Anda di halaman 1dari 3

TUGAS LEARNING JOURNAL

OLEH :

MUHAMMAD ZAKARIA, Amd.Kep

CPNS KAB KARIMUN-KEPRI

ANGKATAN 7 KELOMPOK 3

1. ESENSI PEMBELAJARAN MANAJEMEN ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.

Di Indonesia sendiri, sistem merit hanya diatur untuk sektor publik. Aturannya

tertuang dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Sebagai tambahan regulasi, ada juga Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017

tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.

SISTEM merit bertumpu pada 3 hal yaitu kompetensi kinerja kualifikasi

menurut Deputi Bidang SDM Aparatur di Kementerian PANRB. Poin/prinsip system

merit di antaranya adalah :

 perencanaan tenaga kerja berdasarkan analisis jabatan dan beban kerja

 tujuan perekrutan adalah mencari talenta terbaik

 pengembangan kapasitas dan kemampuan tenaga kerja

 penilaian kerja berkelanjutan


 promosi yang dinamis

 apresiasi layak melalui sistem pensiun dan sistem kompensasi

2. ESENSI PEMBELAJARAN PELAYANAN PUBLIK

Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh
Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang
dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. (Lembaga Administrasi Negara: 1998)

Perubahan mindset perilaku pejabat publik mencakup 3 (tiga) aspek penting, yaitu :

1. Mengubah dari “Penguasa” menjadi “Pelayan” masyarakat.


2. Mengubah dari “Wewenang” menjadi “Peranan”.
3. Menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan, bukan
hanya di dunia tapi juga di akhirat.

Apabila diuraikan lebih lanjut, arti kata pelayanan atau service memiliki nilai-nilai berikut:

1. Self-awareness : ASN harus memiliki kepedulian dan kesadaran diri, memahami posisi
sebagai pelayan publik yang berjiwa melayani pelanggannya, baik internal maupun
eksternal.
2. Enthusiasm : melakukan pelayanan dengan semangat yang kuat dan penuh antusias dalam
pemberian layanannya.
3. Reform : pelayan publik yang baik memiliki inovasi dan kreatifitas yang melebihi ekspektasi
penerima layanannya sehingga dapat memperbaiki kinerja layanannya secara
berkelanjutan.
4. Value : memberikan manfaat atau nilai tambah bagi penerima layanannya.
5. Impressive : tampil dengan perilaku yang tidak kaku dan mengesankan penerima
layanannya.
6. Care : peduli terhadap kebutuhan penerima layanan dan memberikan perhatian secara
optimal.
7. Evaluation : pelaksanaan layanan harus dievaluasi secara rutin oleh pemberi layanan agar
dapat menyempurnakan layanan yang diberikan.
3. ESENSI PEMBELAJARAN WOG

Whole-of-Government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan


yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program
dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
WoG menekankan pelayanan yang terintegrasi sehingga prinsip kolaborasi,
kebersamaan, kesatuan dalam melayani permintaan masyarakat dapat selesaikan
dengan waktu yang singkat.

MANFAAT WOG

Meningkatkan efisiensi, sharing informasi, lingkungan kerja, daya saing, akuntabilitas, koherensi
kebijakan, dan menurunkan biaya layanan, pemborosan, duplikasi pekerjaan, inkonsistensi kebijakan,
waktu penyelesaian layanan tertentu

Anda mungkin juga menyukai