Disusun Oleh :
Ramdhonia Rahmawati
1710088
Terapi oksigen hiperbarik adalah salah satu metode pengobatan yang dilakukan dengan cara
memberikan oksigen murni di dalam ruangan khusus bertekanan udara tinggi, untuk dihirup pasien.
Terapi oksigen hiperbarik dilakukan di ruangan khusus yang dapat meningkatkan tekanan udara hingga
tiga kali tekanan atmosfer normal.
Terapi oksigen hiperbarik ditetapkan oleh Undersea and Hyperbaric Medical society (UHMS) sebagai
sebuah terapi dimana pasien bernapas menggunakan oksigen 100% di dalam suatu chamber dengan
tekanan lebih besar daripada tekanan laut ( 1 atmosfer absolut, ATA). Peningkatan tekanan ini bersifat
sistemik dan dapat diaplikasikan di dalam suatu monoplace chamber (untuk 1 orang) atau multiplace
chamber. Di dalam multiplace chamber, tekanan udara yang diberikan berupa udara biasa, dengan
oksigen diberikan melalui masker oksigen, hood tent, atau endotracheal tube. Sedangkan untuk
monoplace chamber, tekanan udara yang diberikan berasal dari oksigen murni. (Bell, 2004).
1. Supervisor
2. Dokter hiperbarik
3. Perawat
4. Operator
5. Teknisi
Manfaat TOHB:
1. Kasus penyelaman
2. Penyakit klinis
3. Kebugaran
Perawat/pendamping pasien dalam RUBT pada pelaksanaan TOHB:
Syarat:
Telah mengikuti pelatihan dan bersertifikat tentang kesehatan penyelaman dan hiperbarik
Tidak ada kontra indikasi dengan TOHB
Tidak claustrofobia
Mampu adaptasi dengan cepat pada lingkungan hiperbarik
Pra TOHB:
Intra TOHB:
Safety pasien, cek barang² yang dilarang dibawa, ingatkan jangan terlambat valsava, monitor
KU/pasien, dll
Post TOHB:
Lepas masker, debarkasi pasien, evaluasi pasien, bersihkan dan rapikan chamber, dokumentasi.
Proses HBOT diawali dengan konsultasi dokter dan pemeriksaan fisik untuk menentukan ada tidaknya
kontraindikasi absolut seperti pneumotoraks dan kontraindikasi relatif seperti asma, klaustrofobia(takut
ruangan sempit), penyakit paru obstruktif kronik, disfungsi tuba eustachius, demam tinggi, kehamilan,
dan infeksi saluran napas atas (LAKESLA,2009).
Pasien akan dibawa masuk dalam suatu ruangan hiperbarik setelah dipastikan tidak memiliki
kontraindikasi HBOT. Ada 2 jenis ruangan yaitu ruangan multipel yang dapat digunakan bersamaan
dengan pasien lain dan ruangan single yang hanya dapat digunakan oleh 1 pasien saja. Tidak perlu
penggunaan masker maupun sarung tangan dalam ruangan, kecuali pada kasus keracunan
karbonmonoksida. Di dalam ruangan pasien dapat melakukan aktivitas seperti membaca dan
mendengarkan musik. Dosis dan lamanya HBOT disesuaikan dengan kondisi jaringan dan indikasi
dilakukannya HBOT. Sebagai contoh, HBOT untuk perawatan luka dilakukan sebanyak 10 sesi perawatan,
setiap sesi memakan waktu 90 hingga 120 menit (LAKESLA, 2009).
Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat:
Pusing, mual
Nyeri telinga
Kedinginan / kepanasan
Kebakaran / ledakan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com
LAKESLA. 2009. Ilmu Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik. Surabaya: Lembaga Kesehatan Kelautan TNI
AL.
Bell, C.N.A, Gill. 2004. Hyperbaric Oxygen: its uses, mechanisms of action and outcomes. Oxford
Journals, no 397, pp.385-395