Pembimbing Akademik:
Heni Dwi Windarwati S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.J
Ns. Ridhoyanti Hidayah S.Kep., M.Kep
Pembimbing Lahan: Siti Asia, Amd. Keb
Oleh:
Adellia Ony Eka Putri
200070302111024
Kelompok 1A
1.1 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Klien
Sebagai upaya klien dengan kecemasan untuk mengurangi rasa cemas yang
dialami melalui stimulasi persepsi sehingga dapat menimbulkan perasaan
senang, rasa puas dan suasana hati yang nyaman.
1.3.1 Manfaat Bagi Terapis
a. Sebagai upaya untuk memberikan asuhan keperawatan jiwa secara holistik.
b. Sebagai terapi modalitas yang dapat dipilih untuk mengoptimalkan Strategi
Pelaksanaan dalam implementasi rencana tindakan keperawatan klien.
1.3.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi untuk pihak akademisi, pengelola dan sebagai bahan
kepustakaan, khususnya bagi mahasiswa profesi ners sebagai aplikasi dari
pelayanan Mental Health Nurse yang optimal
1.3.3 Manfaat Bagi Puskesmas
Sebagai masukkan dalam implementasi asuhan keperawatan yang holistik,
sehingga diharapkan keberhasilan terapi lebih optimal
.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Ansietas
2.1.1 Definisi
Menurut kamus kedokteran Dorland, kata kecemasan atau disebut dengan
anxiety adalah keadaan emosional yang tidak menyenangkan, berupa respon-
respon psikofisiologis yang timbul sebagai antisipasi bahaya yang tidak nyata
atau khayalan, tampaknya disebabkan oleh konflik intrapsikis yang tidak disadari
secara langsung (Dorland, 2010). Cemas (ansietas) adalah sebuah emosi dan
pengalaman subjektif dari seseorang. Pengertian lain cemas adalah suatu
keadaan yang membuat seseorng tidak nyaman dan terbagi dalam beberapa
tingkatan. Jadi, cemas berkaitan dengan persaan tidak pasti dan tidak berdaya.
(Kususmawati dan Hartono, 2010) Ansietas adalah suatu perasaan takut akan
terjadinya sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya dan sinyal yang
membantu individu untuk bersiap mengambil tindakan menghadapi ancaman.
Pengaruh tuntutan, persaingan, serta bencana yang terjadi dalam kehidupan
dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologi. Salah satu
dampak psikologis yaitu ansietas atau kecemasan (Sutejo, 2018). Sehingga,
dapat disimpulkan ansietas merupakan kondisi emosi dan pengalaman subyektif
individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya
yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman..
2.1.2 Etiologi
Penyebab ansietas menurun PPNI (2016):
1. Krisis situasional
2. Kebutuhan tidak terpenuhi
3. Krisis maturasional
4. Anacaman terhadap konsep diri
5. Ancaman terhadap kematian
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan
7. Disfungsi system keluarga
8. Hubugan orang tua-anak tidak memuaskan
9. Factor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir)
10. Penyalahgunaan zat
11. Terpapar bahaya lingkungan (mis. Toksin, polutan dan lain-lain)
12. Kurang terpapar informasi
STRESSOR
Neurotransmitter
Model Noradrenergik
Model Reseptor GABA (gamma Model
sistem saraf autonom penderita amino butyric acid) _ Serotonin
ansietas bersifat hipersensitif dan neurotransmitter GABA = major
mempunyai reaksi yang berlebihan inhibitory neurotransmitter di CNS Ansietas
terhadap berbagai jenis ↓ berhubungan
stimulus/rangsangan. Benzodiazepin = meningkatkan dengan
efek inhibisi dari GABA transmisi 5
↓ ↓ HidroxyTtiptami
LC (locus ceruleus) sebagai pusat Secara fungsional dan structural, n yang
alarm, reseptor benzodiazepin berlebihan atau
↓ berhubungan dengan reseptor overaktivitas
akan mengaktivasi GABA tipe A (GABAA) dan chanel dari simulasi
pelepasan NE dan ion yang dikenal sebagai GABA- jalur 5HT
↓ BZ reseptor complex.
menstimulasi sistem saraf simpatik
dan parasimpatik
RESPON
a. Cemas, kawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung,
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
c. Takut sendiriaan, takut pada keramaian, dan banyak orang.
d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
e. Gangguan kosentrasi daya ingat
f. Gejala somatikrasa sakit pada oto dan tulang, berdebar-debar, sesak nafas,
gangguan pencernaan, sakit kepala, gangguan perkemihan, tangan terasa dngin
dan lembab, dan lain sebagainya (Eko prabowo, 2014)
1. Rentang Adaptif
Hasil yang positif akan didapatkan jika individu dapat menerima dan
mengatur kecemasan. Kecemasan dapat menjadi suatu tantangan, motivai
yang kuat untuk menyelesaikan masalah, dan merupakan sarana untuk
mendapatkan penghargaan yang tinggi. Strategi adaptif biasanya digunakan
seseorang untuk mengatur kecemasan antara lain dengan berbicara kepada
orang lain, menangis, tidur, latihan, dan menggunakan teknik relaksasi.
2. Repon Maladaptif
Ketika kecemasan tidak dapat diatur, individu menggunakan mekanisme
koping yang disfungsi dan tidak berkesinambungan dengan yang lainnya.
Koping maladaptif mempunyai banyak jenis termasuk perilaku agresif, bicara
tidak jelas, isolasi diri, banyak makan, konsumsi alkohol, berjudi, dan
penyalahgunaan obat terlarang.
2.1 Terapi Aktivitas Kelompok
a. Definisi kelompok
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan 1 dengan
yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (stuart dan
Laraia, 2001). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar
belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif,
takut, kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan
menarik (Yolam, 1995 dalam Stuart dan Laraia, 2001). Semua kondisi ini akan
mempengaruhi dinamika kelompok, ketika anggota kelompok memberi dan
menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi
dalam kelompok.
b. Tujuan dan Fungsi Kelompok
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan
orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif. Kekuatan
kelompok ada pada konstribusi dari setiap anggota dan pimpinan dalam
mencapai tujuannya.
Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling
membantu satu sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.
Kelompok merupakan laboraturium tempat untuk mencoba dan menemukan
hubungan interpersonal yang baik, serta mengembangkan perilaku yang
adaptif. Anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan dihargai eksistensi nya
oleh anggota kelompok yang lain.
BAB 3
PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
3.1 Sasaran
Kelompok risiko gangguan yang mengalami ansietas
C K
O
K L
K K
F
Keterangan :
L : Leader
C: Co Leader
F : Fasilitator
K : Klien
3. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Praktik dan tanya jawab
c. Saling bersosialisasi dan bekerja sama
4. Langkah-Langkah Kegiatan
a. Tahap Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi
2) Membuat kontrak dengan klien tentang TAK
3) Mempersiapkan tempat pertemuan untuk kegiatan TAK
b. Tahap Orientasi
1) Memberi salam terapeutik
Leader mengucapkan salam terapeutik, memulai kegiatan dengan doa
Leader memperkenalkan seluruh tim terapis
2) Evaluasi/validasi:
Leader menanyakan perasaan klien saat ini
Leader menanyakan masalah yang dirasakan
3) Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan
Menjelaskan aturan TAK, yaitu:
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
- Bila ingin keluar kelompok klien harus seijin pemimpin TAK
- Lama kegiatan yaitu 60 menit
c. Tahap kerja
1) Leader meminta klien membentuk lingkaran dengan bantuan fasilitator
2) Leader menanyakan adanya perubahan biologis yang terjadi pada diri klien
dan upaya-upaya yang dapat dilakukan agar tetap bugar dan sehat
(Khamida, 2016).
3) Leader menguatkan klien dan memberikan solusi dalam mengatasi cemas
karena adanya perubahan biologis
4) Leader mengajarkan teknik pengalihan situasi/ distraksi yang bisa dilakukan
oleh klien
5) Co leader mengarahkan dan memotivasi klien untuk memperhatikan dan
mempraktikan teknik pengalihan situasi/ distraksi
6) Fasilitator membantu klien dalam mempraktikan teknik pengalihan situasi/
distraksi
7) Observer mencatat dan menilai respon klien
8) Leader memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam mempraktikan
teknik pengalihan situasi/ distraksi
d. Tahap Terminasi
1) Evaluasi
Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2) Tindak lanjut.
Menganjurkan klien untuk melakukan teknik pengalihan situasi/ distraksi
apabila merasa cemas dan gelisah
Mengupayakan klien untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif yang bisa
dilakukan mandiri di rumah seperti membersihkan rumah, berkebun,
merawat tanaman cabai dll
5. Evaluasi Hasil
Evaluasi dilakukan pada saat proses tidak berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Askep yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi, dievaluasi kemampuan non verbal dengan
menggunakan formulir evaluasi
Nama klien
No Aspek yang dinilai
1. Klien mampu
mengungkapkan
perasaannya
2. Klien mampu
mengungkapkan
perubahan biologis yang
terjadi pada diri sendiri
3. Klien antusias mengikuti
kegiatan
4. Klien mampu
berkomunikasi baik
dengan orang lain
5. Klien mampu
mempraktikan teknik
pengalihan situasi/
distraksi dengan baik
6. Klien mengikuti kegiatan
sampai selesai
LAMPIRAN
Lembar Absensi Kehadiran Peserta TAK
Lembar Observasi
Nama klien
No Aspek yang dinilai
Ny. M Ny. Si Ny. Su Ny. L
1. Klien mampu mengungkapkan
√ √ √ √
perasaannya
2. Klien mampu mengungkapkan
perubahan biologis yang √ √ √ √
terjadi pada diri sendiri
3. Klien antusias mengikuti
√ √ √ √
kegiatan
4. Klien mampu berkomunikasi
√ √ √ √
baik dengan orang lain
5. Klien mampu mempraktikan
teknik pengalihan situasi/ √ √ √ √
distraksi dengan baik
6. Klien mengikuti kegiatan
√ √ √ √
sampai selesai
Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Dorland WA, Newman. 2010. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 31. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Kementrian Kesehatan RI. 2016. Sehat Jiwa. Jakarta: Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Kementrian Kesehatan.
Khamida, Meilisa. 2016. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi
Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Desa Damarsi Buduran Sidoarjo.
Jurnal Ilmiah Kesehatan. 9(2): 121-128.
Kusumawati F., Hartono Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Safaria, Triantoro dan Nofrans Eka Saputra. 2009. Manajemen Emosi: Sebuah Panduan
Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif Dalam Hidup Anda. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Stuart, G.W, 2016, Prinsip dan Praktik Keperawatan Jiwa Stuart Buku 2: Edisi Indonesia,
Elseiver, Singapore.
Sutejo. 2018. Keperawatan Jiwa, Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa:
Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.