Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunianya
kepada kita. Tidak lupa kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan
doanya sehingga makalah Manajemen Keperawatan dengan judul “Timbang Terima, Pre-Post
Conference, Ronde Keperawatan, dan Laporan Kerja ” dapat diselesaikan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada banyak pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Ucapan terima kasih yang khusus ditujukan kepada Dosen
Pembimbing yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini adalah satu
keberuntungan bagi kami untuk bekerjasama dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan..................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
I. Timbang Terima.......................................................................................4
II. Pre-Post Conference.................................................................................14
III. Ronde Keperawatan.................................................................................28
IV. Laporan Kerja..........................................................................................32
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................59
B. Saran....................................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................61
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengoptimalan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri merupakan
satu upaya dalam meningkatkan profesionalisme pelayanan keperawatan. Hal ini
berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus
bersifat kondusif dengan belajar tentang konsep pelayanan keperawatan dan langkah-
langkah konkret dalam pelaksanaannya. Langkah- langkah tersebut dapat berupa penataan
ketenagaan dan pasien, penerapan MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan.
Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
informasi yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima harus dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan komplit tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer antar shift secara
tulisan dan lisan.
1
Selama ini timbang terima sudah dilakukan. Isi dan substansi timbang terima yang
dilakukan selama ini adalah identitas pasien, diagnosa medis, diagnosa keperawatam,
program terapi yang sudah dilakukan dan rencana tindakan yang akan
dilakukan. Timbang terima dilakukan secara lisan dan tertulis kemudian keliling ke
semua pasien. Timbang terima perlu terus ditingkatkan baik teknik maupun alurnya
karena timbang terima merupakan bagian penting dalam menginformasikan permasalahan
klien sehari- hari.
Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting, karena dengan
timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan akan bisa
dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan tanggungjawab dan tanggunggugat
dari seorang perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik, maka akan
muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya
informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini
akan menurunkan kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan tigkat kepuasan
pasien. Kegiatan timbang terima yang telah dilakukan perlu dipertahankan dan
ditingkatkan kualitasnya.
Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk membahas lebih dalam
masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan
harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kepekaan dan
cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan
dan pengaplikasian konsep teori ke dalam praktik keperawatan(Nursalam, 2014).
2
Berdasarkan latar belakang di atas, maka menjadi penting untuk menyusun makalah
tentang ronde keperawatan untuk mengetahui lebih dalam tentang manajemen ronde
keperawatan. Sehingga perawat mampu mengahapi masalah klien dengan baik dan semua
kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi. Serta adanya role play tentang ronde keperawatan
ini sangat perlu dilakukan agar mahasiswa paham mengenai ronde keperawatan dan dapat
mengaplikasikannya kelak saat bekerja
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Timbang Terima?
2. Bagaimana Pre-Post Conference?
3. Bagaimana konsep Ronde Keperawatan?
4. Bagaimana cara membuat Laporan Kerja?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep timbang terima
2. Untuk mengetahui pre-post conference
3. Untuk mengetahui konsep ronde keperawatan
4. Untuk mengetahui cara membuat laporan kerja
.
3
BAB II
KONSEP TEORITIS
I. TIMBANG TERIMA
A. Pengertian
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya handover,
handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Handover adalah komunikasi
oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga.
Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer tentang
informasi (termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan perawatan
yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan
konfirmasi tentang pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme transfer informasi yang
dilakukan, tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke
perawat yang akan melanjutnya perawatan.
Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah waktu dimana
terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke
perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi yang
akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang
akan terjadi dan antisipasinya.
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan
yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus
dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift,dapat disampaikan juga
informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum
dilaksanakan.
4
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
5
rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya
yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya
dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang
berikutnya.
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnosa medis.
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
4) Intervensi kolaborasi dan dependen.
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan
penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang
tidak dilaksanakan secara rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaian pada saat
timbang terima secara singkat dan jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan
ruangan oleh perawat.
6
E. Metode Dalam Timbang Terima
1. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo di sebutkan bahwa
operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
a. Dilakukan hanya di meja perawat.
b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya
pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses
informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo handover yang dilakukan sekarang sudah menggunakan
model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping tempat tidur
pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk
mendapatkan feedback. Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan
jaga baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya pada
handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi
penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien secara
khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien jika
ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi
medis yang lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:
a. Menggunakan Tape recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali
saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way
communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis –written
7
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja atau
media tertulis lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan
beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.
8
Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk dan lelah.
Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis hilangnya
waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan mengganggu
aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono mengemukakan pekerjaan malam
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau
sore hari. Sementara pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat
atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat
tersisih dari lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis dan
efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental
menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas
kendali dan pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung terjadi
pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap keseimbangan
kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan
Smith et. Al, melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir
rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja.
Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan
industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan
cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam.
9
Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:
1. Identitas pasien.
2. Diagnosa medis pesien.
3. Dokter yang menangani.
4. Kondisi umum pasien saat ini.
5. Masalah keperawatan.
6. Intervensi yang sudah dilakukan.
7. Intervensi yang belum dilakukan.
8. Tindakan kolaborasi.
9. Rencana umum dan persiapan lain.
10. Tanda tangan dan nama terang.
PASIEN
RENCANA
TINDAKAN
MASALAH:
- TERATASI
- BELUM
- SEBAGIAN
11
& nursing kit.
4. Kepala ruangan
membuka acara timbang
terima dilanjutkan
dengan doa.
mengenalkan anggota
12
timnya dan melakukan tidur klien
validasi data.
3. Lama timbang terima
setiap klien kurang lebih 5
menit, kecuali kondisi
khusus yang memerlukan
keterangan lebih rinci.
13
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di nurse
station (Nursalam, 2008)
14
Tempat : Ruangan Karu
Kegiatan :
B. Post Conference
1 Pengertian
Post Conference adalah komunikasi kepala primer dan perawat pelaksana tentang
hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikutnya. Isinya
adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak
lanjut). Post conference dipimpin oleh kepala primer atau penanggung jawab primer
(Modul MPKP, 2006).
15
Penanggung Jawab : kepala primer atau penanggung jawab primer
Kegiatan :
C. Naskah Role Play Pre Dan Post Conference Di Ruangan Interne Pria
Pemeran :
PPA Pagi :
1. Yessi Sepriani
16
2. Farahdiba aulia amru
3. Nabila Maliha Rakha
PPB Pagi :
1. Aprilya Tiara
2. Danil Hidayat
3. Rahayu Tri Utami
PPA Malam :
PPB Malam :
1. Savikri Juraly
2. Wahyuni Irwan
PRE CONFERENCE
NARATOR : Setelah operan shift malam ke pagi di ruang Cempaka melakukan pre
conference.kepala ruangan membuka acara pre conference.
Karu Latifa : “assalamualaikum wr. Wb. Selamat pagi semua, puji syukur kita ucapkan
kepada Allah swt, Yang telah memberikan kesehatan kepada kita sehingga
kita masih bisa menjalankan tugas kita sebagai seorang perawat hingga hari
ini.Selanjutnya saya serahkan kepada perawat Namira Fitria selaku ketua tim
A, dan Ketua Tim B perawat Delfira Suci, untuk menyampaikan rencana
keperawatan pada pagi ini , waktu dan tempat kita persilahkan.”
Katim Namira : “ Terimakasih kepada ibu Latifa selaku kepala ruangan. Assalamualikum
wr. Wb. Selamat pagi kepada rekan rekan semua,alhamdulillah kita semua
masih diberi kesehatan pada pagi ini. Ya pada kesempatan pre conference
pagi ini tanggal 01 September 2020, di ruang perawatan Interne Pria wing A
dengan jumlah pasien 8 orang. Total care sebanyak 2 orang, parsial care
sebanyak 3 orang, dan minimal care sebanyak 5 orang. Baiklah untuk
penanggung jawab nya pasien ruangan 01 perawat Yessi, ruangan 02 dan 03
17
perawat Farah, dan ruangan 04 perawat Nabila, baiklah kepada perawat
Yessi, farah, dan nabila dipersilahkan untuk membacakan rencana
keperawatan kepada pasien masing-masing”
Perawat Yessi : “Selamat pagi, saya menangani pasien diruangan01 Tn. C dengan keluahan
BAB lebih dari 5 kali dalam satu hari. Pada pagi ini tindakan yang
dilakukan :
Selanjutnya untuk Tn X dengan keluhan nyeri pada ulu hati skala nyeri 5 ,
mual dan muntah lebih dari 3x pagi ini , pagi ini tindakan keperawatan yang
dilakukan :
Perawat Farah : “Saya menangani pasien diruangan02 dan 03, di ruangan 02Tn. F dengan
keluhan demam sejak tadi malam Tindakan yang akan dilakukan
18
09.00 : Mengukur TTV
Perawat Nabila : Saya yang menangani pasien di ruangan 04 Tn. J rencana tindakan pagi ini
Selanjutnya Tn.H jam 11.00 ada rencana rontgen thorax dengan dr. Oea
tindakan keperawatan hari ini :
Katim Namira : “Baiklah terimakasih untuk perawat Yessi, Farah, Nabila, jadi ada
pasien rencana pulang 2 orang dan rencana rontgen thorax dengan dr.Oea 1
orang jam 11 , ada pasien DM akan perawatan luka, cek gula darah sebelum
makan, konfirmasi ulang untuk pemberian OAT pada Tn. O dengan dr. Oea,
terimakasih sekian laporan dari Wing A saya kembalikan kepada ibu karu”
Karu Latifa : “Terimakasih laporan Tim A, jumlah pasien ada 8 orang , dengan 2 orang
pasien total care, 3 orang parsial care, 5 pasien minimal care, selanjutnya kita
dengarkan dari Tim B untuk melaporkan rencana keperawatan pada pagi ini,
kepada Perawat Maya selaku Ketua Tim B untuk melaporkan rencana
keperawatan”
19
Katim Delfira : “Baiklah terimakasih ibu karu atas waktu nya pasien Wing B ada sebanyak
7 orang , 1 total care , 3 orang pasien parsial care , dan 3 orang pasien
minimal care, selanjutkan pembagian tugas ada di ruangan 05 dengan
perawat Heksa, diruangan 06 dan 07 dengan perawat Sonia, di ruangan 08
dengan perawat Nisa , silahkan membacakan rencana keperawatan pagi ini”
Perawat Heksa :“Terimakasih bu katim B atas waktunya , Saya yang menangani pasien Tn.
Vdi ruangan 05 dengan keluhan sesak nafas pagi ini, ada secret tapi tidak
bisa keluar, masih mengeluh nyeri dada sebelah kiri skala nyeri 3, klien
terpasang syringe pump furosemide 20 ampul kecepatan 0.05 terpasang pada
jam 02.00 pagi. Tindakan yang akan dilakukan.
20
09.00 : Memantau skala nyeri.
Untuk ruangan Tn.K diruangan 07 rencana pulang hari ini tetapi tunggu hasil
labor dahulu dan terapi lanjut.
Perawat Nisa : “Di ruangan 08 Tn. Z dengan keluhan pusing, lemah, letih tidak nafsu makan
hasil labor Hb 7.2 g/dl pasien dapat transfuse PRC sebanyak 2 kantong sudah
dimasukkan kantong pertama selesai jam 01.00 pagi, hari ini rencana masuk
1 kantong lagi jam 12.00 rencana tindakan keperawatan :
Selanjutnya Tn.T diruang 8 rencana pulang hari ini tunggu resume dari
dokter penanggung jawab dr.aini , sekian dari laporan dari saya , saya
kembalikan kepada ibu Katim B”
Katim Delfira :“Ya, baiklah terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah menyampaikan
tindakan yang akan dilakukan kepada seluruh pasien. Dilihat dari hasil
laporan teman-teman, semua pasien memerlukan penanganan lebih.Jadi
diharapkan, untuk kerjasama antara rekan-rekan. Baik, waktu saya
kembalikan kepada Ibu karu”
Karu Latifa : “Trimakasih kepada Katim dan rekan-rekan semua atas laporannya.
Langsung saja kita semua melakukan tindakan-tindakan yang sudah
direncanakan .sekali lagi diharapkan, kerjasamanya dari semua rekan-rekan
sekalian, sebelum memulai aktivitas, alangkah baiknya kita berdoa terlebih
dahulu yang akan di pimpin oleh Perawat Bobby”
Narator : Semua perawat meninggalkan ruangan, dan melakukan tindakan yang sudah
direncanakan.
POST CONFERENCE
21
Tempat : RSUP Dr. M. Djamil Padang
Penanggung jawab : Ketua Tim
Kegiatan :
Katim Azzahra : Baik terima kasih atas waktu ibu latifa selaku KaRu berikan. Baiklah
langsung saja bagaimana hasil tindakan yang telah dilaksanakan oleh
rekan-rekan termasuk kendala selama rekan-rekan dalam melakukan
tindakan. Dan agar dapat dioperkan pada shift berikutnya.
Perawat Heksa : Suhu 380C, sudah diberikan kompres hangat, sudah dilakukan test
darah tetapi hasilnya masih ditunggu dari Lab. Lanjutkan intervensi!
Perawat Sonia : K/u lemah, sudah dilakukan medikasi, keadaan luka sudah berwarna
merah, sudah diberikan insulin 10 unit. Lanjutkan intervensi!
Perawat Sonia : K/u lemah, terpasang nasal kanul dengan pemberian oksigen 3
ltr/mnt, sudah diberikan obat oral dan pasien dianjurkan istirahat.
Lanjutkan intervensi!
22
Perawat Vikri : Pasien masih mengeluh nyeri denga skala nyeri 4, sudah diberikan
obat oral dan injeksi, dan pasien mendapat makanan lunak, tidak pedas
dan tidak asam. Lanjutkan intervensi!
Perawat Yuni : Respirasi pasien 20 kali/menit, sudah dilakukan tindakan section dan
nebulizer, dan sesak pasien berkurang. Lanjutkan intervensi!
Perawat Nisha : Pasien mengeluh nyeri skala nyeri pasien 8, dan terdapat fraktur
bagian vertebra.
Katim Azzahra : Baiklah terima kasih rekan-rekan atas laporan hasil tindakan yang
telah dilakukan. Kita telah melakukan semua rencana tindakan.
Selanjutnya saya kembalikan kepada kepala ruangan.
Karu Latifa : Iya, terimakasih kepada rekan-rekan, Puji syukur kehadirat Allah
S.W.T intervensi yang telah kita lakukan dari pagi sampai siang ini
terlaksana dengan lancar dan sesuai prosedur. Terima kasih atas kerja
sama rekan-rekan sekalian, yang sudah bekerja dengan semaksimal
mungkin. Pertahankan terus kinerja rekan-rekan dan alangkah lebih
baiknya jika bisa ditingkatkan lagi demi pencapaian kinerja yang lebih
optimal.Untuk mengakhiri tugas kita pada siang hari ini, marilah kita
akhiri dengan berdoa bersama menurut agama dan kepercayaan kita
masing-masing. Berdoa……. Mulai……. Selesai……
NARATOR : Sekian role plaay pre dan post conference dari kelompok 1. Terima
kasih.
POST CONFERENCE
23
Penanggung jawab : Ketua Tim
Kegiatan :
Katim A Zahra : Baik terima kasih atas waktu yang diberikan ibuk Latifa selaku Karu.
Assalamualikum wr. Wb. Selamat pagi kepada rekan rekan semua,
alhamdulillah kita semua masih diberi kesehatan pada pagi ini. Ya pada
kesempatan post conference pagi ini tanggal 01 September 2020, di
ruang perawatan Interne Pria wing A dengan jumlah pasien 8 orang.
Total care sebanyak 2 orang, parsial care sebanyak 3 orang, dan
minimal care sebanyak 5 orang. Baiklah untuk penanggung jawab nya
pasien ruangan 01 perawat Namira, ruangan 02 dan 03 perawat
Delfira, dan ruangan 04 perawat Revina, baiklah kepada perawat
Namira, Revina, dan Delfira dipersilahkan untuk membacakan rencana
keperawatan kepada pasien masing-masing”
Perawat Namira : “Selamat pagi, saya menangani pasien di ruangan 01 Tn. C dengan
keluahan masih mengalami BAB sejak tadi malam dengan frekuensi
lebih dari 5 kali dan konsistensi cair dan suhu tadi pagi normal 36,4oC,
nadi 90x/menit dan Tn. C terpasang infus ditangan sebelah kiri yaitu
IVFD NaCl 0,9% 8 jam/kolf. Terapi Lanjut
24
Selanjutnya untuk Tn X masih mengeluh nyeri pada ulu hati sejak tadi
malam dengan skala nyeri 5, Tn. X sulit tidur. Klien juga mengalami
mual dan muntah sejak tadi malam lebih dari 3x. Klien sudah
mendapatkan IVFD Paracetamol 500 mg pada pukul 02.00 wib dini
hari. TD : 140/80 mmHg, nadi : 93x/menit dan sekarang terpasang
IVFD Nacl 0,9% 500 cc 8 jam/kolf. Terapi lanjut
Perawat Delfira : Saya menangani pasien diruangan02 dan 03, di ruangan 02 Tn. B
sejak tadi malam masih demam dengan suhu meningkat 38oC sudah
diajarkan kepada keluarga untuk mengkompres. Sudah dilakukan
pengambilan darah dan sampelnya sudah di antar ke labor dan
hasilnya bisa dijemput pada pukul 10.00 pagi nanti. Setelah hasil
keluar laporkan ke dokter. Sekarang terpasang IVFD NaCL 0,9% 500
cc 8 jam/kolf dan belum mendapatkan terapi.
Perawat Revina : Saya yang menangani pasien di ruangan 04 Tn. J dengan DM tipe II
dengan GDS : 125 mg/dl. Terpasang IVFD Nacl 0,9% 12 jam/kolf.
Terapi lanjut
Katim A Yesi : “Baiklah terimakasih untuk perawat Namira, Delfira, dan Revina, jadi
ada pasien rencana pulang 2 orang dan rencana rontgen thorax dengan
dr.Oea 1 orang jam 11 , ada pasien DM akan perawatan luka, cek gula
darah sebelum makan, konfirmasi ulang untuk pemberian OAT pada
Tn. O dengan dr. Oea, terimakasih sekian laporan dari Wing A saya
kembalikan kepada ibu karu”
25
Karu Latifa : “Terimakasih laporan Tim A, jumlah pasien ada 8 orang , dengan 2
orang pasien total care, 3 orang parsial care, 5 pasien minimal care,
selanjutnya kita dengarkan dari Tim B untuk melaporkan tindakan
keperawatan yang sudah di lakukan, kepada Perawat Nabila selaku
Ketua Tim B untuk melaporkan rencana keperawatan”
Katim B Nabila : “Baiklah terimakasih ibu karu atas waktu nya pasien Wing B ada
sebanyak 7 orang , 1 total care , 3 orang pasien parsial care , dan 3
orang pasien minimal care, selanjutkan pembagian tugas ada di
ruangan 05 dengan perawat Farah, di ruangan 08 dengan perawat Ayu ,
silahkan membacakan rencana keperawatan pagi ini”
Perawat Farah : Terimakasih bu katim B atas waktunya , Saya yang menangani pasien
Tn. V di ruangan 05 masih mengeluh sesak nafas sejak tadi malam,
masih mengeluh sekret susah dikeluarkan dan juga masih mengeluh
nyeri dada sebelah kiri dengan skala nyeri 3. RR : 28x/menit.klien
sudah mendapat terapi nebu fentolin pada pukul 22.00 dan 05.00 wib.
klien terpasang syringe pump furosemide 20 ampul kecepatan 0.05
terpasang pada jam 02.00 pagi. Selanjutnya saya yang menangani
pasien Tn.L diruangan 06 dengan keluhan batuk dan sesak nafas sejak
jam 23.30 RR : 26x/menit dan sesak sudah berkurang saat ini sejak
diberikan terapi nebu fentolin pada pukul 24.00 wib. Tn.G di ruangan
06 dengan keluhan nyeri pada tulang belakang pada pukul 04.00 wib,
dengan skala nyeri 5 dan sudah mendapatkan terapi analgetik
paracetamol 500 mg, pasien akan dilakukan CT-SCAN pukul 09.30
wib nanti.
Perawat Ayu : Selanjutnya di ruangan 08 Tn. Z dengan keluhan tadi malam pusing,
lemah, letih tidak nafsu makan hasil labor Hb sebelumnya 7.2 g/dl
pasien dapat transfuse PRC sebanyak 2 kantong sudah dimasukkan
kantong pertama selesai jam 01.00 pagi, hari ini rencana masuk 1
kantong lagi jam 12.00 siang. Terapi lanjut.
26
Selanjutnya saya menangani Tn.T diruang 08 rencana pulang hari ini
dan masih menunggu resume dari dokter penanggung jawab dr.aini,
pasien mendapatkan obat injeksi ceftriaxone 10 mg pukul 10.00 wib
sekian laporan dari saya , saya kembalikan kepada ibu Katim B”
Katim B Nabila : Baiklah terima kasih rekan-rekan atas laporan hasil tindakan yang
telah dilakukan. Kita telah melakukan semua rencana tindakan.
Selanjutnya saya kembalikan kepada kepala ruangan.
Narator : Sekian role plaay pre dan post conference dari kelompok 1. Terima kasih.
27
III. RONDE KEPERAWATAN
A. Definisi
Ronde Keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di
samping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau
konselor, kepala ruangan, perawat assosciate, dan perlu juga melibatkan seluruh
anggota tim(Nursalam, 2014).
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau
siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan
oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota stafnya atau siswa untuk
pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap
pasien(Saleh, 2012).
Beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan ronde keperawatan adalah suatu
tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di samping klien dilibatkan untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatanuntuk pemahaman yang jelas
tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien.
B. Karakteristik
Menurut Nursalam (2002), karakteristik ronde keperawatan sebagai berikut :
a. Klien dilibatkan secara langsung.
b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. Perawat assosciate, perawat primer, dan konsuler melakukan diskusi bersama.
d. Konselor memfasilitasi kreatifitas.
e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan perawat assosciate, perawat
primer untuk meningkatkan kemampuan dala mengatasi masalah.
C. Tujuan
Menurut Nursalam (2002), tujuan dari ronde keperawatan yaitu :
a. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis.
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
masalah klien.
c. Meningkatkan validitas data klien.
d. Menilai kemampuan justifikasi.
28
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.
g. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
D. Manfaat
a. Masalah pasien dapat teratasi.
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
c. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional.
d. Terjalinnya kerja sama antartim kesehatan.
e. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar.
E. Kriteria Pasien
Menurut Nursalam (2014), mengatakan Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde
keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sbb:
a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan.
b. Pasien dengan kasus baru atau langka.
F. Peran
Menurut Nursalam (2002), dalam ronde keperawatan setiap perawat memiliki peran
masing-masing diantaranya :
a. Perawat primer dan perawat assosciate
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan, antara lain:
1. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
2. Menjelaskan masalah keperawatan utama.
3. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
4. Menjelaskan tindakan selanjutnya.
5. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
b. Perawat primer lain atau konsuler
1. Memberikan justifikasi.
2. Memberikan reinforcement.
29
3. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan
yang rasional.
4. Mengarahkan dan koreksi.
5. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.
G. Langkah-langkah
Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
Tahap Pra PP
Penepatan pasien
2. Persiapan pasien :
Informed concent
Hasil pengkajian/ validasi data
Tahap Pelaksanaan
Apa diagnosis keperawatan?
Apa data yang mendukung?
di Nurse Station Bagaimana intervensi yang sudah
3. Penyajian Masalah
dilakukan?
Apa hambatan yang ditemukan?
Keterangan :
a. Persiapan
1. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
2. Menentukan tim ronde.
3. Mencari sumber atau literature.
30
4. Membuat proposal.
5. Pemberian informed consent dan pengkajian kepada klien/keluarga.
6. Diskusi : Apa diagnosis keperawatan?, Apa data yang mendukung?, Bagaimana
intervensi yang sudah dilakukan?, dan Apa hambatan yang ditemukan selama
perawatan?.
b. Pelaksanaan ronde
1. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan
dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
2. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
3. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor/kepala ruangan tentang
masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.
4. Pasca ronde
1. Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan.
2. Evaluasi, revisi dan perbaikan.
3. Kesimpulan dan rekomendasikan penegakan diagnosis, intervensi keperawatan
selanjutnya.
H. Kriteria Evaluasi
Menurut Nursalam (2014), kriteria evalusi yang dapat diambil yaitu :
a. Struktur
1. Persyaratan administratif (informed consent, alat, dan lainnya).
2. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
Persiapan dilakukan sebelumnya.
b. Proses
1. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan.
c. Hasil
1. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2. Masalah pasien dapat teratasi.
31
3. Perawat dapat:
4. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
5. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
6. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
7. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
8. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien.
9. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
10. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
11. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
1. Lingkungan Fisik
Ruang Dahlia mempunyai 7 ruang rawat inap Perempuan diantaranya :
Kamar 1, 2 dan 4 kamar Non Infeksi
Kamar 5 dan 6 kamar Infeksi
Kamar 3 kamar khusus pasien Ganggren
Kamar kamar 6 bed 4-8 dan kamar 7 pasien bedah
Kamar 1 dengan jumlah pasien 6 orang yaitu:
Bed 1.1 -
Bed 1.2 Ny.C
Bed 1.3 Ny.D
Bed 1.4 -
Bed 1.5 Ny.G
32
Bed 1.6 Ny.R
Bed 1.7 Ny.T
Bed 1.8 Ny.U
Kamar 2 dengan jumlah pasien 8 orang yaitu :
Bed 2.1 Ny.H
Bed 2.2 Ny.R
Bed 2.3 Ny.T
Bed 2 4 Ny.A
Bed 2.5 Ny.K
Bed 2.6 Ny.K
Bed 2.7 Ny.L
Bed 2.8Ny.B
Kamar 3 dengan jumlah pasien 8 orang yaitu :
Bed 3.1 Ny.R
Bed 3.2 Ny.E
Bed 3.3 Ny.D
Bed 3.4 Ny.W
Bed 3.5 Ny.Q
Bed 3.6 Ny.T
Bed 3.7 Ny.M
Bed 3.8 Ny.U
Kamar 4 dengan jumlah pasien 7 orang yaitu :
Bed 4.1 Ny.E
Bed 4.2 Ny.G
Bed 4.3 Ny.H
Bed 4.4 Ny.R
Bed 4.5 Ny.T
Bed 4.6 -
Bed 4.7 Ny.F
Bed 4.8 Ny.R
Kamar 5 dengan jumlah pasien 8 orang yaitu :
Bed 5.1 Ny.E
Bed 5.2 Ny.R
Bed 5.3 Ny.T
33
Bed 5.4 Ny.G
Bed 5.5 Ny.U
Bed 5.6 Ny.J
Bed 5.7 Ny.K
Bed 5.8 Ny.W
Kamar 6 dengan jumlah pasien 4 orang yaitu :
Bed 6.1 Ny.W
Bed 6.2 Ny.Y
Bed 6.3 Ny.T
Bed 6.4 Ny.B
34
15 Ruang janitor.service 9 m2
16 Gudang bersih 18 m2
17 Gudang kotor 18 m2
Ruang rawat inap Dahlia merupakan ruang rawat inap penyakit dalam khusus
wanita yang terdiri dari 7 ruangan rawat inap penyakit dalam dengan kapasitas
tempat tidur 42 pasien, dengan rincian tempat tidur sebagai berikut:
a. Kamar 1
Terdiri dari 8 tempat tidur dengan fasilitas 8 narkase, 6 regulator O2 dinding, 2
kamar mandi 2 kipas angin dalam keadaan baik
b. Kamar 2
Terdiri dari 8 tempat tidur dengan fasilitas 8 narkase, 6 regulator O2 dinding, 2
kamar mandi, 2 kipas angin dalam keadaan baik
c. Kamar 3
Terdiri dari 8 tempat tidur dengan fasilitas 8 narkase, 6 regulator O2 dinding, 2
kamar mandi, 2 kipas angin dalam keadaan baik
d. Kamar 4
Terdiri dari 8 tempat tidur dengan fasilitas 8 narkase, 6 regulator O2 dinding, 2
kamar mandi, 2 kipas angin dalam keadaan baik
e. Kamar 5
Terdiri dari 8 tempat tidur dengan fasilitas 8 narkase, 6 regulator O2 dinding, 2
kamar mandi, 2 kipas angin dalam keadaan baik
f. Kamar 6
Terdiri dari 8 tempat tidur dengan fasilitas 8 narkase, 6 regulator O2 dinding, 2
kamar mandi, 2 kipas angin dalam keadaan baik
g. Kamar 7
Terdiri dari 8 tempat tidur dengan fasilitas 8 narkase, 6 regulator O2 dinding, 2
kamar mandi, 2 kipas angin
h. 1 buah emegency troli
3. Pengaturan Shift
Dinas pagi
Kepala Ruangan : Latifa Putri Agusti
35
Katim I/PA I : Delfira Suci Ramadani
Katim II/PA II : Azzahra
PP : Revina Agustina
Katim III/PA III : Namira Fitria
PP : Nabila Maliha
Dinas Sore
Katim I/PA I : Farahdiba Aulia Amru
Katim II/PA II : Heksa Nadianda Putri
Katim II/PA II : Rahayu Tri Utami
Dinas Malam
Katim I/PA I : Sonia Vaindri
Katim II/PA II : Yessi Sepriyani
Katim II/PA II : Elsa Sulistia Putri
Dinas Libur
Maysha Fadila
Aprillya Tiara
Savikri Jurali
Annisa Rahimi
36
TIM 2
Terdiri dari kamar 4 dan kamar 5. Di kamar 4jumlah pasien saat ini ada 7 orang
pasien perempuan Ny E keadaannya menurun pasiensesak terpasang O2 sungkup 10
liter/menit, Ny.G selesai rontgen jam 11.00, Ny.H selesai konsul poli mata dan beberapa
orang orang lainnya dalam keadaan perbaikan.Semua pasien semakin membaik. Perawat
penanggung jawab disetiap ruangan selalu memeriksa keadaan pasien. Terapi oral dan
injeksi yang didapatkan oleh pasien berdasarkan hasil kolaborasi telah diberikan.
Observasi TTV dan keadaan umum pasien dilakukan setiap pergantian shift. Di kamar 5
pasien semuanya dalam tahap pemulihan, Ny E selesai konsul THT, NY R dan Ny T
selesai dilakukan pemeriksaan darah rutin dan darah kimia.
TIM 3
Terdiri dari kamar 3 dan kamar 6. Di kamar 3Ny R, Ny. E, Ny.D, Ny.T, Ny.Y dan Ny
U selesai ganti perban pada luka gangrene. jumlah pasien dikamar 3 saat ini ada 8 orang
perempuan dan beberapa orang lainnya dalam keadaan perbaikan.Semua pasien semakin
membaik. Perawat penanggung jawab disetiap ruangan selalu memeriksa keadaan pasien.
Terapi oral dan injeksi yang didapatkan oleh pasien berdasarkan hasil kolaborasi telah
diberikan. Observasi TTV dan keadaan umum pasien dilakukan setiap pergantian shift. Di
kamar 6 pasien semuanya dalam tahap pemulihan dengan terpasang IVFD RL dan NACL.
1. Kamar 3 Bed 1
a. Nama Pasien : Ny.G
b. Diagnosa Medis : DM Tipe II
c. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan luka ganrene, kerusakan
neuromuskular
d. Masalah keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik
e. Rencana Keperawatan
37
dengan luka komplikasi integritas , tanda yang
gangren, (kontraktur, warna kulit dan menghambat
kerusakan dekubitus) tanda-tanda tercapainya
neuromuskuler dekubitus tujuan/harapan pasien
pasien 2. Memantau area
3. Berikan tertekan karena
latihan ROM keterbatasan gerak
pasif setiap 6 yang dapat
jam menimbulkan
4. Kolaborasi komplikasi lain
dalam 3. Mempertahankan
pemberian eksremitas dalam posisi
paracetamol fisilogis, mencegah
Flash kontraktur dan
5. Berikan posisi kehilangan fungsi sendi
miring kanan 4. Menurunkan demam
miring kiri secara signifikan
(mika-miki) 5. Mempertahankan
setiap 2 jam eksremitas dalam posisi
6. Berikan fisilogis, mencegah
bantalan pada kontraktur dan
eksremitas dan kehilangan fungsi sendi
persendian 6. Menstimulasi sirkulasi,
dengan bantal meningkatkan tonus
setiap 4 jam otot dan meningkatkan
sekali mobilisasi sendi.
7. Kolaborasi 7. Memaksimalkan kerja
dengan ahli otot dengan berlatih
fisioterapi bersama ahli
fisioterapis untuk
memantau
perkembangan pasien
38
2. Kamar 3 Bed 2
a. Nama Pasien : Ny.R
b. Diagnosa Medis : DM Tipe II dengan Gangrene
c. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan luka ganrene
d. Masalah keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik
e. Rencana Keperawatan
39
setiap 4 jam sendi
sekali 6. Menstimulasi
7. Kolaborasi sirkulasi,
dengan ahli meningkatkan tonus
fisioterapi otot dan
meningkatkan
mobilisasi sendi.
7. Memaksimalkan kerja
otot dengan berlatih
bersama ahli
fisioterapis untuk
memantau
perkembangan pasien
3. Kamar 3 Bed 3
a. Nama Pasien : Tn.Y
b. Diagnosa medis : DM TIPE II
c. Diagnosa Keperawatan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
d. Masalah Keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
e. Rencana Tindakan Keperawatan
Nutrisi kurang Tujaun jangka 1. Anjurkan klien a. Agar nyeri pada klien
dari kebutuhan panjang : untuk tidak berkurang
tubuh - Nutrisi klien makan yang b. Agar klien tidak
berhubungan terpenuhi asam dan peda merasa mual
dengan mual 2. Berikan c. Untuk mengetahui
Data Subjektif Tujuan jangka makanan dalam diet yang cocok untuk
- Klien panjang : porsi kecil tapi klien
mengatakan Dalam waktu 3 sering
tidak nafsu x 24 jam 3. Kolaborasi
makan dengan tim gizi
Data Objektif nutrisi dalam
- menghabiskan terpenuhi memberikan
½ porsi diet
makanan yang
disajikan,
tidak pernah
menghabiskan
makanan.
40
4. Kamar 3 Bed 4
a. Nama Pasien : Ny.S
b. Diagnosa Medis : DM Tipe 2 dan gangrene
c. Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan luka gangrene
d. Masalah Keperawatan : Nyeri
e. Rencana Tindakan Keperawatan
5. Kamar 3 Bed 5
a. Nama Pasien : .Tn.E
b. Diagnosa Medis : DM Tipe 2
c. Diagnosa Keperawatan
Hipertermii berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh
d. Masalah Keperawatan : Hipertermi
e. Rencana Tindakan Keperawatan
41
peningkatan axilla panas sehingga
metabolisme Tupen : 2. Anjurkan klien dapat menurunkan
tubuh - Dalam 1 x 24 minum yang panas
jam infeksi banyak 2. Dengan
Data Subjektif : pada usus 3. Kolaborasi menganjurkan klien
- Klien halus kurang dengan tim minum yang banyak
mengatakan dengan kriteria medis dalam diharapkan dapat
seluruh badan : T = 360C, pemberian mengganti cairan
terasa panas klien tidak therapy yang hilang akibat
mengeluh penguapan
Data Objektif : tubuhnya 3. Dengan
- T : 38 C panas berkolaborasi
- Nadi: 92 x/m dengan tim medis
- Klien tampak diharapkan dapat
gelisah mempercepat proses
penyembuhan
6. Kamar 3 Bed 6
a. Nama Pasien : .Tn.D
b. Diagnosa Medis : Ulkus Diabetikum
c. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan neuromuskular
d. Masalah Keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik
e. Rencana Tindakan Keperawatan
42
miring kiri kontraktur dan
(mika-miki) kehilangan fungsi
setiap 2 jam sendi
6. Berikan 4 Menurunkan
bantalan pada demam secara
eksremitas dan signifikan
persendian 5 Mempertahankan
dengan bantal eksremitas dalam
setiap 4 jam posisi fisilogis,
sekali mencegah
7. Kolaborasi kontraktur dan
dengan ahli kehilangan fungsi
fisioterapi sendi
6 Menstimulasi
sirkulasi,
meningkatkan
tonus otot dan
meningkatkan
mobilisasi sendi.
7 Memaksimalkan
kerja otot dengan
berlatih bersama
ahli fisioterapis
untuk memantau
perkembangan
pasien
7. Kamar 3 Bed 7
a. Nama Pasien : .Ny. K
b. Diagnosa Medis : DM TIPE II
c. Diagnosa Keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh
d. Masalah Keperawatan : Hipertermi
e. Rencana Tindakan Keperawatan
43
terasa panas klien tidak pemberian yang hilang akibat
mengeluh therapy penguapan
Data Objektif : tubuhnya
- T : 38,4C panas - Dengan
- Nadi : 92 x/m berkolaborasi
- Klien tampak dengan tim medis
gelisah diharapkan dapat
mempercepat proses
penyembuhan
8. Kamar 6 Bed 1
a. Nama Pasien : .Ny. C
b. Diagnosa Medis : CKD on HD
c. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan
d. Masalah Keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik
e. Rencana Tindakan Keperawatan
44
setiap 4 jam mencegah
sekali kontraktur dan
7. Kolaborasi kehilangan fungsi
dengan ahli sendi
fisioterapi 6 Menstimulasi
sirkulasi,
meningkatkan tonus
otot dan
meningkatkan
mobilisasi sendi.
7 Memaksimalkan
kerja otot dengan
berlatih bersama ahli
fisioterapis untuk
memantau
perkembangan
pasien
9. Kamar 6 Bed 2
a. Nama Pasien : .Ny. L
b. Diagnosa Medis : Hipertensi & Tumor Axila
c. Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan pertumbuhan tumor
d. Masalah Keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik
e. Rencana Tindakan Keperawatan
45
Data Objektif Ekspresi wajah tablet - Setelah pemberian
- Klien ‘rileks obat diharapkan
tampak yeri berkurang dan
menahan hilang
sakit dan
memegang
perutnya
RR : 20x/menit
46
LAPORAN PERAWAT ASSOCIATE
Ruang Dahlia Instalasi rawat Inap D RSUP Dr.M.DJAMIL PADANG
2 September 2020
47
Ruang :Kamar 3 Bed 2
2. NY. K (DM TIPE II)
No. 5 Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan
(SOAP)
48
Ruang :Kamar 3 Bed 3
3. NY K (DM TIPE II)
49
badan terasa panas - T : 370C, Nadi : 60 x/mnt.
Data Objektif : - Menganjurkan - Klien tampak tenang
- T : 38.9 C klien minum
- Nadi : 90 x/m yang banyak A: Masalah teratasi
- Klien tampak gelisah minimal 3 – 4
- Pasien berkeringat gelas dalam 1 – P : (-)
2 jam
- Berkolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian th/
antipetik untuk
menurunkan
panas dan
antibiotik untuk
mencegah
infeksi
- Mengkaji pola
makan
50
Data Objektif : A: Masalah teratasi
- T : 39, 8 C
- Nadi : 80 x/m - Menganjurkan P : intervensi diteruskan
- Klien tampak gelisah klien minum
- Berkolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian th/
antipetik untuk
menurunkan
panas dan
antibiotik untuk
mencegah
infeksi
- Mengkaji pola
makan
51
6. NY. P (DM TIPE II)
No. 5 Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan
(SOAP)
Gangguan Mobilitas 23. Mengkaji kekuatan otot S: pasien mengatakan
Fisik berhubungan pasien badannya masih lemas
dengan kelemahan 24. Mengkaji turgor, O:
akibat kerusakan integritas , warna kulit dan TD: 117/71 mmHg
neuromuskuler tanda-tanda dekubitus HR: 91x/menit
pasien RR: 19x/menit
DS: pasien mengatakan 25. Memberikan latihan ROM Suhu: 38,0C
badannya lemas pasif setiap 6 jam Turgor kulit elastis
DO: 26. Berkolaborasi dalam Integritas baik
- Turgor kulit pemberian paracetamol Warno kulit pucat
elastis flash
- Integritas baik 27. Memberikan posisi miring A : Masalah Gangguan
- Warno kulit pucat kanan miring kiri (mika- Mobilitas Fisik belum
- Vital sign miki) setiap 2 jam teratasi
- TD : 120/80 28. Memberikan bantalan pada P : Lanjutkan Intervensi
mmHg eksremitas dan persendian
- HR: 88 x/menit dengan bantal setiap 4 jam
- RR : 23x/menit sekali
- Suhu:36, 5 ºC 29. Berkolaborasi dengan ahli
fisioterapi
52
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
53
Diagnosa
Implementasi Evaluasi
Keperawatan
54
- HR: 77 x/menit 34. Memberikan posisi miring Mobilitas Fisik belum
- RR : 23x/menit kanan miring kiri (mika- teratasi
- Suhu:36, 5 ºC miki) setiap 2 jam P : Lanjutkan Intervensi
- ADL dibantu 35. Memberikan bantalan pada
keluarga eksremitas dan persendian
dengan bantal setiap 4 jam
sekali
36. Berkolaborasi dengan ahli
fisioterapi
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
Nyeri berhubungan Tujaun jangka - Kaji tingkat - Mengetahui
dengan adanya luka panjang : nyeri, daerah, seberapa jauh
pada lambung - Nyeri waktu berapa intensitas nyeri
Data Subjektif berkurang dan lama, seberapa klien
- Klien mengatakan hilang sering - Dengan posisi
nyeri pada ulu hati Tujuan jangka - Atur posisi klien senyaman
Data Objektif panjang : senyaman mungkin
- Klien tampak - Dalam waktu mungkin diharapkan
menahan sakit dan 1 – 2 jam nyeri - Ajarkan teknik klien merasa
memegang perutnya berkurnag relaksasi nyaman
- Skala nyeri 3 - Skala nyeri 2 - Kolaborasi - Relaksasi dapat
55
- RR : 18/menit Ekspresi wajah dengan dokter membuat lebih
‘rileks dalam pemberian nyaman dan
obat antasid mengurangi
tablet ketegangan
- Setelah
pemberian obat
diharapkan yeri
berkurang dan
hilang
56
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Hipertermi - Memberikan S : Klien mengatakan tubuhnya
kompres dingin tidak panas lagi
Data Subjektif : pada daerah
- Klien mengatakan prontal dan axilla O:
badan terasa panas - T : 37,30C, Nadi : 70x/mnt.
- Klien tampak tenang
Data Objektif :
- T : 38,9C A: Masalah teratasi
- Nadi : 90 x/m
- Klien tampak gelisah - Menganjurkan P : (-)
- Muka pucat klien minum yang
57
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan
yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus
dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift,dapat disampaikan juga
informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum
dilaksanakan. Timbang terima adalah satu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima bertujuan untuk
kesinambungan informasi mengenai keadaan klien secara menyeluruh sehingga tercapai
asuhan keperawatan yang optimal.
Ronde kepearwatan merupakan kegiatan yng bertujuan untuk mengatasi masalahh
keperawatan yang berfokus pada pasien dan dilakukan oleh perawat. Dalam hal ini pasien
dilibatkan secara langsung dan pasien yang dipilih memeiliki kriteria pasien dengan kasus
baru atau langka, serta pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi
meskipun sudah dilakuakan tindakan keperawatan. Ronde keperawatan akan
meninhkatkan keterampilan dan pengetahuan pada perawat, selain perawat dapat
mengevaluasi kegiatan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Melalui
ronde keperawatan, evaluasi kegiatan, rintangan yang dihadapi oleh perawat atau
keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai.
Ada berbagai empat macam tipe ronde keperawatan yang dikenal yaitu
matrons’rounds, nurse management rounds, patient comfort rounds dan teaching rounds.
Sedangkan untuklangkah – langkah keperawatan dapat dibagi menjadi pra ronde,
pelaksanaan ronde, serta pasca ronde. Adapun strategi ronde keperawatan yang efektif
dapat dilakukan dengan melakukan persiapan yang seksama, membuat perencanaan apa
yg akan dilakukan, orientasikan pada perawat tujuan yang ingin dicapai, memprekenalkan
diri pada tim, meninggalkan waktu untuk pertanyaan, serta melakukan evaluasi
pelaksnaan yang telah dilakukan..
B. Saran
Penulis sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap pembuatan makalah
58
ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa sehingga dapat
memahami konsep Timbang terima, Pre-post Conference, Ronde Keperawatan dan
Laporan Kerja
59
DAFTAR PUSTAKA
60