Anda di halaman 1dari 19

WORKPLAN DISKUSI KASUS DAN SIMULASI

MANAJEMEN KEPERAWATAN
BLOK 4.5 COMPREHENSIVE CLINICAL NURSING SKILLS

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

Ruslan Abdul Gani (13246) Ika Indriastuti S. (13298)


Yulia Rizka (13251) Nurina Jihan Yulianti (13275)
Vinna Fitriana (13253) Gandhi Adytya Ningrum (13278)
Mega Ayu Fervita Sary (13255) Nimas Asri Sihcahyanti (13285)
Tramirta Trendi Iriani (12691) Nuzul Sri Hertanti (13290)
Siti Muttmainatul I.A (13266) Dwiningsih (12342)
Awali Karunia Jati (13269)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013
Skenario Manajemen Keperawatan

Ruang Bougenville 4 di Rumah Sakit Tipe A Pendidikan merupakan bangsal kelas II


penyakit dalam khususnya bangsal Onkologi. Kapasitas pasien di bangsal ini adalah 30
tempat tidur dengan BOR 90%. Terdapat 18 tenaga perawat, 1 perawat lulusan SPK, 1
perawat lulusan S1 dan yang lainnya lulusan Diploma. Kepala ruang dipegang oleh perawat
senior lulusan D3, sedangkan PN I dipegang oleh lulusan S1 dan PN II dipegang oleh lulusan
D3. Dibangsal ini belum semua perawat mendapatkan pelatihan pemberian perawatan pada
pasien dengan Sitostatiska. Sebagian besar perawat tidak memperhatikan APD saat
pemberian obat Sitostatiska pada pasien.

Permasalahan yang muncul pada ruangan bougenville 4 adalah kegiatan post


conference tidak pernah dilakukan dikarenakan PN II dan kepala ruang harus meninggalkan
ruangan jam 1 atau sebelum pergantian shift untuk mengikuti sekolah S1. Kepala ruang
merupakan orang yang cukup ramah, baik dan perhatian terhadap bawahannya, namun dalam
administrasi seperti pelaporan indikator mutu klinik kepala ruang jarang membuat laporan
dengan alasan banyaknya tugas di luar ruang seperti rapat, pelatihan dan juga mengerjakan
tugas belajar. Struktur oraganisasi yang terpajang diruangan pun sudah tidak sesuai dengan
yang seharusnya karena ada beberapa perawat yang dipindah ke bangsal lain 3 bulan yang
lalu.

Dari hasil survey kepuasan pelanggan didapatkan kepuasan pasien cukup tinggi 80%
pasien mengatakan cukup puas dengan pelayanan perawat, namun ada beberapa pasien yang
merasa tidak nyaman dengan adanya pengunjung yang dengan bebasnya keluar masuk
bangsal diluar jam kunjung. Kepuasan mahasiswa praktek belum pernah dievaluasi. PN I
merasa sangat kewalahan karena harus mengurus mahasiswa yang jumlahnya 10-12
orang/minggu. PN I ronde keperawatan jarang dilakukan karena kesibukannya, PN I belum
mengetahui bagaimana melakukan ronde keperawatan dengan cara yang tepat.

Pertanyaan

1. Kaji unsur input


2. Kaji unsur proses
3. Kaji unsur output
4. Buat analisa data berdasarkan data pengkajian dan rumuskan masalah yang ada
5. Rencanakan penyelesaian masalah dalam bentuk POA (Plan of Action)

2
6. Rencanakan evaluasi secara detail untuk mengukur pencapaian dari masing masing
target yang sudah tercapai

Jawaban

1. Unsur Input
Input adalah segala sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan seperti
tenaga, dana, obat, fasilitas peralatan teknologi, organisasi dan informasi.
Struktur
Komponen input Tenaga
Jumlah tenaga
1. Sumber daya manusia (M1-Man)
Pembagian tenaga
a. Organisasi pasien
Kepala Ruang

PN1 PN2

AN AN
(8) (7)

b. Jumlah tenaga keperawatan


no kualifikasi jumlah
1 S1 keperawatan 1
2 D3 keperawatan 16
3 SPK 1
4 Mahasiswa PSIK 10-12

M1 pasien Alur

BOR

Kasus

Ketergantungan

c. Pembagian tugas
 Jumlah tenaga yang diperlukan bergantung dari jumlah pasien dan tingkat
ketergantungannya.

