Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


MANUSIA AKTUALISASI DIRI
Tanggal, 24-29 Agustus 2020

Oleh:
Yulia Octaviani, S. Kep
NIM 2030913320003

PENDIDIKAN PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MNAGKURAT
Banjarbaru, 2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA AKTUALISASI DIRI
Tanggal 26 Agustus 2020

Oleh:

Yulia Octaviani, S. Kep


NIM 2030913320003

Banjarbaru, 26 Agustus 2020


Mengetahui

Pembimbing Akademik

Devi Rahmayanti, Ns. M. Imun


NIP. 19780101 200812 2 002
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA AKTUALISASI DIRI

A. KONSEP
1. DEFINISI AKTUALISASI DIRI
Pemenuhan kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan tingkat
kebutuhan yang tertinggi dari teori Maslow. Ketika seseorang telah
tercukupi dalam ke-4 kebutuhan di bawahnya maka ia pun akan
membutuhkan aktualiasi diri dimana ia diakui sebagai seseorang yang
memiliki kontribusi penting atas sebuah pekerjaan. Kebutuhan
aktualisasi diri akan menimbulkan kepuasan tersendiri dari individu
tersebut. Kebutuhan akan kepuasan diri meliputi; kebutuhan untuk
mewujudkan diri yaitu mengenai nilai dan kepuasan yang di dapat dari
sebuah pekerjaan (Maslow, 2002).
Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk
melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Maslow dalam (Arianto,
2009), menyatakan aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri
dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik.
Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh
belajar khususnya dalam masa anak-anak. Aktualisasi diri akan
berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika
mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami
pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis (Arianto, 2009).
Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang
paling tinggi dari semua bakat, pemenuhan semua kualitas dan
kapasitas. Aktualisasi juga memudahkan dan meningkatkan
pematangan serta pertumbuhan. Ketika individu makin bertambah
besar, maka "diri" mulai berkembang. Pada saat itu juga, tekanan
aktualisasi beralih dari segi fisiologis ke segi psikologis. Bentuk tubuh
dan fungsinya telah mencapai tingkat perkembangan dewasa, sehingga
perkembangan selanjutnya berpusat pada kepribadian (Gunadarma,
2010).
Menurut konsep Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow, manusia
didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan dibawa sejak lahir.
Kebutuhan ini tersusun dalam tingkatan-tingkatan dari yang terendah
sampai tertinggi. Kebutuhan paling rendah dan paling kuat harus
dipuaskan terlebih dahulu sebelum muncul kebutuhan tingkat
selanjutnya. Kebutuhan paling tertinggi dalam hirarki kebutuhan
individu Abraham Maslow adalah aktualisasi diri. Aktualisasi diri
sangat penting dan merupakan harga mati apabila ingin mencapai
kesuksesan. Aktualisasi diri adalah tahap pencapaian oleh seorang
manusia terhadap apa yang mulai disadarinya ada dalam dirinya.
Semua manusia akan mengalami fase itu, hanya saja sebagian dari
manusia terjebak pada nilai-nilai atau ukuran-ukuran pencapaian dari
tiap tahap yang dikemukakan Maslow.
Ahli jiwa termashur Abraham Maslow, dalam bukunya Hierarchy
of
Needs menggunakan istilah aktualisasi diri (self actualization) sebagai
kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Maslow
menemukan bahwa tanpa memandang suku asal-usul seseorang, setiap
manusia mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan atau
pencapaian dalam kehidupannya. Kebutuhan tersebut meliputi:
a. Kebutuhan fisiologis (physiological)
meliputi kebutuhan akan pangan, pakaian, dan tempat tinggal
maupun kebutuhan biologis.
b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety)
meliputi kebutuhan akan keamanan kerja, kemerdekaan dari rasa
takut ataupun tekanan, keamanan dari kejadian atau lingkungan
yang mengancam,
c. Kebutuhan rasa memiliki, sosial dan kasih sayang (social)
meliputi kebutuhan akan persahabatan, berkeluarga, berkelompok,
interaksi dan kasih saying
d. Kebutuhan akan penghargaan (esteem)
meliputi kebutuhan akan harga diri, status, prestise, respek, dan
penghargaan dari pihak lain.
e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization)
meliputi kebutuhan akan memenuhi keberadaan diri (self
fulfillment) melalui memaksimumkan penggunaaan kemampuan
dan potensi diri.

