Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP TIMBANG TERIMA

Disusun Untuk Menenuhi Mata Kuliah Manajemen Keperawatan

Dosen Pengampu : Dra. Erna Mesra, M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Cahya Oktaviani (P27901119061)

Evangeline Ayu U ( P27901119067)

Intan Windiastika (P27901119076)

Muhamad Trisna (P27901119081)

Rizky Nurwulan (P27901119093)

Shafanissa Arifia Z (P27901119095)

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen mata kuliah Manajemen Keperawatan yang telah membimbing
dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Tangerang, 05 Agustus 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... 1

DAFTAR ISI................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 2

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 3

1.3 Tujuan........................................................................................... 3

1.4 Manfaat ........................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Timbang Terima......................................................... 5

2.2 Tujuan Timbang Terima............................................................... 5

2.3 Manfaat Timbang Terima............................................................. 6

2.4 Jenis Timbang Terima.................................................................. 7

2.5 Tahapan dan Bentuk Operan........................................................ 8

2.6 Langkah-langkah dalam melakukan pergantian shift................... 9

2.7 Prosedur Operan jaga.................................................................... 9

2.8 Efek Shift Kerja atau Operan........................................................ 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................... 13

3.2 Saran............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen keperawatan merupakan pelaksanaan pelayanan keperawatan


melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien. Manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama
penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam
memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional
dalam pengambilan keputusan manajerial. Penerapan manajemen keperawatan
memerlukan peran tiap orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi
masing-masing melalui fungsi manajemen (Muninjaya, 2004).

Fungsi manajemen akan mengarahkan perawat dalam mencapai sasaran


yang akan ditujunya. Menurut Freeman dan Gilbert (1996) dalam Schlosser
(2003) terdapat beberapa elemen utama dalam fungsi manajemen keperawatan
diantaranya yaitu planning, organizing, actuating (coordinating & directing),
staffing, leading, reporting, controlling dan budgeting. Komunikasi merupakan
bagian dari strategi coordinating (koordinasi) yang berlaku dalam pengaturan
pelayanan keperawatan. Menurut Swansburg (2000), komunikasi dalam praktik
keperawatan profesional merupakan unsur utama bagi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dalam mencapai hasil yang optimal
sehingga peran komunikasi sangat penting dalam penerapan manajemen
keperawatan. Adapun salah satu komunikasi yang dilakukan perawat secara
rutin yaitu kegiatan timbang terima pasien saat pertukaran shift keperawatan
yang juga merupakan salah satu dari enam sasaran keselamatan pasien.

Timbang terima pasien adalah komunikasi perawat dalam melaksanakan


asuhan keperawatan pada pasien. Rushton (2010) mengatakan timbang terima
pasien dirancang sebagai salah satu metode komunikasi yang relevan pada tim
perawat setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik memberikan
informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana
perawatan serta menentukan prioritas pelayanan. Sedangkan Friesen (2008)
menyebutkan timbang terima adalah transfer tentang informasi (termasuk
tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan perawatan yang
berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan
konfirmasi tentang pasien. Timbang terima akan berjalan dengan lancar jika
perawat dapat berkomunikasi secara efektif.

2
Komunikasi efektif saat timbang terima yang dilaksanakan dengan baik
dapat membantu mengidentifikasi kesalahan serta memfasilitasi
kesinambungan perawatan pasien. Prinsip komunikasi efektif dalam timbang
terima menurut Cahyono (2008) adalah komunikasi interaktif yang
memungkinkan pemberi informasi dan penerima informasi memperoleh
kesempatan untuk saling bertanya, pesan yang disampaikan bersifat terkini
(update) yang berisi tentang perawatan pasien, pengobatan, pelayanan, kondisi
serta perubahan-perubahan yang baru saja dialami dan perlu diantisipasi,
terjadi proses verifikasi informasi yang diterima dengan cara mengulang
kembali (read back) setepat mungkin, ada kesempatan bagi penerima informasi
untuk melakukan peninjauan kembali data historis pasien yang meliputi data
keperawatan dan terapi sebelumnya, dan interupsi harus diminimalkan agar
pesan dapat dilakukan seoptimal mungkin tanpa menimbulkan kesalahan.

Komunikasi yang tidak efektif dapat mengancam keselamatan pasien di


rumah sakit. Alvarado, et al (2006) mengatakan ketidakakuratan informasi
dapat menimbulkan dampak yang serius pada pasien, hampir 70% kejadian
sentinel yaitu kejadian yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius
di rumah sakit disebabkan karena buruknya komunikasi. Reese (2009)
menyatakan bahwa komunikasi merupakan bagian penting dalam pelaksanaan
pelayanan, komunikasi yang mendukung keselamatan tidak terlepas dari
standar dan prosedur komunikasi yang digunakan dan aspek keselamatan yang
diinformasikan. Hasil kajian data terhadap adanya kejadian tidak diharapkan,
kejadian nyaris cedera serta kejadian yang mengakibatkan kecacatan dan
kematian penyebab utamanya adalah ketidakakuratan komunikasi saat timbang
terima pasien (Cohen & Hillagos, 2009; Angood, 2007).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan timbang terima ?
2. Apa saja manfaat dan tujuan timbang terima ?
3. Apa saja jenis timbang terima ?
4. Apa saja tahapan dan bentuk operan ?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan pergantian shift ?

1.3 Tujuan
 Tujuan Umum

mampu mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan klien
dengan baik.

3
 Tujuan Khusus
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
b. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian asuhan
keperawatan  kepada pasien
c. Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

1.4 Manfaat
 Manfaat bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
b. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
 Manfaat bagi Pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap 
 Manfaat bagi Rumah Sakit
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Timbang Terima


Menurut Nursalam (2011) definisi timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum
pergantian dinas. Selain laporan antar dinas, dapat disampaikan juga informasi
yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.
Timbang terima merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada
perkembangan sosio-teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat dalam
berkomunikasi. Timbang terima dinas berperan penting dalam menjaga
kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam (Kerr, 2002). Menurut
Australian Medical Association/AMA (2006), timbang terima merupakan
pengalihan tanggung jawab profesional dan akuntabilitas untuk beberapa atau
semua aspek perawatan pasien, atau kelompok pasien, kepada orang lain atau
kelompok profesional secara sementara atau permanen.
Timbang terima merupakan komunikasi yang terjadi pada saat perawat
melakukan pergantian dinas, dan memiliki tujuan yang spesifik yaitu
mengomunikasikan informasi tentang keadaan pasien pada asuhan keperawatan
sebelumnya.

2.2 Tujuan
Menurut Australian Health Care and Hospitals Association/ AHHA (2009)
tujuan timbang terima adalah untuk mengidentifikasi, mengembangkan dan
meningkatkan timbang terima klinis dalam berbagai pengaturan kesehatan.
Menurut Nursalam (2011) tujuan dilaksanakan timbang terima adalah:
1. Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara umum.
2. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya

5
3. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.

2.3 Manfaat
Manfaat timbang terima menurut Australian Health Care and Hospitals
Association/ AHHA (2009) adalah:
1. Peningkatan kualitas asuhan keperawatan yang berkelanjutan.
Misalnya, penyediaan informasi yang tidak akurat atau adanya
kesalahan yang dapat membahayakan kondisi pasien.
2. Selain mentransfer informasi pasien, timbang terima juga merupakan
sebuah kebudayaan atau kebiasaan yang dilakukan oleh perawat.
Timbang terima mengandung unsur-unsur kebudayaan, tradisi, dan
kebiasaan. Selain itu, timbang terima juga sebagai dukungan terhadap
teman sejawat dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan
selanjutnya.
3. Timbang terima juga memberikan “manfaat katarsis” (upaya untuk
melepaskan beban emosional yang terpendam), karena perawat yang
mengalami kelelahan emosional akibat asuhan keperawatan yang
dilakukan bisa diberikan kepada perawat berikutnya pada pergantian
dinas Universitas Sumatera Utara dan tidak dibawa pulang. Dengan
kata lain, proses timbang terima dapat mengurangi kecemasan yang
terjadi pada perawat.
4. Timbang terima memiliki dampak yang positif bagi perawat, yaitu
memberikan motivasi, menggunakan pengalaman dan informasi untuk
membantu perencanaan pada tahap asuhan keperawatan selanjutnya
(pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan), meningkatkan kemampuan komunikasi antar
perawat, menjalin suatu hubungan kerja sama dan bertanggung jawab
antar perawat, serta perawat dapat mengikuti perkembangan pasien
secara komprehensif.
5. Selain itu, timbang terima memiliki manfaat bagi pasien diantaranya,
pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, dan dapat

6
menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap. Bagi rumah sakit, timbang terima dapat meningkatkan
pelayanan keperawatan kepada pasien secara komprehensif.

Menurut Nursalam (2011) timbang terima memberikan manfaat bagi


perawat dan bagi pasien. Bagi perawat manfaat timbang terima adalah
meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat, menjalin hubungan
kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat, pelaksanaan asuhan
keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan, perawat dapat
mengikuti perkembangan pasien secara paripurna. Sedangkan bagi pasien,
saat timbang terima pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung
bila ada yang belum terungkap.

2.4 Jenis Timbang Terima


Menurut Hughes (2008) beberapa jenis timbang terima pasien yang
berhubungan dengan perawat, antara lain:
1. Timbang terima pasien antar dinas Metode timbang terima pasien
antar dinas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode,
antara lain secara lisan, catatan tulisan tangan, dilakukan di samping
tempat tidur pasien, melalui telepon atau rekaman, nonverbal, dapat
menggunakan laporan elektronik, cetakan computer atau memori.
2. Timbang terima pasien antar unit keperawatan Pasien mungkin akan
sering ditransfer antar unit keperawatan selama mereka tinggal di
rumah sakit.
3. Timbang terima pasien antara unit perawatan dengan unit
pemeriksaan diagnostik. Pasien sering dikirim dari unit keperawatan
untuk pemeriksaan diagnostik selama rawat inap. Pengiriman unit
keperawatan ke tempat pemeriksaan diagnostik telah dianggap sebagai
kontributor untuk terjadinya kesalahan.
4. Timbang terima pasien antar fasilitas kesehatan Pengiriman pasien
dari satu fasilitas kesehatan ke fasilitas yang lain sering terjadi antara

7
pengaturan layanan yang berbeda. Pengiriman berlangsung antar
rumah sakit ketika pasien memerlukan tingkat perawatan yang
berbeda.
5. Timbang terima pasien dan obat-obatan Kesalahan pengobatan
dianggap peristiwa yang dapat dicegah, masalah tentang obat-obatan
sering terjadi, misalnya saat mentransfer pasien, pergantian dinas, dan
cara pemberitahuan minum obat sebagai faktor yang berkontribusi
terhadap kesalahan pengobatan dalam organisasi perawatan kesehatan.

2.5 Tahapan dan Bentuk Pelaksanaan Operan


Tahapan dan bentuk pelaksanaan timbang terima Lardner (1996) proses
timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:
1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan
tanggung jawab meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh
perawat jaga sebelumnya.
2. Pertukaran dinas jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan
datang melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya timbang
terima itu sendiri yang berupa pertukaran informasi yang
memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara perawat yang
dinas sebelumnya kepada perawat yang datang.
3. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang
tanggung jawab dan tugas yang dilimpahkan merupakan aktivitas dari
perawat yang menerima timbang terima untuk melakukan pengecekan
dan informasi pada medical record dan pada pasien langsung.
 Beberapa bentuk pelaksanaan diantaranya:
a. Menggunakan tape recorder. Melakukan perekaman data tentang
pasien kemudian diperdengarkan kembali saat perawat jaga
selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way communication
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken. Melakukan pertukaran
informasi dengan berdiskusi.

8
c. Menggunakan komunikasi tertulis-written. Melakukan pertukaran
informasi dengan melihat pada medical record saja atau media tertulis
lain. Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk
dilakukan bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode
untuk dikombinasi.

2.6 Langkah – langkah Pelaksanaan


Menurut Nursalam (2011) langkah-langkah dalam pelaksanaan timbang
terima adalah:
1. Kedua kelompok dinas dalam keadaan sudah siap.
2. Dinas yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu
mempersiapkan hal-hal apa yang akan disampaikan.
3. Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab dinas yang
selanjutnya meliputi:
a. Kondisi atau keadaan pasien secara umum.

b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima timbang terima.


c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima timbang terima.
d. Penyampaian timbang terima harus dilakukan secara jelas dan
tidak terburu-buru.
e. Perawat primer dan anggota kedua dinas bersama-sama secara
langsung melihat keadaan pasien.

2.7 Prosedur operan jaga (Nursalam, 2002), meliputi:


1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-
masing penanggung jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operan

9
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan
tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah
dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu
dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah:
1) Identitas klien dan diagnosa medic
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
4) Intervensi kolaborasi dan dependen
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk
konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara
rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima daat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal
yang kurang jelas Penyampaan pada saat timbang terima secara
singkat dan jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang
lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada
buku laporan ruangan oleh perawat.

Operan jaga (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi,


mereliabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang

10
relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan
keefektifan dalam bekerja.

2.8 Efek shift kerja atau operan

1. Efek Fisiologis

Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang
tidur selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat
timbulnya perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan
gangguan pencernaan.

2. Efek Psikososial

Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, Efek


fisiologis hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi
dengan teman, dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat.
Saksono (1991) mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap
kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari.
Sementara pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat
atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan
tersebut, akibat tersisih dari lingkungan masyarakat.

3. Efek Kinerja

Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan
kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku
kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.

4. Efek Terhadap Kesehatan

11
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini
cenderung terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi
masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita
diabetes.

5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja

Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja


yang dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan
bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift
kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja.
Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat
kecelakaan industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan
bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih
banyak terjadi pada shift malam.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan


menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang
terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift.
Selain laporan shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi yang
berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.

Timbang terima bertujuan untuk kesinambungan informasi mengenai


keadaan klien secara menyeluruh sehingga tercapai asuhan keperawatan
yang optimal.

3.2 Saran

Timbang terima yang benar harus bisa dilaksanakan disemua


pelayanan rumah sakit, tidak hanya di rawat inap, tetapi juga di IRD dan

12
Kamar Operasi yang pelayanannya 24 jam dan ada alur timbang terima
yang sudah berlaku

DAFTAR PUSTAKA

- http://repo.unand.ac.id/71/3/bab%25201.pdf
- https://hudrieahmad.blogspot.com/2015/06/makalah-timbang-balik.html?
m=1
- http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/59049/Chapter
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y

13

Anda mungkin juga menyukai