Anda di halaman 1dari 18

2019

PEDOMAN PELAYANAN POLI MTBS DAN ANAK


PUSKESMAS WATUNGGERE

Puskesmas Watunggere
Alamat: Jl. No.104 GKB ENDE

Telp/Fax:031- 3954818 / 3954818

Email :puskesmas.Watunggere104@yah
oo.com
Se

VISI MISI MOTO DAN TATA NILAI


PUSKESMAS WATUNGGERE

VISI
Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Detukeli Sehat,Yang Mandiri dan Berkeadilan

MISI
1. Meningkatkan Derajat dan Kualitas pelayanan Kesehatan
2. Membangun Kemitraan Dalam Pelayanan
3. Mendorong kemandrian Hidup Sehat Bagi Masyarakat
4. Meningkatkan Akses pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Di Kecamatan
Detukeli yang Berkualitas
5. Meningkatkan Memerataan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat
6. Menyelenggrakan Pelayanan Medik Dsar yang
TATA NILAI
S: enyum
A: kurat
L: incah
U: nggul
T: ulua
MOTO: KAMI ADA UNTUKMU
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Visi Misi, , Tata Nilai dan MOTO 1
DAFTAR ISI 2
BAB I : PENDAHULUAN 3
A. LATAR BELAKANG 3
B. TUJUAN 5
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
D. BATASAN OPERASIONAL
E. LANDASAN HUKUM

BAB II : STANDART KETENAGAAN 7


A. Kualifikasi Sumber daya manusia 7
B. Distribusi ketenagaan 20
C. Jadual Pelayanan

BAB III : STANDART FASILITAS 21


A. Denah Ruang 21
B. Standar Fasilitas 24

BAB IV : TATA LAKSANA PELAYANAN 40


A. Tata laksana pelayanan Poli MTBS dan Anak
B. Tata laksanan sistem rujukan
BAB V : LOGISTIK
BAB VI : KESELAMATAN PASIEN
BAB VII : KESELAMATAN KERJA
BAB VIII : PENGENDALIAN MUTU
BAB IX : PENUTUP

LAMPIRAN – LAMPIRAN 41
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WATUNGGERE
Alamat: Jl.Trans Ende-Nida,Detuara,Maurole Selatan,Kode Pos:86371
Email:publichealt.wangger22@gmail.com No.Tlp/HP:+6281249163127

KEPUTUSAN KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS


PUSKESMAS WATUNGGERE
NOMOR : /SK.02 /PKM.WTG/01/2022

Tentang :
PEDOMAN PELAYANAN POLI MTBS DAN ANAK
PUSKESMAS WATUNGGERE

KEPALA PUSKESMAS WATUNGGERE

Menimbang : a. bahwa untuk mengatur bagaimana cara kerja di


poli MTBS dan Anak dengan baik dan benar, agar
tidak terjadi kesalahan perlu didukung oleh
pedoman pelayanan poli MTBS dan Anak;

c. bahwa agar pedoman sebagaimana dimaksud pada


huruf a, diatas mempunyai kekuatan hukum,
perlu ditetapkan melalui surat Keputusan Kepala
Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Watunggere;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8


Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 42;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2009 tetang Pelayanan Publik, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
112;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 193;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 Tahun
2011 tentang Keselamtan Pasien;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun
2014 tentang Panduan Praktik Klinis;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun
2014 tentang Puskesmas;
9. Peraturan Bupati ENDE Nomor 37 Tahun 2008
tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Dinas Kesehatan.
10. SK Bupati tentnag ijin operasional Puskesmas
………..
11. Peraturan daerah ttg Tarif Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Nomor 4 tahu 201

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WATUNGGERE


TENTANG PEDOMAN PELAYANAN POLI MTBS DAN ANAK
PUSKESMAS WATUNGGERE

KESATU : Memberlakukan pedoaman pelayanan POli MTBS dan


Anak sebagaimana terlampir.

KEDUA : Mengamanatkan ke[ada Penanggung jawab Poli MTBS dan


Anak beserta petugas yang lain mempedomani pedoman pelayanan
serta melengkapi standar operasional prosedur dan juknis yang
diperlukan.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
KEEMPAT : Bila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat
keputusan ini, akan diadakan peninjauan kembali.

Ditetapkan di ENDE
pada tanggal

KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS


DINAS
PUSKESMAS WATUNGGERE,

SERAFINUS SAGE, S.KM


Nip.19811006 201010 2 022
Lampiran :
SK Kepala Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Watunggere
Nomor :
Tentang : Pedoman Pelayanan Poli MTBS dan Anak Puskesmas Watunggere

PEDOMAN PELAYANAN DI POLI MTBS DAN ANAK


PUSKESMAS WATUNGGERE

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di satu
wilayah kecamatan atau bagian wilayah kecamatan yang difungsikan sebagai Gate
Keeper dalam pelayanan kesehatan, harus dapat memberikan jaminan terhadap
penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan yang paripurna, adil,
merata, berkualitas dan memuaskan masyarakat.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Dalam rangka memberikan Pelayanan kesehatan yang bermutu , maka di Poli mtbs
perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata
cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan khususnya
pasien poli mtbs puskesmas Watunggere ,Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka,
dalam melakukan pelayanan poli mtbs harus berdasarkan standar pelayanan poli mtbs
puskesmas Watunggere.

B. TUJUAN
Sebagai bahan pedoman untuk melaksanakan kegiatan pelayanan di poli mtbs pada
pasien anak usia 2 bulan -12 tahun, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang cepat dan tepat dan memberikan kepuasan pada masyarakat.
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
Ruang lingkup pelayanan poli mtbs meliputi :
Dimulai dari memanggil pasien sesuai urutan antrian hingga penulisan di kertas
pemeriksaan dan penatalaksanaan sesuai kondisi pasien.

D. BATASAN OPERASIONAL
MTBS ( Manajemen terpadu balita sakit ) adalah: Pendekatan pelayanan terintegrasi
dalam tatalaksana balita sakit yang berfokus pada keseehatan anak usia 0-59 bulan secara
menyeluruh dilayanan rawat jalan fasilitas kesehatan dasar.

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
5. Surat keputusan Menteri Kesehatan RI No.1691 tahun 2011 tentang
keselamtan pasien rumah sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM poli mtbs adalah :

No Jenis Kompetensi Kompetensi Jumlah


ketenenagaan (Ijazah) tambahan
(pelatihan)
1 Fungsional Dokter 1. Pelatihan 1
dokter MTBS/
MTBM

2 Fungsional D III 1. Pelatihan 1


perawat terampil Keperawata MTBS/
n MTBM
3 Fungsional bidan D III 1. Pelatihan 1
terampil kebidanan MTBS /
MTBM

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Petugas di poli mtbs berjumlah 3 (tiga) orang dengan standar minimal sudah
melaksanakan pelatihan mtbs/mtbm,
Kategori :
1 orang dokter (Dokter bertindak sebagai konsultan)
1 orang perawat
1 orang bidan

C. JADUAL PELAYANAN
Jam buka pelayanan : senin- kamis : 08.00 - 11.30
Jumat : 08.00 - 10.00
Sabtu : 08.00 - 10.30
BAB III

STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG

TROLY BED PEMERIKSAAN

WAST
AFEL

SAMPAH
MEDIS MEJA
ANA
SAMPAH
MNES
NON MEDIS
A

MEJA
ANAMNESA

B. STANDAR FASILITAS
I. Fasilitas & Sarana

Poli MTBS berlokasi di lantai 1 gedung puskesmas Watunggere. Ruangan terdiri dari 1
(satu ) tempat tidur pemeriksaan dan mempunyai fasilitas air mengalir untuk cuci
tangan.

Peralatan poli mtbs adalah sejumlah alat medis yang dipergunakan untuk melaksanakan
pelayanan kesehatan di poli mtbs

A. Set Pemeriksaan Kesehatan Anak


1. Alat pengukur panjang bayi
2. Pengukur tinggi badan anak
3. Sphygmomanometer dan manset anak
4. Steteskop Pediatric
5. Termometer anak
6. Timbangan anak
7. Timbangan bayi
8. Meteran

B. Bahan Habis Pakai


1. Kasa/ kapas
2. MAsker wajah
3. Sabun Tangan/ antiseptic
4. Sarung tangan non steril

C. Perlengkapan
1. Bantal
2. Sarung bantal
3. Selimut
4. Tirai
5. Tempat sampah tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup

D. Meubelair
1. Kursi kerja
2. Lemari arsip
3. Meja tulis 1/2 biro
5. Pencatatan dan Pelaporan
1. Buku register pelayanan
2. Formulir informed consent
3. Formulir rujukan
4. Form mtbs / mtbm
5. Kertas resep
6. Surat keterangan sakit
7. Surat keterangan sehat
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. TATA LAKSANA PELAYANAN POLI MTBS

I. Petugas Penanggung Jawab

 Perawat/ bidan poli

II. Perangkat Kerja

 Status Medis

 Timbangan

 Microtoa

 Form mtbs/mtbm

III. Tata Laksana Pelayanan poli mtbs

1. Memanggil pasien sesuai nomer urut

2. Mengukur Berat Badan dan Tinggi badan

3. Melakukan anamnese dan mencatat di rekam medis

4. Pemeriksaan fisik dan vital sign pasien

5. Klasifikasi sesuai umur (< 5 tahun atau > 5 tahun)

6. Jika < 5 tahun klasifikasikan penyakit dan lakukan tindakan sesuai dengan

buku panduan mtbs/ mtbm Dan catat di form mtbs dan mtbm

7. JIka > 5 tahun pengobatan berdasarkan pada buku pengobatan rasional

8. Bila tidak diperlukan tindakan lainnya pasien diberi resep dan bisa langsung

pulang

9. Pasien dianjurkan kontrol kembali sesuai dengan saran petugas


B. TATA LAKSANA SISTEM RUJUKAN

I. Petugas Penanggung Jawab

 Dokter

 Perawat/ bidan

II. Perangkat Kerja

 Formulir persetujuan tindakan

 Formulir rujukan

III. Tata Laksana Sistim Rujukan

1. Rujukan luar gedung

Pasien/ keluarga pasien dijelaskan oleh petugas mengenai keadaan pasien untuk

dirujuk ke rs guna pemeriksaan lebih lanjut.

Perawat/ bidan menisi form rujukan dengan kelngkapan : asal puskesmas, poli/ rs

tujuan, Identitas pasien, keluhan dan diagnosa

2. Pemeriksaan Laboratorium

 Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan pemeriksaan

laboratorium , bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi informed consent

 Petugas mengisi formulir pemeriksaan dan diserahkan ke petugas laboratorium

3. Rujukan dalam gedung

 Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan/ tindakan lanjutan

 Bila keluarga setuju, jika rujukan perlu tidakan maka harus mengisi inform consent

 Petugas mengisi formulir rujukan antar poli dan pasien diantar ke poli tujuan
BABV
LOGISTIK

A. Bahan dan obat


1. Parasetamol sirup 1
2. Parasetamol tablet
3. Vitamin A 200.000 iu
4. Vitamin A 100.000 iu
5. Oralit
6. Gelas
7. Sendok
8. Teko tempat air

Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui gudang obat. Kebutuhan obat,
bahan habis pakai dihitung tiap 1 bulan. berdasarkan analisis kebutuhan obat dan bahan
habis pakai satu bulan yang lalu dengan cadangan 10 %,
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

 Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh Kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
 Tujuan penerapan keslamatan paisen adaah terciptanya budaya keselamtan pasien,
meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap apsien dan masyarakat, menurunkan
kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas, terlaksananya program- program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
 Puskesmas sukomlyo wajib menerapkan standar keselamtan pasien yang meliputi :
 Hak pasien
1. Mendidik pasien dan keluarga
2. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
3. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
4. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
 Tujuh langkah menuju keselamatan pasien di puskesmas Watunggere adalah :
1. Membangun kesdaran akan nilai keselmatan pasien
2. Memimpin dan mendukung staf
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Mengembangkan sistem pelaporan
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Mencegag cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih
tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak berusia kurang
dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan
kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang belum mampu menyelenggarakan
kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus yang
sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara langsung ke
masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan dimasyarakat cukup tinggi
(misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum
aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan bersama
peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui tindakan
pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI angka
kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka
kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit
ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan untuk
mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari
penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “ Kewaspadaan
Umum “ atau “Universal Precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang
terus menjadi ancaman bagi “Petugas Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak langsung
dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan
infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan darinya dari
resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.

II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi
diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.

b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko


tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip “Universal
Precaution”.

III. Tindakan yang beresiko terpajan


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

IV. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga
prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah
kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di poli mtbs Puskesmas Watunggere dalam memberikan
pelayanan adalah
1. waktu tunggu poli mtbs ≤ 60 menit
Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien selesai mendaftar sampai dilayani di poli
2. kepuasan pelanggan ≥ 90%
Kepuasan adalh pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan.
3. Jam buka pelayanan
Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya pelayanan di poli jam buka 08.00 s.d 11.30setiap hari
kerja kecuali jumat dan sabtu
BAB IX
PENUTUP

Demikian pedoman penyelenggaraan pelayanan poli mtbs ini dibuat sebagai acuan
pelayanan bagi petugas di puskesmas Watunggere. Mudah - mudahan dengan adanya
pedoman pelayanan ini, dapat lebih memudahkan semua pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan kegiatan dan pelayanan internal maupun eksternal.

Anda mungkin juga menyukai