Anda di halaman 1dari 17

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI,

DAN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
Jl. Perintis Kemerdekaan Padang 25127. Telp.: 0751-31746. Fax.: 0751-32838
e-mail : fk2unand@pdg.vision

PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK

BLOK 2.3

TOPIK: PENULISAN RESEP I

Edisi Revisi 2018

Tim Penyusun Penuntun Keterampilan Klinik


Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2018
I. PRASYARAT
Sudah pernah mengikuti pembelajaran pada Blok 1.6, 2.1, dan 2.2.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan umum
Mahasiswa mengetahui kaidah dasar penulisan resep dan memiliki
keterampilan menuliskan resep yang benar.

B. Tujuan khusus
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian resep, tujuan penulisan resep,
dan jenis-jenis resep.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi ketentuan dan kaidah dalam penulisan
resep (yang berhak menulis, kejelasan, cara penulisan, dll).
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi komponen resep dan penulisan resep
pada keadaan tertentu (resep mengandung narkotika, resep segera, resep
ulangan).
4. Mahasiswa dapat mengaplikasikan istilah yang berkaitan dengan
penulisan resep.
5. Mahasiswa dapat mengaplikasikan penghitungan dosis obat dalam
menuliskan resep
6. Mahasiswa dapat menuliskan resep yang lengkap sesuai kaidan penulisan
dan mengacu pada stantar terapi pada Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Layanan Primer.

III. STRATEGI PEMBELAJARAN


1. Mahasiswa wajib mengikuti jadwal pembelajaran keterampilan klinik
yang telah ditetapkan bersama instruktur.
2. Mahasiswa belajar mandiri untuk kompetensi penulisan resep.
3. Mahasiswa meninjau ulang dan mengintegrasikan kuliah dan praktikum
farmakologi yang telah diberikan pada blok sebelumnya (Blok 1.6).
4. Mahasiswa wajib memiliki beberapa sumber bacaan sebagai pedoman
dalam menulis resep (dapat berupa hardcopy atau softcopy) yaitu:

1
a. Panduan Praktek Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer tahun 2014
b. Formularium Nasional
c. Buku Ajar Farmakologi
d. Buku referensi obat yaitu ISO atau MIMS
e. Memiliki aplikasi MIMS Indonesia atau aplikasi MEDSCAPE

IV. TEORI
A. Pendahuluan
Enam langkah rutin terapi:
1. Tentukan masalah pasien
2. Tentukan tujuan pengobatan
3. Memilih obat dan menentukan kecocokan obat untuk pasien
4. Tulis resep yang benar
5. Beri informasi obat dan instruksi pemakaian obat pada pasien
6. Monitor dan / atau hentikan pengobatan
Pada keterampilan klinik ini kita akan langsung menuju langkah 4 yakni
menuliskan resep yang benar. Langkah 1-3 dipelajari mahasiswa pada
metode pembelajaran tutorial maupun mandiri.
Filosofi dasar peresepan menurut Bernhard Fantus menyatakan
bahwa resep adalah kunci dari seluruh upaya terapi seorang dokter
kepada pasiennya. Resep dibuat berdasarkan pada diagnosis (yang
didasarkan pada patofisiologi) dan prognosis kasus di satu sisi, serta
pengetahuan Farmakologi dan Terapi seorang dokter di sisi lainnya.
Kelemahan pada salah satu sisi tersebut akan tercermin pada resep yang
ditulis.
Penulisan resep adalah langkah yang dilakukan dokter untuk
penderitanya setelah melakukan anamnesis, menegakkan diagnosis dan
prognosis serta memutuskan bahwa diperlukan terapi farmakologis.
Terapi farmakologis dapat bersifat profilaktik, simtomatik, atau kausal
dan diwujudkan dalam bentuk resep. Penulisan resep yang tepat dan
rasional merupakan penerapan berbagai ilmu karena banyak variabel
yang harus diperhatikan, termasuk variabel unsur obat, kemungkinan
kombinasi obat, maupun variabel individu penderita.

2
Motto yang harus diingat dalam farmakoterapi adalah 4T1W:
 Tepat obat
 Tepat dosis
 Tepat bentuk sediaan obat (disingkat: BSO)
 Tepat signatura/cara pakai
 Waspada efek samping
Untuk dapat menuliskan resep yang tepat dan rasional seperti di atas,
seorang dokter harus memiliki cukup pengetahuan dasar mengenai
Farmakologi, Farmakodinamik, Farmakokinetik, Farmakoterapi,
disamping pengetahuan mengenai sifat fisiko-kimia obat.

