Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS BERMAIN

PUZZLE

Kelompok 1 :
Vicky Fauzan A 09170000046
Donna Kusuma M 09170000050
M Ilham Ramadhan 09170000053
Alfitriyani 09170000054
Rizkia Safitri 09170000055
Lolita Dewi Agustin 09170000061
Aldiansyah 09170000065
Widya Nur Azizah 09170000071
Mumtaz Nisrina 09170000073
Adi Wardana 09170000075

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER 4B
JAKARTA
2019
A. Latar Belakang
Bermain bagi seorang anak sama dengan bekerja pada orang dewasa,
dan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan satu
cara yang efektif untuk menurunkan stress pada anak, dan penting untuk
kesejahteraan mental dan emosional anak (Supartini, 2004).
Dunia anak-anak adalah dunia bermain, dengan bermain anak-anak
menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra-indra tubuhnya,
mengeksplorasi dunia sekitarnya, menemukan seperti apa lingkungan yang ia
tinggal dan menemukan seperti apa mereka sendiri. Dengan bermain, anak-
anak menemukan dan mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan belajar
(learn) kapan harus menggunakan keahlian tersebut, serta memuaskan apa
yang menjadi kebutuhannya (need). Lewat bermain, fisik anak akan terlatih,
kemampuan kognitif dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain akan
berkembang (Prabowo, 2008)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 352), puzzle adalah
“teka-teki”. Puzzle adalah sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam
bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan dan pikiran. Oleh karena itu,
media puzzle merupakan media gambar yang termasuk ke dalam media visual
karena hanya dapat dicerna melalui indera
penglihatan saja. Diantara berbagai jenis media pembelajaran yang
digunakan, puzzle adalah media yang paling umum dipakai dan termasuk
media pembelajaran yang sederhana yang dapat digunakan .

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak dalam memecahkan
masalah sederhana
b. Meningkatkan keterampilan anak dalam menyusun puzzle
c. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu
d. Memberikan kesenangan dan kepuasan sehingga akan mengurangi
dampak hospitalisasi

C. Sasaran
Anak usia 4-6 tahun, anak usia 4-6 tahun bermain untuk merangsang
perkembangan sensori, intelektual, social, kreatifitas, kesadaran diri, moral
dan bermain dengan terapi.

D. Prinsip Bermain
a. Aman (tidak berbahaya dan tidak menimbulkan trauma).
b. Ukuran dan berat permainan sesuai dengan usia anak.
c. Desainnya jelas, menarik perhatian anak,jelas tujuan dan maksudnya.
d. Mempunyai fungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan
anak.
e. Walaupun permainan sederhana tetapi dapat menarik perhatian anak.
f. Bentuk umum dan tidak mudah rusak.

E. Karakteristik Permainan
Karakteristik permainan pada usia 4-6 adalah Social active play. Anak belajar
memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam
bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara, anak tertawa senang. Dengan
bermain puzzle anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
Aktivitas sensorik motoric merupakan komponen terbesar yang digunakan
anak, dengan mengikuti permainan puzzle akan membantu perkembangan
fungsi otak.

F. Deskripsi Permainan
Terapi bermain yang akan dilakukan adalah merangsang respon anak untuk
bermain puzzle.
Keterampilan kognitif berhubungan dengan kemampuan untuk belajar da
n memecahkan masalah. Melalui puzzle, anak-anak akan mencoba
memecahkan masalah yaitu menyusun gambar menjadi utuh. Dengan sedikit
arahan, anak
sudah dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan cara menc
oba menyesuaikan bentuk, menyesuaikan warna, atau logika. Misalnya, anak
memasangkan warna merah dengan warna merah lagi. Lalu memasang
puzzle bergambar kaki atau roda selalu di bagian bawah puzzle.

G. Tujuan Permainan
a. Mengurangi kecemasan dan kejenuhan pada anak selama menjalani proses
hospitalisasi.
b. Melatih ketrampilan motorik kasar dan halus
c. Melatih kemampuan bahasa anak.

H. Jenis Permainan
Kegiatan bermain yang akan dilakukan adalah bermain puzzle.

I. Alat yang diperlukan


Alat bermain yang mendukung terapi bermain ini adalah puzzle.

J. Strategi Pelaksanaan Bermain

NO TAHAP KEGIATAN MEDIA WAKTU


1. Pembukaan 1. Menyiapkan - 5 menit
proposal terapi
bermain -
2. Menentukan
kontrak waktu dan
tempat dilakukan
terapi bermain
2. Kegiatan 1. Membuka kegiatan  puzzle 1 menit
aktifitas dengan mengucap
bermain salam
2. Memperkenalkan 1 menit
diri 1 menit
3. Menjelaskan tujuan
dari permainan 1 menit
4. Menjelaskan cara
penggunaan alat
dan bahan 10 menit
permainan
5. Melibatkan anak
dalam permainan
6. Memberikan
reinforcement
positif ketika anak
mampu bermain
dengan baik,
melibatkan orang
tua dalam
permainan
3. Dikusi dan 1. Mengakhiri 2 menit
Evaluasi permainan
2. Mengucapkan 1 menit
terimakasih atas
partisipasi anak dan
orang tua 1 menit
3. Mengucapkan
salam penutup 2 menit
4. Membereskan alat
dan ruangan
bermain
K. Setting Tempat

4 3

6
5 1

Keterangan : 2

1 Pasienanak
2 Orang tua
3 Leader
4 Co-Leader
5 Fasilitator
6 Observer

L. Waktu Pelaksanaan
Hari / tanggal : ………….., ..... Mei 2019
Jam : 09.30– 10.00 WIB
Tempat pelaksanaan : Ruang Bermain STIKIM

M. Hal – hal yang harus diwaspadai


a. Anak menangis dan rewel.
b. Anak tidak suka dengan mainan yang diberikan.
c. Anak takut dengan permainan.
d. Anak bingung dengan permainan.
e. Ibu tidak kooperatif.

N. Pengorganisasian
1. Leader : Adi Wardana
Tugas :
- Mengkoordinir pelaksanaan program bermain
- Mengadakan kontrak dengan anak dan orang tua
- Meminta izin dengan pemilik tempat bermain
- Memimpin jalannya program bermain
- Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis
- Menjelaskan tujuan terapi bermain
- Menjelaskan aturan terapi permainan

2.Co leader: Aldi


Tugas:
- Membantu leader selama acara program bermain berlangsung

3. Observer: Lolita Dewi Agustin


Tugas :
- Mengevaluasi dan mengamati jalannya program bermain

5. Fasilitator: Dona Kusuma M, Vicky Fauzan A, Alfitriyani, Widya Nur A,


Rizkia S, M Ilham R.
Tugas :
- Menyediakan tempat / sarana program bermain
- Memfasilitator kegiatan yang diharapkan
- Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan
- Sebagai Role Model selama kegiatan
O. Evaluasi
a. Evaluasi struktural
1) Peserta hadir sesuai dengan kontrak sebelumnya
2) Alat peraga berfungsi dengan baik
3) Suasana ruangan nyaman, hangat, rapih, dan bersih

b. Evaluasi Proses
1) Terapi dapat dilakukan sesuai yang telah direncanakan
2) Peserta antusias mengikuti terapi bermain ini.
3) Peserta tidak meninggalkan acara sebelum acara selesai
4) Peserta bermain puzzle
c. Evaluasi hasil
1) Anak dapat mengikuti terapi aktivitas bermain dan
memasang puzzle dengan benar
2) Anak dapat mengembangkan motoric dengan memasang
puzzle
3) Anak merasa senang
4) Orang tua dapat mendampingi anak sampai selesai
5) Orang tua dapat mengungkapkan perasaan setelah aktivitas
bermain

Anda mungkin juga menyukai