Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS SELF AWARENESS DALAM HUBUNGAN

INTERPERSONAL
Di susun oleh:
Kelompok VII

1. Lara Duta siregar


2. Sanda Arief Ritonga
3. Ayu Sriwahyuni
4. Thia monika
5, Nirmala Sari Gea
6. Hapsah Ritonga
1.1 KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)

Dalam kamus bahasa Inggris self berarti diri. Self disini berisi pola pengamatan dan
penilaian yang sadar terhadap diri sendiri baik sebagai subjek maupun objek. Istilah self
dalam psikologis mempunyai dua arti yaitu sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya
sendiri , dan suatu keseluruhan proses psikologis yang menguasai tingkah laku dan
penyesuaian diri. Teori self menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh untuk menyelidiki
gejala-gejala dan membuat konsepsi dari hasil penyelidikan mengenai tingkah laku itu. Jadi,
di dalam menunjukkan self sebagai proses, itu yang di maksud tidak lain dari pada nama bagi
sekelompok proses.

Sedangkan Awareness adalah kesadaran, keadaan, kesiagaan, kesediaan, atau


mengetahui segala sesuatu kedalam pengenalan atau pemahaman peristiwa-
peristiwalingkungan atau kejadian-kejadian internal. Secara istilah kesadaran mencangkup
pengertian persepsi, pemikiran atau perasaan, dan ingatan seseorang yang aktif pada saat
tertentu . Dalam pengertian ini Awareness (kesadaran ) sama arti nya dengan mawas diri.
Kesadaran diri bisa dibedakan menjadi dua, yakni
 Kesadaran diri publik
Orang yang memiliki kesadarn diri publik berperilaku mengarah keluar dirinya. Artinya tindakan-
tindakannya di lakukan dengan harapan agar diketahui orang lain.
 Kesadaran diri pribadi
Orang dengan kesadaran diri pribadi tinggi berkebalikan dengan kesadaran diri publik. Tindakannya
mengikuti standar dirinya sendiri. Mereka tidak peduli norma sosial. Mereka nyaman-nyaman saja berbeda
dengan orang lain.
 Pertama nilai dan tujuan yang dimiliki
 Kedua kebiasaan, gaya, kekuatan, dan kelemahan diri
 Ketiga, hubungan antara perasaan, pemikiran, dan tingkah laku Rumusan ABC
 Affect (perasaan)
 Behavior (tingkah laku)
 Cognition (pemikiran)
1.2 EKPLORASI PERASAAN
Ekplorasi perasaan atau Kounikasi therapeutic adalah suatu pengalaman bersama
antara perawat-perawat klien yang bertujuan untuk menyelesaikan masalh klien. Maksud
komunikasi adalah mempengaruhi orang lain. Kalthner, dkk (1995) bahwa komunikasi
therapeautikterjadi dengan tujuan menolong pasien yang di lakukan oleh orang-orang
profesional dengan menggunakan pendekatan personal berdasarkan perasaan dan emosi.
Didalam komunikasi therapeautik ini harus ada unsur kepercayaan.
Analisis diri perawat adalah kemampuan perawat dalam menilai aspek-aspek yang
dimiliki dalam dirinya agar dapat melakukan kemampuan secara theraupetik kepada klien.
Salah satu aspek analisis kesdaran diri perawat dalam komunikasi theraupetik adalah
ekspolarasi perasaan. Ekspolarai adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran dan
pengalaman klien. Ekspolarasi bertujuan mencari atau menggali lebih jauh atau lebih dalam
masalah yang dialami klien
Ada 3 jenis teknik ekspolarasi yaitu :
1. Ekspolarasi perasaan, yaitu tekni untuk menggali perasaan klien yang tersimpan. Contoh
“bisakah anda menjelaskan apa perasaan bingung yang dimaksudkan….”
2. Ekspolarasi pikiran, yaitu teknik untuk menggali ide, pikiran, dan pendapat klien
3. Ekspolarasi pengalaman, yaitu keterampilan atau teknik untuk menggali pengalaman-
pengalaman klien.

12 EKSPOLARASI PERASAAN

Agar perawat berperan efektif dan theraupetik, ia harus menganalisis dirinya melalui ekspolarasi
perasaan. Seluruh perilaku dan perasaan yang disampaikan perawat (verbal atau non verbal) hendaknya
bertujuan theraupetik untuk klien. Dengan mengenal dan menerima diri sendiri, perawat akan mampu
mengenal dan menerima keunikan klien. Ekspolarasi perasaan yaitu mengkaji atau menggali perasaan-
perasaan yang muncul sebelum dan sesudah berinteraksi dengan orang lain, dimana ekspolarasi perasaan
membantu seseorang untuk mempersiapkan objektif secara komplit dan sikap yang sangat berpengaruh ini
menggambarkan tentang ketidakbenaran.
Seorang perawat yang merasa cemas pada saat interaksi akan tampak pada ekspresi wajah dan
perialakunya . Kecemasan perawat akan membuat klien merasa tidak nyaman dan karena adanya untuk
pemindahan perasaan tidak nyaan dan karena adanya untuk pemindahan perasaan (transfer feeling) mungkin
klien juga akan merasa cemas dan hari ini akan mempengaruhi interaksi secara keseluruhan.
Perasaan perawat merupakan tujuan penting dalam membantu pasien. Perasaan menjadi tolak
ukur untuk umpan balik dan hubungan dengan orang lain, membantu orang lain. Perawat harus
terbuka akan perasaan pasien serta bagaiman pendekataan dengan pasien. Perawat-perawat
adalah pentunjuk tentang kemungkinan nilai dari perasaan pasein.

1.3 KEMAMPUAN MENJADI MODEL

Kemampuan menjadi model


kebiasaan yang kurang baik tentang kesehatan akan mempengaruhi keberhasilan dalam
hubungan antarra perawat dan klien. Kemampuan untuk menjadi model ini menjadi bentuk
tanggung jawab perawat terhadap apa yang disampaikan tanggung jawab profesi. Perawat yang
bisa menjadi model adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan
pribadinya serta tidak didominasi oleh konflik, distress, atau pengingkaran, perawat senantiasa
memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat. Perawat harus bertanggung jawab
terhadap perilakunya, sadar kan kelemahan, dan kekurangan, perawat harus mampu
memisahkan hubungan profesional dan kehidupan pribadi.
Kemampuan menjadi model :
a. Maslah pribadi dapat diselesaikan secara konstruktif
b. Ide dan fikiran yang baik jika perawat terlepas dari masalah
c. Perawat harus sadar akan kelemahan dan kekurangan

1.4 PANGGILAN JIWA ( ALTRUISME)

Perawat harus menjawab pertanyaan “Mengapa saya ingin menolong orang lain?”
Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain, ingin menolong
ikhlastanpa pamrih. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa perawat merupakan profesi, karena
itu perawat perlu mendapat penghargaan atau imbalan yang sesuai. Keseimbangan antara
altruisme dengan reward akan memengaruhi sebagaimana perawat menolong pasien.
Ciri-ciri Altruisme
Menurut Fuad Nashori mengutip Cohen yaitu ada tiga cara altruisme, yaitu :

a) Empati Empati adalah kemampuan untuk merasakan perasan yang dialami oleh
orang lain.
b) Keinginan memberi keinginan untuk memberi adalah maksud hati untuk meemnuhi
kebutuhan orang lain.
c) Sukarela Sukarela adalah apa yang diberikan itu semata-mata untuk orang lain,
tidak ada kemungkinan untuk memperoleh ibalan.
1.5 ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB

Peran etika komunikasi dalam hubungan interpersonal menjadi


sesuatu yang tidak bisa disampaikan pada saat kita akan melalui proses
interaksi. Etika merupakan sebuah tata cara yang baik dalam berkomunikasi
sehingga dalam prosesnya, komunikasi antarpersonal tersebut bisa berjalan
dengan baik. Pihak yang diajak komunikasi bisa mendapat informasi sesuai
tanpa harus mengalami sesuatu perselisihan tertentu.
Hubungan interpersonal merupakan hubungan yang terjadi baik antara
individu maupun kelompok. Perlunya menjaga hubungan ini tentu saja
semata-mata demi keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini adalah beberapa macam komunikasi peran etika komunikasi.
1. Menjaga keharmonisan
2. Menumbuhkan sikap saling mengerti
3. Memberikan pola komunikasi yang santun
4. Komunikasi efektif
5. Menerapkan nilai dan normal
6. Menjaga individu dalam bersikap
7. Tidak memaksakan pendapat pribadi
8. Memperluas jaringan interaksi
9. Memperkuat hubungan interpersonal
10.Mudah mendapat solusi.

Anda mungkin juga menyukai