Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

Komunikasi Terapeutik Keperawatan

Self Awareness

Dosen Pengampu : Ns. Sidaria, M.Kep

DISUSUN OLEH :

Nurul Jannah

2111312023

KELAS 2A (KEL B)

TAHUN AJARAN

2021/2022
Nurul Jannah

2111312023

Kelas A2 ( Kel B)

Self Awareness Diri Sendiri dalam Hubungan Interpersonal dan Intrapersonal

1. Pengertian Self Awareness (Kesadaran Diri)

Dalam kamus bahasa Inggris self berarti diri. Self disini berisi pola pengamatan dan
penilaian yang sadar terhadap diri sendiri baik sebagai subyek maupun obyek. Isitlah Self di
dalam psikologi mempunyai dua arti, yaitu sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya
sendiri, dan suatu keseluruhan proses psikologis yang menguasai tingkah laku dan
penyesuaian diri.

Teori self menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh untuk menyelidiki gejala-gejala


dan membuat konsepsi dari hasil penyilidikan mengenai tingkah laku itu. Jadi, didalam
menunjukkan self sebagai proses, itu yang dimaksud tidak lain dari pada nama bagi
sekelompok proses.

Sedangkan Awareness adalah kesadaran, keadaan, kesiagaan, kesediaan, atau


mengetahui sesuatu kedalam pengenalan atau pemahaman peristiwa-peristiwa lingkungan
atau kejadian-kejadian internal. Secara istilah kesadaran mencakup pengertian persepsi,
pemikiran atau perasaan, dan ingatan seseorang yang aktif pada saat tertentu. Dalam
pengertian ini Awareness (kesadaran) sama artinya dengan mawas diri. Namun seperti apa
yang kita lihat, kesadaran juga mencakup persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar
disadari oleh individu hingga akhirnya perhatian terpusat. Oleh sebab itu, ada tingkatan
mawas diri (Awareness) dalam kesadaran.

Menurut konsep Suryamentaran, bahwa mawas diri adalah sebagai cara latihan Milah
Mlahake (memilah-milah) rasa sendiri dengan rasa orang lain untuk meningkatkan
kemampuan menghayati rasa orang lain sebagai manifestasi tercapainya pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian yang sehat dan sejahtera. Hasil penelitian Yosshimich mendapati
bahwa pemahaman diri melalui tahapan mawas diri mampu menunjukkan bahwa pada diri
seseorang ada elemen kunci yang sangat menentukan bahagia tidaknya seseorang, elemen ini
adalah elemen yang selalu stabil, tenang, serta damai, dan elemen-elemen yang berubah-
ubah, senantiasa berubah serta selalu berusaha menuruti keinginannya sendiri, terutama yang
berhubungan dengan semat, drajat, dan kramat.

Jika digabungkan, Self Awareness (kesadaran diri) adalah wawasan kedalam atau
wawasan mengenai alasan-alasan dari tingkah laku sendiri, pemahaman diri sendiri. Self
Awareness pada umumnya dimaknai sebagai kondisi tahu atau sadar pada diri sendiri dalam
pengertian yang mempunyai obyek secara relatif tetapi membuka dan menerima penilaian
dari kebenaran sifat individu.

Dalam memahami Self Awareness, individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk
mengerti diri, menentukan hidup, dan menghargai masalah-masalah psikisnya asalkan
konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk
aktualsasidiri.

Kesadaran diri bisa dibedakan menjadi dua, yakni :

1) Kesadaran diri publik

Orang yang memiliki kesadaran diri publik berperilaku mengarah keluar dirinya. Artinya,
tindakan-tindakannya dilakukan dengan harapan agar diketahui orang lain. Orang dengan
kesadaran publik tinggi cenderung selalu berusaha untuk melakukan penyesuaian diri dengan
norma masyarakat. Dirinya tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain.

2) Kesadaran diri pribadi.

Orang dengan kesadaran diri pribadi tinggi berkebalikan dengan kesadaran diri publik.
Tindakannya mengikuti standar dirinya sendiri. Mereka tidak peduli norma sosial. Mereka
nyaman-nyaman saja berbeda dengan orang lain. Bahkan tidak jarang mereka ingin tampil
beda. Mereka-mereka yang mengikuti berbagai kegiatan yang tidak lazim dan aneh termasuk
orang-orang yang memiliki kesadaran diri pribadi yang tinggi.

