DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
MELIANTI (217025)
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan kemampuan dalam proses perkuliahan dan
penulisan makalah yang berjudul “Timbang terima dan pendelagasian”
sebagai salah satu tugas kelompok dalam mata kuliah menajemen
keperawatan .
Kelompok IV
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.................................................................................15
B. Saran ..........................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari seluruh pihak,
maka pelayanan keperawatan professional hanyalah akan menjadi
teori semata. Untuk itu maka perlunya perawat mengupayakan
kegiatan penyelenggaraan Model Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MKAP) khususnya diruang interna. Diruang interna,
pasien dengan penyakit dalam membutuhkan tindakan keperawatan
yang tepat agar didapatkan kesembuhan dan teratasinya masalah
pasien. Manajemen keperawatan sangat diperukan di Ruang Interna
mengingat ruang interna dimana terdapat pasien yang mengalami
penyakit dalam membutuhkan kelolaan asuhan keperawatan yang
tepat dari perawat maupun dari tim medis lainnya. Oleh karenanya
manajemen keperawatan harus terus dikembangkan sebagai
tuntutan pengembangan ilmu keperawatan yang lebih professional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan timbang terima ?
2. Apa yang dimaksud dengan pendelegasian ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami timbang terima ?
2. Mahasiswa mampu memahami pendelegasian ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan/belum, dan perkembangan pasien saat itu. Informasi
yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima
dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer
(penanggung jawab ) dinas sore atau dinas malam secara tertulis atau
lisan.
4
b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak
memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan
kondisi secara umum
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga,
sehingga proses informasi dibutuhkan oleh perawat terkait status
kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedsite handover
Menurut kasean dan jagoo (2005) handover yang dilakukan
sekarang sudah menggunakan model bedsite handover yaitu
handover yang dilakukan disamping tempat tidur pasien dengan
melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk
mendapatkan feedback.
Secara umum materi disampaikan dalam proses operan jaga
baik secara tradisional mupun bedsite handover tidak jauh
berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan
diantaranya :
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil
keputusan terkait kondisi penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dalam komunikasi antara
pasien dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada
kondisi pasien secra khusus.
Bedsite handover juga tetap memperhatikan aspek tentang
kerahasian pasien jika ada informasi yang harus ditunda
terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi medis yang
lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan
diantaranya :
a. Penggunaan tape recorder
5
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian
diperdengarkan kembali sata perawat jaga selanjutnya telah
datang. Metode itu berupa one way communication.
b. Menggunakan komunikasi oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada
medical record saja atau media tertulis lainnya.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan
untuk dilakukan bahkan beberapa rumah sakit menggunakan
ketiga metode untuk dikombinasikan.
E. Prosedur timbang terima
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :
1. Persiapan
a. Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2. Pelaksanaan
Dalam penerapan sistem MPAKP: primer, timbang terima
dilaksanakan oleh perawat primer kepada perawat primer yang
mengganti jaga pada shift berikutnya :
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift/operan
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan
timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang
berkaitan tentang masalah keperawatan pasien, rencana tindakan
yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya
yang perlu dilimpahkan
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diseah
terimakan kepada perawat jaga berikutnya.
6
1. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift
2. Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggungjawab pasien (PP)
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis,
dan menggambarkan saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien
6. Pada saat timbang terima dikamar pasien, menggunakan volume
suara yang cukup sehingga pasien disebelahnya tidak
mendengar sesuatu yang rahasia bagi pasien, sesuatu yang
dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung
di dekat pasien
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock
sebaiknya dibicarakan di nurse station.
F. Dokumentasi dalam timbang terima
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam
komunikasi keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan
keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan
dokumen pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Ketrampilan
dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk
mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan
menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh
perawat.
7
8. Tindakan kolaborasi.
9. Rencana umum dan persiapan lain
10. Tanda tangan dan nama terang
Manfaat pendokumentasian adalah:
1. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.
2. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan
lainnya
3. Tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
4. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai
informasi mengenai pasien telah dicatat. (Suarli & Yayan B, 2009)
G. Evaluasi dalam Timbang Terima
a. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain : Catatan timbang terima, status klien dan
kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan
timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi
ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore ke
malam dipimpin oleh perawat primer.
b. Evaluasi Proses
Proses timbang terima
‘dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
Perawat primer malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya
yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di
nurse station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke nurse
station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah
keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum
dilakukan serta pesan khusus bila ada. Setiap klien dilakukan
timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.
c. Evaluasi Hasil
8
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik.
