Disusun Oleh :
Kelompok 3
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen mata kuliah Manajemen Keperawatan yang telah membimbing
dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan........................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................... 13
3.2 Saran............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Komunikasi efektif saat timbang terima yang dilaksanakan dengan baik
dapat membantu mengidentifikasi kesalahan serta memfasilitasi
kesinambungan perawatan pasien. Prinsip komunikasi efektif dalam timbang
terima menurut Cahyono (2008) adalah komunikasi interaktif yang
memungkinkan pemberi informasi dan penerima informasi memperoleh
kesempatan untuk saling bertanya, pesan yang disampaikan bersifat terkini
(update) yang berisi tentang perawatan pasien, pengobatan, pelayanan, kondisi
serta perubahan-perubahan yang baru saja dialami dan perlu diantisipasi,
terjadi proses verifikasi informasi yang diterima dengan cara mengulang
kembali (read back) setepat mungkin, ada kesempatan bagi penerima informasi
untuk melakukan peninjauan kembali data historis pasien yang meliputi data
keperawatan dan terapi sebelumnya, dan interupsi harus diminimalkan agar
pesan dapat dilakukan seoptimal mungkin tanpa menimbulkan kesalahan.
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
mampu mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan klien
dengan baik.
3
Tujuan Khusus
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
b. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien
c. Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
1.4 Manfaat
Manfaat bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
b. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
Manfaat bagi Pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap
Manfaat bagi Rumah Sakit
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Tujuan
Menurut Australian Health Care and Hospitals Association/ AHHA (2009)
tujuan timbang terima adalah untuk mengidentifikasi, mengembangkan dan
meningkatkan timbang terima klinis dalam berbagai pengaturan kesehatan.
Menurut Nursalam (2011) tujuan dilaksanakan timbang terima adalah:
1. Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara umum.
2. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya
5
3. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
2.3 Manfaat
Manfaat timbang terima menurut Australian Health Care and Hospitals
Association/ AHHA (2009) adalah:
1. Peningkatan kualitas asuhan keperawatan yang berkelanjutan.
Misalnya, penyediaan informasi yang tidak akurat atau adanya
kesalahan yang dapat membahayakan kondisi pasien.
2. Selain mentransfer informasi pasien, timbang terima juga merupakan
sebuah kebudayaan atau kebiasaan yang dilakukan oleh perawat.
Timbang terima mengandung unsur-unsur kebudayaan, tradisi, dan
kebiasaan. Selain itu, timbang terima juga sebagai dukungan terhadap
teman sejawat dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan
selanjutnya.
3. Timbang terima juga memberikan “manfaat katarsis” (upaya untuk
melepaskan beban emosional yang terpendam), karena perawat yang
mengalami kelelahan emosional akibat asuhan keperawatan yang
dilakukan bisa diberikan kepada perawat berikutnya pada pergantian
dinas Universitas Sumatera Utara dan tidak dibawa pulang. Dengan
kata lain, proses timbang terima dapat mengurangi kecemasan yang
terjadi pada perawat.
4. Timbang terima memiliki dampak yang positif bagi perawat, yaitu
memberikan motivasi, menggunakan pengalaman dan informasi untuk
membantu perencanaan pada tahap asuhan keperawatan selanjutnya
(pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan), meningkatkan kemampuan komunikasi antar
perawat, menjalin suatu hubungan kerja sama dan bertanggung jawab
antar perawat, serta perawat dapat mengikuti perkembangan pasien
secara komprehensif.
5. Selain itu, timbang terima memiliki manfaat bagi pasien diantaranya,
pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, dan dapat
6
menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap. Bagi rumah sakit, timbang terima dapat meningkatkan
pelayanan keperawatan kepada pasien secara komprehensif.
7
pengaturan layanan yang berbeda. Pengiriman berlangsung antar
rumah sakit ketika pasien memerlukan tingkat perawatan yang
berbeda.
5. Timbang terima pasien dan obat-obatan Kesalahan pengobatan
dianggap peristiwa yang dapat dicegah, masalah tentang obat-obatan
sering terjadi, misalnya saat mentransfer pasien, pergantian dinas, dan
cara pemberitahuan minum obat sebagai faktor yang berkontribusi
terhadap kesalahan pengobatan dalam organisasi perawatan kesehatan.
8
c. Menggunakan komunikasi tertulis-written. Melakukan pertukaran
informasi dengan melihat pada medical record saja atau media tertulis
lain. Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk
dilakukan bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode
untuk dikombinasi.
9
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan
tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah
dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu
dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah:
1) Identitas klien dan diagnosa medic
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
4) Intervensi kolaborasi dan dependen
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk
konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara
rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima daat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal
yang kurang jelas Penyampaan pada saat timbang terima secara
singkat dan jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang
lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada
buku laporan ruangan oleh perawat.
10
relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan
keefektifan dalam bekerja.
1. Efek Fisiologis
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang
tidur selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat
timbulnya perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan
gangguan pencernaan.
2. Efek Psikososial
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan
kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku
kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
11
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini
cenderung terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi
masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita
diabetes.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
Kamar Operasi yang pelayanannya 24 jam dan ada alur timbang terima
yang sudah berlaku
DAFTAR PUSTAKA
- http://repo.unand.ac.id/71/3/bab%25201.pdf
- https://hudrieahmad.blogspot.com/2015/06/makalah-timbang-balik.html?
m=1
- http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/59049/Chapter
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
13