Oleh :
Putri Umniyah, S. Ked
712021084
Dosen Pembimbing :
Oleh:
712021084
Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang di Departemen Anestesiologi Dan Terapi Intensif
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya bisa menyelesaikan referat ini. Penulisan referat ini
dilakukan dalam rangka memenuhi syarat dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan
Klinik di SMF Anestesiologi dan Terapi intensif Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
kepaniteraan klinik sampai pada penyusunan referat ini, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan referat ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasihkepada:
1) dr. Susi Handayani, Sp. An, M. Sc, Mars selaku pembimbing yang
telah mengarahkan saya dalam penyusunan laporan kasus ini;
2) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral;dan
3) Rekan sejawat serta semua pihak yang telah banyak membantu saya
dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga referat ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH..........................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................5
1.1.Latar Belakang.....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................7
2.1 Traspor Pasien.....................................................................................7
2.2.1 Pengertian Transpor pasien.........................................................7
2.2.2 Tujuan Transfer Pasien ..............................................................7
2.2.3 Stabilisasi dan Persiapan Pra-Transfer.......................................7
2.2.4 Cara Trasnpor.............................................................................8
2.2.5 Pendamping Pasien Selama Transfer.........................................10
BAB III KESIMPULAN................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari referat ini adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan bagi semua dokter muda agar dapat memahami manajemen
transfor pasien kritis
2. Diharapkan munculnya pola berpikir kritis bagi semua dokter muda setelah
dilakukan diskusi dengan dosen pembimbing klinik tentang manajemen
transfor pasien kritis
3. Diharapkan bagi semua dokter muda agar dapat mengaplikasikan
pemahaman yang didapatkan dalam kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
(KKS) managemen transfor pasien kritis
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
a. Bagi institusi, diharapkan laporan kasus ini dapat menambah bahan
referensi dan studi kepustakaan dalam bidang ilmu anestesi terutama
tentang managemen transfor pasien.
b. Bagi penulis selanjutnya, diharapkan referat ini dapat dijadikan
landasan untuk penulisan referat selanjutnya.
1.3.2 Manfaat Praktis
a. Bagi dokter muda, diharapkan referat ini dapat membantu dalam
mengaplikasikan managemen transfor pasien. pada kegiatan
kepaniteraan klinik senior (KKS).
b. Bagi tenaga kesehatan lainnya, diharapkan referat ini dapat menjadi
bahan masukan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan terutama
dalam memberikan informasi atau edukasi kesehatan berupa upaya
pencegahan kepada pasien dan keluarga.
c. Bagi pasien dan keluarga pasien, diharapkan referat ini dapat
memberikan pemahaman mengenai pentingnya upaya pencegahan
primer sebelum terjadi dan upaya pencegahan sekunder untuk
menghindari komplikasi yang lebih berat apabila sudah terjadi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
semestinya. Selama persiapan, pasien dilakukan A, B, C dan D, yaitu
jalan nafas, pernapasan, sirkulasi dan kecacatan, harus diperiksa, dan
masalah terkait yang dapat dicegah harus diperbaiki.12
1) Saluran Udara
2) Pernafasan
3) Sirkulasi
2) Transportasi Udara
Penggunaan transportasi udara telah meningkat di negara-negara maju
karena keunggulan transportasi cepat dengan dimasukkannya perawatan
medis khusus. Ada peningkatan prognosis pasien dengan trauma mayor,
infark miokard akut dan stroke akut karena penyediaan perawatan medis
yang tepat secara cepat dengan menggunakan transportasi udara.
Transportasi udara terdiri dari dua jenis:
a) Ambulans udara jenis sayap tetap atau pesawat terbang: Biasanya
digunakan untuk pemindahan pasien antar-rumah sakit jarak jauh
untuk kira-kira lebih dari 240 km. Ini adalah moda transportasi yang
lebih cepat dengan penyediaan kabin bertekanan dan lebih sedikit
kebisingan dan getaran. Ini digunakan untuk perjalanan lintas negara
10
atau benua. Kerugian utama adalah kebutuhan transportasi darat
tambahan antara rumah sakit dan fasilitas udara
b) Sayap rotor atau ambulans helikopter: Dapat digunakan untuk jarak tempuh
yang lebih pendek sekitar 80 km. Dapat digunakan untuk memindahkan
pasien langsung ke rumah sakit penerima dengan fasilitas helipad. Tidak
ada persyaratan transportasi darat tambahan. Namun, ruang lebih padat
dengan gangguan kebisingan dan getaran selama pemindahan pasien.
Menurut pedoman Pengiriman Medis Udara oleh American College of
Emergency Physician, transportasi udara diindikasikan jika transportasi darat
tidak memungkinkan karena faktor-faktor seperti waktu transfer, jarak yang
akan ditempuh dan tingkat perawatan yang diperlukan selama pemindahan.
Para pasien yang lebih mungkin mendapat manfaat dari transportasi udara
adalah :12
- Pasien trauma berat dengan cedera dada tembus, cedera multisistem, cedera
himpitan, usia kurang dari 12 tahun atau lebih dari 55 tahun atau pasien
dengan tanda vital tidak stabil.
- Pasien dengan sindrom koroner akut yang membutuhkan prosedur
revaskularisasi, tamponade jantung dengan gangguan hemodinamik, syok
kardiogenik yang membutuhkan pompa balon intra-aorta atau alat bantu
lainnya.
- Pasien karena menerima transplantasi organ.
- Pasien medis atau bedah berisiko tinggi yang sakit kritis, misalnya, pasien
dengan vasopresor tinggi, mode ventilasi khusus, memerlukan terapi
oksigen hiperbarik atau dengan keadaan darurat bedah seperti diseksi aorta
dengan gangguan hemodinamik.
11
- Level 0 : Ini mencakup pasien yang dapat dikelola di tingkat bangsal di rumah
sakit dan biasanya tidak diharuskan untuk didampingi oleh personel spesialis
mana pun
- Level 1 : Ini mencakup pasien yang berisiko memburuk kondisinya selama
pemindahan tetapi dapat dikelola dalam pengaturan bangsal akut dengan
dukungan dari tim perawatan kritis. Ini biasanya harus didampingi oleh
paramedis atau perawat terlatih
- Level 2 : Meliputi pasien yang memerlukan observasi atau intervensi atas
kegagalan sistem organ tunggal dan harus didampingi oleh personel yang
terlatih dan kompeten
- Level 3 : Ini mencakup pasien dengan kebutuhan perawatan pernapasan
lanjutan selama pengangkutan dengan dukungan setidaknya dua sistem organ
yang gagal. Pasien-pasien ini harus didampingi oleh dokter yang berkompeten
bersama dengan perawat dan paramedis.12
12
BAB III
KESIMPULAN
1. Transfer pasien adalah memindahkan pasien dari satu ruangan keruang perawatan/ruang
tindakan lain di dalam rumah sakit (intra rumah sakit) atau memindahkan pasien dari satu
rumah sakit ke rumah sakit lain (antar rumah sakit)
2. Tujuan dari manajemen transfer pasien adalah Agar pelayanan transfer pasien
dilaksanakan secara profesional dan berdedikasi tinggi dan proses transfer / pemindahan
pasien berlangsung dengan aman dan lancar serta pelaksanaannya sangat memperhatikan
keselamatan pasien serta sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
3. pemindahan pasien yang paling umum digunakan adalah transportasi darat, dengan
memasukkan ambulans dan Mobile Intensive Care Unit (MICUs), dan transportasi udara
yang mencakup ambulans helikopter atau pesawat.12
13
DAFTAR PUSTAKA
14
11.
15