B. Pengertian, tujuan, dan jenis resep


Resep adalah suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi,
atau dokter hewan yang diberi ijin berdasarkan peraturan
perundang-udangan yang berlaku kepada apoteker untuk
menyediakan dan menyerahkan obat-obatan bagi penderita. Menurut
undang-undang, yang dibolehkan menulis resep adalah dokter umum,
dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter hewan. Bagi dokter umum dan
dokter spesialis, tidak ada pembatasan mengenai jenis obat yang boleh
diberikan kepada penderita. Dokter gigi hanya boleh menuliskan resep
berupa jenis obat yang berhubungan dengan penyakit gigi. Sedangkan
dokter hewan pembatasan bukan pada jenis obatnya melainkan pada
penderitanya; dokter hewan hanya boleh menuliskan untuk keperluan
hewan semata-mata.
Pada prinsipnya resep adalah bentuk komunikasi antara dokter
dan apoteker, maka prinsip dasar komunikasi berlaku dalam penulisan
resep yaitu kejelasan informasi dari dokter sehingga dapat dipahami oleh
apoteker.
Menurut cara peracikan obat maka resep dibagi atas formula
magistralis dan officinalis. Pada resep formula magistralis atau
dikenal juga sebagai resep racikan, resep disusun sendiri oleh dokter.
Untuk dapat meracik obat, dokter perlu memahami pedoman penulisan
formula magistralis, memahami bahan obat yang digunakan, menentukan
sediaan (BSO) yang tepat, dan menentukan bahan tambahan yang

3
diperlukan. Pada formula magistralis, terapi bersifat spesifik untuk
individu penderita dalam hal obat yang diperlukan serta dosisnya.
Penderita juga lebih mudah untuk meminum obat jika obat lebih dari satu
macam, dengan syarat dokter perlu memperhatikan kemungkinan
interaksi obat dan kesesuaian jadwal pemberian obat. Selain itu, dokter
juga harus paham mengenai bahan-bahan tambahan obat. Pada resep
dengan formula officinalis dokter meresepkan obat standar sesuai buku
pedoman obat, macam obat terbatas dengan BSO sederhana.

C. Kriteria resep yang rasional menurut WHO/INRUD


1. Jumlah obat setiap datang maksimal 2.
2. Nama generik digunakan pada semua obat (100%).
3. Peresepan antibiotika <30% dari semua peresepan.
4. Peresepan obat injeksi <20% dari semua peresepan.
5. Peresepan obat esensial/formularium pada semua obat (100%).

D. Ketentuan dan kaidah penulisan resep yang benar


Beberapa ketentuan tentang menulis resep:
1. Secara hukum dokter yang menandatangani suatu resep
bertanggungjawab sepenuhnya tentang resep yang ditulisnya untuk
penderita.
2. Resep ditulis sedemikian rupa sehingga dapat dibaca oleh
apoteker tanpa keraguan.
3. Resep ditulis dengan tinta sehingga tidak mudah terhapus.
4. Tanggal resep dituliskan harus tertera dengan jelas.
5. Umur penderita harus dicantumkan dengan jelas, terutama pada
anak. Ini penting bagi apoteker untuk mengkalkulasi apakah dosis
obat yang ditulis pada resep sudah cocok dengan umur si anak.
6. Di bawah nama penderita hendaknya dicantumkan alamatnya. Hal
ini penting dalam keadaan darurat (misalnya salah obat) sehingga
penderita dapat langsung dihubungi. Alamat penderita pada resep
juga akan mengurangi kesalahan/tertukarnya pemberian obat bila
penderita dengan nama yang kebetulan sama.

4
7. Untuk jumlah obat yang diberikan dalam resep, hindarilah
menggunakan angka desimal untuk menghindari kemungkinan
kesalahan. Contoh: Untuk obat yang diberikan dalam jumlah kurang
dari satu gram maka ditulis dalam miligram; misalnya jika obat
diberikan setengah gram maka ditulis 500 mg (bukan 0,5 gram).
8. Untuk obat yang dinyatakan dengan satuan Unit jangan disingkat
menjadi U.
9. Untuk obat atau jumlah obat berupa cairan, dinyatakan dengan
satuan ml, hindari menulis satuan cc atau cm3.

E. Komponen resep dan penulisan resep pada keadaan tertentu


Resep yang lengkap mengandung informasi berikut ini :

I. PRAESCRIPTIO
1. Identitas dokter: Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter. Dapat
dilengkapi dengan nomor telepon, jam praktek serta hari praktek.
2. Nama kota & tanggal penulisan resep.
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. Tanda ini adalah
singkatan dari recipe yang berarti ”harap diambil”.

Ctt: Sebagian literatur menggolongkan tanda R/ sebagai superscriptio (terpisah dari


praescriptio).

II. INSCRIPTIO
4. Inti resep dokter atau komposisi berisi: Nama setiap jenis/bahan obat,
dan jumlah bahan obat (mg, g, ml, l) dengan angka Arab. Untuk
penulisan jumlah obat dalam satuan biji (tablet, kapsul, botol) dalam
angka Romawi.
Jenis/bahan obat dalam resep terdiri dari:
a. Remedium cardinale: obat pokok yang mutlak harus ada, dapat
berupa bahan tunggal atau beberapa bahan.
b. Remedium adjuvans: bahan yang membantu kerja obat pokok,
tidak mutlak ada dalam tiap resep.
c. Corrigens: bahan untuk memperbaiki rasa (corrigens saporis),

5
warna (corrigens coloris) atau bau obat (corrigens odoris).
d. Konstituens atau vehikulum: bahan pembawa, seringkali perlu
terutama pada formula magistralis. Misalnya konstituens obat
minum umumnya air.

5. Perintah pembuatan bentuk sediaan obat yang dikehendaki, misalnya


f.l.a. pulv = fac lege artis pulveres = buatlah sesuai aturan, obat
berupa puyer.

III. SIGNATURA
6. Aturan pemakaian obat (frekuensi, jumlah obat dan saat obat
diminum, informasi lain), umumnya ditulis dengan singkatan dalam
bahasa Latin. Aturan pakai ditandai dengan signa yang disingkat
dengan S.
7. Identitas pasien di belakang kata Pro: Nama pasien, umur, alamat
lengkap. Bila penderita seorang anak harus ditulis umurnya. Bila
resep untuk orang dewasa dicantumkan Tuan/Nyonya/Bapak/Ibu
diikuti nama penderita dan umurnya.

IV. SUBSCRIPTIO
8. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep untuk menjadikan suatu
resep otentik. Resep obat dari golongan narkotika harus dibubuhi
tandatangan dokter, tidak cukup dengan paraf saja.

Resep yang mengandung obat golongan narkotika:


 Tidak boleh ada tanda iter (iterasi), m.i (mihi ipsi), dan u.c (usus
cognitus). Mihi ipsi artinya untuk pemakaian sendiri.
 Resep tidak boleh diulang, harus dengan resep asli, resep baru.

Resep yang perlu penanganan segera:

6
 CITO (segera)
 STATIM (penting)
 URGENT (sangat penting)
 PIM (periculum in mora = berbahaya bila ditunda)
 Urutan yang didahulukan: PIM, Urgent, Statim, dan Cito
Penulisan tanda segera di atas digarisbawahi dan diberi tanda seru,
kemudian diparaf/tandatangan di belakang Cito (CITO! paraf).
Resep yang dapat/tidak dapat diulang:
 ITER  Boleh diulang
 NI (ne iteratur)  Tidak boleh diulang
 Resep mengandung narkotika tidak boleh diulang

Contoh resep formula magistralis

dr. Aisyah
SIP No. 228/DKK/2021
Jl. Perintis Kemerdekaan 19, Padang, Telp. 714656 praescriptio
Praktek tiap hari kerja (Jam 16.00-20.00)

praescriptio Padang, 5 Agustus 2015

R/ Asetosal 500 mg
Codein 20 mg
CTM 4 mg inscriptio
S.L. q.s.
m.f. pulv. dtd. No. XV da in cap
S.t.d.d. cap1 p.c.
subscriptio

Pro : Tn. Marzuki


Umur : 30 tahun
Alamat : Jl. Abdul Muis 23 Jati, Padang

signatura

7
Contoh resep formula officinalis

dr. Aisyah
SIP No. 228/DKK/2021
Jl. Perintis Kemerdekaan 19, Padang, Telp. 714656
Praktek tiap hari kerja (Jam 16.00-20.00)

Padang, 5 Agustus 2018

R/ Cap Tetracyclin 250 mg No. XX


S.q.d.d. cap.1 p.c.

R/ Tab Paracetamol 500 mg No. X


S.p.r.n. tab.1 max.t.d.d

Pro : Tn. Marzuki


Umur : 30 tahun
Alamat : Jl. Abdul Muis 23 Jati, Padang

F. Pedoman penulisan resep dokter


1. Ukuran blangko resep (lebar 10-12 cm, panjang 15-18cm).
2. Penulisan nama obat:
a. Dimulai huruf besar.
b. Ditulis secara lengkap atau dengan singkatan resmi (menurut
Farmakope Indonesia atau nomenklatur Internasional), misal
Asetosal atau disingkat Ac.salic.
3. Penulisan jumlah obat:
a. Satuan berat : mg, g
b. Satuan volume/ unit : ml, l, UI
c. Penulisan jumlah obat dlm satuan biji : Romawi
d. Penulisan alat penakar : C = sendok makan (15 ml)
Cth = sendok teh (5 ml)
4. Penulisan jadwal dosis/aturan pemakaian:

8
a. Ditulis secara benar.
b. Pemakaian yang rumit ditulis dengan S.U.C (signa usus cognitus =
pemakaian diketahui).
5. Setiap selesai penulisan resep diberi tanda penutup berupa garis
penutup atau tanda pemisah diantara dua R/ dan paraf atau tanda
tangan.
6. Penulisan tanda iter (iteretur) dan N.I (Ne Iteretur) disebelah kiri
atas dari resep apabila diulang/tidak diulang seluruhnya. Bila tidak
semua resep diulang, maka ditulis dibawah setiap resep. Demikian
juga untuk N.I.
7. Tanda Cito atau PIM (resep segera dilayani) dituliskan disebelah
kanan atas.

G. Istilah-istilah dan singkatan Latin yang berkaitan dengan penulisan


resep
 a.c. = ante coenam = sebelum makan
 a.n. = ante noctem = malam sebelum tidur
 ad us. ext. = ad usum externum = untuk obat luar
 ad. us. int = ad usum internum = untuk obat dalam
 agit. = agitation = kocok
 alt. hor. = alternis horis = tiap jam
 aq.dest. = aqua destilata = air suling
 c. = cohlear = sendok makan =15 ml
 c.th. = cochlear theae = sendok the = 5 ml
 caps. = capsulae = kapsul
 collut.or. = collutio oris = obat kumur (cuci mulut)
 collyr. = collyrium = obat cuci mata
 da.in.dim = da in dimidio = berilah separuhnya
 d.in 2plo = da in duplo = berilah dua kali banyaknya
 d.c. = durante coenam = sedang makan
 d.d. = de die = sehari
 1.d.d.=s.d.d. = semel de die = sekali sehari
 2.d.d.=b.d.d.=b.i.d.=bis de/in die = dua kali sehari

9
 3.d.d.=t.d.d.=t.i.d.= ter de/in die = tiga kali sehari
 4.d.d.=q.d.d.=q.i.d.=quarter de/in die = empat kali sehari
 d.t.d = da tales doses = berilah sekian takaran
 dext. = dexter = kanan
 dext.et sin. = dexter et sinister = kanan dan kiri
 o.d./o.s. = oculus dexter et oculus sinister=mata kanan dan mata kiri
 f. = fac = buat, harap dibuatkan
 f.l.a = fac lege artis = buat menurut semestinya
 fls. =fles = botol
 g. = gramma = gram
 gr. = granum = 65 mg, grain
 garg. = gargarisma = obat kumur
 gtt. = guttae = tetes
 gtt.ad aur = guttae ad aures = tetes telinga
 gtt.auric = guttae auriculares = tetes telinga
 gtt.nasal = guttae nasals = tetes hidung
 gtt.ophth. = guttae ophthalmicae= tetes mata
 h. = hora = jam
 h.s. = hora somni = jam sebelum tidur
 i.m.m. = in manum medici = berikan ke tangan dokter
 inj. = injectio = obat suntik
 iter. = iteratur = harap diulang
 iter. 1x = iteretur 1 x = harap diulang satu kali
 ne iter. = ne iteratur = tidak diulang
 lin. = linimentum = obat gosok
 lot. = lotio = obat cair untuk pakai luar
 m. = misce = campurlah
 m.f. = misce fac = campurlah dan buatlah
 m.f.l.a. = misce fac lege artis= campur&buat menurut semestinya
 man. = mane = pagi
 m.et .v. = mane et vespere = pagi dan sore
 mg. = milligramma = miligram
 o.h. = omni hora = tiap jam

10
 o.b.h. = omni bihorio = tiap 2 jam
 o.t.h. = omni trihorio = tiap 3 jam
 o.4.h. = omni quaterhorio = tiap 4 jam
 o.m. = omni mane = tiap pagi
 o.n. = omni nocte = tiap malam
 o.h.c. = omni hora cochlear= tiap jam 1 sendok makan
 p.c. = post coenam = sesudah makan
 p.r.n. = pro re nata = kalau perlu
 pulv. = pulvis = serbuk (tunggal)
 pulv. = pulveres = serbuk terbagi (puyer)
 pulv. adsp. = pulvis adspersorius= serbuk tabur (bedak)
 R/ = recipe = ambillah
 S = signa = tanda
 S.L. = saccharum lactis = gula susu (bahan pemanis obat)
 s.q. = sufficiante quantitate = dengan jumlah yang cukup
 q.s. = quantum satis = secukupnya
 si op. sit = si opus sit = bila perlu
 sol. = solutio = larutan
 u.c. = usus cognitus = aturan pakai diketahui
 u.n. = usus notus = aturan pakai diketahui
 ung. = unguentum = salep
 u.e. = usum externum = dipakai untuk luar
 u.i. = usum internum = dipakai untuk dalam
 S.s.d.d.c = semel de die cochlear= 1 kali sehari sekali sendok
makan
 t.d.d.c. = ter de die cochlear = 3 kali sehari sekali sendok
makan

H. Contoh resep yang lengkap


Skenario 1
Ny. Tati, berusia 55 tahun, memeriksakan diri ke sebuah Puskesmas di
kota Padang dengan keluhan sakit kepala sejak beberapa hari yang lalu.

11
Dokter Puskesmas melakukan pemeriksaan dan menegakkan diagnosis
hipertensi esensial derajat I.
Jika anda adalah dokter di atas, bagaimana anda menuliskan resep untuk
Ny. Nensi?

Jawab:
Sesuai Panduan Praktik Klinis bagi Dokter, tatalaksana untuk Hipertensi
stage-1 dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-50 mg/hari, furosemid
2x20-80 mg/hari), atau pemberian penghambat ACE (captopril 2x25-
100 mg/hari atau enalapril 1-2 x 2,5-40 mg/hari), penyekat reseptor
beta (atenolol 25-100mg/hari dosis tunggal), penghambat kalsium
(diltiazem extended release 1x180-420 mg/hari, amlodipin 1x2,5-10
mg/hari, atau nifedipin long acting 30-60 mg/hari) atau kombinasi.
Maka salah satu contoh resep yang benar adalah sebagai berikut:

DINAS KESEHATAN KOTA PADANG


PUSKESMAS ALAI
Jl. Gajah Mada 167 Padang

Dokter : Andi Budiman


Tanggal : 6 Agustus 2018

R/ Tab Hydrochlorothiazide tab 12,5 mg No.X


S.s.d.d.tab.1 mane

Pro : Ny. Tati


Umur : 55 tahun
Alamat : Jl. Bahagia 12, Siteba, Padang

Skenario 2
Nani seorang perempuan berusia 26 tahun, datang berobat ke dokter
praktek umum dengan keluhan keputihan sejak 3 hari yang lalu. Keluhan

12
disertai gatal dan perih di kemaluan. Dokter menegakkan diagnosis
vaginosis bakterialis.
Jika anda adalah dokter di atas, bagaimana anda menuliskan resep untuk
pasien tersebut?

Jawab:
Sesuai Panduan Praktik Klinis bagi Dokter tahun 2014, pasien diberikan
antibiotik Metronidazol selama 7 hari dan obat simtomatis berupa
antihistamin yaitu Chlorpheniramin maleat (CTM) bila perlu.

dr. Firman
SIP No. 337/DKK/2020
Jl. Situjuh 28, Jati, Padang, HP:081378632020
Praktek tiap hari kerja jam 16.00-21.00

Padang, 6 Agustus 2018

R/ Tab Metronidazol 500 mg No.XIV


S.2 dd tab I

R/ Tab Chlorpheniramine 500 mg No.XV


S.prn tab I max 3 dd

Pro : Nani
Umur : 26 tahun
Alamat: Jl. Tan Malaka 11, Padang

I. Contoh resep yang dapat dibaca


dan sulit dibaca (identitas
dokter sengaja dihilangkan)

13
V. DAFTAR PENYAKIT
Berikut ini daftar penyakit yang dapat didiskusikan pada latihan. Obat
yang diresepkan untuk kasus tersebut harap disesuaikan dengan tatalaksana
farmakologi dalam Panduan Praktik Klinis bagi Dokter d Pelayanan Primer tahun
2014. Mahasiswa wajib mempelajari obat tersebut sebelum latihan dengan
instruktur.
Daftar kasus kompetensi 4 yang akan dilatih bersama instruktur, yaitu:
1. Mastitis
2. Gonore
3. Vulvovaginitis kandida
4. Anemia defisiensi besi
5. Limfadenitis
6. Alergi makanan
7. Hipertensi
8. Diabetes Melitus tipe 2
9. Hiperurisemia
10. Dislipidemia
Tambahan kasus untuk penulisan resep margistralis
11. Demam tifoid pada anak dan dewasa
12. Rinitis akut pada anak
13. Tonsilitis akut pada anak
14. Bronkitis akut pada anak dan dewasa
15. Asma bronkial
16. Gastritis
17. Askariasis

VI. PELAKSANAAN KETERAMPILAN KLINIK

Minggu Pertemuan Kegiatan

1 I  Mahasiswa dan instruktur mendiskusikan struktur


dan cara menulis resep obat secara peroral.
 Tiap mahasiswa diberi tugas membuat resep sesuai

14
daftar penyakit yang sudah ditetapkan. Tiap
mahasiswa mengerjakan 2 kasus, kemudian
diminta menampilkan di depan kelas dan dikoreksi
langsung oleh instruktur.
 Mahasiswa diberi tugas membuat resep untuk
semua kasus yang dipilih oleh instruktur dari
daftar panyakit yang ada.
 Tugas dikumpul sebelum dilaksanakan ujian
2 II  Ujian
 Soal yang diuji berasal dari daftar penyakit yang
sudah ditetapkan

VI. KEPUSTAKAAN

1. De Vries TPGM, Henning RH, Hogerzeil HV, Fresle DF. Guide to good
prescribing. World Health Organization, Geneva; 1994. WHO/DAP/94.11.
Diakses dari: http://www.med.rug.nl/pharma/who-
cc/ggp/homepage.htm.
2. Nanizar Zaman-Joenoes. Ars Prescribendi Resep yang Rasional Edisi 2.
Airlangga University Press, Surabaya; 2001.
3. Buku Ajar Farmakologi Universitas Indonesia.
4. Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), Departemen Kesehatan Republik
Indonesia; 2008.
5. Kementerian Kesehatan RI. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Layanan Primer tahun 2014.

15
VII. Lampiran 1
LEMBAR PENILAIAN
Keterampilan Klinik Penulisan Resep 1 Blok 2.3
Nama Mahasiswa :
No.BP :

Skor
No Aspek yang dinilai
0 1
Bobot Nilai
I Prescriptio
1. Nama dokter
2. Alamat dokter
3. SIP
4. Hari praktek
1
5. Jam praktek
6. No. telepon
7. Nama kota
8. Tanggal resep ditulis
II Subscriptio (R/)
II Inscriptio
10. Tepat penulisan obat 20
11. Tepat penulisan dosis 20
12. Tepat penulisan jumlah 15
13. Tepat penulisan BSO 20
III Signatura
14. Tepat penulisan signa 20
15. Nama dan umur penderita 1
16. Alamat penderita 1
IV Subscriptio
17. Tandatangan/paraf dokter 1
V Tulisan dapat dibaca tanpa keraguan 1
TOTAL NILAI
Keterangan:
Skor 0 = Tidak ditulis atau dilakukan sama sekali/dilakukan dgn kesalahan
Skor 1 = Ditulis/dilakukan dengan benar

NILAI = Total nilai = ………………. Padang, ………………….2018


Instruktur,

………………………………………..

16

Anda mungkin juga menyukai