Oleh:
Melenia Rhoma Dona YS, S. Ked
71 2021 060
Penguji:
dr. Achmad Ridwan, MO, M.Sc
Laporan Kasus:
Pendekatan Pelayanan Kedokteran Keluarga Pada Pasien Hipertensi Derajat II
Tidak Terkontrol Di Lingkungan Klinik Dokter Keluarga Universitas
Muhammadiyah Palembang
Oleh:
Melenia Rhoma Dona YS, S. Ked
71 2021 060
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Ujian Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “Pendekatan
Pelayanan Kedokteran Keluarga Pada Pasien Hipertensi Derajat II Tidak Terkontrol Di
Lingkungan Klinik Dokter Keluarga Universitas Muhammadiyah Palembang”, sebagai
salah satu syarat untuk mengikuti ujian Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Saya menyadari bahwa dalam proses menyelesaikan laporan ini banyak kendala
yang dialami, namun berkat bantuan, bimbingan, kerja sama dari berbagai pihak dan
berkah Allah SWT sehingga kendala tersebut dapat diatasi. Saya ucapkan banyak terima
kasih kepada Pembimbing dan Penguji, yaitu dr. Achmad Ridwan, MO, M.Sc yang telah
membantu penyelesaian laporan ini.
Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dengan
segala kerendahan hati, Saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis ini.
Akhir kata, Saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
4.2 Identifikasi Fungsi Keluarga ...................................................................... 37
4.3 Diagnosis Kedokteran Keluarga ................................................................. 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 41
LAMPIRAN .................................................................................................... 42
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada laporan kasus kali ini penulis akan membahas mengenai pasien atas nama Ny.J
berusia 44 tahun yang didiagnosis hipertensi derajat II tidak terkontrol. Prinsip pelayanan
dokter keluarga pada kasus ini adalah melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan
dengan memandang pasien sebagai individu yang utuh terdiri dari unsur biopsikososial,
serta penerapan prinsip pencegahan penyakit promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Proses
pelayanan dokter keluarga dapat lebih berkualitas bila didasarkan pada hasil penelitian
ilmu kedokteran terkini (evidence based medicine). Oleh karena itu, laporan kasus ini
dibuat sebagai bahan diskusi dan pembelajaran bagi calon dokter lulusan Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
c. Hari ketiga:
Mengumpulkan laporan akhir dan presentasi hasil kunjungan rumah.
Menurut PDKI (2006), tata cara kunjungan pasien di rumah dapat dibedakan atas
tiga macam, yaitu:
1. Untuk Mengumpulkan Data tentang Pasien
Tata cara yang ditempuh adalah sebagai berikut :
a) Mempersiapkan daftar nama keluarga yang akan dikunjungi
b) Mengatur jadwal kunjungan
c) Mempersiapkan data yang akan dikumpulkan
d) Melakukan pengumpulan data
e) Melakukan pencatatan data
f) Menyampaikan penyuluhan kesehatan
2. Untuk Memberikan Pertolongan Kedokteran Atas Inisiatif Dokter Keluarga
Tata cara yang dilakukan mencakup enam kegiatan pokok sebagai berikut:
a) Mempersiapkan jadwal kunjungan
b) Menyampaikan jadwal kunjungan yang telah disusun kepada pasien
c) Mempersiapkan keperluan kunjungan
d) Melakukan kunjungan dan pertolongan kedokteran
e) Mengisi rekam medis keluarga
f) Menyusun rencana tidak lanjut
3. Untuk Memberikan Pertolongan Kedokteran Atas Inisiatif Pasien Atau
Pihak Keluarga
Tata cara yang ditempuh adalah sebagai berikut :
a) Menanyakan selengkapnya tentang keadaan pasien
b) Mempersiapkan keperluan kunjungan
c) Melakukan kunjungan serta pertolongan kedokteran
d) Mengisi rekam medis keluarga
e) Menyusun rencana tindak lanjut
6
Keluarga yang disamping terdiri dari suami, istri, dan anak- anak kandung,
juga terdiri dari sanak saudara lainnya, baik menurut garis vertikal (ibu, bapak,
kakek, nenek, mantu, cucu, cicit) dan ataupun menurut garis horizontal
(kakak, adik, ipar) yang dapat berasal dari pihak suami atau istri.
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung atau tiri.
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang tidak terikat dalam
perkawinan sah serta anak-anak mereka yang tinggal bersama.
Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah bercerai,
berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak
mereka tinggal bersama.
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita, dan anak-anak yang tinggal bersama,
berbagi hal dan tanggung jawab serta memiliki kekayaan bersama.
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin
telah mempunyai anak, tetapi kemudian bercerai dan masing- masing menikah
lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangan masing- masing, semuanya
mengganggap sebagai satu keluarga.
7
Keluarga yang terdiri dari suami dengan beberapa istri dan anak- anaknya atau
istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya yang hidupbersama.
Pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan.
1. Fungsi Holistik
Fungsi holistik adalah fungsi keluarga yang meliputi fungsi biologis, fungsi
psikologi, dan fungsi sosial–ekonomi. Fungsi biologis menunjukkan apakah di
dalam keluarga tersebut terdapat gejala–gejala penyakit yang menurun (herediter),
penyakit menular, maupun penyakit kronis. Fungsi psikologis menunjukkan
bagaimana hubungan antara anggota keluarga, apakah keluarga tersebut dapat
memecahkan masalah bersama. Fungsi sosio-ekonomi menunjukkan bagaimana
kondisi ekonomi keluarga, dan peran aktif keluarga dalam kehidupan sosial
bermasyarakat.
2. Fungsi Fisiologis
Bila pertanyaan dijawab sering atau selalu maka nilanya 2, kadang-kadang nilai
1, jarang atau tidak nilai 0. Bila hasil penjumlahan kelima nilai diatas, yaitu:
Tabel 2.1. Interpretasi Apgar Score
3. Fungsi Patologis
Fungsi patologis keluarga dinilai dengan menggunakan SCREEM (Social
Cultural Religion Economic Education Medical), yaitu:
b) Apakah keluarga puas terhadap budaya yang berlaku di daerah itu (Culture).
memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi
penderita atau keluarganya (home visit) agar tetap dalam kondisi kesehatan yang
baik. Kunjungan rumah (home visit) merupakan kedatangan petugas kesehatan
ke rumah pasien untuk lebih mengenal kehidupan pasien atau memberikan
pertolongan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien.2
Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh
yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, di mana
tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh
golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak boleh oleh organ tubuh atau
jenis penyakit tertentu saja. Adapun ciri-ciri profesi dokter keluarga sebagai
berikut:5
1. Mengikuti pendidikan dokter sesuai standar nasional.
2. Pekerjaannya berlandaskan etik profesi.
3. Mengutamakan panggilan kemanusiaan daripada keuntungan.
4. Pekerjaannya legal melalui perizinan.
5. Anggota-anggotanya belajar sepanjang hayat.
6. Anggota-anggotanya bergabung dalam suatu organisasi profesi.
7. Melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang, melainkan sebagai
anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakatsekitarnya.
8. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan memberikan
perhatian kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi
jumlah keseluruhan keluhan yang di sampaikan.
9. Mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat seoptimal
mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan mengenal sertamengobati sedini
mungkin.
11
2.3 Hipertensi
2.3.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada
tiga kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat
atau tenang. Penyakit ini disebut sebagai silent killer karena penyakit ini mematikan
namun sering kali tidak menunjukkan gejala (asimptomatik).3
1. Usia
Usia mempengaruhi faktor risiko terkena hipertensi dengan kejadian paling tinggi
pada usia 30-40 tahun.
2. Jenis Kelamin
Komplikasi hipertensi meningkat pada seseorang dengan jenis kelamin laki-laki.
3. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan hipertensi memberikan risiko terkena hipertensi
sebanyak 75%.
