, Melenia Rhoma Dona YS1, Putri Rizki Amalia Badri2

1
Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
Dosen Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
2

ABSTRAK
Insomnia adalah keluhan kesulitan mendapatkan tidur yang adekuat, yang telah berlangsung sekurang-
kurangnya 3 bulan. Insomnia ditandai dengan kesulitan memulai tidur, mempertahankan kontinuitas
tidur, atau kualitas tidur yang buruk. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan insomnia
terhadap kualitas hidup pada pasien di Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan
desain penelitian cross sectional dan jumlah sampel sebanyak 35 sampel yang diambil secara total
sampling. Pada penelitian ini, hasil uji statistik Chi-square didapatkan p value = 0.028 dengan nilai a =
0,05, yang artinya p < a, maka Ha diterima. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan insomnia
terhadap kualitas hidup pada pasien di Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.

Kata kunci: Insomnia, Kualitas Hidup, Klinik Dokter Keluarga

ABSTRACT
Insomnia is a complaint of difficulty getting adequate sleep, which has lasted for at least 3 months.
Insomnia is characterized by difficulty getting to sleep, maintaining sleep continuity, or bad sleep
quality. This study was conducted to determine the relationship between insomnia and quality of life in
patients at the Family Doctor Clinic, Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Palembang.
The type of research used was analytic observational with a cross-sectional research design and a
total sample of 35 samples taken by total sampling. In this study, the results of the Chi-square
statistical test obtained a value of p = 0.028 with a value of a = 0.05, which means that p < a, then Ha
is accepted. This shows that there is a relationship between insomnia and quality of life in patients at
the Family Physician Clinic, Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Palembang.

Keyword: Insomnia, Quality Of Life, Family Doctor Clinic


PENDAHULUAN

Insomnia adalah keluhan kesulitan mendapatkan tidur yang adekuat, yang


telah berlangsung sekurang-kurangnya 3 bulan. Insomnia ditandai dengan
kesulitan memulai tidur, mempertahankan kontinuitas tidur atau kualitas tidur yang
buruk. Insomnia dapat mempengaruhi kesehatan, kualitas hidup, prestasi akademik,
menurunkan produktivitas kerja, lekas marah dan meningkatkan kantuk di siang
hari.1,2.
Prevalensi insomnia lebih banyak pada kelompok lansia, status ekonomi rendah,
pekerja dengan sistem rotasi (shift) dan korban perceraian. Prevalensi insomnia
juga meningkat pada populasi pengguna alkohol atau narkotika, psikotropika dan
zat adiktif lainnya (NAPZA), pasien yang sedang dirawat di rumah sakit atau
asrama dan pasien yang sedang mengalami gangguan medis atau neurologis
tertentu.3 Menurut data National Sleep Foundation tahun 2018,
kejadian global insomnia adalah 67% dari 1.508 orang di Asia Tenggara. Di
Indonesia, prevalensi insomnia sekitar 67%. Pada saat yang sama, 55,8%
mengalami insomnia ringan dan 23,3% mengalami insomnia sedang. 4 Berdasarkan
penelitian Premani, dkk (2017) bahwa dari 130 orang subyek penelitian,
didapatkan 55 subyek dengan insomnia ringan yang terdiri lelaki 48 (87%) dan
perempuan 7 (13%).4 Kualitas hidup adalah persepsi
individu terhadap kesehatan fisik, sosial dan emosi yang dimilikinya. Hal tersebut
berkaitan dengan keadaan fisik dan emosi individu tersebut dalam kemampuannya
melaksanakan aktifitas sehari-hari yang ditunjang dengan sarana dan prasarana
yang ada di lingkungan sekitar. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
adalah usia, pendapatan, Pendidikan, Kesehatan, lingkungan, dukungan sosial dan
kesempatan kerja.5 Berdasarkan penelitian Mustopa
dkk (2020) bahwa responden lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kaliwedi
Kabupaten Cirebon yang memiliki insomnia ringan dengan kualitas hidup baik
yaitu dengan jumlah 8 lansia (57,1%) dan kualitas hidup buruk bahkan lebih kecil
yaitu 6 lansia (42,9%), dan responden yang memiliki insomnia sedang dengan
kualitas hidup baik terdapat 2 lansia (8,7%) sedangkan yang memiliki hidup
buruknya sebanyak 21 lansia (91,3%).6 Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan insomnia dengan kualitas hidup pasien di Klinik Dokter
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain
penelitian potong lintang (cross sectional). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
November hingga Desember 2022 dengan lokasi penelitian di Klinik Dokter
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Sampel
dalam penelitian berjumlah 30 orang yang diambil secara total sampling. Variabel
independen pada penelitian ini adalah insomnia, sedangkan variabel dependen
adalah kualitas hidup. Penelitian ini menggunakan data primer dari hasil pengisian
kuisioner whoqol-bref dan pittsburg insomnia rating scale (PIRS) dan dianalisis
menggunakan uji Chi-square.