Kesadaran diri atau (self-awareness) di yakini merupan satu dari sekian kunci
keberhasilan hidup. salah satu defensi dari self-awareness menyebutkan, ada 3 hal yang harus
di kenali dan di sadari sepenuhnya.

 Pertama nilai dan tujuan yang di miliki;


 Kedua kebiasaan, gaya, kekuatan dan kelemahan diri;
 Ketiga, hubungan antara perasaan,pemikiran dan tingkah laku.

Rumus ABC;

 affect [perasaan],
 behavior [tingkah laku]
 cognition [pemikiran],

Demikian rumus ABC yang di ajukan O,keefe dan berger. Inilah aspek terakhir dari self-
awareness. Penetapan visi kesadaran akan kekuatan dan kelemahan kita,semuanya tidak akan
berarti kalau kita tidak melakukan aksi apa-apa. Di sinilah rumus.ABC.berperan.
Aktivitas yang di putuskan untuk di lakukan hendaknya mampertimbangkan ketiga
hal ini. Meski hasil analisa pemikiran mengatakan satu aktivitas akan menggantungkan, tapi
tidak akan terlaksana kalau ternyata tidak sesuai dengan hati (perasaan) atau sangat berbeda
darikebiasaan.Karena itu, harus di cari alternatif aktivitas yang menyeimbangkan ketiga hal
ini.
Demikin juga, merubah tingkah laku bangsa tidaklah mudah. Banyak contoh
kegagalan penerapan teknologi karena masyarakat tidakmau meninggalkan kebiasaan lama.
Hasil pemikiran berupa teknologi tepat guna sekalipun, belum tentu dapat
diterapkan.tanpa.pedekatan.yang.persuasif.

Self-awareness mempunyai tiga komponen ini memang penting untuk meningkatkan


prestasi kita. Baik prestasi individu, kelompok bahkan bangsa . Tentu kita tidak harus selalu
melihat ke dalam diri. Tapi mesti pula melihat faktor ekternal. Untuk itu self-awareness ini
harus di lengkapi dengan environmental-awareness, kesadaran untuk melihat kondisi
lingkunggan sekitar kita, baik itu kawan maupun lawan. Dengan demikian kita
mampu.membedakan.dan.menyadari.nya.

o Kuadran 1 (Open)

Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri dan
orang lain. Hal-hal tersebut meliputi sifat- sifat, perasaan-perasaan, dan motivasi-
motivasinya. Orang yang “Open” bila bertemu dengan seseorang akan selalu membuka diri
dengan menjabat tangan atau secara formal memperkenalkan diri bila berjumpa dengan
seseorang. Diri yang terbuka, mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri demikian
juga orang lain diluar dirinya dapat mengenalinya.

o Kuadran 2 (Blind)

Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh orang lain, tetapi tidak
diketahui oleh diri kita sendiri. Disebut “Blind” karena orang itu tidak mengetahui tentang
sifat-sifat, perasaan-perasaan dan motivasi- motivasinya sendiri padahal orang lain
melihatnya. Sebagai contoh, ia bersikap seolah- olah seorang yang sok akrab, padahal orang
lain melihatnya begitu berhati-hati dan sangat tertutup, tampak formal dan begitu menjaga
jarak dalam pergaulan. Orang ini sering disebut sebagai seseorang yang buta karena dia
tidak dapat melihat dirinya sendiri, tidak jujur dalam menampilkan dirinya namun orang lain
dapat melihat ketidak tulusannya.

o Kuadran 3 (Hidden)

Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri, tetapi
tidak diketahui oleh orang lain. Ada hal- hal atau bagian yang saya sendiri tahu, tetapi orang
lain tidak. Hal ini sering teramati, ketika seseorang menjelaskan mengenai keadaan
hubungannya dengan seseorang. “Saya ingat betul bagaimana rasanya dikhianati pada waktu
itu, padahal aku begitu mempercayainya”. Luka hati masa lalunya tidak diketahui orang lain,
tetapi ia sendiri tak pernah melupakannya.

o Kuadran 4 (Unknown)

Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang tidak diketahui, baik oleh diri kita
sendiri ataupun oleh orang lain. Johari Window atau Jendela Johari merupakan salah satu
cara untuk melihat dinamika dari self- awareness, yang berkaitan dengan perilaku, perasaan,
dan motif kita. Model yang diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham di tahun 1955 ini
berguna untuk mengamati cara kita memahami diri kita sendiri sebagai bagian dari proses
komunikasi

2. Eksplorasi Perasaan

Komunikasi therapeutic adalah suatu pengalaman bersama antara perawat-klien yang


bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien. Maksud komunikasi adalah mempengaruhi
orang lain. Kalthner ,dkk ( 1995 ) bahwa komunikasi therapeutic terjadi dengan tujuan
menolong pasien yang dilakukan oleh orang-orang yang professional dengan menggunakan
pendekatan personal berdasarkan perasaan dan emosi.didalam komunikasi therapeutic ini
harus ada unsur kepercayaan.

Komunikasi therapeutic merupakan komunikasi interpersonal, artinya komunikasi antara


orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi
orang lain secara langsung baik verbal dan non verbal ( Mulyana, 2000 )hubungan perawat-
klien yang therapeutic adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman perbaikan emosi
bagi klien.dalam hal ini, perawat memakai dirinya secara therapeutic dan memakai tehnik
komunikasi agar prilaku klien berubah kea rah yang positif seoptimal mungkin.

Analisa diri perawat adalah kemampuan perawat dalam menilai aspek-aspek yang
dimiliki dalam dirinya agar dapat melakukan kemampuan diri secara therapeutic kepada
klien. Salah satu aspek analisa kesadaran diri perawat dalam komunikasi therapeutic adalah
eksplorasi perasaan.

Eksplorasi adalah tehnik untuk menggali perasaan ,pikiran dan pengalaman klien. Hal ini
penting dilakukan karena banyak klien menyimpan rahasia batin, menutup diri atau tidak
mampu mengemukakan pendapatnya. Dengan tehnik ini memungkinkan klien untuk bebas
berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam.
Eksplorasi bertujuan untuk mencari atau menggali lebih jauh atau lebih dalam masalah
yang dialami klien ( Antai-Otong dalam Suriyani, 2005 ) tehnik ini bermamfaat pada tahap
kerja untuk mendapatkan gambaran yang detail tentang masalah yang dialami klien.terdapat 3
jenis tehnik eksplorasi yaitu :

1. Eksplorasi perasaan, yaitu tehnik untuk menggali perasaan klien yang tersimpan.
Contoh “Bisakah anda menjelaskan apa perasaan bingung yang dimaksudkan…”

2. Eksplorasi pikiran, yaitu tehnik untuk menggali ide, pikiran, dan pendapat klien.
Contoh : “ saya yakin anda dapat menjelaskan lebih lanjut ide anda tentang sekolah
sambil bekerja”

3. Eksplorasi pengalaman, yaitu keterampilan atau tehnik untuk menggali pengalaman-


pengalaman klien. Contoh : “ saya terkesan dengan pengalaman yang anda lalui,
namun saya ingin memahami lebih jauh tentang pengalaman tersebut dan
pengaruhnya terhadap pendidikan anda”.

Agar perawat dapat berperan efektif dan therapeutic, ia harus menganalisa dirinya melalui
eksplorasi perasaan. Seluruh prilaku dan pesan yang disampaikan perawat ( verbal dan non
verbal ) hendaknya bertujuan therapeutic untuk klien.dengan mengenal dan menerima diri
sendiri, perawat akan mampu mengenal dan menerima keunikan klien.analisa hubungan intim
yang therapeutic antara perawat klien perlu dilakukan untuk evaluasi perkembangan
huibungan dan menentukan tehnik dan keterampilan yang tepat dalam setiap tahap untuk
mengatasi masalah klien dengan prinsip disini dan saat ini ( here and now )

Eksplorasi perasaan yaitu mengkaji atau menggali perasaan-perasaan yang muncul


sebelum dan sesudah berinteraksi dengan orang lain , dimana eksplorasi perasaan membantu
seseorang untuk mempersiapkan objektif secara komplit dan sikap yang sangat
berpengaruh.ini menggambarkan tentang ketidakbenaran. Objektif yang komplit dan sikap
yang sangat berpengaruh dijabarkan sebagai seseorang adalah tidak responsif, kesalahan,
mudah ditemui, tidak mengenai orang tertentu dimana mutu hubungan therapeutic perawat
sangat terbuka, sadar dan kontrol diri, akal, perasaan dimana dapat membantu pasien.

Sebagai perawat, kita perlu terbuka dan sadar terhadap perasaan kita dan mengontrolnya
agar kita dapat menggunakan diri kita secara therapeutic. Jika perawat terbuka pada
perasaannya maka ia akan mendapatkan dua informasi penting, yaitu bagaimana responnya
pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien sehingga pada saat berbicara dengan
klien, perawat harus menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.bagaimana
perasaan perawat terhadap proses interaksi berpengaruh terhadap respon dan penampilannya
yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap perasaan klien ( Stuart, GW, 1998 )

Seorang perawat yang merasa cemas pada saat interaksi akan tampak pada ekspresi wajah
dan prilakunya. Kecemasan perawat ini akan membuat klien merasa tidak nyaman dan karena
adanya untuk pemindahan perasaan ( transfer feeling ) mungkin klien juga akan menjadi
cemas dan hal ini akan mempengaruhi interaksi secara keseluruhan.
Perasaan perawat merupakan tujuan penting dalam membantu pasien.perasaan merupakan
tolak ukur untuk umpan balik dan hubungan dengan orang lain,membantu orang lain.perawat
akan menggunakan perasaan-perasaanya, kurang memperhatikan kebutuhan pasien, tidak
menepati janji sehingga pasien mengalami kemunduran, distress sehingga pasien tidak mau
menemui, marah karena pasien banyak permintaan atau manipulasi dan kekuatan karena
pasien terlalu tergantung pada perawat.

Perawat harus terbuka akan perasaan pasien dan bagaimana perawat mengerti akan
pasien serta bagaimana pendekatan dengan pasien. Perasaan perawat adalah petunjuk tentang
kemungkinan nilai dari masalah pasien.

3. Kemampuan Menjadi Model


Kebiasaan yang kurang baik tentang kesehatan akan mempengaruhi keberhasilan dalam
hubungan antara perawat dan klien. Perawat tidak bisa memisahkan atau memberi batasan
yang jelas antara peran sebagai perawat dengan kehidupan pribadinya (professional) karena
perawat sebagai instrumen dalam menjalankan hubungan yang terapeutik. Jika perawat
terbuka pada perasaan fokus terhadap pasien dan mengesampingkan kehidupan pribadinya,
maka ia akan mendapat dua informasi penting yaitu bagaimana responnya pada klien dan
bagaimana penampilannya pada klien sehingga perawat mampu bekerja profesional.
Kemampuan menjadi model ini merupakan bentuk tanggung jawab perawat terhadap apa
yang disampaikan kepada klien disamping tanggung jawab profesi.
Perawat yang bisa menjadi model adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan
kehidupan pribadinya serta tidak didominasi oleh konflik, distress atau pengingkaran
(Stuart,G.W., 1998) perawat senantiasa memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang
sehat. Perawat harus bertanggung jawab terhadap perilakunya, sadar akan kelemahan, dan
kekurangannya. Perawat harus mampu memisahkan hubungan professional dan kehidupan
pribadi.

Kemampuan menjadi model :

a. Masalah pribadi dapat di selesaikan secara konstruktif


b. Ide dan fikiran yang baik jika perawat terlepas dari masalah
c. Perawat harus sadar akan kelemahan dan kekurangan

4. Panggilan Jiwa (Alttruisme)


Perawat harus menjawab pertanyaan “Mengapa saya ingin menolong orang lain?” .

Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain, ingin menolong ikhlas
tanpa pamrih. Akan tetapi perlu di perhatikan bahwa perawat merupakan profesi, karena itu
perawat perlu mendapat penghargaan atau imbalan yang sesuai. Keseimbanga antara
altruisme dengan reward akan memengaruhi bagaimana perawat menolong pasiennya.

