Anda di halaman 1dari 4

PERAN PERAWAT DALAM TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK

Disusun Oleh :

Ramdhonia Rahmawati

1710088

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

TAHUN AJARAN 2018/2019


PERAN PERAWAT DALAM TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK

Terapi oksigen hiperbarik adalah salah satu metode pengobatan yang dilakukan dengan cara
memberikan oksigen murni di dalam ruangan khusus bertekanan udara tinggi, untuk dihirup pasien.
Terapi oksigen hiperbarik dilakukan di ruangan khusus yang dapat meningkatkan tekanan udara hingga
tiga kali tekanan atmosfer normal.

Terapi oksigen hiperbarik ditetapkan oleh Undersea and Hyperbaric Medical society (UHMS) sebagai
sebuah terapi dimana pasien bernapas menggunakan oksigen 100% di dalam suatu chamber dengan
tekanan lebih besar daripada tekanan laut ( 1 atmosfer absolut, ATA). Peningkatan tekanan ini bersifat
sistemik dan dapat diaplikasikan di dalam suatu monoplace chamber (untuk 1 orang) atau multiplace
chamber. Di dalam multiplace chamber, tekanan udara yang diberikan berupa udara biasa, dengan
oksigen diberikan melalui masker oksigen, hood tent, atau endotracheal tube. Sedangkan untuk
monoplace chamber, tekanan udara yang diberikan berasal dari oksigen murni. (Bell, 2004).

Tim pengawak chamber dalam pelaksanaan TOHB :

1. Supervisor

2. Dokter hiperbarik

3. Perawat

4. Operator

5. Teknisi

Manfaat TOHB:

1. Kasus penyelaman

Misal: DCS, EMBOLI GAS, OTT

2. Penyakit klinis

Misal: DM, stroke, authis, luka bakar, dll

3. Kebugaran
Perawat/pendamping pasien dalam RUBT pada pelaksanaan TOHB:

Syarat:

 Telah mengikuti pelatihan dan bersertifikat tentang kesehatan penyelaman dan hiperbarik
 Tidak ada kontra indikasi dengan TOHB
 Tidak claustrofobia
 Mampu adaptasi dengan cepat pada lingkungan hiperbarik

Tugas dan tanggung jawab perawat:

 Pra TOHB:

pasien baru, pasien lanjutan, pasien transfer dari ambulance hiperbarik

 Intra TOHB:
Safety pasien, cek barang² yang dilarang dibawa, ingatkan jangan terlambat valsava, monitor
KU/pasien, dll
 Post TOHB:
Lepas masker, debarkasi pasien, evaluasi pasien, bersihkan dan rapikan chamber, dokumentasi.

Proses HBOT diawali dengan konsultasi dokter dan pemeriksaan fisik untuk menentukan ada tidaknya
kontraindikasi absolut seperti pneumotoraks dan kontraindikasi relatif seperti asma, klaustrofobia(takut
ruangan sempit), penyakit paru obstruktif kronik, disfungsi tuba eustachius, demam tinggi, kehamilan,
dan infeksi saluran napas atas (LAKESLA,2009).

Pasien akan dibawa masuk dalam suatu ruangan hiperbarik setelah dipastikan tidak memiliki
kontraindikasi HBOT. Ada 2 jenis ruangan yaitu ruangan multipel yang dapat digunakan bersamaan
dengan pasien lain dan ruangan single yang hanya dapat digunakan oleh 1 pasien saja. Tidak perlu
penggunaan masker maupun sarung tangan dalam ruangan, kecuali pada kasus keracunan
karbonmonoksida. Di dalam ruangan pasien dapat melakukan aktivitas seperti membaca dan
mendengarkan musik. Dosis dan lamanya HBOT disesuaikan dengan kondisi jaringan dan indikasi
dilakukannya HBOT. Sebagai contoh, HBOT untuk perawatan luka dilakukan sebanyak 10 sesi perawatan,
setiap sesi memakan waktu 90 hingga 120 menit (LAKESLA, 2009).
Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat:

 Masker, embarkasi pasien


 Urinal, bengkok, selimut
 Medical KIT
 Air minum, permen dll

Masalah yang sering terjadi:

 Pusing, mual
 Nyeri telinga
 Kedinginan / kepanasan
 Kebakaran / ledakan

DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com

LAKESLA. 2009. Ilmu Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik. Surabaya: Lembaga Kesehatan Kelautan TNI
AL.

Bell, C.N.A, Gill. 2004. Hyperbaric Oxygen: its uses, mechanisms of action and outcomes. Oxford
Journals, no 397, pp.385-395

Anda mungkin juga menyukai