BLOK 2.3
A. Tujuan umum
Mahasiswa mengetahui kaidah dasar penulisan resep dan memiliki
keterampilan menuliskan resep yang benar.
B. Tujuan khusus
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian resep, tujuan penulisan resep,
dan jenis-jenis resep.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi ketentuan dan kaidah dalam penulisan
resep (yang berhak menulis, kejelasan, cara penulisan, dll).
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi komponen resep dan penulisan resep
pada keadaan tertentu (resep mengandung narkotika, resep segera, resep
ulangan).
4. Mahasiswa dapat mengaplikasikan istilah yang berkaitan dengan
penulisan resep.
5. Mahasiswa dapat mengaplikasikan penghitungan dosis obat dalam
menuliskan resep
6. Mahasiswa dapat menuliskan resep yang lengkap sesuai kaidan penulisan
dan mengacu pada stantar terapi pada Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Layanan Primer.
1
a. Panduan Praktek Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer tahun 2014
b. Formularium Nasional
c. Buku Ajar Farmakologi
d. Buku referensi obat yaitu ISO atau MIMS
e. Memiliki aplikasi MIMS Indonesia atau aplikasi MEDSCAPE
IV. TEORI
A. Pendahuluan
Enam langkah rutin terapi:
1. Tentukan masalah pasien
2. Tentukan tujuan pengobatan
3. Memilih obat dan menentukan kecocokan obat untuk pasien
4. Tulis resep yang benar
5. Beri informasi obat dan instruksi pemakaian obat pada pasien
6. Monitor dan / atau hentikan pengobatan
Pada keterampilan klinik ini kita akan langsung menuju langkah 4 yakni
menuliskan resep yang benar. Langkah 1-3 dipelajari mahasiswa pada
metode pembelajaran tutorial maupun mandiri.
Filosofi dasar peresepan menurut Bernhard Fantus menyatakan
bahwa resep adalah kunci dari seluruh upaya terapi seorang dokter
kepada pasiennya. Resep dibuat berdasarkan pada diagnosis (yang
didasarkan pada patofisiologi) dan prognosis kasus di satu sisi, serta
pengetahuan Farmakologi dan Terapi seorang dokter di sisi lainnya.
Kelemahan pada salah satu sisi tersebut akan tercermin pada resep yang
ditulis.
Penulisan resep adalah langkah yang dilakukan dokter untuk
penderitanya setelah melakukan anamnesis, menegakkan diagnosis dan
prognosis serta memutuskan bahwa diperlukan terapi farmakologis.
Terapi farmakologis dapat bersifat profilaktik, simtomatik, atau kausal
dan diwujudkan dalam bentuk resep. Penulisan resep yang tepat dan
rasional merupakan penerapan berbagai ilmu karena banyak variabel
yang harus diperhatikan, termasuk variabel unsur obat, kemungkinan
kombinasi obat, maupun variabel individu penderita.
2
Motto yang harus diingat dalam farmakoterapi adalah 4T1W:
Tepat obat
Tepat dosis
Tepat bentuk sediaan obat (disingkat: BSO)
Tepat signatura/cara pakai
Waspada efek samping
Untuk dapat menuliskan resep yang tepat dan rasional seperti di atas,
seorang dokter harus memiliki cukup pengetahuan dasar mengenai
Farmakologi, Farmakodinamik, Farmakokinetik, Farmakoterapi,
disamping pengetahuan mengenai sifat fisiko-kimia obat.
3
diperlukan. Pada formula magistralis, terapi bersifat spesifik untuk
individu penderita dalam hal obat yang diperlukan serta dosisnya.
Penderita juga lebih mudah untuk meminum obat jika obat lebih dari satu
macam, dengan syarat dokter perlu memperhatikan kemungkinan
interaksi obat dan kesesuaian jadwal pemberian obat. Selain itu, dokter
juga harus paham mengenai bahan-bahan tambahan obat. Pada resep
dengan formula officinalis dokter meresepkan obat standar sesuai buku
pedoman obat, macam obat terbatas dengan BSO sederhana.
4
7. Untuk jumlah obat yang diberikan dalam resep, hindarilah
menggunakan angka desimal untuk menghindari kemungkinan
kesalahan. Contoh: Untuk obat yang diberikan dalam jumlah kurang
dari satu gram maka ditulis dalam miligram; misalnya jika obat
diberikan setengah gram maka ditulis 500 mg (bukan 0,5 gram).
8. Untuk obat yang dinyatakan dengan satuan Unit jangan disingkat
menjadi U.
9. Untuk obat atau jumlah obat berupa cairan, dinyatakan dengan
satuan ml, hindari menulis satuan cc atau cm3.
I. PRAESCRIPTIO
1. Identitas dokter: Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter. Dapat
dilengkapi dengan nomor telepon, jam praktek serta hari praktek.
2. Nama kota & tanggal penulisan resep.
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. Tanda ini adalah
singkatan dari recipe yang berarti ”harap diambil”.
II. INSCRIPTIO
4. Inti resep dokter atau komposisi berisi: Nama setiap jenis/bahan obat,
dan jumlah bahan obat (mg, g, ml, l) dengan angka Arab. Untuk
penulisan jumlah obat dalam satuan biji (tablet, kapsul, botol) dalam
angka Romawi.
Jenis/bahan obat dalam resep terdiri dari:
a. Remedium cardinale: obat pokok yang mutlak harus ada, dapat
berupa bahan tunggal atau beberapa bahan.
b. Remedium adjuvans: bahan yang membantu kerja obat pokok,
tidak mutlak ada dalam tiap resep.
c. Corrigens: bahan untuk memperbaiki rasa (corrigens saporis),
5
warna (corrigens coloris) atau bau obat (corrigens odoris).
d. Konstituens atau vehikulum: bahan pembawa, seringkali perlu
terutama pada formula magistralis. Misalnya konstituens obat
minum umumnya air.
III. SIGNATURA
6. Aturan pemakaian obat (frekuensi, jumlah obat dan saat obat
diminum, informasi lain), umumnya ditulis dengan singkatan dalam
bahasa Latin. Aturan pakai ditandai dengan signa yang disingkat
dengan S.
7. Identitas pasien di belakang kata Pro: Nama pasien, umur, alamat
lengkap. Bila penderita seorang anak harus ditulis umurnya. Bila
resep untuk orang dewasa dicantumkan Tuan/Nyonya/Bapak/Ibu
diikuti nama penderita dan umurnya.
IV. SUBSCRIPTIO
8. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep untuk menjadikan suatu
resep otentik. Resep obat dari golongan narkotika harus dibubuhi
tandatangan dokter, tidak cukup dengan paraf saja.
6
CITO (segera)
STATIM (penting)
URGENT (sangat penting)
PIM (periculum in mora = berbahaya bila ditunda)
Urutan yang didahulukan: PIM, Urgent, Statim, dan Cito
Penulisan tanda segera di atas digarisbawahi dan diberi tanda seru,
kemudian diparaf/tandatangan di belakang Cito (CITO! paraf).
Resep yang dapat/tidak dapat diulang:
ITER Boleh diulang
NI (ne iteratur) Tidak boleh diulang
Resep mengandung narkotika tidak boleh diulang
dr. Aisyah
SIP No. 228/DKK/2021
Jl. Perintis Kemerdekaan 19, Padang, Telp. 714656 praescriptio
Praktek tiap hari kerja (Jam 16.00-20.00)
R/ Asetosal 500 mg
Codein 20 mg
CTM 4 mg inscriptio
S.L. q.s.
m.f. pulv. dtd. No. XV da in cap
S.t.d.d. cap1 p.c.
subscriptio
signatura
7
Contoh resep formula officinalis
dr. Aisyah
SIP No. 228/DKK/2021
Jl. Perintis Kemerdekaan 19, Padang, Telp. 714656
Praktek tiap hari kerja (Jam 16.00-20.00)
8
a. Ditulis secara benar.
b. Pemakaian yang rumit ditulis dengan S.U.C (signa usus cognitus =
pemakaian diketahui).
5. Setiap selesai penulisan resep diberi tanda penutup berupa garis
penutup atau tanda pemisah diantara dua R/ dan paraf atau tanda
tangan.
6. Penulisan tanda iter (iteretur) dan N.I (Ne Iteretur) disebelah kiri
atas dari resep apabila diulang/tidak diulang seluruhnya. Bila tidak
semua resep diulang, maka ditulis dibawah setiap resep. Demikian
juga untuk N.I.
7. Tanda Cito atau PIM (resep segera dilayani) dituliskan disebelah
kanan atas.
9
3.d.d.=t.d.d.=t.i.d.= ter de/in die = tiga kali sehari
4.d.d.=q.d.d.=q.i.d.=quarter de/in die = empat kali sehari
d.t.d = da tales doses = berilah sekian takaran
dext. = dexter = kanan
dext.et sin. = dexter et sinister = kanan dan kiri
o.d./o.s. = oculus dexter et oculus sinister=mata kanan dan mata kiri
f. = fac = buat, harap dibuatkan
f.l.a = fac lege artis = buat menurut semestinya
fls. =fles = botol
g. = gramma = gram
gr. = granum = 65 mg, grain
garg. = gargarisma = obat kumur
gtt. = guttae = tetes
gtt.ad aur = guttae ad aures = tetes telinga
gtt.auric = guttae auriculares = tetes telinga
gtt.nasal = guttae nasals = tetes hidung
gtt.ophth. = guttae ophthalmicae= tetes mata
h. = hora = jam
h.s. = hora somni = jam sebelum tidur
i.m.m. = in manum medici = berikan ke tangan dokter
inj. = injectio = obat suntik
iter. = iteratur = harap diulang
iter. 1x = iteretur 1 x = harap diulang satu kali
ne iter. = ne iteratur = tidak diulang
lin. = linimentum = obat gosok
lot. = lotio = obat cair untuk pakai luar
m. = misce = campurlah
m.f. = misce fac = campurlah dan buatlah
m.f.l.a. = misce fac lege artis= campur&buat menurut semestinya
man. = mane = pagi
m.et .v. = mane et vespere = pagi dan sore
mg. = milligramma = miligram
o.h. = omni hora = tiap jam
10
o.b.h. = omni bihorio = tiap 2 jam
o.t.h. = omni trihorio = tiap 3 jam
o.4.h. = omni quaterhorio = tiap 4 jam
o.m. = omni mane = tiap pagi
o.n. = omni nocte = tiap malam
o.h.c. = omni hora cochlear= tiap jam 1 sendok makan
p.c. = post coenam = sesudah makan
p.r.n. = pro re nata = kalau perlu
pulv. = pulvis = serbuk (tunggal)
pulv. = pulveres = serbuk terbagi (puyer)
pulv. adsp. = pulvis adspersorius= serbuk tabur (bedak)
R/ = recipe = ambillah
S = signa = tanda
S.L. = saccharum lactis = gula susu (bahan pemanis obat)
s.q. = sufficiante quantitate = dengan jumlah yang cukup
q.s. = quantum satis = secukupnya
si op. sit = si opus sit = bila perlu
sol. = solutio = larutan
u.c. = usus cognitus = aturan pakai diketahui
u.n. = usus notus = aturan pakai diketahui
ung. = unguentum = salep
u.e. = usum externum = dipakai untuk luar
u.i. = usum internum = dipakai untuk dalam
S.s.d.d.c = semel de die cochlear= 1 kali sehari sekali sendok
makan
t.d.d.c. = ter de die cochlear = 3 kali sehari sekali sendok
makan
11
Dokter Puskesmas melakukan pemeriksaan dan menegakkan diagnosis
hipertensi esensial derajat I.
Jika anda adalah dokter di atas, bagaimana anda menuliskan resep untuk
Ny. Nensi?
Jawab:
Sesuai Panduan Praktik Klinis bagi Dokter, tatalaksana untuk Hipertensi
stage-1 dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-50 mg/hari, furosemid
2x20-80 mg/hari), atau pemberian penghambat ACE (captopril 2x25-
100 mg/hari atau enalapril 1-2 x 2,5-40 mg/hari), penyekat reseptor
beta (atenolol 25-100mg/hari dosis tunggal), penghambat kalsium
(diltiazem extended release 1x180-420 mg/hari, amlodipin 1x2,5-10
mg/hari, atau nifedipin long acting 30-60 mg/hari) atau kombinasi.
Maka salah satu contoh resep yang benar adalah sebagai berikut:
Skenario 2
Nani seorang perempuan berusia 26 tahun, datang berobat ke dokter
praktek umum dengan keluhan keputihan sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
12
disertai gatal dan perih di kemaluan. Dokter menegakkan diagnosis
vaginosis bakterialis.
Jika anda adalah dokter di atas, bagaimana anda menuliskan resep untuk
pasien tersebut?
Jawab:
Sesuai Panduan Praktik Klinis bagi Dokter tahun 2014, pasien diberikan
antibiotik Metronidazol selama 7 hari dan obat simtomatis berupa
antihistamin yaitu Chlorpheniramin maleat (CTM) bila perlu.
dr. Firman
SIP No. 337/DKK/2020
Jl. Situjuh 28, Jati, Padang, HP:081378632020
Praktek tiap hari kerja jam 16.00-21.00
Pro : Nani
Umur : 26 tahun
Alamat: Jl. Tan Malaka 11, Padang
13
V. DAFTAR PENYAKIT
Berikut ini daftar penyakit yang dapat didiskusikan pada latihan. Obat
yang diresepkan untuk kasus tersebut harap disesuaikan dengan tatalaksana
farmakologi dalam Panduan Praktik Klinis bagi Dokter d Pelayanan Primer tahun
2014. Mahasiswa wajib mempelajari obat tersebut sebelum latihan dengan
instruktur.
Daftar kasus kompetensi 4 yang akan dilatih bersama instruktur, yaitu:
1. Mastitis
2. Gonore
3. Vulvovaginitis kandida
4. Anemia defisiensi besi
5. Limfadenitis
6. Alergi makanan
7. Hipertensi
8. Diabetes Melitus tipe 2
9. Hiperurisemia
10. Dislipidemia
Tambahan kasus untuk penulisan resep margistralis
11. Demam tifoid pada anak dan dewasa
12. Rinitis akut pada anak
13. Tonsilitis akut pada anak
14. Bronkitis akut pada anak dan dewasa
15. Asma bronkial
16. Gastritis
17. Askariasis
14
daftar penyakit yang sudah ditetapkan. Tiap
mahasiswa mengerjakan 2 kasus, kemudian
diminta menampilkan di depan kelas dan dikoreksi
langsung oleh instruktur.
Mahasiswa diberi tugas membuat resep untuk
semua kasus yang dipilih oleh instruktur dari
daftar panyakit yang ada.
Tugas dikumpul sebelum dilaksanakan ujian
2 II Ujian
Soal yang diuji berasal dari daftar penyakit yang
sudah ditetapkan
VI. KEPUSTAKAAN
1. De Vries TPGM, Henning RH, Hogerzeil HV, Fresle DF. Guide to good
prescribing. World Health Organization, Geneva; 1994. WHO/DAP/94.11.
Diakses dari: http://www.med.rug.nl/pharma/who-
cc/ggp/homepage.htm.
2. Nanizar Zaman-Joenoes. Ars Prescribendi Resep yang Rasional Edisi 2.
Airlangga University Press, Surabaya; 2001.
3. Buku Ajar Farmakologi Universitas Indonesia.
4. Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), Departemen Kesehatan Republik
Indonesia; 2008.
5. Kementerian Kesehatan RI. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Layanan Primer tahun 2014.
15
VII. Lampiran 1
LEMBAR PENILAIAN
Keterampilan Klinik Penulisan Resep 1 Blok 2.3
Nama Mahasiswa :
No.BP :
Skor
No Aspek yang dinilai
0 1
Bobot Nilai
I Prescriptio
1. Nama dokter
2. Alamat dokter
3. SIP
4. Hari praktek
1
5. Jam praktek
6. No. telepon
7. Nama kota
8. Tanggal resep ditulis
II Subscriptio (R/)
II Inscriptio
10. Tepat penulisan obat 20
11. Tepat penulisan dosis 20
12. Tepat penulisan jumlah 15
13. Tepat penulisan BSO 20
III Signatura
14. Tepat penulisan signa 20
15. Nama dan umur penderita 1
16. Alamat penderita 1
IV Subscriptio
17. Tandatangan/paraf dokter 1
V Tulisan dapat dibaca tanpa keraguan 1
TOTAL NILAI
Keterangan:
Skor 0 = Tidak ditulis atau dilakukan sama sekali/dilakukan dgn kesalahan
Skor 1 = Ditulis/dilakukan dengan benar
………………………………………..
16