Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TIMBANG TERIMA DAN PENDELEGASIAN

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Sariama., S. Kep

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

EVELYN DIAN IRIANI. P (217008)

MELIANTI (217025)

PUSVITHA SEPTRI DEVI (217035)

SHOLAWATUN SHOLEHA (217042)

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

AKADEMI KEPERAWATAN PELAMONIA

MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan kemampuan dalam proses perkuliahan dan
penulisan makalah yang berjudul “Timbang terima dan pendelagasian”
sebagai salah satu tugas kelompok dalam mata kuliah menajemen
keperawatan .

Dalam penyusunan makalah ini kami mengharapkan saran,


masukan bahkan kritik yang membangun untuk makalah ini, sehingga bisa
digunakan sebagai referensi dalam mata kuliah ini.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada


dosen pengajar mata kuliah keperawatan keluarga yang telah membantu
dan memotivasi kami dalam pembuatan makalah ini. Terima kasih juga
untuk semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
sehingga dapat selesai seperti yang diharapkan.

Makassar, 20 November 2019

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................1


B. Rumusan Masalah.......................................................................2
C. Tujuan .........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Timbang Terima..............................................................3


B. Tujuan Timbang Terima...............................................................4
C. Langkah-langkah..........................................................................4
D. Metode Dalam Timbang Terima..................................................4
E. Prosedur Timbang Terima...........................................................6
F. Dokumentasi Dalam Timbang Terima.........................................7
G. Evaluasi Dalam Timbang Terima.................................................8
H. Skema Timbang Terima...............................................................9
I. Definisi Pendelegasian...............................................................10
J. Aspek Penting Dalam Pendelegasian........................................10
K. Alasan Pentingnya Pendelegasian.............................................11
L. Prinsip Utama Pendelegasian.....................................................11
M. Konsep Dasar Pendelegasian Yang Efektif................................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................15
B. Saran ..........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen merupakan pendekatan yang dinamis dan proaktif


dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen
mencakup kegiatan koordinasidan supervise staf serta sarana dan
prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen keperawatan sebagai
proses bekerja melalui anggota staf untuk memberikan asuhan
keperawatan secara professional. Proses manajemen keperawatan
sejalan dengan keperawatan sebagai salah satu metode
pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional. Sehingga
keduanya diharapkan dapat saling mendukung.

Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh


masyarakat umum merupakan salah satu factor yang harus dicermati
dan diperhatikan oleh tenaga perawat. Dengan demikian, perawat
harus mampu berkiprah secara nyata dan diterima dalam
memberikan sumbangsih bagi kemanusiaan sesuia dengan ilmu dan
kiat serta kewenangan yang dimiliki. Salah satu strategi untuk
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan
keperawatan adalah pembenahan dalam manajemen keperawatan
dengan harapan adanya factor kelola yang optimal, sehingga mampu
menjadi wahana peningkatan keefektifan pembagian pelayanan
keperawatan.

Sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan


keperawatan. Ruangan sebagai bangsal salah sau unit terkecil
pelayanan kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi
perawat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun,
perlu disadari, tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan

1
dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari seluruh pihak,
maka pelayanan keperawatan professional hanyalah akan menjadi
teori semata. Untuk itu maka perlunya perawat mengupayakan
kegiatan penyelenggaraan Model Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MKAP) khususnya diruang interna. Diruang interna,
pasien dengan penyakit dalam membutuhkan tindakan keperawatan
yang tepat agar didapatkan kesembuhan dan teratasinya masalah
pasien. Manajemen keperawatan sangat diperukan di Ruang Interna
mengingat ruang interna dimana terdapat pasien yang mengalami
penyakit dalam membutuhkan kelolaan asuhan keperawatan yang
tepat dari perawat maupun dari tim medis lainnya. Oleh karenanya
manajemen keperawatan harus terus dikembangkan sebagai
tuntutan pengembangan ilmu keperawatan yang lebih professional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan timbang terima ?
2. Apa yang dimaksud dengan pendelegasian ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami timbang terima ?
2. Mahasiswa mampu memahami pendelegasian ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi timbang terima

Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan


dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.

Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu


diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dancross
Coverage. Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang
pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen
(2008) menyebutkan tentang definisi dari handoveradalah transfer
tentang informasi (termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat)
selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup
peluang tentang pertanyaan, klarifikasidan konfirmasi tentang pasien.
Handoffs juga meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan,
tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari perawat
sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.
Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara
dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien. Handover adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau
transfer tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke
perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu,
informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien,terapi, kondisi
terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya

Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk


menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan
dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan

3
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan/belum, dan perkembangan pasien saat itu. Informasi
yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima
dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer
(penanggung jawab ) dinas sore atau dinas malam secara tertulis atau
lisan.

B. Tujuan timbang terima


1. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.
2. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
3. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
C. Langkah-langkah
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu
mempersiapkan hal-hal apa saja yang selanjutnya meliputi :
a) Kondisi atau keadaan klien secara umum
b) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c) Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
3. Penyampaian operan di atas (pont c) harus dilakukan secara jelas
dan tidak terburu-buru.
4. Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama
secara langsung melihat keadaan klien. (Nursalam, 2002)
D. Metode dalam Timbang Terima
1. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh kassesan dan jago
(2005) disebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih
tradisional adalah :
a. Dilakukan hanya dimeja perawat

4
b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak
memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan
kondisi secara umum
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga,
sehingga proses informasi dibutuhkan oleh perawat terkait status
kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedsite handover
Menurut kasean dan jagoo (2005) handover yang dilakukan
sekarang sudah menggunakan model bedsite handover yaitu
handover yang dilakukan disamping tempat tidur pasien dengan
melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk
mendapatkan feedback.
Secara umum materi disampaikan dalam proses operan jaga
baik secara tradisional mupun bedsite handover tidak jauh
berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan
diantaranya :
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil
keputusan terkait kondisi penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dalam komunikasi antara
pasien dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada
kondisi pasien secra khusus.
Bedsite handover juga tetap memperhatikan aspek tentang
kerahasian pasien jika ada informasi yang harus ditunda
terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi medis yang
lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan
diantaranya :
a. Penggunaan tape recorder

5
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian
diperdengarkan kembali sata perawat jaga selanjutnya telah
datang. Metode itu berupa one way communication.
b. Menggunakan komunikasi oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada
medical record saja atau media tertulis lainnya.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan
untuk dilakukan bahkan beberapa rumah sakit menggunakan
ketiga metode untuk dikombinasikan.
E. Prosedur timbang terima
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :
1. Persiapan
a. Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2. Pelaksanaan
Dalam penerapan sistem MPAKP: primer, timbang terima
dilaksanakan oleh perawat primer kepada perawat primer yang
mengganti jaga pada shift berikutnya :
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift/operan
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan
timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang
berkaitan tentang masalah keperawatan pasien, rencana tindakan
yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya
yang perlu dilimpahkan
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diseah
terimakan kepada perawat jaga berikutnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam timbang terima :

6
1. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift
2. Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggungjawab pasien (PP)
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis,
dan menggambarkan saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien
6. Pada saat timbang terima dikamar pasien, menggunakan volume
suara yang cukup sehingga pasien disebelahnya tidak
mendengar sesuatu yang rahasia bagi pasien, sesuatu yang
dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung
di dekat pasien
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock
sebaiknya dibicarakan di nurse station.
F. Dokumentasi dalam timbang terima
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam
komunikasi keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan
keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan
dokumen pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Ketrampilan
dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk
mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan
menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh
perawat.

Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:


1. Identitas pasien.
2. Diagnosa medis pesien.
3. Dokter yang menangani
4. Kondisi umum pasien saat ini.
5. Masalah keperawatan.
6. Intervensi yang sudah dilakukan.
7. Intervensi yang belum dilakukan.

7
8. Tindakan kolaborasi.
9. Rencana umum dan persiapan lain
10. Tanda tangan dan nama terang
Manfaat pendokumentasian adalah:
1. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.
2. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan
lainnya
3. Tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
4. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai
informasi mengenai pasien telah dicatat. (Suarli & Yayan B, 2009)
G. Evaluasi dalam Timbang Terima
a. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain : Catatan timbang terima, status klien dan
kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan
timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi
ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore ke
malam dipimpin oleh perawat primer.
b. Evaluasi Proses
Proses timbang terima
‘dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
Perawat primer malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya
yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di
nurse station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke nurse
station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah
keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum
dilakukan serta pesan khusus bila ada. Setiap klien dilakukan
timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.
c. Evaluasi Hasil

8
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik.

H. Skema Timbang Terima

PASIEN

Diagnosa
Medis Diagnosa
Masalah Keperawatan

Rencana
Tindakan

Yang Telah Yang Akan


Dilakukan Dilakukan

Perkembanga
n Keadaan
Pasien

Masalah :

Belum Teratasi
Sebagian

9
Gambar 2.1 : Skema Timbang
Terima (Nuralam, 2008)
I. Definisi Pendelegasian

Pendelegasian adalah menyelesaikan tugas melalui orang lain atau


megarahkan tugas kepada satu orang atau lebih untuk mencapai tujuan
organisasi. Namun, definisi yang lebih kompleks dari pendelagasian,
supervisi, dan penugasan telah dibuat oleh American Nurses
Association (ANA) dan National Council Of State Boards Of Nursing
(NCBSN) sebagai respon terhadap adanya kompleksitas
pendelagasian diarea pelayanan kesehatan dewasa ini, yaitu
meningkatnya jumlah pekerja, yang relatif tidak terlatih dan tidak
memiliki izin yang merawat pasien secara langsung.

Pendelagian adalah proses tergorganisasi dalam kerangka hidup


organisme untuk seacra langsung melibatkan sebanyak mungkin orang
dan pribadi dalam pembuatan keputusan, pengarahan, dan pengerjaan
kerja yang berkaitan dengan pemastian tugas. (Roymond. H, 2012)

J. Aspek penting dalam pendelegasian


1. Fokus pendelegasian adalah hasil kerja yang diharapkan tercapai,
dalam upaya menggapai sasaran/tujuan akhir dari organisasi.
2. Pendelegasian dilaksanakan dengan sikap hormat yang didasarkan
atas penghargaan dan kesadaran terhadap diri sendiri sebagai
sesuatu yang "berharga", serta memerhatikan harga diri dan
kehendak bebas orang lain, di mana setiap pekerja dipandang
sebagai subjek, dan bukan objek kerja.
3. Pendelegasian yang menghasilkan melibatkan harapan-harapan
yang meliputi bidang berikut.

10
a. Menekankan pada tercapainya hasil-hasil yang didambakan atau
diinginkan pada waktu depan yang telah ditentukan ("desired
results").
b. Pendelegasian menyatakan dengan tegas tentang apa yang
harus dicapai, bukan bagaimana mencapainya, di mana fokus
utama diarahkan kepada hasil produksi.
c. Pendelegasian memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung
jawab, kewajiban membuat/memberi laporan pada awal tugas,
dalam tugas, dan akhir tugas untuk diketahui dan dievaluasi oleh
pemimpin.
d. Pelaksanaannya dilandasi pedoman/petunjuk ("guidelines") yang
jelas, baik bagi tugas maupun pelaksana tugas. Artinya
pendelegasian menyatakan pedoman-pedoman, larangan-
larangan, dan batas-batas dimana seseorang harus
bekerja/melakukan kewajibannya. Hal ini menolong setiap orang
untuk bekerja dengan baik/patut.
e. Melibatkan sumber-sumber daya ("resources") yang pasti.
Pendelegasian menyatakan (disertai dengan pernyataan) akan
adanya sumber-sumber daya, antara lain sumber daya manusia,
keuangan, teknis, atau organisasi yang dapat dipakai seseorang
untuk menyelesaikan tugas yang didelegasikan kepadanya.
f. Dinyatakan dengan adanya tanggung jawab dan
pertanggungjawaban ("responsibility" dan "accountability").
Pendelegasian menyatakan patokan yang akan digunakan untuk
menilai hasil/prestasi akhir, yang diwujudkan dengan adanya
tanggung jawab dan pertanggungjawaban kerja yang dapat
dilakukan dengan membuat/memberi pelaporan pada awal
tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk diketahui dan
dievaluasi oleh pemimpin.
g. Mempertimbangkan risiko-risiko yang akan terjadi atau ditindaki
("consequences"). Pendelegasian dapat menyatakan akibat-

11
akibat yang akan terjadi, yang baik maupun yang tidak baik,
sebagai hasil dari suatu pekerjaan atau tugas yang
didelegasikan. Akibat-akibat ini dapat diukur melalui
evaluasi/pengkajian yang dilakukan dengan meneliti deskripsi
tugas dan hasil kerja atau produk yang telah dilakukan atau
dihasilkan. Dengan menanyakan apakah semuanya ini telah
dilakukan dengan baik dan sesuai dengan rencana, ketentuan
dan prosedur, ataukah malah sebaliknya.

K. Alasan pentingnya pendelegasian


Ada alasan delegasi itu diperlukan, diantaranya adalah :
1. Memungkinkan atasan dapat mencapai lebih dari pada mereka
menangani setiap tugas sendiri.
2.  Agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien.
3. Atasan dapat memusatkan tenaga kepada suatu tugas yang lebih
diprioritaskan.
4. Dapat mengembangkan keahlian bawahan sebagai suatu alat
pembelajaran dari kesalahan.
5. Karena atasan tidak mempunyai kemampuan yang dibutuhkan
dalam pembuatan keputusan.
6. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai
hasil yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
7. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
8. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat
memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih
penting.
9. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh
dan berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan
informasi untuk belajar dari kesalahan atau keberhasilan.

L. Prinsip utama pendelagasian

12
Supervisi dalam praktik keperawatan profesional adalah suatu
proses pemberian berbagai sumber yang dibutuhkan perawat untuk
menyelesaikan tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasi.
Supervisi dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu tugas teknis dan
dapat didelegasikan karena memerlukan supervisi dan pemberian
wewenang. Misalnya, staf dapat menyusun suatu perencanaan,
anggaran pembelian, dan keliatan yang lainnya tetapi tugas untuk
membuat persetujuan, rekomendasi, pelaksanaan masih merupakan
hak dan wewenang seseorang supervisor.

M.Konsep dasar pendelegasian yang efektif


Lima konsep yang mendasari efektivitas dalam pendelegasian. Lima
konsep tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Pendelegasian bukan suatu sistem untuk mengurangi tanggung
jawab menjadi bermakna. Manajer keperawatan sering
mendelegasikan tanggung jawabnya kepada staf dalam
melaksanakan asuhan terhadap pasien. Misalnya, dalam penerapan
model asuhan keperawatan profesional primer, seorang perawat
primer (PP) melimpahkan tanggung jawabnya dalam memberikan
asuhan keperawatan kepda perawat pendamping/associate (PA).
Perawat primer memberikan tanggung jawab yang penuh dalam
merawat pasien yang di delegasikan.
2. Tanggung jawab dan otoritas harus di delegasikan secara seimbang
perawat primer menyusun tujuan tindakan keperawatan. Tanggung
jawab untuk melaksanakan tujuan/rencana didelegasikan kepada
staf yang sesuai atau menguasai kasus yang dilimpahkan. Kemudian
PP memberikan wewenang kepada PA untuk mengambil semua
keputusan yang menyangkut keadaan pasien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Proses tersebut harus meliputi :
a. Pengkajian kebutuhan pasien

13
b. Identifikasi tugas yang dapat dilaksanakan dengan bantuan orang
lain
c. Mendidik dan memberikan pelatihan supaya tugas dapat
dilaksanakan dengan aman dan kompeten
d. Proses menentukan kompetensi dalam membantu seseorang
e. Ketersediaan supervisi yang cukup oleh PP.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan
menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien.
Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum
pergantian shift.Selain laporanan tar shift,dapat disampaikan juga
informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah
atau belum dilaksanakan.
Timbang terima bertujuan untuk kesinambungan informasi
mengenai keadaan klien secara menyeluruh sehingga tercapai asuhan
keperawatan yang optimal.
Pelaksanaan timbang terima pada hari terhadap seluruh klien
kelolaan di ruang bedah sebanyak 8 klien. Pelaksanaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai perencanaan dan semua personal dapat
melaksanakan kegiatan sesuai peran masing-masing.

B. Saran
Pembagian peran PP dan PA hendaknya lebih jelas baik saat di
nurse stasion atau saat di pasien
Pada laporan timbang terima hendaknya dilengkapi dengan
tandatangan PP pagi dan PP sore sebagai dokumentasi keperawatan

15
DAFTAR  PUSTAKA

Bessie.L (2010). Kepemimpinan dan managemen keperawatan teori dan


aplikasi. Edisi 4. Jakarta: EGC

Gillies, (1989). Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem,Edisi


Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.

Nursalam, (2002). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta.

Roymond. H, (2012). Buku ajar managemen keperawatan. Jakarta : EGC

iii

Anda mungkin juga menyukai