Anda di halaman 1dari 63

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunianya
kepada kita. Tidak lupa kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan
doanya sehingga makalah Manajemen Keperawatan dengan judul “Timbang Terima, Pre-Post
Conference, Ronde Keperawatan, dan Laporan Kerja ” dapat diselesaikan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada banyak pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Ucapan terima kasih yang khusus ditujukan kepada Dosen
Pembimbing yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini adalah satu
keberuntungan bagi kami untuk bekerjasama dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, September 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan..................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
I. Timbang Terima.......................................................................................4
II. Pre-Post Conference.................................................................................14
III. Ronde Keperawatan.................................................................................28
IV. Laporan Kerja..........................................................................................32
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................59
B. Saran....................................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................61

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengoptimalan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri merupakan
satu upaya dalam meningkatkan profesionalisme pelayanan keperawatan. Hal ini
berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus
bersifat kondusif dengan belajar tentang konsep pelayanan keperawatan dan langkah-
langkah konkret dalam pelaksanaannya. Langkah- langkah tersebut dapat berupa penataan
ketenagaan dan pasien, penerapan MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan.

Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan


peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat.  Hal ini dapat
diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan
tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan
efektifitasnya adalah saat pergantian shift, yaitu saat timbang terima klien.Timbang
terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu
(informasi) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima klien harus dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan
klien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat
primer antar shift secara tulisan dan lisan.

Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
informasi yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima harus dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan komplit tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer antar shift secara
tulisan dan lisan.

1
Selama ini timbang terima sudah dilakukan. Isi dan substansi timbang terima yang
dilakukan selama ini adalah identitas pasien, diagnosa medis, diagnosa keperawatam,
program terapi yang sudah dilakukan dan rencana tindakan yang akan
dilakukan. Timbang terima dilakukan secara lisan dan tertulis kemudian keliling ke
semua pasien. Timbang terima perlu terus ditingkatkan baik teknik maupun alurnya
karena timbang terima merupakan bagian penting dalam menginformasikan permasalahan
klien sehari- hari.

Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting, karena dengan
timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan akan bisa
dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan tanggungjawab dan tanggunggugat
dari seorang perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik, maka akan
muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya
informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini
akan menurunkan kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan tigkat kepuasan
pasien. Kegiatan timbang terima yang telah dilakukan perlu dipertahankan dan
ditingkatkan kualitasnya.

Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan


perkembangan iptek maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu model asuhan
keperawatan profesional yang efektif dan efisien(Nursalam, 2014). Metode keperawatan
primer merupakan salah satu metode pemberian pelayanan keperawatan di mana salah
satu kegiatannya adalah ronde keperawatan, yaitu suatu metode untuk menggali dan
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan
kebutuhan pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer/associate,
konselor, kepala ruangan, dan seluruh tim keperawatan dengan melibatkan pasien secara
langsung sebagai fokus kegiatan(Nursalam, 2014).

Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk membahas lebih dalam
masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan
harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kepekaan dan
cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan
dan pengaplikasian konsep teori ke dalam praktik keperawatan(Nursalam, 2014).

2
Berdasarkan latar belakang di atas, maka menjadi penting untuk menyusun makalah
tentang ronde keperawatan untuk mengetahui lebih dalam tentang manajemen ronde
keperawatan. Sehingga perawat mampu mengahapi masalah klien dengan baik dan semua
kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi. Serta adanya role play tentang ronde keperawatan
ini sangat perlu dilakukan agar mahasiswa paham mengenai ronde keperawatan dan dapat
mengaplikasikannya kelak saat bekerja

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Timbang Terima?
2. Bagaimana Pre-Post Conference?
3. Bagaimana konsep Ronde Keperawatan?
4. Bagaimana cara membuat Laporan Kerja?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep timbang terima
2. Untuk mengetahui pre-post conference
3. Untuk mengetahui konsep ronde keperawatan
4. Untuk mengetahui cara membuat laporan kerja
.

3
BAB II

KONSEP TEORITIS

I. TIMBANG TERIMA
A. Pengertian
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya handover,
handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Handover adalah komunikasi
oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga.
Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer tentang
informasi (termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan perawatan
yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan
konfirmasi tentang pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme transfer informasi yang
dilakukan, tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke
perawat yang akan melanjutnya perawatan.

Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah waktu dimana
terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke
perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi yang
akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang
akan terjadi dan antisipasinya.

Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan
yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus
dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift,dapat disampaikan juga
informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum
dilaksanakan.

B. Tujuan Timbang Terima


1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
kepada klien.
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.

4
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi


komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk
kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja. Timbang terima
(handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:

1. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan perasaan


perawat.
2. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan
tindakan keperawatan.

C. Langkah-Langkah Dalam Timbang Terima


1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
2. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan.
3. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift selanjutnya
meliputi:
a. Kondisi atau keadaan pasien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
4. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-
buru.
5. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan pasien.

D. Prosedur Dalam Timbang Terima


1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap.
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung
jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien,

5
rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya
yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya
dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang
berikutnya.
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnosa medis.
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
4) Intervensi kolaborasi dan dependen.
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan
penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang
tidak dilaksanakan secara rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaian pada saat
timbang terima secara singkat dan jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan
ruangan oleh perawat.

Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:

1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab.


Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
2. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang
melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa
pertukaran informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara
perawat yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang datang.
3. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab
dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima
operan untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau
pada pasien langsung.

6
E. Metode Dalam Timbang Terima
1. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo di sebutkan bahwa
operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
a. Dilakukan hanya di meja perawat.
b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya
pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses
informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo handover yang dilakukan sekarang sudah menggunakan
model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping tempat tidur
pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk
mendapatkan feedback. Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan
jaga baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya pada
handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi
penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien secara
khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien jika
ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi
medis yang lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:
a. Menggunakan Tape recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali
saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way
communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis –written

7
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja atau
media tertulis lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan
beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.

Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman


implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:
1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya pertanyaan
dari penerima informasi tentang informasi pasien.
2. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi,
pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi.
3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat penerima
dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang atau
mengklarifikasi.
4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk perawatan
dan terapi sebelumnya.
5. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan kegagalan
informasi atau terlupa.

F. Faktor-faktor dalam Timbang Terima


1. Komunikasi yang objective antar sesama petugas kesehatan.
2. Pemahaman dalam penggunaan terminology keperawatan.
3. Kemampuan menginterpretasi medical record.
4. Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien.
5. Pemahaman tentang prosedur klinik.

G. Efek Timbang Terima dalam Shift Jaga


Timbang terima atau operan jaga memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri
seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari shift kerja atau
operan adalah sebagai berikut:
1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan dan
biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja malam.

8
Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk dan lelah.
Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis hilangnya
waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan mengganggu
aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono mengemukakan pekerjaan malam
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau
sore hari. Sementara pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat
atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat
tersisih dari lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis dan
efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental
menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas
kendali dan pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung terjadi
pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap keseimbangan
kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan
Smith et. Al, melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir
rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja.
Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan
industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan
cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam.

H. Dokumentasi dalam Timbang Terima


Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi
keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana
komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian
asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat
untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang
sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat.

9
Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:
1. Identitas pasien.
2. Diagnosa medis pesien.
3. Dokter yang menangani.
4. Kondisi umum pasien saat ini.
5. Masalah keperawatan.
6. Intervensi yang sudah dilakukan.
7. Intervensi yang belum dilakukan.
8. Tindakan kolaborasi.
9. Rencana umum dan persiapan lain.
10. Tanda tangan dan nama terang.

Manfaat pendokumentasian adalah:

1. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.


2. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya tentang
apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
3. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai informasi mengenai
pasien telah dicatat. (Suarli & Yayan B, 2009)

I. Skema Timbang Terima

PASIEN

DIAGNOSA MEDIS DIAGNOSA


MASALAH KEPERAWATAN

RENCANA
TINDAKAN

YANG TELAH YANG AKAN


DILAKUKAN 10 DILAKUKAN
PERKEMBANGAN
KEADAAN PASIEN

MASALAH:

- TERATASI
- BELUM
- SEBAGIAN

J. Mekanisme Kegiatan Timbang Terima

TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA

Pra 1. Kedua kelompok dinas 10 menit Nurse Karu


Timbang sudah siap dan Station
PP
Terima berkumpul di Nurse
Station. PA
2. Karu mengecek kesiapan
timbang terima tiap PP.
3. Kelompok yang akan
bertugas menyiapkan
catatan (Work Sheet), PP
yang akan mengoperkan,
menyiapkan buku
timbang terima

11
& nursing kit.
4. Kepala ruangan
membuka acara timbang
terima dilanjutkan
dengan doa.

Pelaksanaan 1. PP dinas pagi melakukan 20 menit Nurse Karu


Timbang timbang terima kepada PP Station
PP
Terima dinas sore. Hal-hal yang
perlu disampaikan PP PA
pada saat timbang
terima :
a. Identitas klien dan
diagnosa medis
termasuk hari rawat
keberapa atau post op
hari keberapa.
b. Masalah keperawatan.
c. Data yang
mendukung.
d. Tindakan keperawatan
yang sudah/belum
dilaksanakan.
e. Rencana umum yang
perlu dilakukan:
Pemeriksaan
penunjang, konsul,
prosedur tindakan
tertentu.
2. Karu membuka dan
memberi salam kepada
klien, PP pagi menjelaskan Disamping

tentang klien, PP sore tempat

mengenalkan anggota

12
timnya dan melakukan tidur klien
validasi data.
3. Lama timbang terima
setiap klien kurang lebih 5
menit, kecuali kondisi
khusus yang memerlukan
keterangan lebih rinci.

Post 1. Klarifikasi hasil validasi 5 menit Nurse Karu


timbang data oleh PP sore. station
PP
terima 2. Penyampaian alat- alat
kesehatan. PA
3. Laporan timbang terima
ditandatangani oleh
kedua PP dan
mengetahui Karu (kalau
pagi saja).
4. Reward Karu terhadap
perawat yang akan dan
selesai bertugas.
5. Penutup oleh karu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift.


2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan menggambarkan
kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume yang cukup sehingga
pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang
dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat klien.

13
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di nurse
station (Nursalam, 2008)

K. Evaluasi dalam Timbang Terima


1. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain :
Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima. Kepala
ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift
yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam
dipimpin oleh perawat primer.
2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer malam
menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang
terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke
nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus bila
ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke
klien.
3. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.

II. PRE DAN POST CONFERENCE KEPERAWATAN


A. Pre Post Conference
1 Definisi Pre Conference
Pre Conference adalah komunikasi kepala primer dan perawat pelaksana setelah
selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ka
primer atau penanggung jawab primer. Jika yang dinas pada primer tersebut hanya 1
(satu) orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap
perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari kepala primer dan penanggung
jawab primer (Modul MPKP, 2006).

Waktu : Setelah Post Conference

14
Tempat : Ruangan Karu

Penanggung jawab : Kepala Ruangan Interne Pria

Kegiatan :

a. Kepala ruangan membuka pre conference


b. Kepala ruangan menanyakan kepada katim A dan B terkait dengan rencana
keperawatan yang akan dilaksanakan
c. Kepala ruangan memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan
asuhan yang diberikan saat itu
d. Kepala ruangan memberikan reinforcement kepada katim dan perawat
pelaksana
e. Kepala ruangan menutup pre conference

2 Langkah-Langkah Pre Conference


a. Menyiapkan ruangan/tempat.
b. Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference.
d. Memandu pelaksanaan pre conference.
e. Menjelaskan masalah keperawatan pasien, keperawatan dan rencana. keperawatan
yang menjadi tanggung jawabnya.
f. Memberikan reinforcement positif pada anggota.
g. Menyimpulkan hasil pre conference.

B. Post Conference
1 Pengertian
Post Conference adalah komunikasi kepala primer dan perawat pelaksana tentang
hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikutnya. Isinya
adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak
lanjut). Post conference dipimpin oleh kepala primer atau penanggung jawab primer
(Modul MPKP, 2006).

Waktu : Sebelum Pre Conference

Tempat : meja masing-masing primer

15
Penanggung Jawab : kepala primer atau penanggung jawab primer

Kegiatan :

a. Katim membuka post conference.


b. Katim menanyakan hasil asuhan keperawatan tiap pasien.
c. Katim primer menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan.
d. Katim primer menyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus dioperkan
kepada perawat shift berikutnya.
e. Katim menutup post conference.

2 Langkah-Langkah Post Conference


a. Menyiapkan ruangan/tempat.
b. Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Menjelaskan tujuan dilakukannya post conference.
d. Memandu pelaksanaan post conference.
e. Menjelaskan hasil asuhan keperawatan pasien, tindakan yang telah dilakukan dan
rencana tindak lanjut.
f. Memberikan reinforcement positif pada perawat pelaksana.
g. Menyimpulkan hasil post conference.

C. Naskah Role Play Pre Dan Post Conference Di Ruangan Interne Pria

Pemeran :

Kepala Ruangan : Latifa Putri Agusti

Katim A Pagi : Namira Fitria

Katim B Pagi : Delfira Suci Ramadhani

Katim A Malam : Azzahra

Katim B Malam : Revina Agustina

PPA Pagi :

1. Yessi Sepriani

16
2. Farahdiba aulia amru
3. Nabila Maliha Rakha

PPB Pagi :

1. Aprilya Tiara
2. Danil Hidayat
3. Rahayu Tri Utami

PPA Malam :

1. Heksa Nadianda Putri


2. Sonia Vaindri
3. Anisha Rahimi

PPB Malam :

1. Savikri Juraly
2. Wahyuni Irwan

PRE CONFERENCE

NARATOR : Setelah operan shift malam ke pagi di ruang Cempaka melakukan pre
conference.kepala ruangan membuka acara pre conference.

Karu Latifa : “assalamualaikum wr. Wb. Selamat pagi semua, puji syukur kita ucapkan
kepada Allah swt, Yang telah memberikan kesehatan kepada kita sehingga
kita masih bisa menjalankan tugas kita sebagai seorang perawat hingga hari
ini.Selanjutnya saya serahkan kepada perawat Namira Fitria selaku ketua tim
A, dan Ketua Tim B perawat Delfira Suci, untuk menyampaikan rencana
keperawatan pada pagi ini , waktu dan tempat kita persilahkan.”

Katim Namira : “ Terimakasih kepada ibu Latifa selaku kepala ruangan. Assalamualikum
wr. Wb. Selamat pagi kepada rekan rekan semua,alhamdulillah kita semua
masih diberi kesehatan pada pagi ini. Ya pada kesempatan pre conference
pagi ini tanggal 01 September 2020, di ruang perawatan Interne Pria wing A
dengan jumlah pasien 8 orang. Total care sebanyak 2 orang, parsial care
sebanyak 3 orang, dan minimal care sebanyak 5 orang. Baiklah untuk
penanggung jawab nya pasien ruangan 01 perawat Yessi, ruangan 02 dan 03

17
perawat Farah, dan ruangan 04 perawat Nabila, baiklah kepada perawat
Yessi, farah, dan nabila dipersilahkan untuk membacakan rencana
keperawatan kepada pasien masing-masing”

Perawat Yessi : “Selamat pagi, saya menangani pasien diruangan01 Tn. C dengan keluahan
BAB lebih dari 5 kali dalam satu hari. Pada pagi ini tindakan yang
dilakukan :

09.00 : Mengukur TTV dan monitor intake output

10.00 : Memberi Injeksi

11.00 : Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet.

Selanjutnya untuk Tn X dengan keluhan nyeri pada ulu hati skala nyeri 5 ,
mual dan muntah lebih dari 3x pagi ini , pagi ini tindakan keperawatan yang
dilakukan :

09.00 : Mengukur TTV dan monitor intake output

09.15 : Ajarkan teknik relaksasi napas dalam

10.00 : Memberi injeksi

11.00 : Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet

Perawat Farah : “Saya menangani pasien diruangan02 dan 03, di ruangan 02Tn. F dengan
keluhan demam sejak tadi malam Tindakan yang akan dilakukan

09.00 : Mengukur TTV dan monitor intake output

09.05 : Mengajarkan keluarga untuk melakukan kompres hangat

10.00 : Memberikan terapi oral

Selanjutnya Tn B dan Tn. S rencana pulang hari ini tunggu resume


pulang masih disiapkan oleh dokter penanggung jawab dr. Leo,
selanjutnya di ruangan 03 Tn. O mengeluh sesak napas tidak berkurang
sudah dari tadi malam,hasil labor BTA + , pasien rencana minum OAT
hari ini tunggu order dari dokter Oea. Tindakan keperawatan yang
akan dilakukan

18
09.00 : Mengukur TTV

09.05 : Mengatur posisi semi fowler untuk Tn.O

09.15 : Mengajarkan Teknik napas dalam

10.00 : Pemberian Injeksi dan terapi nebu

12.00 : Pengambilan specimen darah

Perawat Nabila : Saya yang menangani pasien di ruangan 04 Tn. J rencana tindakan pagi ini

09.00 : Mengukur TTV

09.05 : Perawatan luka DM

10.00 : Pemberian Injeksi

12.00 : Cek Gd sebelum makan dan injeksi insulin

Selanjutnya Tn.H jam 11.00 ada rencana rontgen thorax dengan dr. Oea
tindakan keperawatan hari ini :

09.00 : Mengukur TTV

10.00 : Pemberian injeksi

11.00 : Rencana Rontgen Thorax

12.00 : Pemberian Nebu

Katim Namira : “Baiklah terimakasih untuk perawat Yessi, Farah, Nabila, jadi ada
pasien rencana pulang 2 orang dan rencana rontgen thorax dengan dr.Oea 1
orang jam 11 , ada pasien DM akan perawatan luka, cek gula darah sebelum
makan, konfirmasi ulang untuk pemberian OAT pada Tn. O dengan dr. Oea,
terimakasih sekian laporan dari Wing A saya kembalikan kepada ibu karu”

Karu Latifa : “Terimakasih laporan Tim A, jumlah pasien ada 8 orang , dengan 2 orang
pasien total care, 3 orang parsial care, 5 pasien minimal care, selanjutnya kita
dengarkan dari Tim B untuk melaporkan rencana keperawatan pada pagi ini,
kepada Perawat Maya selaku Ketua Tim B untuk melaporkan rencana
keperawatan”

19
Katim Delfira : “Baiklah terimakasih ibu karu atas waktu nya pasien Wing B ada sebanyak
7 orang , 1 total care , 3 orang pasien parsial care , dan 3 orang pasien
minimal care, selanjutkan pembagian tugas ada di ruangan 05 dengan
perawat Heksa, diruangan 06 dan 07 dengan perawat Sonia, di ruangan 08
dengan perawat Nisa , silahkan membacakan rencana keperawatan pagi ini”

Perawat Heksa :“Terimakasih bu katim B atas waktunya , Saya yang menangani pasien Tn.
Vdi ruangan 05 dengan keluhan sesak nafas pagi ini, ada secret tapi tidak
bisa keluar, masih mengeluh nyeri dada sebelah kiri skala nyeri 3, klien
terpasang syringe pump furosemide 20 ampul kecepatan 0.05 terpasang pada
jam 02.00 pagi. Tindakan yang akan dilakukan.

09.00 : Mengukur TTV dan monitor edema

09.15 : Mengajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif

10.00 : Pemberian Injeksi

12.00 : Pemberian Nebu

Selanjutnya Tn. E diruangan 05 dengan diagnose gastritis akut. Tindakan yang


akan dilakukan.

09.00 : Memantau skala nyeri pasien.

09.15 : Memberi obat oral dan injeksi.

09.30 : Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet.

Perawat Sonia : “Saya yang menangani pasien Tn.L diruangan 06 dengan


keluahan batuk dan sesak nafas. Tindakan yang akan dilakukan.

09.00 : Mengukur TTV

09.15 : Mengajarkan Batuk Efektif dan teknin napas dalam

12.00 : Pemberian Nebu

Selanjutnya Tn.Gdi ruangan 06 dengan keluhan nyeri pada tulang belakang.


Tindakan yang akan dilakukan.

20
09.00 : Memantau skala nyeri.

09.30 : Melakukan ST-SCAN.

Untuk ruangan Tn.K diruangan 07 rencana pulang hari ini tetapi tunggu hasil
labor dahulu dan terapi lanjut.

Perawat Nisa : “Di ruangan 08 Tn. Z dengan keluhan pusing, lemah, letih tidak nafsu makan
hasil labor Hb 7.2 g/dl pasien dapat transfuse PRC sebanyak 2 kantong sudah
dimasukkan kantong pertama selesai jam 01.00 pagi, hari ini rencana masuk
1 kantong lagi jam 12.00 rencana tindakan keperawatan :

09.00 : Mengukur TTV

10.00 : Pemberian Injeksi

Selanjutnya Tn.T diruang 8 rencana pulang hari ini tunggu resume dari
dokter penanggung jawab dr.aini , sekian dari laporan dari saya , saya
kembalikan kepada ibu Katim B”

Katim Delfira :“Ya, baiklah terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah menyampaikan
tindakan yang akan dilakukan kepada seluruh pasien. Dilihat dari hasil
laporan teman-teman, semua pasien memerlukan penanganan lebih.Jadi
diharapkan, untuk kerjasama antara rekan-rekan. Baik, waktu saya
kembalikan kepada Ibu karu”

Karu Latifa : “Trimakasih kepada Katim dan rekan-rekan semua atas laporannya.
Langsung saja kita semua melakukan tindakan-tindakan yang sudah
direncanakan .sekali lagi diharapkan, kerjasamanya dari semua rekan-rekan
sekalian, sebelum memulai aktivitas, alangkah baiknya kita berdoa terlebih
dahulu yang akan di pimpin oleh Perawat Bobby”

Narator : Semua perawat meninggalkan ruangan, dan melakukan tindakan yang sudah
direncanakan.

POST CONFERENCE

Waktu kegiatan :           Sebelum operan ke dinas pagi

21
Tempat                    :           RSUP Dr. M. Djamil Padang
Penanggung jawab   :           Ketua Tim

Kegiatan :

1. KARU membuka acara.


2. Katim menanyakan hasil asuhan masing-masing.
3. Katim menanyakan kendala dalam asuhan yang diberikan.
4. Katim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan ke shift
berikutnya.
5. KARU menutup acara.

Karu Latifa : Assalamualaikum wr. wb Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur


kehadirat Allah swt. Kita masih bertemu lagi dan berkumpul di
penghujung tugas kita. Seperti biasa kita akan melakukan post
conference sebelum di operkan ke shift berikutnya. Langsung saja saya
serahkan kepada perawat Azzahra selaku Katim A dan Vina selaku
Katim B.

Katim Azzahra : Baik terima kasih atas waktu ibu latifa selaku KaRu berikan. Baiklah
langsung saja bagaimana hasil tindakan yang telah dilaksanakan oleh
rekan-rekan termasuk  kendala selama rekan-rekan dalam melakukan
tindakan. Dan agar dapat dioperkan pada shift berikutnya.

NARATOR : Perawat mulai melaporkan hasil tindakan yang telah dilakukan.

Perawat Heksa : Suhu 380C, sudah diberikan kompres hangat, sudah dilakukan test
darah tetapi hasilnya  masih ditunggu dari Lab. Lanjutkan intervensi!

Perawat Sonia : K/u lemah, sudah dilakukan medikasi, keadaan luka sudah berwarna
merah, sudah diberikan insulin 10 unit. Lanjutkan intervensi!

Perawat Sonia : K/u lemah, terpasang nasal kanul dengan pemberian oksigen 3
ltr/mnt, sudah diberikan obat oral dan pasien dianjurkan istirahat.
Lanjutkan intervensi!

22
Perawat Vikri : Pasien masih mengeluh nyeri denga skala nyeri 4, sudah diberikan
obat oral dan injeksi, dan pasien mendapat makanan lunak, tidak pedas
dan tidak asam. Lanjutkan intervensi!

Perawat Yuni : Respirasi pasien 20 kali/menit, sudah dilakukan tindakan section dan
nebulizer, dan sesak pasien berkurang. Lanjutkan intervensi!

Perawat Nisha : Pasien mengeluh nyeri skala nyeri pasien 8, dan terdapat fraktur
bagian vertebra.

Perawat Nisha : Masing-masing perawat telah menyampaikan hasil tindakan yang


sudah dilakukan. Kembali ke Katim.

Katim Azzahra : Baiklah terima kasih rekan-rekan atas laporan hasil tindakan yang
telah dilakukan. Kita telah melakukan semua rencana tindakan.
Selanjutnya saya kembalikan kepada kepala ruangan.

Karu Latifa : Iya, terimakasih kepada rekan-rekan, Puji syukur kehadirat Allah
S.W.T intervensi yang telah kita lakukan dari pagi sampai siang ini
terlaksana dengan lancar dan sesuai prosedur. Terima kasih atas kerja
sama rekan-rekan sekalian, yang sudah bekerja dengan semaksimal
mungkin. Pertahankan terus kinerja rekan-rekan dan alangkah lebih
baiknya jika bisa ditingkatkan lagi demi pencapaian kinerja yang lebih
optimal.Untuk mengakhiri tugas kita pada siang hari ini, marilah kita
akhiri dengan berdoa bersama menurut agama dan kepercayaan kita
masing-masing. Berdoa……. Mulai……. Selesai……

Kita akhiri post conference ini, Selamat Siang.

NARATOR               : Sekian role plaay pre dan post conference dari kelompok 1. Terima
kasih.

POST CONFERENCE

Waktu kegiatan         :           Sebelum operan ke dinas sore.


Tempat                      :           RSUP Dr. M. Djamil Padang

23
Penanggung jawab   :           Ketua Tim
Kegiatan :

1. KARU membuka acara.


2. Katim menanyakan hasil asuhan masing-masing.
3. Katim menanyakan kendala dalam asuhan yang diberikan.
4. Katim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan ke shift
berikutnya.
5. KARU menutup acara.

Karu Latifa : Assalamualaikum wr. WbAlhamdulillahirobil’alamin, puji syukur


kehadirat Allah swt. Kita masih bertemu lagi dan berkumpul di
penghujung tugas kita. Seperti biasa kita akan melakukan post
conference sebelum di operkan ke shift berikutnya. Langsung saja saya
serahkan kepada perawat Zahra selaku Ketua TIM A dan Nabila
selaku ketua TIM B.

Katim A Zahra : Baik terima kasih atas waktu yang diberikan ibuk Latifa selaku Karu.
Assalamualikum wr. Wb. Selamat pagi kepada rekan rekan semua,
alhamdulillah kita semua masih diberi kesehatan pada pagi ini. Ya pada
kesempatan post conference pagi ini tanggal 01 September 2020, di
ruang perawatan Interne Pria wing A dengan jumlah pasien 8 orang.
Total care sebanyak 2 orang, parsial care sebanyak 3 orang, dan
minimal care sebanyak 5 orang. Baiklah untuk penanggung jawab nya
pasien ruangan 01 perawat Namira, ruangan 02 dan 03 perawat
Delfira, dan ruangan 04 perawat Revina, baiklah kepada perawat
Namira, Revina, dan Delfira dipersilahkan untuk membacakan rencana
keperawatan kepada pasien masing-masing”

NARATOR : Perawat mulai melaporkan hasil tindakan yang telah dilakukan.

Perawat Namira : “Selamat pagi, saya menangani pasien di ruangan 01 Tn. C dengan
keluahan masih mengalami BAB sejak tadi malam dengan frekuensi
lebih dari 5 kali dan konsistensi cair dan suhu tadi pagi normal 36,4oC,
nadi 90x/menit dan Tn. C terpasang infus ditangan sebelah kiri yaitu
IVFD NaCl 0,9% 8 jam/kolf. Terapi Lanjut

24
Selanjutnya untuk Tn X masih mengeluh nyeri pada ulu hati sejak tadi
malam dengan skala nyeri 5, Tn. X sulit tidur. Klien juga mengalami
mual dan muntah sejak tadi malam lebih dari 3x. Klien sudah
mendapatkan IVFD Paracetamol 500 mg pada pukul 02.00 wib dini
hari. TD : 140/80 mmHg, nadi : 93x/menit dan sekarang terpasang
IVFD Nacl 0,9% 500 cc 8 jam/kolf. Terapi lanjut

Perawat Delfira : Saya menangani pasien diruangan02 dan 03, di ruangan 02 Tn. B
sejak tadi malam masih demam dengan suhu meningkat 38oC sudah
diajarkan kepada keluarga untuk mengkompres. Sudah dilakukan
pengambilan darah dan sampelnya sudah di antar ke labor dan
hasilnya bisa dijemput pada pukul 10.00 pagi nanti. Setelah hasil
keluar laporkan ke dokter. Sekarang terpasang IVFD NaCL 0,9% 500
cc 8 jam/kolf dan belum mendapatkan terapi.

Selanjutnya Tn B dan Tn. S direncanakan pulang hari ini tetapi masih


menunggu resume pulang yang disiapkan oleh dokter penanggung
jawab dr. Leo, selanjutnya di ruangan 03 Tn. O masih mengeluh sesak
napas sejak tadi malam dan sesak semakin meningkat, pasien juga
masih mengalami batuk disertai dahak yang sulit keluar. hasil labor
sudah keluar dan hasilnya BTA + ,pasien mendapatkan terapi OAT
menunggu order dari dokter Oea. Terapi Lanjut

Perawat Revina : Saya yang menangani pasien di ruangan 04 Tn. J dengan DM tipe II
dengan GDS : 125 mg/dl. Terpasang IVFD Nacl 0,9% 12 jam/kolf.
Terapi lanjut

Selanjutnya Tn.H di rencanakan rontgen thorax dengan dr. Oea pada


pukul 11.00 pagi nanti. Terapi lanjut

Katim A Yesi : “Baiklah terimakasih untuk perawat Namira, Delfira, dan Revina, jadi
ada pasien rencana pulang 2 orang dan rencana rontgen thorax dengan
dr.Oea 1 orang jam 11 , ada pasien DM akan perawatan luka, cek gula
darah sebelum makan, konfirmasi ulang untuk pemberian OAT pada
Tn. O dengan dr. Oea, terimakasih sekian laporan dari Wing A saya
kembalikan kepada ibu karu”

25
Karu Latifa : “Terimakasih laporan Tim A, jumlah pasien ada 8 orang , dengan 2
orang pasien total care, 3 orang parsial care, 5 pasien minimal care,
selanjutnya kita dengarkan dari Tim B untuk melaporkan tindakan
keperawatan yang sudah di lakukan, kepada Perawat Nabila selaku
Ketua Tim B untuk melaporkan rencana keperawatan”

Katim B Nabila : “Baiklah terimakasih ibu karu atas waktu nya pasien Wing B ada
sebanyak 7 orang , 1 total care , 3 orang pasien parsial care , dan 3
orang pasien minimal care, selanjutkan pembagian tugas ada di
ruangan 05 dengan perawat Farah, di ruangan 08 dengan perawat Ayu ,
silahkan membacakan rencana keperawatan pagi ini”

Perawat Farah : Terimakasih bu katim B atas waktunya , Saya yang menangani pasien
Tn. V di ruangan 05 masih mengeluh sesak nafas sejak tadi malam,
masih mengeluh sekret susah dikeluarkan dan juga masih mengeluh
nyeri dada sebelah kiri dengan skala nyeri 3. RR : 28x/menit.klien
sudah mendapat terapi nebu fentolin pada pukul 22.00 dan 05.00 wib.
klien terpasang syringe pump furosemide 20 ampul kecepatan 0.05
terpasang pada jam 02.00 pagi. Selanjutnya saya yang menangani
pasien Tn.L diruangan 06 dengan keluhan batuk dan sesak nafas sejak
jam 23.30 RR : 26x/menit dan sesak sudah berkurang saat ini sejak
diberikan terapi nebu fentolin pada pukul 24.00 wib. Tn.G di ruangan
06 dengan keluhan nyeri pada tulang belakang pada pukul 04.00 wib,
dengan skala nyeri 5 dan sudah mendapatkan terapi analgetik
paracetamol 500 mg, pasien akan dilakukan CT-SCAN pukul 09.30
wib nanti.

Untuk Tn.K diruangan 07 rencana pulang hari ini tetapi masih


menunggu hasil labor dahulu dan terapi lanjut.

Perawat Ayu : Selanjutnya di ruangan 08 Tn. Z dengan keluhan tadi malam pusing,
lemah, letih tidak nafsu makan hasil labor Hb sebelumnya 7.2 g/dl
pasien dapat transfuse PRC sebanyak 2 kantong sudah dimasukkan
kantong pertama selesai jam 01.00 pagi, hari ini rencana masuk 1
kantong lagi jam 12.00 siang. Terapi lanjut.

26
Selanjutnya saya menangani Tn.T diruang 08 rencana pulang hari ini
dan masih menunggu resume dari dokter penanggung jawab dr.aini,
pasien mendapatkan obat injeksi ceftriaxone 10 mg pukul 10.00 wib
sekian laporan dari saya , saya kembalikan kepada ibu Katim B”

Katim B Nabila : Baiklah terima kasih rekan-rekan atas laporan hasil tindakan yang
telah dilakukan. Kita telah melakukan semua rencana tindakan.
Selanjutnya saya kembalikan kepada kepala ruangan.

Karu Latifa : Iya, terimakasih kepada rekan-rekan, Puji syukur kehadirat Allah


S.W.T intervensi yang telah kita lakukan dari malam sampai pagi ini
terlaksana dengan lancar dan sesuai prosedur. Terima kasih atas kerja
sama rekan-rekan sekalian, yang sudah bekerja dengan semaksimal
mungkin. Pertahankan terus kinerja rekan-rekan dan alangkah lebih
baiknya jika bisa ditingkatkan lagi demi pencapaian kinerja yang lebih
optimal. Untuk mengakhiri tugas kita pada pagi hari ini bagi yang dinas
malam dan mengawali tugas pagi ini untuk yang dinas pagi, marilah
kita akhiri dengan berdoa bersama menurut agama dan kepercayaan
kita masing-masing. Berdoa……. Mulai……. Selesai……

Kita akhiri post conference ini, Selamat Pagi.

Narator           : Sekian role plaay pre dan post conference dari kelompok 1. Terima kasih.

27
III. RONDE KEPERAWATAN
A. Definisi
Ronde Keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di
samping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau
konselor, kepala ruangan, perawat assosciate, dan perlu juga melibatkan seluruh
anggota tim(Nursalam, 2014).

Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau
siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan
oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota stafnya atau siswa untuk
pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap
pasien(Saleh, 2012).

Beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan ronde keperawatan adalah suatu
tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di samping klien dilibatkan untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatanuntuk pemahaman yang jelas
tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien.

B. Karakteristik
Menurut Nursalam (2002), karakteristik ronde keperawatan sebagai berikut :
a. Klien dilibatkan secara langsung.
b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. Perawat assosciate, perawat primer, dan konsuler melakukan diskusi bersama.
d. Konselor memfasilitasi kreatifitas.
e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan perawat assosciate, perawat
primer untuk meningkatkan kemampuan dala mengatasi masalah.

C. Tujuan
Menurut Nursalam (2002), tujuan dari ronde keperawatan yaitu :
a. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis.
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
masalah klien.
c. Meningkatkan validitas data klien.
d. Menilai kemampuan justifikasi.

28
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.
g. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.

D. Manfaat
a. Masalah pasien dapat teratasi.
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
c. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional.
d. Terjalinnya kerja sama antartim kesehatan.
e. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar.

E. Kriteria Pasien
Menurut Nursalam (2014), mengatakan Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde
keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sbb:
a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan.
b. Pasien dengan kasus baru atau langka.

F. Peran
Menurut Nursalam (2002), dalam ronde keperawatan setiap perawat memiliki peran
masing-masing diantaranya :
a. Perawat primer dan perawat assosciate
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan, antara lain:
1. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
2. Menjelaskan masalah keperawatan utama.
3. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
4. Menjelaskan tindakan selanjutnya.
5. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
b. Perawat primer lain atau konsuler
1. Memberikan justifikasi.
2. Memberikan reinforcement.

29
3. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan
yang rasional.
4. Mengarahkan dan koreksi.
5. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.

G. Langkah-langkah
Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
Tahap Pra PP

Penepatan pasien

2. Persiapan pasien :
Informed concent
Hasil pengkajian/ validasi data

Tahap Pelaksanaan
Apa diagnosis keperawatan?
Apa data yang mendukung?
di Nurse Station Bagaimana intervensi yang sudah
3. Penyajian Masalah
dilakukan?
Apa hambatan yang ditemukan?

4. Validasi data di Bed Pasien


Tahap Pelaksanaan

di kamar pasien Diskusi PP-PP,


konselor, KARU

Pascaronde 6. Kesimpulan dan


rekomendasi solusi 5. Lanjutan diskusi di
masalah nurse station
(nurse station)

Keterangan :

a. Persiapan
1. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
2. Menentukan tim ronde.
3. Mencari sumber atau literature.

30
4. Membuat proposal.
5. Pemberian informed consent dan pengkajian kepada klien/keluarga.
6. Diskusi : Apa diagnosis keperawatan?, Apa data yang mendukung?, Bagaimana
intervensi yang sudah dilakukan?, dan Apa hambatan yang ditemukan selama
perawatan?.
b. Pelaksanaan ronde
1. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan
dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
2. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
3. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor/kepala ruangan tentang
masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.
4. Pasca ronde
1. Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan.
2. Evaluasi, revisi dan perbaikan.
3. Kesimpulan dan rekomendasikan penegakan diagnosis, intervensi keperawatan
selanjutnya.

H. Kriteria Evaluasi
Menurut Nursalam (2014), kriteria evalusi yang dapat diambil yaitu :
a. Struktur
1. Persyaratan administratif (informed consent, alat, dan lainnya).
2. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
Persiapan dilakukan sebelumnya.
b. Proses
1. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan.
c. Hasil
1. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2. Masalah pasien dapat teratasi.

31
3. Perawat dapat:
4. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
5. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
6. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
7. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
8. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien.
9. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
10. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
11. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

IV. LAPORAN KERJA

LAPORAN KEPALA RUANGAN


Ruang Dahlia Instalasi rawat Inap D RSUP Dr.M.DJAMIL PADANG
Selasa 2 September 2020

Kepala Ruangan : Latifa Putri Agusti


Perawat Primer : Delfira Suci Ramadani
Perawat Associate : Namira Fitria

1. Lingkungan Fisik
Ruang Dahlia mempunyai 7 ruang rawat inap Perempuan diantaranya :
 Kamar 1, 2 dan 4 kamar Non Infeksi
 Kamar 5 dan 6 kamar Infeksi
 Kamar 3 kamar khusus pasien Ganggren
 Kamar kamar 6 bed 4-8 dan kamar 7 pasien bedah
Kamar 1 dengan jumlah pasien 6 orang yaitu:
Bed 1.1 -
Bed 1.2 Ny.C
Bed 1.3 Ny.D
Bed 1.4 -
Bed 1.5 Ny.G

32
Bed 1.6 Ny.R
Bed 1.7 Ny.T
Bed 1.8 Ny.U
Kamar 2 dengan jumlah pasien 8 orang yaitu :
Bed 2.1 Ny.H
Bed 2.2 Ny.R
Bed 2.3 Ny.T
Bed 2 4 Ny.A
Bed 2.5 Ny.K
Bed 2.6 Ny.K
Bed 2.7 Ny.L
Bed 2.8Ny.B
Kamar 3 dengan jumlah pasien 8 orang yaitu :
Bed 3.1 Ny.R
Bed 3.2 Ny.E
Bed 3.3 Ny.D
Bed 3.4 Ny.W
Bed 3.5 Ny.Q
Bed 3.6 Ny.T
Bed 3.7 Ny.M
Bed 3.8 Ny.U
Kamar 4 dengan jumlah pasien 7 orang yaitu :
Bed 4.1 Ny.E
Bed 4.2 Ny.G
Bed 4.3 Ny.H
Bed 4.4 Ny.R
Bed 4.5 Ny.T
Bed 4.6 -
Bed 4.7 Ny.F
Bed 4.8 Ny.R
Kamar 5 dengan jumlah pasien 8 orang yaitu :
Bed 5.1 Ny.E
Bed 5.2 Ny.R
Bed 5.3 Ny.T

33
Bed 5.4 Ny.G
Bed 5.5 Ny.U
Bed 5.6 Ny.J
Bed 5.7 Ny.K
Bed 5.8 Ny.W
Kamar 6 dengan jumlah pasien 4 orang yaitu :
Bed 6.1 Ny.W
Bed 6.2 Ny.Y
Bed 6.3 Ny.T
Bed 6.4 Ny.B

2. Sarana dan Prasarana


Kebutuhan minimal luas ruangan pada ruang rawat inap

Nama Ruang Luas Satuan


1 Ruang perawatan:
VIP 18 m2/tempat tidur
Kelas I 12 m2/tempat tidur
Kelas II 10 m2/tempat tidur
Kelas III 7,2 m2/tempat tidur
2 Ruang pos perawat 20 m2
3 Ruang konsultasi 12 m2
4 Ruang tindakan 24 m2
5 Ruang administrasi 9 m2
6 Ruang dokter 20 m2
7 Ruang perawat 20 m2
8 Ruang ganti/locker 9 m2
9 Ruang kepala rawat inap 12 m2
10 Ruang linen bersih 18 m2
11 Ruang linen kotor 9 m2
12 Spoelhoek 9 m2
13 Kamar mandi 25 m2
14 Pantri 9 m2

34
15 Ruang janitor.service 9 m2
16 Gudang bersih 18 m2
17 Gudang kotor 18 m2

Ruang rawat inap Dahlia merupakan ruang rawat inap penyakit dalam khusus
wanita yang terdiri dari 7 ruangan rawat inap penyakit dalam dengan kapasitas
tempat tidur 42 pasien, dengan rincian tempat tidur sebagai berikut:
a. Kamar 1
Terdiri dari 8 tempat tidur dengan fasilitas 8 narkase, 6 regulator O2 dinding, 2
kamar mandi 2 kipas angin dalam keadaan baik
b. Kamar 2
Terdiri dari 8 tempat tidur dengan fasilitas 8 narkase, 6 regulator O2 dinding, 2
kamar mandi, 2 kipas angin dalam keadaan baik
c. Kamar 3
Terdiri dari 8 tempat tidur dengan fasilitas 8 narkase, 6 regulator O2 dinding, 2
kamar mandi, 2 kipas angin dalam keadaan baik
d. Kamar 4
Terdiri dari 8 tempat tidur dengan fasilitas 8 narkase, 6 regulator O2 dinding, 2
kamar mandi, 2 kipas angin dalam keadaan baik
e. Kamar 5
Terdiri dari 8 tempat tidur dengan fasilitas 8 narkase, 6 regulator O2 dinding, 2
kamar mandi, 2 kipas angin dalam keadaan baik
f. Kamar 6
Terdiri dari 8 tempat tidur dengan fasilitas 8 narkase, 6 regulator O2 dinding, 2
kamar mandi, 2 kipas angin dalam keadaan baik
g. Kamar 7
Terdiri dari 8 tempat tidur dengan fasilitas 8 narkase, 6 regulator O2 dinding, 2
kamar mandi, 2 kipas angin
h. 1 buah emegency troli

3. Pengaturan Shift
Dinas pagi
Kepala Ruangan : Latifa Putri Agusti

35
Katim I/PA I : Delfira Suci Ramadani
Katim II/PA II : Azzahra
PP : Revina Agustina
Katim III/PA III : Namira Fitria
PP : Nabila Maliha

Dinas Sore
Katim I/PA I : Farahdiba Aulia Amru
Katim II/PA II : Heksa Nadianda Putri
Katim II/PA II : Rahayu Tri Utami

Dinas Malam
Katim I/PA I : Sonia Vaindri
Katim II/PA II : Yessi Sepriyani
Katim II/PA II : Elsa Sulistia Putri

Dinas Libur
Maysha Fadila
Aprillya Tiara
Savikri Jurali
Annisa Rahimi

Kondisi Klien Secara Umum


TIM 1
Terdiri dari kamar 1 dan 2. Di kamar 1 jumlah pasien saat ini ada 6 orang perempuan.
Ny. C dan Ny .D selesai diambil darah dan beberapa orang orang lainnya dalam keadaan
perbaikan.Semua pasien semakin membaik.Perawat penanggung jawab disetiap ruangan
selalu memeriksa keadaan pasien. Terapi oral dan injeksi yang didapatkan oleh pasien
berdasarkan hasil kolaborasi telah diberikan. Observasi TTV dan keadaan umum pasien
dilakukan setiap pergantian shift. Di kamar 2 ada 8 pasien semuanya dalam tahap
pemulihan.

36
TIM 2
Terdiri dari kamar 4 dan kamar 5. Di kamar 4jumlah pasien saat ini ada 7 orang
pasien perempuan Ny E keadaannya menurun pasiensesak terpasang O2 sungkup 10
liter/menit, Ny.G selesai rontgen jam 11.00, Ny.H selesai konsul poli mata dan beberapa
orang orang lainnya dalam keadaan perbaikan.Semua pasien semakin membaik. Perawat
penanggung jawab disetiap ruangan selalu memeriksa keadaan pasien. Terapi oral dan
injeksi yang didapatkan oleh pasien berdasarkan hasil kolaborasi telah diberikan.
Observasi TTV dan keadaan umum pasien dilakukan setiap pergantian shift. Di kamar 5
pasien semuanya dalam tahap pemulihan, Ny E selesai konsul THT, NY R dan Ny T
selesai dilakukan pemeriksaan darah rutin dan darah kimia.

TIM 3
Terdiri dari kamar 3 dan kamar 6. Di kamar 3Ny R, Ny. E, Ny.D, Ny.T, Ny.Y dan Ny
U selesai ganti perban pada luka gangrene. jumlah pasien dikamar 3 saat ini ada 8 orang
perempuan dan beberapa orang lainnya dalam keadaan perbaikan.Semua pasien semakin
membaik. Perawat penanggung jawab disetiap ruangan selalu memeriksa keadaan pasien.
Terapi oral dan injeksi yang didapatkan oleh pasien berdasarkan hasil kolaborasi telah
diberikan. Observasi TTV dan keadaan umum pasien dilakukan setiap pergantian shift. Di
kamar 6 pasien semuanya dalam tahap pemulihan dengan terpasang IVFD RL dan NACL.

LAPORAN PERAWAT PRIMER

1. Kamar 3 Bed 1
a. Nama Pasien : Ny.G
b. Diagnosa Medis : DM Tipe II
c. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan luka ganrene, kerusakan
neuromuskular
d. Masalah keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik
e. Rencana Keperawatan

Gangguan Mempertahankan 1. Kaji kekuatan 1. Menentukan


mobilitas fisik fungsi tubuh otot pasien perkembangan/
berhubungan dengan tidak ada 2. Kaji turgor, munculnya kembali

37
dengan luka komplikasi integritas , tanda yang
gangren, (kontraktur, warna kulit dan menghambat
kerusakan dekubitus) tanda-tanda tercapainya
neuromuskuler dekubitus tujuan/harapan pasien
pasien 2. Memantau area
3. Berikan tertekan karena
latihan ROM keterbatasan gerak
pasif setiap 6 yang dapat
jam menimbulkan
4. Kolaborasi komplikasi lain
dalam 3. Mempertahankan
pemberian eksremitas dalam posisi
paracetamol fisilogis, mencegah
Flash kontraktur dan
5. Berikan posisi kehilangan fungsi sendi
miring kanan 4. Menurunkan demam
miring kiri secara signifikan
(mika-miki) 5. Mempertahankan
setiap 2 jam eksremitas dalam posisi
6. Berikan fisilogis, mencegah
bantalan pada kontraktur dan
eksremitas dan kehilangan fungsi sendi
persendian 6. Menstimulasi sirkulasi,
dengan bantal meningkatkan tonus
setiap 4 jam otot dan meningkatkan
sekali mobilisasi sendi.
7. Kolaborasi 7. Memaksimalkan kerja
dengan ahli otot dengan berlatih
fisioterapi bersama ahli
fisioterapis untuk
memantau
perkembangan pasien

38
2. Kamar 3 Bed 2
a. Nama Pasien : Ny.R
b. Diagnosa Medis : DM Tipe II dengan Gangrene
c. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan luka ganrene
d. Masalah keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik
e. Rencana Keperawatan

Gangguan Mempertahankan 1. Kaji kekuatan 1. Menentukan


mobilitas fisik fungsi tubuh otot pasien perkembangan/
berhubungan dengan tidak ada 2. Kaji turgor, munculnya kembali
dengan luka komplikasi integritas , tanda yang
gangren, (kontraktur, warna kulit dan menghambat
kerusakan dekubitus) tanda-tanda tercapainya
neuromuskuler dekubitus tujuan/harapan pasien.
pasien 2. Memantau area
3. Berikan latihan tertekan karena
ROM pasif keterbatasan gerak
setiap 6 jam yang dapat
4. Kolaborasi menimbulkan
dalam komplikasi lain.
pemberian 3. Mempertahankan
paracetamol eksremitas dalam
Flash posisi fisilogis,
5. Berikan posisi mencegah kontraktur
miring kanan dan kehilangan fungsi
miring kiri sendi .
(mika-miki) 4. Menurunkan demam
setiap 2 jam secara signifikan
6. Berikan 5. Mempertahankan
bantalan pada eksremitas dalam
eksremitas dan posisi fisilogis,
persendian mencegah kontraktur
dengan bantal dan kehilangan fungsi

39
setiap 4 jam sendi
sekali 6. Menstimulasi
7. Kolaborasi sirkulasi,
dengan ahli meningkatkan tonus
fisioterapi otot dan
meningkatkan
mobilisasi sendi.
7. Memaksimalkan kerja
otot dengan berlatih
bersama ahli
fisioterapis untuk
memantau
perkembangan pasien

3. Kamar 3 Bed 3
a. Nama Pasien : Tn.Y
b. Diagnosa medis : DM TIPE II
c. Diagnosa Keperawatan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
d. Masalah Keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
e. Rencana Tindakan Keperawatan

Nutrisi kurang Tujaun jangka 1. Anjurkan klien a. Agar nyeri pada klien
dari kebutuhan panjang : untuk tidak berkurang
tubuh - Nutrisi klien makan yang b. Agar klien tidak
berhubungan terpenuhi asam dan peda merasa mual
dengan mual 2. Berikan c. Untuk mengetahui
Data Subjektif Tujuan jangka makanan dalam diet yang cocok untuk
- Klien panjang : porsi kecil tapi klien
mengatakan Dalam waktu 3 sering
tidak nafsu x 24 jam 3. Kolaborasi
makan dengan tim gizi
Data Objektif nutrisi dalam
- menghabiskan terpenuhi memberikan
½ porsi diet
makanan yang
disajikan,
tidak pernah
menghabiskan
makanan.

40
4. Kamar 3 Bed 4
a. Nama Pasien : Ny.S
b. Diagnosa Medis : DM Tipe 2 dan gangrene
c. Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan luka gangrene
d. Masalah Keperawatan : Nyeri
e. Rencana Tindakan Keperawatan

Nyeri Tujaun jangka 1 Kaji tingkat 1. Mengetahui seberapa


berhubungan panjang : nyeri, daerah, jauh intensitas nyeri
dengan luka - Nyeri waktu berapa klien
ganggren berkurang dan lama, seberapa 2. Dengan posisi
Data Subjektif hilang sering senyaman mungkin
- Klien 2 Atur posisi klien diharapkan klien
mengatakan Tujuan jangka senyaman merasa nyaman
nyeri pada panjang : mungkin 3. Relaksasi dapat
luka - Dalam waktu 3 Ajarkan teknik membuat lebih
- Skala nyeri 4 1 – 2 jam relaksasi nyaman dan
- Hilang nyeri 4 Kolaborasi mengurangi
timbul berkurnag dengan dokter ketegangan
Data Objektif - Skala nyeri 2 dalam pemberian 4. Setelah pemberian
- Klien Ekspresi wajah obat antasid obat diharapkan yeri
tampak ‘rileks tablet berkurang dan hilang
menahan
sakit dan
memegang
perutnya
- RR : 8/menit

5. Kamar 3 Bed 5
a. Nama Pasien : .Tn.E
b. Diagnosa Medis : DM Tipe 2
c. Diagnosa Keperawatan
Hipertermii berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh
d. Masalah Keperawatan : Hipertermi
e. Rencana Tindakan Keperawatan

Hipertermi Tupan : 1. Beri kompres 1. Dengan memberikan


berhubungan - Rasa nyaman dingin pada kompres dingin akan
dengan terpenuhi frontal dan mempengaruhi pusat

41
peningkatan axilla panas sehingga
metabolisme Tupen : 2. Anjurkan klien dapat menurunkan
tubuh - Dalam 1 x 24 minum yang panas
jam infeksi banyak 2. Dengan
Data Subjektif : pada usus 3. Kolaborasi menganjurkan klien
- Klien halus kurang dengan tim minum yang banyak
mengatakan dengan kriteria medis dalam diharapkan dapat
seluruh badan : T = 360C, pemberian mengganti cairan
terasa panas klien tidak therapy yang hilang akibat
mengeluh penguapan
Data Objektif : tubuhnya 3. Dengan
- T : 38 C panas berkolaborasi
- Nadi: 92 x/m dengan tim medis
- Klien tampak diharapkan dapat
gelisah mempercepat proses
penyembuhan

6. Kamar 3 Bed 6
a. Nama Pasien : .Tn.D
b. Diagnosa Medis : Ulkus Diabetikum
c. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan neuromuskular
d. Masalah Keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik
e. Rencana Tindakan Keperawatan

Gangguan Mempertahankan 1. Kaji kekuatan 1 Menentukan


mobilitas fisik fungsi tubuh otot pasien perkembangan/
berhubungan dengan tidak ada 2. Kaji turgor, munculnya kembali
dengan komplikasi integritas , tanda yang
kelemahan ( kontraktur, warna kulit dan menghambat
neuromuskuler dekubitus) tanda-tanda tercapainya
dekubitus tujuan/harapan
pasien pasien
3. Berikan latihan 2 Memantau area
ROM pasif tertekan karena
setiap 6 jam keterbatasan gerak
4. Kolaborasi yang dapat
dalam menimbulkan
pemberian komplikasi lain
paracetamol 3 Mempertahankan
Flash eksremitas dalam
5. Berikan posisi posisi fisilogis,
miring kanan mencegah

42
miring kiri kontraktur dan
(mika-miki) kehilangan fungsi
setiap 2 jam sendi
6. Berikan 4 Menurunkan
bantalan pada demam secara
eksremitas dan signifikan
persendian 5 Mempertahankan
dengan bantal eksremitas dalam
setiap 4 jam posisi fisilogis,
sekali mencegah
7. Kolaborasi kontraktur dan
dengan ahli kehilangan fungsi
fisioterapi sendi
6 Menstimulasi
sirkulasi,
meningkatkan
tonus otot dan
meningkatkan
mobilisasi sendi.
7 Memaksimalkan
kerja otot dengan
berlatih bersama
ahli fisioterapis
untuk memantau
perkembangan
pasien

7. Kamar 3 Bed 7
a. Nama Pasien : .Ny. K
b. Diagnosa Medis : DM TIPE II
c. Diagnosa Keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh
d. Masalah Keperawatan : Hipertermi
e. Rencana Tindakan Keperawatan

Hipertermi Tupan : 1. Beri kompres - Dengan memberikan


berhubungan - Rasa nyaman dingin pada kompres dingin akan
dengan terpenuhi frontal dan mempengaruhi pusat
peningkatan axilla panas sehingga dapat
metabolisme Tupen : 2. Anjurkan klien menurunkan panas
tubuh - Dalam 1 x 24 minum yang
jam infeksi banyak - Dengan
Data Subjektif : pada usus 3. Kolaborasi menganjurkan klien
- Klien halus kurang dengan tim minum yang banyak
mengatakan dengan kriteria medis dalam diharapkan dapat
seluruh badan : T = 360C, mengganti cairan

43
terasa panas klien tidak pemberian yang hilang akibat
mengeluh therapy penguapan
Data Objektif : tubuhnya
- T : 38,4C panas - Dengan
- Nadi : 92 x/m berkolaborasi
- Klien tampak dengan tim medis
gelisah diharapkan dapat
mempercepat proses
penyembuhan

8. Kamar 6 Bed 1
a. Nama Pasien : .Ny. C
b. Diagnosa Medis : CKD on HD
c. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan
d. Masalah Keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik
e. Rencana Tindakan Keperawatan

Gangguan Mempertahankan 1. Kaji kekuatan 1 Menentukan


mobilitas fisik fungsi tubuh otot pasien perkembangan/
berhubungan dengan tidak ada 2. Kaji turgor, munculnya kembali
dengan komplikasi integritas , tanda yang
kelemahan ( kontraktur, warna kulit dan menghambat
dekubitus) tanda-tanda tercapainya
dekubitus tujuan/harapan
pasien pasien
3. Berikan latihan 2 Memantau area
ROM pasif tertekan karena
setiap 6 jam keterbatasan gerak
4. Kolaborasi yang dapat
dalam menimbulkan
pemberian komplikasi lain
paracetamol 3 Mempertahankan
Flash eksremitas dalam
5. Berikan posisi posisi fisilogis,
miring kanan mencegah
miring kiri kontraktur dan
(mika-miki) kehilangan fungsi
setiap 2 jam sendi
6. Berikan 4 Menurunkan demam
bantalan pada secara signifikan
eksremitas dan 5 Mempertahankan
persendian eksremitas dalam
dengan bantal posisi fisilogis,

44
setiap 4 jam mencegah
sekali kontraktur dan
7. Kolaborasi kehilangan fungsi
dengan ahli sendi
fisioterapi 6 Menstimulasi
sirkulasi,
meningkatkan tonus
otot dan
meningkatkan
mobilisasi sendi.
7 Memaksimalkan
kerja otot dengan
berlatih bersama ahli
fisioterapis untuk
memantau
perkembangan
pasien

9. Kamar 6 Bed 2
a. Nama Pasien : .Ny. L
b. Diagnosa Medis : Hipertensi & Tumor Axila
c. Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan pertumbuhan tumor
d. Masalah Keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik
e. Rencana Tindakan Keperawatan

Nyeri Tujaun jangka - Kaji tingkat - Mengetahui


berhubungan panjang : nyeri, daerah, seberapa jauh
dengan adanya - Nyeri waktu berapa intensitas nyeri
tumor berkurang dan lama, seberapa klien
Data Subjektif hilang sering - Dengan posisi
- Klien - Atur posisi klien senyaman mungkin
mengatakan Tujuan jangka senyaman diharapkan klien
nyeri skala panjang : mungkin merasa nyaman
nyeri 3 - Dalam waktu - Ajarkan teknik - Relaksasi dapat
- Hilang 1 – 2 jam relaksasi membuat lebih
timbul nyeri - Kolaborasi nyaman dan
- Tidak berkurnag dengan dokter mengurangi
menjalar - Skala nyeri 2 dalam pemberian ketegangan
obat antasid

45
Data Objektif Ekspresi wajah tablet - Setelah pemberian
- Klien ‘rileks obat diharapkan
tampak yeri berkurang dan
menahan hilang
sakit dan
memegang
perutnya
RR : 20x/menit

10. Kamar 6 Bed 3


a. Nama Pasien : .Ny. R
b. Diagnosa Medis : Gastritis Akut
c. Diagnosa Keperawatan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
d. Masalah Keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
e. Rencana Tindakan Keperawatan

Nutrisi kurang Tujaun jangka - Anjurkan klien - Agar nyeri pada


dari kebutuhan panjang : untuk tidak klien berkurang
tubuh - Nutrisi klien makan yang asam - Agar klien tidak
berhubungan terpenuhi dan pedas merasa mual
dengan mual - Berikan makanan - Untuk mengetahui
Data Subjektif Tujuan jangka dalam porsi kecil diet yang cocok
- Klien panjang : tapi sering untuk klien
mengatakan Dalam waktu 3 - Kolaborasi
tidak nafsu x 24 jam nutrisi dengan tim gizi
makan dalam
- Pasien pucat terpenuhi memberikan diet
Data Objektif
Klien
menghabiskan ½
porsi makanan
yang disajikan,
tidak pernah
menghabiskan
makanan.

46
LAPORAN PERAWAT ASSOCIATE
Ruang Dahlia Instalasi rawat Inap D RSUP Dr.M.DJAMIL PADANG
2 September 2020

Shift : PAGI (14.00 – 21.00 WIB)


Ruang : Kamar 3 Bed 1

1. NY. R (DM TIPE II)


No. 5 Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan
(SOAP)
Gangguan Mobilitas 8. Mengkaji kekuatan otot S: Belum dapat dikaji
Fisik berhubungan pasien O:
dengan kelemahan 9. Mengkaji turgor, TD: 100/80 mmHg
akibat kerusakan integritas , warna kulit dan HR: 90x/menit
neuromuskuler tanda-tanda dekubitus RR: 23 x/menit
pasien Suhu: 37,0C
DS: Pasien mengatakan 10. Memberikan latihan ROM Turgor kulit elastis
badannya lemah pasif setiap 6 jam Integritas baik
DO: 11. Berkolaborasi dalam
5 4
- Suhu: 36,5C pemberian paracetamol Kekuatan otot
- Tingkat flash 4 4

ketergantungan 12. Memberikan posisi miring


minimal care kanan miring kiri (mika- A : Masalah Gangguan
- Turgor kulit miki) setiap 2 jam Mobilitas Fisik belum

elastis 13. Memberikan bantalan pada teratasi


- Integritas baik eksremitas dan persendian P : Lanjutkan Intervensi
- Vital sign dengan bantal setiap 4 jam
- TD : 110/70 sekali
mmHg 14. Berkolaborasi dengan ahli
- HR: 79 x/menit fisioterapi
- RR : 20x/menit
- Suhu: 36, 5 ºC

47
Ruang :Kamar 3 Bed 2
2. NY. K (DM TIPE II)
No. 5 Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan
(SOAP)

Gangguan Mobilitas 15. Mengkaji kekuatan otot S: pasein mengatakan


Fisik berhubungan pasien badannya masih lemah
dengan kelemahan 16. Menganti balutan setiap O:
akibat kerusakan pagi TD: 100/70 mmHg
neuromuskuler 17. Mengkaji turgor, HR: 80x/menit
integritas , warna kulit dan RR: 20 x/menit
DS: Pasien mengatakan tanda-tanda dekubitus Suhu: 37,0C
badannya lemas pasien Tingkat ketergantungan
DO: 18. Memberikan latihan ROM minimal care
- Suhu: 36,3C pasif setiap 6 jam Turgor kulit elastis
- Tingkat 19. Berkolaborasi dalam Integritas baik
ketergantungan pemberian paracetamol
5 4
minimal care flash Kekuatan otot
- Turgor kulit 20. Memberikan posisi miring 4 4

elastis kanan miring kiri (mika-


- Integritas baik miki) setiap 2 jam A : Masalah Gangguan

- Stage luka 3 21. Memberikan bantalan pada Mobilitas Fisik belum


- Kedalaman luka eksremitas dan persendian teratasi
0,3 cm dengan bantal setiap 4 jam P : Lanjutkan Intervensi
sekali
22. Berkolaborasi dengan ahli
fisioterapi

48
Ruang :Kamar 3 Bed 3
3. NY K (DM TIPE II)

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi

Nutrisi kurang dari kebutuhan - Menganjurkan S : Klien


tubuh berhubungan dengan mual klien untuk tidak mengatakan
Data Subjektif memakan mau makan
- Klien mengatakan tidak makanan yang kembali
nafsu makan pedas dan asam. O : Klien
Data Objektif - Memberikan menghabiskan
- Klien menghabiskan ½ porsi porsi makanan makanan ¾
makanan yang disajikan, dalam bentuk porsi makanan
tidak pernah menghabiskan kecil tapi sering A : Masalah
makanan. teratasi
- Memberikan diet sebagian
yang sesuai P : Intervensi
untuk klien diteruskan.

Ruang :Kamar 3 Bed 4


4. NY H (DM Type II + ulkus diabetikum)
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan

Hipertermi - Memberikan S : Klien mengatakan tubuhnya tidak


kompres hangat panas lagi
Data Subjektif : pada daerah
- Klien mengatakan frontal dan axilla O:

49
badan terasa panas - T : 370C, Nadi : 60 x/mnt.
Data Objektif : - Menganjurkan - Klien tampak tenang
- T : 38.9 C klien minum
- Nadi : 90 x/m yang banyak A: Masalah teratasi
- Klien tampak gelisah minimal 3 – 4
- Pasien berkeringat gelas dalam 1 – P : (-)
2 jam

- Berkolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian th/
antipetik untuk
menurunkan
panas dan
antibiotik untuk
mencegah
infeksi
- Mengkaji pola
makan

Ruang :Kamar 3 Bed 5


5. Ny. N ( POST AMPUTASI+DM+ANEMIA)
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan

Hipertermi - Memberikan S : Klien mengatakan tubuhnya


kompres dingin tidak panas lagi
Data Subjektif : pada daerah
- Klien mengatakan frontal dan axilla O:
seluruh badan terasa - T : 37.9 0C, Nadi : 84 x/mnt.
panas - Klien tampak gelisah

50
Data Objektif : A: Masalah teratasi
- T : 39, 8 C
- Nadi : 80 x/m - Menganjurkan P : intervensi diteruskan
- Klien tampak gelisah klien minum

- Muka pucat yang banyak

- Pasien tampak lemah minimal 3 – 4


gelas dalam 1 –
2 jam

- Berkolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian th/
antipetik untuk
menurunkan
panas dan
antibiotik untuk
mencegah
infeksi
- Mengkaji pola
makan

Shift : PAGI 16 Desember 2015 (07.00 – 14.00 WIB)


Ruang : Kamar 3 Bed 6

51
6. NY. P (DM TIPE II)
No. 5 Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan
(SOAP)
Gangguan Mobilitas 23. Mengkaji kekuatan otot S: pasien mengatakan
Fisik berhubungan pasien badannya masih lemas
dengan kelemahan 24. Mengkaji turgor, O:
akibat kerusakan integritas , warna kulit dan TD: 117/71 mmHg
neuromuskuler tanda-tanda dekubitus HR: 91x/menit
pasien RR: 19x/menit
DS: pasien mengatakan 25. Memberikan latihan ROM Suhu: 38,0C
badannya lemas pasif setiap 6 jam Turgor kulit elastis
DO: 26. Berkolaborasi dalam Integritas baik
- Turgor kulit pemberian paracetamol Warno kulit pucat
elastis flash
- Integritas baik 27. Memberikan posisi miring A : Masalah Gangguan
- Warno kulit pucat kanan miring kiri (mika- Mobilitas Fisik belum
- Vital sign miki) setiap 2 jam teratasi
- TD : 120/80 28. Memberikan bantalan pada P : Lanjutkan Intervensi
mmHg eksremitas dan persendian
- HR: 88 x/menit dengan bantal setiap 4 jam
- RR : 23x/menit sekali
- Suhu:36, 5 ºC 29. Berkolaborasi dengan ahli
fisioterapi

Ruang :Kamar 6 Bed 1


7. NY. B( PNEUMOTHORAKS)

52
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan

Hipertermi - Memberikan kompres S : Klien mengatakan tubuhnya


dingin pada daerah tidak panas lagi
Data Subjektif : prontal dan axilla
- Klien mengatakan - Menganjurkan klien O:
badan terasa panas minum yang banyak - T : 360C, Nadi : 80 x/mnt.
minimal 3 – 4 gelas - Klien tampak tenang
Data Objektif : dalam 1 – 2 jam
- T : 39, 9 C - Berkolaborasi dengan A: Masalah teratasi
- Nadi : 82 x/m tim medis dalam
- Klien tampak gelisah pemberian th/ antipetik P : (-)
- RR : 26 x / m untuk menurunkan
panas dan antibiotik
untuk mencegah
infeksi
- Mengkaji pola makan
- Anjurkan
menggunakan pakaian
yang menyerap
keringat
- Hindari penggunaan
pakaian yang
berlebihan seperti
penggunaan selimut

Ruang :Kamar 6 Bed 2


8. Ny.Z ( Ca. paru)

53
Diagnosa
Implementasi Evaluasi
Keperawatan

Pola nafas tidak efektif - Memposisikan S : Klien mengatakan masih


berhubungan dengan pasien semi sesak
penekanan organ paru fowler O : pasien masih sesak rr : 27 /
Data Subjektif - Kolaborasi dalam menit, Muka pucat
- Klien mengatakan pemberian A : Maslaah teratasi sebagian
sesak susah oksigen NRM 10 P : Intervensi diteruskan
bernafas liter / menit
Data Objektif - Anjurkan pasien
- Nafas pasien cepat istirahat
dan dangkal
- RR : 30 x/ menit
- Pasien pucat
- Pasien berkeringat
dingin

Ruang :Kamar 6 Bed 3


9. Ny. C ( CKD )
No. 5 Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan
(SOAP)
Gangguan Mobilitas 30. Mengkaji kekuatan otot S: pasien mengatakan
Fisik berhubungan pasien badannya masih lemas
dengan kelemahan 31. Mengkaji turgor, O:
integritas , warna kulit dan TD: 117/71 mmHg
DS: pasien mengatakan tanda-tanda dekubitus HR: 91x/menit
lemas dan sulit pasien RR: 19x/menit
beraktifitas 32. Memberikan latihan ROM SO2: 98%
DO: pasif setiap 6 jam Suhu: 38,0C
- Vital sign 33. Berkolaborasi dalam
- TD : 120/70 pemberian paracetamol
mmHg flash A : Masalah Gangguan

54
- HR: 77 x/menit 34. Memberikan posisi miring Mobilitas Fisik belum
- RR : 23x/menit kanan miring kiri (mika- teratasi
- Suhu:36, 5 ºC miki) setiap 2 jam P : Lanjutkan Intervensi
- ADL dibantu 35. Memberikan bantalan pada
keluarga eksremitas dan persendian
dengan bantal setiap 4 jam
sekali
36. Berkolaborasi dengan ahli
fisioterapi

Ruang :Kamar 6 bed 4


10. NY K (GASTRITIS)

Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
Nyeri berhubungan Tujaun jangka - Kaji tingkat - Mengetahui
dengan adanya luka panjang : nyeri, daerah, seberapa jauh
pada lambung - Nyeri waktu berapa intensitas nyeri
Data Subjektif berkurang dan lama, seberapa klien
- Klien mengatakan hilang sering - Dengan posisi
nyeri pada ulu hati Tujuan jangka - Atur posisi klien senyaman
Data Objektif panjang : senyaman mungkin
- Klien tampak - Dalam waktu mungkin diharapkan
menahan sakit dan 1 – 2 jam nyeri - Ajarkan teknik klien merasa
memegang perutnya berkurnag relaksasi nyaman
- Skala nyeri 3 - Skala nyeri 2 - Kolaborasi - Relaksasi dapat

55
- RR : 18/menit Ekspresi wajah dengan dokter membuat lebih
‘rileks dalam pemberian nyaman dan
obat antasid mengurangi
tablet ketegangan
- Setelah
pemberian obat
diharapkan yeri
berkurang dan
hilang

Ruang :Kamar 6 Bed 5


11. NY.R (GASTRITIS AKUT)

Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Nutrisi kurang dari - Menganjurkan klien S : Klien mengatakan
kebutuhan tubuh untuk tidak memakan mau makan
berhubungan dengan mual makanan yang pedas kembali
Data Subjektif dan asam. O : Klien
- Klien mengatakan tidak - Memberikan porsi menghabiskan
nafsu makan makanan dalam bentuk makanan ¾ porsi
Data Objektif kecil tapi sering makanan
- Klien menghabiskan ½ A : Masalah teratasi
porsi makanan yang - Memberikan diet yang sebagian
disajikan, tidak pernah sesuai untuk klien P :Intervensi
menghabiskan makanan. diteruskan.
Pas

Ruang :Kamar 6 bed 6


12. Tn.L (DM+PAD)

56
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Hipertermi - Memberikan S : Klien mengatakan tubuhnya
kompres dingin tidak panas lagi
Data Subjektif : pada daerah
- Klien mengatakan prontal dan axilla O:
badan terasa panas - T : 37,30C, Nadi : 70x/mnt.
- Klien tampak tenang
Data Objektif :
- T : 38,9C A: Masalah teratasi
- Nadi : 90 x/m
- Klien tampak gelisah - Menganjurkan P : (-)
- Muka pucat klien minum yang

- Keringat dingin banyak minimal 3


– 4 gelas dalam 1
– 2 jam
- Berkolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
th/ antipetik untuk
menurunkan panas
dan antibiotik
untuk mencegah
infeksi
- Mengkaji pola
makan

57
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan
yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus
dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift,dapat disampaikan juga
informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum
dilaksanakan. Timbang terima adalah satu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima bertujuan untuk
kesinambungan informasi mengenai keadaan klien secara menyeluruh sehingga tercapai
asuhan keperawatan yang optimal.
Ronde kepearwatan merupakan kegiatan yng bertujuan untuk mengatasi masalahh
keperawatan yang berfokus pada pasien dan dilakukan oleh perawat. Dalam hal ini pasien
dilibatkan secara langsung dan pasien yang dipilih memeiliki kriteria pasien dengan kasus
baru atau langka, serta pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi
meskipun sudah dilakuakan tindakan keperawatan. Ronde keperawatan akan
meninhkatkan keterampilan dan pengetahuan pada perawat, selain perawat dapat
mengevaluasi kegiatan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Melalui
ronde keperawatan, evaluasi kegiatan, rintangan yang dihadapi oleh perawat atau
keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai.
Ada berbagai empat macam tipe ronde keperawatan yang dikenal yaitu
matrons’rounds, nurse management rounds, patient comfort rounds dan teaching rounds.
Sedangkan untuklangkah – langkah keperawatan dapat dibagi menjadi pra ronde,
pelaksanaan ronde, serta pasca ronde. Adapun strategi ronde keperawatan yang efektif
dapat dilakukan dengan melakukan persiapan yang seksama, membuat perencanaan apa
yg akan dilakukan, orientasikan pada perawat tujuan yang ingin dicapai, memprekenalkan
diri pada tim, meninggalkan waktu untuk pertanyaan, serta melakukan evaluasi
pelaksnaan yang telah dilakukan..

B. Saran
Penulis sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap pembuatan makalah

58
ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa sehingga dapat
memahami konsep Timbang terima, Pre-post Conference, Ronde Keperawatan dan
Laporan Kerja

59
DAFTAR  PUSTAKA

Nursalam, (2002). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Salemba Medika. Jakarta.

PSIK, (2003). Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan Ners.


Surabaya.

Depkes RI. 2006. Panduan Nasional Keselamatan Pasien di Rumah Sakit.


Online.http://www.inapatsafety-persi.or.id/data/panduan.pdf.Diakses tanggal 26 Januari
2013.
Dewi, M. 2011. Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan
Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD
Raden.Online.http://www.ejurnal.ung.ac.id/index.php.
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Saleh, Z. (2012). Pengaruh Ronde Keperawatan Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja Perawat
Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Universitas Indonesia, 1-180.

60

Anda mungkin juga menyukai