PASIEN
Diagnosa
Medis Diagnosa
Masalah Keperawatan
Rencana
Tindakan
Perkembanga
n Keadaan
Pasien
Masalah :
Belum Teratasi
Sebagian
9
Gambar 2.1 : Skema Timbang
Terima (Nuralam, 2008)
I. Definisi Pendelegasian
10
a. Menekankan pada tercapainya hasil-hasil yang didambakan atau
diinginkan pada waktu depan yang telah ditentukan ("desired
results").
b. Pendelegasian menyatakan dengan tegas tentang apa yang
harus dicapai, bukan bagaimana mencapainya, di mana fokus
utama diarahkan kepada hasil produksi.
c. Pendelegasian memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung
jawab, kewajiban membuat/memberi laporan pada awal tugas,
dalam tugas, dan akhir tugas untuk diketahui dan dievaluasi oleh
pemimpin.
d. Pelaksanaannya dilandasi pedoman/petunjuk ("guidelines") yang
jelas, baik bagi tugas maupun pelaksana tugas. Artinya
pendelegasian menyatakan pedoman-pedoman, larangan-
larangan, dan batas-batas dimana seseorang harus
bekerja/melakukan kewajibannya. Hal ini menolong setiap orang
untuk bekerja dengan baik/patut.
e. Melibatkan sumber-sumber daya ("resources") yang pasti.
Pendelegasian menyatakan (disertai dengan pernyataan) akan
adanya sumber-sumber daya, antara lain sumber daya manusia,
keuangan, teknis, atau organisasi yang dapat dipakai seseorang
untuk menyelesaikan tugas yang didelegasikan kepadanya.
f. Dinyatakan dengan adanya tanggung jawab dan
pertanggungjawaban ("responsibility" dan "accountability").
Pendelegasian menyatakan patokan yang akan digunakan untuk
menilai hasil/prestasi akhir, yang diwujudkan dengan adanya
tanggung jawab dan pertanggungjawaban kerja yang dapat
dilakukan dengan membuat/memberi pelaporan pada awal
tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk diketahui dan
dievaluasi oleh pemimpin.
g. Mempertimbangkan risiko-risiko yang akan terjadi atau ditindaki
("consequences"). Pendelegasian dapat menyatakan akibat-
11
akibat yang akan terjadi, yang baik maupun yang tidak baik,
sebagai hasil dari suatu pekerjaan atau tugas yang
didelegasikan. Akibat-akibat ini dapat diukur melalui
evaluasi/pengkajian yang dilakukan dengan meneliti deskripsi
tugas dan hasil kerja atau produk yang telah dilakukan atau
dihasilkan. Dengan menanyakan apakah semuanya ini telah
dilakukan dengan baik dan sesuai dengan rencana, ketentuan
dan prosedur, ataukah malah sebaliknya.
12
Supervisi dalam praktik keperawatan profesional adalah suatu
proses pemberian berbagai sumber yang dibutuhkan perawat untuk
menyelesaikan tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasi.
Supervisi dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu tugas teknis dan
dapat didelegasikan karena memerlukan supervisi dan pemberian
wewenang. Misalnya, staf dapat menyusun suatu perencanaan,
anggaran pembelian, dan keliatan yang lainnya tetapi tugas untuk
membuat persetujuan, rekomendasi, pelaksanaan masih merupakan
hak dan wewenang seseorang supervisor.
13
b. Identifikasi tugas yang dapat dilaksanakan dengan bantuan orang
lain
c. Mendidik dan memberikan pelatihan supaya tugas dapat
dilaksanakan dengan aman dan kompeten
d. Proses menentukan kompetensi dalam membantu seseorang
e. Ketersediaan supervisi yang cukup oleh PP.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan
menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien.
Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum
pergantian shift.Selain laporanan tar shift,dapat disampaikan juga
informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah
atau belum dilaksanakan.
Timbang terima bertujuan untuk kesinambungan informasi
mengenai keadaan klien secara menyeluruh sehingga tercapai asuhan
keperawatan yang optimal.
Pelaksanaan timbang terima pada hari terhadap seluruh klien
kelolaan di ruang bedah sebanyak 8 klien. Pelaksanaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai perencanaan dan semua personal dapat
melaksanakan kegiatan sesuai peran masing-masing.
B. Saran
Pembagian peran PP dan PA hendaknya lebih jelas baik saat di
nurse stasion atau saat di pasien
Pada laporan timbang terima hendaknya dilengkapi dengan
tandatangan PP pagi dan PP sore sebagai dokumentasi keperawatan
15
DAFTAR PUSTAKA
iii