Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MASALAH PERAWATAN PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS PATOLOGIS


SISTEM MUSKULOSKELETAL DAN INDERA : POLIO, TETANUS, KATARAK, DAN
GLAUCOMA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2

Dosen Pengampu : Kusniawati, S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun oleh :

Alfakih Lukman (P27901119054)

Farhanah Hidayati (P27901119070)

Nia Elfaniasari (P27901119085)

Vika Rizkiani Lestari (P27901119101)

TINGKAT 3 REGULER B
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Masalah perawatan pasien
gangguan kebutuhan aktivitas patologis sistem muskuloskeletal dan indera : polio,
tetanus, katarak, dan glaucoma” dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya penulis tidak akan sanggup untuk meyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat beserta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah


membantu proses terbuatnya makalah ini, khususnya kepada :

1. Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa.


2. Orang tua, tanpa doa dan restu nya makalah ini tidak akan selesai
dengan baik.
3. Ibu Kusniawati, S.Kep, Ners, M.Kep Selaku Dosen pengampu
Mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2.
4. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan motivasi
kepada penulis.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Terima Kasih.

Tangerang, 13 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah................................................................................................... 1
1.3  Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Masalah Perawatan yang Tejadi pada Pasien Polio................................................. 3
2.2 Masalah Perawatan yang Tejadi pada Pasien Tetanus..............................................4
2.3 Masalah Perawatan yang Tejadi pada Pasien Katarak..............................................5
2.4 Masalah Perawatan yang Tejadi pada Pasien Glaucoma..........................................6
BAB 3 PENUTUP
3.1  Kesimpulan.............................................................................................................  7
3.2  Saran ....................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang memberikan dukungan
dan stabilitas bagi tubuh dan memungkinkan untuk bergerak secara
terkoordinasi. Apabila sistem ini terganggu atau ada masalah, maka akan
mempengaruhi sistem gerak tubuh manusia. Sedangkan sistem indra
merupakan organ yang penting pada tubuh manusia. Terdapat lima alat indra
pada tubuh kita, jikalau salah satu terganggu maka akan menyebabkan
terganggunya interaksi tubuh dengan dunia luar. Untuk itu, pada makalah ini
kami akan membahas tentang masalah yang tejadi pada sistem
muskuloskeletal dan sistem indera diantaranya adalah polio, tetanus, katarak
dan gloucoma.
1.2 Rumusan Masalah
a. Masalah perawatan pasien gangguan kebutuhan aktivitas patologis pada
Polio
b. Masalah perawatan pasien gangguan kebutuhan aktivitas patologis pada
Tetanus
c. Masalah perawatan pasien gangguan kebutuhan aktivitas patologis pada
Katarak
d. Masalah perawatan pasien gangguan kebutuhan aktivitas patologis pada
Glaucoma
1.3 Tujuan
a. Mampu menjelaskan masalah perawatan yang tejadi pada pasien gangguan
kebutuhan aktivitas patologis pada Polio
b. Mampu menjelaskan masalah perawatan yang tejadi pada pasien gangguan
kebutuhan aktivitas patologis pada Tetanus
c. Mampu menjelaskan masalah perawatan yang tejadi pada pasien gangguan
kebutuhan aktivitas patologis pada Katarak
d. Mampu menjelaskan masalah perawatan yang tejadi pada pasien gangguan
kebutuhan aktivitas patologis pada Glaucoma
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Masalah Perawatan Pasien Gangguan Kebutuhan Aktivitas Patologis


pada Polio
A. Pengertian Polio
Poliomyelitis (polio) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus . Polio tidak ada obatnya, pertahanan satu-satu nya adalah
imunisasi. Virus polio masuk ke tubuh melalui mulut, dari air atau
makanan yang tercemar kotoran penderita polio. Juga disebabkan kurang
terjaganya kebersihan dari lingkungan. Virus ini menyerang system
syaraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan seumur hidup dalam waktu
beberapa lama.
B. Penyebab Polio
Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan
poliovirus (PV). Satu dari 200 infeksi berkembang menjadi kelumpuhan.
Sebanyak 5-10 persen pasien lumpuh meninggal ketika otot-otot
pernapasannya menjadi lumpuh. Kebanyakan menyerang anak-anak di
bawah umur tiga tahun (lebih dari 50 persen kasus), tapi dapat juga
menyerang orang dewasa. Pencegahan dengan vaksinasi secara berkala,
idealnya pada masa kanak-kanak. Penularan polio :
a. Virus masuk ke tubuh melalui mulut, bisa dari makanan atau air yang
tercemar virus.
b. Virus ditemui di kerongkongan dan memperbanyak dirinya di dalam usus.
C. Faktor Resiko Polio
Transmisi penularan virus polio melalui rute fekal-oral, ditularkan
melalui orang ke orang atau melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Rute oral-oral terjadi melalui saliva penderita namun hal
ini sangat jarang terjadi. Beberapa faktor risiko menderita polio adalah :
 Seseorang yang tidak pernah mendapatkan vaksin polio
 Imunisasi polio tidak lengkap
 Seseorang dengan gangguan kekebalan tubuh
 Seseorang yang tinggal dilingkungan yang kurang bersih, dengan
higiene dan sanitasi yang buruk
 Seseorang yang rentan dengan virus polio, misalnya tinggal atau
berkunjung ke daerah yang terdapat sirkulasi virus polio
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang akan muncul adalah :
- Tanda : Sesuai dengan kerusakan anatomic yang terjadi biasanya
masa inkubasi adalah 3-6 hari prodromal dan kelumpuhan terjadi
dalam waktu 7-21 hari. Replikasi di motor neuron sumsum tulang
belakang akan menimbulkan kerusakan sel dan kelumpuhan serta
atrofi otot sedangkan virus yang menyebar ke batang otak akan
berakibat kelumpuhan bulbar dan pernafasan.
- Gejala : Demam, rasa lelah, sakit kepala, muntah-muntah, rasa kaku
pada leher, rasa sakit pada kaki atau tangan.
E. Masalah Keperawatan yang Terjadi pada Pasien Polio
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien Polio antara
lain :
1. Defisit pengetahuan tentang penyakit polio berhubungan dengan
informasi yang tidak adekuat (D.0111)
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan sulit menelan (D.0019)
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi (D.0130)
4. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi yang menyerang
syaraf (D.0077)
5. Ansietas pada anak dan keluarga berhubungan dengan kondisi
penyakit (D.0080)
6. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan paralisis otot
(D.0054)
2.2 Masalah Perawatan Pasien Gangguan Kebutuhan Aktivitas Patologis
pada Tetanus
A. Pengertian
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekuatan otot
(spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran. Gejala ini bukan disebabkan
kuman secara langsung, tetapi sebagai dampak eksotoksin (tetanoplasmin)
yang dihasilkan oleh kuman pada sinaps Ganglion sambungan sumsum
tulang belakang, sambungan neuro muscular (neuro muscular jungtion)
dan saraf autonom. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman
clostridium tetani, bermanifestasi dengan kejang otot secara paroksimal
dan diikuti oleh kelakuan otot seluruh badan, khususnya otot-otot
Massester dan otot rangka.
B. Penyebab
Spora bacterium clostridium Tetani (C.tetani). Kuman ini
mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik (tetanospasmin) yang
menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Termasuk bakteri
gram positif. Bentuk: batang. Terdapat: di tanah, kotoran manusia dan
binatang (khususnya kuda) sebagai spora, Debu, instrumen lain. Spora
bersifat Dorman dapat bertahan bertahun-tahun (> 40 tahun)
C. Faktor Predisposisi
- Umur tua atau anak-anak
- Luka yang dalam dan kotor
- Belum terimunisasi
D. Tanda dan Gejala
Periode inkubasi (rentang waktu antara trauma dengan gejala
pertama) rata-rata 7-10 hari dengan rentang 1-60 hari. Onset (rentang
waktu antara gejala pertama dengan spasme pertama) bervariasi antara 1-
7 hari. Minggu pertama: Regiditas, spasme otot. Gangguan otot nomik
biasanya dimulai beberapa hari setelah spasme dan bertahan sampai 1-2
hari minggu tetapi kekakuan tetap bertahan lebih lama titik pemulihan
bisa memerlukan waktu 4 Minggu. Tanda dan gejala yang umum terjadi
pada penderita Tetanus adalah :
- Kejang dan kekakuan pada otot rahang
- Kekakuan otot leher
- Kesulitan menelan
- Kekakuan otot perut
- Kejang tubuh yang menyakitkan
- Demam
- Berkeringat
- Hipertensi
- Nadi cepat
E. Masalah keperawatan yang terjadi pada pasien tetanus
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan tetanus
antara lain:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d meningkatnya sekresi atau
produksi mucus (D.0001)
2. Nyeri akut b.d agen injuri (biologi) (D.0077)
3. Resiko infeksi b.d prosedur invasif (D.0142)
4. Defisit perawatan diri b.d kelemahan umum (D.0109)
5. Defisit pengetahuan b.d tidak mengenal sumber informasi (D.0111)

2.3 Masalah Perawatan Pasien Gangguan Kebutuhan Aktivitas Patologis


pada Katarak
A. Pengertian Katarak
Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa disertai rasa nyeri yang
berangsur-angsur penglihatan menjadi kabur dan akhirnya tidak dapat
melihat oleh karena mata tidak dapat meneruskan cahaya kedalam lensa
mata.
B. Penyebab Katarak
Katarak disebabkan oleh proses degenerasi, gangguan metabolik,
radiasi, pengaruh zat kimia, infeksi dan penyakit mata lain. Penyebab
umumnya adalah karena proses penuaan katarak senillis), sedangkan
katarak kongenital, merupakan salah satu kelaianan herediter sebagai
akibat dari infeksi virus prenatal seperti pada german measless. Penyebab
yang lain bisa meliputi trauma, infeksi pada traktur uvea, penyakit
sistemik seperti DM dan pemaparan berlebihan dengan sinar ultraviolet.
C. Faktor Resiko Katarak
Faktor resiko untuk terjadinya katarak antara lain : pasien diabetus
millitus, perokok, Peningkatan asam urat, Hipertensi, Defisiensi anti
oksidan, Miopi yang tingg, Ibu hamil yang mengidap penyakit rubella,
Orang dewasa yang berusia 60 tahun keatas.
D. Tanda dan Gejala Katarak
Tanda dan gejala yang akan muncul adalah :
- Tanda : Lensa keruh, Penglihatan kabur secara berangsur-angsur
tanpa rasa sakit, pupil berwarna putih, miopisasi pada katarak
intumessen.
- Gejala : Merasa silau terhadap cahaya matahari, Penglihatan kabur
secara berangsur-angsur tanpa rasa sakit, Penglihatan diplopia
monokuler (dobel), Persepsi warna berubah, perubahan kebiasaan
hidup.
E. Masalah Keperawatan yang Terjadi pada Pasien Katarak
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien Katarak antara
lain :
1. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan
gangguan penglihatan (D.0085)
2. Resiko cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori
penglihatan (D0136)
3. Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan
berhubungan dengan kurang terpajan/mengingat, keterbatasan
kognitif, kurang mampu mengingat dll (D0111)
4. Ansietas berhubungan dengan prosedur penatalaksanaan / tindakan
pembedahan (D0080)
5. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan
penglihatan (D0109)

2.4 Masalah Perawatan Pasien Gangguan Kebutuhan Aktivitas Patologis


pada Glaucoma
A. Pengertian Glaukoma
Glaukoma adalah kerusakan saraf mata akibat meningkatnya
tekanan pada bola mata pada intraokuler.
B. Penyebab Glaukoma
Penyebab Glaukoma ini adalah adanya perubahan anatomi sebagai
bentuk gangguan mata atau sistemik lainnya, trauma mata, dan
predisposisi faktor genetik. Glaukoma sering muncul sebagai manifestasi
penyakit atau proses patologik dari sistem tubuh lainnya.
C. Faktor Resiko Glaukoma
Adapun faktor resiko timbulnya Glaukoma antara lain riwayat
glaukoma pada keluarga, usia diatas 60 tahun, diabetes melitus dan orang
pada kulit hitam.
D. Tanda Dan Gejala Glaukoma
Tanda dan gejala yang muncul adalah :
- Tanda : Terdapat lingkaran seperti pelangi ketika melihat ke arah
cahaya terang
- Gejala glaukoma : penglihatan kabur, memiliki sudut buta (blind
spot), kelainan pada pupil mata, seperti ukuran pupil mata tidak
sama.
E. Masalah Keperawatan Yang terjadi Pada Pasien Glaukoma
1) Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokuler (TIO)
(D.0077)
2) Ansietas berhubungan dengan penurunan pengelihatan aktual.
(D.0080)
3) Risiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan mual, muntah sekunder
akibat peningkatan (TIO). (D.0032).
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang memberikan dukungan
dan stabilitas bagi tubuh dan memungkinkan untuk bergerak secara
terkoordinasi. Apabila sistem ini terganggu atau ada masalah, maka akan
mempengaruhi sistem gerak tubuh manusia. Sedangkan sistem indra
merupakan organ yang penting pada tubuh manusia. Terdapat lima alat indra
pada tubuh kita, jikalau salah satu terganggu maka akan menyebabkan
terganggunya interaksi tubuh dengan dunia luar.
Poliomyelitis (polio) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus.
Virus ini menyerang system syaraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan
seumur hidup dalam waktu beberapa lama. Tetanus adalah penyakit dengan
tanda utama kekuatan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran.
Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa disertai rasa nyeri yang
berangsur-angsur penglihatan menjadi kabur dan akhirnya tidak dapat melihat
oleh karena mata tidak dapat meneruskan cahaya kedalam lensa mata.
Glaukoma adalah kerusakan saraf mata akibat meningkatnya tekanan pada
bola mata pada intraokuler.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, semoga bisa bermanfaat untuk pembaca
dan umumnya untuk penulis. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan
di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
- Pontoh, L. M., And Angliadi, Engeline. Juli 2015. Rehabilitas Medik pada
Poliomielitis. Jurnal Biomedik (JBM), Volume 7, Nomor 2, hlm 117-124.
Diakses 15 juli 2021 pukul 15.30 WIB
- M. Bachrudin, Najid moh. 2016. Keperawatan Medikal Bedah I. Jakarta :
PPSDMK Kemenkes RI
- Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G.Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah : Brunner & Suddart Ed. 8 vol 1. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai