NEONATUS ESENSIAL
Kelompok 1
PERAWATAN NEONATAL
ESENSIAL PADA SAAT LAHIR
Kewaspadaan Umum ( Universal
Precaution )
Bayi Baru Lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi
yang disebabkan oleh paparan atau kontaminasi
mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung
maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum
menangani BBL, pastikan penolong persalinan telah
melakukan upaya pencegahan infeksi berikut:
a) Persiapan diri
b) Persiapan alat
c) Persiapan tempat
Penilaian
Awal
Pencegahan Kehilangan
Panas
Mekanisme pengaturan suhu tubuh pada BBL, belum berfungsi
sempurna jika tidak segera dilakukan pencegahan akan mengalami
hipotermia
Mekanisme
kehilangan panas
a. Evoporasi
penguapan
cairan ketuban pada
permukaan tubuh oleh panas
tubuh bayi sendiri
b. Konduksi
kehilangan panas
tubuh melalui kontak langsung antara
tubuh bayi dengan permukaan yang
dingin.
c. Konveksi
kehilangan
panas tubuh yang terjadi saat
bayi terpapar udara sekitar
yang lebih dingin.
d. Radiasi
kehilangan
panas yang terjadi karena bayi
ditempatkan di dekat bendabenda yang mempunyai suhu
lebih rendah dari suhu tubuh
bayi.
Mencegah Kehilangan
Panas
Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir. Penyuntikan oksitosin
pada ibu dilakukan sebelum tali pusat dipotong.
Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari dinding
perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusatdengan dua jari
kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat
dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm
dari tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.
Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan
tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat di antara
kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT atau steril.
Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci
pada sisi lainnya
Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan klorin
0,5%.
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya Inisiasi Menyusu Dini.
Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke
puntung tali pusat. Nasihatkan hal ini juga kepada ibu dan keluarganya.
Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan apabila terdapat tanda
infeksi, tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah atau lembab.
Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali pusat mengering
dan terlepas sendiri.
Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun dan
segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada kulit sekitar tali pusat,
tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda infeksi, nasihati ibu untuk membawa
bayinya ke fasilitas kesehatan.
Pencegahan Perdarahan
Pemberian Imunisasi
Imunisasi Hepatitis
B pertama (HB 0)
diberikan 1-2 jam
setelah pemberian
Vitamin K1 secara
intramuskular
Imunisasi Hepatitis
B bermanfaat untuk
mencegah infeksi
Hepatitis B terhadap
bayi, terutama jalur
penularan ibu-bayi.
Pemberian Identitas
Anamnesis Dan
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk
mengetahui sedini mungkin jika
terdapat kelainan pada bayi.
Waktu pemeriksaan BBL:
Setelah lahir saat bayi stabil
(sebelum 6 jam)
Pada usia 6-48 jam (kunjungan
neonatal 1)
Pada usia 3-7 hari (kunjungan
neonatal 2)
Pada usia 8-28 hari (kunjungan
neonatal
3)
Persiapan
1. Pesiapan alat dan
tempat
2. Persiapan diri
3. Persiapan keluarga
2. Pemeriksaan Fisis
2. PERAWATAN NEONATAL
ESENSIAL SETELAH LAHIR
Menjaga Bayi Tetap
Hangat
Beberapa bayi muda perlu dilihat lebih dari satu kali untuk
satu episode sakit saat ini kunjungan ulang
Proses penatalaksanaan kasus dari MTBS membantu
mengidentifikasi bayi muda yang memerlukan kunjungan
ulang.
Jika bayi muda tersebut dibawa kembali ke klinik, petugas
kesehatan memberikan pelayanan tindak lanjut seperti
yang disebutkan dalam pedoman MTBS.
Buang air besar dan buang air kecil pada hari hari
pertama
Bayi rewel
Bayi kolik
Gumoh
Hidung tersumbat
Cradle cap (Kerak Topi)
Mongolian spot (bercak kebiruan)
Milia
Miliaria
Konseling untuk bayi risiko tinggi
Kelainan kongenital
Kelainan kongenital adalah kelainan yang terlihat
pada saat lahir, bukan akibat proses persalinan.
Kelainan kongenital bisa herediter, dapat dikenali
saat lahir atau pada saat anak-anak.
ANENSEFA
LI
HIDROSEFAL
US
Awasi tanda/gejala
vital
Konseling dengan
orang tua
Rujuk ke Rumah Sakit
untuk
tindakan lebih lanjut.
TRAUMA LAHIR
Petekie
Ket : Bercak merah
kecil-kecil akibat
adanya gangguan
(bendungan) aliran
darah perifer. Sering
terjadi pada lilitan tali
pusat, partus lama.
Tndkn : Observasi
Manajemen
Umum
Terapi Anti
Retroviral
Pemberian Nutrisi
INSTRUMEN PENCATATAN
a
g
a
n
T
e
k
u
t
n
Pencatatan u
sehatan
Keneonatus
Pelayanan kesehatan pada
dicatat pada:
Rekam medis: partograf, formulir bayi baru
lahir dan formulir pencatatan bayi muda
Instrumen pencatatan puskesmas: register
kohort ibu dan register kohort bayi
Instrumen pencatatan untuk keluarga:
buku kia
Sasaran bayi baru lahir yang sudah mendapat
pelayanan dicatat pada Formulir Bayi Baru Lahir
(umur 0-6 jam) atau Formulir Pencatatan Bayi
Muda (umur 6-28 hari) serta Kartu Anak jika
tersedia. Selanjutnya hasil pelayanan kesehatan
tersebut dimasukkan ke dalam Register Kohort Ibu
dan Register Kohort Bayi oleh bidan atau perawat
penanggungjawab di desa berdasarkan pembagian
tugas wilayah kerja puskesmas.
Instrumen Pelaporan
Data yang tercatat pada Register Kohort Ibu dan Register
Kohort Bayi diteliti/divalidasi dan diolah sebelum
direkapitulasi ke dalam format pelaporan SP2TP SIMPUS,
untuk diteruskan berjenjang ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Kementerian Kesehatan.