DISUSUN OLEH :
ALBERT KRISTASIUS (08150100002)
LILI R MATDOAN (08150100009)
PUSPA SUSILAWATI (08150100016)
YOHANA
EVI SUSANTI
BARKAH KURNIA PRAWIRA (08150100040)
LAPORAN PENDAHULUAN
RESIKO BUNUH DIRI
I. (Masalah Utama)
Bunuh diri adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk membunuh diri
sendiri. (Videbeck, Sheila L, 2008) Bunuh diri merupakan segala perbuatan seseorang yang
dapat mengakhiri hidupnya sendiri dalam waktu singkat (Maramis W.F, 2005) Bunuh diri
adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Perilaku
bunuh diri yang tampak pada seseorang disebabkan karena stress yang tinggi dan kegagalan
mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah (Keliat, 1993). Perilaku bunuh
diri atau destruktif diri langsung terjadi terus menerus dan intensif pada diri kehidupan
seseorang. Perilaku yang tampak adalah berlebihan, gejala atau ucapan verbal ingin bunuh
diri, luka atau nyeri (Rawlin dan Heacock, 1993).
atau ingin balas dendam, rasa marah yang tertahan dan konflik internal yang
hebat misalnya rasa bersalah yang berlebihan atau ambivalensi.
3) Stressor, yang dapat berupa riwayat aniaya, disfungsi keluarga, kesulitan
hubungan, terlibat masalah hukum atau kriminal, masalah keuangan yang
serius, pengalaman kehilangan yang serius atau kehilangan ganda, isolasi sosial
yang ekstrem akibat kurangnya sistem pendukung sosial, distress spiritual,
merasa tidak ada masa depan, anggota kelompok pemujaan adn adanya
riwayat bunuh diri dalam keluarga.
4) Rencana bunuh diri baik berupa ide bunuh diri, meyerahkan bisnis pribadi
atau barang pribadi, memiliki rencana bunuh diri yang sangat mematikan
(menentukan rencana waktu, tempat dan cara yang akan membuat seseorang
meninggal dengan cepat menggunakan metode tersebut), mencari alat yang
akan dipakai untuk bunuh diri dan tidak bersedia melakukan kontrak yang
berisi pernyataan untuk tidak bunuh diri. (Copel, 2007).
Sementara Cook dan Fontain (dalam Keliat, 1994) menerangkan penyebab bunuh
diri berdasarkan golongan umur. Namun dia tidak merinci rentang usia untuk masing-
masing kategori. Cook dan Fontain menyebutkan bahwa penyebab bunuh diri sebagai
berikut :
1) Penyebab bunuh diri pada anak (Hafen & Frandsen)
a. Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan
b. Situasi keluarga yang kacau
c. Perasaan tidak disayang atau selalu dikritik
d. Gagal sekolah
e. Takut atau dihina di sekolah
f. Kehilangan orang yang dicintai
g. Dihukum orang lain
2) Penyebab bunuh diri pada remaja (Hafen & Frandsen)
a. Hubungan interpersonal yang tidak bermakna
b. Sulit mempertahankan hubungan interpersonal
c. Pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan
d. Perasaan tidak dimengerti orang lain
e. Kehilangan orang yang dicintai
f. Keadaan fisik
3
B. Faktor Presipitasi
Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress berlebihan yang dialami individu.
Pencetusnya sering kali berupa kejadian kehidupan yang memalukan, seperti masalah
interpersonal, dipermalukan di depan umum, kehilangan pekerjaan atau ancaman
pengurungan. Selain itu dengan mengetahui seseorang yang mencoba atau melakukan bunuh
diri atau terpengaruh media untuk bunuh diri juga dapat membuat individu semakin rentan
untuk melakukan perilaku destruktif diri.
C. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress,
termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan
untuk melindungi diri. (Stuart dan Sundeen, 1998). Mekanisme pertahanan ego yang
berhubungan dengan perilaku destruktif diri tidak langsung adalah : 1) penyangkalan,
mekanisme koping yang paling menonjol, 2) rasionalisasi, 3) intelektualisasi dan 4) regresi.
4
Mekanisme pertahanan tidak seharusnya dilawan tanpa memberikan cara koping alternatif.
Mekanisme pertahanan ini mungkin berada di antara individu dan bunuh diri.
Perilaku bunuh diri menunjukkan terjadinya kegagalan mekanisme koping. Ancaman
bunuh diri mungkin menunjukkan upaya terakhir untuk mendapatkan pertolongan agar dapat
mengatasi masalah. Bunuh diri yang terjadi merupakan kegagalan koping dan mekanisme
adaptif.
D. Rentang Respon
Rentang respon protektif diri mempunyai peningkatan diri sebagai respon paling
adaptif, sementara perilaku destruktif diri, pensederaan diri, dan bunuh diri mewrupakan
respon maladaptive. Respon protektif diri dapat digambarkan sebagai berikut:
adaptif maladaptif
yang dilakukan oleh 39 orang anggota Heavens Gate cult adalah contoh dari tipe
ini. Kehidupan 39 orang ini berada di tangan pemimpinnya.
5.2. Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan
pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang
kegagalan dalam kesehatan.
5.3. Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai
suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai
pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang
efektif.
B. Strategi komunikasi
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi bu, kenalkan nama saya Barkah kurnia senang dipangil Barkah,
saya adalah mahasiswa STIKIM Jakarta yang bertugas di ruang Gardenia selama
4 hari ini hari pertama saya, bolehkah saya tau nama ibu? Senang dipangil siapa
bu? Dirumah tingal dengan siapa bu?
b. Evaluasi dan validasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini? Kegiatan apa yang sudah ibu lakukan tadi
pagi?
10
c. Kontrak
Pagi ini saya ingin berbincang bincang dengan ibu selama 15 menit, jam
berapa saya dapat berbincang dengan ibu? Bagaimana kalau jam 16. 30- 17.00
wib? Menurut ibi dimana kita berbincang? Oh, diruang makan.
d. Tujuan
Pagi ini kita berbincang agar kita saling mengenal, sehingga kita dapat
mencari jalan keluar seperti apa yang ibu pikirkan, mengajarkan ibu bagaimana
mengendalikan perasaan ingin mati.
2. Fase kerja
Ibu sudah berapa lama disini? Apa yang ibu rasakan hari ini? Waktu di bawa
kesini ada kejadian apa di rumah? Jika perasaan ingin mati muncul saya harap ibu
bisa membicarakanya dengan saya, ibu bisa mengalihkan pikiran itu dengan
berbincang-bincang dengan saya atau teman yang lain, Inggat ya bu bunuh diri itu
perbuatan yang tidak baik dan berdosa serta perbuatan yang paling tidak disukai
Tuhan. Sekarang kita buat lagi jadwal kegiatan yang baru dan kita masukan
kedalam jadwal harian kegiatan untuk mengendalikjan dorongan bunuh diri,kalau
ibu mengerjakanya sendiri beri tanda N, kalau dibantu suster beri tanda B, kalau
tidak beri tanda T.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang- bincang dengan saya tentang cara
mengendalikan dorongan bunuh diri.
b. Evaluasi objektif
Coba ibu ulangi cara mengendalikan dorongan bunuh diri.
c. Rencana Tindak Lanjut
Baik ibu saya rasa sudah cukup pembicaraan kita hari ini. Sya harap ibu
mengingat saya dan mau melaksanakan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
dan jangan lupa masukan dalam kegiatan harian.
d. Kontrak yang akan datang
Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang-bincang lagi
tentangaspek positf yang ibu punya.
Bagaimanakalau kita berbincang-bincang kembali besok jam 16.00 WIB
selama 15 menit, apaka ibu setuju?
11
Mau dimana besok kita berbincang- bincang, bagaimana kalau di tempat ini
lagi? Baiklah sampai bertemu lagi.
Selamat sore bu.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2008. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Keliat, Budi Anna. 2006. Proses Keperawatan Dan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta : EGC
Stuart & Sundeen. 2008. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
2. Klien dapat 2.Klien dapat Jauhkan klien dari benda benda yang dapat
terlindung dari terlindung dari membahayakan
perilaku bunuh perilaku bunuh diri
diri Tempatkan klien diruangan yg tenang dan selalu terlihat
oleh perawat
1
4.Klien dapat 4.Klien dapat Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi
meningkatkan meningkatkan keputusasaannya
harga diri harga diri Kaji dan kerahlkan sumber sumber internal individu
Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan
6.Klien dapat 6.Klien dapat Kaji dan manfaatkan sumber sumber eksternal individu
menggunakan menggunakan
dukungan sosial dukungan Kaji sistem pendukung keyakinan yg dimilki klien
sosial
Lakukan rujukan sesuai indikasi
7.Klien dapat 7.Kliendapat Diskusikan tentang obat ( nama, dosis, frekuensi, efek dan
menggunakan menggunakan efek samping minum obat
obat dengan obat dengan
benar dan tepat tepat Bntu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar