PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan banyaknya tanggung jawab kita semua, tekanan psikologis, tekanan sosial,
tuntutan material, tuntutan hedonisme dan kesenangan duniawi mampu membuat manusia
mengalami goncangan dalam kehidupannya. Hal ini menyebabkan semakin banyak orang yang
mengalami gangguan kejiwaan tanpa memandang umur, jenis kelamin dan status sosial sesorang.
B. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang tren dan isu dalam
keperawatan jiwa.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kesehatan Jiwa
Menurut UU kesehatan Jiwa no 13 tahun 1996 kesehatan jiwa adalah kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang dan
perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain.
Pada jiwa yang sehat ada beberapa factor yang dapat mempengaruhinya. Factor
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Inherited Characteristic (Warisan Karakteristik)
b. Nurturing During Childhood (Pemeliharaan Sewaktu Kecil)
c. Life Circumstance (Keadaan Hidup)
B. Keperawatan Jiwa
Menurut Dorothy dan Cecelia keperawatan jiwa adalah proses dimana perawat
membantu individu atau kelompok dalam mengembangkan konsep diri yang positif,
meningkatkan pola hubungan antar pribadi yang lebih harmonis serta agar berperan lebih
produktif di masyarakat.
Menurut ANA (American Nurses Association) keperawatan jiwa adalah area khusus
dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan
menggunakan
memulihkan
diri
sendiri
kesehatan
secara
mental
terapeutik
klien
dan
dalam
kesehatan
meningkatkan,
mempertahankan,
berada.
dan
dianggap
dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam
tatanan regional maupun global.
BAB III
PEMBAHASAN
Trend dan isue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang hangat
dibicarakan
dan
dianggap
dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam
tatanan regional maupun global. Berikut ini beberapa contoh tren dan isu yang terjadi dalam
keperawatan jiwa :
1. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
Di Indonesia banyak terjadi gangguan jiwa di mulai pada usia 19 tahun dan jarang sekali
melihat fenomena masalah sebelum anak lahir. Perkembangan pada saat ini menunjukkan bahwa
2
jika berbicara masalah kesehatan jiwa harus dimulai dari masa konsepsi bahkan sebelum
pranikah. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa adanya
dan
mental seseorang
ketika
berada
keterkaitan
kesehatan fisik
kesehatan
mental
seseorang
dimulai
hari.
Penemuan
penting
menderita
skizofrenia
di
terjadi pada waktu yang tertentu dalam kandungan dapat meningkatkan risiko menderita
skizofrenia. Mednick menghidupkan kembali teori perkembangan neurokognitif, yang
menyebutkan bahwa
pada
neurokognitif
sejak
dalam
berkurangnya
kemampuan
penderita
skizofrenia
kandungan.
dalam
terjadi
Beberapa
mempertahankan
kelainan
kelainan
perkembangan
neurokognitif seperti
rangsang yang berurutan, working memory, dan fungsi-fungsi eksekusi sering dijumpai
pada
penderita
skizofrenia.
dalam kandungan dan dalam kehidupan selanjutnya diperberat oleh lingkungan, misalnya,
tekanan berat dalam kehidupan, infeksi otak, trauma otak, atau terpengaruh zat-zat yang
mempengaruhi fungsi otak seperti narkoba. Kelainan neurokognitif yang telah berkembang
ini menjadi dasar dari gejala-gejala skizofrenia seperti halusinasi, kekacauan proses pikir,
waham/delusi, perilaku yang aneh dan gangguan emosi.
2. Tren peningkatan masalah kesehatan
Pada era globalisasi ini masalah kesehatan jiwa sudah meningkat, hal ini sudah terbukti
dalam dua tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh beban hidup yang semakin berat. Pada saat
sekarang ini pasien gangguan jiwa bukan hanya dari kalangan bawah tetapi juga dari
kalangan mahasiswa, pns, pegawai swasta pejabat dan masyarakat kalangan menengah ke atas.
Semua itu terjadi karena sebagian besar masyarakat
menengah
ke
atas
tidak
mampu
mengelola stress dan juga bisa disebabkan oleh post power syndrome atau mutasi jabatan.