Ciri-ciri Altruisme

Menurut Fuad Nashori mengutip Cohen yaitu ada tiga ciri altruisme, yaitu :
 Empati adalah kemampuan untuk merasakan perasaan yang dialami oleh orang lain.
 Keinginan memberi
 Keinginan untuk memberi adalah maksuthati untuk memenuhi kebutuhanorang lain.
 Sukarrela adalah apa yang diberikan itu semata-mata untuk orang lain, tidakada
kemungkinan untuk memperole imbalan.
5. Etika dan Tanggung Jawab

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan perawat harus bertanggung jawab terhadap


semua tindakan yang dilakukannya. Demikian pula dalam berkomunikasi, perawat
seharusnya bertanggung jawab atas perilakunya dan mampu mengatasi semua
kelemahannya.

6. Menghadirkan Diri Secara Terapeutik

FISIK :Berhadapan/ sikap terbuka, kontak mata, membungkuk ke arah klien, sikap terbuka,
rileks.

PSIKOLOGIS : Menunjukan penerimaan, perhatian, keikhlasan

7. Dimensi Respon dan Tindakan


Dimensi respon terdiri dari respon perawat yang ikhlas, menghargai, simpati dan
konkrit. Dimensi respon sangat penting pada awal hubungan klien untuk membina
hubungan saling percaya dan komunikasi terbuka. Respon ini terus dipertahankan
sampai pada akhir hubungan.
 Keikhlasan

Perawat menyatakan keikhlasan melalui keterbukaan, kejujuran, ketulusan dan


berperan aktif dalam hubungan dengan klien

 Menghargai
Rasa menghargai dapat diwujudkan dengan duduk diam bersama klien yang
menangis, minta maaf atas hal yang tidak disukai klien.

 Empati

Perawat memandang dalam pandangan klien, merasakan melalui perasaan klien dan
kemudian mengidentifikasi masalah klien serta membantu klien mengatasi masalah
tersebut

 Konkrit

Perawat menggunakan terminologi yang spesifik, bukan abstrak. Fungsinya yaitu,


mempertahankan respon perawat terhadap perasaan klien, memberikan penjelasan
yang akurat dan mendorong klien memikirkan masalah yang spesifik.

Dimensi Tindakan
Dimensi tindakan terdiri dari konfrontasi, kesegeraan, keterbukaan, emosional katarsis,
dan bermain peran

 KonFrontasi

Konfrontasi berguna untuk meningkatkan kesadaran klien akan kesesuaian perasaan,


sikap, kepercayaan, dan perilaku. Konfrontasi sangat diperlukan klien yang telah
mempunyai kesadaran tetapi belum merubah perilakunya.

 Kesegeraan

Perawat sensitif terhadap perasaan klien dan berkeinginan membantu dengan segera

 Keterbukaan perawat

Perawat membuka diri tentang pengalaman yang sama dengan pengalaman klien.
Tukar pengalaman ini memberi keuntungan pada klien untuk mendukung kerjasama
dan memberikan sokongan.

 16 “Emosional Catharsis”

Emosional katarsis tejadi jika klien diminta untuk bicara tentang hal yang menganggu
dirinya. Perawat harus megkaji kesiapan klien untuk mendiskusikan masalahnya. Jika
klien mengalami kesukaran dalam mengekspresikan perasaannya, perawat dapat
membantu dengan mengekspresikan perasaannya jika berada pada situasi klien.

 Bermain Peran

Bermain peran adalah melakukan peran pada situasi tertentu, ini berguna untuk
meningkatkan kesadaran dalam berhubungan dan kemampuan melihat situasi dari
pandangan orang lain. Bermain peran menjembatani antara pikiran dan perilaku
serta klien merasa bebas mempraktekan perilaku baru pada lingkungan yang nyaman

Daftar Pustaka

Anjaswarni,Tri.2016.Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta Selatan : Media Cetak


Bachri,Yaserly dan Annisa Sri Utami.2021.Vol.4.Pengaruh Edukasi Berbasis
Whastapp Terhadap Self Awareness Remaja Untuk Penerapan Pencegahan Penularan
Covid-19.Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat.
“Kesadaran Diri” https://pdfslide.net/documents/makalah-kesadaran-diri.html?
page=18 diakses pada 7 September 2022 pukul 08.00 wib.

Anda mungkin juga menyukai