Telp/Fax:
Email :puskesmasdarek@yahoo.com
VISI MISI KEBIJAKAN MUTU , TATA NILAI, SLOGAN
PUSKESMAS DAREK
VISI
Memberikan pelayanan kesehatan bermutu dalam mewujudkan masyarakat mandiri
untuk hidup sehat.
MISI
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang Profesional dan bermutu
2. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector.
3. Mendorong kemandirian dan peran serta masyarakat dalam perilaku hidup bersih
dan sehat.
4. Menjalankan sistem organisasi yang efektif dan sesuai tatakelola yang baik.
KEBIJAKAN MUTU
1. Meningkatkan kompetensi SDM pendukung pelayanan.
2. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan masyarakat dan
lingkungan
3. Memberikan pelayanan yang prima.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk menuju kemandirian hidup sehat
secara pribadi maupun masyarakat.
5. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan bermutu bagi jamaah haji sesuai
peraturan perundangan yang berlaku serta secara terus menerus melakukan
peningkatan berkelanjutan terkait pemeriksaan kesehatan jamaah haji.
6. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.
TATA NILAI
PESONAKU
(Profesional, Empati, Santun , Obyektif, Nyaman, Amanah, Kualitas Unggul)
SLOGAN
Halaman Judul
Visi Misi Kebijikan Mutu , Tata Nilai, Slogan 1
DAFTAR ISI 2
BAB I : PENDAHULUAN 3
A. LATAR BELAKANG 3
B. TUJUAN 5
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
D. BATASAN OPERASIONAL
E. LANDASAN HUKUM
LAMPIRAN – LAMPIRAN 41
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS DAREK
JL. Raya Darek
Email : puskesmas.darek@yahoo.com
Tentang :
PEDOMAN PELAYANAN POLI MTBS DAN ANAK
PUSKESMAS DAREK
MEMUTUSKAN :
MUJIBURRAHMAN,Amd.KL
Lampiran :
SK Kepala Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Darek
Nomor :
Tentang : Pedoman Pelayanan Poli MTBS dan Anak Puskesmas Darek
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di satu
wilayah kecamatan atau bagian wilayah kecamatan yang difungsikan sebagai Gate
Keeper dalam pelayanan kesehatan, harus dapat memberikan jaminan terhadap
penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan yang paripurna, adil,
merata, berkualitas dan memuaskan masyarakat.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Dalam rangka memberikan Pelayanan kesehatan yang bermutu , maka di Poli mtbs
perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata
cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan khususnya
pasien poli mtbs puskesmas Darek ,Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam
melakukan pelayanan poli mtbs harus berdasarkan standar pelayanan poli mtbs
puskesmas Darek.
B. TUJUAN
Sebagai bahan pedoman untuk melaksanakan kegiatan pelayanan di poli mtbs pada
pasien anak usia 2 bulan -12 tahun, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang cepat dan tepat dan memberikan kepuasan pada masyarakat.
D. BATASAN OPERASIONAL
MTBS ( Manajemen terpadu balita sakit ) adalah
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
5. Surat keputusan Menteri Kesehatan RI No.1691 tahun 2011 tentang
keselamtan pasien rumah sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Petugas di Ruang MTBS berjumlah 3 (tiga) orang dengan standar minimal sudah
melaksanakan pelatihan mtbs/mtbm,
Kategori :
1 orang dokter (Dokter bertindak sebagai konsultan)
1 orang perawat
1 orang bidan
C. JADWAL PELAYANAN
Jam buka pelayanan : senin- kamis : 08.00 - 11.30
Jumat : 08.00 - 10.00
Sabtu : 08.00 - 10.30
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
WAST
AFEL
SAMPAH
MEDIS MEJA
ANA
SAMPAH
MNES
NON MEDIS
A
MEJA
ANAMNESA
B. STANDAR FASILITAS
I. Fasilitas & Sarana
Poli MTBS berlokasi di lantai 1 gedung puskesmas sukomulyo. Ruangan terdiri dari 1
(satu ) tempat tidur pemeriksaan dan mempunyai fasilitas air mengalir untuk cuci
tangan.
Peralatan poli mtbs adalah sejumlah alat medis yang dipergunakan untuk melaksanakan
pelayanan kesehatan di poli mtbs
A. Set Pemeriksaan Kesehatan Anak
1. Alat pengukur panjang bayi
2. Pengukur tinggi badan anak
3. Sphygmomanometer dan manset anak
4. Steteskop Pediatric
5. Termometer anak
6. Timbangan anak
7. Timbangan bayi
8. Otoscope
9. Spatula lidah
10. ARI timer
11. Meteran
12. Pen light
C. Perlengkapan
1. Bantal
2. Sarung bantal
3. Selimut
4. Tirai
5. Tempat sampah tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup
D. Meubelair
1. Kursi kerja
2. Lemari arsip
3. Meja tulis 1/2 biro
5. Pencatatan dan Pelaporan
1. Buku register pelayanan
2. Formulir informed consent
3. Formulir rujukan
4. Form mtbs / mtbm
5. Kertas resep
6. Surat keterangan sakit
7. Surat keterangan sehat
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
Perangkat Kerja
Status Medis
Timbangan
Microtoa
Form mtbs/mtbm
6. Jika < 5 tahun klasifikasikan penyakit dan lakukan tindakan sesuai dengan
buku panduan mtbs/ mtbm Dan catat di form mtbs dan mtbm
8. Bila tidak diperlukan tindakan lainnya pasien diberi resep dan bisa langsung
pulang
9. Pasien dianjurkan kontrol kembali sesuai dengan saran petugas
Dokter
Perawat/ bidan
Formulir rujukan
Pasien/ keluarga pasien dijelaskan oleh petugas mengenai keadaan pasien untuk
Perawat/ bidan menisi form rujukan dengan kelngkapan : asal puskesmas, poli/ rs
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan pemeriksaan
laboratorium , bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi informed consent
Bila keluarga setuju, jika rujukan perlu tidakan maka harus mengisi inform consent
Petugas mengisi formulir rujukan antar poli dan pasien diantar ke poli tujuan
BABV
LOGISTIK
Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui gudang obat. Kebutuhan obat,
bahan habis pakai dihitung tiap 1 bulan. berdasarkan analisis kebutuhan obat dan bahan
habis pakai satu bulan yang lalu dengan cadangan 10 %,
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh Kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Tujuan penerapan keslamatan paisen adaah terciptanya budaya keselamtan pasien,
meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap apsien dan masyarakat, menurunkan
kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas, terlaksananya program- program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Puskesmas sukomlyo wajib menerapkan standar keselamtan pasien yang meliputi :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien
Tujuh langkah menuju keselamatan pasien di puskesmas Darek adalah :
1. Membangun kesdaran akan nilai keselmatan pasien
2. Memimpin dan mendukung staf
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Mengembangkan sistem pelaporan
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Mencegag cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih
tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak berusia kurang
dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan
kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang belum mampu menyelenggarakan
kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus yang
sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara langsung ke
masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan dimasyarakat cukup tinggi
(misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum
aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan bersama
peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui tindakan
pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI angka
kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka
kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit
ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan untuk
mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari
penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “ Kewaspadaan
Umum “ atau “Universal Precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang
terus menjadi ancaman bagi “Petugas Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak langsung
dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan
infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan darinya dari
resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi
diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko
tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip “Universal
Precaution”.
III. Tindakan yang beresiko terpajan
a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
Indikator mutu yang digunakan di poli MTBS Puskesmas Darek dalam memberikan pelayanan
adalah
1. waktu tunggu poli mtbs ≤ 60 menit
Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien selesai mendaftar sampai dilayani di poli
2. kepuasan pelanggan ≥ 90%
Kepuasan adalh pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan.
3. Jam buka pelayanan
Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya pelayanan di poli jam buka 08.00 s.d 11.30setiap hari
kerja kecuali jumat dan sabtu.
BAB IX
PENUTUP
Demikian pedoman penyelenggaraan pelayanan poli mtbs ini dibuat sebagai acuan
pelayanan bagi petugas di puskesmas Darek. Mudah - mudahan dengan adanya pedoman
pelayanan ini, dapat lebih memudahkan semua pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan kegiatan dan pelayanan internal maupun eksternal.