karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari
nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai
sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Orang bisa
kemalangan, namum orang juga bisa memperlihatkan persaan sedih (simpati), misalnya
pada waktu mengunjungi orang sakit atau melayat pada suatu perkabungan dan tetap
memisahkan diri, tanpa penghayatan atau seperasaan sebagai atau dengan orang lain
yang dikunjungi. Jadi ia bisa seolah-olah menghayati perasaan sedih terhadap orang
Empati adalah pondasi dari semua interaksi hubungan antar manusia. Mampu
merasakan kondisi emosional orang lain, maka kita bisa membina relationship yang
akrab dengan orang lain. Untuk memahami empati juga bisa diperoleh dari beberapa
pendekatan atau dalam perannya dalam hubungan antar pribadi, disamping perannya
dalam kegiatan untuk mempengaruhi atau mengubah orang lain melalui konseling atau
membayangkan diri sendiri berada pada tempat dan pemahaman yang dimiliki orang
lain, mencakup perasaan, hasrat, ide-ide, dan tindakan-tindakannya. Istilah ini awalnya
biasa digunakan dengan rujukan khusus pengalaman estetis. Namun belakangan, istilah
ini diterapkan lebih luas dalam hubungan interpersonal. Empati dinilai penting
tindakan muridnya akan sulit untuk membantu dan memfasilitasi kegiatan belajar
murid-muridnya.
2. Adanya kesadaran terhadap diri sendiri (self-awareness atau selfconsciousness); secara khusus
pandangan positif terhadap diri sendiri, secara umum penerimaan (dalam arti pengenalan) apa adanya
terhadap kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
3. Adanya kesadaran terhadap orang lain; pengenalan dan perhatian terhadap orang lain; secara khusus
pandangan positif terhadap orang lain, secara umum penerimaan apa adanya terhadap kelebihan dan
kekurangan orang lain.
4. Adanya perasaan, hasrat, ide-ide dan representasi atau hasil tindakan baik pada orang yang berempati
maupun pada orang lain sebagai pihak yang diberi empati disertai keterbukaan untuk saling memahami
satu sama lain.
5. Ketersediaan sebuah kerangka pikir estetis; ini merupakan dasar untuk menampilkan respons yang
dianggap pantas dan memadai agar kesesuaian antara orang yang berempati orang yang menjadi sasaran
empati dapat tercapai (agar tidak menjadi pelanggaran privasi atau perilaku ‘sok tahu); kerangka pikir
estetis selalu tergantung pada budaya, masyarakat dan konteks jaman.
6. Ketersediaan sebuah kerangka pikir moral; dalam konteks pendidikan kerangka ini merupakan
panduan untuk pembentukan dan pengembangan kompetensi dan karakter guru dan murid; juga
tergantung kepada budaya masyarakat dan konteks jaman.
pendidikan dalam upaya mencapai keberhasilan proses pembelajaran. Jika kita bertanya
apa karakteristik dari pelajar yang sukses maka banyak ahli psikologi pendidikan
(Jones, 1990).
Dari segi sosial, empati menjadi lebih penting lagi bagi seorang pengajar.
eksploitasi terhadap murid-muridnya. Tingkah laku agresif guru terhadap murid banyak
terjadi karena terhambatnya empati guru. Tugas yang berat dan menyiksa murid,
hukuman yang berlebihan, serta ketakpedulian pengajar terhadap apa yang dialami
C. Kesimpulan
Empati adalah pondasi dari semua interaksi hubungan antar manusia. Mampu
merasakan kondisi emosional orang lain, maka kita bisa membina relationship yang
akrab dengan orang lain. Sejalan dengan Rogers, Gallo (1989) menyatakan bahwa
Istilah empati digunakan paling tidak dalam dua pengertian: (1) sebuah respons kognitif utama
untuk memahami bagaimana orang lain merasa; (2) kebersamaan afektif yang setara
dengan orang lain. Dengan demikian, empati juga dapat dipahami sebagai pemahaman
dimengerti secara menyeluruh oleh orang lain, disertai ungkapan penerimaan terhadap
2009/0/06/perlunya-empati-dalam-pembelajaran/
Dewi, R. L. (1995). Studi Mengenai Intensi Prososial Pelajar SLTA pada Sekolah
Gunarsa, Singgih, (19..). konseling dan psikoterapi, Jakarta.: PT BPK Gunung Mulia
melalui komunikasi, termasuk dalam pelayanan medis, komunikasi merupakan proses timbal
balik yang berkesinambungan yang menyangkut dua pihak (Veronica, 1999). Komunikasi
dokter-pasien merupakan salah satu bentuk komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan
pada akhirnya menghasilkan suatu hubungan yang produktif secara terus menerus dan
diharapkan terjadinya suatu komunikasi yang efektif antara dokter dengan pasien.
Untuk mewujudkan suatu komunikasi interpersonal yang baik, maka harus dipahami 7
4. Adanya umpan balik, hubungan interaksi dan koherensi (keterkaitan pernyataan satu
Anamnesa atau riwayat kesehatan adalah berasal dari kata anamnesis (Yunani “ana” berarti membawa
dan “mnesis” yang berarti baru, memori) adalah sebuah wawancara yang dilakukan oleh profesional
kesehatan kepada pasien, yang dimaksudkan untuk menjadi titik awal dalam mendiagnosis penyakit.
Anamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu dengan
Yang dimaksud dengan empat pokok pikiran, adalah melakukan anamnesis dengan cara
mencari data :
1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Anamnesis yang berkaitan dengan keluhan utama, yaitu keluhan yang membuat pasien
masalah kesehatan yang dihadapinya. Namun sebelum dokter lebih jauh menanyakan
tentang keluhan utama, maka sangat diperlukan juga mengenal data diri pasien yang
diperlukan untuk mengelola pasien secara holistik komprehensif. Identitas atau data diri
1) Nama,
2) Umur,
3) Jenis kelamin,
6) Pekerjaan,
Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam dari keluhan utama, dilanjutkan
anamnesis secara sistematis dengan menggunakan tujuh butir kata mutiara (The Sacred
Seven), yaitu:
1) Lokasi
Ditanyakan adakah penderita pernah sakit serupa sebelumnya, bila dan kapan terjadinya
dan sudah berapa kali dan telah diberi obat apa saja, serta mencari penyakit yang relevan
dengan keadaan sekarang dan penyakit kronik (hipertensi, diabetes mellitus, dll), perawatan
lama, rawat inap, imunisasi, riwayat pengobatan dan riwayat menstruasi (untuk wanita).
Anamnesis ini digunakan untuk mencari ada tidaknya penyakit keturunan dari pihak
keluarga (diabetes mellitus, hipertensi, tumor, dll) atau riwayat penyakit yang menular.
Hal ini untuk mengetahui status sosial pasien, yang meliputi pendidikan, pekerjaan
pernikahan, kebiasaan yang sering dilakukan (pola tidur, minum alkohol atau merokok, obatobatan,
2. Further exploration : Untuk menggali lebih dalam mengenai keluhan pasien, baik dari sisi
Melalui pemeriksaan inspeksi, dokter dapat mencurigai adanya kelainan tulang dada dan
punggung atas. Selain itu, dokter juga bisa menilai posisi dan penggunaan otot bantu
pernapasan yang khas, misalnya pada pasien asma atau pasien dengan penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK).
Apabila teraba tekstur seperti busa pada dinding dada dan terdengar suara gemeretak, dokter
dapat mencurigai patah tulang.
Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mencurigai beragam gangguan paru-paru, seperti efusi
pleura atau pneumothorax, dan kelainan jantung seperti kardiomegali.
4. Auskultasi
Auskultasi adalah metode pemeriksaan untuk mendengarkan bunyi dari dalam tubuh dengan
menempelkan stetoskop di area tertentu. Pemeriksaan bunyi jantung dilakukan di dada sebelah
kiri, sedangkan pemeriksaan bunyi paru-paru dilakukan di seluruh bagian dada.
Apabila hasil pemeriksaan thorax dianggap tidak normal, dokter akan menganjurkan untuk
melakukan pemeriksaan lanjutan guna memastikan diagnosis, seperti foto Rontgen dada atau
elektrokardiogram.
4. Buku Manual Ketrampilan Klinik, 2018, Universitas Sebelas
Maret
5. PD IDI, 2017, Panduan Ketrampilan Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer