(Januari – November)
Disusun Oleh :
Penanggungjawab Program Kesehatan Anak
Iin Shalawaty Str.Keb
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI)
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatal (AKN) sebesar 19 kematian
per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Neoantus (AKB) sebesar 40 kematian per 1000
kelahiran hidup. Ankga Kematian Balita (AKABA) sebesar 32 per kelahiran hidup. Hasil survei
tersebut menunjukkan bahwa kematian balita (0-59 bulan) masih tinggi. Untuk itu, diperlukan
kerja keras dalam upaya menurunkan angka kematian tersebut.
Selaian itu pertumbuhan dan perkembangan neoantus balita perlu mendapatkan perhatian
khusus anak mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupn social
serta memiliki intelegensi sesuai dengan potensi genetiknya.
Oleh sebab itu Program Kesehatan Anak Puskesmas Tanjungbatu menjalankan beberapa
program kerja untuk menurunkan Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Neoantus
(AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), serta meningkatkan kualitas hidup anak diataranya ;
Pelayanan Neonatus, Penanganan Komplikasi Neonatus (PKN), Pelayanan Kesehatan Bayi,
Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Pelayanan Kesehatan MTBS, dan Kelas Ibu Balita.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Laporan Kinerja Program Kesehatan Anak adalah sebagai pelaporan
kinerja dan bentuk pertanggungjawaban untuk menilai tingkat keberhasilan dalam mencapai
sasaran program yang wajib dipenuhi, sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan.
Tujuan
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang
telah dan seharusnya dicapai .
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Direktorat Kesehatan Keluarga untuk
meningkatkan kinerjanya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pelayanan Kesehatan Neonatus
Pelayanan Kesehatan Neonatus Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan
kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus
sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas
kesehatan maupun melalui kunjungan rumah. Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus :
1. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6 48 Jam setelah lahir.
2. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai
dengan hari ke 7 setelah lahir.
3. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai
dengan hari ke 28 setelah lahir.
Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di
fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara
komprehensif dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan pemeriksaan
menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk memastikan bayi
dalam keadaan sehat, yang meliputi :
Sasaran Bayi di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjungbat adalah sebanayak 440
bayi. Bayi baru lahir (neonatus) hars mendpatkan pelayanan kunjungan neonatus KN 1,
KN 2, KN. Dimana berdasarkan target resnstra capaian kunjungan neonatus harus
mencapai 100%. Selama tahun 2021 capaian program kesehatan anak di bidang
kunjungan neonatus tergambar dalam table berikut:
KN 1 KN 2 KN 3
No Nama
. Kelurahan/Desa
L P T L P T L P T
100
80
KN I
60
KN 2
40 KN 3
20
0
Tg. Batu Kota Tg. Batu Gading Sari Sei. Sebesi Sei. Ungar Lubuk Puskesmas
Barat
CAKUPANPENANGANAN KOMPLIKASI
NEONATUS
160 UPT PUSKESMAS TANJUNG BATU s/d NOV 2021
140
120
100
80
Column1
60
40
20
0
Tg. Batu Tg. Batu Gading Sari Sei. Sebesi Sei. Ungar Lubuk Puskesmas
Kota Barat
ABS 17 4 4 5 1 9 40
% 65.4 28.6 66.7 62.5 16.7 150 60.6
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa komplikasi neonatus tertinggi
ada pada kasus BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), dengan angka tertinggi terdapat pada Desa
Lubuk yaitu sebanyak 12 bayi. BBLR perlu perhatian khusus melihat tingginya angka
kejadiannya. Perlu kerjasama lintas program dalam upaya menekan kasus BBLR. Dari data
BBLR yang ada kasus BBLR rata – rata didominasi oleh kasus KEK dan Anemia dalam masa
kehamilan yait sebanyak 32 kasus. Sehingga kerjasama lintas program, program gizi dan
program KIA (Ibu) pada khususnya agar dapat menekan kasus BBLR kedepannya.
No. Nama Nama Nama Orang Tua Alamat Tgl Kematian Penyebab Tempat
Kematian Kematian
1. By. M. Yandi Novi/Apriyandi Tg.Batu 24/02/2021 Asfiksia RSUD Tg.Batu
Kota
2. By. Ny.Nurlinda Nurlinda/Sunarto Jl.Parit 14/03/2021 Asfiksia RSUD M.Sani
Tegak
3. By. Fazrin Fauzal/ Azia Jl. Parit 14/08/2021 Asfiksia PMB
Pacitan
4. By. Fatimah Khairnizam/Irdina G.sari 12/08/2021 BBLR Klinik PT Timah
5. By. Ny. Zuliana Jimmy/Zuliana Rengkum 01/10/2021 BBLR RSUD Tg.Batu
Tg.Batu
Barat
Dari Tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa peyebab kematian tertinggi pada
neonatus adalah asfiksia sebanyak 3 kasus, diikuti 2 kasus BBLR. Dari 3 kasus asfiksia
didapatkan data 1 kasus By. M.Yandi disebabkan tali pusat menumbung, 1 kasus By.Ny.
Nurlinda kerena postdate, 1 kasus By.Fazrin karena Anemi dalam kehamilan, disertai kurangnya
ANC selama kehamilan. Dari data tersebut untuk menekan kasus kematian pada masa neonatus
diharapkan adanya pemeriksaan kehamilan (ANC) sesuai standar, pemberi pelayanan diharapkan
memeberikan pelayanan yang berkalitas (10 T), pentingnya dilakukan USG selama kehamilan.
3.2. Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh
tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan
setelah lahir. Di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjungbatu selama periode 2021 didapatkan
data pelayanan kesehatan bayi sebagai berikut:
52 94 146
1. Tanjungbatu Kota 59,8 % 105,6 % 83 %
27 40 67
2. Tanjungbatu Barat 57,4 % 85,1 % 71,3 %
18 14 32
3. Gading Sari 100 % 77,8 % 88,9 %
22 13 35
4. Sei Sebesi 84,6 % 52 % 68,6 %
35 24 59
5. Sei Ungar 152,2 % 104,3 % 128,3 %
11 13 24
6. Lubuk 57,9 % 72,2 % 64,9 %
120
100
80
Column1
60
40
20
0
Tg. Batu Tg. Batu Gading Sari Sei. Sebesi Sei. Ungar Lubuk Puskesmas
Kota Barat
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan bayi di wilayah
kerja UPT Tanjung batu masih kurang dibandingkan dengan target resntra yakni 100%. Desa
Tanjungbat Barat, Sungai Sebesi dan Desa Lubuk perlu perhatian khusus dalam peningkatan
angka pelayanan bayi.
3.2.1. Jumlah Kematian Bayi
Berdasarkan target renstra yang ditetapkan oleh kemenkes, jumlah kematian bayi
dalam satu tahun adalah 18/1000 kelahiran hidup. Selama tahun 2021 jumlah kematian neonatus
di wilayah kerja UPT Tanjungbatu sebanyak 4 kematian dengan asumsi 10/1000 Kelahiran
hidup. Dengan data sebagai berikut:
No. Nama Nama Nama Orang Tua Alamat Tgl Kematian Penyebab Tempat
Kematian Kematian
1. By. M. Qurays M.Jailani/Siti Tg.Batu 13/04/2021 Diare RSUD M.Sani
Alhabsy Aminah Kota
2. By. Akila Bintang/Ida Safitri Sungai 25/05/2021 Kelainan RSUD Tg.Batu
Humaira Sebesi Jantung bawaan
3. By. Syafira Badrul/Hayati Tg Batu 24/09/2021 Pnemonia RSUD M. Sani
Fitriani Kota
4. By. M.Noval Jamaludin/Marsya Tg.Batu 26/102021 Diare RSUD M.Sani
Syahreza Barat
Pelayanan kesehatan anak balita terbagi menjadi pelayan kesehatan balita dan
pelayanan kesehatan anak prasekolah. Pelayanan kesehatan anak balita merupakan indikator
dalam SPM yang target pencapaian Restra dalam setahn sebesar 100 %. Dalam pelaksanaannya
Pelayanan kesehatan anak balita harus memenhi beberapa indikator di bawah ini;
3.3.1. Pelayanan Kesehatan Anak Balita (Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang SDIDTK minimal 2 kali)
Stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang merupakan indikator dalam
pemberian pelayanan kesehatan anak balita. Oleh karena itu selama periode kerja 2021
program kesehatan anak melakukan SDIDTK yang tergambar dalam tabel di bawah ini:
Tabel Pelayanan Kesehatan Anak Balita (Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang SDIDTK minimal 2 kali)
70
60
50
40
30
20
10
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan balita dalam pelaksanaan
SDIDTK harus ditingkatkan lagi di periode kerja mendatang. Mengingat target renstra yang
cukup tinggi yaitu 100% oleh sebab itu diharapkan Bidan Desa lebih giat lagi dalam melakukan
SDIDTK. SDIDTK merupakan salah satu kegiatan yang mendapatkan dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK). Selama periode kerja 2021 poin kegiatan SDIDTK/Pemantauan Tumbuh
Kembang yang tersedia di menu bok adalah sebanyak 30 kegiatan. Terdiri dari 9 kegiatan
dilakukan pada TK dan Paud di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjungbatu dan 21 kegiatan
dilaksanakan pada posyandu balita di desa dan kelurahan. Sebagaimana tergambar dalam tabel
berikut:
1. Tanjungbatu Kota 0 0 0
2. Tanjungbatu Barat 0 0 0
3. Gading Sari 1 0 1
4. Sei Sebesi 0 0 0
5. Sei Ungar 1 0 1
6. Lubuk 0 1 1
Total 2 1 3
Dari data diatas balita dengan gangguan perkembangan 1 balita dengan ADHD
dan Speech delay, 1 balita dengan sindrom down, dan 1 balita dengan ketelambatan
perkembangan. 2 diantaranya telah diberikan rujukan dari Puskesmas Tanjungbatu untuk
berkonsltasi dengan dr spesialis anak. Salah satu kendala yang ditemui adalah belum jelasnya
sistem rujukan untuk balita yang dicurigai mengalami keterlambatan atau mengarah pada
gangguan perkembangan. Selain itu orang tua balita dengan anak gangguan perkembangan
terkendala oleh biaya dalam melakukan pengobatan lanjutan.
3.4. Pelaksanaan Kelas Ibu Balita
Pelaksaanaan Kelas Ibu balita selama periode 2021 di wilayah kerja UPT Puskesmas
Tanjungbatu adalah sebagai berikut:
2. Tanjungbatu Barat 6 56 7 24 7 66
3. Gading Sari 10 27 11 27 11 81
4. Sei Sebesi 9 26 10 25 10 95
5. Sei Ungar 8 19 9 18 9 40
6. Lubuk 5 25 5 23 5 40
Total
Dari data diatas didapatkan bahwa kelas ibu balita yang terbentuk dan keiikutsertaan ibu
balita dalam pelasksanaan masih cukup rendah. Kedepan diharapkan peranserta Bidan Desa
dalam meningkatkan minat Ibu balita dalam mengikuti kelas ibu balita dapat ditingkatkan lagi.
Salah satu terobosan program kesehatan anak UPT Puskesmas Tanjungbatu kedepan akan
dibentuk grup whatsapp ibuu balita berdasarkan kelompok usia di tiap desa dan kelurahan guna
memudahkan akses informasi dan peningkatan pengetahuan ibu balita.
Selain itu kelas ibu balita merupakan salah satu kegiatan yang termasuk kedalam menu
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dalam periode tahun 2021 adalah sebanyak 15 kegiatan.
Berikut adalah tabel kegiatan Kelas Ibu Balita selama tahun 2021 dengan dana BOK:
Tabel Pelaksanaan Kelas Ibu Balita
Dari tabel diatas dapat disimplkan bahwa pelaksanaan kelas ibu balita selama periode
2021 dengan menggunakan dana BOK tercapai 100% yakni 15 kegiata yang dilakkan di desa dan
kelurahan.
3.4. Pelayanan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
Pelayanan MTBS merupakan salah satu poin dalam target renstra. Target Renstra
untuk pelayanan MTBS adalah 80%. Berikut tabel Pelayanan MTBS di wilayah kerja UPT
Puskesmas Tanjungbatu
1. Tanjungbatu Kota 27 35 27 50 52 50
2. Tanjungbatu Barat 23 12 23 50 41 50
3. Gading Sari 13 7 13 22 22 22
4. Sei Sebesi 16 25 16 45 29 45
5. Sei Ungar 23 24 23 36 34 36
6. Lubuk 9 14 9 39 41 39
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit terbanyak pada balita di
wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjungbatu adalah Demam Batuk Pilek yang dalam pendekatan
MTBS diklasifikasikan sebagai Demam Mungkin Bukan Malaria sebesar 68%. Setiap anak balita
yang datang berobat baik di pustu, polindes maupun di puskesmas harus dilakukan pemeriksaan
dengan pendekatan MTBS.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.Kesimpulan
1. Pelayanan Kesehatan Neonatus
a. Kunjungan Neonatus KN1 (85,5%), KN2 (85,5%), KN 3 (83,2%), masih
kurang dari target restra yait 100%
b. Penanganan Komplikasi Neonatus (PKN) 40 bayi (60,6%) terdiri dari 37
BBLR dan 3 Asfiksia. Capaian masih kurang dari target resntra yaitu 80%.
c. Jumlah kematian neonatus yaitu 5 kematian dengan asumsi 13/1000 KH.
Jumlah kematian neonatus selama tahun 2021 termasuk baik karena di
bawah target renstra yaitu 18/1000KH.
d. Pelayanan kesehatan bayi di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjungbatu
selama 2021 yaitu 82,5%. Pelayanan kesehatan bayi masih kurang
dibanding target resntra yaitu 100%
e. Jumlah kematian bayi yaitu 4 kematian dengan asumsi 10/1000 KH.
Jumlah kematian neonatus selama tahun 2021 termasuk baik karena di
bawah target renstra yaitu 18/1000KH.
f. Pelayanan Kesehatan Anak Balita (Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang SDIDTK minimal 2 kali) di wilayah kerja UPT
Puskesmas Tanjungbatu adalah 70,7% dimana masih di bawa target
renstra yaitu 100%. Kegiatan pemantaan tumbuh kembang berdasarkan
anggaran dari BOK terlaksana 100 % yaitu sebanyak 30 kegiatan
g. Pelaksanaan kelas ibu balita, pelaksanaan kelas ibu balita bukan
merupakan standar pelayanan minimal kesehatan anak, nam sangat
berperan besar untuk meningkatkan derajat kesehatan bayi dan anak balita.
Kelas ibu balita termasuk kegiatan yang mendapatakan dana BOK. Selama
periode 2021 di wilaya kerja UPT Puskesmas Tanjungbatu terlaksanan
100% yakni 15 kegiatan.
h. Pelayanan MTBS di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjungbatu selama
2021 sebesar 689 bayi anak balita yang dilayani MTBS. Dengan kasus
penyakit paling tinggi yaitu demam batuk pilek sebesar 68%.
4.2. Saran