4. Obesitas
Meningkatnya trigliserida atau kolesterol meninggikan risiko terjadinya
hipertensi.
5. Diet
Meningkatnya risiko dengan diet sodium tinggi, risiko meninggi pada masyarakat
industri dengan tinggi lemak, diet tinggi kalori.
6. Merokok
Risiko terjadinya hipertensi dihubungkan dengan jumlah rokok dan lamanya
merokok.
17
7. Stress
Stress dapat meningkatkan tekanan darah dalam waktu yang pendek, tetapi
kemungkinan bukan penyebab meningkatnya tekanan darah dalam waktu yang
panjang.
8. Aktivitas Fisik
Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi karena
olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tekanan darah.
1. Anamnesis:
a) Durasi hipertensi
b) Riwayat terapi hipertensi sebelumnya dan efek sampingnya bila ada
c) Riwayat hipertensi dan kardiovaskular pada keluarga
d) Kebiasaan makan dan psikososial
e) Faktor risiko lainnya: kebiasaan merokok, perubahan BB, dislipidemia,
diabetes, kurang aktivitas fisik.
f) Bukti hipertensi sekunder: riwayat penyakit ginjal, perubahan penampilan,
kelemahan otot, tidur tidak teratur, mengorok, somnolen di siang hari, gejala
hipo atau hipertiroidisme, riwayat konsumsi obat yang dapat menaikkan
tekanan darah.
g) Bukti kerusakan organ target: riwayat TIA, stroke, buta sementara, penglihatan
kabur tiba-tiba, angina, infark miokard, gagal jantung, disfungsi seksual.
2. Pemeriksaan fisik:
a) Pengukuran TB dan BB, tanda vital
b) Auskultasi pengukuran TD
18
2.3.7 Tatalaksana.13
Tujuan pengobatan pasien hipertensi, yaitu:
1. Target tekanan darah <150/90, untuk individu dengan diabetes, gagal ginjal, dan
individu dengan usia >60 tahun <140/90.
2. Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler.
a) Non Farmakologi
- Modifikasi gaya hidup
Tabel 2.3. Modifikasi Gaya Hidup pada Hipertensi
Turunkan berat badan Target indeks massa tubuh (IMT) < 25 kg/m2
Diet rendah garam < 6 gr NaCl/hari
Adaptasi menu diet DASG (Dietary Perbanyak buah, sayur, produk susu rendah
Approaches to Stop Hypertension) lemak jenuh
Membatasi konsumsi alkohol Bagi peminum alkohol, konsumsi ≤ 2
gelas/hari pada pria dan ≤ 1 gelas/hari pada
wanita
Aktivitas fisik Aerobik rutin, seperti jalan cepat selama 30
menit/hari
19
b) Farmakologis:
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada pasien
hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah > 6
bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi derajat ≥ 2.
Obat-obatan yang dapat digunakan yaitu:
- Pemberian B blocker pada pasien unstable angina atau non-ST elevated
myocardial infark (NSTEMI) atau STEMI harus memperhatikan kondisi
hemodinamik pasien. B blocker hanya diberikan pada kondisi hemodinamik
stabil.
- Pemberian ACE-1 atau angiotensin receptor blocker (ARB) pada pasien
NSTEMI atau STEMI apabila hipertensi persisten, terdapat infark miokard
anterior, disfungsi ventrikel kiri, gagal jantung, atau pasien menderita diabetes
dan PJK.
- Pemberian antagonis aldosterone pada pasien disfungsi ventrikel kiri bilaterjadi
gagal jantung berat.
20
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas
Nama : Ny. J
Usia : 44 Tahun
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 29 Agustus 1978
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Asisten rumah tangga
Status : Menikah
Alamat :Jl.KH Bhalqi Lr Banten III, Seberang Ulu II, Palembang.
3.2 Subjektif
Autoanamnesis dengan penderita tanggal 1 Desember 2022 pukul 14.00
1. Keluhan Utama
Pasien sering merasa nyeri kepala sejak 3 hari yang lalu.
2. Keluhan Tambahan
Nyeri dan tegang bagian tengkuk sejak 3 hari yang lalu.
3. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien mengeluh dengan keluhan nyeri kepala sejak 3 hari yang lalu, nyeri
kepala disertai pusing, nyeri kepala menjalar hingga ke tengkuk dan kadang
terasa tegang. Keluhan dirasakan secara tiba-tiba dan terus menerus, keluhan
sering dirasakan sejak bangun tidur pagi hari hingga malam hari.
21
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya pasien
mengetahui menderita hipertensi pada saat dilakukan pemeriksaan diri karena
mengeluh nyeri kepala dan didapatkan tekanan darahnya 170/100 mmHg lalu
kemudian pasien diberikan obat hipertensi oleh dokter di Klinik Kedokteran
Keluarga.
Dalam kesehariannya pasien mengatakan sering mengkonsumsi makanan
yang tinggi garam dan tinggi lemak. Pasien juga jarang berolahraga. Pasien
pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya dan hanya minum obat jika
terdapat keluhan. Obat yang biasa dikonsumsi pasien yaitu obat amlodipin 5 mg
1x/hari pada malam hari. Pasien kontrol ke Klinik Kedokteran Keluarga jika obat
sudah habis dan juga memeriksakan tekanan darah jika pasien memiliki keluhan.
Pasien hanya mengkonsumsi obat jika terdapat keluhan dan berhenti minum obat
jika keluhan sudah hilang karena pasien sudah merasa sehat. Pasien tidak
memiliki riwayat penyakit lain. Pasien mengatakan bahwa ayah pasien memiliki
penyakit serupa yaitu hipertensi yang sudah dialami sejak 7 tahun yang lalu.
Riwayat penyakit asma, penyakit jantung dan lain-lain disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Compos mentis, Tekanan darah 160/100, HR 86x/m, RR 20x/m.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi : (+) sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat diabetes melitus : (-)
Riwayat alergi obat : (-)
Riwayat asma : (-)
Riwayat penyakit jantung : (-)
Riwayat penyakit TB Paru : (-)
5. Riwayat Penyakit Keluarga/ Lingkungan
Riwayat hipertensi : (+) Ayah pasien.
Riwayat diabetes mellitus : (-)
Riwayat asma : (-)
Riwayat : (-)
Riwayat TB paru : (-)
22
anak pasien dengan rumah berukuran 7x10 m. Lantai tersusun dari semen.
Dinding rumah terbuat dari batu bata. Atap rumah terbuat dari seng. Terdapat
jendela dan ventilasi di setiap ruangan. Rumah cukup mendapatkan pencahayaan
sinar matahari dan tidak terasa lembab. Sumber air berasal dari air sumur.
Didalam kamar mandi memiliki bak mandi penampung air. Kebersihan rumah
diluar dan didalam rumah terlihat cukup baik.
Kesan:
Sosial : Baik
Ekonomi : Cukup
Lingkungan : Cukup
Genogram
Keterangan:
: Laki-laki meninggal : Laki-laki
3.3 Objektif
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Nadi : 86 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
24
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,6 °C
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 150 cm
IMT : 28,8 (obesitas 1)
Keadaan Spesifik
3.6 Tatalaksana
1. Promotif
Upaya promotif dilakukan dengan cara memberikan edukasi kepada pasien dan
semua anggota keluarga tentang:
2. Preventif
a) Terapi non-farmakologis
- Membatasi konsumsi makanan tinggi garam, berminyak, dan pola
makan teratur 3 tiga kali dalam sehari.
- Melakukan aktivitas fisik seperti olahraga 30-45menit/hari
sebanyak 3-4 kali seminggu
b) Terapi Farmakologi
c) Istirahat yang cukup dan anjuran untuk kontrol rutin sebagai monitoring
untuk mencegah keadaan yang lebih buruk.
3.6 Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad malam
27
Tabel 3.1 Daftar Nama Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah
No Nama Kedudukan JK Umur Pendidikan Pekerjaan
1. Tn. M Suami L 53 tahun SD Pedagang
2. Ny. J Istri P 44 tahun SD ART
3. An.A Anak L 16 tahun SMA Siswa
4. An.S Anak P 12 tahun SMP Siswa
Denah Rumah
Kamar
Mandi
Dapur
Ruang tamu
Bagian Depan
6. Pembinaan Keluarga
a) Edukasi Terhadap Pasien
- Memberikan psikoterapi edukatif, yaitu memberikan informasi dan edukasi
tentang penyakit yang diderita, faktor risiko, gejala, dampak, faktor
penyebab, cara pengobatan, prognosis dan risiko yang memperberat agar os
tetap taat meminum obat dan rutin kontrol ke dokter.
33
8. Diagnosis Holistik
Dalam menetapkan masalah serta faktor yang mempengaruhi, digunakan
konsep Mandala of Health adalah sebagai berikut :
Gaya Hidup
Ayah FAKTOR
pasien juga Lingkungan masih
mengalami penyakit cukup baik, ventilasi
LINGKUNGAN FISIKada,
rumah
hipertensi
BIOLOGI
pencahayaan baik.
Komunitas
Total Skor 9 11
BAB IV
PEMBAHASAN
5. Fungsi Ekonomi
Ny. J bekerja sebagai asisten rumah tangga. Fungsi ekonomi pada keluarga Ny.
J cukup baik. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari berasal dari Tn. M selaku kepala
keluarga dan Ny. J selaku istri.
6. Fungsi Religius
Semua anggota keluarga menjalankan ibadahnya dengan baik.
7. Fungsi Pendidikan
Pasien tamat SD.
2. Gizi Keluarga
Pasien biasa makan 3x sehari dengan menu makanan sehari-hari keluarga ini tidak
menentu. Menu makanan yang biasa disediakan adalah nasi disertai lauk pauk
seperti ikan, ayam, tahu, tempe dan telur. Serta pasien juga sering mengkonsumsi
sayur-sayuran dan jarang konsumsi buah-buahan.
3. Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
Hygiene personal sudah cukup baik, keadaan rumah juga cukup baik.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Diagnosa kerja pada pasien Ny. J adalah Hipertensi Derajat II tidak terkontrol.
Diagnosis ditegakkan dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Berdasarkan hasil anamnesis kepada pasien, diketahui penyakit yang dialami dapat
dicetuskan dari faktor genetik, usia dan kebiasaan pasien seperti kebiasaan pola hidup
yang tidak sehat yaitu makan-makanan tinggi garam dan lemak, jarang berolahraga,
sering konsumsi kopi. Fungsi keluarga pada pasien ini tergolong baik dan semua
anggota keluarga saling mendukung. Pada pasien tidak terdapat fungsi patologis.
Diketahui bahwa Ny. J telah mengidap hipertensi sejak ± 1 tahun yang lalu,
hipertensi tidak terkontrol. Hipertensi pada pasien ini ialah hipertensi primer dimana
hipertensi ini merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik).
Selama pengobatan, pasien tidak rutin kontrol dan minum obat jika terdapat keluhan
saja, tentunya pasien juga perlu di edukasi dengan menggunakan metode pendekatan
dokter keluarga yaitu prinsip pelayanan yang holistik dan komprehensif, kontinu,
mengutamakan pencegahan, koordinatif, kolaboratif, penanganan personal bagi setiap
pasien sebagai bagian integral keluarga, mempertimbangkan keluarga, lingkungan
kerja, dan lingkungan tempat tinggal, menjunjung tinggi etika dan hukum, dapat
diaudit dan dipertanggungjawabkan, serta sadar biaya dan sadar mutu.
5.2. Saran
1. Pasien
Diharapkan pasien lebih sadar akan kesehatannya dan lebih sering memeriksakan
kesehatannya untuk mencegah agar tidak menimbulkan komplikasi yang lebih parah
dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN