“TIMBANG TERIMA”
Kelompok 3 (…):
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan komunikasi yang tepat dengan read back telah menjadi salah
satu sasaran dari program keselamatan pasien yaitu peningkatan komunikasi yang
efektif. Selain itu dengan menggunakan komunikasi SBAR dapat menghemat
waktu sehingga perawat yang akan dinas dapat melakukan tindakan segera
terutama terhadap pasien kritis seperti di ruang intensif.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengembangkan konsep tentang proses timbang terima pasien di
ruang rawat inap.
2. Tujuan khusus
1. Mengetahui fungsi manajerial kepala ruangan terkait pelaksanaan
timbang terima pasien di ruang rawat inap
2. Mengetahui metode asuhan keperawatan yang digunakan di ruang rawat
inap
3. Mengetahui proses pelaksanaan timbang terima pasien di ruang rawat
inap
4. Mengetahui metode timbang terima yang digunakan di ruang rawat inap
5. Mengetahui faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan kegiatan
timbang terima pasien di ruang rawat inap
6. Terbentuknya konsep tentang pelaksanaan timbang terima pasien di
ruang rawat inap
C. Manfaat
1. Manfaat Aplikatif
a. Rumah sakit
Makalah ini dapat digunakan sebagai masukan dalam kebijakan rumah
sakit terkait SOP kegiatan timbang terima pasien di ruang rawat inap
secara umum sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik
dan dapat meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
b. Bidang keperawatan
Makalah ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi bidang keperawatan
dalam mengembangkan SOP timbang terima di rumah sakit dalam
upaya meningkatkan manajemen pelayanan keperawatan terutama di
ruang rawat inap sehingga asuhan keperawatan dapat diberikan secara
optimal terhadap pasien. Dan juga dapat dijadikan sebagai acuan bagi
Bidang Keperawatan dalam memilih metode asuhan keperawatan yang
tepat berdasarkan kondisi ruangan saat ini.
c. Perawat
Makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan dasar keterlibatan dan tolak
ukur kepala ruangan serta staf keperawatan di ruang rawat inap dalam
mengoptimalkan komunikasi yang efektif saat timbang terima untuk
meningkatkan keselamatan pasien.
TINJAUAN PUSTAKA
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang
penting.
2. Tujuan Khusus
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
b. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh
perawat pada shift berikutnya.
c. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilaksanakan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
C. Manfaat
1. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna
2. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
3. Menjalin hubungan kerja sama yang bertanggungjawab antar anggota tim
perawat
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan
D. Kriteria Klien
Klien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah klien yang
memiliki kriteria sebagai berikut
1. Klien dengan masalah keperawatan yang kompleks
2. Klien dengan masa rawat lebih lama
3. Klien dengan masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
E. Peran Ketua Tim dan Anggota Tim
1. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
2. Menjelaskan masalah keperawatan utama.
3. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
4. Menjelaskan tindakan selanjutnya.
5. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah & yang akan
ditetapkan.
3. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
H. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Persyaratan administratif (informed consent, alat, dan lainlain)
3. Hasil
4. Klien merasakan puas dengan hasil pelayanan
5. Masalah klien dapat teratasi
6. Perawat
a. Menumbuhkan cara berfikir yang kritis
b. Meningkatkan cara berfikir yang sistemmatis
c. Meningkatkan kemampuan validasi data klien
d. Meningkatkan kemampuan menentukan dan memodifikasi diagnosis
keperawatan
I. Pengorganisasian
1. Karu : Wahyu Candra B.K
2. Katim (pagi) : Shuhita Mulyana
3. Katim (malam) : Rizki Amalia
4. Perawat Pelaksana
a. Devi Ayu (PP Pasien Tn.T)
b. Nika Ayu (PP Pasien Tn. R)
c. Olivia (PP Pasien Ny.S)
d. M.ainun Najib (PP Pasien Tn. R)
e. Dea Rahmatul (PP Pasien Tn.T)
f. Ifa Nofiyana (PP Pasien Tn. R)
g. Thoharotunisa (PP Pasien Ny.S)
J. Hasil Implementasi
Implementasi Pemecahan Masalah
1. Persiapan
a. Menentukan kasus dan topik.
Penentuan kasus dan topik berdasarkan LOS klien yang lama
disertai dengan kompleksnya masalah yang terjadi pada klien
sehingga butuh dicari penyelesaian masalahnya pada ronde
keperawatan
2. Implementasi
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah & yang akan
ditetapkan.
3. Evaluasi
K. Prosedur Pelaksanaan
SITUATION
Background
Riwayat Kesehatan
Assesment :
Recomendation :
1. Tindakan yang sudah
2. Dilanjutkan
3. Stop
4. Modifikasi
5. Strategi baru
N. Format Timbang Terima SBAR (Situation, Background, Assesment,
Recommendation)
Umur :
No.RM :
Diagnosis Medis :
Diagnosis Keperawatan :
Lama di Rawat :
Keluhan Utama :
Riwayat Alergi :
Prosedur Bedah :
Tingkat Kesadaran :
Tanda-tanda Vital :
a. TD
b. HR
c. RR
d. T
Keluhan :
Pengkajian Nyeri :
Status Nutrisi :
Risiko Jatuh :
PP Pagi :
Karu :
O. Contoh Format Timbang Terima SBAR
ASSESMENT GCS : E4 M6 V5
Tingkat Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital :
e. TD : 115/90 mmHg
f. HR : 80 kali/menit
g. RR : 20 kali/menit
h. T : 37oC
A. Kesimpulan
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu
laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima merupakan
kegiaan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan anatar
shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana
kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.
Timbang terima bertujuan untuk berkesinambungan informanasi mengenai
keadaan klien secara menyeluruh sehingga tercapai asuhan keperawatan yang
optimal.
B. Saran
1. Perawat primer saat mengklarifikasi atas data yang ditimbang terimakan
hendaknya dilakukan tiap satu pasien untuk mengurangi risiko lupa.
2. Tidak harus selalu Karu yang memperkenalkan siapa perawat yang akan
bertugas menggantikan, lebih fleksibel tapi komunikatif.
3. Saat memvalidasi data objektif dan subjektif klien hendaknya perawat
memperhatikan respon klien juga, seperti nyeri atau ketidaktahuan
klien/keluara mengenai prosedur yang akan dilakukan
DAFTAR PUSTAKA