DOSEN PENGAMPUH :
Ns. Norman Alfiat Talibo, S.Kep,M.Kep
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang
pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
KELOMPOK II
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan profesional merupakan agenda terpenting dalam Pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Profesionalisme perawat dalam bekerja dapat dilihat dari
pendokumentasian asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien yang dirawatnya. Hal ini
dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap klien yang
dirawatnya, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak dokumen asuhan keperawatan yang
isinya belum sesuai standar baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Dokumentasi yang efektif memberikan gambaran catatan dan bukti perawatan klien
dan respon klien terhadap perawatan. Dokumentasi juga menggambarkan kualitas perawatan
klien dan menunjukkan secara detail bila terjadi kesalahan, juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi kinerja perawat dengan melihat apakah standar asuhan keperawatan sudah
dipenuhi (Henderson, 2009).
Supervisi dalam konteks keperawatan merupakan suatu proses kegiatan pemberian
dukungan sumber-sumber yang dibutuhkan perawat dalam rangka menyelesaikan tugas untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Kuntoro, 2010). 4 Kegiatan pemberian dukungan para
manajer dapat berpengaruh terhadap peningkatan mutu pelayanan keperawatan bahkan
pelayanan kesehatan di rumah sakit pada umumnya. Salah satu kegiatan dalam lingkup fungsi
supervisi yaitu fungsi pengarahan. Pengarahan merupakan fungsi manajerial untuk
mengarahkan staf dalam melaksanakan tugas yang telah ditetapkan. Implementasi dari fungsi
pengarahan dalam MPKP meliputi kegiatan serah terima, pre conference, post conference,
iklim motivasi, supervisi dan delegasi (Keliat, 2006).
Ketua tim sebagai manajer asuhan keperawatan harus dapat melakukan pengarahan
kepada anggota tim dengan baik. Salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan oleh ketua tim
dalam memberikan pengarahan adalah pada saat pelaksanakan pre dan post conference tim
keperawatan.
Pre conference adalah komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau
penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang maka
pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian),
dan tambahan rencana dari ketua tim dan atau penanggung jawab tim (Modul MPKP, 2006).
Post conference merupakan kegiatan diskusi yang dilakukan oleh ketua tim dan perawat
pelaksana mengenai kegiatan selama shift sebelum dilakukan operan ke shift berikutnya.
Kegiatan post conference sangat diperlukan dalam pemberian asuhan keperawatan karena
ketua tim dan anggotanya harus mampu mendiskusikan pengalaman klinik yang baru
dilakukan, menganalisis, mengklarifikasi keterkaitan antara masalah dengan situasi yang ada,
mengidentifkasi masalah, menyampaikan dan membangun system pendukungn antar perawat,
dalam bentuk diskusi formal dan professional. Proses diskusi pada post conference dapat
menghasilkan strategi yang efektif dan mengasah kemampuan berpikir kritis untuk
merencanakan kegiatan pada pelayanan keperawatan selanjutnya agar dapat
berkesinambungan ( Sugiharto, Keliat, Sri. 2012 ).
B. Rumusan Masalah
1 Apa definisi dari Pre dan Post Conference?
2 Apa itu jenis conference ?
3 Apa tujuan dari Pre dan Post Conference 4 Apa saja syarat Pre dan Post Conference?
5 Apa saja Pedoman Pre dan Post Conference?
6 Apa saja tuntutan yang harus di penuhi?
7 Apa saja Hal-hal Yang Disampaikan Ketua Tim?
8 Apa saja Hal-hal yang disampaikan ketua Tim?
9 Bagaimana Alur Pelaksanaaan Pre dan Post Conference?
10 Bagaimana SOP Dari Pre dan Post Conference?
C. Tujuan
1 Untuk mengetahui definisi dari Pre dan Post Conference?
2 Untuk mengetaui jenis conference
3 Untuk mengetahui tujuan dari Pre dan Post Conference
4 Untuk mengetahui syarat Pre dan Post Conference
5 Untuk mengetahui Pedoman Pre dan Post Conference
6 Untuk mengetahui tuntutan yang harus di penuhi
7 Untuk mengetahui Apa saja Hal-hal Yang Disampaikan Ketua Tim
8 Untuk mengetahui Apa saja Hal-hal yang disampaikan ketua Tim
11 Untuk mengetahui Bagaimana Alur Pelaksanaaan Pre dan Post Conference?
12 Untuk mengetahui Bagaimana SOP Dari Pre dan Post Conference?
BAB II PEMBAHASAN
A. DEVINISI
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi
dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan
jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri
sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.
Merupakan kegiatan berdiskusi kelompok untuk membahas hal-hal yang telah
dilakukan pada praktik klinik atau lapangan, tingkat pencapaian tujuan praktik klinik hari
tersebut, kendala yang dihadapi dan cara mengatasinya, serta kejadian lain yang tidak
direncanakan, termasuk kejadian kegawatan klien yang harus dihadapi peserta didik.
B. Jenis Conference
Konferensi terdiri dari pre conference dan post conference yaitu : a.
Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau
penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre
conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian),
Kegiatan :
2) Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing – masing perawat
pelaksana
3) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan
b. Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference
adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post
Kegiatan :
3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus
F. Tuntutan yang Harus Dipenuhi dalam Pelaksanaan Pre dan Post Conference Tuntutan
yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pre dan post conference menurut Modul MPKP
(2006) yaitu :
1 Tujuan yang telah dibuat dalam conference seharusnya dikonfirmasikan terlebih dahulu
2 Diskusikan yang dilakukan seharusnya merefleksikan prinsip-prinsip kelompok yang
dinamis
3 Instruktur klinis memiliki peran dalam kelangsungan diskusi dengan berpegang kepada
fokus yang dibicarakan, tanpa mendomisilinya dan memberikan umpan balik yang
diperlukan secara tepat
4 Instruktur klinis harus memberikan penekanan-penekanan pada poin- poin penting selama
diskusi berlangsung
5 Atmosfer diskusi seharusnya mendukung bagi partisipasi kelompok, mengandung keinginan
anggota diskusi untuk memberikan responsnya dan menerima pendapat atau pandangan yang
berbeda untuk selanjutnya mencari persamaannya
6 Besar kelompok seharusnya dibatasi 10-20 orang untuk memelihara pertukaran ide-ide yang ade
kuat diantara mereka
7 Usahakan antara anggota kelompok dapat bertatapan langsung (face to face)
8 Pada kesimpulan akhir dari comfrence ringkasan dan kesimpulan seharusnya berikan oleh
instruktur klinis atau siswa dengan mengacu pada tujuan pembelajaran dan sifat applicability
pada situasi dan kondisi yang lain
G. Hal-Hal yang disampaikan oleh ketua tim menurut Modul MPKP (2006) yaitu :
1 Ketua tim mendiskusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang masalah yang terkait
dengan perawatan klien yang meliputi :
2 Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kesalahan pemberian makan,
kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan
3 Ketepatan pemberian infuse
4 Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
5 Ketepatan pemberian obat/injeksi
6 Ketepatan pelaksanaan tindakan lain
7 Ketepatan dokumentasian
8 Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan
9 Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan masingmasing
perawat asosiet
10 Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan
Ketuatim/ppjamenanyakanrencan Ketuatim/ppjamenanyakankendal
amasiang- adalampemberianasuhankeperaw
mansinganggotatim/perawatpela atanyang diberikan
ksana
Ketuatim/ppjamemberikanmasu Ketuatim/ppjamenanyakantindaklanjuta
kan dan suhankeperawatan pada klien, tindakan
tindakanlanjutterkaitdenganasuh yang sudah dan belumdiselesaikan dan
an yang diberikansaatitu, rencanasertatambahantindakan yang
maupunrencanatindakan yang akandioperkankepadaperawat shift
akandilakukan pada pasien berikutnya
RSUP Universitas
Tanjungpura
Pengertian Pre conference adalah komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim.
Prosedur 1. Persiapan
2. Pelaksanaan
a. Melakukan konferensi setiap hari segera setelah dilakukan
pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal
pelaksana.
1) Keluhan pasien
7) Rencana medis
6) Ketepatan dokumentasi
K.
PENATALAKSANAAN POST CONFERENCE
RSUP Universitas
Tanjungpura
Prosedur 1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Dokumentasi
4. Evaluasi
PRE CONFERENCE
POST CONFERENCE
A. Kesimpulan
Konferensi merupakan kegiatan berdiskusi kelompok untuk membahas hal-hal yang
telah dilakukan pada praktik klinik atau lapangan, tingkat pencapaian tujuan praktik
klinik hari tersebut, kendala yang dihadapi dan cara mengatasinya, serta kejadian lain
yang tidak direncanakan, termasuk kejadian kegawatan klien yang harus dihadapi
peserta didik.
B. Saran
Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan,karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi
yang ada. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini berguna, bagi penulis khususnya dan juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bahtiar, Yanyan & Suarli, S. 2010. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan
Praktis. Jakarta : Erlangga
Clament. 2011. Management Nursing Services and Education. Edition 1. India :
Elsevier
Douglas. 2011. Proses Keperawatan Teori & Aplikasi. Jogjakarta : AR-RuzMedia
Gillies, D.A. (2004). Manajemen Keperawatan: Suatu Pendekatan Sistem. Edisi
kedua.
Keliat, et, al. 2006. Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta :
EGC Kedokteran
La Monica. E. El. 2008. Nursing Journal : Nursing Leadeshhip and Management
Experience
Nursalam. (2003).Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2013). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Pratiwi A. 2010. Kepemimpinan dan Management Keperawatan : Surakarta Rusdi, I.
2008, Model Pemberian Asuhan Keperawatan (nursing care delivery models)
Jakarta : Salemba Medika
Simamora, Raymond. 2012. Buku Ajar Management Keperawatan. Jakarta : EGC
Sitorus. 2012. Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Jakarta :
EGC
Sufarelli D and Brown D. 2008. The need for nursing leadership in uncertaintimer.
Journal of nursing management 1365-2834.2008.6(4) : 201207
Somantri, I, 2011. Konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional. Bandung :Cipta
Media
Suarli & Bachtiar. 2009. Manajmen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis.
Jakarta : Erlangga Medical Series.
Suyanto,2008. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.