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Derajat Insomnia
Insomnia Frekuensi (n) Persentase (%)
Insomnia Ringan 18 51.4%
Insomnia Sedang 17 48.6%
Total 35 100%

Berdasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa seluruh sampel mengalami insomnia


sebanyak 35 responden (100%). Pada sampel penelitian yang berjumlah 35
responden menunjukkan responden dengan insomnia ringan sebanyak 18 orang
(51.4%), dan insomnia sedang sebanyak 17 orang (48.6%). Pada sampel penelitian
ini didapatkan responden terbanyak dengan insomnia ringan yaitu 18 orang
(51.4%).

Tabel 2. Kualitas Hidup


Kualitas Hidup Frekuensi (n) Persentase (%)
Kualitas Hidup 16 45.7%
Buruk
Kualitas Hidup 19 54.3%
Baik
Total 35 100%

Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa seluruh sampel memiliki kualitas


hidup sebanyak 35 responden (100%). Pada sampel penelitian yang berjumlah 35
responden menunjukkan responden dengan kualitas hidup baik sebanyak 19 orang
(54.3%), dan kualitas hidup buruk sebanyak 16 orang (45.7%). Pada sampel
penelitian ini didapatkan responden terbanyak dengan kualitas hidup baik yaitu 19
orang (54.3%)

Tabel 3. Hubungan Insomnia Dengan Kualitas Hidup


Insomnia Kualitas Hidup

Kualitas Hidup Kualitas Hidup Jumlah P


Baik Buruk
N % N % N %
Insomnia 13 72.2% 5 8.2% 18 100% 0.028
Ringan
Insomnia 6 35.3% 11 64.7% 17 100%
Sedang

Berdasarkan tabel 3, hasil didapatkan bahwa responden yaitu pasien di Klinik


Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
yang memiliki insomnia ringan dengan kualitas hidup baik yaitu 13 orang (72.2%),
dan responden yang memiliki insomnia ringan dengan kualitas hidup buruk yaitu 5
orang (8.2%). Adapun responden yang memiliki insomnia sedang dengan kualitas
hidup baik yaitu 6 orang (35.3%) dan responden yang memiliki insomnia sedang
dengan kualitas hidup buruk yaitu 11 orang (64.7%). Pada penelitian ini, hasil uji
statistik Chi-square didapatkan p value = 0.028 dengan nilai a = 0,05, yang artinya
p < a, maka Ha diterima. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan insomnia
terhadap kualitas hidup pada pasien di Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
PEMBAHASAN
Berdasarkan Penelitian ini telah menunjukkan bahwa variabel independen berupa
tingkat insomnia mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel dependent
yaitu kualitas hidup pasien di klinik kedokteran keluarga Fakuktas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang. Hal ini sejalan dengan dengan penelitian
yang telah di lakukan oleh Olfson et al (2018) bahwa insomnia sangat lazim dan
terkait dengan beban tingkat populasi, kondisi kesehatan umum, rasa sakit dalam
kondisi penyakit serta peristiwa tekanan gangguan mental dan menpengaruhi
kualitas hidup.6
Gangguan tidur dikaitkan dengan sejumlah gangguan kesehatan umum, seperti
obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Kurang tidur juga dikaitkan dengan
berbagai kondisi kesehatan. fisik dan mental seperti gangguan depresi mayor,
gangguan cemas menyeluruh, dan gangguan stress paska trauma. Korelasi fisik dan
emosional akibat gangguan tidur telah banyak diteliti. Gangguan yang sering
didapatkan terkait dengan tidur yang buruk berupa gangguan kognisi, termasuk
defisit dalam perhatian, fungsi eksekutif, dan memori. Secara keseluruhan,
Insomnia merupakan masalah serius yang melibatkan banyak domain kesehatan
dan menyajikan sebuah tantangan besar untuk penyedia layanan kesehatan.4
Kualitas hidup merupakan persepsi individu mengenai hidupnya, dalam konteks
sistem nilai-nilai budaya di lingkungan hidupnya, yang berhubungan dengan
standar tujuan dan hara- pannya. Konsep persepsi ini akan mempengaruhikesehatan
fisik, psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial, keyakinan/agama, dan
hubungan individu tersebut dengan lingkungannya."Terdapat beberapa instrumen
yang dapat digunakan untuk menganalisis kualitas hidup, seperti Sickness Impact
Profile, Karnofsky Scales, World Health Organization Quality of Life (WHOQOL),
dan Medical Outcomes Study 36-Item Short Form Health Survey (SF-36). Menilai
kualitas hidup dengan menggunakan instrument penilaian dengan indikator obyektif
dan subyektif sangat penting dilakukan.4
Kondisi kesehatan seseorang berkaitan erat dengan kualitas hidup orang
tersebut, sehingga tidak dapat dipisahkan antara pelayanan medis dengan preservasi
kualitas hidup yang baik pada pasien. Berbagai penyakit baik fisik maupun mental
dapat menyebabkan terganggunya kualitas hidup sehingga perlu diperhatikan dan
diwaspa- dai oleh para petugas medis. Dampak negatif dari insomnia ini termasuk
kelelahan (berkurangnya energi/ vitalitas) dan gangguan kognisi. Hubungan antara
insomnia dengan kesehatan yang berkaitan dengan kualitas hidup adalah
multifaktorial, memiliki efek yang berkelanjutan. Beberapa literatur menujukkan
korelasi dari pengalaman insomnia dengan penurunan kualitas hidup, dikatakan
juga bahwa insomnia sebagai faktor komorbid tersering timbulnya gangguan
psikiatri, terutama depresi. Dalam publikasi literature review korelasi insomnia
dengan kualitas hidup antara lain oleh Suzan et al pada tahun 2009, Waguh WI
tahun 2012 dan Sermin T tahun 2012 memberikan suatu data masukan yang sesuai
bahwa hampir 40% dari penduduk usia dewasa yang menderita insomnia juga
terdiagnosis dengan paling tidak satu gangguan psikiatri, dimana yang tersering
yaitu Insomnia bukan satu-satunya simptom atau gejala dari gangguan stres paska
trauma, kecemasan dan depresi. Di sisi lain Insomnia juga bisa menjadi faktor yang
mendukung timbulnya kondisi-kondisi tersebut. Faktor stressor baik fisik dan psikis
dan lingkungan kerja bisa menimbul- kan kondisi insomnia, yang mana hal ini akan
berdampak pada kualitas hidup individual. Hasil penelian ini sesuai dengan
beberapa penelitian yang telah dipublikasikan sebelumnya, walaupun kelemahan
dari penelitian ini yaitu beberapa variabel lain yang ikut berperan mempengaruhi
kualitas hidup tidak diukur yaitu antara lain variabel kecemasan dan depresi.4

KESIMPULAN
Kesimpulan dalam penelitian ini didapatkan dari 35 responden pasien di Klinik
Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
memiliki kecenderungan lebih banyak mengalami insomnia ringan dikarenakan
kualitas hidup baik. Pada 35 responden yang mengalami insomnia ringan dengan
kualitas hidup baik yaitu 13 orang (72.2%), dan responden yang memiliki
insomnia ringan dengan kualitas hidup buruk yaitu 5 orang (8.2%). Adapun
responden yang memiliki insomnia sedang dengan kualitas hidup baik yaitu 6
orang (35.3%) dan responden yang memiliki insomnia sedang dengan kualitas
hidup buruk yaitu 11 orang (64.7%). Pada penelitian ini, hasil uji statistik Chi-
square didapatkan p value = 0.028 dengan nilai a = 0,05, yang artinya p < a, maka
Ha diterima. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan insomnia terhadap kualitas
hidup pada pasien di Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.

SARAN
Bagi penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan
rancangan penelitian selain cross sectional dengan jumlah sampel yang lebih
banyak serta dapat dijadikan bahan pertimbangan dan pedoman untuk penelitian
dengan variabel yang berbeda. Bagi klinik perlu adanya penyuluhan mengenai
insomnia dan kualitas hidup, dimana dengan kualitas hidup yang baik diharapkan
tidak terjadi keparahaan insomnia kepada pasien di Klinik Dokter Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang agar dapat
mencegah dan mengurangi kejadian insomnia, dimana terdapat hubungan antara
insomnia dengan kesehatan yang berkaitan dengan kualitas hidup dikatakan juga
bahwa insomnia sebagai faktor komorbid tersering timbulnya gangguan psikiatri,
terutama depresi.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada para responden di Klinik
Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
atas partisipasinya dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Daton, PA., Uinarni, H., Joewana, S. Hubungan antara Insomnia dengan
Kualitas Hidup Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya Jakarta. HTMJ : 2019;16(2).
2. Kaur, K., Spurling, BC., Bollu, PC. Chronic Insomnia. StatPearls. 2022.
Dikutip 18 November 2022. https://www.ncbi.nln.gov/books/NBK526136/.

3. Fernando, R., Hidayat, R. Hubungan Lama Penggunaan Media Sosial


Dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Tahun 2020. 2020. Jurnal Ners,
4(2), 83–89.

4. Premani, NT., dkk. Insomnia Berkorelasi dengan Terganggunya Kualitas


Hidup Personil Militer di Lingkungan Makesdam IX/ Udayana. 2017.
Medicina 48(3): 206-210. DOI:10.15562/medi.v48i3.160

5. Paried, AI, dkk. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat


Kualitas Hidup Nelayan Pesisir di Desa Pahlawan Kecamatan Tanjung
Tiram Kabupaten Batu Bara. Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik
2018;4(1)

6. Mustopa., dkk. Hubungan Tingkat Insomnia dengan Kualitas Hidup pada


Lansia yang Hidup Sendiri. Jurnal Kesehatan. 2020;11(1)

Anda mungkin juga menyukai