TIMBANG TERIMA
Di susun oleh:
RUSTIDA KRIKILAN-GLENMORE-
BANYUWANGI
2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Management
Keperawatan yang berjudul “Timbang Terima Keperawatan”. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Tujuan penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas belajar pada
prodi keperawatan STIKes Rustida, dimana diharapkan mahasiswa sebagai calon
perawat dapat dan mampu memahami dan mengaplikasikan ilmunya baik untuk
dirinya sendiri ataupun di masyarakat.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Tujuan.....................................................................................................................5
A. Tujuan Umum..........................................................................................................5
B. Tujuan Khusus.........................................................................................................5
BAB II KONSEP TEORI................................................................................................6
2.1 Timbang Terima....................................................................................................6
A. Definisi......................................................................................................................6
B. Tujuan.......................................................................................................................7
C. Langkah Langkah....................................................................................................7
D. Prosedur Dalam Timbang Terima..........................................................................7
E. Metode Timbang Terima.........................................................................................9
F. Efek Timbang Terima............................................................................................10
G. Dokumentasi Timbang Terima.............................................................................11
H. Alur Timbang Terima............................................................................................12
I. Evaluasi dalam Timbang Terima..........................................................................12
J. Skenario..................................................................................................................13
BAB III PENUTUP........................................................................................................18
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................18
3.2 Saran.....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan
keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa
digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan,Timbang terima
telah diidentifikasi sebagai penyebab utama insiden keselamatan pasien.
Hampir 66 persen kasus, komunikasi diidentifikasi sebagai penyebab utama
sentinel atau kejadian buruk. Timbang terima sebaiknya dilakukan harus
sesuai standar yang ada sehingga tenaga kesehatan bisa melaksanakan
perawatan yang berkesinambungan terhadap pasien dengan baik dan bisa
mencegah terjadinya KTD dan KNC di sarana pelayanan Kesehatan (Erianti
et al., 2023).
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa mampu
mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan
baik dan mampu bermain peran, sehingga kesinambungan informasi
mengenai keadaan klien dapat dipertahankan.
B. Tujuan Khusus
1. Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan klien (data fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan pada klien.
3. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindaklanjuti oleh
dinas berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
2
BAB II
KONSEP TEORI
3
Timbang terima merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan
individu perawat dalam lingkungan pelayanan keperawatannya atau bisa
digolongkan dalam sebuah perilaku kerja karena didalamnya terdapat
aktivitas berdiskusi, mencatat, berkomunikasi dengan sejawat dan pasien
(Chrismilasari et al., 2021). Timbang terima harus dilakukan seefektif
mungkin dengan penjelasan yang jelas, akurat, dan lengkap untuk
menunjang keberlangsungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
baik (Pasaribu & Perangin-angin, 2020)
B. Tujuan
Menurut (Hani Tusikal, 2020) Tujuan dari timbang terima yaitu:
1. Untuk memastikan kelangsungan asuhan/perawatan klien dengan
aman, menyediakan informasi klien kepada perawat pada shift
selanjutnya.
2. Untuk menjaga kelangsungan laporan/perkembangan mengenai
klien.
3. Tersusunnya rencana kerja untuk shift berikutnya.
4
ada namun belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya
yang perlu dibicarakan
c) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diberikan kepada perawat jaga berikutnya
d) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima
adalah
1. Identitas pasien dan diagnosis medis
2. Masalah keperawatan yang mungkin masih muncul
3. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan
4. Intervensi kolaboratif dan dependensi
5. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, diantaranya operasi, pemeriksaan
laboratorium, atau pemeriksaan penunjang lainnya,
persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang
tidak dilaksanakan secara rutin
6. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap
hal-hal yang dilakukan pada saat timbang terima dan
berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas
7. Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan
jelas
8. Lamanya waktu timbang terima untuk setiap pasien tidak
lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan
memerlukan penjelasan yang lengkap dan terperinci
9. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara
langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat primer
(Fakuriza et al., 2023)
5
D. Faktor – faktor yang mempengaruhi timbang terima
1. Hambatan komunikasi
2. Masalah yang berhubungan dengan standart
3. Ketersedian sumber daya
4. Faktor lingkungan
5. Efektifitas waktu
6. Kesulitan yang berhubungan dengan kompleksitas keadaan
pasien
7. Pendidikan dan pelatihan yang kurang serta faktor individu
E. Metode Timbang Terima
1. Timbang terima dengan metode tradisional
a. operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
b. Dilakukan hanya di meja perawat.
c. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak
memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi.
d. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan
kondisi secara umum.
e. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga,
sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait
status kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside handover
handover yang dilakukan sekarang sudah menggunakan model
bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping
tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien
secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara umum
materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik secara
tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya
pada handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil
keputusan terkait kondisi penyakitnya secara up to date.
6
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara
pasien dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada
kondisi pasien secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang
kerahasiaan pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait
adanya komplikasi penyakit atau persepsi medis yang lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan
diantaranya:
a. Menggunakan Tape recorder Melakukan perekaman data
tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali saat
perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa
one way communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken Melakukan
pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis –written Melakukan
pertukaran informasi dengan melihat pada medical record
saja atau media tertulis lain(Ns.Eritas,S.Kep., 2019).
7
2. Efek Psikososial Efek ini berpengeruh adanya gangguan
kehidupan keluarga, efek fisiologis hilangnya waktu luang, kecil
kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan mengganggu
aktivitas kelompok dalam masyarakat.
3. Efek Kinerja Kinerja menurun selama kerja shift malam yang
diakibatkan oleh efek fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya
kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental menurun yang
berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti
kualitas kendali dan pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan Shift kerja menyebabkan gangguan
gastrointestinal, masalah ini cenderung terjadi pada usia 40-50
tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap
keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja Survei pengaruh shift kerja
terhadap kesehatan dan keselamatan kerja melaporkan bahwa
frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift
kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per
tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa
kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift malam.
Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak
terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift
malam(Ns.Eritas,S.Kep., 2019).
8
dan akan dikerjakan oleh perawat. Yang perlu di dokumentasikan
dalam timbang terima antara lain:
1. Identitas pasien.
2. Diagnosa medis pesien.
3. Dokter yang menangani.
4. Kondisi umum pasien saat ini.
5. Masalah keperawatan.
6. Intervensi yang sudah dilakukan.
7. Intervensi yang belum dilakukan.
8. Tindakan kolaborasi.
9. Rencana umum dan persiapan lain.
10. Tanda tangan dan nama terang (Ns.Eritas,S.Kep., 2019)
H. Alur Timbang Terima
(Ns.Eritas,S.Kep., 2019)
Pasien
Dx medis DX Keperawatan
masalah
Rencana
Tindakan
Perkembangan
Keadaan pasien
Masalah :teratasi
belum sebagian
9
I. Evaluasi dalam Timbang Terima
a. Evaluasi Struktur Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang
menunjang telah tersedia antara lain : Catatan timbang terima, status
klien dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan memimpin
kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift
yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore
ke malam dipimpin oleh perawat primer.
b. Evaluasi Proses Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan
dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang
akan mengganti shift. Perawat primer malam menyerahkan ke
perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang
terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed pasien
dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup
jumlah klien, masalah keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan
dan yang belum dilakukan serta pesan khusus bila ada. Setiap klien
dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke
klien.
c. Evaluasi Hasil Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian
shift. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan klien.
Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik(Ns.Eritas,S.Kep.,
2019).
J. Skenario
Kepala Ruangan : Membuka dan memfasilitasi timbang terima
Perawat Pelaksana :
1. Menjelaskan data pasien
2. Menjelaskan sarana dan prasarana yang tersedia di ruangan
3. Menjelaskan kondisi pasien
10
4. Menjelaskan rencana yang akan dilakukan
5. Menjelaskan intervensi yang akan dilakukan
6. Melakukan evaluasi
NURSE STATION
Kepala Ruangan : Assalamu’alaikum wr wb, sebelum kita melakukan
timbang terima, marilah kita ucapkan puji syukur atas kehadirat allah swt.
Karena rahmat serta karunianya lah kita dapat berkumpul disini, pada
siang hari ini hari Senin, tanggal 20 Januari 2012. Akan dilakukan
kegiatan timbang terima yang rutin kita lakukan setiap pergantian shift.
Kepada perawat pelaksana yang dinas pagi dipersilahkan menjelaskan
kondisi masing-masing pasien saat ini ke perawat pelaksana yang dinas
sore.
11
luka dan kaji nyeri. Terapi: Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg,
Infus NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain tidak ada.
12
Kepala Ruangan : Terima kasih untuk perawat pelaksana yang telah
menyampaikan kondisi dari semua pasien saat ini, mari kita langsung saja
menuju ke ruangan pasien
13
Kepala ruangan : Sebelum saya akhiri mungkin ada tambahan atau
koreksi yang perlu didiskusikan kembali ?
Jika tidak saya ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
mengikuti timbang terima ini. (semua anggota timbang
terima meninggalkan kamar pasien dan akan menuju ke ruang obat)
Selanjutnya Karu dan perawat pelakasana pagi dan siang melakukan
offeran di ruang obat.
Kepala ruangan :kepada PP pagi dipersilahkan
memberikan penjelasannya.
PP 1 pagi : terimakasih pak, baiklah obat yang tersedia disini
adalah Tramadol sebanyak 7 ampul, Infus NaCl sisa 10, Vitamin C 500
mg, Vitamin B kompleks, Cefotaxim 500 mg, Asam mefenamat 500 mg,
Cefotaxim 500 mg.
PP 2 sore : ada yang perlu ditambah jumlahnya pak?? atau
sudah cukup untuk hari ini?
PP 1 pagi : saya rasa sudah cukup pak, kalau ada kekurangan
minta dulu saja ke apotik, tapi jangan lupa ditulis ya pak..
PP 2 sore : baik pak, terimakasih
DI NURSE STATION
Kepala ruangan : Kita tadi sudah bersama-sama melakukan kegiatan
timbang terima, saya berharap dengan adanya kegiatan ini proses
pendelegasian tugas antar shift bisa jelas dan terstruktur. Mungkin dari
pasien tadi ada yang masih harus di diskusikan lagi?
Perawat pelaksana dinas sore mengklarifikasikan hasil validasi kepada
Karu dan perawat pelaksana dinas pagi.
PP 1 (Sore) : Iya, ada tambahan dari pasien kamar 3 (zaal) atas
nama ibu Ratna masih mengeluhkan nyeri di bagian lengan atas kanan.
PP 1 (Pagi) : untuk ibuk Ratna tadi sudah diberikan terapi obat
sesuai dengan anjuran dari dokter Nindi
14
Kepala Ruangan : untuk intervensi selanjutnya pasien ibu Ratna Berikan
posisi yang nyaman dan ajarkan teknik distraksi relaksasi, bila perlu
konsulkan lagi ke dokter Nindi untuk terapi obat tramadol Apakah masih
bisa berikan atau diganti dngan obat yang lain.
PP 1 (sore) : Baik pak.. terima kasih.
Kepala ruangan : Terima kasih atas kerjasamanya perawat pelaksana
yang telah bekerja dengan baik. Demikian tadi timbang terima ini semoga
apa yang telah kita lakukan hari ini memberikan banyak keuntungan bagi
kita semua, dan kita diberikan kelancaran dalam melaksanakan tugas
masing-masing. Demikian saya akhiri Wassalamu’alaikum wr, wb.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima
merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain
laporan antar shift,dapat disampaikan juga informasi-informasi yang
berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.
Timbang terima adalah satu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien,Timbang terima
bertujuan untuk kesinambungan informasi mengenai keadaan klien secara
menyeluruh sehingga tercapai asuhan keperawatan yang optimal.
3.2 Saran
Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat kiranya lebih
mematuhi SOP yang ditetapkan, menerapkan kerjasama dengan tim kesehatan
dalam pemberian pelayanan kesehatan, menerapkan komunikasi yang baik
terhadap pasien dan keluarga serta tenaga kesehatan lainnya, peka dalam
menyelesaikan masalah terhadap kejadian tidak diharapkan,
mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien dan keluarga. Pada laporan timbang terima hendaknya
dilengkapi dengan tanda tangan PP pagi dan PP sore sebagai dokumentasi
keperawatan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Amaliah, N., Syarif, A., & Iswantoro, I. (2023). Sikap dan Perilaku Perawat
Berpengaruh terhadap Pelaksanaan Timbang Terima di Ruang Rawat Inap
RSJ Sambang Lihum. Malahayati Nursing Journal, 5(1), 243–251.
https://doi.org/10.33024/mnj.v5i1.8355
Chrismilasari, L. A., Machelia C.N, S., & Handieni, F. (2021). Hubungan
Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Pelaksanaan Timbang Terima Oleh
Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tamiang
Layang. Jurnal Keperawatan Suaka Insan (Jksi), 6(1), 83–88.
https://doi.org/10.51143/jksi.v6i1.256
Erianti, S., Sianturi, R. F., & Ennimay, E. (2023). Sosialisasi Evaluasi Penerapan
Komunikasi Efektif SBAR dalam Pelaksanaan Handover oleh Perawat.
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 5(2), 270.
https://doi.org/10.36565/jak.v5i2.502
Fakuriza, A. O., Zainaro, M. A., Kusumaningsih, D., & Isnainy, U. C. A. S.
(2023). Optimalisasi Timbang Terima Perawat dengan Metode SBAR di
Ruang Rawat Bedah Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin. Jurnal
Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), 6(11), 5067–5076.
https://doi.org/10.33024/jkpm.v6i11.11792
Hani Tusikal, S. E. (2020). TEORI DAN KONSEP DALAM KEPERAWATAN
(St.Aisyah (ed.); Pertama). Desanta Muliavisitima.
Kurniawan, R., Yulirocita, N. A., & Hidayat, N. (2018). Timbang Terima Pasien
Di Rumah Sakit Di Kabupaten Ciamis. Snk, 4, 179–180.
Ns.Eritas,S.Kep., M. K. (2019). Manajemen keperawatan. In BUKU MATERI
PEMBELAJARAN MANAJEMEN KEPERAWATAN.
Pane, J., Tampubolon, L., & Nadeak, M. L. (2023). Penerapan Komunikasi Sbar
(Situation, Background, Assesment, Recommendation) Oleh Perawat Saat
Handover. Jurnal Sahabat Keperawatan, 5(02), 92–102.
https://doi.org/10.32938/jsk.v5i02.5095
Pasaribu, F. R., & Perangin-angin, M. A. br. (2020). The Indonesian Journal of
Health Science Volume 12, No.2, Desember 2020. The Indonesian Journal
17
of Health Science, 12(1), 76–82.
Riset, A. (2021). Sasaran keselamatan pasien sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor. 1(6), 714–720.
Rosdiana, Y., Maemunah, N., & Ka’arayeno, A. J. (2021). Efektivitas Penerapan
Timbang Terima, Preconference, Postconference Sesuai Dengan Sop Di
Ruangan Unit Stroke Dan Yosep Paviliun Rumah Sakit. Jurnal Salingka
Abdimas, 1(2), 74–77. https://doi.org/10.31869/jsam.v1i2.2943
Tatiwakeng, R. V., Mayulu, N., & Larira, D. M. (2021). Hubungan Penggunaan
Metode Komunikasi Efektif Sbar Dengan Pelaksanaan Timbang Terima
(Handover) Systematic Review. Jurnal Keperawatan, 9(2), 77.
https://doi.org/10.35790/jkp.v9i2.36784
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38