3
Pada saat sekarang ini penyakit gangguan jiwa tidak lagi mengenal strata social dan usia. Banyak
orang kaya yang terkena gangguan jiwa karena hartanya habis akibat bencana. Selain itu kasus
neurosis
Neurosis
pada
anak
adalah
dan
bentuk
remaja,
juga
gangguan
menunjukkan kecenderungan
kejiwaan
yang mengakibatkan
meningkat.
penderitanya
mengalami stress, kecemasan yang berlebihan, gangguan tidur, dan keluhan penyakit
fisik yang tidak jelas penyebabnya. Tipe gangguan jiwa yang lebih berat, disebut gangguan
psikotik. Klien yang menunjukkan gejala perilaku yang abnormal secara kasat mata. Inilah orang
yang kerap mengoceh tidak karuan, dan melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya dan
orang lain, seperti mengamuk.
3. Meningkatnya post traumatic syndrome disorder
Trauma yang katastropik, yaitu trauma di luar rentang pengalaman trauma yang umum di
alami manusia dalam kejadian sehari-hari. Mengakibatkan keadaan stress berkepanjangan dan
berusaha untuk tidak mengalami stress yang demikian. Mereka menjadi manusia yang invalid
dalam kondisi kejiwaan dengan akibat akhir menjadi tidak produktif. Trauma bukan semata-mata
gejala kejiwaan yang bersifat individual, trauma muncul sebagai akibat saling keterkaitan antara
ingatan sosial dan ingatan pribadi tentang peristiwa yang mengguncang eksistensi kejiwaan.
Sigmund Freud pernah mengemukakan bahwa trauma adalah suatu ingatan yang direpresi.
Dan karena direpresi itulah maka trauma sering berlangsung secara tidak sadar dalam periode
yang cukup lama. Contohnya saat terjadinya tsunami di Aceh, guncangan psikologis yang
disebabkan oleh ingatan mengerikan tentang
gelombang
tsunami,
tentang
mayat-mayat
yang berserakan, dan tentang kehilangan banyak anggota keluarga sekaligus berpotensi untuk
membentuk ingatan yang traumatis.
4. Tren bunuh diri pada anak-anak dan remaja
Gagasan bunuh diri merupakan keluhan pertama yang sering dijumpai dalam pelayanan
psikiatrik darurat. Semua ancaman bunuh diri, sikap dan buah pikiran itu harus ditanggapi
dengan serius, sampai dapat dibuktikan sebaliknya. Pasien yang berisiko bunuh diri perlu diamati
secara cermat. Alasan seseorang bunuh diri adalah putus asa dengan masalah yang di hadapi dan
merasa tidak berdaya.
Di dunia pun bunuh diri merupakan masalah psikologis dunia yang sangat mengancam,
angka kejadian terus meningkat dan sangat mengancam. Sejak tahun 1958, dari 100.000
penduduk Jepang 25 orang diantaranya meninggal akibat bunuh diri. Sedangkan untuk negara
Austria, Denmark, dan Inggris, rata-rata 25 orang. Urutan pertama diduduki Jerman dengan
angka 37 orang per 100.000 penduduk. Di Amerika tiap 24 menit seorang meninggal akibat
bunuh diri. Jumlah usaha bunuh diri yang sebenarnya 10
kali
lebih
besar
dari
angka
tersebut, tetapi cepat tertolong. Kini yang mengkhawatirkan trend bunuh diri mulai tampak
meningkat terjadi pada anak-anak dan
remaja.
Di
Benua
Asia,
Jepang
dan
Korea
termasuk Negara yang sering diberitakan bahwa warganya melakukan bunuh diri. Di Jepang,
harakiri (menikam atau merobek perut sendiri) sering dilakukan bawahan untuk melindungi
nama baik atasannya. Sebagai contoh, sekretaris pribadi
mantan
melakukan bunuh diri, ketika skandal suap perusahaan Recruits Cosmos terbongkar pada tahun
1984. Lockheed terbongkar. Sang sopir menusuk perutnya, demi menjaga kehormatan
pimpinannya.
Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 mengungkapkan
bahwa satu juta orang bunuh diri dalam setiap tahunnya atau terjadi dalam seiap 40 detiknya.
Bunuh diri juga termasuk satu dari tiga penyebab utama kematian pada usia 15-34 tahun, selain
faktor kecelakaan. Metode bunuh diri yang paling disukai adalah menggunakan pistol,
menggantung diri dan minum racun.
5. Paterrn of parenting dalam keperawatan jiwa
Dengan banyaknya kasus bunuh diri dan depresi pada anak, maka pola asuh keluarga
kembali menjadi sorotan. Pola asuh yang baik adalah pola asuh dimana orang tua menerapkan
kehangatan yang tinggi disertai dengan kontrol yang tinggi. Kehangatan adalah bagaimana
orang tua menjadi teman curhat, teman bermain, teman yang menyenangkan bagi anak
terutama
saat
rekreasi,
belajar
berani bicara pada orang tuanya saat punya masalah. Orang tua menjadi teman dalam ekspresi
feeling anak sehingga anak menjadi sehat jiwanya. Bagaimana anak dilatih mandiri dan
mengenal disiplin di rumahnya. Kemandirian menjadi hal yang sangat penting dalam kesehatan
jiwa, karena akan memiliki self
bertanggung jawab mengerjakan tugas-tugas di rumah seperti: mencuci, menyiram bunga dll
5
lainnya
muncul
seiring
dengan
merebaknya
pemakaian NAPZA.
Menjelang tahun 2008 pertumbuhan HIV AIDS di dunia dapat mencapai 4 orang permenit. Ini
merupakan ancaman hilangnya kehidupan dan runtuhnya peradaban.
Para pengidap HIV-AIDS juga mengalami gangguan kejiwaan, mereka cenderung akan
mengalami kecemasan akan hidup dan masa depannya. Penderita HIV-AIDS juga mengalami
tekanan dan tingkat stress yang tinggi sehingga membutuhkan kemampuan atau strategi coping
yang memadai, salah satunya adalah strategi koping religius sehingga diharapkan akan mampu
menerima kondisi diri sehingga akan mampu menyesuaikan diri di lingkungan.
Perawat merupakan komponen terbesar dari seluruh tim kesehatan, maka upaya-upaya
pencegahan
dan
penatalaksanaan
perawat senantiasa berada di sisi klien dalam rentang waktu yang lama di banding tim kesehatan
lainnya.
7. Masalah ekonomi dan kemiskinan
Pengangguran lebih dari 40 juta orang telah menyebabkan rakyat Indonesia semakin
terpuruk. Daya beli lemah, pendidikan rendah, lingkungan buruk, kurang gizi, mudah terigitasi,
kekebalan
rakyat
menurun
Indonesia
dan
yang
infrastruktur
mengalami
yang
gangguan
masih
jiwa.
ekonomi merupakan
masalah yang paling dominant menjadi pencetus gangguan jiwa diIndonesia. Hal ini
bisa dibuktikan bahwa saat terjadi kenaikan BBM selalu disertai dengan peningkatan dua kali
lipat angka gangguan jiwa. Hal ini diperparah dengan biaya sekolah yang mahal, biaya
pengobatan tak terjangkau dan penggusuran yang kerap terjadi.
8. Trend pelayanan keperawatan mental psikiatri di era globalisasi
Sejalan dengan program deinstitusionalisasi yang didukung ditemukannya obat
psikotropika yang terbukti dapat mengontrol perilaku klien gangguan jiwa. Peran perawat tidak
terbatas di Rumah Sakit, tetapi dituntut lebih sensitif terhadap lingkungan sosialnya,
serta
berfokus
pada
pelayanan
preventif
dan
menjadi community based care merupakan trend yang signifikan dalam pengobatan gangguan
jiwa. Perawat mental psikiatri harus mengintegrasikan diri dalam community mental health,
dengan tiga kunci utama :
a. Pengalaman dan pendidikan perawat, peran dan fungsi perawat serta hubungan
perawat dengan profesi lain di komunitas.
b. Reformasi dalam yankes menuntut perawat meredefinisikan perannya
c. Intervensi keperawatan yang menekankan pada aspek pencegahan
dan promosi
pendidikan
keperawatan
sangat
penting,
terutama keperawatan
antara
keduanya
sudah
terintegrasi
(saling
menunjang).
Seperti
yang
tanpa agama
bagaikan orang buta. Tetapi agama tanpa ilmu pengetahuan bagaikan orang lumpuh. Merujuk
dari pentingnya pengetahuan dan agama tersebut untuk jiwa yang sehat banyak
penelitian
dilakukan diantaranya sebuah penelitian yang mengatakan kelompok yang tidak terganggu
jiwanya adalah yang mempunyai agama yang bagus dan sebaliknya. Karl Jung telah
menyimpulkan dari analisanya bahwa mereka yang menderita penyakit mental mengalami suatu
kekosongan rohani. Terapinya terletak pada siraman keimanan yang kuat.
Menurut Rando (1984) keyakinan agama dapat membantu menyokong pasien dalam
menghadapi krisi kehidupan termasuk kematian. Dimensi spiritual merupakan hal yang sangat
penting diperhatikan dalam masyarakat Indonesia. Walaupun hal ini sering kali terabaikan.
Pengertian tentang pentingnya memahami kebutuhan spiritual pasien yang dilandasi atas
keyakinan beragama, nilai dan pengalaman kehidupan pasien sering
tenaga kesehatan. Hal
ini
mungkin
disebabkan
tidak
menjadi focus
aspek spiritual.
Tiga kebutuhan spiritual menurut Randi (1984) adalah mencari arti kehidupan, meninggal
secara wajar dan kebutuhan untuk ditemani pada saat sakratul maut.
11. Penggunaan internet (newsgroup) pada perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
jiwa.
Internet memberikan kemudahan dalam pemberian informasi tidak terbatas pada ruang
dan waktu sehingga kapanpun perawat membutuhkan untuk akses maka pilihan penggunaan
internet di Rumah Sakit menjadi sebuah pilihan dan kebutuhan. Lewat internet terutama fasilitas
newsgroup (chatting), perawat diberikan kemudahan dalam berkomunikasi dan tukar informasi
terkait asuhan keperawatan jiwa yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan jiwa kepada pasien.
12. Pengaruh pemberian aroma terapi terhadap tingkat kecemasan pasien sebelum operasi
dengan anastesi spinal
Terkait adanya stressor pada saat dilakukan pembedahan dengan anastesi spinal sangat
penting untuk membuat tubuh selalu dalam keadaan rileks dengan memberikan stimulus emosi
positif ke otak. Salah satu tindakan keperawatan yang dapat dilakukan dengan metode meditasi,
8
yoga, maupun aromaterapi. Aromaterapi merupakan terapi komplementer yang layak untuk
dicoba karena cara tersebut diketahui dapat memberikan stimulus postif ke otak.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan di RS Tugu Semarang pada 40
responden yang akan dilakukan operasi dengan spinal anastesi. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa terbanyak responden sebelum pemberian aromaterapi lavender mengalami
cemas berat 40%, dan setelah pemberian aromaterapi terbanyak mengalami cemas sedang
42,5%. Jadi dapat disimpulkan terdapat pengaruh pemberian aromaterapi terhadap tingkat
kecemasan pasien sebelum operasi dengan anstesi spinal di RS Tugu Semarang
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trend dan issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang hangat
dibicarakan
dan
dianggap
dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam
tatanan regional maupun global. Berikut ini beberapa contoh tren dan isu yang terjadi dalam
keperawatan jiwa :
1. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
2. Tren peningkatan masalah kesehatan
3. Meningkatknya post traumatic syndrome disorder
4. Tren bunuh diri pada anak-anak dan remaja
5. Paterrn of parenting dalam keperawatan jiwa
6. Masalah napza dan hiv/aids
7. Masalah ekonomi dan kemiskinan.
8. Trend pelayanan keperawatan mental psikiatri di era globalisasi
9. Isu seputar yankep mental psikiatri
10. Tren dan isu seputar dimensi spiritual keperawatan jiwa
11. Penggunaan internet (newsgroup) pada perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
jiwa.
12. Pengaruh pemberian aroma terapi terhadap tingkat kecemasan pasien sebelum operasi
dengan anastesi spinal
9
B. Saran
Sebaiknya semua perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend
dan isu keperawatan jiwa di Indonesia sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Nurmali,M.2015.Trend Issue Keperawatan Jiwa. Tersedia : http//dokumen.tips/documents/trendissue-keperawatan-jiwa.html diakses pada 27 September 2016 pukul 16.25 WITA
Andika A Nagara.2015.Trend Issue Keperawatan Jiwa. Tersedia : http//dokumen.tips/documents/
trend-issue-keperawatan-jiwa.html diakses pada 27 September 2016 pukul 16.05 WITA
Iswanti,D.2011. Penggunaan Internet (Newsgroup) Pada Perawat Dalam Memberikan Asuhan
Keperawatan Jiwa.Jurnal Fik UI.Tersedia : pkko.fik.ui.ac.id diakses pada 28 September 2016
pukul 23.05 WITA
Sriningsih.A, Hartono.I, dan Rodhi.2014. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Terhadap Tingkat
Kecemasan Pasien Sebelum Operasi Dengan Anstesi Spinal di RS Tugu Semarang.Jurnal
Universitas Muhamadiyah Semarang. Tersedia : http//jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/v
iew/974. 28 September 2016 pukul 02.29 WITA
Muslimah.A.I, Aliyah.S. 2013. Tingkat kecemasan dan strategi koping religious terhadap
penyesuaian diri pada pasien HIV/AIDS Klinik VCT RSUD Kota Bekasi.Jurnal Unisma.
Tersedia
http://www.ejournal-unisma.net/ojs/index.php/soul/article/view/855
diakses
28
10