2.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri


Orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya sangat memahami
bahwa ada eksistensi atau hambatan lain tinggal (indwelling) didalam
(internal) atau di luar (eksternal) keberadaannya sendiri yang
mengendalikan perilaku dan tindakannya untuk melakukan sesuatu.
a. Internal
Faktor internal ini merupakan bentuk hambatan yang berasal dari
dalam diri seseorang, yang meliputi:
1. Ketidaktahuan akan potensi diri
2. Perasaan ragu dan takut mengungkapkan potensi diri, sehingga
potensinya tidak dapat terus berkembang.

Potensi diri merupakan modal yang perlu diketahui, digali dan


dimaksimalkan. Sesungguhnya perubahan hanya bisa terjadi
jika kita mengetahui potensi yang ada dalam diri kita kemudian
mengarahkannya kepada tindakan yang tepat dan teruji
(Fadlymun, 2009).
b. Eksternal
Faktor eksternal merupakan hambatan yang berasal dari luar diri
seseorang, seperti:
1. Budaya masyarakat yang tidak mendukung upaya aktualisasi
potensi diri seseorang karena perbedaan karakter. Pada
kenyataannya lingkungan masyarakat tidak sepenuhnya
menuunjang upaya aktualisasi diri warganya.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap upaya
mewujudkan aktualisasi diri. Aktualisasi diri dapat dilakukan
jika lingkungan mengizinkannya. (Asmadi, 2008). Lingkungan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap
pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis (Sudrajat,
2008).
3. Pola asuh
Pengaruh keluarga dalam pembentukan aktualisasi diri anak
sangatlah besar artinya. Banyak faktor dalam keluarga yang ikut
berpengaruh dalam proses perkembangan anak. Salah satu
faktor dalam keluarga yang mempunyai peranan penting dalam
pengaktualisasian diri adalah praktik pengasuhan anak (Brown,
1961).

3. Karakteristik Aktualisasi Diri


Seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri memiliki kepribadian
yang berbeda dengan manusia pada umumnya. Terdapat 11
karakteristik yang menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri
(Schneider,K.J, dkk, 2001), diantaranya.
a. Mampu melihat realitas secara lebih efisien
Seseorang akan lebih objektif karena ia akan mampu mengenali
kebohongan, kecurangan, dan kepalsuan yang dilakukan orang lain,
serta mampu menganalisa secara kritis dan logis terhadap fenomena
yang ada. Ia juga akan mendengarkan apa yang seharusnya
didengarkan, bukan mendengar apa yang ingin diinginkan atau
ditakuti orang lain.
b. Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya
Dengan aktualisasi diri seseorang akan memiliki toleransi dan
kesabaran yang tinggi dalam melihat dan menerima kekurangan dan
kelebihan dirinya dan orang lain. Ia juga akan membuka diri
terhadap kritik, saran, atau nasihat yang diberikan orang lain kepada
dirinya.
c. Spontanitas, kesederhaan dan kewajaran
Karakteristik ini menunjukkan tindakan, perilaku, dan gagasan yang
tidak dibuat-buat, spontan, dan wajar. Seseorang juga mampu untuk
bersikap lapang dada terhadap kebiasaan masyarakatnya selama
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsipnya. Apabila hal tersebut
bertentangan maka ia akan berani menentang dengan asertif.
d. Terpusat pada persoalan
Dengan aktualisasi diri maka seseorang akan memusatkan seluruh
pikiran, perilaku, dan gagasan pada persoalan-persoalan yang
dihadapi oleh umat manusia, bukan pada persoalan-persoalan yang
bersifat kepentingan diri sendiri.
e. Membutuhkan kesendirian
Seseorang akan cenderung memisahkan diri atas dasar persepsi
tentang sesuatu yang dianggapnya benar, tidak bergantung pada
pikiran orang lain. Hal tersebut membuat seseorang tenang dan
logis dalam menghadapi masalah. Serta mampu mengambil
keputusan tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
f. Otonomi (kemandirian terhadap kebudayaan dan lingkungan
Dengan karakteristik ini seseorang yang telah mencapai aktualisasi
diri akan melakukan apa saja dan dimana saja tanpa pengaruh
lingkungan. Ia akan mudah beradaptasi dan mandiri terhadap
persoalan yang datang.
g. Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan
Dengan aktualisasi diri seseorang akan mempu merasa senang,
mensyukuri, menerima, dan tidak bosan terhadap apa yang
dimilikinya meskipun hal tersebut biasa saja.
h. Kesadaran social
Seseorang yang mencapai aktualisasi diri akan timbul kesadaran
sosial untuk bersikap empati, iba, dan ingin membantu orang lain,
dan bermasyarakat.
i. Hubungan interpersonal
Dengan aktualisasi diri seseorang mampu menjalin hubungan yang
baik dengan orang lain dengan didasari oleh rasa cinta dan kasih
sayang.
j. Demokratis
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki sifat
demokratis. Sifat ini dimanifestasikan dengan perilaku yang tidak
membedakan orang lain dalam bergaul berdasarkan penggolongan,
etis, agama, suku, ras, status sosial ekonomi, partai dan lain-lain.
k. Rasa humor yang bermakna dan etis
Seseorang dengan aktualisasi diri memiliki rasa humor yang
menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan
bukan untuk menghina, merendahkan atau menjelekkan orang lain.
l. Kreativitas
Kreativitas ini diwujudkan dalam kemampuannya melakukan
inovasi-inovasi yang spontan, asli, tidak dibatasi oleh lingkungan
maupun orang lain.
m. Independensi
Seseorang akan mampu mempertahankan gagasan dan pendiriannya
tanpa terpengaruh oleh berbagai kepentingan lain.
n. Pengalaman Puncak (Peak Experience)
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri akan memiliki
perasaan yang menyatu dengan alam. Ia merasa tidak ada batasan
antara dirinya dengan alam semesta. Artinya, orang yang mampu
mengaktualisasikan diri terbebas dari sekat-sekat berupa suku,
bahasa, agama, ketakutan, keraguan, dan sekat-sekat lainnya. Oleh
karena itu, ia akan memiliki sifat yang jujur, ikhlas, bersahaja, tulus
hati, dan terbuka. Karakter-karakter ini merupakan cerminan orang
yang berada pada pencapaian kehidupan yang prima
(peakexperience). Konsekuensinya ia akan merasakan bersyukur
pada Tuhan, orang tua, orang lain, alam, dan segala sesuatu yang
menyebabkan keberuntungan tersebut.

4. Ciri-Ciri Gangguan Aktualisasi Diri


Megalomania Syndrom  pengakuan dari diri orang tersebut yang
bisa kita nilai semacam suatu kebesaran yang abnormal
1. Merasa paling benar.
2. Merasa paling hebat.
3. Mereka yang berbeda pendapat dianggap musuh.
4. Menganggap kekerasan sebagai sebuah ilusi.
5. Tidak menyadari prinsip hidupnya keliru.
6. Cenderung berperilaku memberontak atau melawan.
7. Mengabaikan norma-norma sosial maupun norma-norma
hukum.
8. Norma-norma agama ditafsirkan seenaknya sendiri untuk
pembenaran – pembenaran perilakunya.

5. Rentang Respon Aktualisasi Diri

Isolasi Sosial

Sukses / Kepuasan
Gangguan
Identitas Pribadi

Keinginan dan
pencapaian tertinggi Gangguan
seorang manusia Performa
secara penuh Peran

Keterangan: Sumber Dermawan & Rusdi (2013)

1. Aktualisasi diri: Pernyataan tentang konsep diri yang positif


dengan pengalaman latar belakang sukses.
2. Konsep diri positif: Apabila individu mempunyai pengalaman
yang positif dalam perwujudan dirinya.
3. Harga diri rendah: Perasaan negatif terhadapa diri sendiri,
termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak
berdaya, pesimis.
4. Kerancuan identitas: Kegagalan individu untuk
mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak
kedalam kepribadian psikososial dewasa yang harmonis.
5. Dipersonalisasi: Perasaan tidak realitik dalm kegiatan dari diri
sendiri, kesulitan membedakan diri sendiri, merasa tidak nyata
dan asing baginya.

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : ……………………….
Umur : ……………………......
Jenis Kelamin : ……………………….
Alamat : ………………………
Suku : ………………………
Pendidikan Terakhir : ……………………….
Pekerjaan : ………………….........
Status Perkawinan : ……………………….
Keadaan Umum : …………………………
Keluhan Utama : …………………………
Alasan Masuk RS : …………………………
Riwayat Penyakit Sekarang : …………………………
Riwayat Penyakit Dahulu : …………………………
Riwayat Penyakit Keluarga : …………………………

Diagnosa Keperawatan

1. Isolasi Sosial b.d Minat Tidak Sesuai dengan Perkembangan


2. Gangguan Identitas Pribadi b.d Perubahan Peran Sosial
3. Ketidakefektifan Performa Peran b.d Harga Diri Rendah

Perencanaan

N Diagnosa Rencana Keperawatan


o Keperawatan
NOC NIC
1 00053: Isolasi 1501: Penampilan 4362 Modifikasi Perilaku:
Sosial b.d Minat Peran Keterampilan Sosial
Tidak Sesuai 1. Bantu pasien
dengan Setelah dilakukan mengidentifikasi masalah
Perkembangan tindakan selama dari kurangnya keterampilan
1x24 jam, masalah social
teratasi dengan 2. Dukung pasien untuk
kriteria hasil: verbalisasi perasaannya
1. Deskripsi berkaitan dengan masalah
tentang interpersonal
perubahan peran 3. Bantu pasien untuk
akibat penyakit mengidentifikasi langkah-
atau kecacatan langkah dalam berperilaku
2. Melaporkan mencapai kemampuan
strategi dalam keterampilan social
menghadapi 4. Bantu pasien bermain peran
perubahan peran dalam setiap langkah dalam
3. Melakukan berperilaku
peran sesuai 5. Sediakan umpan balik
harapan penghargaan atau reward
4. Penampilan bagi pasien jika mampu
peran dengan menunjukkan kemampuan
orang terdekat keterampilan social
5. Penampilan
peran dengan 5220: Peningkatan Citra
dalam Tubuh
masyarakat 1. Tentukan harapan citra diri
pasien didasarkan pada tahap
0413: Keparahan perkembangan
Kesepian 2. Tentukan jika terdapat
Setelah dilakukan perasaan tidak suka terhadap
tindakan selama karakteristik fisik khusus
1x24 jam, masalah yang menciptakan disfungsi
teratasi dengan paralisis social untuk remaja
kriteria hasil: dan kelompok dengan risiko
1. Rasa ketakutan tinggi
yang tak 3. Bantu pasien untuk
beralasan mendikusikan perubahan-
2. Rasa perubahan bagian tubuh
keputusasaan disebabkan adanya penyakit
3. Rasa tidak atau pembedahan dengan
memiliki cara yang tepat
4. Rasa 4. Identifikasi dampak dari
dicampakkan budaya pasien, agama, ras,
5. Depresi jenismkelamin, dan usia
terkait citra diri
5. Monitor frekuensi dari
pernyataan mengkritisi diri

4310: Terapi Aktivitas


1. Pertimbangkan kemampuan
klien dalam berpartisipasi
melalui aktivitas spesifik
2. Bantu klien untuk
mengeksplorasi tujuan
personal dari aktivitas-
aktivitas yang biasa
dilakukan misalnya bekerja
dan aktivitas yang disukai
3. Bantu klien untuk memilih
aktivitas dan pencapaian
tujuan melalui aktivitas yang
konsisten dengan
kemampuan sisik, fisiologis
dan social
4. Dorong aktivitas kreatif yang
tepat
5. Bantu klien menjadwalkan
waktu-waktu spesifik terkait
dengan aktifitas harian
2 00121: 1202: Identitas 5330: Manajemen Alamm
Gangguan Perasaan
Setelah dilakukan
Identitas tindakan selama 1. Evaluasi alam perasaan
Pribadi b.d 1x24 jam, masalah misalnya tanda gejala,
Gangguan teratasi dengan riwayat pribadi diawal dan
Kepribadian kriteria hasil: diatur selama perkembangan
Disosiatif 1. Menyatakan penanganan
penguatan atas 2. Tentukan apakah pasien
identitas pribadi menunjukkan risiko
2. Menunjukkan keamanan pada diri sendiri
perilaku verbal- atau orang lain
nonverbal yang 3. Mulai tindakan pencegahan
selaras yang diperlukan untuk
mengenai diri mengamankan pasien atau
3. Menyatakan orang lain yang berada pada
perasaan yang risiko membahayakan fisik
jelas tentang misalnya bunuh diri,
identias pribadi membahayakan diri,
4. Menyatakan melarikan diri
system nilai 4. Monitor kemampuan
sendiri perawatan diri misalnya
5. Menyatakan berhias, kebersihan,
kepercayaan mengatur makanan/cairan,
terhadap diri dan eleminasi
sendiri 5. Monitor fungsi kognitif
misalnya konsentrasi,
1215 Kesadaran perhatian, ingatan,
Diri kemampuan untuk
Setelah dilakukan memproses informasi dan
tindakan selama kemampuan pengambilan
1x24 jam, masalah keputusan
teratasi dengan 6. Bantu pasien untuk
kriteria hasil: mengidentifikasi aspek dari
1. Mengakui pemicu dari disfungsi alam
kemampuan perasaan misalnya
fiik pribadi ketidakseimbangan kimia,
2. Mengakui stressor, situasi
keampuan berduka/kehilangan dan
mental pribadi masalah fisik
3. Mengakui 7. Ajarkan koping baru dan
kemampuan keterampilan membuat
emosional keputusan
pribadi
4. Mengenali 5230 Peningkatan Koping
nilai-nilai 1. Bantu pasien dalam
pribadi mengidentifikasi tujuan
5. Menerima jangka panjang dan jangka
perasaan pendek dengan tepat
sendiri 2. Bantu pasien dalam
memecah tujuan yang
komplek menjadi lebih
kecil dengan langkah yang
dapat dikelola
3. Dukung hubunan pasien
dengan orang yang
memiliki ketertarikan yang
sama
4. Dukung pasien untuk
mengidentifikasi deskripsi
yang realistic terhadap
adanya perubahan peran
5. Berikan penilaian dan
diskusikan respon
alternative terhadap situasi
yang ada
6. Berikan suasana
penerimaan
7. Evaluasi kemampuan pasien
dalam membuat keputusan