3
 Derajat ketergantungan
1. Perawatan minimal
Perlu waktu 1-2 jam/hari
2. Perawatan partial
Perlu waktu 3-4 jam/hari
3. Perawatan total
Perlu waktu 5-6 jam/hari
a. Alur : tidak ada data
b. Kasus : tidak ada data
c. Ketergantungan : tidak ada data
d. BOR < Bed of room 90%
2. Sarana dan prasarana (M2- Material)
a. Lokasi dan daerah
b. Peralatan dan fasilitas : 30 tempat tidur
c. Administrasi penunjang : tidak ada data
(prasarana penunjang, prasarana administrasi, nurse station, ruang karu, ruang
conference)
3. Metode Asuhan Keperawatan (M3- Method)
a. Penerapan MAKP(Metode Asuhan Keperawatan Profesional)
- Model asuhan keperawatan yang digunakan dengan metode primer.
- PN2 dan karu dipegang oleh lulusan D3
- Struktur organisasi yang terpasang di ruangan tidak sesuai dengan yang
seharusnya
b. Overan
- Tidak ada data
Overan dilakukan berapa kali sehari?
Jam berapa?
Siapa yang terlibat?
Yang dilaporkan saat overran
1. Catatan perkembangan pasien
2. Buku overran
3. Masalah keperawatan
- Pada saat overran: Tanya jawab dan validasi apa yang dilakukan

4
c. Ronde keperawatan
Kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang
dilakukan oleh perawat selain melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan ASKEP.
Ronde keperawatan di ruang Bougenville 4
 Jarang dilakukan karena PN1 sibuk dan belum tahu cara melakukan ronde
yang tepat.
d. Pengelolaan logistic dan obat
- Belum semua perawat mendapatkan pelatihan pemberian perawatan pada
pasien dengan sitostatistika
- Tidak memperhatikan APD saat memberikan obat sitostatistika.
e. Perencanaan pulang (Discharge Planning)
f. Supervisi : tidak ada data
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan untuk menyelasaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan.
Tujuan
- Pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang berfokus
pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam melaksanakan
tugas.
- Karu melakukan supervise ke seluruh perawat masing-masing ruangan tertentu
termasuk PN
- PN melakukan supervisi pada AN
g. Dokumentasi : tidak ada
h. Money (M4)
Asal pembiayaan (Biaya sendiri /asuransi /jamkes)
- Daftar tariff
i. Pemasaran (M5- marketing)
- Penggunaan layanan kesehatan siapa dan darimana
- Promosi dari segi pelayananan (pelayanan yang optimal)
a. BOR pasien
b. Mutu pelayanan keperawatan

5
2. Unsur Proses
Proses adalah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dan konsumen. Definisi lainnya
dari proses adalah semua kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain yang mengadakan
interaksi dengan pasien
1. Komunikasi Efektif
- Post Concerence tidak pernah dilakukan
- Ronde Keperawatan jarang dilakukan
2. Pendelegasian
Tidak ada pendelegasian tugas dari karu dan PN II kepada PN I

3. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan


Kurangnya kesadaran dalam menggunakan APD
4. Keilmuan
Belum semua perawat mengikuti pelatihan Sitostatiska

Lainnya
1) Manajemen pelayanan keperawatan
- Perencanaan : karu dan PN 2 melanjutkan studi ke jenjang S1
- Pengorganisasian : struktur organisasi belum diperbaharui
- Actuating : post conference dan ronde keperawatan jarang dilaksanakan
- Controlling : indikator mutu klinik jarang dibuat oleh karu

2) Manajemen asuhan keperawatan


- Kaji penerapan Standar Asuhan Keperawatan
post conference tidak pernah dilakukan dan ronde keperawatan jarang dilaksanakan
Pentingnya post conference adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara
kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran
berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana
antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan
keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non
kognitif.
Sedangkan ronde keprawatan adalah metode untuk menggali dan membahas
secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan kebutuhan pasien
akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer atau pun perawat pelaksana,

6
konselor, kepala ruangan, dan seluruh tim keperawatan dengan melibatkan pasien
secara langsung sebagai fokus kegiatan. Metode keperawatan primer adalah salah satu
metode pemberian layanan keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah ronde
keperawatan

- Kaji Kepatuhan tenaga perawat terhadap SOP Keperawatan


- Kaji pelaksanaan universal precaution yang ada di ruangan
Rendahnya kesadaran diri menggunakan APD
- Kaji pelaksanaan 9 solusi klien safety
- Kaji pelaksanaan komunikasi terapeutik di ruangan
- Kaji Proses Manajemen Bimbingan Praktek Klinik (observasi dan wawancara)
Kepuasan mahasiwa belum di evaluasi

3. Unsur Output
Output adalah hasil akhir dari kegiatan dokter, perawat, dan profesi tenaga lainnya terhadap
pasien
a. Indikator mutu yang meliputi aspek pelayanan, yaitu:
- Angka inos
- Angka kematian kasar
- Angka kematian pasca bedah
- Angka kematian ibu melahirkan
- Angka kematian bayi baru lahir
- Ndr (net death rate)
- Adr (anesthesia death rate)
- Podr (post operation death rate)
Data pada kasus : tidak ada
b. Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi rumah sakit
- Biaya perunit untuk rawat jalan
- Jumlah penderita dekubitus
- Jumlah penderita yang jatuh dari tempat tidur
- BOR ( ideal = 70-85%)
- BTO (bed turnover) ( 5-4 hari atau 40-50 kali per 1 tempat tidur per tahun
- TOI (turn over inerval) (1-3 hari tempat tidur yang kosong
- Los (7-10 hari)

7
- Normal tissue removal rate (10%)
Data pada kasus =
- BOR melebihi nilai ideal (n= 70-85%) yakni 90%
c. Indikator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien
Data pada kasus:
Kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan cukup tinggi yakni 80% , namun
ada beberapa pasien merasakan ketidaknyamanan akibat bebasnya masuk bangsal di
luar ham kunjung
d. Indikator cakupan pelayanan sebuah rumah sakit meliputi:
- Jumalah dan persentase jumlah kunjungan rawat menurut jarak dari pasien
- Jumlah pelayanan dan tindakan seperti pembedahan dan kunjungan SMF spesialis
- Untuk mengukur pelayanan mutu rumah sakit angka tersebut diatas disbanding
dengan standar nasional. Jika bukan angka standar nasional, penilaian : hasil
pencatatan mutu tahun-tahun sebelumnya di rumah sakit yang sama , setelah
dikembangkan kesepakatan pihak manajemen atau direksi rumah sakit, yang
bersangkutan dengan masing-masing SMF dan staf lainnya yang terkait
Data pada kasus: tidak ada
e. Indikator mutu yang meliputi keselamatan pasien
- Pasien jatuh
- Pasien diberi obat yang salah
- Tidak ada obat emergency
- Tidak ada o2
- Tidak ada suction
- Tidak ada alat pemadam kebakaran
- Pemakaian obat
- Pemakaian air, listrik dan gas
Data pada kasus: tidak ada

8
4. Analisa Data dan Rumusan Masalah
No Data Teori Rumusan Masalah
INPUT
Man
Tenaga Perawat
1. Menghitung jumlah BOR RS A sudah baik, karena di atas standar BOR (75%) yaitu 90%. Hanya ada 18 tenaga keperawatan
penghitungan tenaga Menurut Depkes (2002) jumlah penghitungan tenaga keperawatan yang Seharusnya jumlah yang ideal
keperawatan : dibutuhkan diruang rawat inap adalah sebagai berikut ; adalah 26 orang
- BOR di Bougenville 4 - Jumlah jam kerja perawat per shift 7 jam
90% dari kapasitas 30 - Libur minggu dalam satu tahun 52 hari
tempat tidur - Libur cuti 12 hari
- Tenaga pelaksana - Libur nasional 18 hari
keperawatan 18 orang : - Jumlah hari libur 82 hari
1 orang SPK, 1 orang - BOR 90% dengan 30 tempat tidur
S1, 16 orang D3. Penghitungan kebutuhan tenaga dalam satu hari menurut Depkes (2005):
Tenaga perawat = jumlah jam perawatan di ruangan/ hari
jam efektif perawat
= 4.15 x (90% x 30)= 16.01
7
Loss day = jumlah hari libur x tenaga perawat
Jumlah hari kerja efektif/ hari
= 82 x 16.01= 4.63
283
Tenaga non keperawatan = (tenaga keperawatan+loss day) x 25%
= (16.01+4.63) x 25%= 5.16
Jadi, kebutuhan tenaga perawat dalam 1 hari adalah
= tenaga perawat + loss day + tenaga non keperawatan
= 16.01 + 4.63 + 5.16 = 25.8 = 26 orang
2. Beban kerja Pada metode work sampling beban kerja perlu mempertimbangkan hal hal Pembagian tugas, PN I mendapat
berikut : beban tugas berlebih. Karena PN
1. Aktivitas yang dilakukan oleh individu yang bersangkutan pada waktu II harus mengikuti sekolah SI.

9
jam kerja
2. Apakah aktivitas individu tersebut sesuai dengan fungsi dan tugasnya
pada waktu jam kerja
3. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif dan
kegiatan non produktif
4. Pola beban individu dikaitkan dengan waktu dan jadwal jam kerja
3. Standar Minimal Karu dan Standar Karu PN II dan karu masih lulusan DIII
PN - Pendidikan karu minimal S1 keperawatanditambah pendidikan
profesi.
- Peran karu dalam metode primer (Nursalam,2011)
a. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer
b. Orientasi dan merencanakan karyawan baru
c. Menyusun jadwal dinas dan member penugasan pada perawat
asisten (AN)
d. Evaluasi kerja
e. Merencanakan/ menyelenggarakan pengembangan staf
f. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal
hambatan yang terjadi
Standar PN
- Syarat pendidikan PN adalah S1 keperawatan
- Tugas PN
a. Mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.
e. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
f. Menerima dan menyesuaikan rencana
g. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
h. Melakukan rujukan kepada pekerja social di masyarakat
i. Membuat jadwal perjanjian klinis
j. Mengadakan kunjungan rumah

10
Pasien
4. BOR yang cukup tinggi Standar Nasional BOR yang ideal adalah 75%-80% (Nursallam, 2011) BOR di bangsal Bougenville
adalah 90%
Material
1. Administrasi penunjang : Struktur yang terpasang seharusnya sesuai dengan keadaan Struktur organisasi yang terpasang
struktur organisasi tidak sesuai
Methode
1. Metode asuhan Standar Pendidikan Karu dan PN minimal S1 PN II dan karu masih lulusan DIII
keperawatan profesional
dengan metode primer
2. Ronde keperawatan Ronde adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah Ketidakefektifan ronde
keperawatan pasienyang dilaksanakan oleh perawat selain melibatkan keperawatan karena kesibukan
pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. dan ketidaktahuan PN dalam
Yang terlibat: melakukan ronde keperawatan
- PN yang benar.
- AN
- Karu
- Konselor
- Pasien
Karakteristik:
- Pasien dilibatkan secara langsung
- Pasien merupakan focus kegiatan
- PA, PP, konselor melakukan diskusi bersama
- Konselor bentumengembangkan kemampuan PA, PP
- Kemampuan mengatasi masalah
Tujuan umum
Menyeleseikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir kritis
Criteria pasien
- Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun
sudah dilakukan ASKEP
- Pasien dengan kasus baru/langka

11
3. Pengelolaan logistik dan Untuk meningkatkan mutu pelayanan, perawat dituntut untuk mempunyai Belum semua perawat
obat pengetahuan yang luas serts ketrampilan sehingga dapat member mendapatkan pelatihan tentang
pelayanan yang prima, salah satunya dengan pelatihan-pelatihan untuk pemberian obat sitostatika.
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.
4. Dokumentasi Dalam bidang keperawatan pengendalian merupakan upaya Karu jarang membuat Laporan
mempertahankan mutu, kualitas atau standar. Kepala ruang akan Indikator Mutu Klinik
membuat laporan bulanan meliputi input, proses dan output serta
mengevaluasi apakah sesuai dengan standard yang sudah ditetapkan.
PROSES
1. Komunikasi Efektif Metode keperawatan primer adalah salah satu metode pemberian layanan - Post Concerence tidak pernah
keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah ronde keperawatan, dilakukan
yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas secara mendalam - Ronde Keperawatan jarang
masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan kebutuhan pasien akan dilakukan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer atau pun perawat
pelaksana, konselor, kepala ruangan, dan seluruh tim keperawatan dengan
melibatkan pasien secara langsung sebagai FOKUS KEGIATAN.
Post Conference Yaitu komunikasi kepala tim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan. Isi post
conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawat dan hal penting
untuk operan.
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-
masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah,
mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi
masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat
meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan
merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif.
Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan
sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi
pemberi asuhan.
2. Pendelegasian Prinsip utama pendelegasian Tidak ada pendelegasian tugas
1. Seleksi dan susun tugas dari karu dan PN II kepada PN I
2. Seleksi dan susun tugas

12
3. Memberi arahan dan motivasi pada staff
4. Lakukan supervisi yang tepat
Agar delegasi efektif :
1. Unsur delegasi harus lengkap dan jelas
2. Harus mendelgasikan kepada orang yang tepat
3. Pemberi delegasi harus memberikan peralatan yang cukup dan
mengusahakan keadaan lingkungan yang efisien
4. Yang memberi delegasi harus memberikan insentif atau ransangan
material maupun non material
3. Pelaksanaan Asuhan APD saat sitostatika digunakan untuk menghindari paparan zat sitotoksis Rendahnya kesadaran perawat
Keperawatan antara lain dengan menggunakan APD yang lengkap antara lain penutup dalam menggunakan APD
kepala, masker, kacamata, sarung tangan kedap air, baju lengan panjang,
dan sepatu khusus.
Alat proteksi lengkap merupakan suatu alat pencegahan yang dilakukan
seorang perawat untuk perlindungan terhadap zat berbahaya khususnya
dalam pemberian sitostatika.
4. Keilmuan Untuk meningkatkan mutu pelayanan, perawat dituntut untuk mempunyai Belum semua perawat mengikuti
pengetahuan yang luas serts ketrampilan sehingga dapat member pelatihan Sitostatiska
pelayanan yang prima, salah satunya dengan pelatihan-pelatihan untuk
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.
Keilmuan selalu diperbaharui untuk menjamin bahwa tindakan
medis/keperawatan yang dilakukan telah didukung oleh bukti ilmiah yang
mutakhir.
OUTPUT
1. Tingkat efisiensi rumah Standar Nasional BOR yang ideal adalah 75%-80% (Nursallam, 2011) BOR melebihi nilai ideal (n= 70-
sakit 85%) yakni 90%.
2. Kepuasan pasien Menurut ka zid (2004) dalam nursalam 2011 Kepuasan pasien cukup tinggi,
6 faktor yang menyebabkan timbulnya rasa tidak puas pelanggan terhadap yaitu 80%. Namun beberapa
suatu produk yaitu; pasien terganggu akibatnya
1. Tidak sesuai harapan/keyakinan pengunjung yang keluar masuk
2. Layanan selama proses menikmati jasa yang tidak memuaskan dengan bebas diluar jam kunjung.
3. Perilaku personel kurang memuaskan

13
4. Suasana dan kondisi fisik lingkungan yang tidak menunjang
5. Cost terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh, banyak waktu
terbuang
6. Promosi/iklan tidak sesuai kenyataan
Menurut Kotler (2000) cara mengukur kepuasan:
a. System keluhan saran
b. Survei kepuasan pelanggan
c. Pemberi kesayangan
d. Analisis kehilangan pelanggan
3. Evaluasi hasil pendidikan Kegiatan evaluasi hasil pendidikan yang dilaksanakan di klinik atau Belum dievaluasi
(Kepuasan Mahasiswa) ditempat pengalaman belajar klinik mahasiswa. Evaluasi hasil pendidikan
adalah proses sistematis untuk mencapai tingkat pencapaian tujuan
pendidikan yang terdiri dari kegiatan mengukur dan menilai.

14
5. POA (Plan of Action)
Pokok Uraian Personil
No Sasaran Target Waktu Pelaksana
Kegiatan Kegiatan terkait
1. Recruitment Merekrut tenaga keperawatan dari S1 S1 dan D3 Jumlah minimal Saat ada Karu dan S1 dan D3 yang
keperawatan berjumlah 4 orang dan yang sudah pendaftar 3 kali perawatn yang Kepala sudah
D3 keperawatan 4 orang. berpengala kebutuhan. melanjutkan Bidang. berpengalaman
man dalam pendidikan 2 dalam perawatan
perawatan tahun sekali psaien dengan
psaien sampai jumlah sitostatika.
dengan tenaga Karu dan Kepala
sitostatika. keperawatan Bidang.
mencukupi.
2. Pelatihan Melakukan pelatihan mengenai Semua staff Semua staff Secara berkala. Pelatih/pak Seluruh staff
seluruh staff manajemen keperawatan yang meliputi mengikuti Tuga bulan ar, direktur bangsal
bangsal meliputi tugas dan tanggungjawab Karu, PN, pelatihan. sekali. RS. onkologi.
onkologi. masing-masing staff di bangsal dan AN. Pelatih/pakar,
onkologi yang meliputi: direktur RS.
 Pembagian tugas
 Pelaksanaan ronde,
preconference,
postconference, operan, dan
lain-lain.
 Peningkatan mutu pelayanan.
Melakukan pelatihan mengenai
perawatan pasien dengan sitostatika.
3. Tugas Memfasilitasi staff keperawatan untuk Perawat 75% perawat Dalam waktu Manajemen Manajemen
Belajar Melanjutkan studi. SPK dan memiliki jenjang yang pengemban pengembangan
D3. pendidikan S1. ditentukan gan SDM SDM RS.
masing-masing RS. Kepala ruang.
jenjang Perawat SPK
pendidikannya. dan D3.

15
4. Diskusi Mengefektifkan kembali diskusi kasus Seluruh 75% anggota Setiap ada Kepala Seluruh staff dan
kasus secara rutin dengan agenda yang jelas. staff. mengikuti diskusi kasus baru atau ruang, PN, pasien.
kasus. langka. AN.
Diskusi dilakukan Ketika ada
secara rutin kasus yang
tidak
tertangani
meskipun telah
diberiakn
asuhan
keperawatan.
5. Penggantian Mengganti papan struktur organisasi Bangsal Terpasang papan Segera dan Kepala Kepala ruang
papan dengan struktur organisasi yang ada onkologi. struktur organisasi selalu ruang dan dan Sarana-
stuktur sekarang. yang sesuai dengan terpasang. Sarana- prasarana.
organisasi struktur organisasi prasarana..
dengan yang sekarang.
seharusnya
6. Menegakan Sosialisasi kepada para pengunjung Seluruh 90% pengunjung Tiap pasien Seluruh Pengunjung.
aturan, RS mengenai peraturan RS terutama pengunjung menaati aturan jam masuk. staff dan Seluruh staff dan
pembatasan waktu kunjung RS. RS dan kunjung. Setiap hari. petugas petugas
akses masuk Memberikan pengumuman saat jam semua staff. keamanan. keamanan.
pengunjung kunjung selesai.
diluar jam Memasang papan peraturan jam
kunjung kunjung RS.
7. Evaluasi Mengevaluasi kepuasan mahasiswa Mahasiswa Semua mahasiswa Minggu Kepala Kepala ruang.
dengan menggunakan angket. praktik di yang praktik di terakhir ruang. Mahasiswa
angket bangsal bangsal onkologi mahasiswa praktik.
onkologi. mengisi angket praktik.
evaluasi kepuasan.

16
6. Evaluasi pencapaian

Indikator Keberhasilan Evaluasi untuk mengukur pencapaian


- Peningkatan pemahaman perawat Hasil akhir yang diharapkan :
tentang teknik pemberian sitostatika - perawat memahami prosedur pemberian
yang aman bagi pasien sitostatika sesuai SOP
- Perawat memperhatikan APD saat - perawat mengerti tentang pentingnya
memberikan obat sitostatika menggunakan APD saat memberikan obat
- Perawat membuang limbah sisa sitostatika sesuai SOP untuk menjaga
sitostatika sesuai prosedur keamanan keamanan pasien dan perawat
- Perawat memberikan obat sitostatika - Perawat mengetahui bahaya-bahaya yang
sesuai prosedur dan standar yang telah dapat ditimbulkan dari obat-obat
ditetapkan sitostatika.
- Limbah sisa sitostatika dibuang di tempat
sampah khusus obat
- Dilaksanakannya kegiatan meeting Hasil akhir yang diharapkan :
morning, pre conference dan post - Kegiatan post conference sebagai bentuk
conference setiap shift pagi komunikasi hasil kegiatan sepanjang shift
- adaya dokumentasi evaluasi pelaksanaan untuk diberikan ke shift selanjutnya
meeting morning, pre conference dan post diaktifkan kembali.
conference setiap shift pagi - PN, perawat shift sebelum dan sesudah
- adaya laporan indikator mutu klinik yang selalu melaksanakan kegiatan post
sesuai standar oleh kepala ruang conference
- Intervensi yang diberikan oleh perawat
sesuai standar
- Kepala ruang dapat membuat laporan
indikator mutu klinik
- Pasien mengungkapkan kenyamanan Hasil akhir yang diharapkan :
- Tidak ada lagi pengunjung diluar jam - Pasien merasa nyaman dan puas dengan
kunjung pelayanan keperawatan yang diberikan
- - Pengunjung mematuhi peraturan jam
besuk yang berlaku
- menjaga ruangan agar selalu bersih dan
tidak terkontaminasi termasuk dari
pengunjung yang datang
- Kegiatan mahasiswa praktek berjalan Hasil akhir yang diharapkan :
lancar dan terbimbing dengan baik - mahasiswa praktek melaksanakan kegiatan
- Kepuasan mahasiswa praktik dengan terencana lebih baik
terevaluasi - PN1 dan PN2 berbagi tanggung jawab
- PN 1 dan PN 2 berbagi tanggung jawab secara adil sehingga semua kegiatan
sehingga sistem berjalan dengan baik terlaksana
- Kepuasan mahasiswa praktik terevaluasi
- PN melaksanakan ronde keperawatan Hasil akhir yang diharapkan :
pada setiap kasus pasien - PN mengerti dengan baik tentang ronde
- PN mengetahui bagaimana melakukan keperawatan
ronde keperawatan - ronde keperawatan dapat dilaksanakan
oleh PN
- ronde keperawatan dapat dilaksanakan
pada setiap pasien sesuai kasusnya oleh

17
PN
Jumlah perawat sesuai dengan rumus Hasil akhir yang diharapkan :
Depkes yaitu 26 orang - Memenuhi target 26 orang perawat yang
sesuai dengan kapasitas 30 tempat tidur
dengan BOR sesuai standar nasional
- Dengan jumlah perawat yang sesuai,
beban kerja perawat dan kejenuhan
menurun
Terpasang papan struktur organisasi yang Hasil akhir yang diharapkan :
baru - struktur organisasi yang terpasang di
papan sesuai dengan kondisi saat ini, dan
di update segera setelah terjadi perubahan

7. SWOT
Strength Weakness
- PN 1 sudah S1. Kuantitas SDM terbatas
- Karu ramah, baik dan perhatian. - Jumlah perawat yang terbatas
- Kepuasan pasien cukup tinggi yaitu Kualitas SDM yang masih kurang
80%. - Karu dan PN II masih D3, sehingga
pengetahuannya mengenai manajemen
pelayanan kurang.
- Tidak semua perawat memperhatikan
APD
- Belum semua mendapatkan pelatihan
sitostatika
Oppurtunity Threat
- Mendapatkan pelatihan untuk - Angka BOR yang tinggi
meningkatkan mutu pelayanan dan - Tata tertib yang tidak tegas terhadap
manajemen pelayanan jam kunjung dapat menurunkan
- Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang tingkat kepuasan pasien
lebih tinggi - Ronde keperawatan yang jarang
- Tersedianya fasilitas APD dilaksanakan
- Tersediannya papan peraturan mengenai
jam kunjung, dll.

18
Daftar Pustaka

Nursalam, 2008 . Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional.


Edisi : 2., Jakarta : Salemba Medika.

Keliat, B.A., Dkk 2000. Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia Perawat Ruang Model
Praktek Keperawatan Profesional.
Swansburg R.C., Swanburg R.J., 1999. Introducery Management And Leadership For Nurse
2nd Edition. Toronto:Jonash And Burlett Publisher.

19

Anda mungkin juga menyukai