Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Psikologi berasal dari kata psike yang berarti jiwa dan logos yang berarti pengetahuan.
Jadi, psikologi adalah ilmu/pengetahuan yang mempelajari jiwa, dan jiwa sebagai dasar dari
tingkah laku. Perbedaan psikologi dengan ilmu jiwa yaitu, psikologi adalah istilah untuk ilmu
pengetahuan yang diperoleh secara sistematis dan menggunakan metode ilmiah, sedangkan ilmu
jiwa menurut norma-norma ilmiah modern yang merupakan istilah dalam bahasa Indonesia berisi
segala pemikiran, tanggapan, khayalan, dan spekulasi mengenai ilmu jiwa pada umumnya.
Menurut sigmun freud psikologi adalah ilmu tentang ketidaksadaran manusia. Dan
menurut Morgan dkk (1984) psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku manusia dan hewan.
Penting bagi seorang perawat dapat mengetahui mengenai jiwa dan bagaimana
mempelajari jiwa orang, sehingga pengetahuan tersebut dapat mendasari perawatan seorang
pasien dan akan mempercepat proses penyembuhannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perumusan psikologi ?
2. Bagaimana peran psikologi dalam dunia keperawatan ?
3. Bagaimana cara memahami pasien ?
4. Apa hal-hal yang penting bagi pendidikan perawat ?
C. Tujuan
1. Memahami perumusan psikologi
2. Mengetahui peran psikolgi dalam dunia keperawatan
3. Mengetahui bagaimana cara memahami pasien
4. Mengetahui hal-hal yang penting bagi pendidikan perawat

BAB II
PEMBAHASAN
A. Perumusan Psikologi
Psikologi berasal dari kata psike yang berarti jiwa dan logos yang berarti pengetahuan.
Jadi, psikologi adalah ilmu/pengetahuan yang mempelajari jiwa, dan jiwa sebagai dasar dari
tingkah laku. Perbedaan psikologi dengan ilmu jiwa yaitu, psikologi adalah istilah untuk ilmu
pengetahuan yang diperoleh secara sistematis dan menggunakan metode ilmiah, sedangkan ilmu
jiwa menurut norma-norma ilmiah modern yang merupakan istilah dalam bahasa Indonesia berisi
segala pemikiran, tanggapan, khayalan, dan spekulasi mengenai ilmu jiwa pada umumnya.
Menurut sigmun freud psikologi adalah ilmu tentang ketidaksadaran manusia. Dan
menurut Morgan dkk (1984) psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku manusia dan hewan.
Penting bagi seorang perawat dapat mengetahui mengenai jiwa dan bagaimana
mempelajari jiwa orang, sehingga pengetahuan tersebut dapat mendasari perawatan seorang
pasien dan akan mempercepat proses penyembuhannya.
Apa yang dapat kita kita ketahui mengenai jiwa bukanlah bentuknya akan tetapi adanya
jiwa. Tidak adanya jiwa jelas terlihat dari berhentinya tingkah laku seseorang. Dengan kata lain,
jiwa itu dapat dilihat dari tingkah laku seseorang. Apabila kita ingin mempelajari jiwa seseorang,
maka sulit melepaskan orang tersebut dari lingkungannya. Orang tersebut selalu berada dalam
suatu hubungan yang timbale balik-antara dirinya dengan lingkungannya.
Seorang anak yang sedang menangis ketakutan, pasti ada sesuatu yang menyebabkan
ketakutannya yang dapat dilihat dari wajahnya yang pucat, tangisnya dan sikapnya yang
menghindar terhadap sesuatu. Ternyata di samping anak tersebut terlihat seorang dokter yang
sudah siap dengan alat penyuntiknya.
Masih banyak contoh yang dapat dikemukakan yang menunjukkan bahwa perbuatan atau
tingkahlaku seseorang selalu ada hubungannya dengan sesuatu yang lain yang berasal dari
lingkungannya dan mengenai dirinya.
Dengan perkataan lain dapat disimpulkan bahwa : lingkungan memberi rangsangan
kepada seseorang, dan sebaliknya memberi respons/reaksi kepada lingkungannya.
Jadi kita dapat merumuskan psikologi sebagai Ilmu yang mempelajari tingkahlaku
manusia dalam hubungan timbal-balik dengan lingkungan. Dalam hal ini perlu kita mempelajari
tingkah laku seseorang baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Mempelajari
tingkahlaku manusia yang kelihatan memang tidak terlalu sukar, karena kita dapat melihat
seseorang tertawa, menangis, dan berteriak. Tetapi arti dari tingkahlaku tersebut dan perbuatan
yang tidak kelihatan seperti berpikir jauh lebih sulit untuk dipelajari.
2

B. Peran Psikologi Dalam Dunia Keperawatan


1. Terjalinnya hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal didukung oleh keterbukaan perawat. Perawat membuka diri
tentang pengalaman yang berguna untuk terapi klien. Tukar menukar pengalaman ini
memberikan keuntungan pada klien untuk mendukung kerjasama dan memberi dukungan.
Melalui penelitian ditemukan bahwa peningkatan keterbukaan antara perawat dan klien
menurunkan tingkat kecemasan perawat dan klien.

Tujuan terjalinnya hubungan interpersonal antara lain :


Menyenangkan hati klien
Mengetahui dan mengerti pembicaraan
Memberikan rasa puas pada klien
Memberikan rasa aman pada pembicara
Menunjukkan rasa saling percaya
Menghargai pembicaraan

2. Komunikasi yang baik antara perawat dengan klien (empati)


Rasakan apa yang dirasakan klien. Perawat yang merasakan apa yang dirasakan klien
akan mampu mengkomunikasikan dengan seluruh sikap tubuhnya kepada klien. Perawat
menyampaikan bahwa ia sungguh mengerti perasaan, tingkah dan pengalaman klien, dan
mengkomunikasikan pengertian itu kepada klien. Sehingga klien merasa bahwa ia dimengerti.
Melalui penelitian, Mansfield mengidentifikasi perilaku verbal dan non verbal yang
menunjukkan tingkat empati yang tinggi sebagai berikut :
a) Memperkenalkan diri dengan klien
b) Kepala dan badan membungkuk kearah klien
c) Respon verbal terhadap pendapat klien, khusunya pada kekuatan dan sumber daya klien
d) Kontak mata dan respon pada tanda non verbal klien, misalnya nada suara, gelisah dan
ekspresi wajah
e) Tunjukkan perhatian, minat, kehangatan melalui ekspresi wajah
f) Nada suara konsisten dengan ekspresi wajah dan respon verbal
3. Adanya rasa saling percaya antara perawat dan klien
Rasa saling percayasangat dibutuhkan guna tercipta rasa percaya bahwa segala yang
dilakukan perawat adalah untuk kesembuhan, kenyamanan dan keamanan klien sehingga tidak
terjadi salah paham antara tugas-tugas perawat pada klien. Selain itu antara perawat dan klien
dapat tercipta kedekatan layaknya keluarga sendiri. Hal ini berguna agar tecipta rasa nyaman dan
aman pada klien.
C. Memahami Pasien
3

Dalam usaha mengetahui pasien dan mempelajari seseorang yang membutuhkan


perawatan, dapat dipakai beberapa cara ;
1. Pengamatan
Dengan pengamatan, yakni mengamati seseorang, kita dapat melihat tingkahlaku
seseorang. Usaha mencari arti dari tingkahlaku orang dapat dilakukan dengan mencari pada
diri kita sendiri arti dari tingkahlaku yang sama pada diri kita. Maka kita perlu melakukan
penelitian, terhadap diri sendiri atau melihat ke dalam diri sendiri yakni introspeksi, yang
berarti melihat atau mengetahui isi psikis pada diri sendiri. Dalam usaha mempelajari orang
lain, kita ekstropeksi (melihat ke luar) dan intropkesi (melihat ke dalam) diri sendiri.
2. Persamaan
Dengan menyamakan atau analogi, kita akan melihat situasi yang sama, sebab di dalam
dirinya menyebabkan tingkahlaku yang sama. Contohnya : ketika kita melihat seorang anak
pucat menangis dan berteriak dengan tingkahlaku menghindar. Maka timbul pemikiran pada
diri sendiri : kalau saya pucat dan berkespresi sama seperti anak itu saya merasa takut. Jadi
dapa disimpulkan bahwa nak tersebut menangis ketakutan.
3. Ikut merasakan
Seringkali pengalaman tingkahlaku dan pemberian arti terjadi sedemikian cepatnya,
seolah-olah langsung terjadi dalam sekejap mata, maka cara ini disebut cara ikut merasakan.
Dengan cara ikut merasakan yang seolah-olah terjadi seketika itu sering dikatakan terjadi
secara intuitif tanpa tanpa pemikiran lebih dahulu. Tentunya pemberian arti seketika itu tidak
selalu cukup beralasan dan meyakinkan sehingga perlu diperdalam/diperiksa kebenarannya.
4. Wawancara
Dengan berwawancara, yaitu bercakap-cakap dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
akan diperoleh data-data keterangan yang dapat memberikan penjelasan langsung dari orang
tersebut mengenai arti-arti, apa yang perlu diketahui.
Ada dua macam wawancara yaitu yang langsung dan tidak langsung. Wawancara
langsung dilakukan dengan tanya jawab, percakapan langsung dengan pasien. Sedangkan
wawancara tidak langsung ditujukan kepada keluarga pasien, maka akan diperoleh dari hasil
wawancara, kumpulan data-data yang disebut anamsea.
Ada juga otoanamnesa dan aloanamnesa. Otoanamnesa adalah hasil wawancara, datadata yang diperoleh langsung dari pasien, yang akan dirawat. Sedangkan aloanamnesa dalah
kumpulan data-data yang diperoleh dengan perantara orang lain mengenai pasien.
Aloanamnesa ini sering diperlukan, karena pasien sedang menderita sakit dan sulit memberi
jawaban yang tepat. Seperti pada pasien penyakit jiwa.
Dalam memahami pasien sangat penting adanya komunikasi yang baik antar pasien dan
perawat karena
1. Saat Sebelum Pengobatan Dilakukan.
4

Untuk membuat rencana pengobatan, diperlukan cukup masukan informasi klinis untuk
membuat suatu diagnosis yang tepat. Pastikan pasien mengerti bahwa semua pertanyaan yang
diajukan digunakan untuk memberikan cara pengobatan yang terbaik bagi dirinya . Beri
kesempatan pada pasien menentukan pengobatan yang ditawarkan. Sebaliknya, pasien
membutuhkan informasi tentang kondisi kesehatannya dan pilihan prosedur klinik yang akan
dilakukan. Gunakan bahasa sederhana sehingga mereka mengerti pertanyaan yang diajukan dan
informasi yang telah diberikan. Petugas kesehatan harus menjelaskan informasi khusus dan
penting untuk pasien.
2. Selama Prosedur Klinik
Selama prosedur klinik, perhatian dan bantuan yang diberikan oleh dokter atau petugas
kesehatan dapat mengurangi kecemasan dan rasa nyeri yang dialami oleh pasien. Dialog yang
disampaikan secara lembut dan menenangkan, dapat mengalihkan fokus perhatian pasien dan
rasa kurang nyaman yang sedang dialaminya. Peran perawat dan semua petugas pelayan dalam
menerapkan hal ini akan memberikan hasil yang luar biasa.
3. Setelah Tindakan
Tenangkan pasien dengan penjelasan tentang kondisi kesehatan dan hasil tindakan yang
telah dilakukan . Setelah rasa khawatir dan kecemasan, akibat prosedur yang dihadapinya
berkurang, berikan beberapa informasi baru tentang langkah perawatan dan pemantauan lanjutan.
Cara komunikasi yang baik antara perawat dan pasien hendaknya memperhatikan petunjuk
umum berikut ini :
Dengarkan keluhan dan ungkapan perasaan pasien, jangan memotong pembicaraan.
Beri kesan bahwa kita sedang mendengar dan mencoba memahami apa yang diungkapkan
pasien.
Jawab setiap pertanyaan dengan sabar dan penuh perhatian.
Berikan penjelasan secara singkat , lengkap, dan mudah dimengerti. Ulangi informasi penting
yang harus diketahui oleh pasien.
Gunakan istilah umum dan sederhana, jangan gunakan bahasa medis yang tidak dimengerti
oleh pasien.
Privasi
Menciptakan suasana privasi merupakan salah satu bagian dari upaya menimbulkan rasa
saling percaya diantara pasien dan petugas kesehatan .Adanya rasa aman, kedekatan, dan
keterbukaan akan sangat membantu terjalinnya komunikasi dan persahabatan. Hanya diperlukan
sedikit penyesuain lingkungan fisik untuk memenuhi keinginan pasien agar dapat dilayani secara
pribadi. Beberapa keadaan di bawah ini, dapat dijadikan pegangan untuk mempertahankan
suasana pribadi :
Gunakan ruang terpisah untuk berbicara secara terpisah dalam bertukar informasi.
Tutup pintu atau tirai pemisah pada saat pasien melepas atau berganti pakaian .
Atur meja ginekologi agar bagian bawah tubuh pasien tidak menghadap ke pintu.
5

Gunakan alas bokong dan kain penutup tubuh untuk melapisi dan menutup bagian tubuh
pasien pada saat pemeriksaan atau melakukan tindakan.
Batasi jumlah orang didalam ruang pemeriksaan atau tindakan. Walaupun pasien
mengijinkan , sebaiknya jumlah yang hadir harus di batasi.
Hindarkan diskusi tentang penyakit pasien yang sedang di rawat , baik diantara dokter,
instruktur dan peserta pelatihan, maupun dengan pengunjung lainnya.

Secara garis besar petugas kesehatan yang mampu melaksanakan komunikasi positif
secara efektif adalah bila bersangkutan :
Mampu menciptakan suasana aman dan nyaman bagi pasien.
Menimbulkan rasa saling percaya diantara pasien dan petugas kesehatan.
Mampu mengenali hambatan sosio-kultural setempat.
Mampu menyampaikan informasi objektif , lengkap, dan jelas.
Mau mendengar aktif dan bertanya secara efektif dan sopan.
Memahami dan mampu menjelaskan berbagai aspek kesehatan.
Mampu mengenali keinginan pasien dan keterbatasan penolong.
Membuat pasien bertanya , berbicara, dan mengeluarkan pendapat.
Menghormati hak pasien , membantu, dan memperhatikan.
Petunjuk Teknis Berkomunikasi :
Teknik-teknik ini membantu petugas kesehatan menegakkan kejujuran , perhatian, dan
hubungan kepercayaan terhadap pasien.
Beri salam dan perkenalkan diri anda.
Panggil nama pasien atau nama keluarganya.
Lakukan kontak mata.
Jaga harkat dan martabat pasien.
Budayakan perilaku positif.
Gunakan tehnik mendengar aktif, jangan menyela atau memotong pembicaraan .
Beri penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan ringkas.
Jangan gunakan bahasa medis atau istilah yang sulit dipahami.
Tunjukkan perhatian dengan isyarat, mendekat, atau komunikasi nonverbal lainnya.
Tunjukkan isyarat atau komunikasi nonverbal, misalnya mendekat atau tersenyum.
Saling Percaya
Semua informasi yang diberikan oleh pasien seharusnya dapat dipertimbangkan untuk
dipercayai. Dalam hal ini termasuk diantara riwayat kesehatan , alasan untuk meminta
pertolongan, pelayanan yang diterima, dan keputusan untuk memilih tempat pelayanan
kesehatan. Termasuk dalam rasa saling percaya ini adalah kesepakatan untuk menjaga
kerahasiaan pasien, yang dianggap tidak layak untuk diketahui oleh suami, pendamping, wali
atau keluarganya, termasuk petugas kesehatan yang tidak terlibat langsung dalam penanganan
pasien. Namun, apabila apabila pasien ingin suami atau pasangannya membantu membuat
keputusan , petugas kesehatan harus memberikan kemudahan untuk itu.
6

D. Hal-Hal Yang Penting Bagi Pendidikan Perawat


Ada beberapa hal yang penting dalam mendidik seseorang perawat yang sukses ialah :
1. Inrospeksi Diri
Introspeksi diri ialah memeriksa diri, dorongan-dorongan, motif-motif manakah yang
telah mendorong calon perawat mengambil studi perawat sebagai dasar bidang pengabdian
ini. Dorongan yang menyebabkan seorang menjadi seorang perawat sangat berperanan dalam
pembentukan pribadi perawat. Apakah calon perawat tersebut akan menjadi perawat yang
dapat meringankan penderitaan orang atau mungkin malahan menambah penderitaan orang
atau mungkin malahan menambah penderitaan dan menghambat proses penyembuhannya,
banyak ditentukan oleh dorongan-dorongan tersebut.
2. Membekali Diri
Seorang perawat perlu membekali diri dengan segla pengetahuan tentang perawatan,
pengetahuan medis (praktis) dan tindakan-tindakan dalam keadaan darurat. Tentunya dasardasar psikologi perlu juga dimiliki supaya dapat mengenal pasien dan mengetahui/menduga
keinginan akan perlakuan yang dapat meringankan penderitaannya.
3. Persiapan Diri
Dalam persiapan diri demi pengabdian dalam bidang perawatan seorang perawat juga
harus mengenal diri dan membentuk dirinya sesuai dengan bidangnya. Perlu menghilangkan
sifat-sifat/sikap-sikap yang justru dapat menghambat proses penyembuhan pasien.
Perawat wajib menumbuhkan dan memperkembangakan sifat-sifat/sikap-sikap yang
dapat membantu pasien meringankan penderitaannya. Mengingat beratnya tugas seorang
perawat dalam memberikan baktinya kepada sesama manusia yang sedang sakit maka segala
daya upaya harus didasari motif yang murni, kasih terhadap sesama manusia yang berwujud
dalam sifat dasarnya yakni pengabdian kepada mereka yang menderita sakit.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Peranan Psikologi dalam dunia keperawatan sangat besar. Hal tersebut disebabkan karena
peran psokologis seseorang selalu menyertai diri, sejak mulai merasakan sakit kemudian masuk
rumah sakit hingga keluar dari rumah sakit dan sembuh. Psikologi keperawatan menganalisa dan
berusaha meningkatkan system perawatan kesehatan dan merumuskannya dalam kebijakan
kesehatan.Selain itu, dengan ilmu psikologi kita dapat lebih memahami kepribadian dan tingkah
7

laku pasien sehingga kita dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan sudut pandang yang
berbeda.

B. Saran
Mempelajari psikologi sangat penting bagi seorang perawat, jadi perlu adanya pendalaman
lebih terhadap ilmu psikologi sehingga dapat membatu kita dalam melakukan tindakan terhadap
pasien.

DAFTAR PUSTAKA
http://khalilaturrozha.blogspot.in/2014/01/peran-ilmu-psikologi-didunia-keperawatan.html
olxia.blogspot.com/2014/11/cara-komunikasi-yang-baik-antara-dokter-danpasien.html

Anda mungkin juga menyukai