Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

KONSEP TIMBANG TERIMA PASIEN

Diajukan untuk memenuhi tugas manajemen keperawatan


Dosen Pengampu : Burhanudin Basyri M,Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Anggota :
1. Satra Azmia Herlanda 1941111023
2. Septi Priwindani 1941111025
3. Yunita Pangestu 1941111038
4. Moch Hielmy Alhafidzh 1941111049
5. Adeliana Anjani 1941111070
6. M. Sulthon 1941111071

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP TIMBANG
TERIMA PASIEN” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Keperawatan. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.

Tujuan suatu pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk


sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing, membentuk watak dan jiwa sosial,
berbudaya, berakhlak dan berbudi luhur, serta berwawasan pengetahuan yang luas dan
menguasai teknologi. Makalah ini dibuat oleh penyusun untuk membantu memahami materi
tersebut. Mudah-mudahan makalah ini memberikan manfaat dalam segala bentuk kegiatan
belajar, sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses pencapaian yang telah
direncanakan.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
segala kritikan dan saran yang membangun akan kami terima dengan lapang dada sebagai
wujud koreksi atas diri tim penyusun yang masih belajar. Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Penyusun, Februari 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar belakang.............................................................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS............................................................................. 3

A. Pengertian..................................................................................................... 3
B. Tujuan timbang terima................................................................................. 3
C. Manfaat timbang terima............................................................................... 4
D. Prinsip timbang terima................................................................................. 5
E. Jenis timbang terima.................................................................................... 6
F. Hambatan dalam timbang terima................................................................. 7
G. Langkah-langkah pelaksanaan timbang terima............................................ 7
H. Prosedur timbang terima.............................................................................. 9
I. Efek timbang terima..................................................................................... 10
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 11

A. Kesimpulan.................................................................................................. 11
B. Saran............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Timbang terima merupakan waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tentang
pasien dari perawat satu ke perawat yang lain. Tujuan dari timbang terima ini adalah
menyediakan waktu, informasi yang akurat tentang rencana keperawatan, terapi, kondisi
terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya. Timbang terima adalah suatu
cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien (Nursalam, 2008).
Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara
singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat
primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis atau lisan,
diperlukan juga suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien terhadap apa yang
sudah dilakukan intervensi dan yang belum, serta respon pasien yang terjadi. Perawat
melakukan timbang terima dengan berjalan bersama dengan perawat lainnya dan
menyampaikan kondisi pasien secara akurat didekat pasien. Cara ini lebih efektif dari
pada harus menghabiskan waktu orang lain untuk membaca dan akan membantu perawat
dalam menerima timbang terima secara nyata. Clair dan Trussel (dalam Kerr, 2001)
menyusun pengertian dari handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien
yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga.
Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting, karena dengan
timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan akan bisa
dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan tanggungjawab dan tanggunggugat
dari seorang perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik, maka akan
muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya
informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini
akan menurunkan kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan tingkat kepuasan
pasien. Kegiatan timbang terima yang telah dilakukan perlu dipertahankan dan

1
ditingkatkan kualitasnya. Timbang terima adalah transfer tentang informasi (termasuk
tanggungjawab dan

2
2

tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup


peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien (Frisen, 2008).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan rumusan masalah mengenai konsep
dasar timbang terima pasien.
C. Tujuan
Mendeskripsikan konsep timbang terima pasien.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Agustin, Wijaya, & Habibi (2014) timbang terima adalah proses transfer atau
perpindahan informasi penting untuk asuhan keperawatan pasien secara holistic dan
aman yang bertujuan agar pelayanan yang diberikan oleh setiap perawat saling
berkesinambungan. Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien (Nursalam, 2012).
Timbang terima atau overan pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan serta perkembangan
pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan
asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Overan dilakukan oleh perawat
primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas
malam secara tertulis dan lisan.
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu
diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage.
Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh
perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari
handover adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggungjawab dan
tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup
peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Handoffs juga
meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan, tanggungjawab utama dan
kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya
perawatan.

B. Tujuan Timbang Terima


Menurut Australian Health Care and Hospitals Association/AHHA (2009)
tujuan timbang terima adalah untuk mengidentifikasi, mengembangkan dan
meningkatkan timbang terima klinis dalam berbagai pengaturan kesehatan. Menurut
Nursalam (2012), tujuan dilaksanakannya timbang terima adalah :

3
4

1. Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang


penting.
2. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
3. Menyampaikan hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.
4. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh perawat
dinas berikutnya.
5. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi,
mereliabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang
digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.
Timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:
1. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan perasaan
perawat.
2. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan
keputusan dan tindakan keperawatan.

C. Manfaat Timbang Terima


Menurut AHHA (2009), manfaat timbang terima adalah :
1. Peningkatan kualitas asuhan keperawatan yang berkelanjutan. Misalnya,
penyediaan informasi yang tidak akurat atau adanya kesalahan yang dapat
membahayakan kondisi pasien.
2. Selain mentransfer informasi pasien, timbang terima juga merupakan sebuah
kebudayaan atau kebiasaan yang dilakukan oleh perawat. Timbang terima
mengandung unsur-unsur kebudayaan, tradisi, dan kebiasaan. Selain itu, timbang
terima juga sebagai dukungan terhadap teman sejawat dalam melakukan tindakan
asuhan keperawatan selanjutnya.
3. Memberikan :manfaat katarsis” (upaya untuk melepaskan beban emosional yang
terpendam), karena perawat yang mengalami kelelahan emosional akibat asuhan
keperawatan yang dilakukan bisa diberikan kepada perawat berikutnya pada
pergantian dinas dan tidak dibawa pulang. Dengan kata lain, proses timbang
terima dapat mengurangi kecemasan yang terjadi pada perawat.
4. Timbang terima memiliki dampak yang positif bagi perawat, yaitu memberikan
motivasi, menggunakan pengalaman dan informasi untuk membantu perencanaan
5

pada tahap asuhan keperawatan selanjutnya (pelaksanaan asuhan keperawatan


terhadap pasien yang berkesinambungan), meningkatkan kemampuan komunikasi
antar perawat, menjalin suatu hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar
perawat, serta perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara
komprehensif.
5. Selain itu, timbang terima memilik manfaat bagi pasien diantaranya, pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, dan dapat menyampaikan
masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap. Bagi rumah sakit,
timbang terima dapat meningkatkan pelayanan keperawatan kepada pasien secara
komprehensif.

D. Prinsip Timbang Terima


Friesen, White dan Byers (2009) memperkenalkan enam standar prinsip
timbang terima pasien, yaitu :
1. Kepemimpinan dalam timbang terima pasien
Semakin luas proses timbang terima (lebih banyak peserta dalam kegiatan
timbang terima), peran pemimpin menjadi sangat penting untuk mengelola
timbang terima pasien di klinis. Pemimpin harus memiliki pemahaman yang
komprehensif dari proses timbang terima pasien dan perannya sebagai pemimpin.
Tindakan segera harus dilakukan oleh pemimpin pada eskalasi pasien yang
memburuk.
2. Pemahaman tentang timbang terima pasien
Mengatur sedemikian rupa agar timbul suatu pemahaman bahwa timbang
terima pasien harus dilaksanakan dan merupakan bagian penting dari pekerjaan
sehari-hari dari perawat dalam merawat pasien. Memastikan bahwa staf bersedia
untuk menghadiri timbang terima pasien yang relevan untuk mereka. Meninjau
jadwal dinas staf klinis untuk memastikan mereka hadir dan mendukung kegiatan
timbang terima pasien. Membuat solusi-solusi inovatif yang diperlukan untuk
memperkuat pentingnya kehadiran staf pada saat timbang terima pasien.
3. Peserta yang mengikuti timbang terima pasien
Mengidentifikasi dan mengorientasikan peserta, melibatkan mereka dalam
tinjauan berkala tentang proses timbang terima pasien. Mengidentifikasi staf yang
harus hadir, jika memungkinkan pasien dan keluarga harus dilibatkan dan
dimasukkan sebagai peserta dalam kegiatan timbang terima pasien. Dalam
6

timmultidisiplin, timbang terima pasien harus terstruktur dan memungkinkan


anggota multiprofesi hadir untuk pasiennya yang relevan.
4. Waktu timbang terima pasien
Mengatur waktu yang disepakati, durasi dan frekuensi untuk timbang terima
pasien. Hal ini sangat direkomendasikan, dimana strategi ini memungkinkan
untuk dapat memperkuat ketepatan waktu. Timbang terima pasien tidak hanya
pada pergantian jadwal kerja, tapi setiap kali terjadi perubahan tanggung jawab
misalnya ketika pasien diantar dari bangsal ke tempat lain untuk suatu
pemeriksaan. Ketepatan waktu timbang terima sangat penting untuk memastikan
proses perawatan yang berkelanjutan, aman dan efektif.
5. Tempat timbang terima pasien
Sebaiknya, timbang terima pasien terjadi secara tatap muka dan di sisi tempat
tidur pasien. Jika tidak dapat dilakukan, maka pilihan lain harus dipertimbangkan
untuk memastikan timbang terima pasien berlangsung efektif dan aman. Untuk
komunikasi yang efektif, pastikan bahwa tempat timbang terima pasien bebas dari
gangguan misalnya kebisingan di bangsal secara umum atau bunyi alat
telekomunikasi.
6. Proses timbang terima pasien
a. Standar protocol
Standar protokol harus jelas mengidentifikasi pasien dan peran peserta,
kondisi klinis dari pasien, daftar pengamatan/pencatatan terakhir yang paling
penting, latar belakang yang relevan tentang situasi klinis pasien, penilaian
dan tindakan yang perlu dilakukan.
b. Kondisi pasien memburuk
Pada kondisi pasien memburuk, meningkatkan pengelolaan pasien secara
cepat dan tepat pada penurunan kondisi yang terdeteksi.
c. Informasi kritis lainnya
Prioritaskan informasi penting lainnya, misalnya: tindakan yang luar biasa,
rencana pemindahan pasien, kesehatan kerja dan risiko keselamatan kerja atau
tekanan yang dialami oleh staf.
E. Jenis Timbang Terima
Menurut Hughes (2008) beberapa jenis timbang terimapasien yang
berhubungan dengan perawat, antara lain:
a. Timbang terima pasien antar dinas
7

Metode timbang terima pasien antar dinas dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai metode, antara lain secaralisan, catatan tulisan tangan, dilakukan di
samping tempattidur pasien, melalui telepon atau rekaman, nonverbal, dapat
menggunakan laporan elektronik, cetakan computer ataumemori.
b. Timbang terima pasien antar unit keperawatan
Pasien mungkin akan sering ditransfer antar unit keperawatan selama mereka
tinggal di rumah sakit
c. Timbang terima pasien antara unit perawatan dengan unit pemeriksaan diagnostik.
Pasien sering dikirim dari unit keperawatan untukpemeriksaan diagnostik selama
rawat inap. Pengiriman unitkeperawatan ke tempat pemeriksaan diagnostik
telahdianggap sebagai kontributor untuk terjadinya kesalahan.
d. Timbang terima pasien antar fasilitas kesehatan
Pengiriman pasien dari satu fasilitas kesehatan ke fasilitasyang lain sering terjadi
antara pengaturan layanan yang berbeda. Pengiriman berlangsung antar rumah
sakit ketikapasien memerlukan tingkat perawatan yang berbeda.
e. Timbang terima pasien dan obat-obatan
Kesalahan pengobatan dianggap peristiwa yang dapatdicegah, masalah tentang
obat-obatan sering terjadi,misalnya saat mentransfer pasien, pergantian dinas,
dancara pemberitahuan minum obat sebagai faktor yangberkontribusi terhadap
kesalahan pengobatan dalamorganisasi perawatan kesehat
F. Hambatan Timbang Terima
Engesmo dan Tjora (2006); Scovell (2010) dan Sexton, et al., (2004) menyatakan
bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat dalam pelaksanaan timbang
terima, diantaranya adalah :
1. Perawat tidak hadir pada saat timbang terima
2. Perawat tidak peduli dengan timbang terima, misalnya perawat yang keluar masuk
pada saat pelaksanaan timbang terima
3. Perawat yang tidak mengikuti timbang terima maka mereka tidak dapat memenuhi
kebutuhan pasien mereka saat ini
G. Langkah-langkah dalam Timbang Terima
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
8

2. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan.
3. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift
selanjutnya meliputi :
a. Kondisi atau keadaan pasien secara umum.
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan.
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan.

4. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu-buri.

5. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan pasien. (Nursalam, 2012)
9

H. Prosedur Timbang Terima


1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap.
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggung jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima
dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah
keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan
serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada
perawat yang berikutnya.
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnosa medis.
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
4) Intervensi kolaborasi dan dependen.
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau
prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.
10

e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,


tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas.
Penyampaian pada saat timbang terima dilakukan secara singkat dan jelas.
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali
pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku
laporan ruangan oleh perawat (Nursalam, 2012).

I. Efek Timbang Terima


Timbang terima memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri seorang
perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari timbang terima
menurut Yasir (2009) adalah sebagai berikut :
1. Efek Fisiologis
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan
dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja
malam. Menurutnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk
dan lelah menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengaruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis
hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan
mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja dinas malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis
dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan
mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan
seperti kualitas rendah dan pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan
Dinas kerja menyebabkan gangguan gastro intestinal, masalah ini cenderung
terjadi pada usia 40-50 tahun, dinas kerja juga dapat menjadi masalah terhadap
keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
11

Survei pengaruh dinas kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilakukan Smith et al dalam Wardana (1989), melaporkan bahwa frekuensi
kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi dinas kerja (malam) dengan
ratarata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian
menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada dinas
malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi
selama dinas pagi dan lebih banyak terjadi pada dinas malam.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Timbang terima merupakan proses berpindahnya informasi penting mengenai asuhan
keperawatan secara singkat, jelas dan lengkap yang dilakukan oleh perawat primer
keperawatan kepada perawat primer penanggung jawab dinas berikutnya (sore, malam
dan pagi). Tujuan timbang terima bagi perawat antara lain: Meningkatkan kemampuan
komunikasi perawat, Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar
perawat, Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna. Tipe- tipe
timbang terima antara lain On call, Critical report, Hospital to community handover, dan
Nursing shift.
B. Saran
Sebagai pemberi pelayanan keperwatan, perawat kiranya lebihmematuhi SOP yang
ditetapkan, menerapkan kerjasama dengan timkesehatan dalam pemberian peleyanan
kesehatan, menerapkankomunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarga serta
tenagakesehatan lainnya, peka dalam menyelesaikan masalah terhadapkejadian tidak
diharapkan, mendokumentasikan dengan benar semuaasuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien dan keluarga.

11
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, dkk, 2014. Nurses Knowledge With Acceptance Weigh Implemetation (Studies In
Dr. Sayidiman Hospital Magetan). Vol 08 No (002) Hal: 1-4 Nursing journal of
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang

Lestasi, T, 2015. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan. Dalam. Buku,
Nuha Medika. Yogyakarta

Nursalam, 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional


Edisi 4. Dalam. Buku, Salemba Medika.

Nursalam,2013. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional


Edisi 3. Dalam. Buku, Salemba Medika.

Nyoman, Ni, 2015. Hubungan Penggunaan Metode Komunikasi SBAR Dengan Kualitas
Pelaksanaan Bedside Handover Diruang Ratna RSUP Sanglah Denpasar. Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.

Rahayu yulia, dkk,2016. Gambaran Penerapan Handover Antar Shift Oleh Perawat dengan
Menggunakan Metode SBAR di Gedung Kemuning RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung. Vol. 10, No. 1. Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan.

12

Anda mungkin juga menyukai