Disusun Oleh :
Kelompok 4
Anggota :
1. Satra Azmia Herlanda 1941111023
2. Septi Priwindani 1941111025
3. Yunita Pangestu 1941111038
4. Moch Hielmy Alhafidzh 1941111049
5. Adeliana Anjani 1941111070
6. M. Sulthon 1941111071
Puji syukur penyusun sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP TIMBANG
TERIMA PASIEN” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Keperawatan. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
segala kritikan dan saran yang membangun akan kami terima dengan lapang dada sebagai
wujud koreksi atas diri tim penyusun yang masih belajar. Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
A. Latar belakang.............................................................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS............................................................................. 3
A. Pengertian..................................................................................................... 3
B. Tujuan timbang terima................................................................................. 3
C. Manfaat timbang terima............................................................................... 4
D. Prinsip timbang terima................................................................................. 5
E. Jenis timbang terima.................................................................................... 6
F. Hambatan dalam timbang terima................................................................. 7
G. Langkah-langkah pelaksanaan timbang terima............................................ 7
H. Prosedur timbang terima.............................................................................. 9
I. Efek timbang terima..................................................................................... 10
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 11
A. Kesimpulan.................................................................................................. 11
B. Saran............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Timbang terima merupakan waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tentang
pasien dari perawat satu ke perawat yang lain. Tujuan dari timbang terima ini adalah
menyediakan waktu, informasi yang akurat tentang rencana keperawatan, terapi, kondisi
terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya. Timbang terima adalah suatu
cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien (Nursalam, 2008).
Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara
singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat
primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis atau lisan,
diperlukan juga suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien terhadap apa yang
sudah dilakukan intervensi dan yang belum, serta respon pasien yang terjadi. Perawat
melakukan timbang terima dengan berjalan bersama dengan perawat lainnya dan
menyampaikan kondisi pasien secara akurat didekat pasien. Cara ini lebih efektif dari
pada harus menghabiskan waktu orang lain untuk membaca dan akan membantu perawat
dalam menerima timbang terima secara nyata. Clair dan Trussel (dalam Kerr, 2001)
menyusun pengertian dari handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien
yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga.
Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting, karena dengan
timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan akan bisa
dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan tanggungjawab dan tanggunggugat
dari seorang perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik, maka akan
muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya
informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini
akan menurunkan kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan tingkat kepuasan
pasien. Kegiatan timbang terima yang telah dilakukan perlu dipertahankan dan
1
ditingkatkan kualitasnya. Timbang terima adalah transfer tentang informasi (termasuk
tanggungjawab dan
2
2
A. Pengertian
Agustin, Wijaya, & Habibi (2014) timbang terima adalah proses transfer atau
perpindahan informasi penting untuk asuhan keperawatan pasien secara holistic dan
aman yang bertujuan agar pelayanan yang diberikan oleh setiap perawat saling
berkesinambungan. Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien (Nursalam, 2012).
Timbang terima atau overan pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan serta perkembangan
pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan
asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Overan dilakukan oleh perawat
primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas
malam secara tertulis dan lisan.
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu
diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage.
Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh
perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari
handover adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggungjawab dan
tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup
peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Handoffs juga
meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan, tanggungjawab utama dan
kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya
perawatan.
3
4
Metode timbang terima pasien antar dinas dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai metode, antara lain secaralisan, catatan tulisan tangan, dilakukan di
samping tempattidur pasien, melalui telepon atau rekaman, nonverbal, dapat
menggunakan laporan elektronik, cetakan computer ataumemori.
b. Timbang terima pasien antar unit keperawatan
Pasien mungkin akan sering ditransfer antar unit keperawatan selama mereka
tinggal di rumah sakit
c. Timbang terima pasien antara unit perawatan dengan unit pemeriksaan diagnostik.
Pasien sering dikirim dari unit keperawatan untukpemeriksaan diagnostik selama
rawat inap. Pengiriman unitkeperawatan ke tempat pemeriksaan diagnostik
telahdianggap sebagai kontributor untuk terjadinya kesalahan.
d. Timbang terima pasien antar fasilitas kesehatan
Pengiriman pasien dari satu fasilitas kesehatan ke fasilitasyang lain sering terjadi
antara pengaturan layanan yang berbeda. Pengiriman berlangsung antar rumah
sakit ketikapasien memerlukan tingkat perawatan yang berbeda.
e. Timbang terima pasien dan obat-obatan
Kesalahan pengobatan dianggap peristiwa yang dapatdicegah, masalah tentang
obat-obatan sering terjadi,misalnya saat mentransfer pasien, pergantian dinas,
dancara pemberitahuan minum obat sebagai faktor yangberkontribusi terhadap
kesalahan pengobatan dalamorganisasi perawatan kesehat
F. Hambatan Timbang Terima
Engesmo dan Tjora (2006); Scovell (2010) dan Sexton, et al., (2004) menyatakan
bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat dalam pelaksanaan timbang
terima, diantaranya adalah :
1. Perawat tidak hadir pada saat timbang terima
2. Perawat tidak peduli dengan timbang terima, misalnya perawat yang keluar masuk
pada saat pelaksanaan timbang terima
3. Perawat yang tidak mengikuti timbang terima maka mereka tidak dapat memenuhi
kebutuhan pasien mereka saat ini
G. Langkah-langkah dalam Timbang Terima
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
8
2. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan.
3. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift
selanjutnya meliputi :
a. Kondisi atau keadaan pasien secara umum.
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan.
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan.
4. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu-buri.
5. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan pasien. (Nursalam, 2012)
9
Survei pengaruh dinas kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilakukan Smith et al dalam Wardana (1989), melaporkan bahwa frekuensi
kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi dinas kerja (malam) dengan
ratarata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian
menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada dinas
malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi
selama dinas pagi dan lebih banyak terjadi pada dinas malam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Timbang terima merupakan proses berpindahnya informasi penting mengenai asuhan
keperawatan secara singkat, jelas dan lengkap yang dilakukan oleh perawat primer
keperawatan kepada perawat primer penanggung jawab dinas berikutnya (sore, malam
dan pagi). Tujuan timbang terima bagi perawat antara lain: Meningkatkan kemampuan
komunikasi perawat, Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar
perawat, Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna. Tipe- tipe
timbang terima antara lain On call, Critical report, Hospital to community handover, dan
Nursing shift.
B. Saran
Sebagai pemberi pelayanan keperwatan, perawat kiranya lebihmematuhi SOP yang
ditetapkan, menerapkan kerjasama dengan timkesehatan dalam pemberian peleyanan
kesehatan, menerapkankomunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarga serta
tenagakesehatan lainnya, peka dalam menyelesaikan masalah terhadapkejadian tidak
diharapkan, mendokumentasikan dengan benar semuaasuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien dan keluarga.
11
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, dkk, 2014. Nurses Knowledge With Acceptance Weigh Implemetation (Studies In
Dr. Sayidiman Hospital Magetan). Vol 08 No (002) Hal: 1-4 Nursing journal of
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang
Lestasi, T, 2015. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan. Dalam. Buku,
Nuha Medika. Yogyakarta
Nyoman, Ni, 2015. Hubungan Penggunaan Metode Komunikasi SBAR Dengan Kualitas
Pelaksanaan Bedside Handover Diruang Ratna RSUP Sanglah Denpasar. Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.
Rahayu yulia, dkk,2016. Gambaran Penerapan Handover Antar Shift Oleh Perawat dengan
Menggunakan Metode SBAR di Gedung Kemuning RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung. Vol. 10, No. 1. Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan.
12