DARWANDA PO72201211709
DINO PO72201211710
EKA APRIYANI PO72201211711
FITRIA KHAIRUNNISYA PO72201211714
HERNI PUTRI YANTI PO72201211715
IMAM SYAHPUTRA PO72201211716
NANDA MUTIA PO72201211721
REGINA PARAMITA MANULLANG PO72201211729
RIRIN MUJI LESTARI PO72201211730
SOPIANTI PO72201211734
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Praktek Tantang
Timbang Terima Sesuai Prosedur “
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Manajemen
Keperawatan yaitu ibu Hj. Muji Hartinah SST.,MPH. Selain itu, makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai Praktek Tantang Timbang Terima
Sesuai Prosedur
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................................................
3.2 Saran .....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengoptimalan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi
mandiri merupakan satu upaya dalam meningkatkan profesionalisme
pelayanan keperawatan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan
tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan
pengelolaan secara professional dengan memperhatikan setiap perubahan
yang terjadi. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus direspn oleh perawat. Respon yang ada
harus bersifat kondusif dengan belajar tentang konsep pelayanan keperawatan
dan langkah- langkah konkret dalam pelaksanaannya.
1
Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima informasi yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima
harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas
dan komplit tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Timbang terima dilakukan oleh perawat primer.
Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting karena
dengan timbang terima ini maka pelayanan asuhan keeperawatan yang
diberikan akan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan
tanggung jawab dan tanggung gugat dari seorang perawat. Bila timbang
terima tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul keracunan dari
tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi yang
bisa digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini akan
menurunkan kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan tingkat
kepuasan pasien. Kegiatan timbang terima yang telah dilakukan perlu
dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian dari timbang terima?
2. Apa tujuan dari timbang terima?
3. Apa manfaat dari timbang terima?
4. Bagaimana langkah-langkah dalam pelaksanaan timbang terima?
5. Bagaimana prosedur dari pelaksanaan timbang terima?
6. Bagaimana alur dari pelaksanaan timbang terima?
7. Apa saja efek dari pelaksaan timbang terima?
8. Bagaimana pendokumentasian dalam timbang terima?
9. Bagaimana resntra timbang terima?
10. Bagaimana evaluasi dari timbang terima?
2
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari timbang terima
2. Untuk mengetahui tujuan dari timbang terima
3. Untuk mengetahui manfaat dari timbang terima
4. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pelaksanaan timbang terima
5. Untuk mengetahui prosedur dari pelaksanaan timbang terima
6. Untuk mengetahui alur dari pelaksanaan timbang terima
7. Untuk mengetahui efek dari pelaksaan timbang terima
8. Untuk mengetahui pendokumentasian dalam timbang terima
9. Untuk mengetahui resntra timbang terima
10. Untuk mengetahui evaluasi dari timbang terima
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Timbang terima adalah transfer tentang informasi (termasuk
tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan perawatan yang
berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klasifikasi,
konfirmasi tentang pasien, tanggung jawab dan kewenangan perawat dari
perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutkan perawatan.
(Nursalam, 2014).
Timbang terima merupakan komunikasi yang dilkukan perawat
yang berisi tentang informasi apa saja tentang pasien. Apabila ada
komunikasi dalam timbang terima maupun penyampaian tidak dilakukan
dengan benar maka menimbulkan keterlambatan dalam diagnosis
(Nursalam, 2014).
Timbang terima adalah suatu tehnik untuk menyampaikan dan
menrima suatu informasi yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang
terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara
singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan
kolaboratif yang sudah atau belum dilakukan serta perkembangan pasien
pada saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna
(Nursalam, 2014).
B. TUJUAN
Menurut Nursalam (2014), tujuan dilaksanakan timbang terima
adalah:
1. Mengomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi
yang penting
2. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien ( data focus)
4
3. Menyampaikan hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien
4. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh
perawat dinas berkutnya
5. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
C. MANFAAT
Menurut Nursalam (2014), dibagi menjadi 2 sebagai berikut :
1) Manfaat bagi perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
b. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar
perawat
c. Pelaksanan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan
d. Perawat dapat mengukuti perkembangan pasien secara paripurna
D. LANGKAH-LANGKAH
Langkah-langkah Pelaksanaan Timbang TerimaMenurut Nursalam (2014)
langkah-langkah dalam pelaksanaan timbang terima adalah :
1. Kedua kelompok dinas dalam keadaan sudah siap
2. Dinas yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu
mempersiapkan hal-hal apa yang akan disiapkan
3. Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab dinas
yang selanjutnya meliputi :
a) Kondisi atau keadaan pasien secara umum
b) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima timbang terima
c) Rencana kerja untuk dinas yang menerima timbang terima
5
d) Penyampaian timbang terima harus dilakukan secara jelas dan
tidak terburu-buru
e) Perawat primer dan anggota kedua dinas bersama-sama secara
langsung melihat keadaan pasien
6
timbang terima :
Jumlah pasien
Identitas klien
dan diagnose
medis
Masalah
keperawatan
yang masih
muncul
Intervensi
keperawatan
yang sudah dan
belum
dilaksanakan
(secara umum)
Intervensi
kolaboratif dan
dependen
Rencana umum
dan persiapan
yang perlu
dilakukan
(persiapan
operasi,
pemeriksaan
penunjang, dan
lain-lain).
Pelaksanaan 1. Kedua kelompok 20 menit Ners KARU, PP
dinas sudah siap Station dan PA
(shift dinas)
2. Kelompok yang
7
akan bertugas
mempersiapkan
buku catatan
3. Kepala ruangan
membuka acara
timbang terima
4. Perawat yang
melakukan timbang
terima dapat
melakukan
klarifikasi, Tanya
jawab dan
melakukan validasi
terhadap hal-hal
yang telah
ditimbang
terimakan dan
berhak
menanyakan
mengenai hal-hal
yang kurang jelas.
5. Kepala ruangan
atau PP
menanyakan
kebutuhan dasar
pasien
6. Penyampaian yang
jelas, singkat dan
padat
7. Perawat yang
melakukan timbang
8
terima mengkaji
secara penuh
terhadap masalah
keperawatan,
kebutuhan, dan
tindakan yang telah
atau belum
dilaksanakan serta
hal-hal
pentinglainnya
selama masa
perawatan
8. Hal- hal yng
sifatnya khusus dan
memerlukan
perincian yang
matang sebaiknya
dicatat secara
khusus untuk
kemudian
diserahterimakan
kepada petugas
berikutnya.
9. Lama timbang
terima untuk setiap
pasien tidak lebih
dari 5 menit
kecuali pada
kondisi khusus dan
memerlukan
keterangan yang
9
rumit
1. Diskusi 5 menit Ners
2. Pelaporan untuk Station
timbang terima
dituliskan secara
langsung pada
format timbang
terima yang
ditandatangani oleh
PP yang jaga saat
itu dan PP yang
jaga berikutnya
diketahui oleh
Kepala Ruang
3. Ditutup oleh
Kepala Ruang.
10
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien shock dan terkejut sebaiknya
dibicarakan di nurse station
F. ALUR TIMBANG TERIMA
PASIEN
RENCANA TINDAKAN
PERKEMBANGAN/KEDAAN
PASIEN
MASALAH :
TERATASI
BELUM TERATASI
TERATASI SEBAGIAN
11
G. EFEK SHIFT KERJA ATAU OPERAN
Shif kerja atau operan memiliki efek-efek yang sangat
mempengaruhi diri seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien.
Efek-efek dari shift kerja atau operan
(http://httpyasirblogsotcom.blogspot.com , 2009) adalah sebagai berikut:
1. Efek Fisiologis
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam,
banyak gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus
kurang tidur selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat
timbulnya perasaan mengantuk dan lelah.Menurunnya nafsu makan dan
gangguan pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, Efek
fisiologis hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi
dengan teman, dan mengganggu aktivitas kelompok dalam
masyarakat.Saksono (1991) mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh
terhadap kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau
sore hari.Sementara pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk
istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan
tersebut, akibat tersisih dari lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh
efek fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat
mengakibatkan kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap
perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
12
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini
cenderung terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi
masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita
diabetes.
Identitas klien
Diagnosa medis klien
Dokter yang menangani
Kondisi saat klien ini
Masalah Keperawatan
Intervensi yang sudah dilakukan
Intervensi yang belum dilakukan
Tindakan kolaborasi
Rencana umum dan persiapan lain
Tanda tangan dan nama terang.
13
Pukul :
Topik :
Tempat :
b. Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab
c. Media
1. Status Klien
2. Buku Timbang Terima
3. Sarana dan Prasarana Keperawatan
d. Pengorganisasian
Kepala Ruangan :
Perawat Primer (pagi) :
Perawat Primer (siang) :
Perawat Associate (pagi) :
Perawat Associate (siang) :
Perawat Associate (malam) :
Pembimbing/Supervisor :
e. Uraian Kegiatan
1. Prolog
Pada hari … jam … seluruh perawat (PP dan PA) shift pagi dan sore
serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan
timbsng terima.
14
keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang
akan berdinas selanjutnya (sore). PP dan PA shift sore memberikan
klarifikasi keluhan, intervensi yang sudah atau belum dilaksanakan
(secara umum), Intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum
dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang dan lain-lain), hal-hal yang belum jelas atas laporan yang
telah disampaikan.Setelah melakukan timbsng terims di nurse station
berupa laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan di ruang
perawatan pasien.
4. Epilog
Kembali ke nurse station, diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat
rahasia. Setelah proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua
PP menandatangani laporan timbang terima dengan diketahui oleh
kepala ruang.
f. Evaluasi
1. Struktur (Input)
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien dan kelompok
shift timbang terima. Kepala ruang selalu memimpin kegiatan timbang
15
terima yang dilaksanakan pada pergantian shift, yaitu malam ke pagi
dan pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam
dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti
shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer selanjutnya
yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di
nurse station kemudian diteruskan ke ruang perawatan pasien dan
kemudian kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup
jumlah pasien, diagnose keperawatan, dan intervensi yang sudah atau
belum dilaksanakan. Waktu untuk setiap pasien tidak lebih dari 1
menit saat diklarifikasi ke pasien.
3. Hasil
Timbang terima dapat dlaksanakan setiap pergatian shift. Setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan pasien, komunikasi antar
perawat dapat berjalan dengan baik.
16
Pengorganisasian:
Uraian Kegiatan
1. Prolog
Pada hari Selasa, 20 Desember 2011 jam 07.00 WIB di RS. Insya Allah
Waras Ruang Bedah Shakura seluruh perawat (PP dan PA) shift malam
dan pagi serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan
timbang terima.
Perawat Primer (malam): “Terima kasih pada bapak kepala ruangan atas
waktu yang telah diberikan kepada saya, saya
17
akan menyampaikan laporan saya. Di ruang
bedah Shakura ini jumlah pasien ada 5 orang,
yaitu Tn. Lee Min Jey, Ny. Mini phie, Ny.
Nengmbem, Tn.Bembeng, dan Ny. Cha Yin
Binun.”
18
Perawat Primer (malam) : Pasien kedua kita adalah Ny. Cha Yin Binun (50
tahun)
Dengan diagnose Ca.Mammae post mastektomi
18 Desember 2011, KU: baik, komposmentis.
TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37
C. Keluhan: nyeri pada luka lengan atas sebelah
kanan dengan skala 7. Masalah keperawatan:
Nyeri, Resti infeksi dan gangguan integritas kulit.
Rencana yg sudah dilakukan: monitor TTV,
Relaksasi & distraksi, ganti balut, Injeksi
Tramadol 1 ampul, Injeksi Cefotaxim 500 mg.
Rencana yg belum dilakukan: Kaji tanda-tanda
infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi:
Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus
NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain tidak ada. Dokter
yang menangani adalah Dokter Ratna
Perawat Primer (malam) : Pasien ketiga kita adalah Tn. Lee Min Jay (47
thn)
Dengan Diagnosa Medis Ca Recti, Tn. Lee
Min Jay adalah pasien dari Dr. Nindi.
KU : lemah, komposmentis, pucat, anemis.
TD: 110/60, N: 0 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37
C. Keluhan nyeri diarea anal, skala 7 dari 10.
Masalah keperawatan: Nyeri. Rencana yang
19
sudah dilakukan: monitor TTV dan distraksi
dan relaksasi. Rencana yang belum dilakukan :
pemberian asam mefenamat 500 mg peroral.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B
kompleks 3 x 1tablet.
Persiapan lain: USG abdomen dan Cek
albumin, Konsul ke Internis, Persiapan
Endoscopy.
20
Perawat Primer (malam) : “Mbak nanti tolong persiapkan pasiennya
untuk tetap berpuasa sampai operasi
dilakukan, persiapan preOperasi alat
lavement sekali pakai sudah saya siapkan di
laci lemari pasien”
Perawat Associated (pagi 1) : “Apakah informed consent sudah lengkap
berkas-berkasnya?”
Perawat Associated (malam) : “Sudah mas.”
Perawat Primer (malam) : “Pasien terakhir kita adalah Tn. Bembeng (40
tahun) dengan Tumor kulit ditangani oleh
Dr. Joko
KU : baik, komposmentis. TD: 170/80, N:
80 x/mntRR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan
nyeri skala 7 dari 10. Masalah keperawatan:
Nyeri. Resiko tinggi infeksi, gangguan
integritas kulit. Rencana yang sudah
dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan
relaksasi, ganti balut, Injeksi Cefotaxim 500
mg. Rencana yang belum dilakukan :
pemberian asam mefenamat 500 mg peroral,
Monitor TTV.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg,
Cefotaxim 2 x 500 mg.”
Persiapan lain: Program operasi ditunda.”
Perawat Primer (pagi) :“Kenapa operasi untuk Tn Joko ditunda
mbak?”
Perawat Associated (malam) :“Iya karena Tn. Bembeng dengan hipertensi
dan tensinya masih tinggi jadi beresiko untuk
dilakukan operasi kalau tensinya sudah menurun
bisa dilakukan segera.”
21
Perawat associeted (pagi 2) : “Lalu tindakan apa saja yang sudah dilakukan
pada Tn. Bembeng untuk mengatasi
hipertensinya?”
Perawat Associated (malam) : “Tadi malam sudah dikonsulkan ke dokter
Joko untuk pemberian piracetam dan sudah
di injeksikan.”
Perawat primer (malam) : “Ya sudah, nanti tolong observasi terus
perkembangan dari Tn.Bembeng kalau sudah
bisa dikonsultasikan ke dokter Joko lagi
ketika visite. Ini tadi hasil laporan timbang
terima dari perawat shift malam, untuk lebih
lanjutnya lagi saya kembalikan ke bapak
kepala ruangan.”
Kepala Ruangan : “Iya, terima kasih untuk para perawat shift
malam telah menunaikan tugasnya dengan
baik dan sekarang mari kita bersama-sama
menuju ke ruang perawatan.”
Perawat Primer (pagi 1) :“Ouh iya, setelah hasil konsultasi dari internis
apakah perlu dikonsulkan lagi ke dokter
Nindi?”
22
Perawat Primer (malam) : “Iya konsultasikan segera saat Dr. Nindy
visite pagi ini..”
Perawat Associated (pagi 2) : Ny. Cha Yin ini pasien dokter Ratna ya mbak?
Perawat Associated (malam) : “Iya, di ruang Shakura saat ini ada 5 pasien dan
sudah kita kunjungi semua, mari kita kembali ke
ruangan.
23
4. Epilog
Kepala Ruangan : “Teman-teman perawat tadikan sudah tahu ada
pasien yang HbsAg (+) yaitu Ny. Cha Yin Binu
di kamar Shakura 4 disini saya himbau untuk
semuanya untuk lebih berhati-hati. Jangan lupa
lengkapi APD ketika akan melakukan tindakan
bukan hanya untuk Ny. Cha Yin saja tapi untuk
semua pasien yang ada disini. Apa ada yang
ingin didiskusikan lagi ?”
(perawat primer malam dan pagi melakukan tanda tangan dan disahkan oleh
kepala ruangan)
Kepala Ruangan : “Ya sudah, kalau tidak ada. Timbang terima kali
ini cukup sampai disini, saya ucapkan terima
kasih pada tim perawat shift malam dan selamat
bekerja untuk tim perawat shift pagi.
DAFTAR PUSTAKA
24
25