MAKALAH
OBAT-OBATAN YANG SERING DIGUNAKAN DALAM PELAYANAN
KESEHATAN JIWA
OLEH:
NIM : 20144010045
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................II
DAFTAR ISI..................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar belakang.....................................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................1
C. Manfaat ..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
A. Obat Antipsikotik................................................................................................3
B. Obat Anti depresan ............................................................................................7
C. Obat Anti mania..................................................................................................9
D. Obat Anti ansietaS..............................................................................................10
E. Obat Anti insomnia ............................................................................................12
F. Obat Anti parkinsonisme....................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................................16
B. Saran....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa dapat dikatakan dengan keadaan seseorang yang merasa sehat
dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain
sebagaimana adanya, serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain
(Elvira dan Hadisukanto, 2010). Kesehatan jiwa merupakan kondisi seseorang dimana
mampu mengendalikan diri dalam menghadapi stressor di lingkungan sekitar dengan
selalu berpikir positif dalam keselarasan tanpa ada tekanan fisik dan psikologis, secara
internal maupun eksternal yang mengarah pada kestabilan emosional. Kondisi
perkembangan yang tidak sesuai pada individu disebut gangguan jiwa (Nasir dan
Muhith, 2011).
1
keluarga yang mendukung program pengobatan tapi klien tidak patuh dalam meminum
obat, disebabkan karena klien menolak meminum obat dan pasien menyangkal bahwa
dirinya mengidap penyakit Skizofrenia dan sebagian kecil klien dengan keluarga yang
kurang mendukung dalam program pengobatan tapi klien patuh dalam meminum obat,
disebabkan karena pasien sudah mengetahui manfaat dari minum obat untuk
kesehatannya (Irman, 2018). Pasien gangguan jiwa dapat sembuh secara sosial,
walaupun masih terdapat gejala sisa namun masih dapat ditoleransi sehingga harus
patuh minum obat selamanya.
B. Tujuan Penulisan:
1. Untuk mengetahui nama obat dan efek samping.
2. Untuk mengetahui Dosis obat dan bagaimana cara pemberian obat.
3. Untuk mengetahui Indikasi obat dan kontraindikasi obat.
4. Untuk mengetahui Cara kerja obat di dalam tubuh.
5. untuk mengetahui Tindakan antisipasi terhadap efek terapi maupun efek
samping yang timbul.
C. Manfaat Penulisan
1. Agar dapat mengetahui nama obat dan efek samping
2. Agar dapat mengetahui Dosis obat dan bagaimana cara pemberian obat.
3. Agar dapat mengetahui Indikasi obat dan kontraindikasi obat.
4. Agar dapat mengetahui Cara kerja obat di dalam tubuh.
5. Agar dapat mengetahui Tindakan antisipasi terhadap efek terapi maupun
efek samping yang timbul.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Obat Antipsikotik
Nama obat : Largactil
Efek samping : Efek samping Largactil yang mungkin terjadi adalah:
Sakit kuning, hipotensi postural & depresi pernafasan, diskrasia darah,
distonia (gangguan otot akut) akut, akatisia, diskinesia tardiv, gangguan
penglihatan.
Dosis dan cara poemberian obat : dosis awal : 25-50 mg/hari.
Anak-anak berusia lebih dari 5 tahun : 1/3 dari dosis untuk orang
dewasa.Anak berusia kurang dari 5 tahun : 1 mg/kg berat badan/hari.
Obat ini berikan secara oral
Indsikasi dan kotraindikasi : gangguan sistem saraf yang butuh istirahat,
anestesi pramedikasi operasi, muntah, skizofrenia, gangguan psikomatik,
sukar tisur. Seedangkan kontraindikasinya, jangan menggunakan obat ini
pada keadaan koma atau pada pasien yang diberi obat penghambat
susunan saraf pusat dalam dosis besar (alkohol, barbiturat narkotik.
Cara kerja obat di dalam tubuh : Obat Largactil ini bekerja dengan cara
menghambat reseptor dopamine D2 yang ada di otak, sehingga dapat
meredakan gejala psikosis.
Nama obat : Nozinan
Efek samping : Efek samping obat: Ngantuk, efek ekstrapiramidal,
agranulositosis, sakit kuning kolestatik, fotosensitifitas, reaksi alergi
Dosis dan cara poemberian obat : 25-150 mg/hari diberikan dalam 2-4
dosis terbagi, dinaikkan secara bertahap sampai 200 mg/hari untuk
pasien yang tidak dirawat inap & sampai 1 gram untuk pasien yang
dirawat di rumah sakit. Obat ini berikan secara oral
Indsikasi dan kotraindikasi : Psikosis (penyakit jiwa atas dasar kelainan
organik atau gangguan emosi yang ditandai dengan kehancuran
kepribadian dan kehilangan kontak dengan kenyataan, seringkali dengan
delusi, halusinasi, atau ilusi), neurosis (gangguan konstitusi jiwa tanpa
kerusakan organik, dan kepribadian yang lebih kurang tidak berubah),
kondisi psikomatik, keadaan melankolis atau depresi, skizofrenia
(penyakit jiwa yang ditandai dengan terpecahnya kepribadian tampulak
sebagai gangguan jalan pikiran, emosi, dan perilaku), halusinasi kronis,
agitasi (kegelisahan) psikomotor, keadaan konfusi
(kekacauan/keresahan), kejang akibat epileptik & keadaan oligofrenik,
nyeri berat dan sukar disembuhkan, pre-medikasi anestesi, sedasi
sesudah operasi. Kontraindikasi obat Nozinan : Keadaan komatose,
depresi susunan saraf pusat, diskrasia darah, disfungsi hati berat.
3
Cara kerja obat di dalam tubuh : cara kerja obat Nozinan ini dengan cara
memblokir reseptor dopamin dalam sistem dopaminergik mesolimbic
4
c) Remaja usia 13–17 tahun: dosis awal 0,5 mg per hari.
Pemberian obat Haldo & serenace secara oral
Indsikasi dan kotraindikasi : Indikasi haldol sebagai terapi psikosis
seperti pada skizofrenia namun juga dapat digunakan pada kasus-kasus
penyakit lainnya. Dosis oral haldol dapat dimulai dengan 0.5-5 mg 2-3
kali/ hari dengan dosis maksimal pada umumnya sebanyak 30 mg/ hari.
Kontraindikasi: Jangan menggunakan obat ini jika mempunyai kondisi
medis, seperti:
a) Pasien dengan riwayat alergi terhadap haloperidol
b) Penyakit Parkinson
c) Kondisi tertentu yang memengaruhi sistem saraf pusat, seperti
rasa kantuk parah atau melambatnya pemikiran akibat
mengonsumsi obat-obatan lain atau minum alcohol
d) Gangguan jantung
e) MenyusuiCara kerja obat di dalam tubuh : Absorpsi: Mudah
diserap dari saluran pencernaan. Konsentrasi plasma puncak:
sekitar 1,5-6 jam. Ketersediaan hayati bergantung pada variasi
antarindividu. Distribusi: Pengikatan proteinnya sangat terikat.
Didistribusikan ke dalam ASI, Metabolisme: Dimetabolisme
dihati dan Ekskresi: Waktu paruh sekitar 22 jam
Cara kerja obat di dalam tubuh : Cara kerja obat Haldo & Serenace
bekerja dengan cara mengembalikan keseimbangan zat kimia alami di
dalam otak. Dengan begitu, pikiran menjadi lebih tenang dan jernih,
tidak gugup, tidak berperilaku agresif, serta tidak ada keinginan untuk
menyakiti orang lain
5
c. Dosis awal untuk pasien dewasa sebanyak 5 – 10 mg per hari
selama 23 hari dan dosis lanjutan harus disesuaikan dengan
respons pengguna terlebih dahulu, dosis lanjutan dapat diberikan
hingga sampai 20 mg per hari.
d. Dosis awal untuk pasien lanjut usia sebanyak 2.5 mg per hari
selama 23 hari dan dosis lanjutan dapat diberikan hingga sampai
10 mg per hari dengan perhatian khusus dan Tidak boleh
diberikan kepada anak-anak.
e. Dosis untuk terapi pengobatan ansietas berat, agitasi psikomotor,
eksitasi, dan perilaku impulsif yang berbahaya: Dosis awal untuk
pasien dewasa sebanyak 2 kali per hari, masing-masing sebanyak
5 mg dan dosis lanjutan dapat disesuaikan dengan respons
pengguna, dosis lanjutan maksimal dapat diberikan hingga
sampai 2 kali per hari, masing-masing sebanyak 10 mg.
f. Dosis awal untuk pasien lanjut usia sebanyak 5 mg per hari dan
dosis lanjutan dapat diberikan hingga sampai 10 mg per hari
dengan perhatian khusus. Dosis awal untuk pasien anak-anak
sebanyak 2.5 mg per hari dan dosis lanjutan dapat diberikan
hingga sampai 10 mg per hari dengan perhatian khusus.
Pemberian obat ini secara oral.
Indsikasi dan kotraindikasi : Indikasi obat anatensol Seperti Trankuilizer
major, Ketegangan tubuh akibat gangguan jiwa mental lainnya,
Mengobati Skizofrenia (kondisi mental yang menyebabkan delusi,
halusinasi dan kekacauan pikiran), Digunakan untuk terapi psikosis,
termasuk penyakit gangguan jiwa atau gila., Meredakan perasaan depresi
ataupun murung. Mengobati stupor katatonik (kemampuan motorik yang
melambat sehingga penderitanya sering tidak menyadari lingkungan
sekitar), Apatis (Berkurangnya emosi dan antusiasme penderitanya),
Menghilangkan agresi (keresahan dan kegelisahan) yang hebat, Terapi
agitasi psikomotor (motorik dan juga kognitif penderita menjadi lebih
hiperaktif atau overaktif, dan kondisi tersebut adalah merupakan respons
akibat tekanan mental). Dan Mengobati gangguan neurotik (jenis
gangguan mental yang disebabkan oleh stres berlebihan yang dimana
penderitanya tidak tahu cara mengatasi stresnya tersebu
Kontraindikasi obat anatensol :
a. Pengguna yang sedang melakukan pengobatan untuk penyakit
kardiovaskular, dilarang keras menggunakan obat Anatensol ini.
b. Pengguna yang sedang mengalami koma, sangat dilarang untuk
diberikan obat Anatensol ini
c. Pengguna yang sedang mengkonsumsi obat untuk penyakit jantung,
dilarang keras diberikan obat Anatensol ini.
6
d. Pengunaan obat Anatensol ini tidak boleh diberikan kepada
pengguna yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap obat-obatan
yang masuk kedalam golongan obat Anti-psikosis.
e. Hindari penggunaan obat Anatensol ini untuk pengguna yang sedang
mengalami cedera otak, baik cidera ringan ataupun berat.
f. Penderita depresi akut atau depresi CNS, sangat tidak dianjurkan
mengkonsumsi obat Anatensol ini, karena dapat memperburuk
depresi yang diderita.
g. Ibu menyusui dilarang menggunakan obat Anatensol ini, karena
diketahui bahwa obat Anatensol ini dapat terlarut dalam ASI
sehingga dapat terkonsumsi oleh bayi yang sedang menyusui.
h. Sangat tidak disarankan memberikan obat Anatensol ini pada
pengguna yang mengidap penyakit Epilepsi, baik karena bawaan
lahir ataupun karena faktor tertentu.
i. Sangat tidak dianjurkan untuk memberikan obat Anatensol ini
kepada orang lanjut usia, karena dapat membahayakan diri
penggunanya.
j. Untuk penderita penyakit kelainan darah, seperti thalassemia,
Polisitemia Vera, Multiple Myeloma, ataupun Sindrom
Mielodisplasia, tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat Anatensol
ini.
Cara kerja Obat Anatensol sendiri mengandung senyawa Flufenazin
Hidroklorida, yang bekerja dengan cara memblokir jalur reseptor
dopamin di otak, sehingga menurunkan efek psikosis yang dialami oleh
penderita gangguan jiwa mental dan juga penderita skizofernia
7
Di bawah ini adalah dosis yang dianjurkan. Dewasa: Dosis awal adalah
75 mg per hari yang dibagi menjadi beberapa dosis, atau 50-100 mg
sebelum tidur. Dokter akan menyesuaikan dosis sesuai dengan kebutuhan
Anda. Dosis maksimal per hari adalah 150 mg, kecuali jika Anda sedang
dirawat di rumah sakit. Beberapa pasien rawat inap mungkin
membutuhkan dosis lebih tinggi. Remaja dan lansia: 10 mg sebanyak 3
kali sehari, dan 20 mg sebelum tidur,sedangkan Anak-anak di bawah 12
tahun: Dosis hanya boleh ditentukan oleh dokter. Obat ini diberikan
seacar oral.
Indsikasi dan kotraindikasi : depresi, terutama bila diperlukan sedasi;
nocturnal enuresis pada anak.
Kontraindikasi obat laroxyl : infark miokardial yang baru, aritmia,
mania, penyakit hati berat.
Cara kerja obat di dalam tubuh :
8
a. Neurosis, gangguan tidur: 1-2 tablet diberikan menjelang tidur.
b. Psikosis, skizofrenia: 2-4 tablet diberikan menjelang tidur.
c. Sebelum operasi: 1-2 tablet diberikan pada malam sebelum
operasi.
9
D. Obat Anti ansietas
Nama obat : Valium
Efek samping : Efek samping obat valium seperti Tremor, Sedasi,
Kantuk, Vertigo. Kelelahan, Sakit kepala, Kelemahan otot, Gangguan
penglihatan, Reaksi paradoks (misalnya kecemasan, halusinasi,
insomnia, psikosis, gangguan tidur), Nyeri dan tromboflebitis (jika di
berikan secara intravena) dan Jarang: hipersensitivitas, kelainan darah,
penyakit kuning, peningkatan nilai enzim hati.
Dosis dan cara poemberian obat : Dosis dan Cara Penggunaan Valium
Injeksi, harus dilakukan dengan Tenaga Medis Profesional dan Resep
Dokter. Dosis penggunaan Valium Injeksi juga harus dikonsultasikan
dengan Dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis
penggunaan nya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya
penyakit yang diderita.
a. Kecemasan berat: 2 mg 3 x sehari. Maksimal: 30 mg / hari.
b. Insomnia: 5-15 mg sebelum tidur.
c. Premedikasi Anestesi; Sedasi dalam prosedur bedah dan medis
minor: 5-20 mg.
d. Terapi tambahan pada kondisi kejang: 2-60 mg / hari dalam dosis
terbagi.
e. Kejang otot: 2-15 mg / hari dalam dosis terbagi, hingga 60 mg /
hari pada gangguan kejang parah.
f. Sindrom penarikan alkohol: 5-20 mg, ulangipemberian obat
setiap 2-4 jam kemudian jika perlu. Atau, 10 mg 3-4 x sehari
pada hari pertama, kurangi dosis menjadi 5 mg 3-4 x sehari
sesuai kebutuhan.
Obat ini diberikan secara injeksi.
Indsikasi dan kotraindikasi : Kontraindiksi Hindari penggunaan Valium
pada pasien yang memiliki indikasi: Tidak boleh di berikan pada
penderita glaukoma sudut tertutup akut, depresi sistem saraf pusat yang
sudah ada sebelumnya, koma, insufisiensi pernapasan berat atau akut,
sindrom apnea tidur, miastenia gravis, gangguan hati berat.
Cara kerja obat di dalam tubuh : 4. Cara kerja obat valium Diazepam
termasuk dalam golongan benzodiazepine. Obat ini bekerja untuk
meningkatkan aktivitas asam gamma–aminobutirat (GABA), yaitu
senyawa kimia di otak yang betugas menghambat kerja zat kimia
penghantar sinyal saraf (neurotransmitter) di otak.
10
cadelmKelemahan yang tidak biasa, Kesulitan berjalan,Mengantuk,
Pingsan, Kegagalan pernapasan
Dosis dan cara poemberian obat : Dewasa: 1–4 mg per hari dibagi
menjadi beberapa dosis, dikonsumsi selama 2–4 minggu ,Lansia: Dosis
akan ditentukan dokter sesuai dengan kondisi pasien Dewasa: 2–3 mg
diberikan pada malam sebelum operasi, diikuti dengan 2–4 mg yang
diberikan 1–2 jam sebelum operasi.sedangkan pada anak Anak-anak usia
5–13 tahun: 0,5–2,5 mg/kgBB tidak kurang dari 1 jam sebelum operasi.
Ativan diberikan secara oral
Indsikasi dan kotraindikasi : Indikasi Obat antiven seperti Ganguan
kecemasan (ansietas), Kesulitan tidur (insomnia) yang berkaitan dengan
gangguan kecemasan (ansietas) Dan Premedikasi setelah tindakan
operasi
Kontraindikasi Obat antiven adalah Hindari penggunaan pada pasien
dengan kondisi:
a. Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap Lorazepam.
b. Pasien yang memiliki riwayat penyakit glaukoma dan kerusakan
hati akut.
c. Penderita insufisiensi paru akut, depresi pernafasan, apnea tidur,
keadaan obsesif, miastenia gravis.
d. Kehamilan (merencanakan kehamilan, trimester 1 atau 3).
Cara kerja obat di dalam tubuh : Cara kerja obat ativan mampu
menghasilkan efek menenangkan di berbagai bagian otak dan sistem
saraf pusat. Efek menenangkan ini sangat membantu dalam berbagai
kondisi yang menyebabkan rasa gelisah atau cemas, seperti sebelum
tindakan operasi atau sebelum kemoterapi. Ativan terdiri dari 3 macam
dosis yaitu 0.5 mg, 1 mg dan 2 mg
11
mengatasi kejang, clobazam juga bisa digunakan untuk mengatasi
gangguan kecemasan.
Cara kerja obat di dalam tubuh : Cara Kerja Obat firisium bekerja
dengan cara mengembalikan keseimbangan senyawa kimia pada otak
yang dapat menyebabkan kecemasan.
12
terapi. Dosis pemeliharaan: 1–5 mg/hari. Dosis maksimal: 20
mg/hari. Obat adjuvan jangka pendek pada ansietas (kecemasan)
berat atau gangguan perilaku:
d. Dewasa: 1 mg dua kali sehari, dapat ditingkatkan menjadi 2 mg
dua kali sehari bila diperlukan
Indsikasi dan kotraindikasi : Indikasi obat: menangani gangguan psikosis
dengan dominasi gejala positif, terutama pada skizofrenia,
Kontraindikasi obat: Alergi terhadap fluphenazine, Dalam keadaan koma
atau depresi berat, Kelainan darah, Penyakit hati, Depresi sumsum tulang
belakang, Tumor pada kelenjar adrenal, Kerusakan otak subkortikal,
Kehamilan (terutama trimester 3) dan menyusui.
Cara kerja obat di dalam tubuh : cara bekerja obat dengan
menyeimbangkan neurotransmitter, yaitu bahan kimia penghantar sinyal
atau pesan yang ada di otak.
13
insomnia berlanjut untuk waktu yang lebih lama, konsultasikan dengan
dokter
F. Obat Anti parkinsonisme
Nama obat : Artane
Efek samping : Efek samping obat Beberapa efek samping yang
mungkin saja dapat terjadi setelah mengonsumsi trihexyphenidyl adalah
Konstipasi, Pusing, Mulut kering, Mual dan muntah, Sakit kepala, Lelah,
lemas, dan mengantuk.
Dosis dan cara poemberian obat : Dewasa: 1 mg per hari. Dosis dapat
ditingkatkan menjadi 5–15 mg, 3–4 kali sehari. Dan Dewasa: 1 mg per
hari. Dosis bisa ditambahkan sebanyak 2 mg tiap 3–5 hari, hingga
mencapai dosis 6–10 mg per hari.
Indsikasi dan kotraindikasi : Artane memiliki indikasih dan
kontraindikasi seperti:
a. Riwayat alergi terhadap THP;
b. Gangguan fungsi jantung atau adanya penyakit jantung;
c. Penyakit glaukoma sudut tertutup;
d. Pembesaran prostat pada pria usia lanjut;
e. Gerakan usus yang terhambat atau melambat (ileus).
Cara kerja obat di dalam tubuh : Cara kerja obat artane bekerja melalui
efek inhibisi terhadap sistem saraf parasimpatis. merupakan antagonis
reseptor muskarinik kompetitif, dengan mekanisme aksi memblok
reseptor muskarinik M1. Reseptor muskarinik M1 merupakan reseptor
asetilkolin pada sistem saraf parasimpatis.
14
e. pasien usia lanjut dengan psikosis terkait demensia.
f. sindrom neuroleptik ganas.
15
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Obat-obatan yang diberikan selain dapat membantu dalam proses penyembuhan
pada klien gangguan jiwa, juga mempunyai efek samping yang dapat merugikan
klien tersebut, seperti paskinsonisme, pusing, solasi, pingsan, hipotensi,
pandangan kabur dan konstipasi, untuk menghindari hal tersebut perawat
sebagai tenaga kesehatan yang langsung berhubungan dengan pasien selama 24
jam, harus mampu mengimbangi terhadap perkembangan mengenai kondisi
klien, terutama efek dari pemberian obat psikofarmaka.
B. Saran
dari penjelasan tetntang obat obat di atas, dapat diketahui bahwa kita seorang
perawat harus paham dapat melakukan pemberian obat pada klien agar suatu
saat tidak terjadi sebuah kesalahan dalam pemberian obat obatan tersebut.
16
DAFTAR PUSTAKA
Sumber: https://www.farmasi-id.com/largactil/
Sumber:
https://www.alomedika.com
Sumber: https://www.klikdokter.com/obat/trihexyphenidyl
Sumber: https://hellosehat.com/obat-suplemen/trihexyphenidyl/
17