5210: Bimbingan Antisipatif


1. Instruksikan pasien
mengenai perilaku dan
perkembangan dengan cara
yany tepat
2. Berikan informasi-informasi
mengenai harapan yang
realistis terkait dengan
perilaku pasien
3. Bantu klien untuk
memutuskan bagaimana
masalah dipecahkan
4. Bantu pasien untuk
beradaptasi dengan adanya
perubahan peran
5. Libatkan keluarga maupun
orang-orang terdekat klien
jika memungkinkan

3 00055: 1205: Harga Diri 5400: Peningkatan harga Diri


Ketidakefektifa Setelah dilakukan 1. Monitor pernyataan pasien
n Performa tindakan selama mengenai harga diri
Peran b.d Harga 1x24 jam, masalah 2. Tentukan kepercayaan
Diri Rendah teratasi dengan dirinpasien dalam hal
kriteria hasil: penilaian diri
1. Verbalisasi 3. Dukung pasien untuk bisa
penerimaan diri mengidentifikasi kekuatan
2. Penerimaan 4. Bantu pasien untuk
terhadap menemukan penerimaan diri
keterbatasan diri 5. Bantu pasien untuk
3. Gambaran diri meingidentifikasi respon
4. Menghargai positif dari orang lain
orang lain 6. Jangan mengkritisi pasien
5. Tingkat secara negative
kepercayaan diri 7. Bantu untuk mengatur tujuan
yang realistic dalam
1300 Penerimaan: rangkamencapai harga diri
Status Kesehatan yang tinggi
8. Bantu pasien untuk
Setelah dilakukan
tindakan selama memeriksa persepsi negative
1x24 jam, masalah terhadap nilai
teratasi dengan 9. Dukung pasien untuk
kriteria hasil: mengevaluasi perilakunya
1. Mengenali sendiri
realita situasi 10. Fasilitasi lingkungan dan
kesehatan aktivitas-aktivitas yang akan
2. Melaporkan meningkatkan harga diri
harga diri yang
positif 5370: Peningkatan Peran
3. Menyesuaikan
perubahan 1. Bantu pasien untuk
dalam status mengidentifikasikan
kesehatan bermacam peran dalam
4. Mengekspresika siklus kehidupan
n kedamaian 2. Bantu pasien untuk
dari dalam diri mengidentifikasikan peran
5. Menunjukkan yang biasanya dalam
kegembiraan keluarga
6. Menjelaskan 3. Bantu pasien ntuk
prioritas hidup mengidentifikasi
ketidakcukupan peran
4. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi perubahan
peran khusus yang diperluka
terkait dengan sakit atau
kecacatan/disabilitas
5. Dukung pasien untuk
mengidentifikasi gambaran
realistic dari adanya
perubahan peran
6. Bantu pasien untuk
membayangkan bagaimana
situasi khusus mungkin
terjadi dan bagaimana peran
akan berkembang.

5606: Pengajaran: Individu


1. Bina hubungan baik
2. Pertimbangkan kesiapan
pasien untuk belajar
3. Nilai tingkat pengetahuan
dan pemahaman pasien saat
ini
4. Nilai tingkat pendidikan
pasien
5. Nilai
kemampuan/ketidakmampua
n pasien secara kognitif,
psikomotor dan afektif
6. Sesuaikan instruksi untuk
memfasilitasi pembelajaran
yang sesuai
7. Berikan lingkungan yang
kondusif untuk belajar
8. Evaluasi prestasi pasien
terkait dengan tujuan yang
dinyatakan
9. Puji perilaku dengan tepat
10. Sertakan keluarga dengan
cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

Arianto. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: PT Prenhalindo.

Asmadi. 2009. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba
Medika.

Kelliat. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan jiwa. Jakarta: EGC

Maslow, A.H. 2002. Motivasi dan Kepribadian (Terjemahan: Nurul Imam).


Bandung: PT: Remaja Rosdakarya Offset.

Schneider,K.J., dkk. 2001. The Handbook of Humanistic Psychology. California :


Sage Publication.inc.

Anda mungkin juga menyukai