Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

TIMBANG TERIMA

Di susun oleh:

1. Niladuni Aura Syifa 14.401.21.033


2. Rista Firnanda 14.401.21.043
3. Uswatun Hasanah 14.401.21.053

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

RUSTIDA KRIKILAN-GLENMORE-

BANYUWANGI

2024
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Management
Keperawatan yang berjudul “Timbang Terima Keperawatan”. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Tujuan penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas belajar pada
prodi keperawatan STIKes Rustida, dimana diharapkan mahasiswa sebagai calon
perawat dapat dan mampu memahami dan mengaplikasikan ilmunya baik untuk
dirinya sendiri ataupun di masyarakat.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk


itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan
mahasiswa dan dosen pembimbing untuk kesempurnaan dalam pembuatan
makalah selanjutnya.

Banyuwangi, 24 Februari 2024

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Tujuan.....................................................................................................................5
A. Tujuan Umum..........................................................................................................5
B. Tujuan Khusus.........................................................................................................5
BAB II KONSEP TEORI................................................................................................6
2.1 Timbang Terima....................................................................................................6
A. Definisi......................................................................................................................6
B. Tujuan.......................................................................................................................7
C. Langkah Langkah....................................................................................................7
D. Prosedur Dalam Timbang Terima..........................................................................7
E. Metode Timbang Terima.........................................................................................9
F. Efek Timbang Terima............................................................................................10
G. Dokumentasi Timbang Terima.............................................................................11
H. Alur Timbang Terima............................................................................................12
I. Evaluasi dalam Timbang Terima..........................................................................12
J. Skenario..................................................................................................................13
BAB III PENUTUP........................................................................................................18
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................18
3.2 Saran.....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima informasi yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima
harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas
dan komplit tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Timbang terima dilakukan oleh perawat primer antar shift secara tulisan dan
lisan (Kurniawan et al., 2018).

Komunikasi efektif dalam praktik keperawatan professional adalah unsur


pertama bagi perawat dalam mengimplementasikan asuhan keperawatan
dalam meraih hasil yang maksimal. Salah satu aktivitas keperawatan yang
membutuhkan komunikasi efektif ialah saat serah terima tugas
(handover) serta komunikasi melalui telepon (Riset, 2021). KeseIamatan
pasien merupakan prinsip dasar yang melambangkan hak setiap pasien
terhadap peIayanan kesehatan (Permenkes RI, No. 1691/2011) dan sebagai
indikator untuk mengukur serta mengevaluasi kualitas pelayanan rumah
sakit harus melaksanakan komunikasi “timbang terima”. Timbang Terima
dilakukan mulai dari persiapan, pelaksanaan di nurse station dan dilanjutkan
di samping tempat tidur pasien atau bedside handover, serta post- timbang
terima (Rosdiana et al., 2021)

Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting,


karena dengan timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang
diberikan akan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan
tanggungjawab dan tanggunggugat dari seorang perawat. Bila timbang terima

1
tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan
keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa
digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan,Timbang terima
telah diidentifikasi sebagai penyebab utama insiden keselamatan pasien.
Hampir 66 persen kasus, komunikasi diidentifikasi sebagai penyebab utama
sentinel atau kejadian buruk. Timbang terima sebaiknya dilakukan harus
sesuai standar yang ada sehingga tenaga kesehatan bisa melaksanakan
perawatan yang berkesinambungan terhadap pasien dengan baik dan bisa
mencegah terjadinya KTD dan KNC di sarana pelayanan Kesehatan (Erianti
et al., 2023).

1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa mampu
mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan
baik dan mampu bermain peran, sehingga kesinambungan informasi
mengenai keadaan klien dapat dipertahankan.

B. Tujuan Khusus
1. Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan klien (data fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan pada klien.
3. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindaklanjuti oleh
dinas berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

2
BAB II
KONSEP TEORI

2.1 Timbang Terima


A. Definisi
Timbang terima pasien adalah salah satu bentuk komunikasi perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Timbang terima
pasien dirancang sebagai salah satu metode untuk memberikan informasi
mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan
serta menentukan prioritas layanan (Rosdiana et al., 2021). Jika Timbang
terima dilakukan dengan komunikasi efektif, tepat waktu, akurat,
lengkap, jelas, dan mudah dipahami oleh pasien, maka akan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien (Amaliah et al., 2023).
pelaksanaan timbang terima antar shift diruang rawat inap dilakukan
berdasarkan tradisi yang sudah ada dan belum memiliki kerangka
timbang terima. Informasi yang kurang maupun tidak lengkap dalam
pelaksanaan timbang terima tentunya dapat menyebabkan terjadinya
kesalahan seperti lupa dalam memberikan terapi, tindakan keperawatan
yang dilakukan tidak sesuai dengan rencana yang dapat memungkinkan
tidak teratasinya masalah dari pasien, kelalaian dan kesalahan dapat
berakibat pada kesinambungan dari perawatan pasien yang tidak akan
berjalan sesuai prosedur (Pane et al., 2023).
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien atau disebut Handover
adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab
tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain. Timbang
terima menyediakan petunjuk praktik, memberikan informasi mengenai kondisi
terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas
pelayanan yang dilakukan secara tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, sehingga
dapat dipahami oleh pemberi asuhan yang lain (Tatiwakeng et al., 2021)

3
Timbang terima merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan
individu perawat dalam lingkungan pelayanan keperawatannya atau bisa
digolongkan dalam sebuah perilaku kerja karena didalamnya terdapat
aktivitas berdiskusi, mencatat, berkomunikasi dengan sejawat dan pasien
(Chrismilasari et al., 2021). Timbang terima harus dilakukan seefektif
mungkin dengan penjelasan yang jelas, akurat, dan lengkap untuk
menunjang keberlangsungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
baik (Pasaribu & Perangin-angin, 2020)

B. Tujuan
Menurut (Hani Tusikal, 2020) Tujuan dari timbang terima yaitu:
1. Untuk memastikan kelangsungan asuhan/perawatan klien dengan
aman, menyediakan informasi klien kepada perawat pada shift
selanjutnya.
2. Untuk menjaga kelangsungan laporan/perkembangan mengenai
klien.
3. Tersusunnya rencana kerja untuk shift berikutnya.

C. Langkah Langkah Pelaksanaan Timbang Terima


1. Persiapan
a) Kedua kelompok yang akan melakukan timbang terima sudah
dalam keadaan siap
b) Kelompok yang akan bertugas atau yang akan melanjutkan dinas
sebaiknya menyiapkan buku catatan
2. Pelaksanaan
a) Timbang terima dilaksanakan pada setiap pergantian dinas
b) Di nurse station (ruang perawat) hendaknya perawat
berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara komprehensif hal-hal yang berkaitan tentang
masalah keperawatan pasien, rencana tindakan yang sudah

4
ada namun belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya
yang perlu dibicarakan
c) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diberikan kepada perawat jaga berikutnya
d) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima
adalah
1. Identitas pasien dan diagnosis medis
2. Masalah keperawatan yang mungkin masih muncul
3. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan
4. Intervensi kolaboratif dan dependensi
5. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, diantaranya operasi, pemeriksaan
laboratorium, atau pemeriksaan penunjang lainnya,
persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang
tidak dilaksanakan secara rutin
6. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap
hal-hal yang dilakukan pada saat timbang terima dan
berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas
7. Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan
jelas
8. Lamanya waktu timbang terima untuk setiap pasien tidak
lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan
memerlukan penjelasan yang lengkap dan terperinci
9. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara
langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat primer
(Fakuriza et al., 2023)

5
D. Faktor – faktor yang mempengaruhi timbang terima
1. Hambatan komunikasi
2. Masalah yang berhubungan dengan standart
3. Ketersedian sumber daya
4. Faktor lingkungan
5. Efektifitas waktu
6. Kesulitan yang berhubungan dengan kompleksitas keadaan
pasien
7. Pendidikan dan pelatihan yang kurang serta faktor individu
E. Metode Timbang Terima
1. Timbang terima dengan metode tradisional
a. operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
b. Dilakukan hanya di meja perawat.
c. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak
memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi.
d. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan
kondisi secara umum.
e. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga,
sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait
status kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside handover
handover yang dilakukan sekarang sudah menggunakan model
bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping
tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien
secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara umum
materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik secara
tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya
pada handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil
keputusan terkait kondisi penyakitnya secara up to date.

6
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara
pasien dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada
kondisi pasien secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang
kerahasiaan pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait
adanya komplikasi penyakit atau persepsi medis yang lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan
diantaranya:
a. Menggunakan Tape recorder Melakukan perekaman data
tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali saat
perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa
one way communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken Melakukan
pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis –written Melakukan
pertukaran informasi dengan melihat pada medical record
saja atau media tertulis lain(Ns.Eritas,S.Kep., 2019).

F. Efek Timbang Terima


Efek Timbang Terima dalam Shift Jaga Timbang terima atau operan
jaga memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri seorang perawat
sebagai pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari shift kerja atau
operan adalah sebagai berikut:
1. Efek Fisiologi Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif
tidur malam, banyak gangguan dan biasanya diperlukan waktu
istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja malam.
Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat 13 timbulnya perasaan
mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan
pencernaan.

7
2. Efek Psikososial Efek ini berpengeruh adanya gangguan
kehidupan keluarga, efek fisiologis hilangnya waktu luang, kecil
kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan mengganggu
aktivitas kelompok dalam masyarakat.
3. Efek Kinerja Kinerja menurun selama kerja shift malam yang
diakibatkan oleh efek fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya
kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental menurun yang
berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti
kualitas kendali dan pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan Shift kerja menyebabkan gangguan
gastrointestinal, masalah ini cenderung terjadi pada usia 40-50
tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap
keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja Survei pengaruh shift kerja
terhadap kesehatan dan keselamatan kerja melaporkan bahwa
frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift
kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per
tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa
kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift malam.
Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak
terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift
malam(Ns.Eritas,S.Kep., 2019).

G. Dokumentasi Timbang Terima


Dokumentasi dalam Timbang Terima Dokumentasi adalah salah
satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi keperawatan. Hal
ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana
komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien
dalam pemberian asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang
efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada
tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang,

8
dan akan dikerjakan oleh perawat. Yang perlu di dokumentasikan
dalam timbang terima antara lain:
1. Identitas pasien.
2. Diagnosa medis pesien.
3. Dokter yang menangani.
4. Kondisi umum pasien saat ini.
5. Masalah keperawatan.
6. Intervensi yang sudah dilakukan.
7. Intervensi yang belum dilakukan.
8. Tindakan kolaborasi.
9. Rencana umum dan persiapan lain.
10. Tanda tangan dan nama terang (Ns.Eritas,S.Kep., 2019)
H. Alur Timbang Terima
(Ns.Eritas,S.Kep., 2019)

Pasien

Dx medis DX Keperawatan
masalah

Rencana
Tindakan

Yang telah Yang Akan


dilakukan Dilakukan

Perkembangan
Keadaan pasien

Masalah :teratasi
belum sebagian

9
I. Evaluasi dalam Timbang Terima
a. Evaluasi Struktur Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang
menunjang telah tersedia antara lain : Catatan timbang terima, status
klien dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan memimpin
kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift
yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore
ke malam dipimpin oleh perawat primer.
b. Evaluasi Proses Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan
dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang
akan mengganti shift. Perawat primer malam menyerahkan ke
perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang
terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed pasien
dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup
jumlah klien, masalah keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan
dan yang belum dilakukan serta pesan khusus bila ada. Setiap klien
dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke
klien.
c. Evaluasi Hasil Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian
shift. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan klien.
Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik(Ns.Eritas,S.Kep.,
2019).

J. Skenario
Kepala Ruangan : Membuka dan memfasilitasi timbang terima
Perawat Pelaksana :
1. Menjelaskan data pasien
2. Menjelaskan sarana dan prasarana yang tersedia di ruangan
3. Menjelaskan kondisi pasien

10
4. Menjelaskan rencana yang akan dilakukan
5. Menjelaskan intervensi yang akan dilakukan
6. Melakukan evaluasi

NURSE STATION
Kepala Ruangan : Assalamu’alaikum wr wb, sebelum kita melakukan
timbang terima, marilah kita ucapkan puji syukur atas kehadirat allah swt.
Karena rahmat serta karunianya lah kita dapat berkumpul disini, pada
siang hari ini hari Senin, tanggal 20 Januari 2012. Akan dilakukan
kegiatan timbang terima yang rutin kita lakukan setiap pergantian shift.
Kepada perawat pelaksana yang dinas pagi dipersilahkan menjelaskan
kondisi masing-masing pasien saat ini ke perawat pelaksana yang dinas
sore.

PP I (Pagi) : Terima kasih Bapak. Assalamu’alaikum Wr Wb, terima


kasih untuk kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menjelaskan
kondisi pasien saat ini, jumlah pasien di bangsal..... saat ini ada 3 orang.
Dengan Tingkat Ketergantungan Minimal 1 orang dan Parsial 3 orang.

Identitas Pasien Yang Pertama:


1.Nama Ny. R Dr. N Umur 42 tahun, Tingkat Ketergantungan minimal
Diagnosa Medis Ca.Mammae post mastektomi Keadaan Umum Pasien
baik, komposmentis. TD: 110/80 mmHg T: 37 C Nadi: 100 x/menit Rr:
20x/menit. Pasien mengeluhkan nyeri pada luka lengan atas sebelah
kanan dengan skala 7. Masalah keperawatan yang ditemukan yaitu: Nyeri,
Resti infeksi dan gangguan integritas kulit. Implementasi yang sudah
dilakukan: monitor TTV, Relaksasi & distraksi, ganti balut, Injeksi
Tramadol 1 ampul, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Intervensi Yang Belum
Terlaksana: Rencana yg belum dilakukan: Kaji tanda-tanda infeksi, Kaji

11
luka dan kaji nyeri. Terapi: Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg,
Infus NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain tidak ada.

2.Nama Ny. M Umur 47 tahun, Tingkat Ketergantungan parsial Diagnosa


Medis Ca. Recti. Keadaan Umum Pasien: lemah, komposmentis, pucat,
anemis. TD: 100/60 mmHg T: 37 C Nadi: 800 x/menit Rr: 20x/menit.

Pasien mengeluhkan nyeri di daerah anal skala 7. Masalah keperawatan


yang ditemukan yaitu: Nyeri. Intervensi yang sudah dilakukan: monitor
TTV, Relaksasi & distraksi. Intervensi Yang Belum Terlaksana: Rencana
yg belum dilakukan: pemberian asam mefenamat 500 mg peroral.Terapi:
Asam mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks 3 x 1 tablet. Persiapan
lain: USG abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke Internis,
Persiapan kolon in loop. Demikian Yang Dapat Saya Sampaikan Tentang
Keadaan Pasien Di Kamar 3 (Zaal) Saat Ini dan begitu juga pada perawat
pelaksana 2 melaporkan keadaan pasien saat ini

PP 2 (Pagi) : Assalamu’alaikum Wr Wb, Terima Kasih Untuk


Kesempatan Yang Diberikan Kepada Saya Untuk Menjelaskan Kondisi
Pasien Saat Ini.
Identitas Pasien Yang Pertama
1.Nama Ny. D Dokternya: Dr. S Umur 41 tahun, Tingkat Ketergantungan
minimal Diagnosa Medis: Ca. mamae Keadaan Umum Pasien: baik,
komposmentis. TD: 110/80 mmhg T: 37 C N: 100x/menit Rr: 20x/menit.
Pasien mengeluhkan takut dioperasi. Masalah keperawatan yang
ditemukan antara lain: ansietas.Implementasi yang sudah dilakukan:
monitor TTV, Motivasi individu.Intervensi yang belum terlaksana:
relaksasi, pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500 mg, Vitamin B
kompleks 3 x 1 tablet peroral. Persiapan lain : Cek darah rutin.

12
Kepala Ruangan : Terima kasih untuk perawat pelaksana yang telah
menyampaikan kondisi dari semua pasien saat ini, mari kita langsung saja
menuju ke ruangan pasien

SAAT BERADA DI RUANGAN PASIEN


Kepala Ruangan : Assalamu’alaikum Wr Wb, Bagaimana Keadaannya
ibu R saat Ini?
Ny. R : masih nyeri di lengan atas kanan pak.
kepala ruangan : baik buk, nanti akan dibantu oleh perawat kami.
Seperti biasa ibu kita disini akan melakukan kegiatan timbang terima
yang rutin setiap pergantian shift, tujuan dari timbang terima ini adalah
mengkomunikasikan keadaan ibu sekarang dan menyampaikan informasi
yang penting antar shift jaga. Perkenalkan kepada perawat pelaksana sore
Yang akan bertugas menggantikan perawat pelaksana pagi ini. Kemudian
Perawat pelaksan memperkenalkan diri. Dan Masing-masing perawat
pelaksana yang dinas sore melakukan validasi langsung ke pasien.
PP 1 (Sore) : Apa yang dirasakan bu R rasakan Saat ini
apakah sudah ada perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya?
Pasien : Iya suster saya masih sakit pada bagian lengan atas
kanan
PP 1(Sore) : Iya ibu, sakit yang ibu rasakan merupakan efek
dari operasi yang telah ibu lakukan, namun ibu jangan terlalu cemas
karena sudah ada terapi obat tramadol yang di berikan dokter Nindi untuk
mengatasi masalah yang diderita ibu saat ini, (perawat memberikan posisi
senyaman mungkin pada pasien dan mengajarkan teknik
distraksi,relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri) baik ya ibu, tidak perlu
sungkan bila memerlukan bantuan, kami akan akan selalu siap
memberikan pelayanan yang terbaik.Demikian perawat pelaksana
menanyakan secara bergantian keluhan dari semua pasien yang ada di
kamar 3 (zaal) untuk memvalidasi data yang dilaporkan oleh perawat
pelaksana yang bertugas pada pagi hari.

13
Kepala ruangan : Sebelum saya akhiri mungkin ada tambahan atau
koreksi yang perlu didiskusikan kembali ?
Jika tidak saya ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
mengikuti timbang terima ini. (semua anggota timbang
terima meninggalkan kamar pasien dan akan menuju ke ruang obat)
Selanjutnya Karu dan perawat pelakasana pagi dan siang melakukan
offeran di ruang obat.
Kepala ruangan :kepada PP pagi dipersilahkan
memberikan penjelasannya.
PP 1 pagi : terimakasih pak, baiklah obat yang tersedia disini
adalah Tramadol sebanyak 7 ampul, Infus NaCl sisa 10, Vitamin C 500
mg, Vitamin B kompleks, Cefotaxim 500 mg, Asam mefenamat 500 mg,
Cefotaxim 500 mg.
PP 2 sore : ada yang perlu ditambah jumlahnya pak?? atau
sudah cukup untuk hari ini?
PP 1 pagi : saya rasa sudah cukup pak, kalau ada kekurangan
minta dulu saja ke apotik, tapi jangan lupa ditulis ya pak..
PP 2 sore : baik pak, terimakasih

DI NURSE STATION
Kepala ruangan : Kita tadi sudah bersama-sama melakukan kegiatan
timbang terima, saya berharap dengan adanya kegiatan ini proses
pendelegasian tugas antar shift bisa jelas dan terstruktur. Mungkin dari
pasien tadi ada yang masih harus di diskusikan lagi?
Perawat pelaksana dinas sore mengklarifikasikan hasil validasi kepada
Karu dan perawat pelaksana dinas pagi.
PP 1 (Sore) : Iya, ada tambahan dari pasien kamar 3 (zaal) atas
nama ibu Ratna masih mengeluhkan nyeri di bagian lengan atas kanan.
PP 1 (Pagi) : untuk ibuk Ratna tadi sudah diberikan terapi obat
sesuai dengan anjuran dari dokter Nindi

14
Kepala Ruangan : untuk intervensi selanjutnya pasien ibu Ratna Berikan
posisi yang nyaman dan ajarkan teknik distraksi relaksasi, bila perlu
konsulkan lagi ke dokter Nindi untuk terapi obat tramadol Apakah masih
bisa berikan atau diganti dngan obat yang lain.
PP 1 (sore) : Baik pak.. terima kasih.
Kepala ruangan : Terima kasih atas kerjasamanya perawat pelaksana
yang telah bekerja dengan baik. Demikian tadi timbang terima ini semoga
apa yang telah kita lakukan hari ini memberikan banyak keuntungan bagi
kita semua, dan kita diberikan kelancaran dalam melaksanakan tugas
masing-masing. Demikian saya akhiri Wassalamu’alaikum wr, wb.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima
merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain
laporan antar shift,dapat disampaikan juga informasi-informasi yang
berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.
Timbang terima adalah satu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien,Timbang terima
bertujuan untuk kesinambungan informasi mengenai keadaan klien secara
menyeluruh sehingga tercapai asuhan keperawatan yang optimal.

3.2 Saran
Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat kiranya lebih
mematuhi SOP yang ditetapkan, menerapkan kerjasama dengan tim kesehatan
dalam pemberian pelayanan kesehatan, menerapkan komunikasi yang baik
terhadap pasien dan keluarga serta tenaga kesehatan lainnya, peka dalam
menyelesaikan masalah terhadap kejadian tidak diharapkan,
mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien dan keluarga. Pada laporan timbang terima hendaknya
dilengkapi dengan tanda tangan PP pagi dan PP sore sebagai dokumentasi
keperawatan.

16
DAFTAR PUSTAKA
Amaliah, N., Syarif, A., & Iswantoro, I. (2023). Sikap dan Perilaku Perawat
Berpengaruh terhadap Pelaksanaan Timbang Terima di Ruang Rawat Inap
RSJ Sambang Lihum. Malahayati Nursing Journal, 5(1), 243–251.
https://doi.org/10.33024/mnj.v5i1.8355
Chrismilasari, L. A., Machelia C.N, S., & Handieni, F. (2021). Hubungan
Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Pelaksanaan Timbang Terima Oleh
Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tamiang
Layang. Jurnal Keperawatan Suaka Insan (Jksi), 6(1), 83–88.
https://doi.org/10.51143/jksi.v6i1.256
Erianti, S., Sianturi, R. F., & Ennimay, E. (2023). Sosialisasi Evaluasi Penerapan
Komunikasi Efektif SBAR dalam Pelaksanaan Handover oleh Perawat.
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 5(2), 270.
https://doi.org/10.36565/jak.v5i2.502
Fakuriza, A. O., Zainaro, M. A., Kusumaningsih, D., & Isnainy, U. C. A. S.
(2023). Optimalisasi Timbang Terima Perawat dengan Metode SBAR di
Ruang Rawat Bedah Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin. Jurnal
Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), 6(11), 5067–5076.
https://doi.org/10.33024/jkpm.v6i11.11792
Hani Tusikal, S. E. (2020). TEORI DAN KONSEP DALAM KEPERAWATAN
(St.Aisyah (ed.); Pertama). Desanta Muliavisitima.
Kurniawan, R., Yulirocita, N. A., & Hidayat, N. (2018). Timbang Terima Pasien
Di Rumah Sakit Di Kabupaten Ciamis. Snk, 4, 179–180.
Ns.Eritas,S.Kep., M. K. (2019). Manajemen keperawatan. In BUKU MATERI
PEMBELAJARAN MANAJEMEN KEPERAWATAN.
Pane, J., Tampubolon, L., & Nadeak, M. L. (2023). Penerapan Komunikasi Sbar
(Situation, Background, Assesment, Recommendation) Oleh Perawat Saat
Handover. Jurnal Sahabat Keperawatan, 5(02), 92–102.
https://doi.org/10.32938/jsk.v5i02.5095
Pasaribu, F. R., & Perangin-angin, M. A. br. (2020). The Indonesian Journal of
Health Science Volume 12, No.2, Desember 2020. The Indonesian Journal

17
of Health Science, 12(1), 76–82.
Riset, A. (2021). Sasaran keselamatan pasien sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor. 1(6), 714–720.
Rosdiana, Y., Maemunah, N., & Ka’arayeno, A. J. (2021). Efektivitas Penerapan
Timbang Terima, Preconference, Postconference Sesuai Dengan Sop Di
Ruangan Unit Stroke Dan Yosep Paviliun Rumah Sakit. Jurnal Salingka
Abdimas, 1(2), 74–77. https://doi.org/10.31869/jsam.v1i2.2943
Tatiwakeng, R. V., Mayulu, N., & Larira, D. M. (2021). Hubungan Penggunaan
Metode Komunikasi Efektif Sbar Dengan Pelaksanaan Timbang Terima
(Handover) Systematic Review. Jurnal Keperawatan, 9(2), 77.
https://doi.org/10.35790/jkp.v9i2.36784

18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Anda mungkin juga menyukai